PROPOSAL TESIS
Minat Studi: Hukum Kesehatan
Oleh:
Wisma Yuniar
NIM: 2174101001
A. LATAR BELAKANG
menjalin interaksi sosial di era teknologi informasi saat ini dapat dilakukan dengan
memanfaatkan beragam produk teknologi informasi, yang salah satunya berupa media
sosial.1
dimana kebutuhan masyarakat atas informasi tentang kesehatan bisa dapat diperoleh
dengan cepat dan menjadi sumber informasi yang akurat. Akses kesehatan dapat
secara mudah diperoleh masyarakat dengan berbagai pilihan yang sesuai dengan
geografis. Masyarakat lebih bisa menentukan sendiri dan memilih dalam pelayanan
kesehatan apa yang diinginkan. Selain itu, dengan berbagai macam informasi yang
satu dengan layanan kesehatan yang lain. Fenomena konsumerisme muncul sebagai
daya pikat masyarakat terhadap pelayanan kesehatan. Bukan lagi memilih untuk
kesehatan tetapi juga lebih mengarah pada kenyamanan dan kepuasan layanan yang
diterima.
1
penting. Teknologi Informasi diterapkan guna untuk pengelolaan informasi yang pada
saat ini menjadi salah satu bagian penting karena meningkatnya kompleksitas dari
tanggap (response time) yang lebih cepat, tekanan akibat dari persaingan bisnis.
Manfaat ini bisa digunakan sebagai penunjang kehidupan yang lebih baik dikarenakan
ada teknologi informasi yang bisa membantu aktivitas menjadi lebih efektif dan
informasi semakin marak dan semakin tidak terkontrol dalam menyebarkan informasi,
promosi dan edukasi menjadi salah satu faktor terciptanya dilema etis.
Di bidang kesehatan, tehnologi informasi ini menjadi salah satu sarana dalam
membangun interaksi sosial di kalangan dokter, dokter gigi dan tenaga kesehatan lain.
Secara umum, pengertian interaksi sosial adalah suatu hubungan timbal balik antara
individu dengan individu lainnya maupun kelompok, atau antara kelompok dengan
kelompok lainnya.
Tenaga kesehatan dalam hal ini adalah seorang dokter gigi yang juga
informasi ini. Kebutuhan akan suatu reputasi dari seorang dokter gigi menjadikan
suatu upaya untuk mempromosikan diri. Tidak dapat dipungkiri seorang dokter gigi
yang membutuhkan ketenaran agar bisa lebih dikenal oleh masyarakat, juga
disadari muncul meramaikan media tehnologi informasi ini. Berbagai cara dilakukan,
2
Jumlah tenaga dan distribusi profesi dokter gigi juga menjadi alasan dalam
upaya mendapatkan klien. Hal ini dapat dilihat pada pemetaan dokter gigi antara di
kota-kota besar dan kota kecil ataupun daerah terpencil. "Dokter gigi di Indonesia
sangat kurang, sekarang kalau pakai rasio itu posisinya 14 banding 100.000 kira-kira
satu dokter gigi untuk sekitar 7.000 pasien dan itu tinggalnya di kota-kota besar, jadi
bicara di NTT atau Maluku tidak ada," kata Usman di Kabupaten Badung, (menurut
Dokter Usman ketika dijumpai di acara Bulan Kesehatan Gigi Nasional (BKGN)
digital untuk memungkinkan individu berinteraksi dengan orang lain yang memiliki
kekhawatiran yang sama tentang risiko kesehatan atau di mana perawatan kesehatan
atau protes massal (on-line atau offline) yang berdampak pada kebijakan kesehatan.
perawatan kesehatan yang tersedia, dan membuat individu peka terhadap kebutuhan
mereka akan perawatan kesehatan. Dibalik itu terikat dengan profesionalisme dan
etika medik seorang dokter gigi juga dipertanyakan. Dokter gigi menjadi lalai dan
2
Dokter Usman ketika dijumpai di acara Bulan Kesehatan Gigi Nasional (BKGN) 2022
Universitas Udayana, BaliSeni
3
Gruzd, A. and Roy, J. (2014) Investigating Political Polarization on Twitter: A Canadian
Perspective. Policy & Internet, 6, 28-45. https://doi.org/10.1002/1944-2866.POI354
3
diri pun meningkat, sehingga membuka peluang bagi produk-produk iklan perusahaan
tawaran promosi. Banyak dokter gigi yang kemudian memberikan testimoni klinis
atas suatu produk atau menjadi bintang iklan maupun duta merek dari berbagai
memberikan terapi menjadi alasan utama agar dapat meningkatkan kemampuan diri
informasi dan edukasi kepada masyarakat tentang kedokteran gigi. Namun yang
selalu harus diingat oleh para dokter gigi adalah teknologi informasi yang diberikan
oleh dokter gigi ini tidak melanggar kode etik sebagaimana tercantum dalam
Dalam Pasal 3 ayat (1) KODEKGI 2020 dinyatakan bahwa: “Dokter gigi di
Indonesia dilarang melakukan promosi dalam bentuk apapun, seperti memuji diri,
mengiklankan alat dan bahan apapun, member iming-iming baik secara langsung
maupun tidak langsung dan hal lain-lain, dengan tujuan agar pasien datang berobat
bahwa: “Pada dasarnya dokter sama sekali tidak boleh melibatkan diri dalam
pelbagai kegiatan promosi segala macam komoditi, termasuk promosi alat dan
sarana kesehatan”. Dalam Kode Kedokteran Gigi Indonesia, dokter gigi dilarang
melakukan promosi dalam bentuk apapun seperti memuji diri, mengiklankan alat dan
bahan apapun, memberi iming-iming baik langsung maupun tidak langsung dengan
4
tujuan agar pasien datang berobat kepadanya. Bila kemudian promosi memang
merupakan barang haram bagi dokter gigi termasuk di media sosial, keminimalnapa
bertanggung jawab dalam hal menindak dokter gigi yang berpromosi di media sosial.
menjadi tanggung jawab Majelis Kehormatan Etik Kedokteran Gigi (MKEKG) yang
seharusnya ada di tiap Cabang PDGI. MKEKG dapat memanggil dokter gigi bila ada
pengaduan, atas permintaan pengurus PDGI, atau MKEKG menduga ada pelanggaran
etik. Melalui mekanisme sidang MKEKG kemudian akan dijatuhkan sanksi bagi
Lalu mengapa kemudian ada dokter gigi yang nekad berpromosi? Mungkinkan
PDGI dengan sengaja menutup mata dalam menyikapi fenomena ini? Atau karena
memang hal tersebut memang sudah diperbolehkan? Tapi mengapa isi kode etik
kedokteran dan kedokteran gigi di Indonesia tidak berubah? Ataukah kita saat ini
promosi layanan kesehatan gigi di era keterbukaan yang ditunjang oleh berbagai
kemudahan dalam akses informasi masih harus menjadi suatu hal yang tabu dan
melanggar etika? Sementara di berbagai tempat di negeri lain hal ini sudah sangat
Di sisi lain kita juga perlu menyadari bahwa profesi dokter gigi sama dengan
5
Sementara upaya promosi terkadang berbenturan atau bertentangan dengan tugas
informasi serta transaksi elektronik, atau teknologi informasi secara umum. Adapun
azas dan tujuan dari adanya Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik
1. Azas
manfaat, kehati-hatian, iktikad baik, dan kebebasan memilih teknologi atau netral
teknologi.
pribadi, dan lebih dari 67% untuk tujuan professional 4. Secara keseluruhan, dokter
menyatakan minat yang signifikan dalam aplikasi media sosial untuk profesinya baik
4
Modahl, M., Tompsett, L., & Moorhead, T. (2011). Doctors, Patients & Social Media.
QuantiaMD. Retrieved from http://www.quantiamd.com/q-qcp/social_media.pdf
6
melalui komunitas dokter online, komunitas pasien online atau situs yang dapat
Indonesia pada khususnya dalam segala bidang. Belajar dari pengalaman negara-
negara lain yang sudah terlebih dahulu merancang dan menerapkan undang-undang
adanya beberapa produk undang-undang yang saling melengkapi satu dengan lainnya.
data dan informasi beserta hak aksesnya, perlindungan atas hak kekayaan intelektual,
sebagai obyek yang bertentangan dengan hukum. Opini dan etika moral, dan
tidak terlepas dari persengketaan yang diakibatkan dari cara penggunaanya. Selain itu
pelanggaran hukum. Perlindungan hukum terhadap hal ini mulai disosialisasikan yang
diramaikan dengan diskusi yang cukup hangat dengan dimulai dari aspek pembuktian
Ada beberapa hal yang menjadi asas dalam pembentukan hukum dan
7
itikad baik, etika, dan moral. Keseluruhan produk hukum mengenai teknologi
hendaknya dapat mengacu kepada azas-azas tersebut di atas. Semua azas ini
informatika.
Sebagai contoh adalah bahwa perlindungan hukum atas konsumen dalam hal
ini adalah pasien dan perlindungan hukum atas data dan informasi yang diberikan
oleh dokter gigi hendaknya diberlakukan kepada setiap pelanggaran yang terjadi
sebagai akibat dari penerapan teknologi informatika, yang salah satunya adalah
teknologi internet. Sehingga apapun aktifitas yang dilakukan melalui internet (tidak
saja perdagangan) akan mendapat perlindungan hukum dan akibat hukum. Dalam hal
ini undang-undang akan mengikat para pelaku di dunia maya ini sebagai pemanfaat
teknologi internet.
Hal yang sama pun akan diterapkan pada masalah yang lebih global yaitu
pemanfaatan teknologi informatika di bidang kesehatan. Di era yang kasat mata ini
akan terjadi penyadapan informasi ataupun data-data yang digunakan oleh para
fasilitas kesehatan. Untuk saat ini kasus pelanggaran pada kerangka teknologi
dilakukan oleh para praktisi kesehatan, juga perlu dikaji tentang perlindungan hukum
dan kerangka hukum lebih jelas tentang media tehnologi informasi ini yang
8
B. RUMUSAN MASALAH
tehnologi informasi oleh dokter gigi ditinjau dari peraturan per undang-undangan
di Indonesia?
C. TUJUAN PENELITIAN
1. Untuk mengetahui dan menganalisis aspek etik pemanfaatan promosi jasa medik
menggunakan media tehnologi informasi oleh dokter gigi ditinjau dari peraturan
1. Manfaat Teoritis.
2. Manfaat Praktis.
dengan menggunakan media tehnologi informasi oleh dokter gigi ditinjau dari
E. ORISINALITAS PENELITIAN
Orisinalitas sebuah karya, tentu kita tahu bahwa dalam membuat sebuah karya
kita haruslah menjaga orisinalitas dari karya kita, terutama pada karya
akademik.Orisinalitas merupakan kriteria utama dan kata kunci dari hasil karya
9
akademik. Karya akademik, khususnya skripsi, tesis, dan disertasi, harus
memperlihatkan bahwa karya itu orisinal. Untuk lebih memudahkan maka dari itu
penulis mengambil sampel tiga penelitian terdahulu yang memiliki kesamaan masalah
dengan penelitian yang akan dilakukan penulis untuk dijadikan perbandingan agar
terlihat keorisinalitasan dari penulis. Penelitian yang pertama pernah dilakukan oleh
Mari Rahmawati7, yang melakukan penelitian tentang “Analisa Tata Kelola Teknologi
dalam penelitian tersebut memang ada kesamaan dengan penelitian penulis yaitu
diteliti oleh saudara Mari Rahmawati lebih menekankan pada Sistem Informasi
Kesehatan dalam hal ini menggunakan sampel data layanan Sistem Informasi
Kesehatan pada Puskesmas. Penelitian ini belum menyinggung etik kedokteran Gigi
dan belum ditentukan secara tegas dalam peraturan perundang-undangan. Kajian yang
dilakukan dan evaluasi terhadap tata kelola teknologi informasi pada Puskesmas,
tata kelola teknologi informasi yang sesuai dengan strategi bisnis dan tujuan
Puskesmas. Ruang lingkup pada tesis ini terfokus pada masalah dengan batasan
Sistem Informasi Kesehatan pada Puskesmas dan adanya perubahan fokus utama dari
yang ada, dibuat selaras untuk mencapai strategi bisnis institusi. Dengan melihat dari
kondisi tata kelola yang ada saat ini, maka memberikan rekomendasi mengenai arahan
10
solusi perbaikan mengenai tata kelola teknologi informasi yang sesuai dengan strategi
dengan pemberian sanksi yang sesuai. Tujuan pemberian sanksi etik sejatinya bersifat
mengkaji kedua penelitian terdahulu diatas maka dapat disimpulkan bahwa penelitian
yang akan dilakukan oleh penulis berbeda, memiliki unsur kebaruan dan
dari penelitian yang akan dilakukan penulis ini akan dapat di gunakan sebagai
5
Majelis Kehormatan Etik Kedokteran Indonesia. Kode Etik Kedokteran tahun 2012. Jakarta; 2012
11
informasi oleh
dokter gigi
ditinjau dari
peraturan per
undang-undangan
di Indonesia?
F. SISTEMATIKA PENULISAN
1. BAB 1 PENDAHULUAN
Merupakan bab pertama, yang terdiri dari beberapa sub bab dengan dari
masalah yang akan ditelaah untuk memberikan ketegasan arah pembahasan dan
rumusan yang diteliti baik secara teoritis maupun praktis. Sub bab berisi latar belakang
12
masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, orisinalitas
Terdiri dari sub bab A yang diberisi tentang kerangka teori yang akan dipakai
sebaai pisau analisis masing-masing rumusan masalah. Isi yang kedua adalah sub bab
B yang berisi kerangka konseptual merupakan penjabaran batsan konsep dan definisi
operasioanal dari judul. Berisi kerangka teoritik dan kerangka konseptual penelitian.
Di dalam kerrangka teori terdapat landasan teori, konsep dan pengertian yang
diperoleh dari bermacam sumber yaitu, buku, jurnal, peraturan perundangan, publikasi
ilmiah, web site maupun pendapat pakar hukum. Sedangkan untuk kerangka
variabel bebas dan variabel terikat, atau kerangka konsep merupakan kerangka
berpikir yang membentuk teori, dengan menjelaskan keterkaitan antar variabel yang
belum diketahui dan menjelaskan hubungan antara konsep yang dibangun berdasarkan
Bab III ini berisi tentang jenis penelitian, pendekatan penelitian, jenis
hukum, dan teknik analisis data/bahan hukum. Merupakan cara ilmiah untuk
mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, atau
13
Penutup berisi sub bab A kesimpulan dan sub bab B adalah saran.
14
BAB II
KERANGKA TEORI DAN KONSEPTUAL
A. 1. KERANGKA TEORI
tentang teori-teori yang dipakai sebagai landasan penelitian yang akan dilakukan,
uraian di atas, maka dalam rangka penelitian tesis ini ada beberapa teori yang
Etika, Teori Perlindungan Hukum, Teori Manfaat Hukum, dan Teori Kepastian
Hukum.
Secara etimologi utilitarianisme berasal dari bahasa Latin dari kata Utilitas
yang jahat atau buruk adalah yang tidak bermanfaat, tak berfaedah dan merugikan.
Karena itu baik buruknya perilaku dan perbuatan ditetapkan dari segi berguna,
orang banyak, seperti nyata dari ungkapan The greatest happiness of the greatest
disebutnya dengan asas kegunaan atau manfaat (the principle of utility) yang
6
Mardalis, Metode Penelitian, Suatu Pendekatan Proposal, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2004, h. 41.
7
http://asikinzainal.blogspot.co.id/2012/10/mashab-utility.html, diunduh Kamis, 29 Oktober 2015,
Jam. 06.22 WITA.
8
Ibid
15
cenderung unggul atas asas keadilan. Aliran Utilitarianisme adalah aliran yang
Penilaian baik-buruk, adil atau tidaknya hukum tergantung apakah hukum mampu
hukum Bentham banyak diilhami oleh karya David Hume (1711-1776) yang
meruntuhkan dasar teoritis dari hukum alam, di mana inti ajaran Hume bahwa
landasan yang sudah diletakkan Hume tentang asas manfaat. Menurutnya hakikat
Bentham menyebutkan bahwa “The aim of law is the greatest happines for the
greatest number”.
yang merasa hak asasinya dirugikan.6 Perlindungan ini bertujuan agar masyarakat
negara kepada seseorang terhadap hak dan kewajiban yang diatur dalam peraturan
karena manusia merupakan sabjek hukum, dan manusia selalu berinteraksi dengan
16
hukum, untuk menghindari permasalah hukum maka diperlukan hukum yang
melindunginya. Jadi dapat dikatakan bahwa perlindungan hukum lebih sempit dari
seperti berupa denda, penjara, dan hukuman tambahan yang diberikan apabila
sudah terjadi sengketa atau telah dilakukan suatu pelanggaran. Dalam landasan
teori ini peneliti menggunakan teori perlindungan hukum Represif, yang mana
peneliti ingin melihat perlindungan yang berupa sanksi apabila telah terjadi suatu
pelanggaran.
Manfaat dari Promosi Jasa Medik melalui Media Tehnologi Informasi diartikan:
sebagai sesuatu yang mendatangkan guna, faedah, laba, untung. Jadi dapat dikatakan
harus mengusahakan kebahagiaan bagi setiap orang. 10 Ini merupakan standar etika
9
Phillipus M. Hadjon, Perlindungan Hukum Bagi Rakyat, Pt Bina Ilmu, Surabaya, 1987, Hlm.30
10
Suteki, Taufani, op.cit, hlm.81
17
dan yuridis dalam kehidupan sosial masyarakat, agar kehidupan individu dapat
Kepastian hukum merupakan perihal atau suatu keadaan yang pasti. Hukum
secara hakiki harus pasti dan adil. Kepastian hukum adalah Ketika suatu peraturan dibuat
dan diundangkan secara pasti karena mengatur secara jelas dan logis. Jelas dalam artian
dijalankan, bahwa yang berhak menurut hukum dapat memperoleh haknya dan bahwa
persyaratan yang berkenaan dengan struktur internal dari norma hukum itu sendiri. 12
Nilai kepastian hukum pada prinsipnya adalah nilai yang memberikan perlindungan
hukum bagi seluruh warga negara dari kekuasaan yang bertindak sewenang-wenang,
sehingga hukum memberikan tanggung jawab kepada negara untuk dapat memberikan
jaminan perlindungan bagi setiap warga negaranya. Nilai ini erat kaitannya dengan
instrumen hukum positif dan peranan negara untuk mengaktualisasikannya dalam hukum
positif. Kepastian hukum berkedudukan sebagai nilai yang harus ada dalam setiap hukum
yang dibuat dan ditegakkan, sehingga hukum tersebut dapat memberikan rasa keadilan,
dan mewujudkan ketertiban dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara .13
menjamin adanya kepastian hukum. Adanya aturan tentang perlindungan konten media
dapat merugikan pemilik konten, sehingga perlu dimuatnya secara eksplisit bahwa konten
11
Sudikno Mertokusumo, 2007, Mengenal Hukum Suatu Pengantar, Liberty, Yogyakarta, hal. 160
12
Fernando M Manulang, 2007, Hukum Dalam Kepastian, Prakarsa, Bandung, hal. 95
13
Nyoman Gede Remaja, “Makna Hukum dan Kepastian Hukum”, Kertha Widya Jurnal Hukum, Volume 2
Nomor 1, 2014, hal 2-3, diakses melalui https://ejournal.unipas.ac.id/index.php/KW/article/view/426/351,
tanggal 13 Juli 2022
18
media sosial dalam
bentuk apapun merupakan sebuah ciptaan yang harus dilindungi. Salah satu prinsip
B. 2. KERANGKA KONSEPTUAL
Pada bagian ini penulis akan mendeskripsikan beberapa konsep terkait judul
tesis yaitu konsep: Promosi Jasa Medik, Dokter Gigi, Media Tehnologi Informasi.
1. Dokter Gigi
merawat gigi dan mulut. Mengunjungi dokter gigi secara teratur dapat membantu
mempertahankan kesehatan gigi yang baik, yang mungkin berdampak langsung pada
kesehatan tubuh secara keseluruhan. Dokter gigi sendiri terbagi lagi menjadi beberapa
a. Pedodontis atau dokter gigi anak, yang berfokus pada perawatan gigi untuk bayi
b. Ortodontis, berfokus pada penyelarasan gigi dan rahang, pemakaian kawat gigi,
c. Periodontis atau spesialis gusi, yang berfokus pada membantu merawat dan
memperbaiki penyakit dan masalah gusi, mengatasi jaringan yang rusak akibat
e. Ahli patologi dan bedah mulut yang mengkhususkan diri dalam pengobatan
penyakit mulut pada gigi dan rahang. Ini termasuk gigi bungsu yang impaksi,
19
f. Prostodontis yang memperbaiki gigi dan tulang rahang. Ini termasuk kedokteran
gigi kosmetik, atau perawatan untuk memperbaiki penampilan gigi, seperti pemutihan
Seorang dokter gigi memiliki banyak tanggung jawab, salah satu yang paling
penting adalah sosialisasi terhadap kebersihan gigi yang baik. Ini membantu mencegah
komplikasi di mulut atau bagian tubuh lainnya. Seorang dokter gigi juga mendiagnosis
dan merawat masalah gusi, gigi, dan mulut. Dokter gigi menggunakan teknologi dan
peralatan modern seperti mesin sinar-X, laser, bor, sikat, pisau bedah, dan peralatan
a. Gigi berlubang.
b. Penyakit gusi atau gingivitis.
c. Periodontitis.
d. Gigi sensitif.
e. Gigi retak atau patah.
f. Kanker mulut.
g. Bau mulut.
h. Sariawan.
i. Karang gigi.
j. Impaksi.
k. Gigi yang tidak rata atau jarang.
Adapun tindakan medis yang bisa dilakukan oleh dokter gigi, di antaranya:
atau kelainan pada gigi dan mulut melalui tindakan tanpa atau dengan pembedahan.
Seseorang yang mempraktikkan ilmu kedokteran gigi disebut sebagai dokter gigi.
Profesi dokter gigi merupakan profesi yang mulia dalam dunia kesehatan khususnya
kesehatan gigi dan mulut, oleh karenanya dalam menjalankan tugasnya dokter gigi
profesional melalui pendidikan sarjana kedokteran gigi dan pendidikan profesi dokter
Salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh dokter gigi Indonesia adalah
penguasaan ilmu pengetahuan kedokteran gigi dasar dan klinik yang meliputi
2015)
Dokter gigi sebagai pemberi pelayanan kesehatan gigi berperan penting dalam
dibutuhkan pengetahuan kesehatan gigi dan mulut, sikap, dan perilaku yang baik
dalam kehidupan sehari-hari dokter gigi itu sendiri. Pengetahuan yang baik diperlukan
oleh dokter gigi untuk memastikan pelayanan yang sesuai dengan ilmu dan standar
prosedur operasional yang berlaku, hal ini penting karena berkaitan dengan
21
keselamatan pasien dan dokter gigi pada saat melaksanakan tindakan kedokteran gigi
faktor yang berperan dalam meningkatkan status kesehatan gigi dan mulut,
terhadap kesehatan yang dapat diperoleh dari interaksi sosial dan tidak didapat
Kesehatan gigi dan mulut berasal dari media massa, tenaga kesehatan gigi, dan
pendidikan kesehatan gigi dan mulut pasien, keluarga, dan masyarakat. Sebelum
seorang ahli tenaga kesehatan berperan sebagai pendidik kesehatan gigi dan mulut
dokter gigi pengetahuan, kemampuan, dan sikap yang mereka butuhkan di praktik
masa depan.
Kedokteran tidak spesifik menjelaskan hal-hal apa saja yang boleh dilakukan oleh
mahasiswa, karena dari segi kurikulum yang berbeda dengan mahasiswa pendidikan
perawatan penyembuhan penyakit gigi dan mulut secara langsung, layaknya dokter
14
Sharda AJ, Shetty S. A comparative study of oral health knowledge, attitude and behavior of first
and final year dental students of Udaipur city, Rajasthan, India. Int J Dent Hyg. 2008;6(4):34753
15
Ozalp N, Dag C, Okte Z. Oral health knowledge among dental students. Clin Dent Res.
2012;36(1):18–24.
22
gigi yang berpraktik. Hal tersebut dilakukan, karena lulusan kedokteran gigi dituntut
untuk dapat memiliki kemampuan tangan / hand skill yang baik dalam melakukan
praktik.16
Kedokteran dan Kode Etik Kedokteran Gigi Indonesia. Dalam kedua asas hukum
tersebut sebenarnya dokter gigi dilarang melakukan promosi seperti berupa iklan,
namun terdapat dua pengecualian yaitu boleh memasang plang yang bentuk dan
ukurannya sudah ditentukan dan boleh memasang iklan mini disurat kabar bila
membuka praktek baru atau pindah praktek, itu pun isi iklannya diatur dalam kode
etik.
Di dalam iklan terbatas yang diperbolehkan dalam kode etik yang dikeluarkan
oleh PDGI masih mengacu pada konsep Guilt Model, yaitu kondisi pasien tidak
diberikan hak untuk mengambil keputusan memilih dokter gigi terbaik menurut
pendapatnya karena informasi yang diberikan oleh tiap praktek dokter gigi di seluruh
Namun konsep ini menjadi gugur dengan adanya iklan praktek dokter gigi yang juga
memberikan informasi lain seperti pelayanan yang dapat diberikan, keahlian yang
dimiliki, bahkan riwayat pendidikan sang dokter gigi. Dalam kondisi seperti ini pasien
menjadi memiliki dasar pertimbangan dalam memilih dokter gigi yang akan
didatanginya. Konsep ini akan mengubah konsep Guilt Model menjadi Comercial
Ramadianto, A. Y. (2018). Penyerahan Gigi Manusia Sebagai Bahan Biologis Tersimpan Dalam
16
Pendidikan Dan Penelitian Kedokteran Gigi. Aktualita: Jurnal Hukum, 1(1), 31-43.
23
Model. Adapun strategi pemasaran yang memungkinkan dilakukan oleh dokter gigi
agar banyak pasien yang ingin kembali berobat ke dokter gigi tersebut yaitu:
1. Strategi Pelayanan
pasien merasa puas dan ingin kembali lagi ke dokter gigi tersebut jika pasien ingin
2. Strategi Tarif
Dapat dilakukan dengan cara memasang tarif yang sekiranya terjangkau bagi
pasien dan juga disesuaikan dengan target pasien misalnya pasien menengah ke
3. Strategi Promosi
Dapat dilakukan dengan upaya menjalin komunikasi yang baik antara dokter
Dapat dilakukan dengan dua cara yaitu forward distribution yang merupakan
pendekatan saluran pelayanan yang dilakukan secara aktif terhadap mitra kerja
yang memiliki potensi pasar yang cukup besar, contohnya yaitu perusahaan besar
kesehatan; dan backward distribution yang merupakan lebih bersifat reaktif dalam
Menurut Laksana.“promosi adalah suatu komunikasi dari penjual dan pembeli yang
berasal dari informasi yang tepat yang bertujuan untuk merubah sikap dan tingkah laku
24
pembeli, yang tadinya tidak mengenal menjadi mengenal sehingga menjadi pembeli dan
B. Pengertian Promosi
Berikut ini akan dijabarkan beberapa pengertian promosi yang diambil dari
menciptakan loyalitas merek atau brand. Ini adalah salah satu dari empat elemen
dasar bauran pemasaran, yang mencakup empat P: price, product, promotion, and
place atau harga, produk, promosi, dan tempat. Promosi mencakup metode
upaya untuk memberitahukan atau menawarkan produk atau jasa pada dengan
penjualan.
Kalau menurut ahli pemasaran Harper Boyd: promosi diartikan sebagai upaya
membujuk orang untuk menerima produk, konsep dan gagasan.18 Menurut pakar
17
Laksana, M. F. (2019). Praktis Memahami Manajemen Pemasaran. Sukabumi: CV Al Fath Zumar
18
Boyd, Harper W. 2000. Manajemen Pemasaran “suatu pendekatan strategis dengan orientasi
global”, Jakarta : Erlangga.
19
Boone, Louis E & David L. Kurtz. 2002. Pengantar Bisnis. Erlangga: Jakarta
25
C. Tujuan Promosi
yang potensial
tersebut
produk competitor
6. Untuk merubah tingkah laku dan pendapat konsumen tentang suatu produk
keuntungan.
D. Jenis-Jenis Promosi
Ada banyak sekali jenis dan cara orang melakukan promosi, beda produk
atau jasa beda pula cara dan media promosinya. Berikut ini adalah jenis-jenis
26
Promosi dapat diadakan di lingkungan fisik yang biasanya dilakukan
promosi secara fisik dan langsung adalah dapat menjangkau langsung para
calon konsumen, mereka dapat secara langsung melihat produk atau jasa
mengenai produk atau jasa tersebut, dan dari pihak penjual hal ini
membeli produk atau jasa yang mereka tawarkan pada saat itu juga.
media cetak seperti koran, majalah, tabloid, dan sejenisnya, dan media
elektronik seperti radio dan televisi, serta media di luar ruangan seperti
iklan banner atau papan reklame atau papan billboard. Kelebihan jenis
media yang memang cukup luas. Kekurangan cara promosi melalui media
27
3. Promosi melalui media digital
social media atau jejaring social. Ini adalah cara modern untuk berpromosi
promosi mereka karena memang media digital saat ini merupakan cara
paling efektif untuk menjangkau konsumen mereka setiap hari. Lebih dari
2,7 miliar orang menggunakan internet di seluruh dunia, yaitu sekitar 40%
dari populasi dunia. 67% dari semua pengguna internet secara global
digital adalah dapat menjangkau orang secara sangat luas dengan waktu
didalamnya. Tugas yang cukup berat bagi para pemasar agar lebih kreatif
lagi dalam berpromosi di media digital ini agar lebih menarik calon
promosi melalui media digital adalah yang paling banyak dilakukan saat
ini, karena faktor efisiensi biaya dan penyebarannya yang luas dan relatif
lebih cepat.
D. Pengertian Jasa
Adalah sebagai berikut “Jasa adalah suatu manfaat yang ditawarkan oleh satu
pihak kepada pihak yang lainnya, dan sifat jasa adalah tidak terwujud, serta tidak
28
dikaitkan dengan produk fisik.”20 Dengan demikian jasa atau service secara ekonomi
merupakan barang ekonomi yang sifatnya tidak dapat dinilai secara fisik. Tetapi
keberadaan jasa tersebut lebih merupakan manfaat yang dapat dirasakan oleh yang
jasa adalah kinerja dari jasa tersebut. Penelitian tentang kepuasan pasien dapat
dilakukan pada produk atau jasa yang mengarah pada konsumerisme, dan perlu
adanya komunikasi antara pengguna jasa, penyedia dan pembeli. Scrivens dalam
kualitas pelayanan kesehatan yang disediakan. Apa pun pandangan mereka, bukan
Mungkin tidak tepat untuk mengobati pasien dengan menganggap mereka sebagai
konsumen. Pasien mungkin akan sangat dipengaruhi oleh pengalaman mereka dari
(1994) "... konsep kepuasan pasien dapat dikatakan merupakan refleksi pasien dalam
kaitannya dengan pelayanan kesehatan, terlepas dari kualitas perawatan itu sendiri."
bahwa kepuasan pasien sebagian besar didasarkan pada enam dimensi yang
mendasarinya, yaitu perawatan medis dan informasi; makanan dan fasilitas fisik;
Kotler,Philip.1997, Manajemen Pemasaran. Edisi Bahasa Indonesia jilid satu,h 390 Jakarta: Prentice
20
Hall.
29
lingkungan non-nyata ; makanan, keperawatan dan aturan pengunjung pasien.
pengguna tidak langsung (indirect user) seperti kerabat yang mungkin menemani
pasien pada kunjungan ke rumah sakit, pelanggan internal, seperti karyawan dan
profesional lainnya
misalnya:
a. Terlalu mahal
30
2. Accuracy (Ketepatan, Kecermatan dan Ketelitian)\
pelanggan
peran kita
manusia
pelanggan
4. Comfort (Kenyamanan)
a. Kenyamanan secara fisik dari sarana dan fasilitas yang tersedia, seperti
Hal ini ditinjau dari segi ergonomi, tata ruang, pewarnaan, aroma,
31
5. Competence (Kemampuan)
6. Credibility (Kredibilitas)
sebelumnya.
sebagaimana mestinya.
7. Efficiency (Efisiensi)
yang sama.
8. Effectiveness (Efektivitas)
direncanakan
32
9. Flexibility (Keluwesan)
dipercaya sepenuhnya
pelayanan
segera diperlukan
bagi pelanggan.
33
a. Dapat tidaknya diandalkan untuk memberikan pelayanan sesuai
pelanggan
interaksi pelayanan
pelanggan, seperti:
lingkungan sekitar
lingkungan
34
c. Jaminan bahwa rahasia pelanggan tetap tidak akan dibocorkan kepada
masyarakat.
kepada pasien.
21
Acker, D. dan M. Cunningham. 1991. Animal Science and Industry. 4th Ed. Prentiece Hal.Inc. New
Jersey.
35
b. Penundaan Tindakan (Delay in Action)
pelayanan. Hal ini dapat dilihat melalui efisiensi dan optimalitas waktu
setiap aktivitas pelayanan yang diberikan pihak rumah sakit kepada pasien.
akan suatu bentuk pelayanan. Hal ini dapat dilihat melalui kesesuaian antar
d. Komunikasi (Communication)
e. Profesionalisme (Professionalism)
kesesuaian sikap serta perilaku aparat pelayanan (dalam hal ini para
pasien.
Hal ini dapat dilihat melalui berbagai rencana dan kebijakan yang
36
Apabila dilihat secara keseluruhan, keenam dimensi di atas dapat mewakili
ke-17 dimensi jasa secara umum. Keenam dimensi ini juga dapat menjadi
Promosi adalah, “cara mendapatkan perhatian konsumen pada suatu produk dan
membujuk mereka untuk membeli produk tersebut.” Kiat-kiat promosi cukup besar
mudah terjadi pelanggaran etika, yaitu pelanggaran asas-asas etika umum atau kaidah-
Perbuatan manusia atau institusi dalam melakukan promosi bisnis adalah baik
atau buruk, benar atau salah, pantas atau tidak pantas, dinilai dengan pedoman apakah
menghormati manusia, dan adil atau tidak. Pedoman berpromosi itulah yang
Dalam promosi kesehatan gigi dan mulut menggunakan media sosial, perbedaan
karakteristik pengguna media sosial dan perbedaan karakteristik konten adalah salah
satu hal yang patut untuk diperhatikan. Di era engagement (keterlibatan), pemasar
dekade terakhir telah menjadi saksi yang dramatis peningkatan konsumen yang
37
mencari informasi kesehatan secara online. Ponsel, khususnya SMS, internet
terlibat secara pribadi dengan sejumlah besar individu untuk biaya rendah. Elemen
kunci seperti gaya pesan, bahasa dan jadwal siaran secara langsung relevan dengan
studi masa depan menggunakan SMS untuk promosi kesehatan, serta untuk intervensi
promosi kesehatan di masa depan di media lain yang membutuhkan format pendek,
kesehatan gigi dan mulut yang melibatkan dokter gigi dan gigi siswa dalam konstruksi
sosial pengetahuan. Waktu telah datang bagi dokter gigi untuk merangkul jejaring
sosial, karena jika tidak, mereka akan berisiko kehilangan sesuatu yang tak ternilai
harganya alat proporsi virus. Promosi kesehatan mulut program yang menggunakan
media digital memiliki potensi besar untuk biaya-efektif dan cepat memenuhi
kebutuhan yang kompleks populasi yang beragam dan seringkali kurang terlayani
1. Kesempatan untuk menghadirkan suara para dokter gigi kepada jutaan orang,
menyediakan mereka dengan kesehatan mulut yang paling kredibel dan dapat
dipercaya informasi yang ada dan membantu mereka mencapainya kesehatan mulut
yang optimal.
22
Dr. Aswini Y Balappanavar Reader, Department of Public Health Dentistry, Jodhpur Dental College General
Hospital, Jodhpur, Rajasthan, India
23
Cattan M, Kime N, Bagnall AM. The use of telephone befriending in low level support for socially isolated
older people--an evaluation. Health Soc Care Community. 2011 Mar;19(2):198-206
Talib N, Onikul R, Filardi D, Simon S, Sharma V. Effective educational instruction in preventive oral health:
hands-on training versus web-based training. Pediatrics. 2010 mar;125(3):547-53. Epub 2010 feb
Eaton KA, Reynolds PA, Cox MJ. Top of the pops--CD-ROM and DVDs in dental education. Br Dent J.
2008;204(4):203-7
Demirjian A, David B. Learning medical and dental sciences through interactive multi-media. Medinfo. 1995;8
Pt 2:1705
38
2. Konsumen juga dapat mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan kanker,
3. Ini juga akan melibatkan masyarakat dan meningkatkan pengakuan dan pentingnya
5. Dialog gigi yang menyediakan platform untuk lisan kesehatan dan profesional
7. Program berbasis web dapat memberikan kontribusi bagi anak promosi kesehatan
serta dapat menyediakan staf dengan informasi kesehatan anak yang berwawasan
melalui chat room, sosial situs jaringan, dan forum online. Tujuan utama jejaring
sosial untuk kesehatan mulut harus memberikan kesehatan yang akurat, jelas, dan
ringkas informasi dari berbagai sudut pandang. Intervensi perilaku online dan
teks rekam medis online pesan, paging, dan konseling berbasis komputer tablet alat
juga sedang dikembangkan. Melalui kuantitatif dan analisis kualitatif situs web
39
kesehatan dan kebersihan ke atas dari nilai-nilai sosial; tuntutan kontemporer dari
pengguna untuk menjadi aktor sebenarnya dari keputusan kesehatan; Dan akhirnya
sebagai sarana yang dapat diterima dan 'pribadi' promosi kesehatan, dengan peserta
sangat menghargai bahasa informal. Penerima lebih mungkin ingat dan bagikan
pesan yang lucu, berima dan/atau terikat pada acara tahunan tertentu.34 Beberapa
b. Young Dental telah membuat brosur untuk membantu pasien lebih memahami
Mulut tautan.
c. Oral Cancer Foundation telah menyusun situs web yang bagus untuk para
d. Institut Nasional Gigi dan Craniofacial Penelitian memiliki halaman web yang
http://www.nidcr.nih.gov/EducationalResources/.
40
Defenisi Teknologi Informasi Kata teknologi berasal dari bahasa Yunani
technologia, yang merupakan gabungan dari dua kata yaitu tecne dan logia. Tecne
yang berarti kehalian dan logia yang berarti cabang dari disiplin ilmu
makna, yang disampiakan oleh seseorang kepada orang lain. Dengan kata lain
informasi tersebut akan lebih cepat, lebih luas sebarannya, dan lebih lama
penyimpanannya.25
Teknologi informasi dijelaskan oleh (Lubis dan Safii, 2018) meliputi segala
hal yang berkaitan dengan proses (penggunaan sebagai alat bantu), manipulasi dan
Safii, 2018): “informasi sebagai data yang telah diolah menjadi bentuk yang
masa lalu, kejadian saat ini dan kejadian yang akan datang”.
diinginkan user”.
d. Ekonomis: “daya jual yang tinggi dan memberikan dampak yang luas”.
25
Jafar, M. (2018) Teknologi dan Informasi Pendidikan. I. Diedit oleh D. N. Karlina. Jakarta:
Laboratorium Sosial Politik Press.
26
Lubis, I. dan Safii, M. (2018) Smart Economy Kota Tangerang Selatan. 1 ed. Diedit oleh
Syamruddin. Tanggerang Selatan: PT Karya Abadi Mitra Indo
41
e. Efisien: Biaya operasional yang minimum dan mampu menghasilkan
makna mendalam.
Peranan Sistem Informasi Saat ini aktivitas sebagian besar manusia sangat
jaringan komunikasi dan informasi, berdaya jangkau luas.27 TI, telah menjadi
bagian dari peradaban abad 21 yang merata pada semua bidang kehidupan
manusia, untuk itu penelitian di pusat riset dan laboratorium perguruan tinggi
Susanto, A., & Meiryani. (2019). The future of information technology. International Journal of
27
42
TI sebagai salah satu dari pilar keberhasilan dalam publikasi hasil penelitian, juga
penerapannya.
Semua system dan sub system dalam elemen kehidupan manusia saat ini tidak
28
Pattikawa, V. (2017). Implementasi Teknologi terhadap Kesehatan di Masyarakat. Http://Vricilliap
Attikawa.Blogspot.Co.Id/2016/11/ImplementasiTeknologi-Terhadap.Html.
29
Fuchs, C. (2017). Information technology and sustainability in the information society. International
Journal of Communication, 11.
43
f. Teknologi informasi berfungsi sebagai teknologi yang menggantikan peran
manusia;
diolah melalui system sehingga memiliki arti dan makna bagi seseorang. Semua
itu akan terus berkembang menjajari kebutuhan dan kemampuan manusia, sesuai
rekam anter perinci dari setiap aktifitas, dan akan digunakan jika diperlukan
30
Packard, V. L. (2018). Encyclopedia of Information Science and Technology. Reference Reviews,
32(5). https://doi.org/10.1108/rr-01-2018-0016
31
Riady, Y. (2010). Mewujudkan Masyarakat Informasi Indonesia. Seminar Nasional FISIP-UT, 1–8.
44
d. Menyimpan (storage), fungsi menyimpan data dan informasi kedalam format
Manfaat TI diantaranya;
tidak berubah;
skala kecil, sehingga keakuratannya sangat tinggi yang sulit dicapai manusia;
kehandalan.
Dampak TI tidak hanya positif, namun juga memiliki efek negative. Indonesia
diketahui sebagai salah satu negara yang memiliki daya serap teknologi
45
Asia Pasifik, berdasarkan data tahun 2015, mencapai angka 55 juta. Tingginya
informasi baik melalui media social terbuka maupun tertutup akan semakin
yang memiliki bawaan Neurotik untuk bisa dengan tenang memilah dan
problem perilaku hidup atau gaya hidup baik dalam kondisi normal maupun
pandemic. Diantara fanomena social adalah berkembangnya gaya hidup dan pola
teknologi yang terjadi di suatu tempat, dengan cepat dapat diketahui oleh
masyarakat lain yang berada jauh. Pada kehidupan manusia modern derasnya arus
32
Soekanto, S. (1984). MASALAH LINGKUNGAN HIDUP DAN DAMPAK SOSIALNYA. Jurnal
Hukum & Pembangunan, 14(6). https://doi.org/10.21143/jhp.vol14.no6.1091
33
Safuwan, M. P. (2007). Gaya Hidup, Konsumerisme dan Modernitas. Jurnal SUWA Universitas
Malikussaleh, V(1).
46
informasi, dan keberlimpahan melelui semua saluran komunikasi yang tersedia,
hidup seseorang.
dengan lebih privat. Walaupun demikian tentu saja upaya-upaya ini terkadang
dilakukan dengan tidak efisien menghabiskan waktu dan sumber daya sementara
hasil yang diharapkan masih sangat jauh. Adapun penggunaan teknologi dalam
individu secara spesifik. Praktis contoh penggunaan seperti itu dapat ditemukan
lingkungan, baik fisik maupun sosial, di mana orang tinggal dan bekerja di.
47
Alat survei berbasis internet dengan proses analisis otomatis dapat digunakan
dalam berbagai pengaturan. Alat untuk menilai kualitas informasi yang diturunkan
dari Internet telah dikembangkan, tetapi sedikit yang telah dilakukan diarena
setiap dan semua proyek promosi kesehatan sudah ada — itu hanya masalah
waktu. Sebelum inisiatif promosi kesehatan dibuka secara terbuka dibahas (dan
pada menyarankan definisi untuk eHealthPromosi, tujuan dari ulasan ini adalah
48
BAB III
METODE PENELITIAN
yang merupakan kekuatan pemikiran senantiasa dapat diperiksa dan ditelaah secara
kritis, akan berkembang terus atas dasar penelitian yang dilakukan. Penelitian sebagai
upaya untuk memperoleh kebenaran, harus didasari oleh proses berfikir ilmiah yang
dituangkan dalam metode yang dipergunakan dalam penelitian ini terdiri dari:
A. Jenis Penelitian
undang) dalam aksinya pada setiap peristiwa hukum tertentu yang terjadi dalam suatu
masyarakat. Dalam penelitian merupakan jenis Non judicial Case Study yaitu
pendekatan studi kasus hukum yang tanpa konflik sehingga tidak ada campur tangan
hukum untuk menjawab isu hukum yang dihadapi dan mengkaji aturan dalam hukum
bisnis yang terkait dengan etika hukum dokter gigi selain itu juga konten di upload
tanpa izin di media sosial sebagai kepentingan komersial. Hal ini diterapkan
jejaring social.
49
B. Pendekatan Penelitian
yang berkaitan dengan isu hukum yang sedang dibahas.34 Secara sederhana,
yang dihadapi.35
Dalam penelitian hukum khususnya Yuridis Normatif sumber penelitian hukum diperoleh
dari kepustakaan bukan dari lapangan untuk itu istilah yang dikenal adalah bahan hukum 36,
Adapun bahan hukum yang digunakan dalam penelitian ini berupa Undang-
Kedokteran Gigi
merupakan bahan dasar yang dalam ilmu penelitian umumnya disebut sumber
34
Nyoman Gede Remaja, “Makna Hukum dan Kepastian Hukum”, Kertha Widya Jurnal Hukum, Volume 2
Nomor 1, 2014, hal 2-3, diakses melalui https://ejournal.unipas.ac.id/index.php/KW/article/view/426/351,
tanggal 13 Juli 2022
35
Mahmud Marzuki. Penelitian Hukum. Cetakan ke-12. Prenamedia Group. Jakarta. 2016. Hlm. 133
36
Ibid. Hlm. 135
50
data sekunder37,adalah bahan yang didapatkan dari studi-studi sebelumnya.
Data sekunder dapat diperoleh dari berbagai sumber seperti jurnal, laporan,
adalah studi dokumen yaitu dengan cara mempelajari bahan hukum primer,
: bahan hukum diluar bahan hukum primer terdiri dari buku, literatur, artikel
dalam jurnal, bahan dari website, media cetak atau elektronik, dan sumber-
sumber lain yang terkait tindakan promosi jasa medik yang dilakukan oleh
Sumber-sumber penelitian yang akan dikumpulkan dalam hal ini adalah berupa :
Menurut Peter Mahmud: “bahan hukum primer adalah bahan hukum yang bersifat
otoritatif, artinya mempunyai otoritas. Bahan hukum primer terdiri dari perundang-
undangan, catatan resmi atau risalah dalam pembuatan undang-undang dan putusan
hakim”38. Bahan hukum primer dalam penelitian ini yang berupa ketentuan perundang-
37
Ibid. Hlm. 135
38
Marzuki, Peter Mahmud, Penelitian Hukum (Edisi Revisi), Jakarta: Kencana, 2017
51
f. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi
Elektronik.
1. Bahan hukum sekunder yaitu bahan yang memberikan penjelasan mengenai bahan hukum
primer. Bahan hukum sekunder terutama adalah buku-buku hukum termasuk disertasi hukum,
2. Bahan hukum tersier yang terdiri dari kamus-kamus hukum diantaranya Black’s Law
Dictionary, Kamus Besar Bahasa Indonesia. Bahan hukum sekunder dan tersier ini
mempunyai relevansi dan dapat menjelaskan bahan hukum primer yang dipilih dalam
penelitian ini.
Teknik pengumpulan bahan hukum adalah salah satu faktor penting dalam menentukan
Teknik yang dipakai dalam pengumpulan bahan hukum primer dalam penelitian ini
menggunakan teknik dokumentasi yaitu dengan mencari bahan hukum primer yang berupa
peraturan perundang-undangan
Tehnik yang di pakai dalam pengumpulan bahan hukum sekunder dengan menggunakan
tehnik studi pustaka atau telaah literature dengan mencari buku-buku teks, serta dengan
52
F. Teknik Analisis Data/Bahan Hukum
53
1
2
3