Anda di halaman 1dari 4

Sakramen Baptisan Kudus

I. Pendahuluan
Sakramen sifatnya sangat penting dalam iman percaya orang Kristen. Roh
Kudus mempergunakan dua saluran untuk menerangi hati kita yaitu Firman Allah
dan Sakramen. Kedua hal ini sangat diperlukan untuk kehidupan orang kita sebagai
orang Kristen. Dalam Gereja kita HKBP sebagai Gereja Reformed dengan mengakui
konfesi iman dalam ajaran Lutheran, HKBP menerima dan melayankan dua
sakramen diantaranya yaitu Sakramen Baptisan Kudus dan Sakramen Perjamuan
Kudus.
Pada saat ini kita mencoba untuk mendalami sakramen Baptisan Kudus dalam
pelayanan Gereja kita HKBP. Baptisan Kudus ini dapat dengan mudah kita pahami
dengan mengetahui dalam tiga hal yaitu Biblika, Dogmatika, Praktika. Hal itu
seumpama demikian, apa kata Firman Tuhan? Bagaimana kita memahaminya? Dan
bagaimana mengaplikasikannya?

II. Etimologi
Secara umum sakramen ini dipahami sebagai perbuatan kudus. Hal ini lebih
mengarah kepada perbuatan yang menyatakan dan memeteraikan kepada kita Kabar
Keselamatan yang telah diberitakan kepada kita dengan Firman Allah. Pada jemaat
mula-mula di Yerusalen kedua sakramen ini yang dilayankan. “Orang-orang yang
menerima perkataannya itu memberi diri dibaptis” (Kis. 2:41).

2.1. Sakramen
Sakramen itu pada awalnya diperkenalkan serta di dalami Agustinus dengan
kata sacramentum. Pada abad ke-14 sakramen diketahui dengan istilah sacramental
dari bahasa Perancis kuno dan sacramentalis dari kata sacramentum yang berasal
dari bahasa Latin yang artinya dari, berkaitang dengan sakramen. Dalam kata
sacramentum terkandung pemahaman misteri yang artinya kebenaran agama melalui
wahyu Ilahi dimana terdapat makna spiritual dan misteri kebenaran. Dalam bahasa
Yunani kata misteri ini dituliskan dengan mystērion yang artinya rahasia ritual atau
ajaran yang terdiri dari permurnian, persembahan krban, prosesi, lagu, dll. Dalam hal
ini mystērion mengacu kepada kerahasiaan ritual yang sacral. Maka dari kata Yunani
pada terjemahan Septuaginta memiliki arti rahasia nasihat dari Allah yang
diterjemahkan dalam Vulgata sebagai sacramentum.

1
Maka pada ritual Gereja dalam Old Christianity, sakramen itu menjadii
lahiriah dan tanda yang terlihat dari naugerah batin dan spiritual. Pada zaman
Romawi kuno sakramen digunakan sebagai “sumpah ketaatan dan kesetiaan oleh
tentara Romawi pada pendaftarannya. Dalam teologinya dipahami sebagai khidmat
upacara keagamaan yang diperintahkan oleh Kristus, atau gereja, untuk pengakuan
atau kewajiban yang mengikat bagi mereka yang diperbaharui dan disahkan.

2.2. Baptisan
Kata Baptis berasal dari bahasa Yunani yang artinya membersihkan atau
membenamkan atau mencelupkan. Berarti dengan baptisan, to dip : mandi, masuk ke
dalam air, immerce : membenamkan, mencelupkan, to cleance or purify by washing
= membersihkan atau memurnikan melalui pembasuhan.

Katekismus gereja Roma (Ad parochos, De bapt.,2,2,5) mendefenisikan baptisan


sebagai berikut : “ Baptisan adalah sakramen kelahiran kembali oleh air di dalam
firman.”(per aquam in verbo). St. Thomas Aquinas memberikan istilah ini :
“Baptisan adalah penyucian luar daripada tubuh, yang diselenggarakan dengan
ketentuan firman”.

Menurut KBBI, baptis merupakan penggunaan air untuk penyucian keagamaan,


khususnya sebagai sakramen penerimaan seseorang ke dalam agama Kristen.

III. Firman Allah, Pengajaran, dan Praksis dalam Baptisan

Firman Tuhan : (Tuliskan Isinya) Galatia 3:26-27


Matius 3:1-6 I Yohanes 1:7b
Maius 28:18-20 Matius 8:23-27
Roma 6:3-4 Markus16:16

Orang percaya kepada Yesus Kristus haruslah dipabtis. Tanda baptisan itu menjadi
materai baginya untuk dimasukkan ke dalam Gereja Kristen. Gereja Kristen
diperintahkan oleh Tuhan Yesus sendiri untuk memberitakan InjilNya serta
membaptis semua orang. (Mat. 28:18-20).

2
Air sebagai symbol dalam baptisan
Pada mulanya orang dibaptis dengan cara diselamkan dalam sungai yang mengalir.
Secara harafiah dengan air itu memberikan pemahaman bahwa kita dibersihkan dari
kotoran-kotoran, demikian juga darah Yesus Kristus telah menghanyutkan segala
dosa. Dalam baptisan, oranng yang dibaptis itu menjadi satu dengan Yesus Kristus
dalam hal kematianNya. Maka “manusia lama” yang bertentangan dengan Allah kita
telah ditenggelamkan atau telah mati bersama Kristus.

Maka pada kondisi ini, air itu hanyalah sebagai symbol. Air itu tidak memiliki kuasa
untuk mematerikan akan tetapi Firman Tuhan yang terkandung di dalam Air. Oleh
karena itu, Pendeta akan menyampaikan Firman “aku membaptis engkau ke dalam
Nama Allah Bapa dan ke dalam nama AnakNya Tuhan Yesus Kristus dan ke dalam
Nama Roh Kudus.” Firman Tuhan itulah yang terpenting dalam baptisan itu dan air
hanyalah symbol dalam sakramen tersebut. Dengan Firman Tuhan itu, kita telah
menjadi milik Allah, Yang berkuasa atas dirinya.

Baptisan Menjadi “Materai” Bagi Umat


Ketika menerima baptisan, sesungguhnya kita harus menyadari bahwa kita bukan diri
(ego) kita lagi melainkan Kristus di dalam kita dan kita telah menjadi milik Tuhan
(Roma 14:8). Maka sesungguhnya kita haruslah menyadari bahwa sebagai milik
Tuhan bukan lagi menjadi hamba dosa dengan gemar melakukan dosa-dosa. Sebagai
milik Tuhan harus menyadari dalam setiap perlakukan yang Tuhan kehendaki bagi
kita (baca Gal. 5). Maka dalam Baptisan Kudus, kita telah satu di dalam kematian
dan kebangkitan Kristus. Juga kita telah dikatakan sebagai pewaris kerajaan kekal
oleh karena Anak-Nya yaitu Yesus Kristus. Bahkan di dalam warga gereja, kita telah
mendapatkan hak dalam hal persekutuan umat sebagai orang percaya dalam satu
komuniti.

IV. Baptisan di HKBP


HKBP melayankan tiga baptisan. Diantaranya :
 Baptisan Anak
Baptisan Anak dilayankan dimana orangtua membawa anaknya kepada baptisan
kudus tersebut (Lih. BE. 146:2). Maka pada kondisi ini, di dalam baptisan bahwa
orangtua diberikan janji sebagai tanggungjawab rohaninya dalam merawat dan
mengajarkan pengajaran rohani kepada si anak.

3
 Baptisan Darurat
Baptisan ini dilayankan dengan tata ibadah yang begitu sederhana. Hal ini terjadi
karena kondisi kritis pada kesehatan si anak maka layanan Baptisan harus dilakukan.
Pada Baptisan Kudus Darurat ini, orang percaya dan beriman disekitar si anak
tersebut dapat melakukan baptisan tersebut. Biasanya hal ini terjadi di luar
persekutuan Gereja atau boleh dikatakan di kampung (huta). Orang percaya yang
dimaksud adalah mereka yang benar-benar tinggal dan menghidupi iman percayanya,
apakah itu penatua, jemaat yang rajib beribadah, ataupun orangtuanya sendiri. Ketika
si anak telah sehat kembali, haruslah dia dibwa untuk menerima berkat baptisan di
gereja.

 Baptisan Orang Dewasa


Baptisan ini diperuntukkan bagi calon anggota jemaat yang telah dapat dan mampu
untuk menyaksikan imannya sendiri bahkan mempertanggungjawabkan imannya di
dalam Kristus Yesus (biasanya mereka yang telah dinyatakan dewasa). Hal ini biasa
terjadi pada mereka yang datang dari agama lain dan bersedia untuk menerima
keselamatan di dalam Kristus Yesus.
Jika kita memperhatikan ragam baptisan dalam pelayanan sakramen HKBP
berarti bagi tubuh pelayanan HKBP sendiri Baptisan Kudus itu merupakan sesuatu
yang sangat penting dan utama. Oleh karena itu, pelayanan sakramen Baptisan
Kudus haruslah dilayankan dalam bentuk yang bersungguh-sungguh.

(Tuliskan jawaban dari pertanyaan ini dari Buku Katekhismus Kecil)


1) Apakah Baptisan itu?
2) Dimanakah pesan Allah itu tertulis?
3) Apakah keuntungan pemberian dan keuntungan Baptisan itu?
4) Bagaimana bunyi janji Allah itu?
5) Bagaimanakah air itu memberikan kekuatan yang begitu besar?
6) Bagaimanakah sikap dan tingkah laku seseorang yang telah menerima baptisan?
7) Dimanakah tertulis pesan yang demikian?

(Disadur oleh Pdt. Albert J. P. Pasaribu, STh)

Anda mungkin juga menyukai