Anda di halaman 1dari 7

Apakah Pembelajaran Daring Tetap Digunakan Pasca Pandemi?

Oleh Mochammad Iffan Zulfiandri

Pada akhir tahun 2019, dunia secara global mendapati permasalahan pelik pandemi
Coronavirus Disease (COVID-19). Wabah virus ini pertama kali ditemukan di Wuhan,
Provinsi Hubei, Tiongkok, kemudian menyebar dengan cukup cepat ke belahan dunia
lainnya termasuk Indonesia. Per tanggal 12 maret 2020 COVID-19 ditetapkan sebagai
pandemi oleh World Health Organization (WHO).1 Per tanggal 29 maret 2020, dunia
terdampak COVID-19 dengan 634.835 kasus dan 33.106 jumlah kematian.2 Sementara
di Indonesia, kasus COVID-19 ditetapkan sebanyak 1.528 pasien positif dengan 136
kasus kematian.
Sampai saat ini dipertengahan tahun 2022, pandemi COVID-19 belum juga
berakhir baik secara global maupun skala nasional. Hal ini disebabkan oleh cepatnya
tingkat penyebaran virus ini yang ditularkan dari manusia ke manusia lainnya. COVID-
19 bahkan memiliki kemampuan beradaptasi dan melakukan mutasi menjadi varian lain.
Tak kurang dari 10 varian COVID-19 mulai dari varian Alpha hingga varian terbaru
yakni Omicron tersebar sejak COVID-19 dinyatakan sebagai pandemi global hingga
saat ini.3 Gejala dan akibat yang ditimbulkan pun beragam tiap variannya. Demam,
kadar kepekaan indra penciuman yang berkurang secara signifikan atau batuk kering
adalah beberapa gejala umum yang muncul.4 Adapun akibat fatal yang dapat terjadi jika
seseorang terdampak COVID-19 salah satunya adalah kematian.
pandemi COVID-19 selain berdampak pada aspek kesehatan, juga memiliki
dampak terhadap aspek - aspek lainnya.5 Aspek lain yang terdampak diantaranya
adalah aspek ekonomi, aspek sosial serta aspek pendidikan. Pada aspek ekonomi,
dampak yang terjadi adalah berkurangnya tingkat perputaran uang yang terjadi di
daerah bahkan terjadi Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) skala besar akibat dari
perusahaan tidak lagi mampu menanggu biaya operasional pegawai.6 Pada aspek sosial,
pandemi COVID-19 berdampak pada akses interaksi yang dibatasi antar elemen
masyarakat sebagai upaya pemerintah mencegah terjadinya penyebaran virus ini.
Beragam kebijakan seperti Lock Down, Social Distancing dan Physical Distancing
kemudian diberlakukan selama terjadinya pandemi.7 Adapun pada aspek pendidikan,
sekolah dan perguruan tinggi tidak diperbolehkan melaksanakan Kegiatan Belajar
Mengajar (KBM) secara tatap muka. Akibatnya, KBM yang dilakukan menggunakan
metode daring melalui video conference agar pembelajaran tetap dilaksanakan.
Sebagaimana yang telah disampaikan pada paragraf di atas, pandemi COVID-19
berdampak signifikan pada berbagai aspek kehidupan salah satunya adalah pada aspek
pendidikan. Guru dan murid tidak diperkenankan melakukan pembelajaran tatap muka
di kelas sebagaimana mestinya. Peraturan ini diberlakukan oleh pemerintah bertujuan
untuk menurunkan angka penyebaran COVID-19 pada masyarakat. Hal ini
mengharuskan KBM dilaksanakan secara daring melalui video conference. Namun
dalam pelaksanaannya, terdapat banyak sekali hal yang harus dipersiapkan agar
keberjalanan KBM lancar dan tujuan utama dari pendidikan yakni mencerdaskan bangsa
dapat tercapai. Diantara hal yang harus dipersiapkan adalah ketersediaan perangkat
yang memadai serta koneksi jaringan internet yang memadaai.
Saat ini, pertengahan tahun 2022, angka terdampak kasus COVID-19 di Indonesia
memperlihatkan tren penurunan secara nasional.8 Berdasarkan informasi tersebut, roda
kehidupan dunia khususnya masyarakat Indonesia akan berubah kembali. Perubahan
perilaku pasca pandemi sering disebut sebagai New Normal atau Normal Baru. New
Normal bukanlah kembalinya perilaku masyarakat pasca pandemi menjadi seperti
sebelum pandemi. Pengertian dari New Normal adalah perubahan perilaku yang terjadi
pada masyarakat pasca pandemi akibat dari adaptasi yang dilakukan masyarakat ketika
pandemi.9 Beberapa hal yang diasumsikan akan menjadi kebiasaan baru masyarakat
adalah tetap memakai masker ketika bepergian, membawa pembersih tangan, dan
menjaga dari menyentuh tempat - tempat yang dianggap kurang higienis.
Jika New Normal dikaitkan dengan bidang pendidikan, maka pertanyaan yang akan
mencuat adalah “Apakah pembelajaran secara daring akan tetap dilaksanan pasca
terjadinya pandemi?”. Dalam menjawab pertanyaan tersebut, kita perlu
mempertimbangkan keefektifan pembelajaran yang dilakukan secara daring serta
ketersediaan perangkat penunjang. Sebelum membahas mengenai keberlanjutan
pembelajaran secara daring dan keefektifannya dalam bidang pendidikan, harus
dipahami terlebih dahulu definisi kata “Efektif” agar pemahaman terhadap pertanyaan
serta jawaban yang diberikan menjadi lebih komprehensif.
“Apa definisi dari kata “efektif”?” dan “Apakah kata “efektif” memiliki pengertian
yang sama dengan kata “efisien”?”. Kata “efektif” dan “efisien” keduanya merupakan
kata serapan dari Bahasa Inggris yakni “effective” dan “efficient”. Definisi kata
“effective” menurut The Britannica Dictionary adalah membuahkan hasil yang
diinginkan atau dimaksud. Sedangkan kata “efficient” memiliki definisi mampu
mendapatkan hasil yang diinginkan tanpa menyia - nyiakan materi, waktu dan tenaga.
Kata “effective” memberikan perhatian lebih pada kemampuan aktual untuk
mendapatkan hasil yang diinginkan. Sementara kata efisien lebih menekankan pada
minimnya pemborosan biaya yakni materi, waktu dan tenaga dalam mendapatkan hasil
tersebut.
Berdasarkan paragraf di atas, pengertian dari “Efektifitas Pembelajaran secara
Daring” adalah tingkat keberhasilan tercapainya tujuan utama pendidikan melalui
pembelajaran secara daring. Menurut UU. No 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan
nasional pasal 3 disebutkan tentang tujuan pendidikan yakni mengembangkan potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri serta menjadi warga
negara yang demokratis juga bertanggung jawab. Terlebih jika Indoesia tak lagi dalam
masa pandemi, pembelajaran secara luring memungkinkan untuk dilakukan. Pertanyaan
lanjutan dari permasalahan ini adalah “Pembelajaran secara luring dan daring, metode
apa yang lebih efektif?”
Dalam rangka membandingkan metode pembelajaran luring dan daring, diperlukan
sudut pandang yang luas agar penilaian yang dilakukan tidak bias. Sebagaimana
ilustrasi berikut.

Gambar 1 Ilustrasi Perspektif


Tidak bijak jika melihat suatu permasalah hanya dari satu sudut pandang saja. Orang
pertama akan mengatakan bahwa angka yang dilihat adalah 6, sementara orang yang
berada di arah yang berlawanan mengatakan bahwa angka yang dilihat adalah 9. Namun,
jika seseorang membuka luas sudut pandang dalam melihat hal ini akan mengatakan
bahwa “angka yang terlihat adalah 6 di satu sisi dan 9 di sisi yang berlawanan”. Kedua
pendapat tadi digabungkan menjadi sebuah kesimpulan baru.
Dalam rangka membandingkan pembelajarn luring dan daring, hal yang perlu
dipertimbangkan adalah kelebihan serta kekurangan masing masing metode
pembelajaran dan situasi - kondisi yang sesuai untuk menerapkan metode tersebut.
Dengan ini penerapan metode pembelajaran yang digunakan lebih akurat menyesuaikan
kondisi dan kebutuhan siswa.
Metode pembelajaran secara daring memiliki beragam kelebihan. Metode
pembelajaran daring memungkinkan KBM dilakukan dengan lebih fleksibel dari segi
tempat dan waktu. Guru dan siswa tidak diharuskan berada di tempat yang sama pada
saat KBM. Hal ini memberikan kemudahan akses materi pendidikan oleh siswa dan
kemudahan dalam memberikan materi oleh para guru. Pembelajaran secara daring
menjadi alternatif solusi terbaik KBM terutama di masa pandemi saat ini.
Disisi lain, pembelajaran secara daring memiliki berbagai kekurangan.
Ketersediaan infrastruktur dan perangkat sangat dibutuhkan dalam menjalankan metode
pembelajaran secara daring. Pembelajaran secara daring membuat ruang interaksi antara
guru dan siswa menjadi terbatas sehingga materi pendidikan tidak tersampaikan secara
optimal. Dengan tidak terjadinya tatap muka, para guru memiliki kesulitan dalam
memberikan pengawasan terhadap para siswa. Hal ini menimbulkan kemungkinan
terjadinya distraksi kepada para siswa saat KBM dilaksanakan.10
Adapun pembelajaran secara luring juga memiliki beragam kelebihan.
Pembelajaran secara luring memberikan kesempatan interaksi antara guru dan murid
secara langsung. Hal ini dapat meminimalisir gap informasi yang disampaikan sehingga
siswa dapat menyerap informasi dengan lebih optimal. Siswa juga menjadi lebih fokus
dalam menjalani KBM karena para guru dapat memantau kegiatan pembelajaran secara
langsung. Pembelajaran secara luring sangat tepat diterapkan pada proses pembelajaran
yang membutuhkan kegiatan fisik seperti pembelajaran olah raga dan juga kegiatan
praktik seperti pembelajaran Biologi ataupun Kimia. Pada kegiatan olah raga dan
praktik, guru dapat langsung memberikan arahan pembelajaran sehingga siswa secara
dapat menerapkan informasi yang didapat secara praktik.11
Disisi lain, pembelajaran secara luring tak lepas dari berbagai kekurangan. Diantara
kekurangan pembelajaran secara luring adalah resiko besar tertularnya wabah penyakit
jika terjadi pandemi akibat interaksi fisik secara langsung. Fasilitas sarana - prasarana
pembelajaran secara luring dan aspek penunjang kegiatan pembelajaran secara luring di
Indonesia belum optimal. Perbandingan jumlah guru dan murid yang timpang, akses
sekolah yang terbatas serta fasilitas KBM di Sekolah yang kurang memadani masih
menjadi perhatian khusus untuk dibenahi.
Berikut tabel perbandingan pembelajaran daring dan luring.
Tabel 1. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Daring dan Luring
Daring (kelebihan) Luring (kelebihan)
- fleksibilitas KBM - interaksi antara guru dan murid
- kemudahan akses materi - kegiatan fisik dan praktik terlaksana
- siswa terpantau oleh guru
Daring (kekurangan) Luring (kekurangan)
- ketersediaan infrastruktur dan perangkat - resiko penularan penyakit dikala wabah
penunjang - sarana-prasarana dan aspek penunjang
- ruang interaksi yang terbatas kegiatan luring kurang memadai
- siswa mudah terdistraksi

Berdasarkan tabel di atas, kedua metode pembelajaran baik luring maupun daring
memiliki kelebihan dan kekurangan masing - masing. Metode daring dapat diterapkan
pasca pandemi jika pembelajaran yang dilakukan bersifat teoritis dan minim kegiatan
fisik maupun praktik. Pembelajaran secara daring akan memudahkan akses materi serta
memiliki fleksibilitas ruang dan waktu dalam penerapannya. Sementara metode luring
tepat diterapkan khususnya saat pembelajaran yang dilakukan membutuhkan kegiatan
fisik dan praktik. Baik metode pembelajaran secara daring dan luring, keduanya dapat
diterapkan dalam proses KBM pasca pandemi sesuai dengan kebutuhan yang ada.
Pandemi COVID-19 memberikan dampak signifikan terhadap berbagai aspek
khususnya aspek pendidikan. Sebagai bentuk pencegahan, pemerintah membatasi KBM
tatap muka dan menggantinya dengan pembelajaran jarak jauh (daring). Pada
pertengahan tahun 2022, tren kasus terdampak COVID-19 mengalami penurunan dan
diprediksi akan memasuki babak kehidupan baru yakni New Normal. Metode
pembelajaran daring dinilai tetap menjadi pilihan meskipun pembelajaran luring dapat
dilakukan. Hal ini karena pembelajaran daring memangkas aksesibilitas materi
pendidikan sehingga pembelajaran dapat dilakukan dimanapun dan kapanpun.
Pembelajaran secara luring dapat diterapkan pada pembelajaran yang memerlukan
kegiatan fisik maupun praktik. Kedua metode pembelajaran tersebut dapat diterapkan
pasca pandemi sesuai dengan kebutuhan pembelajaran. Hasil yang diharapkan dari
diterapkannya kedua metode tersebut adalah tercapainya tujuan akhir pendidikan yakni
yakni mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri serta menjadi warga negara yang demokratis juga bertanggung jawab.
Daftar Pustaka

1. World Health Organization. WHO Director-General’s opening remarks at the media briefing on
COVID-19 - 11 March 2020 [Internet]. 2020 [updated 2020 March 11]. Available from:
https://www.who.int/dg/speeches/detail/who-director-generals-opening-remarks-at-the-media-briefing-
on-covid-19---11- march-2020.
2. World Health Organization. Coronavirus disease 2019 (COVID-19) Situation Report – 70 [Internet].
WHO; 2020 [updated 2020 March 30; cited 2020 March 31]. Available from: https://www.who.int/
docs/default-source/coronaviruse/situation-reports/20200330- sitrep-70-covid-19.pdf?sfvrsn=7e0fe3f8_2
3. 10 Varian Covid-19 Beserta Gejalanya, dari Alpha hingga Omicron Kompas.com - 30/11/2021, 19:03
WIB
4. Levani, Yelvi, Aldo Dwi Prastya, and Siska Mawaddatunnadila. "Coronavirus Disease 2019 (COVID-
19): Patogenesis, Manifestasi Klinis dan Pilihan Terapi." Jurnal Kedokteran dan kesehatan 17.1 (2021):
44-57.
5. Wijoyo, Hadion. Dampak pandemi terhadap kehidupan manusia:(ditinjau dari berbagai aspek). Insan
Cendekia Mandiri, 2021.
6. Yamali, F. R., & Putri, R. N. (2020). Dampak Covid-19 Terhadap Ekonomi Indonesia. Ekonomis:
Journal of Economics and Business, 4(2), 384-388.
7. Engkus, Engkus, et al. "Covid-19: Kebijakan mitigasi penyebaran dan dampak sosial ekonomi di
Indonesia." LP2M (2020).
8. Kasus Konfirmasi dan Aktif COVID-19 Menunjukkan Tren Penurunan.
https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilis-media/20220310/4839494/kasus-konfirmasi-dan-aktif-
covid-19-menunjukkan-tren-penurunan/
9. Aly, M. Nilzam, et al. "Panduan Aman “New Normal” Menghadapi Pandemi Covid-19." Jurnal
Layanan Masyarakat (Journal of Public Services) 4.2 (2020): 415-422.
10. Tujuh Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Daring. https://ruber.id/pendidikan-dasar-hingga-
pendidikan-tinggi-beralih-ke-pembelajaran-daring/
Pembelajaran Luring: Kelebihan, Kekurangan dan Masalah yang Kerap Dihadapi.
https://penerbitdeepublish.com/pembelajaranluring/#:~:text=Siswa%20lebih%20fokus.&text=Secara%20l
angsung%2C%20siswa%20dapat%20belajar,yang%20mungkin%20memecah%20fokus%20belajar.

Anda mungkin juga menyukai