Oleh:
NIM :210304502055
Kelas :C
2022/2023
PERSPEKTIF HUKUM TELEMEDICINE DI INDONESIA
Memasuki abad ke-21, dunia dihadapkan pada munculnya teknologi baru dalam
bidang kedokteran yang memungkinkan dokter untuk berpraktik dalam ruang virtual revolusi
teknologi inovatif tersebut dikenal dengan telemedicine. Berkat tele medicine kini pelayanan
medis dapat diberikan via telekomunikasi, audio, visual dan data yang dapat menghubungkan
fasilitas pelayanan kesehatan meskipun Secara geografis terpisah.
Adanya kesenjangan pelayanan kesehatan, persebaran dokter di Indonesia yang tidak
merata apalagi dokter spesialis, merupakan kendala yang sulit diatasi. Untuk menanggapi
krisis kesehatan di daerah pedesaan dan perbatasan di Indonesia diperlukan satu cara yang
dapat mengatasi persoalan itu secara efektif dan efisien.
Di samping manfaat, penggunaan telemedicine juga berpotensi menimbulkan
berbagai problem hukum baik di level nasional maupun internasional, yaitu:
Lisensi atau perizinan bagi dokter atau tenaga medis yang melakukan praktik dalam
medicine kepada pasien yang berada di Indonesia maupun di luar negeri
Akreditasi sarana dan peralatan pelayanan medis,
Persetujuan tindakan kedokteran (informed consent),
Keamanan informasi kesehatan pasien (medical record)
Kerahasiaan informasi kesehatan pasien (medical secrecy)
Standar prosedur operasional dan masalah asuransi.
Serta tanggung jawab hukum bilamana terjadi malpraktik dokter
Belajar dari pengalaman beberapa negara, diketahui bahwa Malaysia telah membuat
undang-undang tentang Telemedicine dengan nama Telemedicine Act 1997, India juga telah
memiliki undang-undang tentang Telemedicine dengan nama Telemedicine Act 2003,
Sementara itu di negara bagian California Amerika serikat berdasarkan persetujuan
gubernur California brown pada tanggal 7 Oktober 2011, senat telah mengerahkan Telehealth
Advancement Act of 2011 untuk menggantikan Telemedicine Development Act of 1996.
A. Discruptive Technology
Menurut Rhenald Kasali (2017)
Perbaikan bertahap
Teknologi sudah makan
Pasar sudah ada
Lebih nyaman dengan tujuan perusahaan
Discruptive Tecnologies
Perbaikan kekurangannya
Teknologi baru
Pasar mungkin belum ada
Nilai sulit diukur
C. Tren peran teknologi dalam industri pelayanan kesehatan ( Ray Parker 2018):
Artificial intelligence (Kecerdasan Buatan) akan menggantikan tenaga kerja
manusia
Otomatisasi tugas-tugas rutin seperti penjadwalan menteri absen dan akuntansi di
layanan kesehatan dengan Artificial intelligence (Al). Otomatisai ini akan membantu
pekerja kesehatan bekerja secara efisien dan dapat mengerjakan banyak pekerjaan dalam
waktu yang lebih singkat.
Chatbots di Pelayanan Kesehatan
Chatbots telah mengambil alih sejumlah industri termasuk sektor ritel dan jasa.
Chatbots juga akan digunakan dalam industri bidang kesehatan dengan manfaat
penghematan biaya, membantu dalam menjadwalkan janji dokter; memberitahu
perawat jika terjadi kondisi kritis dan memantau status kesehatan pasien, dll.
Big Data dan Analytics
Big Data dan Analytics telah memainkan peran penting dalam bisnis, termasuk dalam
layanan kesehatan. Big Data dan Analytics akan mendukung layanan kesehatan
seperti membuat prediksi tentang kesehatan pasien, kemungkinan komplikasi, dll.
Internet of Things (IoT), Cloud Computing dan Robots dalam Pelayanan
Kesehatan
IoT dalam pelayanan kesehatan dapat meningkatkan dan memperbaiki manajemen
persediaan di gudang dan farmasi, IoT dalam dalam hal dokter akan dapat berbagi
data dan memberikan saran yang memungkinkan dalam keadaan darurat, pemanfaatan
robot dalam operasi, dll
Secara internasional ada tiga perkembangan utama yang memegang potensi untuk
merevolusi pelayanan kesehatan (Canadian Medical Association, 2018):
1. VIRTUAL CARE
Penggunaan sarana elektronik untuk mengurangi atau mengganti interaksi tatap
muka.
2. BIG HEALTH DATA
Kemampuan untuk menganalisis berbagai jenis data kesehatan dengan volume
besar dari berbagai sumber yang dihasilkan secara terus menerus.
3. TECHNOLOGICAL DEVELOPMENTS
Seperti robotika, pencetakan tiga dimensi (3D), virtual dan augmented reality,
nanoteknologi, Internet of Things, aplikasi kesehatan pada smartphone, dll
Telemedicine:
“the use of medical information exchanged from one site to another via
electronic communications to improve patients' health status”. (CONTEC, 2013)
Tele-surgery
Beda lokasi (diperlukan telekomunikasi broadband)
G. DEFINISI TELEMEDICINE
Penggunaan teknologi informasi dan komunikasi yang digabungkan dengan
kepakaran medis untuk memberikan layanan kesehatan, mulai dari konsultasi,
diagnosa dan tindakan medis, tanpa terbatas ruang atau dilaksanakan dari jarak jauh.
H. TUJUAN TELEMEDICINE
Mengusahakan tercapainya pelayanan kesehatan secara merata di seluruh populasi
negara, meningkatkan kualitas pelayanan terutama untuk daerah terpencil dan
penghematan biaya dibandingkan cara konvensional
Untuk mengurangi rujukan ke dokter atau pelayanan kesehatan di kota-kota besar,
sarana pendidikan kedokteran dan juga untuk kasus-kasus darurat
Penggunaan teknologi informasi dan komunikasi termasuk pula elektronika, tele-
komunikasi, komputer, informatika untuk men-transfer (mengirim dan/atau
menerima) informasi kedokteran, guna meningkatkan pelayanan klinis (diagnosa dan
terapi) serta pendidikan
I. TIPE PRAKTIK TELEMEDICINE
Pemanfaatan telemedicine sangat tergantung pada tipe praktik telemedicine. Tipe atau
bentuk praktik Telemedicine dapat berupa Telekonsultasi, Teleassistansi, Teleedukasi dan
Telemonitoring serta Telesurgery.
J. PRINSIP TELEMEDICINE
1. Prinsip Pemanfaatan Teknologi Informasi Dan Komunikasi
Pemerintah Indonesia melalui kementerian kesehatan telah merancang jaringan sistem
informasi kesehatan nasional (siknas). jaringan ini adalah sebuah koneksi/jaringan
virtual sistem informasi kesehatan elektronik yang dikelola oleh kementerian
kesehatan dan hanya bisa diakses bila telah dihubungkan.
2. Prinsip Tanggung Jawab Negara & Masyarakat
Dokter sebagai penyelenggara praktik kedokteran memperoleh kewenangan untuk
melakukan praktik kedokteran berdasarkan izin yang diberikan oleh pemerintah. Izin
dari pemerintah, adalah merupakan bentuk tanggung jawab negara untuk mengatur,
dan membina praktik kedokteran di Indonesia
3. Prinsip Kompetensi, Integritas Dan Kualitas
Tenaga kesehatan tersebut perlu dibekali dengan ilmu dan kemampuan khusus
pula dalam bidang Telemedicine
Penguasaan standar kualitas minimum oleh tenaga kesehatan harus dapat
dibuktikan dengan sistem sertifikasi yang terpercaya
Standar Profesi adalah batasan kemampuan (knowledge, skill and professional
attitude) minimal yang harus dikuasai oleh seorang individu untuk dapat
melakukan kegiatan profesionalnya pada masyarakat secara mandiri yang
dibuat oleh organisasi profesi
4. Prinsip Kesamaan, Itikad Baik, Kemandirian, Dan Kesukarelaan
Diperlukan ketentuan yang mengatur tentang kerjasama khusus antara kedua
negara dengan dilandasi prinsip kesamaan, itikad baik dan saling menghargai diantara
kedua negara. Jika Yankes fasilitas kedokteran berada di luar negeri sebagai penyel
Telemedicine inginmembuka jaringan virtualnya agar dapatmenjangkau pasien yang
berada di Indonesai maka untuk menjalin kerjasama tersebut.
Demikianpun antara fasilitas kesehatan kedua negara harusdidasarkan pada
kerjasama yang baiktentang teknis operasionalnya maupun teknis
pertanggungjawabannya kepada publik/pasien.
• Data serta Standarisasi Setiap orang berhak atas rahasia kondisi kesehatan
pribadinya yang telah dikemukakan kepada penyelenggara pelayanan
kesehatan (Pasal 57 ayat (1) UU No 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan).
• Dalam penggunaan telemedicine, Perlindungan hak-hak privasi pasien atas
data kesehatannya yang terekam secara elektronik pada fasilitas pelayanan
kesehatan, perlu diatur agar tidak mudah diakses oleh pihak-pihak yang tidak
berkepentingan
5. Prinsip Keamanan & Kerahasiaan
Untuk itu, harus dilaksanakan oleh petugas yang berwenang dan memiliki izin khusus
untuk halitu. Jaminan kerahasiaan atas data medis pasien tersebu tdituangkan dalam
bentuk perjanjian tertulis dengan pasiennya, sehingga dapat berimplikasi hukum bila
terjadi penyalahgunaannya.
6. Prinsip Otonomi Pasien Dan Kebebasan Memilih Teknologi/Netral Teknologi
a. Setiap pasien berhak menerima atau menolak sebagian atau seluruh tindakan atas
tindakan pertolongan yang akan diberikan kepadanya setelah menerima dan
memahami informasi mengenai tindakan tersebut secara lengkap (Pasal 56 ayat
(1) UU No 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
b. Pasien juga memiliki kebebasan memilih teknologi atau netral teknologi. setelah
diberikan informasi tentang manfaat dan risiko penggunaan teknologi tersebut.
Sehingga apapun keputusan yang diambil oleh pasien dapat sama-sama
memberikan rasa aman, keadilan, dan kepastian hukum
7. Prinsip Pengutamaan Kepentingan Pasien
a. Proteksi Data, Forensik IT, Penerapan Terbaik (best practices), dan Standar
Pemeriksaan Hukum (Legal Audit) serta Keadilan.
b. Bila timbul sengketa :Setiap Orang dapat mengajukan gugatan terhadap pihak
yang menyelenggarakan Sistem Elektronik dan/atau menggunakan Teknologi
Informasi yang menimbulkan kerugian (Pasal 38 ayat (1) UU No. 11 Tahun
2008 tentang Informasi Dan Transaksi Elektronik)
Dalam proses pembuktian di pengadilan sangat penting sekali data medis
pasien dijadikan alat bukti. untuk itu, maka pelayanan kesehatan menggunakan
telemedicine harus memperhatikan ketentuan tentang proteksi data agar bilamana
diperlukan dikemudian hari dapat dijadikan bukti.