NIM: 206114068
Tidak terasa bahwa Covid-19 yang awalnya ditemukan di daerah Wuhan, Cina akan
berkembang dan melumpuhkan dunia hingga hari ini. Dunia yang sedang berputar dalam
roda kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan dibuatnya menjadi tidak berdaya. Virus
tersebut membuat dunia dalam keadaan mati suri. Covid-19 merupakan jenis penyakit
menular yang dapat menyebabkan infeksi saluran pernafasan pada manusia. Hal tersebut
memudahkannya untuk berkembang dengan cepat dan mencakup wilayah yang luas. Oleh
karena itu, tidak mengherankan jika pada 11 Maret 2020 WHO (World Healty Organization)
menetapkan Covid-19 sebagai pandemi. Virus tersebut bukan hanya mengacaukan segala
rencana dan harapan manusia melainkan juga dampak yang paling buruk bagi manusia adalah
kematian. Bahkan dalam kurun waktu yang sangat singkat ribuan nyawa pun melayang dan
jutaan orang terinfeksi. Virus ini berkembang bagaikan bola salju.
Pembelajaran elektonik atau e-learning didefinisikan secara spesifik, oleh Clark dan
Mayer yakni sebagai berikut.1
Clark dan Mayer pun menjelaskan bahwa terdapat tiga hal penting dalam defenisi
di atas, yang menjadi fokus dalam pembelajaran online yakni apa, bagaimana, dan
mengapa e-learning. Hal apa (what) mencakup bahah-bahan e-learning berupa informasi
atau pun pesan dan metode yang membantu seseorang (siswa) untuk mempelajari bahan.
Kemudian, hal bagaimana (how) menyangkut media-media yang digunakan untuk
menyampaikan bahan-bahan atau materi pembelajaran. Melalui komputer bahan-bahan
tersebut pun disajikan dengan menggunakan kata-kata dalam bentuk lisan atau bahan
(teks) cetak dan gambar-gambar seperti ilustrasi, foto, animasi, dan video. Selanjutnya, hal
mengapa (why) berkenan dengan materi pembelajaran dimaksudkan untuk membantu
siswa dalam mencapai tujuan-tujuan khusus pembelajaran atau pekerjaan-pekerjaan guna
meningkatkan tujuan utama pembelajaran.
1
Ruth Colvin Clark dan Richard E. Mayer, E-learning and the Science of Instruction, ( San Francisco, Pfeiffer:
2011), 8-9.
2
Hartono dan wiwin, “Penggunaan E-Learning sebagai Media Pembelajaran,” Jurnal UNEJ 1 (1) (2016): 3.
2
mengandaikan bahwa semua peserta didik dan pendidik paham tentang teknologi dan
fitur-fitur yang dioperasikan.3
Sosok seorang guru selalu jadikan suri teladan yang pantas digugu dan ditiru. Mereka
dikenal sebagai pahlawan tanpa tanda jasa, pelita dalam kegelapan, agen perubahan dan
beribu sebutan lainnya. Sebutan tersebut menunjukkan bahwa guru menjadi sosok yang
sangat penting bagi suatu bangsa atau Negara. Sebagai pelaku perubahan, guru mengubah
siswa menjadi lebih baik, lebih pandai, lebih memiliki keterampilan yang berdaya guna bagi
pengembangan profesi mereka dalam masyarakat. 4 Masa depan suatu bangsa ada dalam
gegaman mereka. Pena yang mereka pegang menjadi senjata yang dapat membawa suatu
bangsa menuju kemerdekaan. Oleh karena itu, tidak mengherankan ketika kita bertannya
mengenai cita-cita kepada anak-anak, hampir sebagian besar dari mereka memilih untuk
menjadi seorang guru. Meskipun, dalam perjalannan selanjutnya hanya sebagian kecil saja
dari mereka yang benar-benar menjadi guru.
Berhadapan dengan pandemi Covid-19, peranan seorang guru pun semakin diuji.
Pembelajaran jarak jauh dengan sistem online menuntut tenaga ekstra dari guru. Mereka pun
harus berhadapan dengan situasi yang sama sekali baru. Kreativitas dan inovasi dalam
menyampaikan materi-materi pembelajaran menjadi suatu yang urgen bagi seorang guru.
Tentunya, agar proses pembelajaran mendapat kesan menarik, tidak membosankan dan
sekaligus berdaya guna bagi siswa. Seorang guru dipanggil untuk membebaskan peserta
didiknya bukan hanya dari ketidaktahuan melainkkan juga membebaskan peserta didiknya
dari ketergantungan kepada sang guru…5 Oleh karena itu, dengan adanya pembelajaran
online peluang bagi seorang guru untuk memberikan kepercayaan dan tanggung jawab
kepada siswa semakin besar. Kiranya hal tersebut mampu mengurangi rasa ketergantungan
siswa kepada gurunya. Guru yang baik membuat siswa siap terjun secara aktif dalam
masyarakat sehingga mampu membangun dan menciptakan tatanan sosial masyarakat yang
3
Bdk. Elena G. Popkova · Yulia V. Ragulina Aleksei V. Bogoviz (Ed), Industry 4.0: Industrial Revolutio n of
the 21st Century, (Poland: Polish Academy of Sciences, 2019), 98.
4
Doni Koesoema, “Guru: Agen of Change”, Basis, edisi Juli-Agustus 2008, 30-31.
5
Anita Lie, “GURU: Perjalanan dan Panggilan”, Basis, Edisi Juli-Agustus 2008, 28.
3
lebih baik dari yang sekarang ini mereka alami. 6 Sekarang adalah saat yang tepat untuk
merealisasikannya.
Akhir Kata
Dalam hal ini, peran guru masih sangat diperhitungkan terutama dalam mendampingi
dan mengawasi agar proses tersebut dapat berjalan dengan baik. Yang menarik dari
pembelajaran online adalah baik guru maupun siswa sama-sama ditantang untuk terus belajar
dan menciptakan inovasi yang dapat mendukung perkembangan pembelajaran. Setidaknya
kenyataan di atas senada dengan pendapat Lyn Haas. Lyn Haas menegaskan bahwa
pendidikan itu harus bersifat demokratis, yakni; pendidikan untuk semua. 7 Semoga setelah
pandemi Covid-19 berlalu, sistem pendidikan berbasis online terus dikembangkan dan
dimanfaatkan guna menciptakan dunia pendidikan yang mampu meningkatkan kualitas
peserta didik sekaligus pendidiknya.
Daftar Pustaka
Clark, R. C. dan Mayer, R. E. (2011). E-learning and the Science of Instruction. San
Francisco: Pfeiffer.
6
Doni Koesoema, “GURU: Agent of Change”, 31.
7
Dede Rosyada, Paradigma Pendidikan Demokratis, (Jakarta: Kencana, 2004), 19.
4
G. Elena, Popkova., Aleksei, V. Y., dan Bogoviz, R. (eds), Industry 4.0: Industrial
Revolution of the 21st Century, Polish Academy of Sciences, Poland, 2019.
Hartono dan Wiwin. (2016). Penggunaan E-Learning sebagai Media Pembelajaran. Jurnal
UNEJ, 1 (1): 3.
Popkova, E. G, (2019). Bdk. Elena G. • Yulia V. Ragulina Aleksei V. Bogoviz (Ed), Industry
4.0: Industrial Revolution of the 21st Century, (Poland: Polish Academy of Sciences,), 98.