Anda di halaman 1dari 3

Fatamorgana Penjara tak Bertuan

Memburu Fatamorgana merupakan novel pertama yang ditulis oleh Helena dan Wuwun.
Sebelumnya, kedua penulis aktif menulis di blog mereka masing-masing. Nama mereka pun
mungkin tidak setenar penulis novel lainnya di Indonesia seperti Tere Liye, Andrea Hirata, Ayu
Utami dll. Akan tetapi daya imajinasi dan kisah dalam novel yang mereka ramu tidak kalah
menarik dengan para penulis di atas. Sebagai karya pertama, novel tersebut patut mendapatkan
apresiasi yang tinggi dari para pecinta novel. Tentunya, ada banyak persoalan yang dihadapi
terutama dalam menyatukan ide dan daya imajinasi dari kedua penulis. Akan tetapi, mereka
mampu mengatasinya dengan baik.

Judul : Memburu Fatamorgana

Pengarang : Helene Koloway dan Wuwun Wiati Sriyanto

Penerbit : Imania

Cetakan : Pertama, Januari 2011

Tebal : 323 halaman

Novel Memburu Fatamorgana didasarkan pada kisah nyata tentang tiga TKW Indonesia
di Abu Dhabi. Abu Dhabi sendiri dijuluki sebagai negeri fatamorgana yang menyilaukan banyak
orang untuk beradu nasib di kota kosmopolitan tersebut. Tidak terkecuali tiga TKW Indonesia
yang bernama Chloe, Entin dan Siti. Akan tetapi, ketiganya mempunyai alasan yang berbeda
untuk mengadu nasib di sana. Chloe, anak orang kaya yang sejak dalam kandungan telah
dimanjakan oleh kedua orangtuanya. Tidak pernah ada kata susuh dalam kamus kehidupan
Chloe. Segala sesuatu terpenuhi dalam hidupnya. Hal tersebut, membawa dampak buruk baginya
dalam urusan mendapatkan jodoh. Raymond yang merupakan kekasih Chloe terpakasa
mengakhiri hubungan mereka karena sifat manja dan selera fashion yang tinggi dari Chloe.
Dalam dunia kerja, Chloe menjabat sebagai maneger keuangan di sebuah bank. Akan tetapi,
jabatan tersebut didapatkannya bukan kerena hasil seleksi yang ketat dan murni, melainkan
karena orangtuanya merupakan nasabah terbesar di bank tersebut. Kemudian Chloe yang
merasakan bahwa hidupnya sempurna, mencoba untuk melepaskan diri dari bayang-bayang
kedua orangtuanya. Dia ingin membuktikan bahwa dia mampu memenuhi segala kebutuhan dan
keinginannya tanpa harus bergantung pada kedua orangtuanya. Oleh karena itu, dia pun
bertekad untuk bertaruh nasib di Abu Dhabi. Chloe memilih Abu Dhabi karena sahabatnya
sewaktu SMA yang telah menetap di sana mengajaknya untuk mencari pekerjaan di Abu Dhabi.

Sedangkan, Entin yang merupakan sahabat Chloe sewaktu SMA justru mengalami nasib
yang berbanding terbalik dengan Chloe. Hidupnya penuh dengan tantangan. Terlahir dalam
keluarga yang sederhana memaksa Entin untuk bekerja keras. Keadaanya semakin terpuruk
setelah ayahnya meninggal. Akan tetapi, berkat kerja keras ibunya mereka pun berhasil hidup
berkecukupan. Entin memilih untuk mengadu nasib di Abu Dhabi karena ibunya menikah lagi.
Dia kurang antusias dengan kehadiran ayah tirinya. Oleh karena itu, dia ingin memulai hidup
yang baru dan mencoba perutungan di Abu Dhabi. Sedangkan, sahabat Chloe berikutnya adalah
Siti. Sebenarnya, Chloe mengenal Siti sewaktu di Abu Dhabi. Siti merupakan cleaning service di
perusahaan tempat Chole bekerja. Kebaikan dan perhatian yang tulus dari Siti berhasil mencuri
hati Chloe. Siti menjadi sosok yang banyak membantu Chloe selama masa adaptasinya untuk
hidup mandiri. Siti memilih untuk beradu nasib di Abu Dhabi guna menafkahi anak dan
keluarganya di Indonesia.

Kisah pun semakin menarik karena menampilkan kehidupan nyata para TKW Indonesia
di Abu Dhabi. Di sana Chloe berhasil menjadi sosok yang mampu menghasilkan sesuatu berkat
usaha dan kerja kerasnya sendiri. Banyak kejadian yang membuatnya mengerti arti hidup
sesungguhnya. Mulai dari kehidupan sosial di Abu Dhabi, materialisme dan konsumerisme
sampai dengan kejadian yang menimpa kedua sahabatnya. Entin yang dianggap sebagai
saudaranya sendiri harus menelan pil pahit karena dikecewakan orang yang sangat dicintainya.
Siti yang merupakan seorang cleaning service, telah dianggap sebagai kakaknya menjadi korban
pemerkosaan. Pengalaman tersebut perlahan-lahan mengarahkan Chloe kepada sisi lain dari
kehidupan. Dia pun mempunyai cara pandang baru tentang hidup dengan segala peristiwa di
dalamnya. Novel ini, sangat cocok untuk anak muda yang ingin keluar dari zona nyaman dan
ingin mersakan tantangan baru dalam hidup atau pun mereka yang merasa penasaran dengan
kehidupan para TKW Indonesia di luar negeri.

Novel Memburu Fatamorgana merupakan sebuah karya yang luar biasa. Banyak nilai
kehidupan yang dapat dipetik oleh pembaca. Novel ini tidak hanya berhasil mengaduk perasaan
dan menimbulkan rasa penasaran dari pembacanya. Tetapi juga, memberikan banyak wawasan
baru bagi pembaca seperti beberapa kosa kata dan kalimat dalam bahasa Inggris, Arab dan
Perancis yang terdapat dalam novel. Penulis juga mampu menggambarkan dan menjelaskan
budaya dan beberapa tempat di Abu Dhabi dengan cermat. Oleh karena itu, ketika membacanya
kita seolah-olah diajak berkeliling menikmati keindahan Abu Dhabi yang menabjukkan. Kita
juga diberi gambaran nyata tentang kehidupan para TKW Indonesia di sana. Akan tetapi, novel
ini juga terdapat beberapa kekurangan seperti tidak adanya terjemahan beberapa kosa kata
bahasa Prancis dan terdapat kesalahan penulisan yang menyebabkan maksud yang ingin
disampaikan penulis tidak dapat ditangkap oleh pembaca. Terdapat juga masalah yang
pemecahannya sederhana akan tetapi sebelum sampai pada titik tersebut penulis menambahkan
kisah yang terbelit-belit di dalamnya.

Novel Memburu Fatamorgana ditulis untuk menunjukkan kisah perjuangan para TKW
Indonesia di negeri yang hidup di bawah praktik syahriat Islam. Jelaslah bahwa penulis yang
telah bertahun-tahun hidup di sana berusaha membagikan pengalamannya kepada pembaca.
Ternyata dibalik gemerlapnya Abu Dhabi tersembunyi kesengsaraan dan tangisan dari para
TKW Indonesia. Mereka tidak mempunyai kekuatan yang berarti selain diam ketika menjadi
korban pemerkosaan oleh majikan atau lelaki hidung belang. Namun, nilai kekeluargaan tidak
pernah luntur. Itulah kekuatan yang mendorong para TKW Indonesia untuk berani bersuara dan
membela sesamanya yang menjadi korban ketidakadilan dan pelecehan seksual. Saya berpikir
untuk membuat baru dari Memburu Fatamorgana menjadi Fatamorgana Penjara tak Bertuan.
Saya rasa bahwa mereka tidak sedang memburu fatamorgana (kesemuan) tetapi berusaha untuk
keluar darinya. Keluar dari segala kegemerlapan semu. Sedangkan Fatamorgana Penjara tak
Bertuan menunjukkan bahwa mereka terjebak dalam kesemuan tersebut. Akan tetapi, tidak ada
yang tahu siapa pemilik kesemuan ini. Dalam keadaan tersebut mereka justru menemukan sisi
lain dari kehidupan.

Nama : Vinsensius Coba Ceme

TTL : Cancar, 21 Desember 1998

Status : Mahasiswa

Prodi : Filsafat Keilahian

Anda mungkin juga menyukai