Anda di halaman 1dari 9

ARAH KECENDERUNGAN DAN ISU PEMBELAJARAN FISIKA

“BELAJAR DAN MENGAJAR DI MASA


PANDEMI”

DOSEN PENGAMPU: DR. NURLIANA MARPAUNG, M.Si

OLEH: KELOMPOK 2

AULIA SYAFRIYANTI (8216175001)

NELLY CATRINA LUMBANTOBING (8216175004)

PENDIDIKAN FISIKA PPs A 21

PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN FISIKA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2021
BAB 1
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Belajar adalah kegiatan yang berproses yang merupakan unsur sangat
fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan. Ini
berarti bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan bergantung
pada proses belajar yang dialami siswa, baik ketika ia berada di sekolah maupun
di lingkungan rumah atau keluarganya sendiri.
Pandemi yang membahayakan dunia saat ini yaitu virus yang tak terlihat,
virus itu adalah coronavirus. Coronavirus adalah kelompok virus yang dapat
menyebabkan penyakit pada hewan maupun manusia yang menyebabkan penyakit
infeksi saluran pernafasan. Tingginya angka kejadian dan potensi kematian
membuat banyak pihak berusaha memutuskan rantai penularan.Untuk melawan
Covid-19 Pemerintah telah melarang untuk berkerumunan, memakai masker dan
selalu mencuci tangan. Kebijakan yang diambil oleh banyak negara termasuk
Indonesia untuk melakukan lockdown, physical distancing, isolasi diri dan
pembatasan perjalanan merupakan upaya memutuskan mata rantai Covid-19.
Konsep physical distancing diterapkan kepada warga untuk meminimalisir
penyebaran Covid-19. Penyebaran Covid-19 yang sangat pesat, membuat
Indonesia mengambil kebijakan khusus terkait pendidikan.Salah satu upaya yang
dilakukan dengan di keluarkannya kebijakan pembelajaran secara daring dalam
mencegah penyebaran Covid-19.

2. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan belajar?
2. Apakah yang dimaksud dengan mengajar?
3. Bagaimana proses pembelajaran saat pandemi Covid-19?

3. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari belajar
2. Untuk mengetahui pengertian dari mengajar
3. Untuk mengetahui proses pembelajaran saat pandemi Covid-19
4. Untuk menambah wawasan penulis dan pembaca
BAB II

PEMBAHASAN

1. Belajar dan Mengajar


Secara umum belajar diartikan sebagai perubahan pada individu yang terjadi
melalui pengalaman, dan bukan karena pertumbuhan atau perkembangan
tubuhnya atau karakteristik seseorang sejak lahir (Trianto, 2011). Belajar dalam
idealisme berarti kegiatan psiko–fisik–sosio menuju ke perkembangan pribadi
seutuhnya. Namun, realitas yang dipahami oleh sebagian besar masyarakat
tidaklah demikian. Kegitan belajar selalu dikaitkan dengan tugas–tugas sekolah.
Sebagian besar masyarakat menganggap belajar di sekolah adalah usaha
penguasaan materi ilmu pengetahuan.
Pendapat lain tentang belajar juga diungkapkan oleh seorang ahli yang
mengartikan belajar sebagai suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai
hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Perubahan
yang terjadi dalam diri manusia banyak sekali, baik sifat maupun jenisnya karena
itu sudah pasti tidak setiap perubahan dalam diri manusia merupakan perubahan
dalam arti belajar.
Dari berbagai pendapat tersebut, dapat ditarik kesimpulan tentang belajar
yaitu sebagai suatu proses perubahan yang dialami seseorang secara terus menerus
sebagai akibat pengalaman dan interaksinya dengan lingkungannya dengan
memadukan pengetahuan yang telah dimilikinya sejak lahir dan pengetahuan baru
yang diperoleh.

2. Belajar dan Mengajar di Waktu Pandemi Covid 19


Pandemi Covid-19 saat ini sangat meresahkan banyak negara-negara di
seluruh dunia. Pandemi ini disebabkan oleh Novel Coronavirus (SARS-Cov-2)
yang pertama kali ditemukan di Wuhan, China. Virus ini sangat berbahaya karena
dapat menularkan kepada sesama manusia dan penularannya hanya membutuhkan
waktu yang sangat singkat. Pemerintah telah berusaha keras untuk menanggulangi
penyebaran Covid-19 dengan menerapkan beberapa kebijakan. Pemerintah dalam
bidang Pendidikan mengeluarkan surat edaran mengenai pedoman pelaksanaan
pembelajaran yang dilaksanakan di rumah (Learning from Home) (Kemendikbud,
2020).
Kebijakan yang diambil pemerintah dalam bidang pendidikan menuntut
lembaga pendidikan untuk melalukan inovasi dalam proses pembelajaran. Inovasi
yang dilakukan pemerintah agar proses pembelajaran tetap dapat terlaksana adalah
dengan cara daring (dalam jaringan). Metode yang biasanya digunakan dalam
pembelajaran daring adalah metode belajar berbasis internet atau biasa dikenal
dengan sistem online learning (e-learning). Pembelajaran online pertama kali
dikenal karena pengaruh dari perkembangan pembelajaran berbasis elektronik (e-
learning) yang diperkenalkan oleh Universitas Illionis melalui sistem
pembelajaran berbasis komputer (Hartanto, 2016)). Online learning merupakan
suatu sistem yang dapat memfasilitasi siswa belajar lebih luas, lebih banyak, dan
bervariasi. Melalui fasilitas yang disediakan oleh sistem tersebut, siswa dapat
belajar kapan dan dimana saja tanpa terbatas oleh jarak, ruang dan waktu. Online
learning adalah sebuah proses pembelajaran yang menggunakan jaringan
komputer sebagai media untuk penyampaian bahan ajar dan sebagai fasilitas
belajar mengajar.
Online learning secara menyeluruh pun mulai diterapkan dalam dunia
pendidikan, ketika dunia diterjang pandemi corona. Kebijakan-kebijakan pun
dilakukan untuk meliburkan seluruh Lembaga pendidikan. Hal ini dilakukan
sebagai upaya mencegah meluasnya penularan virus corona. Diharapkan dengan
seluruh lembaga pendidikan tidak melaksanakan aktivitas seperti biasanya, hal ini
dapat meminimalisir menyebarnya penyakit covid-19 ini. Hal serupa juga sudah
dilakukan oleh berbagai negara yang terpapar penyakit covid-19 ini, kebijakan
lockdown atau karantina dilakukan sebagai upaya mengurangi interaksi banyak
orang yang dapat memberi akses pada penyebaran virus corona. Penyebaran virus
corona ini pada awalnya sangat berdampak pada dunia ekonomi yang mulai lesu,
tetapi kini dampaknya dirasakan juga oleh dunia Pendidikan (Engko, C &
Usmany, P, 2020)
Kebijakan yang diambil oleh banyak negara termasuk Indonesia dengan
meliburkan seluruh aktivitas pendidikan, membuat pemerintah dan lembaga
terkait harus menghadirkan alternatif proses pendidikan bagi peserta didik
maupun mahasiswa yang tidak bisa melaksanakan proses pendidikan pada
lembaga Pendidikan (Kemendikbud, 2020).
Online learning meliputi aspek perangkat keras (infrastruktur) berupa
seperangkat komputer yang saling berhubungan satu sama lain dan memiliki
kemampuan untuk mengirimkan data, baik berupa teks, pesan, grafis, maupun
suara. Dengan kemampuan ini online learning dapat diartikan sebagai suatu
jaringan komputer yang saling terkoneksi dengan jaringan komputer lainnya
keseluruh penjuru dunia (Kitao, 1998). Oleh karena itu, siswa dapat belajar di
mana pun pada setiap waktu.
Secara umum, pembelajaran online sangat berbeda dengan pembelajaran
secara konvensional. Pembelajaran online lebih menekankan pada ketelitian dan
kejelian siswa dalam menerima dan mengolah informasi yang disajikan secara
online. Mengingat online learning sebagai metoda atau sarana komunikasi yang
mampu memberikan manfaat besar bagi kepentingan para peneliti, pengajar, dan
siswa, maka para pengajar perlu memahami karakteristik atau potensi online
learning agar dapat memanfaatkannya secara optimal untuk kepentingan
pembelajaran para siswanya (Waryanto, 2016).
Aplikasi e-learning ini dapat memfasilitasi aktivitas pelatihan dan
pembelajaran serta proses belajar mengajar secara formal maupun informal, selain
juga memfasilitasi kegiatan dan komunitas pengguna media elektronik, seperti
internet, intranet, CD-ROM, Video, DVD, televisi, HP, PDA, dan lain sebagainya.
Disamping itu, istilah e-learning meliputi berbagai aplikasi dan proses seperti
computer-based learning, web-based learning, virtual classroom, virtual
Schoology, virtual Zoom, dan aplikasi lainnya. Kegiatan pembelajaran online ini
dilakukan untuk mengganti kegiatan pembelajaran secara langsung (Hartanto,
2016).
Dalam penerapan e-learning, guru dan siswa memiliki perannya masing-
masing. Guru memiliki peran sebagai fasilitator dan pembimbing dalam kegiatan
pembelajaran, sedangkan siswa memiliki peran sebagai konstruktor pengetahuan,
pembelajar mandiri (independent learners), dan pemecah masalah (problem
solvers). Pembelajaran dalam jaringan menuntut peserta didik untuk berperan
aktif
selama proses pembelajaran. Keaktifan peserta didik selama proses pembelajaran
akan meningkatkan kualitas pembelajaran dan capaian pembelajaran. Penerapan
pembelajaran dalam jaringan harus memperhatikan kualitas dari pembelajaran itu
sendiri. Meningkatkan kualitas pembelajaran dalam jaringan merupakan suatu
tuntutan dan kebutuhan dari lembaga kependidikan agar proses pembelajaran
dapat berjalan dengan baik (Purwanto, dkk, 2020)

3. Keefektifan Online Learning


Online learning merupakan salah satu pembelajaran yang sudah banyak
digunakan di perguruan tinggi saat ini semenjak diterbitkannya sebagaimana
diatur dalam Pasal 31 Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, yaitu mengenai pembelajaran jarak jauh.
Pada mulanya kebijakan pembelajarn daring ini ini dirasa tepat di masa awal
pandemi. Wali murid dan pegiat pendidikan menilai bahwa ini adalah cara terbaik
untuk melindungi para siswa dari paparan Covid-19. Namun, kegelisahan mulai
timbul selaras dengan diperpanjangnya waktu pembelajaran daring. Kegelisahan
pertama digadangi oleh wali murid yang merasa kerepotan dengan tugas-tugas
dari pengajar. Khususnya, untuk siswa TK dan SD, yang mana peran wali murid
sangat dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas daring. Pembelajaran dirasa tidak
efektif karena siswa menganggap “rumah” adalah tempat untuk bermain dan
bersantai. Wali murid yang tidak mawas teknologi juga agaknya turut pusing
dengan pembelajaran daring yang serba digital.
Kegelisahan kedua datang dari pengajar yang merasa pembelajaran daring
tidak cukup efektif. Beberapa materi ajar (seperti materi matematika, kesenian,
dan olahraga) tidak dapat tersampaikan dengan baik. Pengajar juga belum
memiliki pengalaman dan bekal cukup dengan sistem pembelajaran daring
sehingga cara dan media mengajar masih cenderung repetitif dan kurang inovatif.
Biaya internet yang membengkak juga digelisahkan, terlebih subsidi internet dari
pihak sekolah nihil. Tak lupa para siswa, khususnya mahasiswa, juga
mengeluhkan sistem pembelajaran daring. Banyak mahasiswa yang harus
menunda penelitian mereka karena tidak bisa mengambil data di lapangan.
Konsultasi tugas akhir pun terhambat. Akibatnya, target lulus terancam tertunda
(Engko, C & Usmany, P.2020).
Aktivitas pembelajaran yang dilakukan secara daring tentu saja memiliki
beberapa hambatan dan tantangan. Jariyah dan Tyastirin (2020) menyatakan
bahwa, kendala yang dirasakan pada pembelajaran daring adalah menghabiskan
banyak kuota dan jaringan internet yang lemah. Mastura dan Santaria (2020)
menyatakan bahwa, kendala yang paling mendasar yang biasanya dirasakan oleh
guru dan siswa adalah fasilitas yang kurang memadai karena biasanya guru dan
siswa melakukan proses pembelajaran secara langsung sehingga tidak
membutuhkan fasilitas teknologi informasi dan komunikasi secara terus menerus.
Kualitas pembelajaran yang dilakukan oleh para guru akan mempengaruhi
capaian pembelajaran peserta didik. Oleh karena itu, guru harus menyiapkan
konsep yang mudah dipelajari dan mudah untuk dipaham. Peningkatan capaian
pembelajaran peserta didik harus diperhatikan oleh para guru. Model
pembelajaran yang digunakan oleh guru harus sesuai dengan materi yang akan
disampaikan sehingga capaian pembelajaran peserta didik dapat meningkat.
Pembelajaran online pada saat ini belum ideal.
Selain dampak pembelajaran online, ada beberapa keuntungan dalam belajar
online yaitu bisa dilakukan dimana saja dan kapan saja, tidak dibatasi oleh waktu
atau ruang. Keuntungan penggunaan lainnya adalah pembelajaran ini bersifat
mandiri dan interaktivitas yang tinggi, mampu meningkatkan tingkat ingatan,
memberikan lebih banyak pengalaman belajar, dengan teks, audio, video dan
animasi yang semuanya digunakan untuk menyampaikan informasi, dan juga
memberikan kemudahan menyampaikan, memperbarui isi, mengunduh, para
siswa juga bisa mengirim e-mail kepada siswa yang lain, mengirim komentar pada
forum diskusi, memakai ruang chat, hingga link videoconference untuk
berkomunikasi langsung (Pratiwi, 2020).
BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan
1. Belajar adalah belajar yaitu sebagai suatu proses perubahan yang dialami
seseorang secara terus menerus sebagai akibat pengalaman dan
interaksinya dengan lingkungannya dengan memadukan pengetahuan yang
telah dimilikinya sejak lahir dan pengetahuan baru yang diperoleh.
2. Mengajar adalah
3. Proses pembelajaran yang terjadi selama masa pandemi covid 19 adalah
proses pembelajaran secara online, dengan menggunakan aplikasi.
Penerapan sistem pembelajaran online hingga kebermanfaatannya
menunjukkan bahwa masih diperlukan usaha ekstra dari Pemerintah dan
semua pihak terkait agar guru dapat melaksanakan pembelajaran online
secara efektif. Guru-guru perlu dibekali agar terbiasa menggunakan
teknologi dalam proses pembelajaran. Selain itu saran dan prasarana untuk
pelaksanaan pembelajaran online ini juga perlu mendapatkan perhatian
khusus dari pemerintah dan pihak terkait.

2. Saran
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA

Engko, C & Usmany, P.2020. Dampak Pandemi Covid-19 Terhadap Proses


Pembelajaran Online. Jurnal Akuntansi. 6(1).23-38
Hartanto, W. 2016. Penggunaan ELearning sebagai Media Pembelajaran. Jurnal
Pendidikan Ekonomi ,1(10).18–1
Jariyah, I.A., & Tyastirin, E.2020. Proses Dan Kendala Pembelajaran Biologi Di
Masa Pandemic Covid-19: Analisis Respon Mahasiswa. Jurnal
Penelitian dan Pengkajian Ilmu Pendidikan:E-Saintika, 4(2),183-196
Kemdikbud RI. 2020. Edaran Tentang Pencegahan Wabah COVID-19 di
Lingkungan Satuan Pendidikan Seluruh Indonesia.
Kementerian Dalam Negeri. 2020. Pedoman Umum Menghadapi Pandemi
COVID-19 Bagi Pemerintah Daerah.
Kitao, Kenji. S. Kathleen Kitao. (1998) Selecting and developing
Mastura & Santaria, R.2020.Dampak Pandemi Covid-19 Terhadap Proses
Pengajaran Bagi Guru Dan Siswa. Jurnal Studi Guru dan Pembelajaran.
3(2)
Pratiwi.2020. Dampak Covid-19 Terhadap Kegiatan Pembelajaran Online Di
Sebuah Perguruan Tinggi Kristen Di Indonesia. Perspektif Ilmu
Pendidikan. 34(1).1411- 5255

Purwanto, dkk.2020. Studi Eksploratif Dampak Pandemi COVID-19 Terhadap


Proses Pembelajaran Online di Sekolah Dasar. Journal of Education,
Psychology and counseling. 2(1)

teaching/Learning materials. The Internet TESL Journal. Vol. IV


Trianto. 2011. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif Konsep,
Landasan, dan Implementasinya Pada Kurikulum Satuan Tingkat
Pendidikan. Jakarta: Penerbit Kencana

Waryanto, N. H. (2006). On-line Learning Sebagai Salah Satu Inovasi


Pembelajaran. In Pythagoras. 2 (1).10–23

Anda mungkin juga menyukai