Anda di halaman 1dari 10

TUGAS INDIVIDU

ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN


Dosen pengampuh : NUR INAYAH RAHMANIAS. SKM., M.Kes

DISUSUN OLEH
JELSI SANGGOLA
210304502059

PRODI ADMINISTRASI KESEHATAN


FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2022
Ringkasan materi PROF. DR. INDAR. SH., MPH guru besar Etika dan Hukum Kesehatan
FKM UHAS (Perspektif hukum telemedicinedi Indonesia)

A. Masyarakat
1. Sehat
2. Sakit

A. Latar Belakang

Memasuki abad ke-21 dunia dihadapkan pada munculnya teknologi baru dalam bidang
kedokteran yang memungkinkan dokter untuk berpraktik dalam ruang virtual. Revolusi
teknologi inovatif ini dikenal dengan telemedicine. Dengan adanya telemedicine kini
pelayanan medis dapat diberikan via telekomunikasi, audio, visual dan data yang dapat
menghubungkan fasilitas pelayanan kesehatan meskipun secara geografis terpisah.

Di Indonesia adanya kesenjangan yankes, persebaran dokter yang tidak merata apalagi
dokter spesialis yang merupakan kendala yang sulit di atasi (kurangnya).

Untuk mengatasi krisis kesehatan di daerah pedesaan dan perbatasan di Indonesia


diperlukan satu cara yang dapat mengatasi persoalan itu secara efektif dan efisien. Sehingga
perbedaan waktu, tempat dan jarak sudah tidak lagi menjadi kendala dalam hubungan
terapeutik dokter dan pasien.

Indonesia belum memiliki Undang-Undang yang secara spesifik mengatur tentang


penggunaan telemedicine, indonesia baru sebatas mengatur telematika secara umum.
Selain itu pembuatan regulasi tentang e-health pun belum seperti yang kita harapkan,
padahal layanan kesehatan berbasis elektronik (e-health) sebenarnya telah dianjurkan oleh
world health organization (WHO) Sejak 2005.

Berbeda dengan malaysia, india atau Amerika Serikat. Belajar dari pengalaman beberapa
negara, diketahui bahwa malaysia telah membuat UU tentang telemedicine dengan nama
Telemedicine Act 1997, india juga telah memiliki UU tentang telemedicine dengan nama
telemedicine Act 2003. Sementara itu di negara bagian California Amerika Serikat
berdasarkan persetujuan gubernur California Brown pada tanggal 7 Oktober 2011, Senat
telah mengesahkan Telehealth Advancement Act of 2011 untuk menggantikan
telemedicine Development Act of 1996.
B. TELEMEDICINE

Defenisi Telemedicine

Adalah penggunaan teknologi informasi dan komunikasi yang digabungkan dengan


kapakaran medis untuk memberikan layanan kesehatan, mulai dari konsultasi diagnosa dan
tindakan medis, tanpa terbatas ruang atau dilaksanakan dari jarak jauh.

Tujuan telemedicine

1. Mengusahakan tercapainya pelayanan kesehatan secara merata di seluruh populasi


negara, meningkatkan kualitas pelayanan terutama untuk daerah terpencil dan
penghematan biaya dibandingkan cara konvensional.
2. Untuk mengurangi rujukan ke dokter atau pelayanan kesehatan di kota-kota besar,
sarana pendidikan kedokteran dan juga untuk kasus-kasus darurat.
3. Penggunaan teknologi informasi dan komunikasi termasuk pula elektronika, tele-
komunikasi, komputer, informatika untuk mentransfer (mengirim dan/ atau menerima)
informasi kedokteran, guna meningkatkan pelayanan kinis (diagnosa dan terapi) serta
pendidikan.

Tipe praktik telemedicine

Pemanfaatn telemedicine sangat tergantung pada tipe praktik telemedicine. Tipe atau
bentuk praktik telemedicine dapat berupa telekonsultasi, teleasistansi, teleedukasi, dan
telemonitoring serta telesurgery.

Prinsip telemedicine

1. Prinsip pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi


2. Prinsip tanggung-jawab negara dan masyarakat
3. Prinsip kompetensi, integritas dan kualitas
4. Prinsip kesamaan, itikad baik, kemandirian, dan kesukarelaan.
5. Prinsip keamanan dan kerahasiaan
6. Prinsip otonomi pasien dan kebebasan memilih telnologi/netral teknologi

Penggunaan telemedicine berpotensi menimbulkan berbagai problema hukum, baik


di level nasional maupun Internasional, yaitu :

1. Lisensi atau perizinan bagi dokter atau tenaga medis yang melakukan praktik
telemedicine kepada pasien yang berada di Indonesia maupun di luar Negeri
2. Akreditasi sarana dan peralatan pelayanan medis,
3. Persetujuan tindakan kedokteran (informed consent)
4. Keamanan informasi kesehatan pasien (medical record)
5. Kerahasiaan informasi kesehatan pasien (medical secrecy)
6. Standar prosedur operasional dan masalah asuransi
7. Serta bertanggung-jawab hukum bilamana terjadi malpraktik dokter.

C. Tanggung jawab pelayanan kesehatan


1. Tanggung jawab etik
2. Tanggung jawab profesional
3. Tanggung jawab hukum

D. Discruptive Technology
Discruptive technology, Menurut Rhenald Kasali (2017):
1. Discruption merupakan sebuah inovasi
2. Inovasi akan menggantikan seluruh sistem lama dengan cara-cara baru
3. Discruption menggantikan teknologi lama yang serba fisik dengan teknologi digital
yang menghasilkan sesuatu yang benar-benar baru dan lebih efisien serta lebih
bermanfaat.
4. Menciptakan pasar baru atau industri yang sepenuhnya baru
5. Pada akhirnya akan menggangu pasar yang ada
6. Meningkatkan produk atau jasa dengan cara yang tidak diharapkan pasar
Discuptive technology
1. Sustaining technologies
Perbaikan beratahap, teknologi sudah mapan, pasar sudah ada, lebih nyaman dengan
tujuan perusahaan.
2. Discruptive technologies
Perbaikan kekurangannya, teknologi baru, pasar mungkin belum ada, nilai sulit diukur.

Ada 3 alasan pasien tidak bisa menolak pelayanan kesehatan dari dokter atau pelayan
kesehatan:

1. Pasien penyakit menular


2. Pasien tidak sadar
3. Pasien mengalami depresi berat atau sakit mental
E. Tren teknology untuk kesehatan
Tren teknology untuk kesehatan
1. Pada saat ini, sudah terlihat disrupsi teknologi di berbgai industri termasuk di dalam
pelayanan kesehatan
2. Tahun-tahun lalu telah membuahkan hasil industri pelayanan kesehatan dan akan
berkembang di tahun-tahun yang akan datang. Faktor yang mendorong adalah
penyebaran teknologi untuk mendukung industri pelayanan kesehatan dapat beroperasi
lebih baik.
3. Industri pelayanan kesehatan berkembang dengan sangat cepat dan pesat, yang akan
terus mempengaruhi masalah utama untuk penyedia layanan kesehatan.
Tren teknologi dalam industri pelayanan kesehatan menurut Ray Parker, 2018
1. Artificial Intelligence (kecerdasan buatan)akan menggantikan tenaga kerja manusia
Otomatisasi tugas-tugas rutin seperti penjadwalan, entri absen dan akuntansi di layanan
kesehatan dengan artificial intelligence (Al). Otomatisasi ini akan membantu pekerja
kesehatan bekerja secara efisien dan dapat mengerjakan banyak pekerjaan dalam waktu
yang lebih singkat.
2. Chatbots di pelayanan kesehatan
Chatbots telah mengambil alih sejumlah industri termasuk sektor ritel dan jasa.
Chatbots juga akan digunakan dalam industri bidang kesehatan dengan manfaat
penghematan biaya, membantu dalam menjadwalkan janji dokter, memberitahu
perawat jika terjadi kondisi kritis dan membantu status kesehatan pasien, dll.
3. Big data dan analytics
Big data dan analytics telah memainkan peran penting dalam bisnis, termasuk dalam
pelayanan kesehatan. Big data dan analytics akan mendukung layanan kesehatan seperti
membuat prediksi tentang kesehatan pasien, kemungkinan komplikasi, dll.
4. Internet Of Things (IoT), cloud computing dan robots dalam pelayanan kesehatan
IoT dalam pelayanan kesehatan dapat meningkatkan dan memperbaiki manajemen
persediaan di gudang dan farmasi, IoT dalam hal dokter akan dapat berbagai data yang
memberikan saran yang memungkinkan dalam keadaan darurat, pemnfaatab robot
dalam operasi, dll.

Secara Internasional ada 3 perkembangan utama yang memegang potensi untuk


merevolusi pelayanan kesehatan (Canadian Medical Association, 2018):
1. Virtual care
Penggunaan sarana elektronik untuk mengurangi atau mengganti interaksi tatap muka
2. Big health data
Kemampuan untuk menganalisis berbagai jenis data kesehatan dengan volume besar
dari berbagai sumber yang dihasilkan secara terus-menerus.
3. Technological developments
Seperti robotika. Pencetakan 3 dimensi (3D), virtual daan augmented reality,
nanoteknologi, internet of things, aplikasi kesehatan pada smarthphone, dll.

F. Teknologi untuk kesehatan


1. Teknologi untuk memudahkan pekerjaan
Aplikasi e-health, Aplikasi yang dibangun untuk membantu dalam memudahkan
pekerjaan. Aplikasi-aplikasi dapat digunakan secara online berbasis web maupun
android. (sistem informasi rumah sakit, sistem informasi puskesmas, sistem informasi
apotek, sistem informasi laboratorium kesehatan, sistem informasi geografis kesehatan,
dll)
2. Teknologi membantu pengambilan keputusan
Penelitian-penelitian telah di lakukan para ilmuwan kolaborasi di bidang ilmu komputer
dan kesehatan. Misalnya, (penggunaan data mining dan artificial intelligence/ machine
learning, prediction models for early risk detection of cardiovascular event, dll)
3. Teknologi untuk membantu pengobatan
Tele-surgery. Dengan adanya teknologi memudahkan pengobatan meskipun beda
lokasi (diperlukan telekomunikasi broadband).

G. Perlindungan Hukum
a. Berdasarkan UU no.11 tahun 2008 tentang informasi dan transaksi elektronik.
Perlindungan hukum pasien telemedicine
1. Pasal 3 ayat (2) dan ayat (4) dan pasal 7 peraturan konsil kedokteran No. 47 tahun 2020
Prinsip kerahasian pasien, kewajiban surat tanda registrasi dan surat ijin praktik, serta
adanya rekam medis.
2. Bagi fasyankes pemberi maupu peminta layanan konsultasi pun harus melakukan
registrasi. Kewajiban dan hak pasien dalam telemedicine juga di lindungi (pasal 18 ayat
(1) Permenkes no. 20 tahun 2019. Tentang penyedian yankes medicine)
3. Adapun upaya penyelesaian dapat dilakukan pengaduan kepada MKDKI (pasal 66
UUK No. 29 tahun 2004), gugatan perbuatan melawan hukum, penyelesaian melalui
pengadilan maupun di luar pengadilan.
b. UU No.14 tahun 2008 tentang keterbukaan informasi publik
c. UU No. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit
Berdasarkan KEPMENKES No. HK.01.07/MENKES/650/2017 tentang rumah sakit
dan PUSKESMAS penyelenggaraan uji coba program pelayanan telemedicine
menetapka :
 KESATU : menetapkan rumah sakit dan puskesmas sebagai penyelenggara uji coba
program pelayanan telemedicine terdiri atas :
a) Rumah sakit pengampu telemedicine nasional
b) Rumah sakit pengampu telemedicine regional
c) Rumah sakit yang di ampuh; dan puskesmas yang di ampuh.
d. Peraturan Pemerintah No. 46 tahun 2014 tentang sistem informasi kesehatan
Pasal 19 PP No. 46 tahun 2014.
e. Peraturan Menteri Kesehatan No. 90 tahun 2015 tentang penyelenggaraan pelayanan
kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan kawasan terpencil dan sangat terpencil
Pasal 15 PP Menteri kesehatan (PERMENKES).
f. PP No.47 tahun 2016 tentang fasilitas pelayanan kesehatan
PP No. 47 tahun 2016 tentang fasilitas pelayanan kesehatan adalah aturan pelaksanaan
ketentuan pasal 35 ayat (5) UU no. 36 tahun 2009 tentang kesehatan.
g. Permenkes No. 20 tahun 2019 tentang pelayanan kesehatan telemedicine antar fasilitas
pelayanan kesehatan.

H. Kesehatan dan penerapan telemedicine

Kesehatan dan penerapan telemedicine

e-health merupakan penerapan TIK dibidang kesehatan. Telah berkembang dengan cepat
diseluruh dunia dalam beberapa tahun terkahir.

Tujuan dari penerapan e-health yaitu untuk meningkatkan efisiensi, akses dan akuntabilitas
terhadap yankes menuju kualitas hidup yang lebih baik bagi masyarakat dan lingkungan
kerja yang lebih produktif bagi naker dibidang kesehatan.

Kesehatan dan penerapan telemedicine Teknologi


1. Pemantauan jarak jauh
Peralatan dan piranti yaitu sensor, instrumen, ultrasound.
Aplikasi e-health yaitu telehomecare.
2. Diagnostik
Peralatan dan piranti yaitu stetoskop, konsultasi, dll.
Aplikasi e-health yaitu telehomecare.
3. Videoconferencing
Peralatan dan piranti yaitu kemera (videocams, webcams), computer, dll.
Aplikasi e-health yaitu telehomecare.
4. Pencitraan dijital
Peralatan dan piranti yaitun istrumen, media (film, pita magnetik), kamera dijital, dll.
Aplikasi e-health yaitu konsultasi teledertomology telementalhelath.

I. Tik dapat digunakan untuk empat jenis sistem e-health :


1. Mobile health care system (telehomecare)
2. Mobile diagnostic system (telehomecare)
3. Intelligent home care medical devices (telehomecare)
4. Integrated patient managemnet system

J. Keahlian dan komptensi e-health sangat signifikan hubungannya dengan 4 bidang


utama aplikasi e-health :
1. Pencegahan dan kebijakan kesehatan publlik
2. Layanan informasi untuk kesehatan
3. Manajemen pasien dan rekaman kesehatan pasien terintegrasi
4. Tele-care dan independent living services

K. Aplikasi e-health telah sukses digunakan pada :


1. Perujukan rumah sakit, khususnya dalam penggunaan teknologi dan keahlian spesailis
media yang tidak tersedia di negara lain
2. Pendidikan personal kesehatan untuk meningkatkan pendidikan berkelanjutan dan
pengembangan profesional kesehatan.
3. Penjagaan perbatasan terhadap penyakit yang berpeluang menjadi epidemik.
4. Perawatan pasien langsung melalui telemedicine dan penyampain obat-obatan
5. Peningkatan pertukaran pengetahuan, diikuti dengan manajemen perencanaan
perawatan

L. Peraturan konsil kedoteran Indonesia nomor 74 tahun 2020


Dokter dan dokter gigi yang melaksanakan praktik kedokteran melalui telemedicine
dilarang melakukan :
1. Telekonsultasi antara tenaga medis dengan pasien secara langsung tanpa melalui
fasyankes;
2. Memberikan penjelasan yang tidak jujur, tidak etis, dan tidak memadai (inadeqtate
information) kepada pasien atau keluarganya;
3. Melakukan diagnosis dan tata laksana diluar kompetensinya;
4. Meminta pemeriksaan penunjang yang tidak relevan
5. Melakukan tindakan tercela, tindakan intimidasi atau tindakan kekerasan terhadap
pasien dalam penyelenggaraan praktik kedokteran
6. Melakukan tindakan invasif melalui telekonsultasi
7. Menarik biaya di luar tarif yang sudah di tetapkan oleh fasyankes; dan/ atau
8. Memberikan surat keterangan sehat

M. SE MENKES HK.02.01/MENKES/303/2020 Kewenangan klinis dokter


1. Anamnesa
2. Pemeriksaan fisik tertentu yang dilakukan melalui
3. Audiovisual
4. Pemberian anjuran/ nasihat yang dibuthkan
5. Berdasarkan hasil pemeriksaan penunjuangan dan /atau
6. Hasil pemeriksaan fisik tertentu
7. Penegakan diagnosis

N. Permasalahan
1. Jaringan internet yang terbatas dan tidak stabil
2. Budaya kerja konvensional
3. SDM kesehatan belum paham TIK terutama yang senior
4. Regulasi di bidang IT masih terbatas
5. Beberapa perangkat alat kesehatan belum mendukung pelayanan telemedicine
6. Pembiayaan layanan kesehatan digital belum tersedia.
O. Munculnya berbagai stratup layanan kesehatan digital di Indonesia
1. Halodoc
2. Dokter.id
3. Alodokter
4. Tanya dok.com
5. Sidokter.id
6. Dll.

Anda mungkin juga menyukai