Anda di halaman 1dari 8

Kasus 2 :

19 kasus Covid di Indonesia telah meningkat sejak Maret 2020 hingga saat ini, mencapai lebih dari
160.000 kasus. Untuk mengungkap hal tersebut, pemerintah membuat program sosialisasi pencegahan
penularan Covid 19 melalui berbagai media. Dinkes membuat media promosi kesehatan dalam bentuk
poster, video, film pendek dan pesan kesehatan lainnya yang disebarkan melalui media massa dan sosial
media yang bisa dijangkau oleh publik. Hal ini disambut baik oleh seluruh lapisan masyarakat di
Indonesia, namun Hasil evaluasi menunjukkan bahwa sebagian masyarakat masih belum melaksanakan
protokol kesehatan dengan baik. Hal ini dikarenakan kesulitan dalam mengakses informasi secara
online.

Learning objective :

1. Jenis media promosi kesehatan via Online


Alini1 , Indrawati. EFEKTIFITAS PROMOSI KESEHATAN MELALUI AUDIO VISUAL DAN LEAFLET
TENTANG SADARI (PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI) TERHADAP
PENINGKATANPENGETAHUAN REMAJA PUTRITENTANG SADARI DI SMAN 1 KAMPARTAHUN
2018. Jurnal Ners Volume 2 Nomor 2 Tahun 2018 Halaman 1 – 9
 Dengan kata lain dengan adanya promosi kesehatan tersebut, diharapkan dapat membawa
akibat terhadap perubahan perilaku dari sasaran. Promosi kesehatan juga sebagai suatu proses
dimana proses tersebut mempunyai masukan (input) dan (output). Dalam suatu proses
pendidikan kesehatan yang menuju tercapainya tujuan promosi, yakni perubahan perilaku,
dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor yang mempengaruhi suatu proses pendidikan disamping
faktor masukannya sendiri juga faktor metode, faktor materi atau pesannya, pendidik atau
petugas yang melakukan, dan alat bantu atau media yang di gunakan untuk menyampaikan
pesan (Notoatmodjo, 2010).
 Media promosi kesehatan adalah semua sarana atau upaya untuk menampilkan pesan atau
informasi yang ingin disampaikan oleh komunikator. Promosi kesehatan tidak lepas dari media
karena melalui media, pesan-pesan yang disampaikan dapat lebih menarik dan dipahami,
sehingga sasaran dapat lebih mempelajari pesan tersebut sehingga sampai memutuskan untuk
mengadopsi perilaku yang positif.
 Banyak media promosi kesehatan yang dapat digunakan, salah satunya audio visual. Media
audio visual merupakan jenis media yang selain mengandung unsur suara juga mengandung
unsur gambaran yang dapat dilihat, seperti rekaman vidio, slide suara dan lain sebagainya
(Notoatmodji, 2007).
 Kemampuan media audio visual ini dianggap lebih baik dan menarik, sebab mengandung kedua
unsur, yaitu di dengar dan dilihat. Salah satu media promosi kesehatan lainnya adalah leaflet.
Leaflet adalah bentuk penyampaian informasi atau pesan pesan kesehatan melalui lembaran
yang dilipat. Isi informasi dapat berbentuk kalimat maupun gambar atau kombinasi. Informasi
melalui media leaflet merupakan bagian dari media pendidikan kesehatan yaitu suatu usaha
dalam meningkatkan kemampuan (perilaku) nya untuk mencapai kesehatan optimal.

Nopryan Ekadinata1, Doni Widyandana2. Health promotion using images and text in
WhatsApp application on Posbindu health workers, Vol. 33 No. 11 Tahun 2017
 Secara global masyarakat menggunakan internet dalam mencari informasi kesehatan dan
pembelajaran terkait dengan skill spesifik yang berhubungan dengan teknik atau metode
perawatan. Pencarian informasi ini didominasi oleh pemanfataan internet melalui media
smartphone. Hal ini merupakan peluang bagi praktisi kesehatan dalam menyampaikan informasi
kesehatan secara efektif dan lebih mudah.
 WhatsApp merupakan aplikasi populer pada smartphone sejak enam tahun terakhir. Aplikasi ini
merupakan aplikasi messenger yang dapat diinstal lintas platform smartphone seperti Android,
iOS dan Windows Phone. Aplikasi ini merupakan aplikasi dengan jumlah user tertinggi di dunia.
Pengguna WhatsApp dapat memanfaatkan fasilitas mengirim pesan, menyebarkan pesan,
mengirimkan gambar, video, video call hingga membuat kelompok diskusi. WhatsApp
merupakan aplikasi yang paling sering digunakan dan dengan durasi yang paling lama oleh
pengguna smartphone. Penelitian tersebut juga menjelaskan bahwa pemanfaatan fasilitas
SMS dan MMS telah tergantikan oleh media WhatsApp.
 Metode pengiriman gambar dan teks edukatif adalah salah satu terobosan yang paling sering
diaplikasikan di media sosial sebagai upaya peningkatan aspek kognitif. Beberapa bukti empirik
telah menjelaskan secara evidence based dampak positif dalam meningkatkan pengetahuan
melalui pengiriman pesan gambar dan teks edukatif pada media sosial. Aspek diskusi pada fitur
WhatsApp memiliki peluang signifikan dalam meningkatkan minat learner dalam program
peningkatan kognitif
R Yudi Rachman Saleh, Insi Farisa Desy Arya, Irvan Afriandi. Film yang Efektif sebagai Media
Promosi Kesehatan bagi Masyarakat. JURNAL SISTEM KESEHATAN, Volume 2 Nomor 2
Desember Tahun 2016
 Salah satu upaya pencegahannya yaitu melalui promosi kesehatan tentang bahaya rokok dengan
menggunakan media yang mudah diakses, menarik dan sesuai karakteristik remaja yaitu film,
tetapi banyak film yang dibuat untuk promosi kesehatan saat ini belum memberikan pengaruh
terhadap perubahan perilaku karena dibuat asal-asalan.
 Film merupakan media audio visual yang paling tepat dan alat komunikasi yang kuat sebagai
media promosi kesehatan karena melibatkan banyak indera terutama indera penglihatan serta
indera pendengaran.2-4 Film juga memiliki kelebihan menarik perhatian sekaligus bersifat
edukatif dan menghibur. Film juga merupakan media yang sesuai dan tepat untuk remaja dan
apabila diperlihatkan secara berulang maka akan memberikan dampak yang kuat pada
pribadinya.
REFERENSI : Jurnal Inovasi Vokasional dan Teknologi, Vol. 18 No. 2, 2018
 Youtube
Lebih dari 100 juta video dilihat di Youtube setiap hari, dan jumlah itu terus meningkat.
Beberapa studi kesehatan masyarakat baru-baru ini telah terlihat video yang dihosting di
YouTube tentang vaksinasi papillomavirus dan pesan tembakau serta makanan kaleng
“bercacing”. Para Peneliti menunjukkan potensi daya yang disimpan YouTube untuk
pengambilan keputusan kesehatan secara pribadi
2. Kelebihan dan kekurangan promosi kesehatan via Online
Adapun macam-macam media tersebut adalah TV, radio, film, video film, cassete, CD, VCD.
Kelebihan media elektronika diantaranya:
1. Sudah dikenal masyarakat.
2. Mengikutsertakan semua panca indra.
3. Lebih mudah dipahami.
4. Lebih menarik karena ada suara dan gambar bergerak
5. Bertatap muka.
6. Penyajian dapat dikendalikan.
7. Jangkauan relatif lebih besar.
8. Sebagai alat diskusi dan dapat diulang-ulang
Kelemahan media elektronika diantaranya:
1. Biaya lebih tinggi.
2. Sedikit rumit.
3. Perlu listrik.
4. Perlu alat canggih untuk produksinya. Perlu persiapan matang.
5. Peralatan selalu berkembang dan berubah. Perlu keterampilan penyimpanan.
6. Perlu terampil dalam pengoperasian (Notoatmodjo, 2005)
3. Hal yang perlu diperhatikan saat melakukan promosi kesesehatan via Online
Referensi : Jurnal Kep. ttg Langkah-langkah merencanakan penggunaan media promosi
kesehatan dalam lingkup kesehatan reproduksi 2014 Iwan Ardian
Media promosi kesehatan harus memperhatikan faktor perilaku seperti predipossing factor,
enabling factor dan reinforcing factor. Media audiovisual merupakan media yang belum banyak
digunakan sebagai suatu pendekatan penyampaian pesan Kesehatan. Bagaimana sebaiknya
media direncanakan untuk menyampaikan pesan yang berkaitan dengan materi kesehatan,
sehingga kegiatan promosi kesehatan yang dilakukan mendapatkan hasil yang maksimal.
Intervensi promosi kesehatan yang baik harus memenuhi syarat kualitas sebagai berikut:
Feasiblility
(kelayakan) yaitu intervensi sebaiknya dapat dijalankan dengan mempertimbangkan sumber
daya yang ada. Namun perlu diingat bahwa intervensi yang layak di satu tempat, belum tentu
layak di tempat lain
Acceptability
(dapat diterima) yaitu aktivitas dan hasilnya dapat diterima dengan baik oleh yang memberikan
dan menerima intervensi.
Accessability
(dapat diakses) yaitu intervensi dapat menjangkau sasaran yang dianggap potensial
termasuk dapat menghilangkan bias dalam intervensi
Efficacy and effectiveness
(efikasi dan efektif) yaitu dapat memberikan dampak secara klinis dalam skala laboratorium
(efikasi) dan dalam kehidupan nyata atau di lapangan (efektif)
Cost and cost-effectiveness
(Biaya dan efektif secara biaya) yaitu intervensi yang dijalankan dapat terjangkau dari sisi biaya.
4. Kendala atau hambatan dalam pelaksanaan promosi kesesehatan via Online
Referensi : Jurnal Peran Media Sosial dalam Upaya Promosi Kesehatan: Tinjauan Literatur
Volume 18 Number 2, 2018
Hambatan
 Konektivitas
Kendala konektifitas menjadi penyebab utama sistem kesehatan digital (E-Health) di Indonesia
tidak berkembang, terutama di daerah-daerah terpencil yang seharusnya butuh akses kesehatan
yang sama dengan masyarakat kota. Bila konektifitas sudah merata di seluruh Indonesia, maka
bisa dipastikan masyarakat bisa mendapat akses kesehatan yang baik karena bisa berkonsultasi
dengan dokter meski berjauhan. Pun biayanya jauh lebih murah.
Kendala
Penelusuran publikasi internasional ditemukan beberapa kelemahan dan hambatan media social
yang digunakan dalam upaya promosi kesehatan antara lain:
Studi yang dilakukan dibeberapa negara berkembang menunjukkan bahwa pencari informasi
bersifat pasif daripada aktif, sehingga informasi yang disebarluaskan tidak seluruhnya dapat
diakses oleh masyarakat serta kurangnya akses masyarakat yang tidak terhubung dengan
jaringan.
Informasi kesehatan yang diperoleh melalui web dengan cepat dan mudah bisa menyebabkan
ketidakseimbangan informasi, karena semua pihak dapat memasukkan informasi walaupun
tidak memiliki kompetensi dibidang kesehatan. Hal ini tentu saja berpotensi bahaya akibat
kelebihan konsumsi informasi.
Informasi yang terdapat di media sosial, beberapanya teridentifikasi berita palsu dan tidak
akurat masyarakat kesulitan dan kebingungan dengan informasi yang diperoleh, sehingga
berkontribusi terhadap perilaku kesehatan yang negatif dan hasil kesehatan yang buruk pula.
Konten yang terdapat di media sosial perlu diperjelas lagi oleh pihak berwenang agar
masyarakat dapat memilih informasi yang akurat.
Kurang maksimalnya pemanfaatan media sosial oleh profesional kesehatan karena terbatasnya
kemampuan dalam mengelola informasi kesehatan berbasis media sosial .
Minimnya interaktif antara pencari informasi dengan profesional kesehatan sehingga
masyarakat tidak tertarik untuk mengunjungi situs tersebut yang mengakibatkan
ketidakberlanjutan program promosi kesehatan di media sosial
5. EBN penggunaan media online diberbagai negara (setiap mahasiswa wajib membawa 1 jurnal)

Journal of Medical Internet Research The Impact of Social Media on Panic During the
COVID-19 Pandemic in Iraqi Kurdistan: Online Questionnaire Study 2020 Araz Ramazan
Ahmad, MA, PhD; Hersh Rasool Murad, MA, PhD
https://www.jmir.org/2020/5/e19556/pdf

Latar Belakang:
Dalam beberapa bulan pertama tahun 2020, terdapat informasi dan pemberitaan
tentang penyakit coronavirus (COVID-19) dipublikasikan dengan cepat dan dibagikan di
media sosial dan situs jejaring sosial. Sedangkan bidang infodemiologi mempelajari
informasi pola di Web dan media sosial setidaknya selama 18 tahun, pandemi COVID-19
telah disebut sebagai penyakit sosial pertama. Namun, ada bukti terbatas tentang apakah
dan bagaimana infodemik media sosial telah menyebarkan kepanikan dan mempengaruhi
kesehatan mental pengguna media sosial.
Tujuan:
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana media sosial
mempengaruhi kesehatan mental yang dilaporkan sendiri dan penyebaran panik
tentang COVID-19 di Wilayah Kurdistan Irak.
Metode:
Untuk melakukan penelitian ini, kuesioner online disiapkan dan dilakukan di Kurdistan
Irak, dan total 516 pengguna media sosial dijadikan sampel. Penelitian ini menggunakan
metode analisis konten untuk analisis data. Sejalan dengan itu, datanya dianalisis
menggunakan software SPSS.

Hasil:
Peserta melaporkan bahwa media sosial berdampak signifikan terhadap penyebaran
ketakutan dan kepanikan terkait COVID-19 wabah di Kurdistan Irak, dengan potensi
pengaruh negatif pada kesehatan mental dan psikologis orang-orang. Facebook adalah
jaringan media sosial yang paling banyak digunakan untuk menyebarkan kepanikan tentang
wabah COVID-19 di Irak. Kami menemukan hasil positif yang signifikan korelasi statistik
antara penggunaan media sosial yang dilaporkan sendiri dan penyebaran kepanikan terkait
COVID-19 (R = 0,8701). Hasil kami menunjukkan bahwa mayoritas remaja berusia 18-35
tahun menghadapi kecemasan psikologis.

Kesimpulan:
Selama lockdown, orang-orang menggunakan platform media sosial untuk mendapatkan
informasi tentang COVID-19. Sifat dari dampak kepanikan media sosial di antara orang-
orang bervariasi tergantung pada jenis kelamin, usia, dan tingkat pendidikan seseorang.
Sosial media telah memainkan peran kunci dalam menyebarkan kecemasan tentang wabah
COVID-19 di Kurdistan Irak.

6. IRK
Manfaat Media Sosial Sebagai Media Untuk Berdakwah
 “Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru menuju Allah,
mengerjakan amal yang shalih dan berkata: “Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang
berserah diri.” (Fushshilat : 33)
 “Katakanlah: “Inilah jalanku (agamaku). Aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak
(kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata (ilmu dan keyakinan). Maha suci Allah, dan
aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik”. (QS. Yusuf : 108)

Anda mungkin juga menyukai