Anda di halaman 1dari 11

KOMUNIKASI

PADA USIA BAYI, ANAK DAN REMAJA

Rofik Darmayanti, S.SiT.M.Kes


TEKNIK KOMUNIKASI
PADA SETIAP TINGKATAN USIA

1. Komunikasi pada Usia Bayi


2. Komunikasi pada Usia Todler
3. Komunikasi pada Usia Pra sekolah
4. Komunikasi pada Usia Sekolah
5. Komunikasi pada Usia Remaja
6. Komunikasi pada Usia Dewasa
7. Komunikasi pada Usia Lansia
Komunikasi pada Usia Bayi
Perkembangan Bayi:
 Pendengaran:
 Mulai hari ke-3-7 sudah mampu bereaksi terhadap suara.
 Beberapa hari sudah mampu membedakan suara (ibu, ayah, dll)
 Usia 5 bulan mampu melokalisasi suara ibu
 Penglihatan:
 Pada saat lahir belum berkembang sempurna,
 Setelah 1 minggu mampu merespon cahaya, shg mampu
menangkap gerak benda
 Usia 3 bulan sudah mampu melihat objek dengan jelas
 Usia 4 bulan sudah mampu mengenali objek tertentu
 Usia 6 bulan sudah mampu mengidentifikasi warna
Komunikasi pada Usia Bayi
Perkembangan Bayi:
Penciuman dan pengecap: sudah cukup peka
thd rasa. Bisa membedakan ASI dengan yang lain.
Perabaan: kulit bayi sangat peka thd rangsangan
Wicara:
 Kemampuan bicara pd tahun pertama muncul
dalam 3 bentuk: menangis, merengek, gerak-gerik
 Usia 2-3 bulan: mulai menggunakan kata yg tidak
jelas
Komunikasi pada Usia Bayi
Usahakan memenuhi kebutuhan bayi secepat mungkin.
Gunakan komunikasi non-verbal: mengelus, menyentuh, menggenggam
dan gerakan (mengayun) utk memberikan kenyamanan dan menenangkan.
Berbicaralah dengan suara yang lembut dan sering tersenyum.
Pertahankan agar orang tua berada dekat bayi. Libatkan orang tua saat
proses perawatan.
Berkomunikasilah dengan bermain (cilukba, mainan berbunyi).
Hindari stimulasi berlebihan.

Tujuan berkomunikasi dengan bayi, yaitu:


1. Memberi rasa aman pada bayi.
2. Memenuhi kebutuhan bayi akan kasih sayang, dan
3. Melatih bayi mengembangkan kemampuan bicara, mendengar, dan
menerima rangsangan.
Komunikasi pada Usia Todler
Panggil anak sesuai nama yang digunakan.
Gunakan pesan yang pendek dan jelas.
Ijinkan mobilitas, duduk, berjalan, setelah prosedur.
Memberi tahu apa yang terjadi pada dirinya,
Memberi kesempatan pada mereka untuk menyentuh alat
pemeriksaan yang akan digunakan,
Menggunakan nada suara bicara lambat, jika tidak dijawab harus
diulang lebih jelas dengan pengarahan sederhana,
Hindarkan sikap mendesak untuk dijawab seperti kata-kata “jawab
dong”,
Memberikan mainan saat komunikasi dengan maksud anak mudah
diajak komunikasi.
Perilaku protes yang dilakukan anak (seperti tantrum/mengamuk)
dapat digunakan untuk mengatasi tekanan/stres pada anak.
Komunikasi pada Usia Pra-Sekolah
Kemampuan panca indra telah dianggap sempurna,
walau pengucapan dan perbendaharaan kata belum
memadai  Namun anak mampu menerima bentuk
rangsangan dari orang lain
Tujuan komunikasi pada usai pra-sekolah:
 Melatih ketrampilan penggunaan panca indra
 Meningkatkan ketrampilan kognitif, afektif, dan
psikomotor
 Sebagai bentuk pembelajaran dan permainan dalam
melakukan hubungan dengan orang lain
 Mengembangkan konsep diri
Komunikasi pada Usia Pra-Sekolah
Anak hanya memahami kalimat yang pendek, sederhana, dan konkrit.
Posisi yang baik pada saat berbicara pada anak adalah: jongkok, duduk
di kursi kecil, atau berlutut  pandangan mata sejajar dengan anak.
Berbicaralah dengan suara yang lembut dan bernada rendah.
Pertahankan kontak mata, jika dapat diterima.
Berikan pujian atas apa yang telah dicapainya. Anak ingin ditanya ttg
hal-hal yang sudah mereka mampu.
Orang tua atau perawat harus konsisten dalam berkomunikasi
(verbal/nonverbal) sesuai situasi saat itu (misal tidak tertawa saat anak
mengalami kesakitan karena tindakan tertentu)
Pada usia ini, anak mengalami “stranger anxiety”: takut dengan orang
baru.
Jelaskan intervensi menggunakan permainan atau imajinasi.
Anak belajar memperhatikan pesan verbal dan non-verbal.
Komunikasi pada Usia Sekolah
 Anak sudah memahami penjelasan sederhana dan mendemonstrasikan.
 Arah pertanyaan: mengapa, bagaimana, untuk apa sesuatu dilakukan
 Berikan kesempatan untuk  bertanya
 Bila perlu beri kesempatan untuk mencoba melakukannya.
 Gunakan beberapa kosa kata anak dalam penjelasan.
 Buatlah gambar untuk mendemonstrasikan prosedur/anatomi
 Hargai privasi anak. Mungkin ada topik pembicaraan yang tidak ingin
didiskusikan.
 Sangat memperhatikan keutuhan tubuh,  takut terluka,  perlu pendekatan
sampai anak dapat mengungkapkan perasaan kecemasannya turun.
  Anak dengan kecemasan tinggi dapat dialihkan dgn: berbicara dan
menghadirkan orang terdekat
 Anak yang lebih besar mampu berpikir kongkrit  dapat berkomunikasi
lebih baik.
Komunikasi pada Usia Remaja
memberi perhatian, luangkan waktu untuk BHSP
mendengarkan ungkapan remaja
menghargai dan terbuka terhadap pendapat yang disampaikan
hindari menghakimi/mengkritik dengan tajam
hargai keberadaan identitas diri dan harga dirinya
Tunjukkan ekspresi wajah yang bersahabat dengannya
Jangan memotong pembicaraan saat anak sedang
mengekspresikan pikiran dan perasaannya
Hormati privasinya. Yakinkan akan kerahasiaannya.
Beri dukungan pada apa yang telah dicapainya secara positif
dengan memberikan penguatan positif  (pujian).
Dukung, tapi tidak memaksa

Anda mungkin juga menyukai