Anda di halaman 1dari 5

Nama : Herlina Simanjuntak

Kelas : MGT A2

Matkul : Responsi Agama Kristen

LAPORAN SAKRAMEN PERJAMUAN KUDUS MENURUT HKBP

Ajaran Luther tentang Perjamuan Kudus dia sebut Kon-substansiasi (kon yaitu sama-sama): roti dan
anggur itu tidak berubah menjadi tubuh dan darah Kristus (trans-substansiasi). Tetapi tubuh dan darah
Kristus mendiami roti dan anggur itu sehingga terdapat dua zat atau substansi yang sama-sama
terkandung dalam roti dan anggur itu.[7] Gereja Lutheran memahami bahwa di dalam Perjamuan Kudus
Kristus sungguh-sungguh hadir tanpa merubah substansi roti dan anggur namun Dia hadir ketika
Perjamuan Kudus dilakukan. Makna kehadiran Kristus diterima, ketika yang menerima Perjamuan Kudus
percaya tentang firman Tuhan yang diberitakan melalui Perjamuan Kudus dan percaya kepada
penebusan yang dilakukan oleh Yesus Kristus. Hal inilah yang menjadikan roti dan anggur dalam teologi
mengenai sakramen perjamuan kudus menjadi sangat sakral dikarenakan adanya paham mengenai roti
dan anggur menjadi tubuh dan darah Kristus, dalam hal ini terdapat paham mistisisme. Begitu jemaat
memakan roti dan meminum anggur maka jemaat secara mistis telah memakan tubuh dan meminum
darah dari pengorbanan Kristus

Dalam confessi HKBP dirumuskan bahwa kita percaya dan menyaksikan, Perjamuan Kudus ialah :
memakan roti, dengan roti mana (parhitean) kita terima daging dari Yesus Kristus Tuhan kita dan
meminum anggur, dengan anggur mana kita terima darah Tuhan kita Yesus Kristus, supaya kita peroleh
keampunan dosa, hidup dan sejahtera (1 Kor 11:17-34); Mat 26; Mark 14; Luk 22). Dengan demikian
Perjamuan Kudus hanya sebagai alat atau media saja.[14] Oleh karena itu, melalui Perjamuan Kudus
manusia memperoleh keampunan dosa. Melalui keampunan dosa menusia dituntut untuk hidup
bersekutu dan hidup dalam damai antara yang satu dengan yang lain.

Perjamuan Kudus ialah : memakan roti, dengan roti mana (Parhitean) kita terima daging dari Yesus
Kristus Tuhan kita dan meminum anggur, dengan anggur mana kita terima darah Tuhan kita Yesus
Kristus, supaya kita peroleh keampunan dosa, hidup dan sejahtera (1 Korintus 11:17-34 ; Matius 26 ;
Markus 14 ; Lukas 22). Dengan ajaran ini kita menolak dan melawan ajaran yang mengatakan : Hanya
rotilah yang dapat diberikan kepada anggota jemaat, tetapi anggur tidak. Sebab dengan demikian
Firman Tuhan Yesus waktu Ia memesankan Perjamuan Kudus itu "Minumlah kamu sekalian dari cawan
itu". dan ini pulalah yang diikuti gereja pada waktu pertama (1 Korintus 11:24-25).

Juga tidak ada alasan dari Firman Tuhan untuk mengartikan wujud misa, dimana dikatakan, bahwa
Tuhan kita dikorbankan lagi setiap kali melakukan misa, karena itu kita menolak ajaran ini.

SAKRAMEN PERJAMUAN KUDUS HKBP


Gereja juga melakukan sakramen perjamuan kudus dengan dasar apa yang telah Yesus lakukan. Jika kita
baca Matius 26:26-29, Yesus melakukan Perjamuan Malam dengan memecahkan roti dan meminum
anggur bersama para murid-Nya. Hal yang dilakukan gereja ini pun kurang lebih sama. Pemimpin gereja,
dalam hal ini pendeta, mengambil roti, mengucap berkat, memecahkan roti, dan membagikannya
kepada para murid, dalam hal ini jemaat. Pendeta juga mengambil cawan, mengucap syukur, dan
membagikannya kepada jemaat. Inilah beberapa arti dari sakramen perjamuan kudus dalam ajarannya
sebagai agama Kristen Protestan, sebagai berikut:

Perjamuan kudus tidak hanya dilakukan untuk meniru apa yang Yesus lakukan. Ini sendiri menjadi
ketetapan Yesus untuk gereja lakukan seperti yang tertulis pada 1 Korintus 11:25 “… perbuatlah ini,
setiap kali kamu meminumnya, menjadi peringatan akan Aku!”

Perjamuan kudus dilakukan untuk mengingat kembali tentang penyaliban Yesus. Selain itu, jika kita baca
di Lukas 22:16 “Sebab Aku berkata kepadamu: Aku tidak akan memakannya lagi sampai ia beroleh
kegenapannya dalam Kerajaan Allah”, maka kita harus mengerti bahwa perjamuan kudus pun berkaitan
dengan kedatangan Yesus untuk kedua kalinya.

Dengan dua dasar tersebut, perjamuan kudus tidaklah dilakukan dengan sembarangan. Dalam
menerima perjamuan ini, kita harus benar-benar yakin dan percaya bahwa karya penyelamatan yang
kita terima belum sempurna, belum selesai.

Kita harus terus memberitakan kematian dan kebangkitan Yesus sampai Ia datang untuk kedua kalinya.
Dengan hal ini, kita benar-benar menantikan kedatangan Yesus dengan penuh pengharapan akan janji
Tuhan bagi orang percaya.

Pada upacara perjamuan kudus, Yesus tidak bertindak sebagai Imam Besar yang mempersembahkan
korban. Ia menjadi “kepala keluarga” yang membagikan “hasil korban” kepada anggota keluarganya.
Prinsip ini pun yang dipakai pada gereja masa kini.

Pendeta tidak menjadi satu-satunya orang yang menerima keselamatan dari Allah, tetapi para jemaat
memiliki hak untuk menerimanya juga.

Makna Perjamuan Kudus

Setelah kita mengetahui gambaran umum mengenai perjamuan kudus, kita akan melihat apa saja
makna dalam perjamuan kudus, dan berikut uraiannya:

1. Perintah Untuk Senantiasa Mengingat Yesus


Bahwa perjamuan kudus merupakan perintah langsung dari Yesus kepada murid-murid-Nya saat
perjamuan terakhir-Nya. Ia meminta supaya roti dan anggur menjadi peringatan akan Dia. Anda bisa
mengetahui lebih jelas mengenai perkataan Yesus kepada murid-murid-Nya pada Matius 26:26-28,
Markus 14:17-25, Lukas 22:7-22, Korintus 11:23-29, atau 1 Korintus 11:23-25.

Mungkin tanpa perjamuan kudus, kita juga akan tetap mengingat Tuhan Yesus. Namun terkadang,
aktivitas duniawi seakan mendominasi pikiran, sehingga kita sulit merasakan pengorbanan Yesus yang
menyelamatkan dan membebaskan kita dari maut. Bahkan mungkin, kita malah menjadi acuh tak acuh
terhadap peristiwa tersebut. Maka dari itu, dengan mengikuti perjamuan kudus kita dapat kembali
menyegarkan dan menguatkan ingatan kita akan Yesus Kristus, serta lebih mampu untuk merasakan
cinta kasih-Nya.

Pada 1 Korintus 11:27, Paulus mengatakan bahwa barang siapa yang makan roti dan anggur dengan cara
yang tidak layak, maka dia berdosa terhadap tubuh Tuhan. Ada beberapa kemungkinan mengenai apa
yang dimaksud dengan “cara yang tidak layak.” Bisa jadi itu karena kita merayakan perjamuan kudus
hanya untuk formalitas dan tidak memaknai dengan sungguh-sungguh roti dan anggur.

Sikap tersebut menunjukkan bahwa kita belum bisa memahami seberapa mahal harga yang dibayar-Nya
untuk menebus dosa-dosa kita. Atau mungkin, kita memiliki jenis-jenis dosa dalam Alkitab yang belum
kita bereskan, misalnya kita belum minta maaf karena kesalahan kita pada orang lain, atau kita masih
memiliki kebencian dalam hati, atau bahkan kita belum mengakui dosa kita di hadapan Tuhan. Oleh
kerana itu, sebelum melakukan perjamuan kudus, marilah kita selesaikan masalah hati kita agar kita
layak menerima perjamuan-Nya.

2. Bersatunya Pribadi Kita Dengan Kristus

Dalam Yohanes 5:56-57, dikatakan bahwa siapa saja yang makan tubuh-Nya dan minum darah-Nya
maka ia akan tinggal di dalam Yesus dan Yesus di dalam Dia. Dengan mengikuti perjamuan kudus,
otomatis kita akan menikmati perjamuan roti dan anggur.

Namun, seperti yang dikatakan sebelumnya, bahwa roti dan anggur tersebut bukanlah makanan biasa.
Roti dan anggur dalam perjamuan kudus memiliki kuasa, namun bisa atau tidaknya kuasa itu bekerja
tergantung pada iman kita. Apakah kita percaya bahwa roti dan anggur itu merupakan tubuh dan darah-
Nya atau tidak. Dan apabila kita telah tinggal di dalam Yesus, seperti yang dikatakan Yohanes 15:4-5,
maka kita akan bertumbuh di dalam-Nya karena Dialah adalah pokok anggur dan kita adalah ranting-
rantingnya. Kita akan berbuah banyak dan buah-buah tersebut akan menyatakan Kristus melalui diri kita.

3. Mengingat Pengalaman Keselamatan Kita

Tuhan Yesus telah berkorban untuk kita. Kita telah terbebas dari maut. Dan bagi siapa saja yang percaya
kepada penebusan-Nya, maka merekalah orang yang merdeka.
Yesus telah menunjukkan cinta-Nya dengan mengorbankan diri-Nya sendiri, lalu apalagi yang perlu kita
cari? Tidakkah kita cukup dengan kasih yang sedemikian besar. Jadi, jangan pernah kita merasa kesepian
dan merasa tidak dicintai. Terkadang, karena manusia merasa tidak dikasihi, ia berusaha mencari
kebahagiaan dan kekosongan hatinya dengan cara yang salah. Tapi, karena Yesus telah memerdekakan
kita, maka hiduplah di dalam-Nya.

Lakukanlah hal-hal yang positif dan berusahalah raih visi yang Ia berikan pada kita. Jadikan Dia sebagai
alasan dan dasar dalam melakukan segala sesuatu. Tunjukkan rasa terima kasih kita melalui pelayanan.
Cintai sesama seperti Yesus mencintai kita.

4. Perintah Untuk Mengingatkan Mereka yang Belum Percaya

Hal ini merupakan salah satu kewajiban kita sebagai orang yang percaya. Sebagai orang Kristen kita
diutus untuk menjadi garam dan terang dunia. Kalau kita hanya bergaul dengan kumpulan orang-orang
percaya, maka terang kita tidak akan kelihatan. Coba saja bayangkan, apakah lampu motor akan
kelihatan sinarnya di siang hari? Remang-remang ‘kan? Tapi kalian tahu bahwa cahaya lilin kecil pun
akan sangat berarti di malam hari.

Dari perumpamaan ini kita bisa merenungkan bahwa kita tidak akan jadi menjadi terang kalau
lingkungan kita sudah terang. Bergaulah dengan semua orang. Terangi mereka dengan terang Kristus.
Namun, bukan berarti kita seenaknya mengajari dan menghakimi mereka ya. Malahan, kalau kita
memaksakan kepercayaan mereka, mereka tidak akan percaya dan jadi malas bergaul dengan kita.
Karena isi kepala orang berbeda-beda dan sejak kecil mereka telah ditanamkan dengan kebenaran
masing-masing. Kita tidak perlu banyak bicara untuk memberitakan tentang Kristus. Tunjukkan itu
melalui perbuatan. Orang lain pasti bisa melihat.

5. Mengingatkan Akan Pentingnya Persekutuan

Dengan perjamuan kudus, kita didorong untuk lebih dekat satu sama lain sehingga kita dapat bersatu
dalam tubuh Kristus. Itulah mengapa perjamuan kudus dilakukan bersama-sama dengan jemaat. Dalam
perjamuan terakhir-Nya pun, Yesus melakukan perjamuan bersama-sama dengan murid-Nya. Maka dari
itu, perjamuan kudus tidak bisa dilakukan hanya sendiri, karena kalau dilakukan sendiri akan memiliki
makna yang berbeda. Mengapa persekutuan itu penting, berikut alasannya:

Dengan Persekutuan, Kita Bisa Lebih Mengenal Tentang Keselamatan Allah.

Kumpulan persekutuan adalah kumpulan orang yang percaya bahwa mereka boleh hidup karena
anugerah Allah yaitu keselamatan. Dan mereka juga sadar bahwa tidak seorang pun yang tidak berdosa.
Dengan seringnya kita mengikuti persekutuan, kita akan lebih memahami hal tersebut dan lebih terbuka
terhadap diri sendiri. Dan seiring dengan pemahaman terhadap diri sendiri, kita jadi lebih mampu
menghargai hidup kita dan meresapi perjamuan yang memiliki makna yang sangat besar, yaitu
mengingatkan akan keselamatan.

6. Sebagai Wujud Pengharapan Kita Terhadap Kedatangan Tuhan Yang Kedua Kali
Adanya peristiwa kematian dan kebangkitan Kristus menyatakan bahwa Dia telah mengalahkan maut.
Dia telah mati namun bangkit kembali. Peristiwa Kristus tersebut memberikan kita pengharapan bahwa
suatu saat nanti kita akan dibangkitkan dari kematian dan akan mendapatkan tubuh kemuliaan.
Mungkin saat ini kita memiliki beban berat dan memiliki banyak pergumulan hidup, tetapi Yesus sekali
lagi berjanji bahwa Dia akan datang untuk kali kedua dan menjemput kita ke sorga, ke tempat yang telah
disediakan-Nya. Maka dari itu, hiduplah dengan berpengharapan kepada-Nya. Percayalah bahwa
kesulitan berlalu dan sesuatu yang indah akan datang pada waktunya.

Anda mungkin juga menyukai