Sebelum Istilah OMK digunakan nama Seksi Muda-Mudi atau Seksi Kepemudaan, yang
kemudian sekitar Tahun 1974 baru muncul namanya istilah Mudika untuk menamai gerakan
yang muda-mudi Katolik yang berbasis teretori gereja. Disamping Ormas Pemuda Katolik
yang lebih bergerak dalam aktifitas Sospolmas. Kemudian muncul UU Keormasan No. 5
tahun 1985 yang menjadikan nama Pemuda Katolik digunakan untuk nama Ormas yang
lebih banyak bergerak dalam pengkaderan untuk bidang Solpolmas sedang Mudika banyak
berperan dalan kegiatan – kegiatan teretori ( keparokian ).
Pada tahun 2004 Komisi Kepemudaan Keuskupan Agung Jakarta memunculkan istilah baru,
OMK, Orang Muda Katolik. Nama ini kemudian meluas dan diteguhkan dalam Pertemuan
Nasional (PERNAS) OMK 2005 menjadi pengganti Mudika. Namun sampai dengan saat ini,
kedua istilah masih dipakai bergantian, sesuai dengan pilihan masing-masing komunitas
Katolik muda itu sendiri.
3. Bentuk-bentuk kegiatan:
Orang Muda Katolik dalam Menggereja Ada beberapa bentuk-bentuk keaktifan OMK dalam
menggereja sebagai berikut:
a. Kegiatan Rohani-Spiritual
Beberapa kegiatan Rohani – Spritual dapat dilakukan antara lain:
Doa Lingkungan yang dapat berupa ibadat sabda, sharing Kitab Suci dan devosi-
devosi kepada orang kudus, terutama devosi kepada Bunda Maria dalam doa
rosario. Doa lingkungan juga dapat bermanfaat sebagai wadah pertemuan
antarumat, untuk membentuk suatu persaudaraan kasih. Persaudaraan ini mesti
berlandaskan pada ajaran Yesus Kristus yang tampak jelas dalam Injil. Orang
Muda Katolik, sebagai anggota Gereja, diharapkan terlibat aktif dalam doa
lingkungan ini. Melalui doa lingkungan, mereka dapat merasakan suasana hidup
persaudaraan Gereja, yang mengikat mereka dalam cinta. Dengan demikian,
Orang Muda Katolik merasa bahwa mereka juga memiliki tugas dan panggilan
yang sama dengan anggota Gereja yang lain. Mereka merasa diterima dan
dihargai oleh Gereja dan dengan demikian mereka terpanggil untuk secara aktif
terlibat dalam berbagai kegiatan Gereja.
Retret dan Rekoleksi Tujuan retret adalah untuk mencapai “kesehatan” rohani
Orang Muda Katolik, sehingga mampu menghayati hidup dan panggilannnya
sesuai dengan potensi rohani secara optimal, mengenal diri secara lebih utuh
dan berani serta mengadakan pertobatan. Melalui rekoleksi, Orang Muda Katolik
dibawa ke alam refleksi perihal kehidupan pribadi. Mereka diharapkan mampu
mengolah diri, dengan mengumpulkan berbagai pengalaman harian, baik yang
menggembirakan maupun yang menyedihkan; dan akhirnya menyerahkan
berbagai “beban” dan kebahagiaan serta harapan kepada Allah. Mereka mesti
memandang hidup ini sebagai anugerah Tuhan yang harus disyukuri. Oleh
karena itu, sikap doa, kontemplasi dan refleksi atas Sabda Allah mesti menjadi
tindakan wajib bagi Orang Muda Katolik.
Kemah Rohani Melalui kemah rohani, Orang Muda Katolik dapat merasakan
kasih Tuhan lewat alam ciptaan. Mereka menyadari bahwa cinta Tuhan tidak
terbatas pada satu lingkungan hidup saja, melainkan dalam berbagai dimensi
hidup manusia, yakni alam semesta. Kesadaran bahwa manusia adalah “gambar
Allah” atau “citra Allah”, hendaknya juga menjadi kesadaran bagi Orang Muda
Katolik dalam upaya mereka untuk mencintai alam sekitar. Kesadaran ekologis
ini membantu Orang Muda Katolik agar memiliki rasa tanggung jawab terhadap
kehidupan bersama dan kehidupan alam semesta. Dengan demikian, mereka
menjadi pelayan dalam keterarahannya kepada Allah, pencipta dan sumber
segala yang ada di dunia.
Misa Orang Muda Katolik Bentuk pembinaan lain yang paling penting terhadap
Orang Muda Katolik dalam upaya meningkatkan keaktifan mereka dalam hidup
menggereja adalah mengadakan perayaan ekaristi. Melalui perayaan ekaristi,
Orang Muda Katolik dapat semakin memahami misteri ekaristi dan panggian
Allah bagi mereka.
Mendukung Pelayanan – pelayanan liturgi di Gereja, Selain itu juga Orang
Muda Katolik juga dapat dilibatkan secara aktif dalam pelayanan-pelayanan
liturgis di gereja misalnya: Misdinar, Koor, Lektor dan bentuk-bentuk pelayanan
lainnya.
Namun, mengelola dan memaksimalkan ketiga potensi tersebut tentu akan menjadi
kekuatan yang luar biasa. Ketiga modal ini kalau ditempatkan dalam kerangka perutusan
tentu akan menarik. Allah yang menganugerahkan rahmat, manusia mengembangkan
dengan penuh tanggungjawab dan dikembalikan untuk kemuliaan Allah. orang muda
katolik (OMK) merupakan generasi muda penerus gereja. Para orangtua sudah hampir
selesai tugasnya dalam pelayanan di gereja dan ini akan dilanjutkan oleh kaum muda
yaitu OMK (regenerasi). Yang menjadi perhatian pada kaum muda saat ini yaitu banyak
OMK yang kurang peduli terhadap gereja.
Gereja harus lebih fokus pada kaum muda ini karena merekalah yang sangat
menentukan masa depan gereja nantinya. Selain itu, bukan hanya untuk masa depan
gereja namun untuk masa depan masyarakat dan bangsa Indonesia kedepannya.