aktivitas rohani yang baik. Mereka suka berkumpul bersama-sama di rumah salah satu jemaat
untuk memecah-mecahkan roti dan berdoa. Akan tetapi Paulus justru berkata ‘’Aku tidak dapat
memuji kamu. Rupanya Paulus berkata demikian karena Pertemuan-pertemuan yang dilakukan
tidak mendatangkan kebaikan, tetapi mendatangkan keburukan. Paulus mendengar ada
perpecahan diantara mereka ketika berkumpul melakukan perjamuan bersama.
Kemudian dalam bacaan injil kita mendengr kisah yang sangat menarik tentang
Seorang perwira Romawi sangat mengasihi orang Yahudi. kasihnya ditunjukan 4-5 dan Perwira
ini juga sangat mengasihi hambanya. Ketika hambanya sakit, melalui tua- tua Yahudi, ia
meminta agar Yesus datang untuk menyembuhkan. Ketika Yesus sudah mendekat, perwira itu
malah meminta sahabatnya menghalangi-Nya. Namun, alasan dari tindakan ini sangat
mengharukan. la melakukan itu karena merasa tidak layak menerima dan menjamu Yesus.
Mungkin, perwira itu merasa sangat berdosa sehingga tidak pantas menerima tamu semulia
Yesus. Yesus mengagumi iman perwira ini. Setelah orang-orang suruhan itu kembali ke rumah,
mukjizat pun terjadi. Mereka mendapati bahwa hamba sang perwira telah sehat.
Kisah ini mengajarkan kita tentang cara bersikap terhadap sesama. Walau status sosial perwira
itu hebat, namun ia tidak angkuh. Pertama, ia tetap mengasihi hambanya; kasihnya tidak
dibangun berdasarkan status sosial dan ekonomi. Kedua, walaupun berjabatan perwira, ia tetap
sadar diri di hadapan Yesus.
Ekaristi sebagai perjamuan tubuh dan darah Kristus merupakan sumber dan puncak hidup orang
Kristiani. Di dalamnya dirayakan kurban Kristus. Kurban yang menyelamatkan itu, dikenangkan
dan dihidupkan kembali dalam persekutuan dan cinta Yesus. Dalam Tubuh dan Darah Kristus
yang satu dan sama, kita dipersatukan dalam persekutuan cinta. Karena ekaristi adalah cerita
cinta Allah, maka ekaristi menampakkan setiap orang di dalamnya untuk hidup dalam
persekutuan cinta, berbagi kehidupan dan menceritakan cinta Allah yang nyata dalam hidup
sehari-hari.
Misteri kudus ini hanya dapat dipahami dengan iman dan keterbukaan pada karya Allah dalam
diri kita. Yesus merupakan Tuhan yang menyembuhkan, menghidupkan dan meneguhkan
persekutuan cinta. Karena itu, kita perlu bersikap rendah hati, berserah diri dan percaya akan
misteri keilahian Kristus yang menyembuhkan dan menyelamatkan itu. “Tuhan saya tidak pantas
Tuhan datang pada saya tetapi bersabdalah saja maka saya akan sembuh.” Kalimat yang sering
diucapkan sebelum kita menyambut Tubuh dan Darah Kristus dalam setiap perayaan Ekaristi,
menyadarkan kita akan misteri keilahian Yesus dan penyerahan diri kepada-Nya.
Sikap rendah hati adalah langkah yang tepat untuk melawan sikap arogan. Suatu sikap di mana
seseorang tidak pernah merasa lebih baik dari orang lain. Perwira itu menghormati Yesus dan
mengasihi sesamanya dengan tulus.