Anda di halaman 1dari 5

IDE MATERI VIDEO “DETEKSI DINI GANGGUAN PERKEMBANGAN BICARA

DAN BAHASA PADA BALITA”

1. Defenisi (ide dari Rani Vica Zuliani)


Gangguan perkembangan bicara dan bahasa adalah suatu kondisi ketika anak atau
individu mengalami kesulitan dalam memperoleh dan menggunakan bahasa karena
adanya defisit atau kekurangan dalam memahami atau memproduksi kosa kata, struktur
kalimat, dan wacana atau percakapan. Seseorang yang mengalami gangguan bahasa
menunjukkan adanya gangguan dalam memahami serta menggunakan lambang atau
simbol bahasa, baik secara lisan maupun tulisan, sehingga menghambat kemampuannya
untuk berkomunikasi dengan lingkungannya.
Bahasa dibagi menjadi dua jenis yaitu bahasa ekspresif dan bahasa reseptif:
1) Bahasa ekspresif adalah kemampuan untuk berkomunikasi secara simbolis, baik
visual (menulis, memberi tanda) atau auditoris. Contoh: anak mampu mengutarakan
perasaannya dengan kata-kata atau tulisan, anak dapat mengungkapkan kata dan
kalimat dengan urutan yang sesuai dan dimengerti orang lain.
2) Bahasa reseptif adalah kemampuan untuk mengerti apa yang dilihat dan apa yang
didengar. Contoh: anak mengerti ketika diinstruksikan untuk melakukan sesuatu oleh
orang lain, misalnya mengambil mainan, merapikan mainan, diam, duduk, dan lain-
lain.

2. Penyebab keterlambatan perkembangan bahasa (Ide dari Restia Resa Harahap)


a) Faktor Medis
faktor medis yang paling banyak berperan dalam kesulitan belajar bahasa adalah tidak
atau kurang berfungsinya system syaraf pusat yang disebabkan oleh adanya cidera
atau memar. Cidera atau memar pada otak dapat terjadi karena berbagai kejadian
seperti trauma ketika ibu sedang mengandung, penggunaan obat berlebihan, kelahiran
muda ( premature ), benturan fisik, struk dan keracunan
b) Kondisi fisiologis
Yang dimaksud dengan kondisi fisiologis adalah kemampuan dari organ-organ yang
terkait dalam menjalankan fungsinya untuk mendukung terhadap kelancaran anak
dalam meniti tugas perkembangan bicara dan bahasanya. Organ-organ tersebut
meliputi susunan syaraf ( syaraf senso-motoris ), kondisi organ pendengaran dan
organ bicara.
c) Kondisi lingkungan
Lingkungan keluarga hendaknya menciptakan situasi yang kondusif, untuk
memberikan kontribusi positif bagi perkembangan bicara dan bahasa anak. Peran
aktif orang tua atau keluarga dalam memberikan stimulasi verbal, dapat mendorong
anak untuk lebih meningkatkan kualitas atau kuantitas kemampuan bicara dan
bahasanya.

3. Jenis-jenis gangguan bicara (Ide dari Rosa Sonia Rahmawati)

a) Disartria: Disartria merupakan kelainan pada sistem saraf, sehingga


memengaruhi otot yang berfungsi untuk berbicara. Gejala disartria meliputi suara
serak, nada bicara yang monoton, berbicara terlalu cepat atau terlambat, bicara
cadel, tidak mampu bicara dengan volume yang keras, kesulitan dalam
menggerakkan lidah maupun otot-otot wajah, dan kesulitan dalam menelan
karena air liur keluar secara tidak terkontrol.
b) Apraksia: Apraksia merupakan gangguan saraf pada otak yang membuat anak
kesulitan dalam mengkoordinasi otot yang digunakan saat berbicara. Anak
dengan kondisi ini mengetahui apa yang ingin dikatakan, tetapi kesulitan untuk
berbicara.
c) Gagap: Gagap adalah gangguan bicara berupa pengulangan yang tidak disengaja,
memperpanjang suara dan ragu-ragu atau berhenti sebelum berbicara. Penyebab
pasti gagap pada anak belum diketahui. Namun, anak-anak yang memiliki
keluarga yang gagap memiliki risiko 3 kali lebih tinggi untuk mengembangkan
gangguan bicara tersebut.
d) Fragile X Syndrome (FXS): Ini adalah kelainan genetik bawaan yang
merupakan penyebab paling umum dari cacat intelektual bawaan pada anak laki-
laki serta autisme.
4. Redflag Keterlambatan Perkembangan Bicara dan Bahasa ( Ide dari Rita
Yuliansari)
Bayi 0-12 bulan
Bayi berkomunikasi melalui tangisan, senyuman, dan gerakan tubuh. Red flag pada
usia ini dapat mencakup:
1. Ketidakresponsifan terhadap suara atau stimulus lingkungan.
2. Tidak melakukan kontak mata dengan orang dewasa.
3. Ketidakmampuan untuk merespons suara atau kata-kata sederhana.
Balita 1-2 Tahun
Pada usia ini, anak mulai mengembangkan kemampuan bicara. Red flag pada balita
dapat meliputi:
1. Tidak menggunakan kata-kata sederhana seperti "mama" atau "papa".
2. Keterlambatan besar dalam penggunaan bahasa tubuh atau ekspresi wajah.
3. Tidak mengerti atau menunjukkan ketidakmampuan untuk mengikuti arahan
sederhana.
Usia 3-5 tahun:
Anak prasekolah mulai memperluas kosa kata dan kalimat mereka. Red flag pada usia
ini dapat mencakup:
1. Kesulitan dalam mengucapkan suara atau kata-kata secara jelas.
2. Kesulitan mengikuti percakapan sederhana.
3. Keterlambatan besar dalam memahami dan menggunakan kalimat yang lengkap.

5. Stimulasi Perkembangan Perkembangan Bicara dan Bahasa (ide dari Rizky Ayu
Putriani)
Metode Stimulasi terhadap Perkembangan Bahasa pada Anak
 Sering Ajak Anak Ngobrol

Sering mengajak si Kecil ngobrol bisa menjadi salah satu cara mengoptimalkan
kemampuan bahasa anak usia 1 tahun. Sebaiknya, Bunda dan Ayah selalu
mengajak anak berkomunikasi sesering dan sedini mungkin agar ia terbiasa
mendengarkan kata-kata. Misalnya, ketika menyuapi anak, Bunda bisa
membicarakan makanan apa yang Bunda masak, ada warna dan bentuk apa saja di
dalam makanan tersebut. Kemudian, Bunda dapat membuat percakapan dengan
meniru suara-suara yang dikeluarkannya (misalnya papa dan mama), merespon
perkataannya walaupun Bunda tak mengerti apa yang dikatakan, serta
berkomunikasi dengan gestur atau gerakan badan. Jangan untuk sering
memberikan senyuman dan memandanginya, serta sentuhan seperti pelukan,
gendongan, dan gestur yang menunjukkan rasa sayang lainnya pada si Kecil.

 Menanyakan Pertanyaan Sederhana

Jika si Kecil sudah berusia 2-3 tahun, Bunda bisa membuat anak dapat menjawab
pertanyaan yang dimulai dengan siapa, apa, dan di mana. Jadi, Bunda dan si
Kecil sudah bisa berdialog secara bergantian. Pancing juga anak bicara dengan
memberinya pilihan sebagai tahapan awal. Pastikan pilihan yang Bunda berikan
sama baik dan bermanfaat. Misalkan, “Adik mau berenang atau main sepeda?”
Ajak anak untuk memberi alasan dari pilihan yang dia tentukan.

 Beri Instruksi Sederhana


Mengarahkan anak dengan instruksi sederhana merupakan salah satu cara untuk
menstimulasi perkembangan anak usia 2 tahun.

Bunda dan Ayah bisa memberi sederet instruksi sederhana yang mudah
dipahami anak, misalnya mengembalikan mainan ke tempatnya, membuang
sampah, atau menaruh pakaian kotor ke dalam keranjang.

 Bacakan Buku Cerita

Membacakan buku cerita secara rutin bisa menjadi salah satu cara stimulasi
keterampilan bahasa sekaligus kognitif anak usia dini. Bunda dan Ayah
bisa membacakan buku cerita bergambar ukuran besar yang berwarna-warni,
buku dengan gambar yang muncul (fitur pop up) atau gambar 3 dimensi,
serta buku dengan gambar ilustrasi yang bertekstur untuk menarik perhatian
bayi. Libatkan bayi dengan membiarkannya membolak-balikkan halaman
buku yang sudah dibaca, atau menyentuh gambar timbul yang berilustrasi
dalam buku. Bunda juga bisa mulai mengajarkan si Kecil nama dari gambar-
gambar yang ada dalam buku. Misalkan, menunjukkan gambar mobil, dan
menyebutkan “mobil”. Lalu, ajak si Kecil mengulanginya

6. Penanganan dalam gangguan bicara bahasa (Ide dari Rina Trislianti Hidayat)
a) Terapi bicara, terapi bicara biasanya menggunakan audio atau video, terapi bicara
anak-anak biasanya menggunakan pendekatan bermain, boneka, bermain peran,
memasangkan gambar atau kartu
b) Terapi oral motorik, terapi ini menggunakan Latihan yang tidak melibatkan
proses bicara, seperti meniup balon, minum menggunakan sedotan, dan meniup
terompet
c) Terapi intonasi melodi, yaitu terapi yang menggunakan music atau melodi
biasanya bertempo lambat, bersifat lirik, dan mempunyai tekanan yang berbeda

7. Aplikasi Yang dapat digunakan untuk memantau tumbang anak termasuk


perkembangan bahasa (Ide dari Rahma Amalyah)
Primaku merupakan pelopor aplikasi tumbuh kembang anak yang didukung penuh
oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) serta memiliki berbagai fitur lengkap
untuk memudahkan para oran tua dalam memonitor pertumbuhan, perkembangan dan
kesehatan anak dengan mudah. Di dalam aplikasi Primaku terdapat fitur yang dapat
digunakan orangtua untuk melakukan screening perkembangan bicara dan bahasa
pada anak.

Anda mungkin juga menyukai