Anda di halaman 1dari 37

PENGARUH MEDIA VIDEO ETIKA BATUK DAN BERSIN TERHADAP

PENINGKATAN PENGETAHUAN PADA ANAK DI SD KATOLIK


04 ST YOHANI KOTA MANADO

PROPOSAL PENELITIAN

Oleh :

ALLBRIGHT INTAN UMBOH

NIM. 1814201030

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN INDONESIA


FAKULTAS KEPERAWATAN
MANADO
2022
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sebuah penyakit dapat dengan mudah menginfeksi melalui udara. Tanpa

disadari, bersin dan batuk adalah suatu hal yang dapat menyebarkan virus

penyakit (Promkes, 2018). Penularan penyakit melalui udara yang

dimaksudkan adalah penularan yang terjadi tanpa kontak dengan penderita

maupun dengan benda yang terkontaminasi. Virus yang menular melalui udara

dapat juga menyebar saat ada kontak secara langsung, ataupun pada permukaan

benda, akan tetapi yang paling sering terjadi adalah penularan yang disebabkan

karena mengisap udara yang mengandung unsur penyebab atau mikro-

organisme penyebab dan juga kontak secara lamngsung dengan penderita

(Promkes, 2018).

Penularan penyakit melalui udara dapat terjadi dalam bentuk droplet atau

bisa juga dalam bentuk dust. Droplet yang keluar melalui mulut dan hidung

saat batuk atau bersin, berbicara ataupun bernapas mempunyai ukuran yang

berbeda-beda (Fauzi and Andrini, 2014). Penyakit yang ditularkan melalui

udara menyebar saat patogen dikeluarkan ke udara melalui batuk, bersin atau

bahkan dengan berbicara (Batuk atau bersin menghasilkan sejumlah besar

partikel dengan ukuran hingga 100 mikron). Partikel patogen dikatakan besar

ketika lebih besar dari 5 mikron, kemudian orang sekitar bisa terkontaminasi

dengan mikroorganisme yang menempuh jarak pendek yakni kurang dari satu

1
meter kemudian bersarang di konjungtiva atau mukosa inang yang rentan

(Acikgoz et al., 2011).

Dust atau debu adalah bentuk partikel dengan ukuran yang bermacam

macam, yang mana dust ini adalah sebagai hasil dan resuspensi partikel yang

terletak di lantai, tempat tidur serta yang tertiup angin bersama debu lantai atau

tanah. Yang sangat menentukan kemungkinan terjadinya penularan atau tidak

adalah ukuran besarnya droplet maupun dust. Pada droplet dengan ukuran yang

besar, akan tersangkut pada jalan napas kemudian dapat dibuang ke luar oleh

mekanisme yang terjadi dalam saluran napas (Meita, 2012).

Penyakit yang dapat menular melalui udara antara lain Infeksi Saluran

Pernafasan Akut/ISPA, pneumonia, TB paru, dan Corona virus disease.

Organisme yang menyebabkan ISPA paling sering ditularkan melalui droplet

saat seorang pasien ISPA batuk ataupun bersin, droplet dari sekresi kecil dan

besar kemudian tersembur ke udara dan lingkungan sekitar. Lingkungan sekitar

juga bisa terkontaminasi melalui kontak dengan tangan, sapu tangan/tisu yang

sudah dipakai, atau benda lain yang sudah bersentuhan dengan sekret tersebut.

Dengan itu maka ISPA dapat ditularkan oleh aerosol yang berasal dari saluran

pernapasan atau bisa juga melalui kontak dengan permukaan yang telah

terkontaminasi. Oleh karena itu selain penggunaan alat pelindung untuk

terhindar dari droplet seperti masker bedah perlu juga diperhatikan mengenai

kebersihan tangan, kebersihan pernapasan, pengelolaan limbah, dan kebersihan

lingkungan juga sangat penting untuk membantu mencegah penularan ISPA

(WHO, 2007).

2
Lima provinsi dengan prevalensi ISPA tertinggi adalah Nusa Tenggara

Timur, Papua, Papua Barat, Banten, dan Bengkulu (Riskesdas, 2018). Nusa

Tenggara Timur merupakan provinsi dengan prevalensi tertinggi ISPA. Lima

provinsi yang mempunyai insiden dan prevalensi pneumonia tertinggi adalah

Papua, Bengkulu, Papua Barat, Jawa Barat, dan Aceh (Riskesdas, 2018).

Prevalensi penduduk dengan TB Paru tertinggi adalah Banten, Papua, Jawa

Barat, Aceh, dan Sumatera Selatan (Riskesdas, 2018).

Semakin meningkatnya kasus COVID-19 yang terkonfirmasi di Indonesia

membuat pemerintah Indonesia menetapkan kebijakan dan aturan-aturan untuk

melakukan pengendalian dan pencegahan COVID-19 di Indonesia. (Kemenkes

RI.2020).

Dalam promosi kesehatan, terdapat beberapa faktor yang memengaruhi

perubahan perilaku yaitu metode, materi, petugas yang melakukannya, dan

juga media yang akan digunakan. Untuk mencapai hasil yang optimal, faktor-

faktor tersebut harus bekerja sama secara harmonis termasuk dalam

penggunaan metode dan media harus disesuaikan dengan sasaran yang dituju.

Menurut penelitian Ardian (2014) menyatakan pentingnya pemilihan media

diperlukan untuk mempermudah sasaran dalam menerima materi promosi

kesehatan Salah satu media informasi seperti di dalam video.

Saat ini, salah satu fasilitas internet yang dikembangkan sebagai sarana

pendidikan kesehatan adalah media sosial seperti WhatsApp, Youtube,

Facebook dan Twitter. Menurut survei Asosiasi Penyelenggara Internet

Indonesia (APJII) kenaikan jumlah pengguna internet dialami oleh indonesia.

3
Hasil survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) 2018,

jumlah pengguna internet di indonesia sebesar 171,1 juta naik sebesar 27,9 juta

dari tahun lalu yang berjumlah 143.

Pangestika, (2018) juga melakukan penelitian serupa, yaitu mengenai

pengaruh edukasi melalui pemanfaatan media video terhadap penyebaran

informasi. Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pemanfaatan media

berpengaruh terhadap penyebaran informasi pembelajaran.

Penyampaian edukasi dalam bentuk media video dapat menjadi pilihan

dalam melakukan promosi kesehatan karena media video dinilai efektif untuk

menjadi media edukasi. Hal ini didukung dari hasil penelitian yang dilakukan

oleh Subekti, dkk (2020) mengungkapkan bahwa penggunaan media video

conference pada mahasiswa dalam proses pembelajaran adalah sangat efektif.

Media pembelajaran video merupakan media pendidikan yang mengandung

unsur audio dan visual, sehingga memberikan informasi yang jelas terhadap

pesan yang disampaikan (Sardiman dalam Enjely, 2017). Berdasarkan hasil

penelitian yang dilakukan oleh Tambak (2018) menunjukkan terdapat

perbedaan pengetahuan dan sikap siswa mengenai kecacingan sebelum dan

sesudah diberikan perlakuan penyuluhan dengan menggunakan media video.

Dari survei pendahuluan yang dilakukan SD katolik 04 st yohani kota

manado, di dapatkan jumalah siswa kls 4a, 4b, dan 4c, sebanyak 57 siswa, pada

Pengisian google form pada siswa SD katolik 04 st yohani kota manado

didapati bahwa 7 dari 10 anak mampu menjawab tentang etika batuk, namun

tidak mengetahui alasan jelas mengapa harus menerapkan etika batuk dan

4
bersin yang baik dan benar, tidak mengetahui tentang etika batuk dan belum

pernah menerima penyuluhan apapun tentang etika batuk dan bersin. Sebanyak

70% dari siswa SD katolik 04 st yohani kota manado mendapat informasi

mengenai etika batuk dan bersin dan pencegahannya dari media audio visual

yaitu melalui televisi, radio, maupun sosial media online dalam bentuk audio

maupun visual.

Berdasarkan data di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

yang berjudul “Pengaruh Media Video Etika Batuk Dan Bersin Terhadap

Peningkatan Pengetahuan Pada Anak”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka rumusan

masalah pada penelitian ini adalah bagaimana Pengaruh Media Video Etika

Batuk Dan Bersin Terhadap Peningkatan Pengetahuan Pada Anak di SD

katolik 04 st yohani kota manado.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui Pengaruh Media Video Etika Batuk Dan Bersin

Terhadap Peningkatan Pengetahuan Pada Anak di SD katolik 04 st yohani

kota manado.

2. Tujuan Khusu

a. Untuk Menganalisis sebelum di berikan media video etika batuk dan

bersin terhadap peningkatan pengetahuan pada anak

5
b. Untuk Menganalisis sesudah di berikan media video etika batuk dan

bersin terhadap peningkatan pengetahuan pada anak

c. Untuk Menganalisis Pengaruh Media Video Etika Batuk Dan Bersin

Terhadap Peningkatan Pengetahuan Pada Anak di SD katolik 04 st

yohani kota manado.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Institusi Pendidikan Keperawatan

Penelitian ini dapat menambah informasi, khususnya mengenai

pemberian media video etika dan bersin terhadap anak.

2. Bagi Lokasi Penelitian

Melalui penelitian ini dapat menjadi masukkan dan menambah wawasan

bagi SD katolik 04 st yohani dalam menyikapi masalah mengenai etika

batuk dan bersin pada siswa .

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini dapat di jadikan sumber referensi untuk penelitian

selanjutnya. Dapat menerapkan ilmu yang di dapat selama pendidikan serta

menambah pengetahuan dan pengalaman kerja dalam membuat penelitian

ilmiah dan menambah pengetahuan tentang etika batuk dan bersin terhadap

siswa SD

6
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Media

1. Pengertian Media

Media adalah semua sarana atau upaya untuk menampilkan pesan atau

informasi yang ingin disampaikan oleh komunikator (Alini & Indrawati,

2018). Salah satu unsur penting yang perlu diperhatikan dalam

penyelenggaraan penyuluhan adalah pemilihan media penyuluhan. Dimana

media penyuluhan merupakan segala sesuatu yang berisi pesan atau

informasi yang dapat membantu kegiatan penyuluhan. (Leilani, Nurmala, &

Patekkai, 2017).

2. Macam-macam Media

Secara umum, media (alat bantu) terdiri dari :

a. Alat bantu lihat (Visual aids)

Alat bantu lihat adalah alat yang berguna untuk menstimulasi indera

penglihatan saat penyampaian materi. Alat bantu lihat ini dibagi menjadi

dua bentuk, yaitu yang diproyeksikan dan tidak diproyeksikan. Alat

bantu yang diproyeksikan antara lain yaitu slide powerpoint, film strip

dan lain-lain. Alat bantu yang tidak diproyeksikan yaitu dua dimensi

7
(gambar, bagan dan sebagainya) dan tiga dimensi (patung, boneka dan

lain-lain).

b. Alat bantu dengar (Audio aids)

Alat bantu dengar adalah alat yang digunakan untuk menstimulasi indera

pendengaran ketika penyampaian materi. Contohnya adalah rekaman

suara dan radio.

c. Alat bantu lihat dengar (Audio visual aids)

Alat bantu lihat dengar adalah alat yang berguna untuk menstimulasi

indera pendengaran dan penglihatan, sehingga lebih mudah menerima

dan memahami pesan yang disampaikan oleh pemateri. Contohnya yaitu

video, film dan lain-lain. Berkaitan dengan media/alat bantu/alat peraga,

Edgar Dale menggambarkan intensitas alat peraga dalam kerucut yang

dinamakan Kerucut Pengalaman (Cone of Experience) Edgar Dale.

3. Media Video

a. Pengertian Video

Video merupakan media edukasi yang materi dan penyerapannya

melalui pandangan dan pendengaran sehingga membangun kondisi yang

dapat membuat sasaran mampu memperoleh pengetahuan dan

keterampilan (Saputra, Wahyuni, & Nuzrina, 2016).

Gerak yang ditunjukkan dalam video dapat menjadi rangsangan yang

serasi atau berupa respons yang diharapkan dari penonton. Penonton

8
mendapatkan isi dan susunan yang utuh dari materi pelajaran atau

pelatihan. Penonton juga dapat belajar secara mandiri dengan kecepatan

masing-masing.

Selain itu, dengan melihat video penonton seperti berada di suatu

tempat yang sama dengan program yang ditayangkan video sehingga

video lebih menarik (Saputra, Wahyuni, & Nuzrina, 2016).

b. Kelebihan video

Menurut (Agustiningsih, 2015) kelebihan video antara lain, yaitu :

1) Merupakan media gerak perpaduan gambar dan suara

2) Mampu mempengaruhi tingkah laku manusia melebihi media cetak

3) Dapat digunakan seketika

4) Dapat digunakan secara berulang

5) Dapat menyajikan objek secara detail

6) Dapat diperlambat atau dipercepat

7) Dapat digunakan untuk klasikal ataupun individual.

c. Kelemahan Video Menurut (Agustiningsih, 2015) kelemahan yang

dimiliki video antara lain, yaitu:

1) Memerlukan dana yang relatif banyak/mahal

2) Sukar untuk direvisi

3) Memerlukan peralatan tambahan untuk proses penayangannya

(contoh : LCD).

9
B. Konsep Pengetahuan

1. Pengertian Pengetahuan

Pengetahuan adalah suatu domain dari hal yang dapat membentuk

perilaku. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan terjadi setelah orang

melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu (Saputra, Wahyuni,

& Nuzrina, 2016).

Menurut (Notoatmodjo, 2007), pengetahuan adalah hasil penginderaan

manusia atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang

dimilikinya (mata, hidung, telinga dan sebagainya). Dengan sendirinya pada

waktu penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat

dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan presepsi terhadap objek. Sebagian

besar pengetahuan seseorang diperoleh melalui indera pendengaran (telinga)

dan indera penglihatan (mata).

Berdasarkan teori Stimulus-Organism-Response (S-O-R), pengetahuan

termasuk ke dalam respon tertutup suatu organisme setelah menerima

stimulus. Respon tersebut belum dapat diamati orang lain secara jelas. Oleh

sebab itu, untuk mengukur pengetahuan yaitu dengan menggunakan

pertanyaan-pertanyaan tertulis atau angket.

10
2. Faktor yang mempengaruhi pengetahuan

Menurut (Notoatmodjo, 2007) faktor yang mempengaruhi pengetahuan

antara lain yaitu:

a. Faktor pendidikan

Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka akan semakin mudah

untuk menerima informasi tentang obyek atau yang berkaitan dengan

pengetahuan. Pengetahuan umumnya dapat diperoleh dari informasi yang

disampaikan oleh orang tua, guru dan media massa. Pendidikan sangat

erat kaitannya dengan pengetahuan. Pendidikan merupakan salah satu

kebutuhan dasar manusia yang sangat diperlukan untuk pengembangan

diri. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka akan semakin

mudah untuk menerima, serta mengembangkan pengetahuan dan

teknologi.

b. Faktor pekerjaan Pekerjaan seseorang sangat berpengaruh terhadap

proses mengakses informasi yang dibutuhkan terhadap suatu obyek.

c. Faktor pengalaman Pengalaman seseorang sangat mempengaruhi

pengetahuan, semakin banyak pengalaman seseorang tentang suatu hal,

maka akan semakin bertambah pula pengetahuan seseorang akan hal

tersebut.

11
d. Keyakinan Keyakinan yang diperoleh oleh seseorang biasanya bisa

didapat secara turun-temurun dan tidak dapat dibuktikan terlebih dahulu,

keyakinan positif dan keyakinan negatif dapat mempengaruhi

pengetahuan seseorang.

e. Sosial budaya Kebudayaan beserta kebiasaan dalam keluarga dapat

mempengaruhi pengetahuan, presepsi dan sikap seseorang terhadap

sesuatu.

3. Tingkat Pengetahuan

Menurut (Notoatmodjo, 2007), pengetahuan tercakup dalam domain

kognitif mempunyai 6 tingkatan, yaitu:

a. Tahu (Know) Tahu diartikan sebagai suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya dengan mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang

spesifik dan seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah

diterima.

b. Memahami (Comprehension) Memahami diartikan sebagai suatu

kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang obyek yang

diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar.

c. Aplikasi (Application) Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk

menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi

sebenarnya.

d. Analisis (Analysis) Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan

materi atau suatu obyek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di

dalam suatu struktur organisasi dan masih ada kaitannya satu sama lain.

12
e. Sintesis (Synthesis) Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk

meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk

keseluruhan yang baru.

f. Evaluasi (Evaluation) Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk

melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.

C. Konsep Batuk dan Bersin

1. Pengertian Batuk dan Bersin

Batuk dan bersin bukanlah suatu penyakit. Batuk dan bersin merupakan

mekanisme pertahanan tubuh pernapasan dan merupakan gejala suatu

penyakit atau reaksi tubuh terhadap iritasi di tenggorokan karena adanya

lendir, makanan, debu, asap dan sebagainya (Kemenkes, 2018).

Batuk adalah suatu refleks pertahanan tubuh untuk mengeluarkan benda

asing dari saluran napas. Batuk juga membantu melindungi paru dari

aspirasi yaitu masuknya benda asing dari saluran cerna atau saluran napas

bagian atas. Yang dimaksud dengan saluran napas mulai dari tenggorokan,

trakhea, bronkhus, bronkhioli sampai ke jaringan paru (Guyton,et all.2018).

2. Penyebab Batuk dan Bersin

Batuk umumnya disebabkan oleh infeksi di saluran pernapasan bagian

atas yang merupakan gejala flu, Infeksi Saluran Pernapasan bagian Atas

(ISPA), alergi, asma atau tuberculosis, benda asing yang masuk kedalam

saluran napas, tersedak akibat minum susu, menghirup asap rokok dari

orang sekitar, masalah emosi dan psikologis (untuk batuk psikogenik)

(Yunus, F. 2017).

13
Bersin disebabkan oleh beberapa faktor yakni alergi, iritan (debu), infeksi

yang ada di saluran pernapasan, olahraga yang berlebihan yang mengalami

hiperventilasi yang membuat hidung dan mulut mengering, obat-obatan

tertentu, dan sinar matahari (faktor keturunan).

3. Etika Batuk dan Bersin

Etika adalah teori tentang tingkah laku perbuatan manusia dipandang dari

segi baik dan buruk sejauh yang dapat ditentukan oleh akal.

Etika batuk dan bersin adalah tata cara batuk dan bersin yang baik dan

benar dengan cara menutup hidung dan mulut dengan tissue atau lengan

baju. Jadi, bakteri tidak menyebar ke udara dan tidak menular ke orang lain .

4. Tujuan Etika dan Bersin

Mencegah penyebaran suatu penyakit secara luas melalui udara bebas

(Droplets) dan membuat kenyamanan pada orang di sekitarnya. Droplets

tersebut dapat mengandung kuman infeksius yang berpotensi menular ke

orang lain disekitarnya melalui udara pernapasan. Penularan penyakit

melalui media udara pernapasan disebut “air borne disease”.

5. Kebiasaan Batuk dan Bersi yang salah

Tidak menutup mulut saat batuk atau bersin di tempat umum, tidak

mencuci tangan setelah digunakan untuk menutup mulut atau hidung saat

batuk dan bersin, membuang ludah batuk disembarang tempat, membuang

atau meletakkan tissue yang sudah dipakai disembarang tempat, tidak

menggunakan masker saat flu atau batuk.

14
BAB III

KERANGKA KONSEP,HIPOTESIS,DAN DEFINISI OPERATIONAL

A. Kerangka Konsep

Pra Test Intervensi Post test


Peningkatan Peningkatan
Test Pemberian Video
pengetahuan Anak pengetahuan Anak
terhadap Etika batuk Etika Batuk dan terhadap Etika batuk
dan Bersin sebelum Bersin dan Bersin sebelum
diberikan Video diberikan Video

Gambar : 3.1 Kerangka Konsep Penelitian Pengaruh Media Video Etika

Batuk Dan Bersin Terhadap Peningkatan Pengetahuan Pada Anak

di SD katolik 04 st yohani kota manado

B. Hipotesis

1. H0 : Tidak ada Pengaruh Media Video Etika Batuk Dan Bersin Terhadap

Peningkatan Pengetahuan Pada Anak di SD katolik 04 st yohani kota

manado

15
2. Ha : Ada Pengaruh Media Video Etika Batuk Dan Bersin Terhadap

Peningkatan Pengetahuan Pada Anak di SD katolik 04 st yohani kota

manado

16
C. Definisi Operational

Definisi Skala

Variabel Oprasional Alat Ukur Ukur Hasil

1 Variabel Pengetahuan Kuesioner Ordinal Ada jika ≥

Independen: adalah segala nilai median

Peningkatan sesuatu yang

Pengetahuan Pada diketahui Anak Tidak Ada

anak jika ≤ nilai

median

2 Variabel Dependen: Media kesehatan

Video Etika Batuk dalam bentuk

dan bersin video Etika Batuk

dan Bersin

17
BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini rancangan yang digunakan adalah Quasi eksperiment dengan

metode One-group pra-post test design, yaitu mengungkapkan hubungan sebab

akibat dengan cara melibatkan satu kelompok subjek, metode penelitian ini

ditunjukan untuk menguji Pengaruh Media Video Etika Batuk Dan Bersin

Terhadap Peningkatan Pengetahuan Pada Anak

B. Waktu dan Tempat Penelitian

1. Waktu Penelitian

Penelitian ini akan di laksanakan pada bulan September - Oktober 2022.

2. Tempat Penelitian

Penelitian ini akan di laksanakan SD katolik 04 st yohani kota manado

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi merupakan keseluruhan objek yang akan diteliti. Berdasarkan

tujuan penellitian, maka populasi yang digunakan dalam penelitian ini

adalah Anak SD katolik 04 kls 4a, 4b, dan 4c, st yohani kota manado yang

berjumlah sebanyak 57

2. Sampel

Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling, sesudah

didapatkan besar sampel melalui rumus Federer, yaitu sebanyak 16 pasien.

17
Rumus Federer : (t-1)(n-1) >15

(1-1) (n-1) >15

n-1 >15

n >15+1

n > 16

D. Kriteria Inklusi dan Eksklusi

1. Kriteria Inklusi

a. Bersedia menjadi responden dan mengisi kuesioner.

b. Siswa kelas kls 4a, 4b, dan 4c.

c. Sehat jasmani dan rohani.

2. Kriteria Eksklusi

a. Siswa yang mengalami sakit.

b. Siswa-siswi yang tidak hadir saat penelitian.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian dalam penelitian ini berupa

video dan dan kuesioner dengan pertanyaan tertutup yang disusun secara

terstruktur yang dibagikan pada Siswa. Media video yang digunakan dalam

penelitian ini dalam bentuk gambar bergerak disertai penjelasan melalui suara

yang berisi materi mengenai etika batuk dan bersin yang baik dan benar.

Kuesioner digunakan untuk mengukur pengetahuan siswa/i tentang Etika Batuk

dan Bersin.

18
1. Data Responden berupa (Jenis kelamin,Usia dan kelas)

2. Kuesioner Pengetahuan, Pengukuran terhadap variabel pengetahuan

dilakukan dengan skala Guttman yaitu dinilai dengan jawaban benar dan

salah. Jawaban benar akan diberi skor 2 dan untuk jawaban yang salah

diberikan skor 0 (Sugiono, 2011). Kuesioner pengetahuan terdiri dari 10

pertanyaan sehingga skor tertinggi adalah 20 dan terendah 0.

F. Analisa Data dan Pengolahan Data

1. Analisa Univariat

Analisa Univariat merupakan analisa data yang menganalisis satu

variabel, digunakan untuk menguji hipotesis. Menurut Notoadmojo (2010),

analisis ini berfungsi untuk meringkas hasil pengukuran menjadi informasi

yang bermanfaat. Bentuk ringkasan berupa tabel, statistik, dan grafik.

Umumnya dilakukan ke masing-masing variabel yang diteliti (Donsu,

2016).

2. Analisa Bivariat

Bertujuan untuk mengetahui Pengaruh antara variabel independen

dengan variabel dependen melalui uji Chi-square dengan menggunakan

program komputer (Statistical Product and Service Solution). Uji statistika

yang akan digunakan adalah uji t atau t test untuk mengetahui ada tidaknya

perbedaan antara masing – masing variable dan uji t atau t test yang

digunakan adalah paired-sampel t-test. Jika nilai signifikansi ≥ 0,05 (nilai

Alpha) berarti Ho diterima atau tidak ada Pengaruh Media Video Etika

19
Batuk Dan Bersin Terhadap Peningkatan Pengetahuan Pada Anak. Jika nilai

signifikansi < 0,05 (nilai Alpha) berarti Ha ditolak atau ada Pengaruh Media

Video Etika Batuk Dan Bersin Terhadap Peningkatan Pengetahuan Pada

Anak.

G. Pengolahan Data

1. Penyuntingan (editing)

Memeriksa seluruh daftar pertanyaan yang dikembalikan responden.

a. Kesesuaian jawaban responden dengan pertanyaan yang diajukan

b. Kelengkapan pengisian daftar pertanyaan

c. Keajegan (consistency) jawaban responden

2. Pengkodean (Coding)

Yaitu memberikan kode tertentu terhadap jawaban responden, misalnya

dengan angka-angka, baik yang berupa atribut tidak menunjukkan tingkatan

tinggi-rendah, atau indeks (kode yang menunjukkan tingkatan atau tinggi

rendah).

3. Tabulasi (Tabulating)

Tabulasi data, yaitu memasukkan data kedalam tabel-tabel: tally,

lembaran kode, tabel distribusi frekuensi, atau tabel silang.

a. Menghitung dengan rumus statistic: mean, median, modus, persen,

korelasi.

b. Menyimpulkan hasil perhitungan.

20
H. Etika Penelitian

Penelitian ini menerapkan prinsip etika penelitian sebagai upaya untuk

melindungi hak responden dan peneliti selama proses penelitian. Suatu

penelitian dikatakan etis ketika penelitian tersebut memenuhi dua syarat yaitu

dapat dipertanggung jawabkan dan beretika. Prinsip etik dalam penelitian ini

sebagai upaya untuk melindungi hak dan privasi responden (Notoatmodjo,

2010).

Peneliti menguraikan masalah etik pada penelitian ini berdasarkan ketiga

prinsip etik meliputi:

1. Lembar Persetujuan (informed consent)

Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara penelitidengan

responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan. Informed

consent diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan memberikan lembar

persetujuan untuk menjadi responden. Tujuaninformed concent adalah agar

subyek mengerti maksud dan tujuan penelitian dan mengerti dampaknya.

Jika subjek bersedia, maka mereka harus menandatangani lembar

persetujuan. Jika responden tidak bersedia, maka peneliti harus

menghormati hak tersebut.

2. Tanpa nama (Anonimity)

Masalah etika keperawatan merupakan masalah yang

memberilanjaminan dalam mencantumkan nama responden pada lembar alat

21
ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil

penelitian.

3. Kerahasiaan (Confidentiality)

Informasi yang di berikan oleh responden akan di jamin kerahasiaannya,

karena peneliti hanya menggunakan kelompok data sesuai kebutuhan dalam

peneliti.

22
DAFTAR PUSTAKA

Afnuhazi,R. 2015. Komuniikasi Terapeutik Dalam Keperawatan Jiwa.Selman.

Yogyakarta : Gosyen Publishing

Aditya, Jeprin. (2018). Pengertian Teks dalam Multimedia.

Aeni, N., & Yuhandini, D. S. (2018). Pengaruh Pendidikan Kesehatan dengan

media video dan metode demonstrasi terhadap pengetahuan sadari. Care:

Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan, 6(2), 162-174.

Akbar, K. R., Wilastiara, E. B., Noviyanti, R., Ardiani, R., & Sudinadji, M. B.

(2021). Analisis Perilaku Masyarakat Selama Pandemic COVID-19 Dan

New Normal. JIRA: Jurnal Inovasi dan Riset Akademik, 2(1), 65- 78.

Al Gafi, A., Hidayat, W., & Tarigan, F. L. (2020). Pengaruh Penggunaan Media

Sosial Whatsapp Dan Booklet Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Siswa

Tentang Rokok Di Sma Negeri 13 Medan. Jurnal Muara Sains, Teknologi,

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, 3(2), 281-290.

APJII. (2018). Laporan Survei Internet APJII 2019 – 2020.

Ardian, I. (2014). Langkah-langkah merencanakan penggunaan media promosi

kesehatan dalam lingkup kesehatan reproduksi. Jurnal Unissula.

Arikunto, S. (2010). Manajemen penelitian. Jakarta: Rineka

23
Arsyad, Azhar. (2016). Media Pembelajaran, edisi revisi. Jakarta: Rajagrafindo

Persada.

Ary Widayani, L. G. (2020). Pengaruh Penyuluhan Dengan Media Whatsapp

Group Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Tentang Makanan Cepat Saji

Pada Siswa Sma Negeri 8 Denpasar (Skripsi). Poltekkes Denpasar.

Badan Pusat Statistik. (2020). Perilaku Masyarakat di Masa Pandemi COVID-19.

Badeni. (2013). Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, Bandung: Alfabeta. Biro

Rektor USU

Bagian Akademik. (2020). Data Mahasiswa Non Kesehatan USU.

Brecht HD. (2012). Learning from online video lecture. Journal of Information

Technology Education: Innovation in Practice. Volume 11: 227-250.

Buana, D. R. (2020). Analisis Perilaku Masyarakat Indonesia dalam Menghadapi

Pandemi Virus Corona (Covid-19) dan Kiat Menjaga Kesejahteraan Jiwa.

Jurnal Sosial & Budaya Syar-I, 7(3).

Datareportal (2021). Data Pengguna Media Sosial di Indonesia Tahun 2021,

Devi, E. S. (2013). Pengaruh Penyuluhan Media Audio Visual Video Terhadap

Tingkat Pengetahuan Pemeriksaan Payudara Sendiri (Sadari) Pada Kader

Posyandu di Tejokusuman Rw. 04 Notoprajan Yogyakarta (Doctoral

dissertation, STIKES'Aisyiyah Yogyakarta).

Dimas, A. S. (2020). Efektivitas pemberian video edukasi terhadap pengetahuan

mahasiswa pecinta alam tentang pertolongan pertama pada hipotermia di

universitas muhammadiyah ponorogo (Skripsi). STIKES BHAKTI

HUSADA MULIA MADIUN.

24
Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara.(2022). Update data COVID-19 .

Doremalen N, Bushmaker T, Morris DH, Holbrook MG, Gamble A, Williamson

BN, et al. (2020). Aerosol and Surface Stability of SARS-CoV-2 as

Compared with SARS-CoV-1. N Engl J Med. 2020

Fitriani, S. D., Umamah, R., Rosmana, D., Rahmat, M., & Mulyo, G. P. E. (2019).

Penyuluhan Anemia Gizi Dengan Media Motion Video Terhadap

Pengetahuan Dan Sikap Remaja Putri. Jurnal Riset Kesehatan Poltekkes

Depkes Bandung, 11(1), 97-104.

Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Sulawesi Utara. (2022).

Infografis Mengenai COVID-19.

Han Y, Yang H (2020), The Transmission and Diagnosis 0f 2019 novel

coronavirus infection disease(COVID- 19). Chinese perspective.J Med

Virol.

Hastono, Sutanto Priyo. (2007). Modul Analisis Data. Fakultas Kesehatan

Masyarakat Universitas Indonesia.

Hayatli, M. E. (2020). Pengaruh Media Roda Putar dan Explosion Box Terhadap

Pengetahuan, Sikap dalam Konsumsi Sayur Buah di MIN 10 Asahan

Tahun 2020. .(Skripsi). Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas

Sumatera Utara, Medan.

25
Indriani, T. (2017).Efektivitas Penyuluhan Kesehatan “SADARI” Dengan Media

Video Terhadap Pengetahuan Pada Remaja Putri Di SMK YMJ Ciputat.

(Skripsi).UIN Syarif Hidayatulah Jakarta.

Ismawati, W., & Kristien Andriani, S. K. M. (2018). Efektifitas Penggunaan

Media Leaflet, Buku Saku, Video untuk meningkatkan Pengetahuan

Pemberian Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP ASI) Di Desa Kenep

Kecamatan Sukoharjo (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah

Surakarta).

Jaelani, A., Fauzi, H., Aisah, H., & Zaqiyah, Q. Y. (2020). Penggunaan Media

Online Dalam Proses Kegiatan Belajar Mengajar Pai Dimasa Pandemi

Covid-19 (Studi Pustaka dan Observasi Online). Jurnal IKA PGSD (Ikatan

Alumni PGSD) UNARS, 8(1), 12-24.

Kementerian Kesehatan RI. (2020). Kesiapsiagaan menghadapi Infeksi Novel

Coronavirus.

Kementerian Kesehatan RI. (2020). Media informasi resmi terkini penyakit

infeksi emerging. Diakses dari http://covid19.kemkes.go.id.

Listyarini, A. D., & Hindriyastuti, S. (2017). Penyuluhan dengan Media Audio

Visual Meningkatkan Perilaku Hidup Bersih Sehat Anak Usia Sekolah’.

The 5th Flurecol Proceeding, 112-117.

Meidiana, R., Simbolon, D., & Wahyudi, A. (2018). Pengaruh Edukasi melalui

media audio visual terhadap pengetahuan dan sikap remaja overweight.

Jurnal Kesehatan, 9(3), 478-484.

26
Notoatmodjo, S. (2012). Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan (Edisike-1).

Jakarta: Rineka Cipta.

Notoatmodjo, S. (2014). Promosi kesehatan teori & perilaku kesehatan. Edisi

revisi. Jakarta : Rineka Cipta.

Santoso, D. H., & Santosa, A. (2020). COVID-19 Dalam Ragam Tinjauan

Perspektif. LPPM Mercubuana.

Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Bidang Perilaku. (2020). Pedoman

Perunahan Perilaku Penanganan COVID-19 .

UNESCO. (2020). COVID-19 Educational Disruption And Response. Retrieved

From UNESCO

WHO. (2020). Pertanyaan dan jawaban terkait Coronavirus.

World Health Organization. (2020) , Naming the coronavirus disease (COVID-

19) and the virus that causes it.

Yusriani, Y., & Agustini, T. (2021). Edukasi Melalui Media Video Meningkatkan

Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Siswa Dalam Mencegah Penularan

Covid-19. In Konferensi Nasional Pengabdian Masyarakat (KOPEMAS)

27
Lampiran 1

FORMULIR PERMOHONAN

MENJADI RESPONDEN PENELITIAN

Kepada Yth.

Bapak/Ibu

Di -

Tempat

Bapak/Ibu yang saya hormati,

Saya Allbright Intan Umboh selaku mahasiswa Program Studi Ilmu

Keperawatan Universitas Pembangunan Indonesia sementara ini dalam proses

penyelesaian tugas akhir / Skripsi dan akan melakukan penelitian. Olehnya,

mohon kiranya kesediaan Bapak/Ibu selaku responden agar bisa menjadi subjek

dalam penelitian yang akan kami lakukan.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui “Penelitian Pengaruh Media

Video Etika Batuk Dan Bersin Terhadap Peningkatan Pengetahuan Pada Anak di

SD katolik 04 st yohani kota manado”

Partisipasi dalam penelitian ini dan atau informasi yang didapat tidak akan

dipergunakan dalam hal-hal yang bisa merugikan Bapak/Ibu selaku responden.

28
Kerahasiaan identitas Bapak/Ibu akan dijamin, dalam laporan hanya akan ditulis

kode nomor saja.

Manado, 2022

Peneliti

Ignatius Manahulending

Lampiran 2

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Setelah membaca dan mendapat penjelasan tentang maksud dan tujuan

penelitian ini, maka saya yang bertandatangan di bawah ini, menyatakan

BERSEDIA/TIDAK BERSEDIA*) menjadi responden dari sdra. Allbright Intan

Umboh dalam penelitian yang berjudul “Penelitian Pengaruh Media Video Etika

Batuk Dan Bersin Terhadap Peningkatan Pengetahuan Pada Anak di SD katolik

04 st yohani kota manado”.

Dan apabila sewaktu-waktu saya tidak bersedia atau mengundurkan diri

menjadi responden dalam penelitian ini, maka tidak ada tuntutan atau sanksi yang

dikenangkan di kemudian hari.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan penuh kesadaran.

Manado, 2022

29
(...................................)

Nama & Tandatangan

Lampiran 3

KUESIONER

PENGARUH MEDIA VIDEO ETIKA BATUK DAN BERSIN TERHADAP

PENINGKATAN PENGETAHUAN PADA ANAK DI SD KATOLIK 04 ST

YOHANI KOTA MANADO

A. Karakteristik Responden

a. Nama :

b. Jenis Kelamin :

c. Usia :

d. Kelas :

B. Soal Kuesioner

1. Apa itu etika batuk dan bersin ?

a. Tata cara batuk dan bersin yang baik dan benar

b. Tata cara batuk dan bersin yang bagus

c. Tata cara batuk dan bersin yang baik

2. Apa tujuan etika batuk dan bersin ?

a. Melindungi dari cacingan

b. Mencegah penyebaran penyakit melalui udara bebas

30
c. Mencegah kesemutan

3. Apa langkah pertama etika batuk dan bersin ?

a. Menutup mata

b. Menutup mulut dan hidung

c. Menutup mulut

4. Benda apa yang digunakan saat batuk dan bersin?

a. Tissue dan sapu tangan

b. Serbet

c. Celana

5. Dimana membuang benda yang digunakan saat batuk dan bersin ?

a. Tong sampah

b. Tanaman

c. Air yang mengalir

6. Apa langkah kedua etika batuk dan bersin ?

a. Menutup hidung dan mulut menggunakan celana

b. Menutup hidung dan mulut menggunakan lengan baju bagian dalam

c. Menutup hidung dan mulut menggunakan baju

7. Apa langkah ketiga ketika batuk dan bersin ?

a. Menggunaan baju baru

b. Menggunakan masker bekas

c. Menggunakan masker

8. Apa yang dilakukan setelah batuk dan bersin?

a. Membuang tissue ke kotak sampah

31
b. Memakai tissue lebih dari 2x

c. Membuang sapu tangan

9. Kesalahan apa yang biasanya dilakukan saat batuk dan bersin ?

a. Menggunaan sapu tangan

b. Menggunakan tissue

c. Tidak menutup mulut dan hidung

10. Apa yang dilakukan jika telah melakukan 3 langkah etika batuk dan

bersin ?

a. Mencuci tangan

b. Mencuci kaki

c. Mencuci mata

32
STORYBOARD VIDEO ETIKA BATUK

Scene Effect Waktu Naskah/Audio

1 Opening Logo Instrumen 00.00 – 00.05 Penampilan logo UNPI

music (gembira) dengan latar Aktor : “Etika Batuk dan

biru Bersin”.

2 Instrumen music (gembira) 00.05 – 00.20 Aktor : “ketika kita batuk

dengan animasi saluran atau bersin, terjadi

pernapasan dan virus perlepasan virus atau kuman

yang berasal dari sistem

pernapasan di dalam organ

tubuh. Perlepasan kuman

atau virus tersebut

berlangsung dari dalam

tubuh kita melalui udara

bebas”.

3 Instrumen music dengan 00.20 – 00.31 Tujuan Etika Batuk dan

animasi orang dan virus Bersin Aktor : “Mencegah

penyebaran suatu penyakit

33
melalui udara bebas dan

membuat kenyamanan bagi

orang di sekitar”.

4 Efek transisi dengan animasi 00.31– 01.10 3 Langkah Etika Batuk dan

orang menutup mulut dan Bersin Aktor : “Satu, saat

hidung batuk atau bersin tutup

hidung dan mulut dengan

tissue atau sapu tangan.

Jangan lupa langsung buang

tissue yang sudah terpakai

ke tempat sampah”. Aktor :

“Dua, ketika dalam keadaan

terdesak gunakan lengan

bagian dalam untuk

menutup hidung dan mulut

anda. Jangan tutup dengan

telapak tangan karena dapat

menularkan bakteri dan

virus ketika menyentuh

benda lain”. Aktor : “Tiga,

selalu gunakan masker saat

anda terserang batuk atau

flu”.

34
5 Efek transisi Dengan animasi 01.10 – 01.18 Aktor : “Mari tinggalkan

kebiasaan lama yang salah!

Kita biasakan hidup sehat di

mulai dari diri sendiri,

keluarga dan lingkungan

sekitar”.

6 Transisi animasi Clossing 01.18 – 01.23 Logo RSCM

dengan Animasi Logo

Sumber : Youtube ANTZBEEZ RSCM.

35

Anda mungkin juga menyukai