B. Data Obyektif :
1. Kemampuan menggunakan kata-kata.
2. Masalah khusus dalam berbahasa seperti (menirukan, gagap,
hambatan bahasa, malas bicara).
3. Kemampuan dalam mengaplikasikan bahasa.
4. Umur anak.
5. Kemampuan membuat kalimat.
6. Kemampuan mempertahankan kontak mata.
7. Kehilangan pendengaran (Kerusakan indra pendengaran).
8. Gangguan bentuk dan fungsi artikulasi.
9. Gangguan fungsi neurologis.
2.1.3 Pemeriksaan Penunjang
BERA (Brainstem Evoked Response Audiometry) merupakan cara
pengukuran evoked potensial (aktivitas listrik yang dihasilkan saraf
VIII, pusat-pusat neural dan traktus di dalam batang otak) sebagai
respon terhadap stimulus auditorik.
Pemeriksaan audiometrik
Pemeriksaan audiometrik diindikasikan untuk anak-anak yang
sangat kecil dan untuk anak-anak yang ketajaman
pendengarannya tampak terganggu. Ada 4 kategori pengukuran
dengan audiometrik:
a) Audiometrik tingkah laku, merupakan pemeriksaan pada anak
yang dilakukan dengan melihat respon dari anak jika diberi
stimulus bunyi. Respon yang diberikan dapat berupa menoleh
ke arah sumber bunyi atau mencari sumber bunyi. Pemeriksaan
dilakukan di ruangan yang tenang atu kedap suara dan
menggunakan mainan yang berfrekuensi tinggi. Penilaian
dilakukan terhadap respon yang diperlihatkan anak.
b) Audiometrik bermain, merupakna pemeriksaan pada anak yang
dilakukan sambil bermain, misalnya anak diajarkan untuk
meletakkan suatu objek pada tempat tertentu bila dia
mendengar bunyi. Dapat dimulai pada usia 3-4 tahun bila anak
cukup kooperatif.
c) Audiometrik bicara. Pada tes ini dipakai kata-kata yang
sudah disusun dalam silabus pada daftar yang disebut:
phonetically balance word LBT (PB List). Anak diminta untuk
mengulangi kata-kata yang didengar melalui kaset tape
recorder. Pada tes ini dilihat apakah anak dapat membedakan
bunyi s, r, n, c, h, ch. Guna pemeriksaan ini adalah untuk
menilai kemampuan anak dalam berbicara sehari-hari dan
untuk menilai pemberian alat bantu dengar (hearing aid).
d) Audiometri objektif, biasanya memerlukan teknologi khusus.
CT scan kepala untuk mengetahui struktur jaringan otak,
sehingga didapatkan gambaran area otak yanga abnormal.
Timpanometri digunakan untuk mengukur kelenturan
membrane timpani dan system osikuler.
Selain tes audiometrik, bisa juga digunakan tes intelegensi.
Paling dikenal yaitu skala Wechsler, yang menyajikan 3
skor intelegen, yaitu IQ verbal, IQ performance, IQ
gabungan:
Skala intelegensi Wechsler untuk anak III: penyelesaian
susunan gambar. Tes ini terdiri dari satu set gambar-gambar
objek yang umum, seperti gambar pemandangan. Salah satu
bagian yang penting dihilangkan dan anak diminta untuk
mengidentifikasinya. Respon dinilai sebagai salah atau
benar.
2.2 Diagnosa Keperawatan yang mungkin muncul
Diagnosa 1 : Kesiapan meningkatkan komunikasi
2.2.1 Definisi
Pola pertukaran informasi dan ide dengan orang lain yang adekuat
untuk memenuhi kebutuhan dan tujuan hidup seseorang serta dapat
ditingkatkan.
2.2.2 Batasan karakteristik
Subjektif
- mengungkapkan kepuasan dengan kemampuan untuk berbagi
informasi dan ide dengan orang lain.
Objektif
- Mampu untuk berbicara atau menulis dalam suatu bahasa
- Mengungkapkan pikiran dan perasaan
- Mengungkapkan keinginan untuk meningkatkan komunikasi
- Membentuk kata, fase, dan kalimat
- Menggunakan dan menerjemahkan isyarat non verbal dengan
sesuai.
2.2.3 Faktor yang berhubungan
Tidak ada
2.3 Perencanaan
Diagnosa 1 : Kesiapan meningkatkan komunikasi
2.3.1 Tujuan dan kriteria hasil (outcomes criteria) : Berdasarkan NOC
Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan pasien dapat
memperlihatkan komunikasi, yang dibuktikan oleh indikator berikut:
- Menggunakan bahasa tertulis,lisan, atau nonverbal
- Menggunakan bahasa isyarat
- Menggunakan foto dan gambar
- Merespon pesan yang telah diterima
- Bertukar pesan secara akurat dengan orang lain
Kriteria hasil :
- Komunikasi : Penerimaan, interprestasi, dan ekspresi pesan verbal,
tertulis, dan nonverbal.
- Komunikasi ekspresif : Ekspresi pesan verbal dan non verbal yang
bermakna
- Komunikasi reseptif : Penerimaan dan interprestasi pesan verbal
dan nonverbal
2.3.2 Intervensi keperawatan dan rasional : berdasarkan NIC
- Penurunan ansietas
- Latihan asertif
- Peningkatan komunikasi
- Pembinaan hubungan yang kompleks
- Peningkatan sosialisasi
Banjarmasin,.........................2016
Preseptor Akademik Preseptor Klinik
(.................................................) (.....................................................)