Anda di halaman 1dari 3

Nama : Atanasius Surya Gunadharma

Kelas : XI MIPA 3
Tanggal : Selasa, 19 Januari 2021
Mapel : Agama Katholik

MATERI PEMBELAJARAN 2 SEMESTER II


1. Mengawali pelajaran ini harus diawali dengan doa dan ditutup doa seperti yang disediakan dalam
buku pembelajaran halaman 83 dan hal 94.

2. Menyimak Ajaran Kitab Suci tentang Keadilan, Perdamaian dan Lingkungan Alam dari Perikup
“Garam dan Terang Dunia (Mat 5:13-16) buku PAK hal 87 dengan menjawab pertanyaan sebagai
berikut sbb :
a. Jelaskan apa pesan Kitab Suci tentang damai dan keadilan berdasarkan kutipan tsb !
Jawab:
(Matius 5:13-16) mengingatkan kita bahwa kita berarti bukan karena segala sesuatu yang kita punyai. Kita
berarti karena diri kita diciptakan Allah baik adanya dan kita berarti ketika kita menjadi diri kita sesuai
dengan maksud untuk apa kita diciptakan. Garam berarti ketika ia asin dan mengasinkan. Pelita berarti
ketika ia menyala dan memberi terang. Kita berarti ketika kita baik dan melakukan perbuatan-perbuatan
yang baik. 

Seperti garam yang mengasinkan, kita dicipta baik adanya untuk memberi rasa pada kehidupan. Seperti
pelita yang menghalau kegelapan, kita dicipta baik adanya untuk meniadakan kejahatan, menumbuhkan
sukacita dan membuahkan kebahagiaan.

b.Inspirasi apa yang dapat kita peroleh dari kutiban Kitab Suci tersebut untuk memperjuangkan
masyartakat yang damai, sejahtera, dan adil ?
Jawab:

Perumpamaan Yesus dengan mengamanatkan kepada kita untuk menjadi Garam dan Terang Dunia,
selayaknya membuat kita merenungkan, sejauh mana kehidupan kita sebagai pribadi maupun sebagai
komunitas jemaat telah memberikan dampak positif bagi komunitas di sekitar kita. Ataukah kita telah
menjadi tawar, dan seperti sisi negatif garam (unsur kalsium klorida) yang destruktif karena menyebabkan
korosi/karatan, pola pikir kita telah berkarat dan cara hidup kita telah turut merusak lingkungan hidup kita?

Oleh karena itu, untuk dapat menjadi “garam dan terang” dunia, cara hidup berjemaat kita sebagai sebuah
komunitas haruslah berubah dan melakukan transformasi. Demikian pula di dalam kehidupan kita sebagai
pribadi, di mana pun kita berada.

Dunia sekitar kita saat ini krisis keteladanan, di mana kualitas dan nilai-nilai kemanusiaan makin merosot,
sebagai jemaat dan pribadi, kita tidak dapat lagi melanjutkan cara berjemaat seperti pada masa lalu. Kita
harus menjadi Gereja dan jemaat yang mau berubah dan mengubah sebagaimana pelayanan yang
diteladankan Yesus sendiri pada masa kehadiran-Nya di dunia.
c.Manakah pesan pokok yang harus diperhatikan dalam membangun masyatakat yang damai dan
adil ?
Jawab:
"Kamu adalah garam dunia" (Matius 5:13) yang ditujukan kepada murid-murid Tuhan Yesus, yang
mempunyai fungsi khusus di bumi, meskipun garam dalam jumlah kecil dalam suatu komposisi dalam suatu
masakan, ia memberi pengaruh yang menyeluruh dalam sebuah adonan.
Menjadi seperti garam dan terang adalah panggilan untuk senantiasa menjadi diri kita yang sejati
sebagaimana dimaksudkan oleh Sang Pencipta. “Hendaklah terangmu bercahaya di depan orang, supaya
mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu di Surga.” (Mat 5:15). Menjadi seperti
garam dan terang adalah panggilan untuk menjadi baik dan berbuat baik sebagaimana kita adalah baik. 

Kita berarti bukan karena melakukan hal-hal yang berlebihan, yang ekstrim atau di luar kewajaran tetapi
karena melaksanakan hal-hal yang biasa, sederhana, sehari-hari dengan penuh tanggung jawab, totalitas dan
kesungguhan hati. “Jika garam menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain
dibuang dan diinjak orang.” (Mat 5:13)

Bila para murid gagal melakukan "fungsi garam", itu sama saja seperti mereka tidak ada (tidak eksis),
apapun yang mereka lakukan. Pengaruh yang diinginkan Tuhan kita adalah agar semua murid bisa
menyelamatkan sesamanya, menyucikan sesamanya, berguna bagi sesamanya, menambah gairah dalam
kehidupan masyarakat, dan menjadi suatu daya bagi perdamaian.

3. Menyimak Ajaran Gereja tentang Memajukan Kesejahteraan Umum berdasarkan Dokumen Gereja
Gaudiuam et Spes Art. 26. Buku PAK hal 88 dengan menjawab :
a. Apa pesan Ajaran Gereja tentang Kesejahteraan Umum ?
Jawab:
Agar perkembangan dan kemajuan setiap pribadi dan kelompok dapat terjamin secara maksimal, dibutuhkan
kesejahteraan umum. Yang dimaksudkan dengan kesejahteraan umum adalah “…keseluruhan kondisi-
kondisi hidup kemasyarakatan yang memungkinkan pribadi-pribadi maupun kelompok-kelompok mencapai
kesempurnaan mereka secara lebih penuh dan lebih mudah” (GS art. 26). Kesejahteraan umum bukan
sejumlah fasilitas atau sekumpulan barang tertentu. Kesejahteraan umum adalah kondisi yang
diciptakan dengan tujuan agar setiap orang dan kelompok dapat memenuhi kebutuhan dan mengembangkan
potensi sepenuhnya (bdk. MM art 65). Pembahasan tentang kesejahteraan umum ini menunjukkan adanya
banyak hal yang sebenarnya merupakan hak, namun harus diupayakan dan diperjuangkan bersama (bdk.
Massaro, 2000, 121). 

b. Bagaimana sikap kita (Gereja) dalam menghadapi situasi sulit seperti yang dilukiskan di atas ?
Jawab:

“…keseluruhan kondisi-kondisi hidup kemasyarakatan, yang memungkinkan baik kelompok-kelompok


maupun anggota-anggota perorangan, untuk secara lebih penuh dan lebih lancar mencapai kesempurnaan
mereka sendiri.” (GS art. 26).

Dengan jelas, Gaudium et Spes menyatakan bahwa, pertama, kesejahteraan umum adalah kondisi-


kondisi yang mutlak diperlukan agar manusia bisa mencapai kesempurnaannya. Maka, kesejahteraan umum
bukanlah sekumpulan harta atau barang tertentu. Kedua, kondisi-kondisi tersebut tidak otomatis ada atau
tersedia dengan sendirinya. Kesejahteraan umum adalah kondisi-kondisi yang dengan sengaja diciptakan
atau dibangun oleh manusia, agar dapat menunjang perkembangan setiap orang  (MM art. 65).

Terwujudnya kesejahteraan umum atau kondisi-kondisi seperti di atas adalah tujuan dari solidaritas. Karena
itu, solidaritas bukanlah sekedar perasaan jatuh kasihan atau pun reaksi spontan melihat atau mendengar
kemalangan orang lain. Solidaritas juga bukan beramai-ramai sekedar ikut aksi demonstrasi ke sana dan sini.
Sekali lagi, solidaritas adalah komitmen terhadap kebaikan sesama. Aksi nyata mengupayakan terciptanya
kesejahteraan umum merupakan ujung dari komitmen ini.

4. Ajaran Gereja tentang kelestarian Lingkungan Alam berdasarkan tindakan / ajaran Uskup Agung
Semarang Mgr. Yohanes Pujosumarto, Pr. Dalam Misa di Gua Maria Sendang Jati Panadaran dalam
rangka penanaman bibit untuk penghijauan (KKN UNIKA) buku PAK hal 89-91.
a.Bagaimana ajaran Gereja tentang masalah lingkungan alam.
Jawab:
Melihat lingkungan hidup artinya membicarakan tentang tempat tinggal kita. Tanpa disadari lingkungan kita
semakin hari menunjukan bahwa semakin rusak. Kita melihat dan merasakan sendiri bagaimana perubahan
lingkungan telah terjadi dan berdampak langsung pada kehidupan kita. Kerusakan bumi dan lingkungan
hidup tidak tanpa alasan, kita merasakan sendiri bumi menjadi semakin panas, banjir, serta adanya
pencemaran udara, air, dan tanah. Adanya kerusakan itu akan menimbulkan dampak negatif yang nyata bagi
kehidupan manusia. Dengan adanya lingkungan hidup yang tercemar lalu rusak, maka hal ini menjadi
ketidakadilan bagi ekologi. Dalam sejarah agama kristen yang terpenting adalah untuk mendekatkan diri
dengan Tuhan dan menjalankan amanatnya sesuai dengan hukum kasih dalam Alkitab.

b. Buatlah komentar/tulisan singkat niat mengambil bagian kecil dalam perjuangan perdamaian,
keadilan, serta pelestarian lingkungan hidup dalam kehidupan sehari-hari, sebagai respon atas
materi pembelajaran ini.
Jawab:
Melalui Kristus dunia diciptakan, dan melalui Kristus pula Allah berinisiatif melakukan pendamaian dengan
ciptaan-Nya. Sekarang alam berada di bawah kuasa-Nya dan dengan demikian kosmos mengalami
pendamaian. Bagian ini juga menekankan arti universal tentang peristiwa Kristus melalui penampilan
dimensi-dimensi kosmosnya dan melalui pembicaraan tentang keselamatan bagi seluruh dunia, termasuk
semua ciptaan. Kristus membawa pendamaian dan keharmonisan bagi semua ciptaan melalui kematian dan
kebangkitan-Nya. Penebusan Kristus juga dipahami sebagai penebusan kosmos yang mencakup seluruh
alam dan ciptaan. Penyelamatan juga mencakup pendamaian atau pemulihan hubungan yang telah rusak
antara manusia dan ciptaan lainnya.
Demikianlah dapat disimpulkan bahwa baik manusia maupun segala ciptaan atau makhluk yang lain
merupakan suatu kesatuan kosmik yang memiliki nilai yang berakar dan bermuara di dalam Kristus.

Anda mungkin juga menyukai