Oleh :
Adela Syahayun Hasibuan
P07534022049
Oleh :
Adela Syahayun Hasibuan
P07534022049
Judul Program : Cegah Stunting Untuk Masa Depan Anak Yang Gemilang
1. Mitra Program : Jl. M. Nawi Harahap No, 2 Binjai, Kec Medan Denai
2. Ketua :
a. Nama : Adela syahayun hasibuan
b. NIM : P07534022049
c. Jurusan/Fakultas : Teknologi Laboratorium Medik
d. Perguruan Tinggi : Politeknik Kesehatan Medan
3. Anggota
a. Jumlah Anggota : 3 orang
b. Nama Anggota I / NIM : Grace Martha/ P07523022064
c. Nama Anggota II / NIM : Maria Manurung / P07534022071
d. Nama Anggota III / NIM : Jessey CM / P07534022068
4. Mitra
a. Nama Mitra : puskesmas desa binjai
b. Alamat Mitra : JL M. Nawi Harahap N0, 2 Binjai Kec Medan Denai
A. DASAR TEORI
Penyuluhan promosi kesehatan merupakan bagian dari proses penyuluhan kesehatan yang tidak
terlepas dari komunikasi. Komunikasi adalah proses berbagi informasi melalui berbagai media. Berbagai
bentuk komunikasi antar manusia yang ada yaitu, komunikasi interpersonal, komunikasi dalam kelompok
kecil, komunikasi organisasi komunikasi publik dan komunikasi masa.
Penyuluhan kesehatan merupakan bagian dari komunikasi manusia, yang dititik beratkan pada isu
kesehatan. Pelaksanaan penyuluhan kesehatan bisa dalam bentuk verbal atau non verbal, oral atau tulisan,
personal atau impersonal hanya membicarakan isu yang sedang berkembang atau membicarakan hal lain
yang berkaitan dengan isu yang ada. Menurut Undang-undang Kesehatan Republik Indonesia No. 23
Tahun 1992, Penyuluhan kesehatan masyarakat diselenggarakan untuk mengubah perilaku seseorang atau
kelompok masyarakat agar hidup sehat melalui komunikasi, informasi, dan edukasi. Selain itu,
penyuluhan kesehatan bertujuan untuk memberdayakan individu, kelompok dan masyarakat dalam
memelihara,meningkatkan dan melindungi kesehatan, melalui peningkatan pengetahuan, kemauan dan
kemampuan, serta mengembangkan iklim yang mendukung, yang dilakukan dari, olehdan untuk
masyarakat, sesuai dengan sosial budaya dan kondisisetempat.
Penyuluhan kesehatan dalam perkembangannya dikenal menggunakan beberapa metode, yaitu
dengan metode langsung dan metode tidak langsung. Penyuluhan kesehatan dengan metode langsung
adalah komunikasi yang dilakukan tanpa melalui perantara, dimana penyuluh berbicara langsung kepada
seseorang atau sekelompok orang, melalui tanya jawab perorangan, ceramah kelompok dan konseling.
Penyuluhan tidak langsung adalah penyuluhan yang dilakukan melalui alat bantu atau media perantara
seperti radio, video, flipchart, poster, booklet, leaflet dan pameran. Penyuluhan kesehatan dapat dilakukan
secara lisan tanpa media komunikasi, namun cara ini biasanya tidak dapat menjangkau seluruh sasaran
dalam jumlah besar dan jarak yang luas, sehingga untuk itu diperlukan media komunikasi (Hoetasoehoet,
2003)
B. TUJUAN
Praktikum ini bertujuan untuk:
1. Menyusun proposal penyuluhan promosi kesehatan
C. INDIKATOR BELAJAR
Setelah menyelesaikan praktikum ini, mahasiswa diharapkan mampu:
1. Melakukan analisis situasi dan permasalahan kesehatan di masyarakat
2. Merumuskan permasalahan kesehatan di masyarakat
3. Menentukan metode dan rencana tindakan penyuluhan kesehatan di masyarakat
D. KEGIATAN PRAKTIKUM
Praktikum 1. Penyusunan Proposal Penyuluhan kesehatan masyarakat
Prosedur kerja:
1. Mahasiswa membentuk kelompok dengan anggota 6-7 orang
2. Mahasiswa menentukan mitra penyuluhan
3. Mahasiswa melakukan survey dan identifikasi permasalahan mitra, beserta rencana aksi
penyuluhan yang akan dilakukan
4. Menyusun proposal penyuluhan kesehatan (format proposal terlampir)
5. Mengkonsultasikan hasil penulisan proposal kepada asisten praktikum, konsultasi akhir kepada
dosen pengampu praktikum
Daftar Pustaka
Hoetasoehoet AM. 2003. Media Komunikasi Dalam: Media Komunikasi dan Saluran Komunikasi.
Jakarta; IISIP. 1- 10
Northouse LL, Northouse PG. 1998. An Introduction to Health Communication. In Health Communication.
Strategies for Health Professionals.America; Appleton & Lange. 1-22
Undang-undang Kesehatan Republik Indonesia No. 23 Tahun 1992 Tentang Kesehatan. Departemen
Kesehatan Indonesia. Jakarta
SISTEMATIKA USULAN PROGRAM PENYULUHAN TLM
Sampul Muka
Halaman
Pengesahan
I. Analisis Situasi
Stunting di Kota Medan tercatat sekitar 17.4% yang menyumbangkan angka prevalensi stunting
terbesar untuk Sumatera Utara. Pemkot Medan telah menyiapkan anggaran sebanyak Rp198 miliar
untuk mengatasi permasalahan stunting tersebut. Kurangnya pengetahuan orang tua tentang
kesehatan dan gizi bagi balita di Lingkungan II Kelurahan Binjai Kecamtan Medan Denai juga
menyebabkan banyaknya balita yang kurang sehat atau bergizi buruk sehingga menyebabkan anak
stunting.
Berdasarkan data dari Puskesmas Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai tahun 2019 bahwa
sebanyak 25 orang anak yang mengalami stunting dan sebanyak 5 orang anak bertempat tinggal
dan merupakan warga di Lingkungan II Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai. Selain itu
dengan melihat fakta yang ada di lapangan kurangnya minat orang tua untuk menambah
pengetahuan mengenai kesehatan dan gizi bagi balita.
Jika hal ini tidak diperhatikan maka anak-anak yang stunting akan menderita gizi buruk sehingga
mengakibatkan double burden masalah gizi.Untuk melihat penyebab stunting lebih jauh, Dinas
Kesehatan Kabupaten Kubu Raya bekerjasama dengan program MELAYANI telah melakukan
analisis situasi berdasarkan data konvergensi untuk melihat penyebab stunting secara lebih
mendalam.
Upaya ini bertujuan agar anak-anak Indonesia dapat tumbuh dan berkembang secara optimal dan
maksimal, dengan disertai kemampuan emosional, sosial, dan fisik yang siap untuk belajar, serta
mampu berinovasi dan berkompetisi di tingkat global. Harapannya adalah dengan
diadakannya penyuluhan stunting di wilayah Desa Kalibening kesadaran masyarakat terkait
tumbuh kembang anak semakin diperhatikan dan meningkat, sehingga bisa mencegah
terjadinya stunting dan menurunkan prosentase stunting di Indonesia khususnya di Desa
Kalibening, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang.
Stunting merupakan masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang kurang
dalam waktu cukup lama akibat pemberian makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi.
Stunting terjadi mulai janin masih dalam kandungan dan baru nampak saat anak berusia dua tahun
Stunting (kerdil) adalah kondisi dimana balita memiliki panjang atau tinggi badan yang kurang
jika dibandingkan dengan umur. Kondisi ini menunjukkan status gizi yang kurang (malnutrisi)
dalam jangka waktu yang lama (kronis) (Candra, 2020).
Stunting pada anak menjadi permasalahan karena berhubungan dengan meningkatnya risiko
kesakitan dan kematian, gangguan pada perkembangan otak, gangguan terhadap perkembangan
motorik dan terhambatnya pertumbuhan mental anak (Rahayu et al., 2018).
Menurut WHO (2017) dampak yang ditimbulkan apabila seorang anak mengalami stunting
terbagi menjadi dampak jangka pendek dan jangka panjang. Dampak jangka pendek yang akan
dialami dapat meningkatkan kejadian kesakitan dan kematian serta menghambat proses
perkembangan kognitif, motorik, dan verbal pada anak. Sedangkan dalam jangka panjang, anak
akan memiliki postur tubuh yang tidak optimal (lebih pendek dari anak seusianya), meningkatnya
risiko terkena obesitas, dan menurunnya produktivitas dan kapasitas kerja.
Metode pendekatan yang ditawarkan untuk mendukung realisasi program penyuluhan kepada
masyarakat yakni sebagau berikut :
Wawancara langsung dengan warga setempat, kemudian diidentifikasi permasalahan
yaitu pencegahan stunting.
Memberikan penjelasan materi melalui media LCD proyektir, dan dilanjut oleh sesi tanya
sesi diskusi dan diakhiri dengan sesi tanya jawab.
Puskesmas Desa Binjai berada di Jl. M. Nawi Harahap No, 2 Binjai, Kec Medan Denai
4. Indikator kinerja
Daftar
Pustaka
Lampiran
1. Materi penyuluhan
(Uraikan materi penyuluhan yang diberikan, sertakan media penyuluhan yang telah dibuat,
slide presentasi, brosur, dll)
2. Kuesioner penyuluhan
(Jelaskan format kuesioner yang diberikan pada saat penyuluhan berlangsung)
3. Riwayat hidup