2. Komunikasi pada Usia Todler 3. Komunikasi pada Usia Pra sekolah 4. Komunikasi pada Usia Sekolah 5. Komunikasi pada Usia Remaja 6. Komunikasi pada Usia Dewasa 7. Komunikasi pada Usia Lansia Komunikasi pada Usia Bayi Perkembangan Bayi: Pendengaran: Mulai hari ke-3-7 sudah mampu bereaksi terhadap suara. Beberapa hari sudah mampu membedakan suara (ibu, ayah, dll) Usia 5 bulan mampu melokalisasi suara ibu Penglihatan: Pada saat lahir belum berkembang sempurna, Setelah 1 minggu mampu merespon cahaya, shg mampu menangkap gerak benda Usia 3 bulan sudah mampu melihat objek dengan jelas Usia 4 bulan sudah mampu mengenali objek tertentu Usia 6 bulan sudah mampu mengidentifikasi warna Komunikasi pada Usia Bayi Perkembangan Bayi: Penciuman dan pengecap: sudah cukup peka thd rasa. Bisa membedakan ASI dengan yang lain. Perabaan: kulit bayi sangat peka thd rangsangan Wicara: Kemampuan bicara pd tahun pertama muncul dalam 3 bentuk: menangis, merengek, gerak-gerik Usia 2-3 bulan: mulai menggunakan kata yg tidak jelas Komunikasi pada Usia Bayi Usahakan memenuhi kebutuhan bayi secepat mungkin. Gunakan komunikasi non-verbal: mengelus, menyentuh, menggenggam dan gerakan (mengayun) utk memberikan kenyamanan dan menenangkan. Berbicaralah dengan suara yang lembut dan sering tersenyum. Pertahankan agar orang tua berada dekat bayi. Libatkan orang tua saat proses perawatan. Berkomunikasilah dengan bermain (cilukba, mainan berbunyi). Hindari stimulasi berlebihan.
Tujuan berkomunikasi dengan bayi, yaitu:
1. Memberi rasa aman pada bayi. 2. Memenuhi kebutuhan bayi akan kasih sayang, dan 3. Melatih bayi mengembangkan kemampuan bicara, mendengar, dan menerima rangsangan. Komunikasi pada Usia Todler Panggil anak sesuai nama yang digunakan. Gunakan pesan yang pendek dan jelas. Ijinkan mobilitas, duduk, berjalan, setelah prosedur. Memberi tahu apa yang terjadi pada dirinya, Memberi kesempatan pada mereka untuk menyentuh alat pemeriksaan yang akan digunakan, Menggunakan nada suara bicara lambat, jika tidak dijawab harus diulang lebih jelas dengan pengarahan sederhana, Hindarkan sikap mendesak untuk dijawab seperti kata-kata “jawab dong”, Memberikan mainan saat komunikasi dengan maksud anak mudah diajak komunikasi. Perilaku protes yang dilakukan anak (seperti tantrum/mengamuk) dapat digunakan untuk mengatasi tekanan/stres pada anak. Komunikasi pada Usia Pra-Sekolah Kemampuan panca indra telah dianggap sempurna, walau pengucapan dan perbendaharaan kata belum memadai Namun anak mampu menerima bentuk rangsangan dari orang lain Tujuan komunikasi pada usai pra-sekolah: Melatih ketrampilan penggunaan panca indra Meningkatkan ketrampilan kognitif, afektif, dan psikomotor Sebagai bentuk pembelajaran dan permainan dalam melakukan hubungan dengan orang lain Mengembangkan konsep diri Komunikasi pada Usia Pra-Sekolah Anak hanya memahami kalimat yang pendek, sederhana, dan konkrit. Posisi yang baik pada saat berbicara pada anak adalah: jongkok, duduk di kursi kecil, atau berlutut pandangan mata sejajar dengan anak. Berbicaralah dengan suara yang lembut dan bernada rendah. Pertahankan kontak mata, jika dapat diterima. Berikan pujian atas apa yang telah dicapainya. Anak ingin ditanya ttg hal-hal yang sudah mereka mampu. Orang tua atau perawat harus konsisten dalam berkomunikasi (verbal/nonverbal) sesuai situasi saat itu (misal tidak tertawa saat anak mengalami kesakitan karena tindakan tertentu) Pada usia ini, anak mengalami “stranger anxiety”: takut dengan orang baru. Jelaskan intervensi menggunakan permainan atau imajinasi. Anak belajar memperhatikan pesan verbal dan non-verbal. Komunikasi pada Usia Sekolah Anak sudah memahami penjelasan sederhana dan mendemonstrasikan. Arah pertanyaan: mengapa, bagaimana, untuk apa sesuatu dilakukan Berikan kesempatan untuk bertanya Bila perlu beri kesempatan untuk mencoba melakukannya. Gunakan beberapa kosa kata anak dalam penjelasan. Buatlah gambar untuk mendemonstrasikan prosedur/anatomi Hargai privasi anak. Mungkin ada topik pembicaraan yang tidak ingin didiskusikan. Sangat memperhatikan keutuhan tubuh, takut terluka, perlu pendekatan sampai anak dapat mengungkapkan perasaan kecemasannya turun. Anak dengan kecemasan tinggi dapat dialihkan dgn: berbicara dan menghadirkan orang terdekat Anak yang lebih besar mampu berpikir kongkrit dapat berkomunikasi lebih baik. Komunikasi pada Usia Remaja memberi perhatian, luangkan waktu untuk BHSP mendengarkan ungkapan remaja menghargai dan terbuka terhadap pendapat yang disampaikan hindari menghakimi/mengkritik dengan tajam hargai keberadaan identitas diri dan harga dirinya Tunjukkan ekspresi wajah yang bersahabat dengannya Jangan memotong pembicaraan saat anak sedang mengekspresikan pikiran dan perasaannya Hormati privasinya. Yakinkan akan kerahasiaannya. Beri dukungan pada apa yang telah dicapainya secara positif dengan memberikan penguatan positif (pujian). Dukung, tapi tidak memaksa