1.
OLEH:
2.
MARKUS SIOH
171111029
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
Indikator PHBS 1. Perilaku orang yang sehat agar tetap sehat dan
Ada beberapa indikator PHBS di sekolah dasar meningkat.
2. Perilaku orang yang sakit atau telah terkena
1) Mencuci tangan dengan sabun sebelum dan sesudah masalah kesehatan.
makan,
(Hidayat dan Julismin, 2013)
2) Mengonsumsi jajanan sehat,
3) Menggunakan jamban bersih dan sehat
4) Olahraga yang teratur
5) Memberantas jentik nyamuk
6) Tidak merokok di lingkungan sekolah
7) Membuang sampah pada tempatnya, dan
8) Melakukan kerja bakti bersama warga lingkungan
sekolah untuk
(Kemenkes 2019)
Gambar 2.1 Kerangka teori Pengaruh Pendidikan Kesehatan Dengan Media Poster Terhadap Penerapan
PHBS Di Lingkungan Sekolah Dasar Inpres Otto Kecamatan Nunkolo Kabupaten TTS
2.4 Kerangka konsep
Keterangan:
: Diteliti
: Tidak diteliti
: Pengaruh
: Berhubungan
Gambar 2.1 Kerangka konsep Pengaruh Pendidikan Kesehatan Dengan Media Poster Terhadap Penerapan
PHBS Di Lingkungan Sekolah Dasar Inpres Otto Kecamatan Nunkolo Kabupaten TTS
2.5 Hipotesis penelitian
Hipotesis adalah jawaban sementara dari rumusan masalah atau
pertanyaan (Susilawati & Mulyana, 2018)
H1 : Terdapat Pengaruh Pendidikan Kesehatan Dengan Media Poster Terhadap
Penerapan PHBS Di Lingkungan Sekolah Dasar Inpres Otto Kecamatan
Nunkolo Kabupaten TTS
BAB III
METODE PENELITIAN
Keterangan :
R: Subyek yaitu siswa SD kelas IV dan kelas V SD Inpres Otto
O: Observasi pengetahuan, sikap perilaku hidup bersih sehat sebelum ada
perlakuan pendidikan kesehatan menggunakan media poster
I: Intervensi berupa pendidikan kesehatan menggunakan media poster tentang
PHBS tatanan sekolah
OI: Observasi pengetahuan setelah dilakukan intervensi berupa pendidikan
kesehatan menggunakan media poster
3.2 Definisi Operasional
Menurut Sugiyono (2012) defenisi operasional adalah penentuan konstrak
atau sifat yang akan dipelajari sehingga menjadi variabel yang dapat diukur.
Tabel 3.2 Defenisi Operasional
No Variabel Defenisi operasional Parameter instrumen Skala
1 Variabel pendidikan kesehatan dengan SAP (Satuan acara Media -
Independen : media poster adalah suatu pembelajaran) tentang poster
pendidikan proses pembelajaran tentang perilaku hidup bersih
kesehatan dengan kesehatan menggunakannalat sehat tatanan sekolah
media poster bantu poster agar siswa lebih
mudah dalam menerima
informasi kesehatan dan
termotifasi melakukan
perilaku hidup bersih
2 Variabel penerapan PHBS yang 1. Memelihara Kuesioner ordinal Penerap
dependen: dimaksud adalah kebiasaan rambut bersih dan p
penerapan PHBS untuk bertindak atau rapi
mengaplikasikan pola hidup 2. Memakai pakaian 3 =
bersih dan sehat dilingkungan bersih dan rapi r
sekolah. 3. Memelihara kuku m
pendek dan bersih d
4. Membuang 7
sampah pada 2 =
tempatnya
1 =
3.3 Populasi, Sampel dan Sampling
3.3.1 Popolasi
Populasi adalah subjek yang memnuhi kriteria yang telah ditetapkan.
Pembagian populasi meliputi populasi target dan populasi terjangkau Susilawati
& Mulyana (2018).
3.3.1.1 Populasi target
Populasi target adalah populasi yang memenuhi kriteria sampling dan
menjadi sasaran akhir penelitian. Populasi target bersifat umum dan biasanya
pada penelitian klinis dibatasi oleh demografis Susilawati & Mulyana (2018).
Pada penelitian ini memeliki populasi target yaitu semua siswa-siswi yang
berada di SD Inpres Otto Kecamatan Nunkolo Kabupaten TTS
3.3.1.2 Populasi Terjangkau
Populasi terjangkau adalah populasi yang memenuhi kriteria penelitian
dan biasanya dapat dijangkau oleh peneliti dari kelompoknya Susilawati &
Mulyana (2018). Populasi terjangkau dalam penelitian ini adalah 38 siswa
kelas 4, 5 dan 6 yang berada di SD Inpres Otto Kecamatan Nunkolo
Kabupaten TTS.
Kriteria inklusi penelitian adalah:
1. Siswa yang berbahasa indonesia yang baik dan benar
2. Siswa yang sudah lancar membaca dan menulis
3. Siswa kelas 4, 5 dan 6
4. Siswa yang bersedia menjadi responden
3.3.2 Sampel
Sampel merupakan objek yang dapat mewakili populasi yang ada.
Dengan kata lain, sampel adalah elemen-elemen populasi yang dipilih
berdasarkan kemampuan mewakilinya Susilawati & Mulyana (2018). Untuk
menentukan sampel, peneliti mengggunakan populasi siswa kelas 4, 5, dan 6
sebanyak 38 siswa yang berada di SD Inpres Otto Kecamatan Nunkolo
Kabupaten TTS.
3.3.3 Sampling
Sampling adalah proses menyeleksi porsi dari populasi untuk dapat
mewakili seluruh populasi. Teknik sampling merupakan cara-cara yang
ditempuh dalam pengambilan sampel, agar memperoleh sampel yang benar-
benar sesuai dengan keseluruhan subjek penelitian Susilawati & Mulyan,
(2018). Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah Purposive
Sampling.Purposive Sampling merupakan suatu teknik penetapan sampel
dengan cara memilih sampel diantara populasi sesuai yang dikehendaki peneliti
(tujan atau masalah dalam penelitian), sehingga sampel tersebut dapat mewakili
karakteristik populasi yang telah dikenal sebelumnya Susilawati & Mulyana
(2018).
3.4 Rencana Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada januari-febuari 2023. Lokasi penelitian
dilakukan di SD Inpres Otto Kecamatan Nunkolo Kabupaten TTS.
3.5 Pengumpulan Data
Pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan kepada subjek dan
proses pengumpulan karakteristik subjek yang diperlukan dalam suatu penelitian
Susilawati & Mulyana (2018).
3.3.1 Proses Pengumpulan Data
Setelah mendapatkan ijin dari Rektor, Dekan Fakultas Kesehatan, Ketua
Program Studi Ners Universitas Citra Bangsa Kupang. Kemudian peneliti
meminta surat pengantar dari institusi yang berhubungan dengan penelitian
yang akan dilakukan. Peneliti membawa surat pengantar tersebut yang
ditujukan kepada Kepala Dinas Kesehatan kabupaten TTS, kemudian Kepala
Dinas Kesehatan kabupaten TTS membuat surat pengantar dengan tembusan
kepada Kepala sekolah SD Inpres Otto Kecamatan Nunkolo Kabupaten TTS.
Setelah mendapatkan ijin, peneliti melakukan pendekatan dengan calon
responden dengan menjelaskan maksud dan tujuan dari penelitian ini. Setelah
calon responden mengerti dan setuju kemudian peneliti memberikan lembar
informed consent untuk di tandatangani. Kemudian peneliti memberikan
kuisioner kepada responden yang telah memenuhi kriteria inklusi. Dalam
penelitian ini peneliti dibantu oleh satu orang asisten penelti yang sebelumnya
telah dilakukan persamaan persepsi dalam proses pengambilan data.
Setelah lembar kuesioner diisi, selanjutnya peneliti akan memeriksa
kembali kelengkapan jawaban responden pada setiap pertanyaan. Apabila ada
pertanyaan yang terlewatkan atau belum dijawab, peneliti akan melakukan
validasi pada saat itu juga. Setelah semua data diisi kemudian kuesioner
dikumpulkan kembali untuk dilakukan pengolahan data sesuai urutan
pengolahan data, setelah itu dilakukan analisa dan penyajian data hasil
penelitian.
3.3.2 Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur
fenomena alam maupun sosial yang diamati Sugiyono, (2017) dalam Susilawati
& Mulyana (2018). Alat yang digunakan untuk pengumpulan data dalam
penelitian ini adalah media poster dan kuesioner penerapan PHBS kuesioner
penerapan PHBS.
3.6 Analisa Data
Analisa data merupakan bagian yang sangat penting untuk tujuan pokok
penelitian, yaitu menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian yang mengungkap
fenomena. Data mentah yang didapat, tidak dapat menggambarkan informasi
yang diinginkan untuk menjawab masalah penelitian (Nursalam, 2015)
1. Editing
Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang
diperoleh atau dikumpulkan. Editing dapat dilakukan pada tahap
pengumpulan data atau setelah data terkumpul (Hidayat, 2009).
2. Coding
Coding kegiatan memberi kode numerik (angka) terhadap data yang terdiri
atas bebrapa kategori. Biasanya dalam pemberian kode dan dalam satu buku
(code book) untuk memudahkan kembali melihat lokasi dan arti suatu kode
dari suati variabel (Hidayat, 2009).
3. Scoring
Scoring adalah memberikan score atau penilaian pada tiap item pertanyaan
dan menentukan nilai terendah dan tertinggi (Setiadi, 2016). Scoring disini
menilai variabel yang diteliti yaitu pengaruh pendidikan kesehatan dan
kuesioner penerapan PHBS.
Untuk kepatuhan pendidikan kesehatan:
1. Pengaruh = > 50%
2. Tidak pengaruh = < 50%
Dan penerapan PHBS:
3. Baik: bila responden menjawab benar dengan skore 76-100%
2. Cukup:bila responden menjawab benar dengan skore 56-75%
1. Kurang: bila responden menjawab benar dengan skore <56%
4. Tabulating
Tabulating adalah penyajian dalam bentuk tabel yang terdiri dari beberapa
baris dan beberapa kolom. Tabulasi digunakan untuk memaparkan sekaligus
beberapa variabel hasil observasi, survey atau penelitian sehingga dapat
mudah dibaca dan dimengerti Sugiyono (2014) dalam Susilawati & Mulyana
(2018). Uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah Uji chi square
3.7 Kerangka Kerja (Frame Work)
Kerangka kerja atau kerangka operasional adalah tahapan atau langkah-
langkah dalam aktivitas ilmiah yang dilakukan dalam melakukan penelitian dari
awal sampai akhir kegiatan Nursalam (2015).
Populasi target : siswa kelas 4, 5, dan 6 di SD Inpres Otto Kecamatan Nunkolo Kabupaten
TTS yang berjumlah 38 siswa
Populasi terjangkau siswa kelas 4, 5, dan 6 di SD Inpres Otto Kecamatan Nunkolo Kabupaten
TTS yang berjumlah 38 siswa dengan kriteria inklusi.
. Kriteria inklusi pada penelitian ini yakni :
1. Siswa yang berbahasa indonesia yang baik dan benar
2. Siswa yang sudah lancar membaca dan menulis
3. Siswa kelas 4, 5 dan 6
4. Siswa yang bersedia menjadi responden
Total sampling
Sampel : 38 orang
Informed consen
Hasil
Kesimpulan
3.8 Etika Penelitian
Masalah etika penelitian dalam keperawatan merupakan masalah yang
sangat penting dalam penelitian, mengingat penelitian keperawatan berhubungan
langsung dengan manusia, maka segi etika penelitian harus diperhatikan.
Etika Penelitian dibagi menjadi tiga (3) yang terdiri dari :
1. Prinsip menghormati harkat martabat manusia (respect for persons)
Prinsip ini merupakan bentuk penghormatan terhadap harkat martabat
manusia sebagai pribadi (personal) yang memiliki kebebasaan berkehendak
atau memilih dan sekaligus bertanggungjawab secara pribadi terhadap
keputusan-nya sendiri.
Secara mendasar prinsip ini bertujuan untuk :
a. Menghormati otonomi, yang mempersyaratkan bahwa manusia yang
mampu menalar pilihan pribadinya harus dihormati kemampuannya untuk
mengambil keputusan mandiri (self-determination).
b. Melindungi manusia yang otonominya terganggu atau kurang,
mempersyaratkan bahwa manusia yang berketergantungan (dependent)
atau rentan (vulnerable) perlu diberikan perlindungan terhadap kerugian
atau penyalahgunaan (harm and abuse).
2. Prinsip berbuat baik (beneficence) dan tidak merugikan (non-maleficence)
Prinsip etik berbuat baik menyangkut kewajiban membantu orang lain
dilakukan dengan mengupayakan manfaat maksimal dengan kerugian
minimal.Diikutsertakannya subjek manusia dalam penelitian kesehatan
dimaksudkan untuk membantu tercapainya tujuan penelitian kesehatan yang
benar-benar sesuai untuk diaplikasikan kepada manusia.
Prinsip etik berbuat baik, mempersyaratkan bahwa:
a. Risiko penelitian harus wajar (reasonable) dibanding manfaat yang
diharapkan.
b. Desain penelitian harus memenuhi persyaratan ilmiah (scientifically
sound).
c. Para peneliti mampu melaksanakan penelitian dan sekaligus mampu
menjaga kesejahteraan subyek penelitian.
d. Diikuti prinsip do no harm (non maleficence - tidak merugikan), yang
menentang segala tindakan yang dengan sengaja merugikan subyek
penelitian. Prinsip tidak merugikan menyatakan bahwa jika tidak dapat
melakukan hal-hal yang bermanfaat, maka setidak-tidaknya jangan
merugikan orang lain. Prinsip tidak merugikan bertujuan agar subyek
penelitian tidak diperlakukan sebagai sarana dan memberikan perlindungan
terhadap tindakan penyalahgunaan.
3. Prinsip keadilan (justice).
Prinsip etik keadilan mengacu pada kewajiban etik untuk memperlakukan
setiap orang (sebagai pribadi otonom) sama dengan moral yang benar dan
layak dalam memperoleh haknya. Prinsip etik keadilan terutama menyangkut
keadilan distributif (distributive justice) yang mempersyaratkan pembagian
seimbang (equitable), dalam hal beban dan manfaat yang diperoleh subyek
dari keikutsertaan dalam penelitian. Ini dilakukan dengan memperhatikan,
distribusi usia dan gender, status ekonomi, budaya dan konsiderasi etnik.
3.3.1 Surat Persetujuan (Informed Consent)
Subjek harus mendapat informasi secara lengkap tentang tujuan
penelitian, mempunyai hak untuk bersedia atau menolak menjadi responden.
Pada informet consent juga dicantumkan untuk mengembangakan ilmu. Lembar
persetujuan untuk menjadi responden diedarkan sebelum riset dilakukan.
Tujuan agar subjek mengetahui maksud dan tujuan riset. Serta mengetahui
dampak yang akan teerjadi selama dalam pengumpulan data. Jika subjek
bersedia diteliti maka peneliti harus menghormati hak-hak responden
(Nursalam, 2015).
3.3.2 Tanpa Nama (Anonimity)
Untuk menjaga kearhasiaan identitas subjek, peneliti tidak akan
mencantumkan identitas subjek pada lembar pengumpulan data (kuesioner)
yang diisi oleh banyak. Lembar tersebut hanya diberi kode tertentu (Nursalam,
2015).