Anda di halaman 1dari 3

Nama : Intan Puspitaningrum

NIM : F3618035
Prodi : D3-Keuangan dan Perbankan/B
Mata Kuliah : Agama Katolik

Jawaban Materi Bab 2 “Sifat-Sifat Gereja”


1. Sifat Gereja Katolik :
• Gereja itu “satu” karena Roh Kudus yang mempersatukan para anggota jemaat satu
sama lain dengan para kepala atau pimpinan jemaat (uskup) baik particular maupun
universal (Paus) yang berkedudukan di Vatikan. Menurut Ensiklopedia Gereja , “Gereja
adalah satu karena bersatu dalam iman, pembaptisan,perayaan ekaristi dan pimpinan di
seluruh dunia”. Kesatuan ini haruss dibina,dijaga dan dipelihara dalam semangat saling
mengampuni dan menghormati.

• Gereja itu “kudus” karena berkat Roh Kudus yang menjiwai-Nya,Gereja bersatu dengan
Tuhan,satu-satunya yang dari diri-Nya sendiri kudus. Kudus sebetulnya berarti “yang
dikhususkan bagi Tuhan”. Maka pertama-tama “kudus” itu menyangkut seluruh bidang
keagamaan. Yang “kudus” bukan hanya orang,tempat,atau barang yang dikhususkan bagi
Tuhan,tetapi lingkup kehidupan Tuhan.

• Gereja itu “katolik”,”menyeluruh”,”am” atau “umum” karena tersebar di seluruh dunia


sehingga mencakup semua. Ciri Katolik ini mengandung arti Gereja yang
utuh,lengkap,tidak hanya setengah atau sebagian dalam menerapkan sistem yang berlaku
dalam Gereja. Bersifat universal,artinya, Gereja Katolik itu mencakup semua orang yang
telah dibaptis secara katolik di seluruh dunia, dimana setiap orang menerima pengajaran
iman dan moral serta berbagai tata liturgy yang sama di manapun berada.

• Gereja itu “apostolic” karena warganya dikatakan “anggota umat Allah” jika bersatu
dengan pusat Gereja yang mengakui diri sebagai tahta para Rasul (Apostolik). Gereja
yang apostolk berarti warisan iman seperti yang kita dapati dalam Kitab Suci dan Tradisi
Suci dilestarikan,diajarkan dan diwariskan oleh para Rasul.

2. Kesatuan Gereja tidak sama dengan uniformitas. Kesatuan Gereja di luar bidang esensial
injil memungkinkan keanekaragaman. Kesatuan harus lebih tampak dalam
keanekaragaman. Gereja sebaiknya menghayati bahwa mereka adalah bagian tubuh yang
sama dengan Kristus sebagai kepala. Namun, hal ini tidak serta merta berarti bahwa
hanya boleh ada 1 gereja. Gereja itu bersifat suci,namun anggotanya tidak karena
kesucian berasal dari Kristus.
3. • Aktif berpartisipasi dalam kehidupan menggereja,setiap dan taat kepada persekutuan
umat, termasuk hierarki.

• Bersifat jujur dan terbuka satu sama lain, lebih melihat kesamaan daripada
perbedaan,mengadakan berbagai kegiatan sosial dan peribadatan sesama.
• Kesatuan Gereja tidak sama dengan uniformitas. Kesatuan Gereja di luar bidang
esensial injili memungkinkan keanekaragaman. Kesatuan harus lebih tampak dalam
keanekaragaman.

4. Cara mewujudkan gereja yang kudus pada zaman ini adalah dalam hal kekuduusan yang
pokok bukan bentuk pelaksanaanya,melainkan sikap dasarnya. Kudus diartikan sebagai
“yang dikhususkan Tuhan”. Jadi, pertama tama “kudus” itu menyangkut seluruh bdang
sakral dan keagamaan. Yang suci bukan hanya tempat,waktu ,barang yang dikuduskan
Tuhan atau orang, tetapi yang kudus itu Tuhan sendiri. Semua yang lain, barang maupun
orang yang disebut “kudus” karena termasuk lingkup kehidupan Tuhan. Usaha yang dpat
diperjuangkan menyangkut kekudusan anggota-anggota gereja :
• Saling memberi kesaksian untuk hidup sebagai putra putri Allah :
- Dengan perbuatan konkret : bela rasa dan mengabarkan gambar gembira
- Menjaga kekudusan gereja dengan menjaga kekudusan dalam diri dan dapat menjadi
contoh teladan yang baik bagi orang-orang sekitar
• Memperkenalkan hidup heroic (bersifat pahlawan) untuk mencapai kekudusan :
- Memberikan jasa tanpa pamrih
- Membantu sesame manusia tanpa membeda-bedakan
• merenungkan dan mendalami Kitab Suci, khususnya ajaran dan hidup Yesus merupakan
pedoman dana arah hidup kita :
- Rajin berdoa dan ke gereja
- Merefleksikan pengalaman diri sendiri
- Membaca kitab suci

5. Cara mewujudkan dan memperjuangkan Kekudusan Gereja :

• Saling memberi kesaksian untuk hidup sebagai anggota gereja yang benar
• Meneladan pada anggota Gereja yang telah hidup secara benar dan suci untuk mencapai
kekudusannya, misalkan Santo-Santa
• Mendalami ajaran-ajaran gereja dan Kitab Suci yang merupakan pedoman dana rah
pokok-pokok ajaran iman.

6. Cara mewujudkan kekatolikan pada jaman sekarang :


• Sikap terbuka dan menghormati kebudayaan,adat-istiadat bahkan agama bangsa
manapun. Disini ditekankan untuk menumbuhkan sikap saling toleransi atas
perbedaan,apalagi di Indonesia terdapat banyak sekali perbedaa dari suku,agama maupun
bangsa. Jadi kita tetap harus menghormati setiap adanya perbedaan.

• Berusaha untuk memprakarsai dan memperjuangkan suatu dunia yang lebih baik untuk
umat manusia. Terlibat dalam kehidupan bermasyarakat,sehingga kita dapat memberi
kesaksian bahwa “katolik” artinya terbuka untuk apa saja yang baik dan siapa saja yang
berkehendak baik.

• Gereja itu bersifat dinamis. Maka Gereja dapat dikembangkan lebih nyata atau
diwujudkan dengan cara : Bersikap terbuka dan menghormati
kebudayaan,adatistiadat,bahkan agama bangsa manapun. Bekerja sama dengan pihak
manapun yang berkehendak baik untuk mewujudkan nilai-nilai yang luhur di dunia ini.

• Memiliki jiwa besar dan terlibat secara penuh dalam kehidupan bermasyarkat unutk
mewujudkan kebaikan dunia. Gereja tidak melarang kits untuk membantu meskipun kita
berbeda agama ataupun suku. Gotong royong dalam kehidupan sosial tetap diperlukan.

7. Cara kita melestarikan dan mengembangkan gereja yang apostolic adalah dengan cara
setia mempelajari injil,karena injl merupakan iman gereja para rasul,menafsirkan dan
mengevaluasi situasi konkret kita dengan iman gereja para rasul dan setia/loyal kepada
hierarki sebagai pengganti para rasul.

Anda mungkin juga menyukai