Anda di halaman 1dari 14

PENELITIAN

MANFAAT MEDIA SOSIAL DI DALAM MEMBERIKAN INFORMASI DI BIDANG


DERMATOLOGI & VENEREOLOGI

Diusulkan oleh:

Ketua : Dr. dr. Dhelya Widasmara, Sp.KK(K) NIDK. 8839660018


Anggota : dr. Riyana Noor Oktaviayanti, Sp.DV.,M.Ked.Klin
dr. Andreas Widiansyah, Sp.KK, FINSDV, FAADV

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR SAIFUL ANWAR MALANG


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Tahun 2022
HALAMAN PENGESAHAN

Judul : Manfaat Media Sosial di Dalam Memberikan


Informasi di Bidang Dermatologi & Venereologi

Nama Lengkap Ketua Pelaksana : Dr. dr. Dhelya Widasmara, Sp.KK(K)

NIDK : 8839660018

Jabatan Fungsional : Lektor/3C

Perguruan Tinggi : Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya

Program Studi : Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin

Nomor HP : +62 812-5241-234

Alamat Surel (email) : dhelya_spkk@gmail.com

Nama Anggota (NIDN/NIDK) : 1. Dr. dr. Dhelya Widasmara, Sp.KK(K) (NIDK.


8839660018)

Nama Mahasiswa (Program Studi) 1. dr. Riyana Noor Oktaviayanti,


Sp.DV.,M.Ked.Klin
2. dr. Andreas Widiansyah, Sp.KK, FINSDV,
FAADV

Malang, 19 Juli 2022


Ketua Pelaksana,

Dr. dr. Dhelya Widasmara, Sp.KK(K)


NIDK. 8839660018
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penyakit kulit merupakan masalah kesehatan yang banyak terjadi dan dapat
menyebabkan disabilitas dan kematian di dunia. Penyakit kulit menyumbang 1,79% dari total
penyakit di tahun 2017. Penyakit kulit juga merupakan masalah tersering pada fasilitas
kesehatan primer dengan persentase 8,4% dari seluruh kunjungan. Penderita penyakit kulit
umumnya memiliki kualitas hidup yang kurang baik, kepercayaan diri yang rendah, dan
stigmatisasi. Namun, kurangnya akses ke layanan kesehatan kulit terutama pada negara
berpenghasilan rendah-sedang masih menjadi tantangan ketersediaan perawatan yang tepat
bagi penderita penyakit kulit. Akibatnya, pasien berusaha mencari cara untuk mengatasi
masalah kesehatannya secara mandiri, salah satunya dengan mencari informasi kesehatan di
internet dan platform sosial media.
Internet memegang banyak peranan penting dalam pelayanan kesehatan, salah satunya
menyediakan informasi mengenai penyakit tertentu. Media sosial adalah metode komunikasi
populer yang memungkinkan pengguna internet menghasilkan informasi dan berbagi
pendapat atau media (misalnya, foto, video). Istilah media sosial mencakup berbagai
platform seperti situs jejaring sosial (misalnya, Facebook, Instagram), blog (misalnya,
Twitter, Tumblr), atau berbagi media (misalnya, YouTube).
Pada tahun 2018, diperkirakan lebih dari 3,1 miliar orang di seluruh dunia adalah
pengguna aktif media sosial. Kemudahan akses internet menyebabkan penggunaan media
sosial oleh pasien untuk mengakses informasi medis meningkat. Media sosial dikenal sebagai
sarana yang mendukung pelayanan kesehatan untuk berkomunikasi dan mendukung pasien.
Selain itu, media sosial juga berfungsi memberdayakan pasien dengan cara mendorong
pencarian informasi secara mandiri tentang pencegahan dan pengobatan penyakit,
memberikan dukungan di antara pasien, meningkatkan self-efficacy dan manajemen diri,
melengkapi informasi yang diberikan oleh tenaga kesehatan, dan memfasilitasi hubungan
profesional antara pasien dan pelayanan kesehatan. Media sosial juga menjadi sarana edukasi
yang dinamis bagi para profesional kesehatan.
Di bidang Dermatologi dan Venereologi, media sosial memiliki keuntungan yaitu
mampu berbagi komponen visual seperti gambar dan video yang memudahkan untuk
memberikan informasi dan edukasi seputar kesehatan kulit dan kelamin. Namun, dampak
media sosial pada pasien Dermatologi dan Venereologi di negara berkembang masih jarang
diteliti. Meskipun fenomena penggunaan media sosial dalam menarik atensi dan
meningkatkan keterlibatan masyarakat pada umumnya untuk mencari informasi seputar
permasalahan kesehatan kulit dan kelamin, tidak ada penelitian yang menentukan
penggunaan media sosial pada populasi ini. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk
mengeksplorasi kegunaan media sosial bagi masyarakat dalam memberikan informasi di
bidang Dermatologi dan Venereologi.
1.2 Rumusan Masalah
Apakah media sosial bermanfaat dalam menyampaikan informasi di bidang Dermatologi dan
Venereologi?

1.3 Tujuan Kegiatan


1. Mengetahui pengaruh media sosial dalam penyampaian informasi di bidang
Dermatologi dan Venereologi
2. Mengetahui pengaruh media sosial Instagram @dhelya_spkk dalam penyampaian
informasi di bidang Dermatologi dan Venereologi

1.4 Manfaat Kegiatan


1. Memberikan gambaran dan besarnya manfaat media sosial di dalam menyampaikan
informasi di bidang dermatologi dan venereologi
2. Hasil kegiatan ini diharapkan dapat dipakai sebagai pedoman di dalam penelitian
lebih lanjut.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Media Sosial


Teknologi, Informasi, dan Komunikasi (TIK) telah berkembang sangat pesat. Akses
internet yang sangat mudah serta hadirnya smartphone telah mengurangi hambatan bagi
masyarakat untuk memperoleh dan membagikan informasi. Tren masyarakat untuk mencari
informasi sedikit banyak telah beralih dari media konvensional (koran, majalah, buletin) ke
media digital. Berbagai macam wadah di internet untuk memfasilitasi hal tersebut dapat
dilakukan melalui mesin pencarian (Google, Yahoo, Bing), website, blog, dan media sosial.
Menurut Nasrullah (2015), media sosial adalah medium di internet yang
memungkinkan pengguna merepresentasikan dirinya maupun berinteraksi, bekerja sama,
berbagi, berkomunikasi dengan pengguna lain membentuk ikatan sosial secara virtual. Dalam
media sosial, ada tiga bentuk yang merujuk kepada makna bersosial yaitu pengenalan
(cognition), komunikasi (communicate) dan kerjasama (cooperation). Tidak dapat disangkal
bahwa sekarang ini media sosial telah menjadi cara baru masyarakat dalam berkomunikasi.
Hal ini berdampak pada berbagai sisi kehidupan masyarakat. Kehadiran media sosial telah
membawa dampak yang sangat signifikan dalam cara melakukan komunikasi.1
Di antara banyaknya jenis media sosial tersebut, media sosial yang diminati orang
Indonesia saat ini diantaranya Youtube, Facebook, Instagram, dan Twitter. Dalam
https://pojokpendidikan.or.id/ pada sebuah penelitian yang dilakukan oleh We Are Social
dan Hootsuite pada tahun 2018, menyatakan bahwa masyarakat Indonesia memiliki
jumlah pengguna media sosial yaitu mencapai 130 juta pengguna aktif yang
menggunakan berbagai situs media sosial seperti Instagram, Twitter, Facebook dan yang
lainnya.2,3

2.2 Penggunaan Media Sosial di Bidang Kesehatan

Menurut WHO, promosi kesehatan adalah proses mengupayakan individu-individu


dan masyarakat untuk meningkatkan kemampuan mereka mengandalkan faktor-faktor yang
mempengaruhi kesehatan sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatannya. Hasil
rumusan Konferensi Internasional Promosi Kesehatan di Ottawa, Canada menyatakan
bahwa promosi kesehatan adalah suatu proses untuk memampukan masyarakat dalam
memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka. Dengan kata lain, promosi kesehatan
adalah upaya yang dilakukan terhadap masyarakat sehingga mereka mau dan mampu
untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka sendiri.4
Berdasarkan hal tersebut, Indonesia merumuskan pengertian promosi kesehatan
adalah upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat melalui pembelajaran dari, oleh,
untuk dan bersama masyarakat agar mereka dapat menolong dirinya sendiri (mandiri) serta
mengembangkan kegiatan bersumber daya masyarakat sesuai sosial budaya setempat dan
didukung oleh kebijakan publik yang berwawasan kesehatan. Menggunakan media sosial
dapat meningkatkan akses masyarakat terhadap informasi kesehatan, serta
mempromosikan perubahan perilaku yang positif, dengan demikian media sosial dapat
berkolaborasi dan melengkapi promosi kesehatan yang selama ini masih konvensional.
Media sosial dapat menjadi alat yang unggul dengan jangkauan dan interaktivitas luas. 5,6,7

2.3 Efek Penggunaan Media Sosial terhadap Kesehatan Kulit dan Kelamin

Informasi dan edukasi mengenai kesehatan kulit dan kelamin tidak terbatas pada
berbagai macam penyakitnya, namun juga dapat berupa perawatan kulit, pencegahan penuaan
dini, hingga pemilihan produk perawatan kulit yang tepat. Minat masyarakat terhadap
kesehatan kulit dan kelamin terus meningkat dari waktu ke waktu. Hal ini dapat disebabkan
karena kulit adalah organ terluar yang menutupi dan melindungi seluruh permukaan tubuh
manusia, termasuk wajah. Sehingga, kulit sangat berpengaruh pada penampilan dan
kepercayaan diri seseorang.
Banyaknya materi informasi dan edukasi seputar kulit dan kelamin yang dapat
disampaikan ke masyarakat menjadikan media sosial sebagai pilihan yang mudah, murah,
dan efektif. Berdasarkan penelitian oleh Benedicta, et al (2022) yang meneliti mengenai
perancangan media edukasi untuk membantu remaja wanita dalam mengenal jenis kulit
sebelum menggunakan skincare, menunjukkan bahwa banyak responden yang malas mencari
tahu informasi lewat dokter, sehingga mereka lebih memilih untuk mencari jawaban secara
langsung di internet. Fakta ini menjadi salah satu alasan para ahli di bidang kulit dan kelamin
banyak memberikan edukasi secara cuma-cuma melalui platform media sosial mereka. Hal
ini disambut dengan baik oleh masyarakat, terbukti dari antusiasme mereka yang ditunjukkan
melalui banyaknya komentar positif yang diberikan. Selain itu, fitur pada media sosial
memungkinkan mereka untuk membagikan content informasi tersebut kepada teman,
keluarga, hingga pengguna media sosial lain yang tidak dikenal. Dengan kata lain,
pemanfaatan media sosial sebagai media penyajian untuk konten edukasi digital dapat
membantu para penggunanya dalam menambah ilmu pengetahuan maupun wawasan baru dan
juga membantu penggunanya dalam memahami materi edukasi atau pembelajaran yang
disajikan di platform media sosial.

2.4 Kerangka Konsep

Informasi Seputar Kesehatan Kulit dan


Kelamin

Pengaruh
Pengguna
Media
Media
Sosial
Sosial

= yang diteliti
Keterangan

Subjek penelitian yang diambil adalah orang umum pengguna media sosial. Seluruh subjek
penelitian yang diikutkan dalam penelitian ini diminta untuk menandatangani lembar
persetujuan (Informed Consent) secara daring melalui form online. Pemilihan subyek
penelitian dilakukan dengan metode simple random sampling.
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Hipotesis Penelitian


Media sosial bermanfaat dalam penyampaian informasi di bidang Dermatologi dan
Venereologi.

3.2 Jenis penelitian


Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode semi deskriptif
kuantitatif untuk mendeskripsikan atau menggambarkan karakteristik sesuatu dan menilai
pengaruh dari kondisi-kondisi yang tampak dengan menggunakan angka-angka.

3.3 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan secara daring pada bulan Juli - Agustus 2022.

3.4 Populasi dan Subjek Penelitian


Populasi dari penelitian ini adalah seluruh pengguna media sosial. Populasi terjangkau
adalah seluruh pengguna media sosial yang aktif menggunakan dalam 2 bulan terakhir.
Sampel penelitian adalah adalah populasi terjangkau yang memenuhi kriteria inklusi dan
eksklusi. Penelitian akan dikerjakan setelah mendapatkan persetujuan dari komite etik RSUD
Dr Saiful Anwar Malang. Seluruh subyek penelitian yang diikutkan dalam penelitian ini
diminta untuk menandatangani lembar persetujuan (Informed Consent) secara daring melalui
form online.

Pemilihan subjek penelitian dilakukan dengan metode simple random sampling.


Berikut ini adalah rumusan besar sampel untuk besar minimal subyek yang diikutkan dalam
penelitian ini. Teknis sampling yang di gunakan adalah menggunakan probability sampling.
Besaran sample yang digunakan berdasarkan rumus slovin dengan besaran N sebanyak 1000
sample, jika diketahui ukuran populasi (N) pada taraf signifikansi α (0,1) adalah:

n= N
1 + Nα2

Dimana :

n = Jumlah Sampel
N = Jumlah Populasi

α = Tingkat kesalahan dalam memilih anggota sampel yang ditolelir sebesar 10%

dari rumus diatas didapatkan nilai n = 1000 = 100 sampel


1 + 1000 (0,1)2

maka dapat disimpulkan, sampel pada penelitian ini menggunakan 199 orang responden.

3.5 Kriteria Inklusi dan Kriteria Eksklusi


3.5.1 Kriteria Inklusi
1. seluruh pengguna media sosial
2. Aktif menggunakan media sosial 2 bulan terakhir.
3. Bersedia menjadi responden.

3.5.2 Kriteria Eksklusi


1. Subyek yang tidak mengisi kuesioner

3.6 Besar Sampel


Berdasarkan rumus slovin

3.7 Alat dan Bahan


Kuesioner dalam bentuk google form

3.8 Prosedur Penelitian


3.8.1 Pemilihan Subyek Penelitian

Subjek diambil dari seluruh pengguna media sosial yang memenuhi kriteria inklusi
dan eksklusi. Seluruh subyek wajib memberikan informed consent secara online,
sebelum mengisi kuesioner google form yang akan dibagikan pada aplikasi whatsapp.
Data diambil dalam rentang waktu 1 bulan (juli-agustus).

3.8.2 Pengumpulan Data

Data dikumpulkan oleh peneliti dan diproses menggunakan software microsoft excel.
3.9 Batasan Operasional
1. Media sosial : platform digital yang menyediakan fasilitas untuk melakukan aktivitas
sosial bagi setiap penggunanya untuk berkomunikasi, mencari atau membagikan
informasi, yang termasuk dalam media sosial dalam kegiatan kali ini adalah
instagram, tiktok, twitter, youtube, dan facebook
2. Instagram : media berbasis gambar yanng dapat digunakan sebagai media komunikasi
dan informasi dalam bentuk foto atau video secara online
3. Tiktok : aplikasi jejaring sosial dan platform video yang dilengkapi dengan efek dan
musik yang digunakan untuk berbagi momen, informasi ataupun edukasi.
4. Twitter : jaringan informasi real-time yang menghubungkan penggunanya dengan
cerita, ide, pendapat dan berita terbaru tentang apa saja yang dianggap menarik oleh
banyak orang
5. Youtube : media untuk konten pembelajaran digital sangat beperan dalam membantu
para penggunanya dalam mempelajari berbagai pengetahuan dan bermanfaat dalam
mempermudah pemahaman karena pengguna tidak hanya mendengar tetapi juga dapat
melihat materi dan pembahasan materi secara langsung saat pembelajaran
6. Facebook : situs jejaring sosial yang memungkinkan pengguna dapat saling
berinteraksi dengan pengguna lainnya di seluruh dunia, dapat menciptakan halaman
pribadi, menambahkan teman, membuat dan mengupdate status, membagikan
berbagai jenis konten termasuk informasi dann edukasi
7. Pengaruh : suatu daya atau kekuatan yang ditimbulkan oleh media sosial dalam
membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang.
3.10 Alur Penelitian

Pengajuan proposal untuk Mendapatkan


mendapatkan kelaikan etik kelaikan etik

Subjek dikumpulkan dari


pengguna media sosial yang
aktif dalam 2 bulan terakhir

Penyebaran tautan
form kuisioner kepada
subjek beserta
informed consent
melalui media sosial

Pemberian informed Data dikumpulkan dan diolah


consent dan pengisian menggunakan Microsoft Excel
kuisioner oleh sampel

3.11 Analisis Data


3.11.1. Analisa Deskriptif

Metode deskriptif digunakan untuk menggambarkan mengenai fakta-fakta yang ada


secara faktual dan sistematis. Metode yang digunakan adalah sebagai berikut : hasil
pengoperasian variabel disusun dalam bentuk pertanyaan- pertanyaan (kuesioner/angket).
Dimana besar manfaat media sosial (variabel X1), besar manfaat instagram dr. Dhelya
(variabel X2) dan pengguna media sosial (variabel Y), setiap item dari kuesioner tersebut
memiliki sepuluh jawaban dengan bobot/nilai yang berbeda.

Setiap pilihan jawaban akan diberikan skor, maka responden harus menggambarkan,
mendukung pertanyaan (item positif) atau tidak mendukung pernyataan (item negatif). Skor
atas pilihan jawaban untuk kuesioner yang diajukan untuk pertanyaan positif dan negative.
Untuk mengertahui lebih jelas, maka penulis akan menyajikan skala likert pada tabel 3.3
seperti yang tersaji pada halaman selanjutnya.
Tabel 3.3 Skala Likert

No Alternatif Jawaban Bobot Nilai

Bila Positif Bila Negatif

1 1 1 10

2 2 2 9

3 3 3 8

4 4 4 7

5 5 5 6

6 6 6 5

7 7 7 4

8 8 8 3

9 9 9 2

10 10 10 1

Setiap pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan kedua variabel diatas


(variabel bebas dan variabel terikat) dalam operasionalisasi variabel ini semua variabel
diukur oleh instrumen pengukur dalam bentuk kuesioner yang memenuhi pertanyaan-
pertanyaan tipe skala likert.

Untuk menganalisis setiap pertanyaan atau indikator, hitung frekuensi jawaban setiap
kategori (pilihan jawaban) dan jumlahkan. Setelah setiap indikator mempunyai jumlah,
selanjutnya peneliti membuat garis kontinum.

(Nilai Jenjang Interval) = nilai tertinggi - nilai terendah


Jumlah kriteria pertanyaan

Setelah nilai rata-rata diketahui, maka hasil tersebut diinterpretasikan dengan alat bantu tabel
kontinum, yaitu sebagai berikut:

Tabel 3.4 Kategori Skala


Skala Kategori

1 1,90 1

1,91 2,80 2

2,81 3,70 3

3,71 4,60 4

4,61 5,50 5

5,51 6,40 6

6,41 7,30 7

7,31 8,20 8

8,21 9,10 9

9,11 10 10

- Indeks Minimum : 1
- Indeks Maksimum : 10
- Interval : 10 - 1 = 9
- Jarak Interval : ( 10-1 ) : 10 = 0,9

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1,90 2,80 3,70 4,60 5,50 6,40 7,30 8,20 9,10 10

Gambar 3.1 Garis Kontinum

DAFTAR PUSTAKA
1. Puspitarini, D.S. and Nuraeni, R., 2019. Pemanfaatan Media Sosial Sebagai Media
Promosi. Jurnal Common, 3(1), pp.71-80.
2. Pojok Pendidikan (2018) “Media Sosial Untuk Pembelajaran”.
https://pojokpendidikan.or.id/media-sosial- untuk-pembelajaran/
3. APJJI (2020). “Laporan Survei Internet APJJI 2019-2020 (Q2)”.
https://apjii.or.id/survei
4. Notoatmodjo, S. (2010). Promosi Kesehatan Teori & Aplikasi. Edisi Revisi. Jakarta:
Rineka Cipta
5. Bacigalupe, Gonzalo (2011) Is There a Role for Social Technologies in
Collaborative Healthcare?. Families, Systems, & Health, 2011, Vol. 29, No. 1,
1–14 DOI:10.1037/a0022093
6. Levac & Sullivan (2018) Interactive social media interventions for health
behavior change, health outcomes, and health equity in the adult population
Cochrane Database of Systematic Reviews 2018, Issue 2. Art. No.: CD012932:
doi:10.1002 /14651858.CD012932. www.cochranelibrary.com
7. Korda & Itani (2013) Health Promotion Practice, Downloaded from
hpp.sagepub.com : DOI: 10.1177/1524839911405850 January 2013 Vol. 14, No. 1
15–23

Anda mungkin juga menyukai