Anda di halaman 1dari 10

1.

Memahami bagaimana media meningkatkan kesehatan


Seperti dikemukakan oleh Jack Dove bahwa pengetahuan itu diserap melalui 5
indra yaitu: penglihatan 75%, pendengaran 13%, sentuhan 6%, penciuman 3%, dan
perasa 3%.
Media atau sumber informasi merupakan sarana atau upaya untuk menampilkan
pesan atau informasi yang ingin disampaikan oleh komunikator, sehingga sasaran dapat
meningkatkan pengetahuan yang diharapkan dapat merubah perilaku ke arah positif
terhadap masalah kesehatan. (Notoadmodjo, 2010)
Media berasal dari kata dalam bahasa Latin "medius" yang dalam bentuk jamaknya
"medium", yang dapat diartikan secara harfiah dalam bahasa Arab sebagai perantara".
Karena itu, dapat dikatakan bahwa segala sesuatu yang dapat menjadi perantara disebut
sebagai media atau media berarti perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke
penerima pesan/informasi.
Media pendidikan kesehatan pada hakikatnya adalah alat bantu pendidikan, alat tersebut
merupakan alat bantu untuk memudahkan penyampaian dan penerimaan pesan yang di
berikan kepada seseorang atau kelompok (Fitriani 2011)". Manfaat penggunaan media
dalam promosi kesehatan:
1. Membantu mengatasi hambatan dalam pemahaman
2. Mencapai sasaran yang lebih banyak
3. Merangsang sasaran untuk meneruskan pesan kepada orang lain
4. Mempermudah penyampaian informasi 5. Mempermudah penerimaan
informasi pada sasaran
Media pendidikan kesehatan pada hakikatnya adalah alat bantu pendidikan, alat tersebut
merupakan alat bantu untuk memudahkan penyampaian dan penerimaan pesan yang di
berikan kepada seseorang atau kelompok (Fitriani 2011)".
Manfaat penggunaan media dalam promosi kesehatan :
1. Membantu mengatasi hambatan dalam pemahaman
2. Mencapai sasaran yang lebih banyak
3. Merangsang sasaran untuk meneruskan pesan kepada orang lain
4. Mempermudah penyampaian informasi
5. Mempermudah penerimaan informasi pada sasaran
Menurut Notoatmodjo, (2005) tujuan dari penggunaan media promosi
kesehatan adalah "(Jatmika et al., 2019)".:
1. Media dapat mempermudah penyampaian informasi
2. Media dapat "henghindari kesalahan persepsi
3. Media dapat memperjelas informasi yang disampaikan
4. Media dapa mempermudah pengertian
5. Media dapat mengurangi komunikasi yang verbalistik
6. Media dapat menampilkan objek yang dapat ditangkap dengan mata
7. Media dapat memperlancar komunikasi, dan lain-lain
Berdasarkan hasil penelitian dari Teori Edgar Dale yang dikenal dengan kerucut
pengalaman menjelaskan bahwa penyerapan atau pemahaman pesan dalam proses belajar
itu berbeda-beda yaitu dengan dengan cara membaca dapat mengingat 10%, dengan cara
mendengar bisa mengingat 20%, dengan cara melihat bisa mengingat 30%, dengan cara
melihat serta mendengar dapat mengingat 50%, dengan melakukan atau memperagakan
sesuatu dapat mengingat 70%, dan berdasarkan pengalaman nyata dapat mengingat 90%
sehingga dapat disimpulkan bahwa daya ingat seseorang dapat menerima lebih baik
apabila memanfaatkan lebih dari satu indra ketika mendapatkan penyuluhan (Laiskodat,
2020).
Upaya peningkatan kualitas hidup manusia adalah menguatkan pelayanan
kesehatan yang mencakup upaya promotif dan preventif. Salah satu bentuk pelayanan
kesehatan yang diberikan tenaga kesehatan adalah komunikasi informasi dan edukasi
yang efektif melalui promosi kesehatan dengan memanfaatkan teknologi sebagai alat
media berupa smartphone mengenai penanganan diabetes melitus agar tidak
berkelanjutan pada komplikasi. Manfaat media smartphone terhadap penderita
diabetes mellitus tipe 2, antara lain; penderita memiliki pengetahuan yang baik untuk
mendapatkan informasi kesehatan secara langsung, penderita memiliki kesempatan
langsung untuk belajar dan melatih dirinya dalam melakukan pencegahan. Pemanfaatan
alat teknologi ponsel cerdas (smartphone) dapat berfungsi sebagai alat untuk
meningkatkan hasil kesehatan melalui aplikasi yang berisi informasi kesehatan terkait
diabetes mellitus, video edukasi pencegahan diabetes, video terapi modalitas
pengendalian glukosa, permainan pokemon go untuk meningkatkan aktivitas fisik,
panduan diet sehat untuk pengendalian berat badan sesuai dengan IMT, menu profil
riwayat penderita diabetes mellitus. Maka untuk meningkatkan pengetahuan upaya
promosi kesehatan diperlukan alat bantu dan media untuk menyampaikan pesan agar
tujuan promosi tercapai secara maksimal.
Andriyanto, A., & Hidayati, R. N. (2018). Literature review: pemanfaatan media promosi
kesehatan (smartphone) dalam mencegah dan mengendalikan kadar gula Diabetes Tipe 2.
Jurnal Ners dan Kebidanan (Journal of Ners and Midwifery), 5(2), 172-177.

Perubahan perilaku kesehatan yang tidak menurun secara signifikan merupakan


pandangan pesismis untuk mengadopsi potensi media sosial untuk promosi kesehatan.
Pandangan tersebut perlu dimimalisir dengan meningkatkan peran profesional bidang
kesehatan dalam meningkatkan kualiatas promosi kesehatan berbasis media. Peran
profesional tersebut antara lain :
1.Adopsi konsep media sosial yang telah berhasil di bidang bisnis. Saran
memanfaatkan media sosial tersebut adalah 1) identifikasi media dengan hati-
hati, 2) pilih aplikasi atau buat sendiri, 3) pastikan keselarasan aktifitas di
media sosial, 4) integrasi rencana media dan 5) akses untuk semua. Kesuksesan
penerapan aplikasi tersebut dengan meluangkan waktu untuk meninjau
interaksi/percakapan dan mendedikasikan waktu untuk menanggapi tanggapan
audien.
2.Menggabungkan media sosial dengan strategi pemasaran sosial dengan 4
langkah : 1) jelaskan audien, 2) tuliskan tujuan untuk terlibat dengan audien,
3) buat garis besar strategi khusus untuk melibatkan dan 4) pilih teknologi.
3.Mengembangkan rencana komunikasi strategis dengan menggabungkan media
sosial dengan praktek dilapangan untuk memperluas jangkauan dan
mendorong interaktivitas dan keterlibatan.
4.Profesional kesehatan perlu mempertimbangkan dampak terbaik dan
terburuk dari konten yang mereka sampaikan di media sosial serta
mempertimbangkan sinergi antara media sosial dan promosi kesehatan .
5.Organisasi dan praktisi promosi kesehatan harus dapat mencocokkan
kebutuhan program dengan hasil yang diberikan oleh media sosial dengan
melakukan evaluasi secara komprehensif, dengan kerangka kerja evaluasi
proses dan evaluasi dampak.
6.Mengembangkan intervensi dengan membentuk tim multidisiplin,
menjamin
ketersediaan sumber daya untuk mempertahankan kehadiran online serta
interaksi dua arah merupakan fitur baru promosi kesehatan dengan media
sosial.
7.Mengidentifikasi dan memilih konten dengan isu-isu terkini dengan
mempertimbangkan berbagai pemangku kepentingan.
8.Profesional kesehatan dapat mengadopsi 3 cara penggunaan internet untuk
meningkatkan kesehatan masyarakat: 1) menggunakan format wiki untuk
pengetahuan dasar seperti “wikihealth” untuk komunitas yang membutuhkan
informasi/pengetahuan, 2) membentuk organisator komunitas 3) menggunakan
blog untuk bertukar informasi.
9.Memaksimalkan paparan informasi dengan basis bukti yang kuat, dengan
mempertimbangkan konten relevan untuk audien yang tepat atau bahkan
berbeda serta memperjelas peran profesional dalam memfasilitasi media sosial .

Leonita, E., & Jalinus, N. (2018). Peran media sosial dalam upaya promosi kesehatan: Tinjauan
literatur. INVOTEK: Jurnal Inovasi Vokasional dan Teknologi, 18(2), 25-34.

Evaluasi media dilakukan dengan cara melihat media yang diberikan sudah sesuai dan
dapat mencapai tujuan atau belum, pendistribusian media sudah tepat sasaran atau belum,
relevan atau tidak, isi pesan atau informasi yang disampaikan mudah dimengerti dan tepat atau
belum, dan penempatan atau pemasangan media tersebut sudah sesuai atau belum.

2. Memahami berbagai jenis media untuk promosi


kesehatan
Media cetak dapat sebagai alat bantu untuk menyampaikan pesan-pesan kesehatan, beberapa
contohnya seperti booklet, leaflet, flyer, flipchart, poster, foto dan cerita bergambar. Booklet
adalah media untuk menyampaikan pesan kesehatan dalam bentuk buku baik berupa tulisan
maupun gambar. Leaflet adalah media penyampaian informasi yang berbentuk selembar kertas
yang dilipat, sedangkan flyer adalah selembaran yang tidak memiliki lipatan. Flip chart adalah
media yang berbentuk buku namun memiliki lembar balik. Poster adalah media cetak yang berisi
pesan atau informasi kesehatan yang umumnya 128 ditempel di tembok, tempat umum atau
kendaraan umum. Sedangkan foto merupakan media yang berbentuk dua dimensi (Notoatmodjo,
2005).

a. Booklet
Booklet, ialah suatu media berbentuk buku yang digunakan untuk menyampaikan
pesan-pesan kesehatan dalam bentuk buku, baik berupa tulisan maupun gambar. Booklet
juga biasa digunakan untuk mempromosikan barang atau produk jasa oleh suatu
perusahaan. Kini booklet sudah banyak digunakan di Indonesia.

b. Leaflet

Leaflet ialah media cetak berbentuk selembaran yang memiliki fungsi untuk
penyampaian informasi atau pesan-pesan kesehatan melalui lembaran yang dilipat. Isi
infromasi dapat dalam kalimat maupun gambar, atau kombinasi. Lembaran leaflet hanya
dilipat kemudian diberi desain yang menarik dan menggunakan bahasa yang sederhana
agar mudah dipahami oleh pembaca. Leaflet umumnya digunakan sebagai media
promosi, baik berupa barang, produk atau jasa. Leaflet biasanya terdiri dari tiga sampai
empat lipatan dalam selembarnya. Jumlah lipatan tersebut disesuaikan dengan kebutuhan
yang diinginkan.
Penggunaan :
1. Dapat ditempel dipapan pengumuman puskesmas, rumah sakit, atau tempat-tempat lain
yang mudah untuk dilihat oleh masyarakat umum
2. Dapat diberikan kepada sasaran setelah selesai penyuluhan kesehatan

Bentuk Leaflet :
1. Tulisan terdiri dari 200-400 huruf dengan tulisan cetak yang seringkali diselingi dengan
gambar
2. Harus dapat dibaca sekali pandang
3. Ukuran biasanya 20-30 cm
4. Dapat berupa leaflet tentang DHF, penanggulangan diare, imunisasi, dan sebagainya.

Keuntungan :
1. Dapat disimpan lama, bila lupa dibaca lagi
2. Dapat dipakai sebagai bahan rujukan
3. Jangkauannya jauh dan dapat membantu jangkauan media lain
4. Jika perlu dapat dicetak ulang
5. Dapat dipakai sebagai bahan diskusi untuk kesempatan berbeda

Kerugian :
1. Bila cetakannya kurang menarik orang segan menyimpannya
2. Kebanyakan ornag enggan membacanya, apabila hurufnya terlalu kecil dan susunannya
kurang menarik
3. Tidak dapat digunakan oleh orang yang tidak dapat membaca
c. Flyer

Flyer adalah media yang berupa selembaran, memiliki bentuk seperti leaflet,
tetapi tidak berlipat. Flyer lebih umum disebut selebaran oleh masyarakat, biasanya
sering ditemukan di jalan atau 131 tempat-tempat umum untuk mempromosikan acara,
pelayanan, produk atau ide. Flyer biasanya hanya digunakan secara manual saja, dari
tangan satu ke tangan yang lain. Karena kegunaan flyer sebagai media promosi praktis
yang digunakan secara manual, maka tidak banyak masyarakat yang menyimpannya. Ada
beberapa pembaca yang kemudian membuang flyer setelah membacanya. Hal ini yang
menyebabkan selebaran tersebut disebut fly-er yang berarti terbang atau beterbangan.
d. Flip chart

Flip chart adalah (lembar balik), media penyimpanan pesan atau informasi
kesehatan dalam bentuk lembar balik. Biasanya dalam bentuk buku dimana tiap lembar
(halaman) berisi gambar peragaan dan lembaran baliknya berisi kalimat sebagai pesan
atau informasi yang berkitan dengan gambar tersebut. Media flip chart merupakan media
yang gambar atau grafik yang meluaskan perkembangan perkembangan ide, objek, atau
orang. Flip chart merupakan media berupa lembaran kertas yang berisi pesan berupa
gambar atau tulisan. Pesan-pesan di dalam flip chart disusun dengan urut dan baik. Media
flip chart digunakan sebagai media dengan beberapa prinsip, yaitu kesederhanaan,
keterpaduan, penekanan, keseimbangan, bentuk, ruang, serta warna. Setaip lembar flip
chart terdapat gambar yang dibuat secara proporsional, kemudian dibawahnya terdapat
tulisan atau kata yang dapat dilihat dengan jelas. Gambar yang terdapat di dalam flip
chart harus terlihat jelas bentuknya dan jelas akan maksud dari gambarnya.
e. Poster
Poster ialah bentuk media cetak yang berisi pesan atau informasi kesehatan, yang
biasanya ditempel ditembok-tembok, di tempat-tempat umum, atau dikendaraan umum.
Poster memiliki fungsi yang menarik ditengah-tengah media komunikasi visual. Poster
memiliki peran yang sangat cepat untuk menanamkan atau mengingatkan akan gagasan
yang disampaikannya kepada pembaca. Poster juga dapat digunakan sebagai media
belajar, sebagai contoh atau model dalam menyampaikan pesan. Poster merupakan
ilustrasi gambar yang disederhanakan pada ukuran besar dan bertujuan untuk menarik
perhatian pada gagasan pokok, fakta atau peristiwa. Poster merupakan gabungan anatara
135 kesederhanaan dan dinamis. Tujuan utama poster yaitu membangkitkan motivasi,
minat, ingatan hingga media iklan. Karena fungsinya tersebut, poster memiliki daya tarik
pandang yang kuat jika ingin menarik perhatian pembaca. Dengan demikian poster dapat
didefinisikan sebagai kombinasi visual dari rancangan yang kuat dengan warna dan
pesan.
(sumber : Jatmika, Septian Emma Dwi, et al. "PENGEMBANGAN MEDIA PROMOSI KESEHATAN."
(2019).)
Ciri-ciri poster yang baik menurut Arief S. Sadiman (dalam Musfiqon, 2012: 85) yaitu: (1)
sederhana; (2) menyajikan satu ide dan untuk mencapai satu tujuan pokok; (3) berwarna; (4)
slogannya; (5) tulisannya jelas; (6) motif dan tulisannya bervariasi.
Menurut Ewles (1994) media cetak seperti poster, booklet memiliki keunggulan, yaitu: (1) Klien
dapat menyesuaikan dari belajar mandiri; (2) Pengguna dapat melihat isinya pada saat santai;
(3) Informasi dapat dibagi dengan keluarga dan teman, (4) Mudah dibuat, diperbanyak dan
diperbaiki serta mudah disesuaikan; (5) Mengurangi kebutuhan mencatat; (6) Dapat dibuat
secara sederhana dengan biaya relatif murah; (7) Awet; (8) Daya tampung lebih luas; (9) Dapat
diarahkan pada segmen tertentu.
Seperti pada media cetak pada umumnya, keunggulan Media Poster adalah sebagai berikut; (1)
dapat mempermudah dan mempercepat pemahaman terhadap pesan yang disajikan. (2) Dapat
dilengkapi dengan warna-warna sehingga lebih menarik perhatian siswa. (3) Bentuknya
sederhana tanpa memerlukan peralatan khusus dan mudah penempatannya, sedikit
memerlukan informasi tambahan. (4) Pembuatannya mudah dan harganya murah. Kelemahan
media Poster adalah sebagai berikut; (1) Membutuhkan keterampilan khusus dalam
pembuatannya. (2) diperlukan kemampuan membaca untuk memahami isi poster. (3) Penyajian
pesan hanya berupa unsur visual.
Berdasar isi pesan, poster dapat disebut sebagai Thematic poster, Tactrical poster dan
Practical poster. Thematic poster yaitu poster yang menerangkan apa dan mengapa, Tractical
poster menjawab kapan dan dimana, sedangkan Practical poster menerangka siapa, untuk
siapa, apa, mengapa dan dimana. Syarat-syarat yang perlu diperhatikan :
a. Dibuat dalam tata letak yang menarik, misal besarnya huruf, gambar warna yang,
mencolok
b. Dapat dibaca (eye catcher) orang yang lewat
c. Menggunakan kata yang provokatif, sehingga menarik perhatian
Penggunaan warna dalam sebuah desain grafis mempunyai beberapa fungsi, yaitu untuk me-
narik perhatian, menghasilkan efek psikologis, mengembangkan asosiasi, membangun retensi
dan menciptakan suasana yang menyenangkan. Perpaduan warna yang kontras menjadi satu
kesatuan dalam sebuah poster akan membantu mempermudah penyampaian suatu pesan.
Sebaliknya, apabila perpaduan warna tidak kontras akan mempersulit. Warna harus dapat
saling melengkapi dan penggunaan warna yang terlalu banyak dapat melemahkan suatu
komunikasi
Sumartono, S., & Astuti, H. (2018). Penggunaan poster sebagai media komunikasi kesehatan.
Komunikologi: Jurnal Ilmiah Ilmu Komunikasi, 15(1).

Penggolongan Media Kesehatan Penggolongan Media Kesehatan di antaranya:


1. Media dapat digolongkan menjadi dua, berdasarkan bentuk umum penggunaan dan
berdasarkan cara produksi.
 Berdasarkan bentuk umum penggunaan : a. Bahan bacaan modul, buku
rujukan/bacaan, leaflet majalah, buletin, tabloid, dan lain-lain. b. Bahan
peragaan: poster tunggal, poster seri, flip chart, transparansi, slide, film,
dan lain-lain.
 Berdasarkan cara produksi :
 Media cetak
Media cetak yaitu suatu media statis dan mengutamakan pesan-
pesan visual. Pada umumnya terdiri atas gambaran sejumlah kata,
gambar, atau foto dalam tata warna. Contohnya poster, leaflet,
brosur, majalah, surat kabar, lembar balik, stiker, dan pamflet.
Fungsi utamanya adalah memberi informasi dan menghibur.
Kelebihan yang dimiliki media cetak antara lain tahan lama,
mencakup banyak orang, biaya tidak terlalu tinggi, tidak perlu
energi listrik, dapat dibawa, mempermudah pemahaman, dan
meningkatkan gairah belajar. Kelemahannya tidak dapat
menstimulasi efek suara dan efek gerak serta mudah terlipat.
 Media elektronik. Media elektronik aitu suatu media bergerak,
dinamis, dapat dilihat, didengar, dan dalam menyampaikan
pesannya melalui alat bantu elektronika. Contohnya televisi, radio,
film, kaset, CD, VCD, DVD, slide show, CD interaktif, dan lain-
lain. Kelebihan media elektronik antara lain sudah dikenal
masyarakat, melibatkan semua pancaindra, lebih mudah dipahami,
lebih menarik karena ada suara dan gambar, adanya tatap muka,
penyajian dapat dikendalikan, jangkauan relatif lebih besar/luas,
serta dapat diulang-ulang jika digunakan sebagai alat diskusi.
Kelemahannya yaitu biaya lebih tinggi, sedikit rumit. memerlukan
energi listrik, diperlukan alat canggih dalam proses produksi, perlu
persiapan matang, peralatan yang selalu berkembang dan berubah,
perlu keterampilan penyimpanan, dan perlu keterampilan dalam
pengoperasian
 Media Luar Ruangan atau Media papan (billboard) Media luar
ruang yaitu suatu media yang penyampaian pesannya di luar ruang
secara umum melalui media cetak dan elektronik secara statis.
Contohnya papan reklame, spandukameran, banner, TV layar
lebar, dan lain-lain. Kelebihan media luar ruang di antaranya
sebagai informasi umum dan hiburan, melibatkan semua
pancaindra, lebih menarik karena ada suara dan gambar, adanya
tatap muka, penyajian dapat dikendalikan, jangkauan relatif lebih
luas. Kelemahannya yaitu biaya lebih tinggi, sedikit rumit, ada
yang memerlukan listrik atau alat canggih, perlu kesiapan yang
matang, peralatan yang selalu berkembang dan berubah, perlu
keterampilan penyimpanan.
Menurut Umar Hamalik, Djamarah dan Sadiman dalam Adri (2008).
mengelompokkan media promosi kesehatan berdasarkan jenisnya, yaitu:
1. Media auditif, yaitu media yang hanya mengandalkan kemampuan suara saja,
seperti tape recorder.
2. Media visual, yaitu media yang hanya mengandalkan indra penglihatan dalam
wujud visual.
3. Media audiovisual, yaitu media yang mempunyai unsur suara dan unsur
gambar. Jenis media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik, dan media ini
dibagi ke dalam dua jenis, yaitu
(a) Audiovisual diam, yang menampilkan suara dan visual diam, seperti film
sound slide,
(b) Audiovisual gerak, yaitu media yang dapat menampilkan unsur suara
dan gambar yang bergerak, seperti film, video cassete dan VCD.

3. Merancang konten media untuk promosi kesehatan


Konten :
 Warna Poster : Biru – Putih- Orange-merah
 Konsep sama kaya poster 2
a. Step menggunakan insulin, pencegahan DM

4. Mengembangkan pesan strategis untuk mempengaruhi


khalayak sasaran

Anda mungkin juga menyukai