Anda di halaman 1dari 24

BLOK 14.

KEPERAWATAN JIWA

MENETAPKAN PERMASALAHAN : LO

1. PENGERTIAN SUBSTANCE RELATATE DISORDER (GANGGUAN PENYALAHGUNAAN ZAT)

2. RENTANG RESPON PENYALAHGUNAAN ZAT

3. MASALAH KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL PADA PENYALAHGUNAAN ZAT

4. MACAM MACAM PENYALAHGUNAAN ZAT

5. HALUSINOGEN DAN TENSILIDIN RELATE DISORDER

6. GANGGUAN PENYALAHGUNAAN INHALASI

7. AMFETAMIN RELATE DISORDER ( PENYALAHGUNAAN FETAMIN )

Substance Related Disorder

Learning Objective :

1. Pengertian substance related disorder


2. Rentang respon dimensi zat kimia
3. Masalah keperawatan yg mungkin muncul pada SRD
4. Macam macam Substance Related Disorder.
5. Halucinogen dan Phencyclidine related disorder
6. Inhalant related disorder
7. Amphetamin related disorder
1. Pengertian Substance Related Disorder
 Substance abuse disorder atau penyalahgunaan zat adalah keadaan ketika seseorang
menggunakan obat maupun zat yang tidak legal, obat yang diresepkan atau bahkan obat
yang dapat dibeli sendiri di apotek dengan dosis yang tidak sesuai.
 Substance abuse disorder dapat juga disebut sebagai keadaan ketika seseorang
mengonsumsi alkohol, obat yang diresepkan, dan atau obat legal lain terlalu banyak
daripada dosis yang dianjurkan.
 Orang dengan substance abuse disorder dapat berhenti atau mengubah kebiasaannya.
Lain halnya dengan adiksi atau ketergantungan zat. Adiksi adalah suatu penyakit yang
membuat seseorang sangat sulit lepas dari ketergantungannya.
 Zat yang sering disalahgunakan oleh orang dengan substance abuse disorder antara lain:
rokok dan produk mengandung tembakau lainnya, mariyuana, kokain, dan alkohol.
 Selain zat di atas, orang juga dapat menyalahgunakan obat yang diresepkan seperti obat
penghilang nyeri golongan opioid, obat untuk Attention Deficit Hyperactive Disorder
(ADHD), dan obat untuk gangguan cemas.
Gangguan terkait zat melibatkan obat-obatan yang secara langsung mengaktifkan sistem
penghargaan otak. Aktivasi sistem penghargaan biasanya menyebabkan perasaan senang;
perasaan-perasaan menyenangkan tertentu yang ditimbulkan sangat bervariasi tergantung pada
obat. Obat-obatan ini dibagi menjadi 10 kelas berbeda yang memiliki mekanisme farmakologis
yang berbeda, meskipun tidak sepenuhnya berbeda. Kelas obat termasuk :
 Alkohol
 Kafein
 Ganja
 Halusinogen (misalnya, LSD, phencyclidine , psilocybin)
 Inhalansia (hidrokarbon yang mudah menguap [mis. Pengencer cat, lem tertentu])
 Opioid (mis. Fentanyl , morfin , oksikodon )
 Obat penenang, hipnotik, dan ansiolitik (misalnya, lorazepam , secobarbital )
 Stimulan (mis. Amfetamin , kokain )
 Tembakau
 Lainnya (mis., Steroid anabolik )
Klasifikasi ini tidak didasarkan pada apakah obat itu legal (mis., Alkohol, kafein), ilegal (mis.,
Halusinogen), atau tersedia dengan resep dokter (mis. Morfin , lorazepam ). Rincian spesifik
mengenai obat ini dan efek mereka dibahas di tempat secara otomatis (manual).

Istilah "narkotika" adalah istilah hukum dan bahasa sehari-hari. Awalnya, itu merujuk pada obat-
obatan yang menyebabkan narkosis (ketidaksensitifan atau pingsan), terutama obat-obatan
opioid (misalnya, opium, turunan opium). Namun, istilah ini saat ini digunakan dengan sangat
tidak konsisten (misalnya, pemerintah AS mengklasifikasikan kokain obat stimulan sebagai
narkotika) sehingga istilah tersebut memiliki sedikit makna ilmiah atau medis
Tanda dan gejala substance abuse disorder :
Ketika Anda pertama kali menggunakan obat tertentu, Anda mungkin mengira dapat
mengontrol seberapa banyak obat yang Anda pakai.
Namun semakin sering mengonsumsi obat, Anda akan semakin membutuhkan dosis yang lebih
besar untuk mendapatkan efek yang sama. Untuk orang tertentu, hal ini dapat berlanjut
menjadi adiksi.
Tanda seseorang mungkin mengalami substance abuse disorder adalah gejala-gejala psikis
seperti :
1. Hilangnya minat pada hal yang dahulu disukai
2. Masalah dalam interaksi sosial atau pertemanan
3. Berhenti menjaga atau memelihara diri sendiri
4. Lebih sering menghabiskan waktu seorang diri
5. Makan lebih banyak atau lebih sedikit dari biasanya
6. Siklus tidur berantakan
7. Mengalami masalah dalam pekerjaan atau keluarga
8. Sering mengalami perubahan emosi secara cepat
9. Sering merasa kebingungan
10. Sering melakukan kekerasan
11. Sangat marah bila dikonfrontasi tentang penyalahgunaan obat
12. Sering beralasan atau berbohong demi menggunakan obat
Penyebab substance abuse disorder
Penyebab pasti substance abuse disorder tidak diketahui pasti namun diperkirakan faktor-faktor
berikut turut andil menyebabkan penyalahgunaan zat :
1. Faktor keturunan atau genetik
2. Mekanisme kerja obat
3. Faktor psikis seperti tekanan dari orang-orang sekitar, stres emosional, kecemasan,
depresi, dan stress lingkungan
Selain itu substance abuse disorder juga sering ditemukan bersamaan dengan gangguan
kejiwaan tertentu seperti depresi, gangguan hiperaktif dan pemusatan perhatian (ADHD), stres
pascatrauma, dan gangguan kejiwaan lainnya.
Pola hidup yang berantakan dan kurangnya percaya diri juga dapat menyebabkan substance
abuse disorder.
Anak-anak yang tumbuh melihat orangtuanya menyalahgunakan zat juga berisiko lebih tinggi
mengalami substance abuse disorder di kemudian hari.

Diagnosis substance abuse disorder :


Ketika Anda berkonsultasi ke dokter dengan gejala seperti di atas, maka dokter terlebih dahulu
akan menanyakan secara rinci apa saja keluhan dan riwayat penyakit Anda selama ini.
Bila dokter mencurigai substance abuse disorder, dokter akan menganjurkan pemeriksaan kadar
obat dalam darah dan urine.

Cara mengobati substance abuse disorder :


Substance abuse disorder adalah hal yang serius dan tidak gampang diobati. Tatalaksana diawali
dengan mengenali masalahnya.
Zat yang disalahgunakan dianjurkan dihentikan secara perlahan atau dapat dihentikan langsung.
Dalam proses lepas dari obat yang selama ini disalahgunakan, penderita substance abuse
disorder sangat membutuhkan dukungan secara fisik dan emosional
Pilihan pengobatan untuk substance abuse disorder antara lain :
1. Bila mengalami overdosis obat, segera ke unit emergensi rumah sakit untuk
mendapatkan pertolongan.
2. Detoksifikasi dapat dilakukan pada orang dengan substance abuse disorder yang stabil.
Detoksifikasi dapat dilakukan di lingkungan khusus seperti pusat rehab yang mengharuskan
penderitanya menetap dalam suatu waktu atau juga bisa dilakukan di rumah.
3. Pada kasus tertentu, penderita substance abuse disorder diberikan obat yang
mekanisme kerjanya sama dengan obat yang selama ini disalahgunakan untuk menghindari efek
lepas obat.
Selain langkah seperti di atas, dukungan dari keluarga dan teman juga sangat penting bagi
penderita substance abuse disorder agar tidak kembali menyalahgunakan obat lain.
Dianjurkan bagi orang dengan substance abuse disorder untuk bergabung dalam komunitas
sosial. Keberhasilan lepas dari penyalahgunaan zat meningkat bila bergabung dalam kelompok
dukungan sosial.
Dukungan sosial ini akan membantu orang yang mengalami substance abuse disorder merasa
tidak sendirian dan membantu mengurangi rasa malu dan intimidasi yang dapat membuat
mereka menyalahgunakan zat lagi.

Cara mencegah substance abuse disorder :


Edukasi tentang penyalahgunaan obat sangat berguna untuk anak-anak. Orangtua dapat
memberikan edukasi kepada anak-anak mereka tentang penyalahgunaan zat sedari dini untuk
mencegah substance abuse disorder di kemudian hari.
2. Rentang respon dimensi zat kimia
3. Masalah keperawatan yg mungkin muncul pada SRD
 Gangguan Sensori/Persepsi
Dapat dihubungkan dengan :
Gangguan Kimiawi : eksogen (stimulan atau depresi SSP, obat-obatan yang dapat mengganggu
pikiran)
Gangguan penerimaan, transmisi, dan/atau integrasi sensorik : gangguan status organ sensorik
 Ketakutan/Ansietas
Dapat dihubungkan dengan :
Delusi paranoid berhubungan dengan penggunaan stimulant
 NUTRISI : perubahan, kurang dari kebutuhan tubuh
Dapat dihubungkan dengan :
Anoreksia (penggunaan stimulant)
Kurangnya/tidak tepatnya penggunaan sumber dana
 GANGGUAN POLA TIDUR
Faktor resiko meliputi :
Perubahan sensori SSP : faktoe eksternal (penggunaan stimulant), faktor internal (stress
psikologis)

4. Klasifikasi gangguan terkait zat


Gangguan terkait zat biasanya dibagi menjadi :
1. Gangguan yang diinduksi zat
2. Gangguan penggunaan zat

Gangguan yang diinduksi zat melibatkan efek langsung obat, biasanya termasuk :
 Kemabukan
 Penarikan
 Gangguan mental yang diinduksi zat

Gangguan penggunaan zat melibatkan pola perilaku patologis di mana pasien terus
menggunakan suatu zat meskipun mengalami masalah yang signifikan terkait dengan
penggunaannya. Mungkin juga ada manifestasi fisiologis, termasuk perubahan sirkuit otak.
Istilah umum "kecanduan," "penyalahgunaan," dan "ketergantungan" terlalu longgar dan sangat
bervariasi untuk menjadi sangat berguna dalam diagnosis sistematis; "gangguan penggunaan
narkoba" lebih komprehensif dan memiliki konotasi negatif yang lebih sedikit.
Obat-obatan di 10 kelas bervariasi dalam seberapa besar kemungkinan mereka menyebabkan
gangguan penggunaan narkoba. Kemungkinan disebut kewajiban kecanduan dan tergantung
pada kombinasi faktor termasuk :
 Jalur administrasi
 Nilai di mana obat melewati sawar darah-otak dan menstimulasi jalur hadiah
 Saatnya efek dimulai
 Kemampuan untuk menginduksi toleransi dan / atau gejala penarikan

Jadwal Pengobatan

Di AS, Undang-Undang Pencegahan dan Kontrol Penyalahgunaan Obat-Obatan Komprehensif


tahun 1970 dan modifikasi selanjutnya mengharuskan industri farmasi untuk menjaga
keamanan fisik dan pencatatan yang ketat untuk kelas obat tertentu (zat yang dikendalikan —
lihat tabel Beberapa Contoh Zat Terkendali). Zat yang terkontrol dibagi menjadi 5 jadwal (atau
kelas) berdasarkan potensi mereka untuk penyalahgunaan, penggunaan medis yang diterima,
dan keselamatan yang diterima di bawah pengawasan medis. Klasifikasi jadwal menentukan
bagaimana suatu zat harus dikontrol.

Jadwal I: Zat-zat ini memiliki kewajiban kecanduan yang tinggi, tidak ada penggunaan medis
terakreditasi, dan kurangnya keamanan yang diterima. Mereka dapat digunakan hanya di
bawah kondisi penelitian yang disetujui pemerintah.

Jadwal II ke IV: Mulai dari jadwal II ke IV, obat-obatan ini memiliki semakin sedikit kewajiban
kecanduan. Mereka memiliki penggunaan medis yang terakreditasi. Resep obat-obatan ini
harus berisi nomor lisensi Federal Drug Enforcement Administration (DEA) dokter.

Jadwal V: Zat-zat ini memiliki kewajiban kecanduan paling sedikit. Beberapa obat Jadwal V
tidak memerlukan resep dokter.

Jadwal negara dapat bervariasi dari jadwal federal.


5. Halucinogen dan Phencyclidine related disorder
Halusinogen dan tensilidin related disorder
HALUSINOGEN.
Halusinogenik adalah zat yang bila digunakan dapat menyebabkan halusinasi yaitu rangsangan
pada panca indera yang sebenarnya tidak ada. Mendengar seseuatu yang tidak ada, melihat
sesuatu yang tidak ada atau bahkan merasakan sesuatu seperti jalannya semut di tangan tetapi
sebenarnya tidak ada dan sebagainya.
Halusinogen yang diperoleh dari tumbuh-tumbuhan, seperti kaktus peyote, telah dipakai
golongan pribumi Meksiko selama beberapa ratus tahun untuk kegiatan keagamaan dan
hiburan.
Halusinogen juga di kenal sebagai psikedelik, bertindak pada susunan saraf pusat untuk
membuat perubahan yang bermakna dan sering radikal pada keadaan kesadaran pengguna;
juga dapat mengacaukan perasaan kenyataan, waktu dan emosi para pengguna.
JENIS HALUSINOGEN
1. LSD(lysergic Acid Diethylamide)
LSD juga dikenali sebagai lysergide dan LSD-25
LSD adalah serbuk yang tidak berwarna atau berbau dan larut dalam air dan alkohol. LSD bisa
berbentuk cair, serbuk, gelatin atau kertas dan hanya sedikit saja diperlukan untuk
mengeluarkan efek halusinasi.
Efek LSD adalah seperti berikut:
Kelopak mata membesar, tekanan darah meningkat dan halusinasi.
2. DMT (Dimenthyltryptamine)
DMT adalah serbuk tidak berwarna yang berasal dari West India dan Amerika Selatan.
3. PCP (phencyclidine,’Angel Dust’)
PCP digunakan sebagai obat untuk membius binatang. dan kadang-kadang dijual sebagai LSD,
atau meskalin. PCP bisa dimakan atau dihisap, ditaburkan di atas ganja atau tembakau.
4. Meskalin.
Meskalin diperoleh dari kaktus peyote yang mula-mula digunakan oleh orang India Aztec di
Mexico beribu-ribu tahun yang lalu dan sampai sekarang masih digunakan oleh orang Indian di
Amerika. dan penggunaannya adalah dengan cara dimakan..
Analog-analog meskalin iialah
TMA(3,4,5 trimethoxyamphetamine). TMA-2(2,4,5-trimethoxyamphetamine), DOM(2,5-
dimetoxy-4-methylamphetamine)danMDA(3-metoxy-4,5-methylene-dioxyamphetamine).
Analog-analog ini mempunyai efek beberapa kali ganda lebih kuat daripada meskalin.
5. Psilosibin Dan Psilosin
Psilosibin dan psilosin berasal dari sejenis cendawan bernama “Psilochbe Mexicana” yang
ditanam di Mexico.Ia juga digunakan oleh Orang Indian di Amerika.
Selain itu, yang termasuk ke dalam kelompok ini antara lain : jamur tahi sapi, ganja, kecubung,
dll.Jenis halusinogenik yang sering disalahgunakan dalam kelompok ini adalah zat yang
diperoleh dari pohon ganja dan dari sejenis jamur yang banyak tumbuh di Bali yang dikenal
sebagai “wong tai sampi” atau jamur tahi sapi.
Kelompok zat ini mempengaruhi otak manusia khususnya beberapa jenis serotonin dan
dopamin, sehingga merubah persepsi panca indera, yang dikenal sebagai halusinasi. Ada orang-
orang tertentu merasa ini sebagai suatu sensasi yang menarik, tanpa mengetahui bahwa efek
sampingnya dan akibat pada kesehatan .
Halusinogen bersifat merubah sensasi pendengaran dan penglihatan. Selain itu, kedua sensasi
tersebut bisa saling bersilangan; misalnya mendengarkan musik bisa menyebabkan munculnya
warna-warna, yang akan bergerak seiring dengan irama musik.
Bahaya terbesar dari pemakaian obat ini adalah efek psikis dan gangguan penilaian, yang bisa
menyebabkan kecelakaan atau pengambilan keputusan yang salah. Sebagai contoh, seorang
pemakai halusinogen bisa berfikir bahwa ia dapat terbang, bahkan sampai melompat dari
jendela untuk membuktikannya, sehingga terjadilah cedera berat atau kematian.
Halusinogen merangsang otak. Efeknya bisa tergantung kepada suasana hati dan tempat
sipemakai mengkonsumsi halusinogen. Contohnya, pemakai yang sebelum menelan obat telah
mengalami depresi, cenderung untuk merasa lebih sedih setelah menelan halusinogen.
Seseorang yang berada dibawah pengaruh halusinogen (biasanya LSD), bisa mengalami
kecemasan yang luar biasa dan mulai panik, sehingga ‘perjalanan halusinasinya’ menjadi tidak
menyenangkan. Dia ingin menghentikan ‘perjalanannya’, tetapi tidak bisa. ‘Perjalanan
halusinasi’ lebih buruk daripada sebuah mimpi buruk karena seorang pemimpi dapat terbangun
untuk mengakhiri mimpi buruknya; sedangkan halusinasi yang buruk tidak berakhir secepat itu.
Dengan berlanjutnya halusinasi, pemakai halusinogen mulai kehilangan kendali dan untuk
sementara waktu dapat menderita psikosa. Kadang ‘perjalanan halusinasi’ yang buruk dapat
menjadi begitu berat atau dapat memicu kerentanan bawaan untuk menderita psikosa,
sehingga pemakai tetap menderita psikosa selama beberapa hari atau lebih, setelah efek obat
hilang. Psikosa yang menetap lebih sering terjadi pada pemakai halusinogen yang sebelumnya
sudah memiliki kelainan psikologis, yang akan semakin nyata atau semakin memburuk karena
efek halusinogen.
Episode panik dan perubahan penglihatan, yang disertai oleh berbagai jenis delusi yang aneh
merupakan ciri dari penggunaan halusinogen akut.
Pupil melebar, tetapi denyut jantung tidak meningkat.

ASAL MULA HALUSINOGEN.


Manusia telah menggunakan zat pengubah pikiran, atau halusinogen, dalam waktu yang sangat
lama. Zat halusinogen telah ditemukan sekitar 2.500 tahun yang lalu di wilayah Karibia, dan
budaya tradisional dari Amerika hingga Afrika menggunakan zat halusinogenik untuk tujuan
spiritual. Saat digunakan untuk tujuan agama, zat ini sering digunakan bersama dengan zat
lainnya seperti tembakau.
Zat halusinogen telah dipelajari sebagai salah satu terapi potensial dalam mengobati depresi,
penyakit stres trauma, obsessive-compulsive disorder (OCD), alkoholisme, kecanduan, penyakit
kepala, dan beberapa masalah kesehatan lainnya. Riset militer awalnya berfokus pada
penggunaan obat ini sebagai senjata pelumpuh. Agen intelijen menguji obat ini dengan harapan
mereka akan dapat menggunakannya dalam proses interogasi.
Gangguan Penggunaan Phencyclidine
 Tumpukan pil Phencyclidine (PCP) dan zat terkait (seperti ketamin) diambil secara oral,
intravena, hidung, atau dihisap. Nama jalan termasuk debu malaikat, rumput super,
perahu, tic-tac, zoom, dan sherman. Gangguan penggunaan PCP lebih umum terjadi
pada pria berusia antara 20 dan 40 tahun.
 Kecanduan PCP biasanya mengarah ke masalah dengan memenuhi kewajiban seperti
pencari nafkah, orang tua, mitra, dll. Kecanduan PCP juga diindikasikan ketika seseorang
kurang memperhatikan keselamatan pribadi mereka. Pengguna PCP yang berat sering
menempatkan diri dalam situasi berbahaya. Ini karena penilaian mereka menjadi
terganggu. Orang yang menggunakan PCP menggambarkan keinginan mengidam yang
kuat. Dorongan kuat untuk menggunakan ini dapat berkontribusi untuk penggunaan
berkelanjutan mereka. Penggunaan ini berlanjut meskipun ada masalah psikologis dan
fisik. Banyak orang dengan gangguan penggunaan phencyclidine secara teratur
menggunakan obat lain juga.

Efek dari Phencyclidine: Phencyclidine Intoxication

 Intoksikasi Phencyclidine biasanya mencakup perubahan perilaku. Ini mungkin


termasuk impulsif, pertengkaran, halusinasi, dan gangguan fungsi. Perilaku
kekerasan dapat terjadi selama penggunaan karena orang yang mabuk mungkin
percaya bahwa mereka sedang diserang. Distorsi persepsi ini, ditambah dengan
ambang penurunan rasa sakit, adalah resep untuk perilaku berbahaya. Ada efek fisik
juga. Ini biasanya berkembang kurang dari satu jam setelah digunakan. Gejala fisik
termasuk nystagmus; penurunan kontrol atas gerakan tubuh; peningkatan tekanan
darah atau penurunan denyut jantung; kesulitan berbicara; dan pada dosis tinggi,
bahkan koma. Gejala-gejala ini dapat berlangsung selama beberapa minggu dengan
keracunan parah. Mereka juga dapat berkembang menjadi masalah kardiovaskular,
neurologis, imun, ginjal, dan pernapasan yang lebih serius.

Gangguan Penggunaan Hallucinogen Lainnya


 Kriteria diagnostik untuk gangguan penggunaan narkoba sebelumnya ditinjau.
Kriteria ini berlaku untuk gangguan penggunaan halusinogen lainnya.
 Halusinogen termasuk berbagai macam zat. Zat-zat ini menciptakan euforia dan
memiliki efek psikedelik (distorsi persepsi visual dan auditori). Ada beberapa
halusinogen yang biasa digunakan :
1. Lysergic Acid Diethylamide, lebih dikenal sebagai LSD (juga disebut acid, blotter,
window pane, Zen)
2. Benih morning glory (piring terbang, tetes licorice, gerbang mutiara)
3. Mescaline (kaktus, mescal, bulan)
4. Psilocybin (jamur, jamur ajaib, shroom)
5. MDMA (Ekstasi, X, Adam, XTC, MDM)
6. DMT (menghabisi, makan siang pengusaha).
 DMT merokok. Kebanyakan halusinogen lain diminum. Penggunaan hallucinogen
sering dimulai pada masa remaja. Ini kira-kira tiga kali lebih umum pada pria
daripada wanita. Beberapa budaya, seperti penduduk asli Amerika, dapat
menggunakan halusinogen dalam ritual keagamaan atau bermakna lainnya. Ketika
digunakan dengan cara ini, itu tidak memenuhi kriteria diagnostik.

Efek Hallucinogen Lain: Keracunan Hallucinogen

 Keracunan hallucinogen dapat menciptakan beberapa gejala perilaku dan psikologis


yang ekstrem. Ini mungkin termasuk kecemasan berat, atau paranoia; depresi;
ketakutan; penilaian yang buruk; kesulitan bergaul dengan, atau dekat dengan,
orang lain; panik; dan distorsi persepsi (termasuk halusinasi). Sayangnya, kombinasi
dari gejala-gejala ini dapat mengakibatkan cedera serius (misalnya, mencoba
terbang dari gedung). Beberapa efek fisik dari keracunan halusinogen termasuk
berkeringat; mual; detak jantung melambat; pupil-pupil terdilatasikan; palpitasi
jantung; penglihatan kabur; tremor; dan kurangnya koordinasi.
 Hallucinogen, gangguan persepsi persisten
Bahkan setelah efek keracunan mereda, kilas balik yang jelas dan gangguan persepsi
dapat bertahan selama berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun. Ketika gangguan
perseptual bertahan setelah penghentian obat, diagnosis yang benar adalah
gangguan persepsi persisten yang halusinogen.

6. Inhalant related disorder


 Gangguan terkait inhalan adalah kategori gangguan — termasuk keracunan inhalan dan
gangguan penggunaan inhalan — yang melibatkan penyalahgunaan lem, cat, cairan yang
lebih ringan, atau zat lain (atau inhalansia) yang menghasilkan "tinggi" ketika dihirup.
 Inhalansia dihirup melalui mulut (umumnya dikenal sebagai terengah-engah) atau
mengendus atau mendengus melalui hidung; tinggi yang dialami pengguna biasanya hanya
berlangsung selama beberapa menit. Penggunaan inhalansia dapat menyebabkan kejang,
koma, dan bahkan kematian. Meskipun kecanduan inhalansia jarang terjadi, itu mungkin
terjadi.
 Keracunan inhalasi didiagnosis ketika paparan yang disengaja atau tidak disengaja baru-baru
ini untuk zat inhalan menyebabkan perubahan perilaku atau psikologis yang bermasalah.
Gangguan penggunaan inhalan dapat didiagnosis jika penggunaan inhalansia yang berulang-
ulang menyebabkan gangguan atau tekanan klinis yang signifikan.

Gejala :
Menurut DSM-5, gejala keracunan inhalasi tidak boleh dikaitkan dengan kondisi medis lain
dan harus terjadi selama atau segera setelah terpapar inhalansia. Gejala-gejala psikologis
yang mungkin termasuk :
pertikaian
agresivitas
apati
euforia
gangguan penilaian

Seiring dengan gejala psikologis, dua atau lebih gejala fisik juga harus ada. Gejala fisik
meliputi :
pusing
koordinasi yang buruk
bicara cadel
berjalan tidak stabil
kelesuan
gerakan lambat atau refleks (retardasi psikomotor)
kelemahan otot
getaran
penglihatan kabur
pingsan atau koma

Keracunan biasanya hilang dalam beberapa menit sampai beberapa jam setelah terpapar
inhalansia. Namun, inhalansia dapat memiliki efek jangka panjang karena bahan kimia yang
terhirup yang tinggal di dalam tubuh, berpotensi menyebabkan kerusakan pada ginjal, hati,
serabut saraf, dan sel-sel otak.
Gangguan penggunaan inhalan dapat didiagnosis jika pola keracunan yang bermasalah
berkembang dan mengarah ke gangguan atau tekanan klinis yang signifikan. Menurut DSM-
5, diagnosis dapat diberikan jika setidaknya dua dari gejala berikut hadir selama periode 12
bulan :
1. Keinginan kuat atau dorongan untuk menggunakan inhalansia
2. Keinginan kuat untuk mengurangi penggunaan inhalansia, atau upaya yang gagal
untuk melakukannya
3. Menghabiskan banyak waktu untuk memperoleh, menggunakan, atau pulih dari
efek inhalansia
4. Terus menggunakan inhalansia meskipun ada masalah yang mereka sebabkan dalam
bidang kehidupan utama, seperti pekerjaan, sekolah, rumah, atau hubungan
5. Menggunakan inhalansia berulang kali meskipun memiliki kesadaran akan bahaya
fisik
6. Membutuhkan peningkatan jumlah inhalansia untuk menjadi mabuk atau mencapai
efek yang diinginkan

Penyebab :

Banyak inhalansia yang disalahgunakan adalah barang-barang rumah tangga biasa yang
mudah diakses dan relatif murah. Mayoritas pengguna inhalansia berusia di bawah 18 tahun,
menurut National Institute on Drug Abuse. Pelecehan inhalan sering dikaitkan dengan
kemiskinan, disfungsi keluarga, dan pelecehan anak . Karena inhalansia memberikan "tinggi"
yang sangat singkat, pengguna sering kali menghirup produk berulang kali. Menghirup uap
produk-produk ini berbahaya bahkan dengan sekali pakai atau sesekali. Beberapa bahan
kimia dalam produk ini juga dapat membuat ketagihan, yang dapat menyebabkan diagnosis
gangguan penggunaan inhalansia.

Pengobatan :

Cara terbaik untuk mencegah, mengintervensi, dan mengobati penyalahgunaan inhalan tidak
jelas; penelitian lebih lanjut diperlukan pada kategori penyalahgunaan zat ini . Meskipun
kampanye pendidikan dan pemberlakuan undang-undang yang membuatnya ilegal untuk
menjual inhalansi tertentu kepada anak-anak di bawah usia 18 tahun dapat membantu
menurunkan prevalensinya, pelecehan inhalan masih umum terjadi. Dalam pengaturan
darurat, dokter harus sering mengobati kejang dan penghentian jantung yang disebabkan
oleh overdosis inhalan. Perawatan yang diperpanjang yang mencakup terapi perilaku kognitif
dan / atau terapi keluarga dapat membantu bagi mereka yang memiliki kelainan dan orang
yang dicintai.

KONSEP DASAR TEORI GANGGUAN NAPZA : INHALANT


A. PENGERTIAN
Inhalen merupakan  produk  yang mudah didapat dipasaran seperti bensin, pernis, aseton
untuk pembersih warna kuku, lem, pengencer cat, tip-ex, semprotan, freon dan
menghasilkan uap dari pelarut organik yang sangat mudah menguap yang bila
disalahgunakan misalnya dengan menghirup uap  dan gasnya dapat menyebabkan kerusakan
serius dan bahkan kematian.

Empat kategori umum inhalansi yaitu : pelarut yang mudah menguap, aerosol,  gas, dan
nitrit. Berdasarkan bentuknya, banyak ditemukan dalam rumah tangga, industri, dan
produk medis. Berikut berbagai jenis inhalan :

1. Pelarut yang mudah menguap adalah cairan yang menguap pada suhu kamar. Pelarut
ini banyak ditemukan dan murah, biasanya digunakan untuk rumah tangga dan
keperluan industri. Ini termasuk pengencer cat dan removers, binatu cairan, minyak
pelumas, bensin, lem, cairan koreksi, dan felt-tip spidol.
2. Aerosol adalah semprotan yang mengandung propelan dan pelarut. Termasuk di
dalamnya cat semprot, deodoran dan semprotan rambut, vegetable oil sprays for
cooking, dan fabric protector sprays.
3. Gas yang termasuk anestesi medis serta gas yang digunakan dalam rumah tangga atau
produk komersial. Anestesi medis termasuk eter, kloroform, halotan, dan dinitrogen
oksida (umumnya disebut "laughing gasses"). Nitrous oxide adalah gas yang paling
banyak disalahgunakan, gas ini dapat ditemukan di dispenser whipped cream dan produk
yang meningkatkan kadar oktan di mobil balap. Pada rumah tangga atau produk
komersial  yang mengandung gas butana termasuk korek api, tangki propana, dan
refrigeran.
4. Nitrit sering dianggap sebagai inhalansia. Tidak seperti kebanyakan inhalansia lainnya,
yang bekerja langsung pada sistem saraf pusat (SSP), nitrit bertindak terutama untuk
melebarkan pembuluh darah dan mengendurkan otot. Sementara inhalansia lain
digunakan untuk mengubah suasana hati, nitrit digunakan terutama sebagai peningkat
seksual. Nitrit termasuk nitrit sikloheksil, isoamyl (amil) nitrit, dan isobutil (butil) nitrit
dan biasanya dikenal sebagai "popper" atau "kakap".  Amil nitrit dulu digunakan dalam
prosedur pengobatan pasien dengan penyakit jantung. Nitrit sekarang dilarang oleh
Komisi Keamanan Produk Konsumen namun masih dapat ditemukan, dijual dalam botol
kecil berlabel sebagai "video head cleaner", "room odorizer", "leather cleaner" atau  "
liquid aroma”.
Efek yang dihasilkan oleh inhalansia bervariasi, dan beberapa pengguna cenderung
memilih sendiri inhalansia favorit mereka. Sebagai contoh, di salah satu nagara bagian,
merek "Texas penyemir sepatu", adalah semprot sepatu terkenal yang berisi toluena
kimia, jenis ini paling banyak disalahgunakan di Texas.
Inhalen mengandung bahan-bahan kimia yang berfungsi sebagai depresan. Depresan
memperlambat sistem syaraf pusat, mempengaruhi koordinasi gerakan anggota badan
dan konsentrasi pikiran. Inhalen mempengaruhi otak dengan kecepatan dan kekuatan
yang jauh lebih besar dari zat lain, hal ini dapat mengakibatkan kerusakan fisik dan
mental yang tidak dapat disembuhkan. Mati lemas dan mati secara tiba-tiba dapat
terjadi, walau "ngelem" baru dilakukan pertama kali.

B. PREVALENSI PENGGUNAAN INHALASI


 Menurut Survei 2008 National Survey on Drug Use and Health (NSDUH), ada  729.000
orang berusia 12 tahun atau lebih yang telah menggunakan inhalansia untuk pertama
kalinya dalam 12 bulan terakhir, 70 persen berusia di bawah 18 tahun. Bahkan,
inhalansia (terutama pelarut yang mudah menguap, gas, dan aerosol) sering menjadi
pilihan di kalangan anak-anak muda yang menggunakan narkoba. Menurut data yang
dikumpulkan oleh National Capital Poison Center, prevalensi kasus inhalansia
dilaporkan ke pusat pengendalian racun AS menurun 33 persen pada tahun 1993-
2008. Prevalensi tertinggi pada anak usia 12 sampai 17 dan paling tinggi pada usia 14
tahunan.
 Survei MTF menunjukkan bahwa pada tahun 2008, 11 persen perempuan yang
duduk di kelas 8 (SMP), dilaporkan menggunakan inhalansia dalam satu tahun
terakhir, sedangkan 7 persen laki-laki. Sedangkan untuk siswa yang duduk di kelas 12
(SMA), 3,2 persen perempuan dan 4,4 persen laki-laki dilaporkan menggunakan
inhalansia dalam satu tahun terakhir. Dari segi etnis, pemuda keturunan Afrika-
Amerika secara konsisten menunjukkan tingkat yang lebih rendah dibandingkan
keturunan kulit putih atau Hispanik dalam penyalahgunaan inhalan pada survei MTF.
 Berdasarkan hasil survei dan pemetaan sosial anak jalanan pada tahun 1999 yang
dilakukan oleh Unika Atmajaya Jakarta dan Departemen Sosial dengan dukungan Asia
Development Bank, jumlah anak jalanan adalah 39.861 orang, yang tersebar di 12
kota besar. Pada tahun 2004, menurut Pusat Data dan Informasi Kesejahteraan Sosial
Departemen Sosial, jumlah anak jalanan sebesar 98.113 orang, yang tersebar di 30
provinsi. Khusus di wilayah Bandung kurang lebih berjumlah 5.500 anak jalanan (Data
Dinas Sosial Provinsi Jawa Barat, 2006) ; di wilayah Bogor 3.023 orang (Data Dinas
Sosial Pemda Bogor, 2006) ; dan di Daerah Khusus Ibukota Jakarta kurang lebih
berjumlah 8.000 orang (Data Dinas Sosial DKI Jakarta, 2006).
 Selanjutnya, ada beberapa faktor yang mendukung kejadian penyalahgunaan inhalan
seperti kondisi sosial ekonomi yang rendah, riwayat penyalahgunaan masa lalu,
nilai buruk yang dianut (budaya), dan putus sekolah.

C. GAMBARAN KLINIS
 Dalam dosis awal yang kecil inhalan dapat menginhibisi dan menyebabkan perasaan
euphoria, kegembiraan, dan sensasi mengambang yng menyenangan; obat
kemungkinan digunakan untuk mendpatkan efek tersebut. Gejala psikologis lain pada
dosis tinggi dapat termasuk rasa ketakutan, ilusi sensorik, hlusinasi auditoris dan
visual, dan distorsi ukuran tubuh.  Gejala neurologis dapat termasuk bicara, dan
ataksia. Penggunaan dalam periode lama dapat disertai dengan iritabilitas, labilitas
emosi, dan gangguan ingatan.
 Toleransi terhadap inhalan dapat berkembang; walaupun tidak dikenali oleh DSM-IV ,
sindroma putus inhalan dapat menyertai penghentian pemakaian inhalan. Sindroma
putus inhalan tidak sering terjadi; jika terjadi keadaan ini ditandai oleh gangguan
tidur, iritabilitas, kegugupan, berkeringat, mual, muntah, takikardi, dan kadang-
kadang waham dan halusnasi.

D. CARA PENGGUNAAN INHALASI


Inhalan dapat diisap melalui hidung atau mulut dengan berbagai cara :
1. Dihirup (sniffing) atau snorting dari uap/asap inhalan tersebut
2. Menyemprotkan langsung kehidung atau mulut, efeknya lebih kuat
3. Bagging, menghirup atau menghisap uap/asap dari zat yang telah disemprotkan atau
ditampung  kedalam kantung plastik atau kantung kertas
4. Huffing, menghisap melalui bahan kain yang telah direndam kedalam zat inhalan
5. Menghisap dari balon yang telah diisi oksida nitrit.

Bahan kimia yang dihirup diserap dengan cepat ke dalam aliran darah melalui paru-paru
dan dengan cepat didistribusikan ke otak dan organ lainnya. Dalam hitungan detik,
pengguna mengalami keracunan bersama dengan efek lain yang serupa dengan yang
dihasilkan oleh alkohol. Seperti efek cadel, ketidakmampuan untuk mengkoordinasikan
gerakan, euforia, dan pusing. Selain itu, pengguna dapat mengalami gejala ringan,
halusinasi, dan delusi.

Karena keracunan hanya berlangsung beberapa menit, pelaku sering berusaha untuk
menghirup berulang kali selama beberapa jam, yang merupakan praktek yang sangat
berbahaya. Dengan penghirupan berturut-turut, pelaku dapat mengalami kehilangan
kesadaran dan bahkan mungkin kematian. Setelah penggunaan berat inhalansia, pelaku
mungkin merasa mengantuk selama beberapa jam dan mengalami sakit kepala berlama-
lama.

E. PENGARUH LANGSUNG PENGGUNAAN INHALASI


Identifikasi dini dan intervensi adalah cara terbaik untuk menghentikan penyalahgunaan
inhalan sebelum menyebabkan masalah kesehatan yang serius. Orang tua, pendidik,
dokter, dan tenaga kesehatan lainnya harus waspada terhadap tanda-tanda berikut :
1. Dengan cepat kepala diserang dengan rasa pusing.
2.  Sedikit stimulasi.
3. Nafas berbau.
4. Sakit kepala.
5. Kurangnya koordinasi gerakan anggota badan.
6. Mati rasa pada tangan dan kaki.
7. Mual dan muntah-muntah.
F. BAHAYA PENGGUNAAN JANGKA PANJANG
Pemakaian inhalen jangka lama dapat menyebabkan iritabilitas, labilitas emosi, dan
gangguan ingatan, kejang pada anggota badan, kerusakan sumsum tulang dan kerusakan
hati dan ginjal. Sindroma putus inhalen tidak sering terjadi, kalaupun ada muncul dalam
bentuk susah tidur, iritabilitas, kegugupan, berkeringat, mual, muntah, takikardia, dan
kadang kadang disertai halusinasi.
G. TOLERANSI
Ketika pemakaian inhalen berlanjut selama beberapa waktu, si pemakai akan mengalami
reaksi toleransi terhadap inhalen. Hal ini berarti, si pemakai akan membutuhkan
pemakaian inhalen yang semakin sering dan dengan jumlah yang lebih besar untuk
mencapai efek yang diinginkan, seperti :
 Mata merah, berkaca-kaca atau berair.
 Pengucapan kata-kata yang lambat, bergumam kental dan tidak jelas.
 Terdapat noda cat pada tangan atau sekitar mulut.
 Terlihat seperti orang mabuk.
 Bau bahan kimia di dalam ruangan.
 Bau mulut yang tidak biasa.
 Efek Merugikan

Innhalan dapat disertai dengan banyak kemungkinan efek merugikan yang serius. Efek
merugikan yang paling serius adalah kematian, yang dapat disebabkan oleh depresi
pernafasan, aritmia jantung, asfiksia, aspirasi muntah atau kecelakaan atau cedera
(sebagai contohnya, terintoksikasi inhalan saat mengendarai kendaraan). Peristiwa
merugikan serius lainnya yang berhubungan dengan penggunaan inhalan jangka panjang
adalah kerusakan hati dan ginjal yang ireversibel dan kerusakan otot permanen yang
disertai dengan rabdomiolisis. Kombinasi pelarut organic dan konsentrasi tembaga, seng,
dan  logam berat yang tinggi telah disertai perkembangan atrofi otak, epilepsy lobus
temporal, penurunan nilai intelegensia (intelligence quotience : IQ) dan  berbagai
perubahan elektroensefalografik (EEG).

Beberapa penelitian terhadap pengecat rumah dan pekerja pabrik yang telah terpapar
dengan zat pelarut selama periode yang lama telah menemukan bukti-bukti atrofi otak
pada pemeriksaan tomografi computer (CT Scan) dan penurunan darah otak. Efek
merugikan tambahan adalah gejala kardiovaskuler dan pulmonal (sebagai contohnya,
nyeri dada dan bronkospasme), gejala gastrointestinal (nyeri, mual, muntah dan
hematemesis), dan tanda serta gejala neurologis lainnya (neuritiss perifer, nyeri kepala,
parastesia, tanda cerebral dan enselopati limbal). Terdapat laporan atrofi otak, asidosis
tubular ginjal, dan gangguan motoric jangka panjang pada penggunaan toluene. Sejumlah
laporan memprihatinkan efek merugikan yang serius pada perkembangna janin jika
seorang ibu yang mengandung menggunakan atau terpapar dengan zat inhalan.

7. Amphetamin related disorder


Amfetamin related disorder ( penyalahgunaan fentamin )
Amphetamine
Amphetamine umumnya berbentuk serbuk/ bubuk dan tablet. Beberapa narkoba yang
termasuk di dalam Ampthetamin yaitu; inex, ekstasi, shabu.
Amfetamin juga memiliki turunan nama lain seperti inex. Inex adalah narkotika berbentuk
pil atau kapsul. Cara pemakaiannya seperti meminum obat, bisa dikulum, atau ditelan
dengan air mineral. Namun, harganya yang sangat mahal membuatnya hanya dipakai
kelas menengah ke atas.
Amfetamin bisa disalahgunakan selama bertahun-tahun atau digunakan sewaktu-waktu.
Bisa terjadi ketergantungan fisik maupun ketergantungan psikis.
Dulu ketergantungan terhadap amfetaamin timbul jika obat ini diresepkan untuk
menurunkan berat badan, tetapi sekarang penyalahgunaan amfetamin terjadi karena
penyaluran obat yang ilegal.
Beberapa amfetamin tidak digunakan untuk keperluan medis dan beberapa lainnya dibuat
dan digunakan secara ilegal
Di AS, yang paling banyak disalahgunakan adalah metamfetamin.
Penyalahgunaan MDMA sebelumnya tersebar luas di Eropa, dan sekarang telah mencapai
AS. Setelah menelan obat ini, pemakai seringkali pergi ke disko untuk triping.
MDMA mempengaruhi penyerapan ulang serotonin (salah satu penghantar saraf tubuh) di
otak dan diduga menjadi racun bagi sistim saraf.
GEJALA
Amfetamin meningkatkan kesiagaan (mengurangi kelelahan), menambah daya
konsentrasi, menurunkan nafsu makan dan memperkuat penampilan fisik.
Obat ini menimbulkan perasaan nyaman atau euforia (perasaan senang yang berlebihan).
(Gangguan Fungsi Kognitif Akibat Penyalahgunaan Amfetamin Regina Triswara 1 , Novita
Carolia2 1Mahasiswa, Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung 2 Bagian Farmakologi,
Fakultas kedokteran, Universitas Lampung)

Anda mungkin juga menyukai