Anda di halaman 1dari 9

Karya ilmiah

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas


Belum Diperiksa
Langsung ke: navigasi, cari
Artikel ini perlu dirapikan agar memenuhi standar Wikipedia
Merapikan artikel bisa berupa membagi artikel ke dalam paragraf atau wikifikasi artikel.
Setelah dirapikan, tolong hapus pesan ini.
Artikel ini tidak memiliki referensi sumber tepercaya sehingga isinya tidak
bisa diverifikasi.
Bantulah memperbaiki artikel ini dengan menambahkan referensi yang layak.
Artikel yang tidak dapat diverifikasikan dapat dihapus sewaktu-waktu oleh Pengurus.
Tag ini diberikan tanggal 2010

Karya Ilmiah atau dalam bahasa Inggris (scientific paper) adalah laporan tertulis dan
dipublikasi yang memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan
oleh seseorang atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang
dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan. Terdapat berbagai jenis karangan
ilmiah, antara lain laporan penelitian, makalah seminar atau simposium , artikel
jurnal, yang pada dasarnya kesemuanya itu merupakan produk dari kegiatan ilmuwan.
Data, simpulan, dan informasi lain yang terkandung dalam karya ilmiah tersebut
dijadikan acuan (referensi) bagi ilmuwan lain dalam melaksanakan penelitian atau
pengkajian selanjutnya. Di perguruan tinggi, khususnya jenjang S1, mahasiswa dilatih
untuk menghasilkan karya ilmiah, seperti makalah, laporan praktikum, dan skrispsi
(tugas akhir). Yang disebut terakhir umumnya merupakan laporan penelitian berskala
kecil tetapi dilakukan cukup mendalam. Sementara itu makalah yang ditugaskan
kepada mahasiswa lebih merupakan simpulan dan pemikiran ilmiah mahasiswa
berdasarkan penelaahan terhadap karya-karya ilmiah yang ditulis pakar-pakar dalam
bidang persoalan yang dipelajari. Penyusunan laporan praktikum ditugaskan kepada
mahasiswa sebagai wahana untuk mengembangkan kemampuan menyusun laporan
penelitian. Dalam beberapa hal ketika mahasiswa melakukan praktikum, ia sebetulnya
sedang melakukan
Langkah Praktis Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Sunday, 7 December 2008 (12:49) | 1 pembaca | 43 komentar

JUDUL :
Judul PTK hendaknya dinyatakan dengan akurat dan padat permasalahan serta bentuk
tindakan yang dilakukan peneliti sebagai upaya pemecahan masalah. Formulasi judul
hendaknya singkat, jelas, dan sederhana namun secara tersirat telah menampilkan
sosok PTK bukan sosok penelitian formal. Judul ditulis dalam halaman judul yang
dilengkapi dengan identitas peneliti (nama dan NIP guru), lembaga/satuan pendidikan
tempat guru bekerja, dan bulan dan tahun penulisan PTK.

KATA PENGANTAR

HALAMAN PERSETUJUAN (bila diperlukan, lazimnya diketahui dan


ditandatangani oleh pimpinan/kepala sekolah setempat)

DAFTAR ISI

DAFTAR LAMPIRAN

ABSTRAK : (Berisi judul, nama peneliti, uraian singkat PTK. Ditulis satu spasi
dengan jumlah kata kurang lebih 250 kata. Disertai kata kunci)

BAB I. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah (Dalam latar belakang permasalahan ini hendaknya


diuraikan urgensi penanganan permasalahan yang diajukan itu melalui PTK.
Untuk itu, harus ditunjukkkan fakta – fakta yang mendukung, baik yang
berasal dari pengamatan guru selama ini maupun dari kajian pustaka.
Dukungan berupa hasil penelitian –penelitian terdahulu, apabila ada juga akan
lebih mengokohkan argumentasi mengenai urgensi serta signifikansi
permasalahan yang akan ditangani melalui PTK yang diusulkan itu.
Karakteristik khas PTK yang berbeda dari penelitian formal hendaknya
tercermin dalam uraian di bagian ini.)
2. Perumusan Masalah (Permasalahan yang diusulkan untuk ditangani melalui
PTK itu dijabarkan secara lebih rinci dalam bagian ini. Masalah hendaknya
benar – benar di angkat dari masalah keseharian di sekolah yang memang
layak dan perlu diselesaikan melalui PTK. Sebaliknya permasalahan yang
dimaksud seyogyanya bukan permasalahan yang secara teknis metodologik di
luar jangkauan PTK. Uraian permasalahan yang ada hendaknya didahului oleh
identifikasi masalah, yang dilanjutkan dengan analisis masalah serta diikuti
dengan refleksi awal sehingga gambaran permasalahan yang perlu di tangani
itu nampak menjadi perumusan masalah tersebut. Dalam bagian ini dikunci
dengan perumusan masalah tersebut. Dalam bagian inipun, sosok PTK harus
secara konsisten tertampilkan.)
3. Tujuan Penelitian (Tujuan PTK hendaknya dirumuskan secara jelas.paparkan
sasaran antara dan akhir tindakan perbaikan.perumusan tujuan harus konsisten
dengan hakekat permasalahan yang dikemukakan dalam bagian – bagian
sebelumnya. Dengan sendirinya,artikulasi tujuan PTK berbeda dari tujuan
formal. Sebagai contoh dapat dikemukakan PTK di bidang IPA yang bertujuan
meningkatkan prestasi siswa dalam mata pelajaran IPA melalaui penerapan
strategi PBM yang baru, pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar
mengajar dan sebagainya. Pengujian dan/atau pengembangan strategi PBM
baru bukan merupakan rumusan tujuan PTK. Selanjutnya ketercapaian tujuan
hendaknya dapat diverfikasi secara obyektif. Syukur apabila juga dapat
dikuantifikasikan.) Disamping tujuan PTK, juga perlu diuraikan kemungkinan
kemanfaatan penelitian. Dalam hubungan ini, perlu dipaparkan secara spesifik
keuntungan – keuntungan yang dijanjikan, khususnya bagi siswa sebagai
pewaris langsung (direct beneficiaries) hasil PTK, di samping bagi guru
pelaksana PTK, bagi rekan – rekan guru lainnya serta bagi para dosen LPTK
sebagai pendidik guru. Berbeda dari konteks penelitian formal, kemanfaatan
bagi pengembangan ilmu. Teknologi dan seni tidak merupakan prioritas dalam
konteks PTK, meskipun kemungkinan kehadirannya tidak ditolak
4. Manfaat Penelitian (Menjelaskan manfaat penelitian ini untuk
penambahan/pengembangan wawasan, manfaat aplikasi hasil penelitian bagi
keberhasilan pembelajaran siswa, bagi guru, sekolah dan mungkin pihak lain
yang relevan dengan pemanfaatan hasil penelitian ini)

BAB II. LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

1. Tinjauan Pustaka (Pada bagian ini diuraikan landasan substantive dalam arti
teoritik dan/atau metodologik yang dipergunakan peneliti dalam menentukan
alternative, yang akan diimplementasikan. Untuk keperluan itu, dalam bagian
ini diuraikan kajian baik pengalaman peneliti pelakju PTK sendiri nyang
relevan maupun pelaku – pelaku PTK lain disamping terhadap teori – teori
yang lazim termuat dalam berbagai kepustakaan. Argumentasi logic dan
teoretik diperlukan guna menyusun kerangka konseptual. Aras kerangka
konseptual yang disusun itu, hipotesis tindakan dirumuskan.)
2. Kerangka Pemikiran
3. Hipotesis Tindakan

BAB III METODE PENELITIAN (CARA PENELITIAN)

1. Setting Penelitian Pada bagian ini disebutkan di mana penelitian tersebut


dilakukan, di kelas berapa dan bagaimana karakteristik dari kelas tersebut
seperti komposisi siswa pria dan wanita, latar belakang kemampuan akademik,
kesulitan-kesulitan/kendala-kendala yang dihadapi siswa dalam pembelajaran,
latarbelakang sosial dan ekonomi yang mungkin relevan dengan permasalahan
dan lain sebagainya. Aspek substantive kompetensi dan permasalahan yang
dihadapi siswa dalam mata pelajaran pada kelas yang diteliti seperti IPA atau
IPS atau Matematika kelas II SMP, juga dikemukakan pada bagian ini.
2. Subjek Penelitian (Pada bagian ini dijelaskan jumlah dan deskripsi siswa)
3. Variabel Penelitian (faktor yang diselidiki) Pada bagian ini ditentukan variabel
– variabel penelitian yang dijadikan titik – titik incar untuk menjawab
permasalahan yang dihadapi. Variabel tersebut dapat berupa (1) variabel input
yang terkait dengan siswa, guru, bahan pelajaran, sumber belajar, prosedur
evaluasi, lingkungan belajar, dan lain sebagainya; (2) variabel proses
pelanggaran KBM seperti interaksi belajar-mengajar, keterampilan bertanya,
guru, gaya mengajar guru, cara belajar siswa, implementasi berbagai metode
mengajar di kelas, dan sebagainya, dan (3) varaibel output seperti rasa
keingintahuan siswa, kemampuan siswa mengaplikasikan pengetahuan,
motivasi siswa, hasil belajar siswa, sikap terhadap pengalaman belajar yang
telah digelar melalui tindakan perbaikan dan sebagainya.
4. Teknik pengumpulan data (Data dan Cara Pengambilannya) Pada bagian ini
ditunjukkan dengan jelas jenis data yang akan dikumpulkan yang berkenaan
dengan baik proses maupun dampak tindakan perbaikan yang di gelar, yang
akan digunakan sebagai dasar untuk menilai keberhasilan atau
kekurangberhasilan tindakan perbaikan pembelajaran yang dicobakan. Format
data dapat bersifat kualitatif, kuantitatif, atau kombinasi keduanya. Di samping
itu teknik pengumpilan data yang diperlukan juga harus diuraikan dengan jelas
seperti melalui pengamatan partisipatif, pembuatan juranal harian, observasi
aktivitas di kelas (termasuk berbagai kemungkinan format dan alat bantu
rekam yang akan digunakan)penggambaran interaksi dalam kelas (analisis
sosiometrik), pengukuran hasil belajar dengan berbagai prosedur asesmen dan
sebagainya.selanjutnya dalam prosedur pengumpulan data PTK ini tidak boleh
dilupakan bahwa sebagai pelaku PTK, para guru juga harus aktif sebagai
pengumpul data, bukan semata – mata sebagai sumber data. Akhirnya semua
teknologi pengumpulan data yang digunakan harus mendapat penilaian
kelaikan yang cermat dalam konteks PTK yang khas itu. Sebab meskipun
mungkin saja memang menjanjikan mutu rekaman yang jauh lebih baik.
Penggunaan teknologi perekaman data yang canggih dapat saja terganjal keras
pada tahap tayang ulang dalam rangka analisis dan interpretasi data.
5. Indikator Kinerja (Pada bagaian ini tolak ukur keberhasilan tindakan
perbaikan ditetapkan secara eksplisit sehingga memudahkan verifikasinya
untuk tindak perbaikan melalui PTK yang bertujuan mengurangi kesalahan
konsep siswa misalnya perlu ditetapkan kriteria keberhasilan dalam bentuk
pengurangan (jumlah, jenis dan atau tingkat kegawatan) miskonsepsi yang
tertampilkan yang patut diduga sebagai dampak dari implementasi tindakan
perbaikan yang dimaksud.)
6. Analisis Data (Pada bagian ini menjelaskan teknik, tata cara/prosedur dalam
menganalisis data, baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Bentuk/jenis data
dan uji statistic yang digunakan juga dijelaskan, misalnya rumus uji statistic
dan lain-lainnya)
7. Prosedur Penelitian (langkah-langkah PTK) Pada bagian ini digambarkan
rencana tindakan untuk meningkatkan pembelajaran, seperti : (1) Perencanaan,
yaitu persiapan yang dilakukan sehubungan dengan PTK yang diprakarsai
seperti penetapan entry behavior. Pelancaran tes diagnostic untuk
menspesifikasi masalah. Pembuatan scenario pembelajaran, pengadaan alat–
alat dalam rangka implementasi PTK, dan lain–lain yang terkait dengan
pelaksanaan tindakan perbaikan yang telah ditetapkan sebelumnya. Disamping
itu juga diuraikan alternatif solusi yang akan dicobakan dalam rangka
perbaikan masalah, (2) Implementasi Tindakan yaitu deskripsi tindakan yang
akan di gelar. Scenario kerja tindakan perbaikan dan prosedur tindakan yang
akan diterapkan, (3) Observasi dan Interpretasi yaitu uraian tentang prosedur
perekaman dan penafsiran data mengenai proses dan produk dari implementasi
tindakan perbaikan yang dirancang, dan (4) Analisis dan Refleksi yaitu uraian
tentang prosedur analisis terhadap hasil pemantauan dan refleksi berkenaan
dengan proses dan dampak tindakan perbaikan yang akan digelar, personel
yang akan dilibatkan serta kriteria dan rencana bagi tindakan siklus/daur
berikutnya.
BAB IV HASIL PENELITIAN

1. Siklus I
2. Siklus II
3. Siklus III
4. Siklus berikutnya (jika ada)
5. Pembahasan antar siklus

Uraian tiap siklus meliputi: (a) Perencanaan tindakan (Skenario pembelajaran), (b)
Pelaksanaan tindakan (deskripsi proses pembelajaran), (c) Pelaksanaan observasi
(sajian hasil analisis data), dan (d) Refleksi (kajian terhadap indikator kinerja terhadap
hasil dan proses pembelajaran dan analisis kritis hasil tiap siklus).

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

1. Simpulan
2. Saran

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN

Semoga ada manfaatnya bagi rekan-rekan sejawat yang hendak melakukan penelitian
melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

Contoh proposal bisa diunduh di sini. ***

Sumber: Langkah Praktis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) | MGMP BAHASA


INDONESIA SMP http://mgmpbismp.co.cc/2008/12/07/langkah-praktis-penelitian-
tindakan-kelas-ptk/#ixzz14UP0pR7e
Under Creative Commons License: Attribution Non-Commercial Share Alike
PENULISAN KARYA ILMIAH:
ARTIKEL ILMIAH
Posted by: mgmp1 on: 11 Maret 2009

 In: Wawasan
 Comment!

Oleh: Prof. Dr. Imam Suyitno, M.Pd

Situasi Menulis Karya Ilmiah


Dalam menulis ilmiah, penulis berada dalam situasi formal ilmiah. Tujuan penulisan
ilmiah ini adalah menyampaikan hasil pemikiran logis dan pengkajian empiris dengan
prinsip logiko-hipotetiko-verifikatif. Isi/subjek/topik yang disampaikan berupa (a)
kebenaran ilmiah, (b) pengetahuan, (c) pemahaman, (d) penjelasan, (e) peramalan,
dan (f) penerapan. Lingkungan tempat menulis ilmiah adalah lingkungan masyarakat
akademik.
Pembaca tulisan ilmiah adalah ilmuwan.

Tahapan Penulisan Ilmiah


1. Tahap Pemilihan Topik atau Pokok Bahasan
2. Tahap Pengumpulan Informasi dan Bahan
3. Tahap Evaluasi Informasi dan Bahan
4. Tahap Pengelolaan Pokok-pokok Pikiran
5. Tahap Penulisan
6. Tahap Penyuntingan

Keterampilan yang diperlukan dalam menulis ilmiah


1. Keterampilan bahasa (ejaan, pilihan dan bentikan kata, kalimat, paragraf)
2. Keterampilan penyajian (sistematika penyajian judul, subjudul, sub-subjudul)
3. Keterampilan perwajahan (format, ukuran kertas, jenis kertas, tipe huruf,
penjilidan, bibliografi, apendiks, lampiran)

Hal penting dalam penulisan ilmiah:


1. Gaya penulisan dalam membuat pernyataan ilmiah harus jelas dan tepat dalam
penyampaian pesan yang bersifat reproduktif dan impersonal.
2. Teknik notasi dalam menyebutkan sumber dari pengetahuan ilmiah yang
dipergunakan dalam penulisan
3. Penulisan ilmiah harus menggunakan bahasa yang baik dan benar.
4. Karena bersifat reproduktif, penerima pesan harus mendapat kopi yang sama
dengan si pemberi pesan.
5. Karena bersifat impersonal, tulisan ilmiah tidak boleh menggunakan pernyataan
yang menggunakan kata ganti penulisnya.
6. Dalam tulisan ilmiah, sering digunakan kalimat pasif.
7. Pembahasan secara ilmiah mengharuskan kita berpaling kepada pengetahuan-
pengetahuan ilmiah sebagai premis argumentasi (sumber kutipan).
8. Teknik notasi ilmiah dapat menggunakan catatan kaki, tapi lebih disarankan
menggunakan teknik kutipan dan umber rujukan.

Kecenderungan sikap ilmiah


1. Keinginan mengetahui dan memahami
2. Kecondongan bertanya semua hal
3. Kecondongan mencari data dan makna
4. Kecondongan menuntut pengujian empiris
5. Penerapan logika
6. Kecermatan dalam memeriksa pakal pikir

Baca selengkapnya…klik –>

Ciri Tulisan Ilmiah


1. Empiris: informasi yang disampaikan bersifat faktual yang diperoleh berdasarkan
hasil pengamatan, kajian pustaka, penelitian.
2. Sistematis: adanya keteraturan, keterkaitan, dan ketergantungan antarbagian
3. Objektif: bebas dari prasangkan perorangan/pribadi
4. Analitis: berusaha membeda-bedakan pokok soalnya ke dalam bagian yang lebih
rinci.
5. Verifikatif: mengandung kebenaran ilmiah yang dapat diuji

Sumber kesesatan dalam berpikir ilmiah


1. Penggunaan istilah yang tidak tepat dapat menimbulkan kesalahan penafsiran
2. Hal yang tidak relevan dicantumkan dalam karya tulis, misalnya mencantumkan
perasaan pribadi, sehingga tidak berpusat pada apa yang dipikir tapi pada siapa yang
diajak berpikir.
3. Apa yang ada dalam kausalitas logis, belum tentu ada dalam kausalitas empiris.
4. Penggunaan definisi sebagai pangkal pikir yang salah.
5. Penghindaran dari sumber kutipan yang menantang gagasannya, sehingga tidak
mau menerimanya (Kaum pragmatis tidak mau memperhatikan pandangan kaum
analis yang kompleks)
Membangun Penerimaan, Penghargaan, dan Kepercayaan Pembaca

Anjuran:
1. Lakukan penelitian/pengamatan untuk mencari bukti penunjang yang mendukung
topik tulisan
2. Tunjukkan adanya kematangan berpikir
3. Bersikaplah sadar akan adanya perbedaan pendapat/ pandangan dari orang lain
terhadap topik tulisannya
4. Gunakan nada positif dan menghindari keragu-raguan
5. Berasumsilah bahwa pembaca itu pandai

Larangan:
1. Jangan membuat pembaca bosan
2. Jangan memberikan informasi yang tidak perlu
3. Jangan membuat bingung pembaca
4. Jangan menyerang pembaca yang tidak sependapat
5. Jangan mengecewakan pembaca
6. Jangan menggunakan nada yang bersifat apologi terhadap hal yang ditulisnya
7. Jangan menyampaikan masalah/kasus dengan pernyataan yang berlebihan
8. Jangan menggunakan bahasa yang ekstrim dan emosional

Komponen Menulis dapat Berubah


1. Topik tulisan dari situasi yang satu ke situasi yang lain beragam
2. Dalam situasi yang berbeda, topik yang sama dapat ditulis secara berbeda
3. Ketika menulis, fokus tulisan sering berubah
4. Tujuan menulis banyak dipengaruhi oleh pengetahuan dan sikap penulis terhadap
topik yang ditulis
5. Pembaca memiliki minat, latar belakang, dan alasan yang berbeda dalam membaca
teks yang sama
6. Sikap penulis terhadap pembaca sering mengalami perubahan
7. Lingkungan/situasi/tempat menulis banyak mengalami perubahan dari waktu ke
waktu

Karakteristik Tulisan yang Baik


1. Mengomunikasikan maksud, pikiran, pendapat, dan perasaan secara efektif dan
efisien kepada pembaca
2. Signifikan atau Bermakna: (a) menyampaikan informasi yang belum diketahui
pembaca, (b) menghibur dengan memberikan informasi yang menarik, dan (c)
memotivasi pembaca untuk berpikir/bertindak lebih lanjut
3. Jelas: (a) menggunakan struktur kalimat efektif, (b) memilih kata yang beracuan
konkret, bukan acuan abstrak, (c) menghindari jargon yang tidak umum, dan (d)
menyampaikan isi dengan bahasa yang sesuai dengan kondisi pembaca
4. Utuh atau Lengkap: (a) semua gagasan dalam paragraf mendukung topik utama, (b)
setiap gagasan penjelas mengembangkan topik utama, dan (c) tidak ada gagasan yang
sumbang.
5. Hemat/Efisien: tidak ada kata-kata yang mubazir
6. Kaidah Bahasanya Berterima
7. Memiliki Kekuatan/Energi, yakni menggunakan istilah/kata-kata yang tegas

Macam-macam Karya Ilmiah


1. Artikel ilmiah: karya tulis yang dirancang untuk dimuat di jurnal atau buku
kumpulan artikel, ditulis dengan tatacara ilmiah, dan disesuai dengan konvensi
ilmiah yang berlaku. Artikel dapat dipilah menjadi dua (a) artikel hasil penelitian, dan
(b) artikel nonpenelitian.
2. Makalah ilmiah: karya tulis yang memuat hasil pemikiran tentang masalah,
disusun secara sistematis dan runtut, dan disertai analisis yang logis dan objektif.
Makalah dibedakan menjadi dua (a) makalah teknis, dan (b) makalah nonteknis
3. Laporan Penelitian: karya tulis yang berisi paparan proses dan hasil penelitian

Ini bukan karya ilmiah


1. Rangkuman dari sebuah artikel
2. Pengulangan gagasan orang lain dengan tidak kritis
3. Kumpulan dari kutipan
4. Pendapat pribadi yang tidak substansial
5. Pengutipan pendapat orang lain tanpa penyebutan sumber pengambilan

Komponen –komponen Menulis


1. Topik/Subjek/Hal yang akan ditulis
2. Pembaca/Audien
3. Tujuan Menulis: (a) menyampaikan informasi, (b) meyakinkan pembaca, (c)
mengajak pembaca, (d) menghibur pembaca, (e) dsb.
4. Lingkungan/Situasi/Tempat Menulis: (a) fasilitas yang tersedia, (b) kondisi fisik,
(c) waktu yang tersedia, (d) situasi politik, (e) masalah budaya, (f) bahasa yang
digunakan, dan (g) dst.

Anda mungkin juga menyukai