A. PENDAHULUAN
Seorang guru mempunyai standar kompetensi yang harus dicapai dan dikembangkan.
Rincian standar kompetensi tersebut tertuang dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI
Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru. Dari
sekian standar, salah satu adalah melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK
merupakan penelitian pendidikan yang lebih khusus untuk mengatasi permasalahan dalam
kelas. Creswell (2012: 577) menyebutkan PTK digunakan ketika seorang guru mempunyai
masalah yang berkaitan dengan pendidikan yang perlu dipecahkan. Creswell (2012: 577)
mendefinisikan PTK sebagai sebuah prosedur yang sistematis yang dilakukan oleh guru (atau
orang yang berkecimpung dalam bidang pendidikan) untuk mengumpulkan informasi tentang,
dan kemudian meningkatkan, cara guru merencanakan, mengajar, dan cara siswa belajar.
PTK menjadi salah satu agenda yang eru dilakukan guru, tetapi kondisi di lapangan
memunjukkan guru mengalami kendala dalam melakukan PTK. Penelitian Harli (2015) pada
30 guru SD di Gugus I Kecamatan Bunder, Kabupaten Gunungkidul menunjukkan bahwa guru
mengalami kendala dalam menyusun kalimat ilmiah. Kendala menyusun kalimat ilmiah ini ju
merupakan kesulita dalam menyusun proposal PTK. Oleh karena itu, berdasarkan permasalahn
tersebut, dalam makalah ini akan dibahas mengenai petunjuk penulisan PTK.
B. PEMBAHASAN
1. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan sebuah proses investigasi terkendliyang
berulang (siklik) dan bersifat reflektif mandiri, yang memiliki tujuan untuk melakukan
perbaikan-perbaikan terhadap sistem, proses, isi, atau situasi kelas-pembelajaran (Paidi, 2011).
PTK dilaksanakan di dalam kelas saat pembelajaran berlangsung dengan tujuan untuk
memperbaiki atau meningkatkan kualitas pembelajaran. PTK dapat juga spesifik fokus pada
kelas atau pada proses pembelajaran yang terjadi di dalam kelas.
Berdasarkan cakupan permasalahannya, seorang guru akan dapat menemukan
penyelesaian masalah yang terjadi di kelasnya melalui PTK. Hal ini dapat dilakukan dengan
menerapkan berbagai ragam teori dan teknik pembelajaran yang relevan. Selain itu, PTK
dilaksanakan secara bersamaan dangan pelaksanaan tugas utama guru yaitu mengajar di dalam
kelas, tidak perlu harus meninggalkan siswa. Dengan demikian, PTK merupakan suatu bentuk
penelitian yang melekat pada guru, yaitu mengangkat masalah-masalah aktual yang dialami
oleh guru di lapangan. Dengan melaksanakan PTK, diharapkan guru memiliki peran ganda
yaitu sebagai praktisi dan sekaligus peneliti (Tim Pelatih Pengawas Sekolah, 2008).
Guru sebagai seorang peneliti perlu menyajikan hasil proyeknya dalam bentuk tertulis
yang terorganisasi melalui dua tahap:
a. Tahap awal yang menuntut penyiapan rancangan/usulan penelitian dan dituangkan dalam
bentuk proposal penelitian,
b. Tahap akhir berupa penulisan laporan hasil penelitian (Ari, 1982).
2. Proposal Penelitian
Penyusunan proposal atau usulan penelitian merupakan langkah pertama yang perlu
dilakukan peneliti sebelum memulai kegiatan PTK. Proposal penelitian merupaka)n deskripsi
yang berisi langkah-langkah yang akan dilaksanakan oleh peneliti untuk melakukan
penelitiannya. Penulisan usulan penelitian dapat menjadi langkah yang paling menentukan dan
paling menyenangkan dalam proses penelitian. Dalam usulan itu, peneliti menunjukkan apa
yang akan dicari dan bagaimana melakukan pencarian tersebut, serta menjelaskan mengapa
pencarian itu berguna.
d. Tujuan Penelitian
Tujuan PTK dirumuskan secara jelas, dipaparkan sasaran antara dan sasaran akhir
tindakan perbaikan. Perumusan tujuan harus konsisten dengan hakikat permasalahan yang
dikemukakan dalam bagian-bagian sebelumnya. Sebagai contoh dapat dikemukakan PTK di
bidang IPA yang bertujuan meningkatkan prestasi siswa dalam mata pelajaran IPA melalui
penerapan strategi pembelajaran yang dianggap sesuai, pemanfaatan lingkungan sebagai
sumber belajar mengajar dan lain sebagainya. Pengujian dan/atau pengembangan strategi
pembelajaran bukan merupakan rumusan tujuan PTK. Ketercapaian tujuan hendaknya dapat
diverfikasi secara obyektif.
e. Manfaat Penelitian
Di samping tujuan PTK di atas, juga perlu diuraikan kemungkinan kemanfaatan
penelitian. Dalam hubungan ini, perlu dipaparkan secara spesifik keuntungan-keuntungan yang
dapat diperoleh, khususnya bagi siswa, di samping bagi guru pelaksana PTK, bagi rekan-rekan
guru lainnya serta bagi dosen LPTK sebagai pendidik guru. Pengembangan ilmu, bukanlah
prioritas dalam menetapkan tujuan PTK.
h. Bagian Penunjang
Daftar Pustaka
Memuat semua sumber pustaka yang dirujuk dalam kajian teori yang digunakan dalam
semua bagian laporan, dengan sistem penulisan yang konsisten menurut ketentuan yang
berlaku.
Lampiran-Lampiran
Berisi lampiran berupa instrumen yang digunakan dalam penelitian, lembar jawaban
dari siswa, izin penelitian dan bukti lain yang dipandang penting.
C. PENUTUP
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan sebuah proses investigasi terkendali yang
berulang (siklik) dan bersifat reflektif mandiri, yang memiliki tujuan untuk melakukan
perbaikan-perbaikan terhadap sistem, proses, isi, atau situasi kelas-pembelajaran. Dengan
melaksanakan PTK, diharapkan guru memiliki peran ganda yaitu sebagai praktisi dan sekaligus
peneliti. Guru sebagai seorang peneliti perlu menyajikan hasil proyeknya dalam bentuk tertulis
yang terorganisasi melalui dua tahap: penyusunan rancangan/ proposal PTK, pelaksanaan, dan
penulisan laporan hasil penelitian.
Proposal penelitian merupakan deskripsi yang berisi langkah-langkah yang akan
dilaksanakan oleh peneliti untuk melakukan penelitiannya. Proposal penelitian mengandung
komponen: Permasalahan, Landasan Teori dan pengajuan hipotesis, dan metode penelitian.
PENINGKATAN PEMAHAMAN PENJUMLAHAN DENGAN TEKNIK
Diajukan oleh:
WIWIK ANDAYANI
A 54E090117
2012
PENINGKATAN PEMAHAMAN PENJUMLAHAN DENGAN TEKNIK
A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
dan membutuhkan dana yang cukup besar, hal ini diakui oleh semua orang
perkembangan masa depan bangsa ini, karena dari sanalah tunas muda
Dalam arti modal material yang cukup besar, tetapi sampai saat ini
Indonesia masih terus berkutat pada problematika klasik dalam hal ini yaitu
pemahaman agar siswa mengerti dan mengetahui apa yang sedang dipelajari
siswa. Kebanyakan para siswa adalah anak dari nelayan dan buruh sehingga
bermain sendiri, dan melihat TV pada malam hari, pekerjaan rumah siswa
memperbaiki cara belajar siswa supaya dapat memperoleh hasil yang baik,
berikutnya.
praktis. Alat peraga mempunyai peranan dan fungsi yang sangat penting
2. Tujuan Penelitian
B. LANDASAN TEORI
1. Landasan Teori
a. Peningkatan
b. Pemahaman
pemahaman berasal dari kata paham yang artinya mengerti benar tentang
hakekat belajar itu sendiri adalah usaha mencari dan menemukan makna
c. Pengertian Belajar
oleh suatu hasil tertentu dan ada daya tarik hasil itu bagi orang yang
bersangkutan”.
lingkungan tertentu.
d. Matematika
dengan jumlah yang banyaknya terbagi dalam tiga bidang yaitu aljabar,
dijelaskan oleh Gagne : Bahwa belajar matematika ada dua obyek yang
dapat diperoleh siswa, yaitu obyek langsung dan obyek tak langsung.
matematika.
matematika itu merupakan kegiatan mental yang tinggi, harus bertahap dan
jangan rusak atau hilang. Jadi dengan teknik menyimpan dapat diartikan
g. Alat Peraga
dan mengajar ditandai dengan adanya beberapa unsur antara lain tujuan,
bahan, metode, dan alat, serta evaluasi. Unsur metode dan alat merupakan
unsur yang tidak dapat dilepaskan dari unsur lainnya yang berfungsi
sebagai cara atau teknik untuk mengantarkan bahan pelajaran agar sampai
memegang peranan yang penting sebab dengan adanya alat peraga ini
pelajaran dapat dengan mudah dipahami oleh siswa. Alat peraga sering
disebut audio visual, dari pengertian alat yang dapat diserap oleh mata dan
telinga. Alat tersebut berguna agar bahan pelajaran yang disampaikan guru
1990:615).
Secara Keseluruhan pengertian dari judul skripsi ini adalah usaha untuk
i. Pembelajaran Tematik
pengalaman yang bermakna bagi peserta didik. Tema adalah pokok pikiran
A. Setting Penelitian
a. Tempat Penelitian
mencari data, peluang waktu yang luas dan subyek penelitian yang sangat
1) Letak Geografis
Pati. Sekolah ini berada di daerah perkotaan dan berdekatan dengan Tempat
Pelelangan Ikan, karena hal tersebut lalu lintas di depan sekolah cukup ramai.
Dan satu hal yang sangat mengganggu adalah adanya muatan ikan yang
2011/2012
B. Subjek Penelitian
1. Jenis data
a. Data kuantitatif
siswa kelas II yang diambil dengan cara memberikan tes evaluasi pada
b. Data kualitatif
Data kualitatif didapatkan dari aktifitas belajar siswa dan aktifitas guru
2. Sumber Data
c. Data dokumen meliputi daftar nilai kelas II, aktifitas siswa dalam
karena validitas data yang diperoleh akan sangat menentukan mutu instrumen
2. Observasi
melakukan kegiatan pembelajaran yang dibantu oleh guru kelas III sebagai
observer. Dan peneliti sendiri mengamati perilaku siswa di dalam dan di luar
kelas.
3. Dokumentasi
E. Validitas Data
Agar Instrumen yang dibuat oleh peneliti dapat dikatakan valid maka
dilakukan validitas. Validitas dalam penelitian ini dilakukan dengan diuji dan
yang sejenis dari berbagai sumber data yang berbeda. Maksudnya data
tersebut dilakukan ricek kebenarannya dari sumber lain yang dianggap paham
dengan data. Trianggulasi waktu artinya data tersebut dicek pada respondent
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif yang
salah satu modelnya adalah teknik analisis interaktif yang dikembangkan oleh
terdiri dari 3 komponen yaitu reduksi data, beberan (display) data, dan
penarikan kesimpulan.
1. Reduksi Data
meringkas, dan mengubah bentuk data mentah yang ada dalam catatan
lapangan. Pada tahap ini peneliti menyeleksi dan merangkum data yang
yang telah ditetapkan dan dirumuskan. Selain itu data juga disusun sesuai
dengan kebutuhan sehingga setelah dilakukan reduksi data, semua data yang
tahap selanjutnya.
2. Penyajian Data
Pada langkah ini peneliti berusaha menyusun data yang relevan sehingga
peneliti dengan apa yang terjadi dan apa yang perlu ditindaklanjuti untuk
Dari hasil reduksi dan penyajian data, peneliti dapat memahami secara
mendalam hasil data yang diperoleh dan berdasarkan dari data itulah peneliti
permasalahan yang diajukan dengan data dan bukti – bukti empiris yang
telah terkumpul.
D. HASIL PENELITIAN
menyimpan bilangan tiga angka dan dua angka, dua bilangan tiga angka dan
disampaikan.
Ternyata hal ini sesuai dengan pendapat Gagne yang menyatakan bahwa
bahan belajar matematika ada 2 obyek yakni obyek langsung dan obyek tidak
teknik menyimpan dan sebagian besar kurang teliti dalam menghitung hasil
akhir. Di samping itu juga karena pengaruh kurangnya perhatian dari orang
dengan dua kali teknik menyimpan bilangan tiga angka dan dua angka, dua
bilangan tiga angka dan empat bilangan tida angka dengan cara bersusun
panjang dan pendek. Karena telah diketahui kesulitan yang dialami siswa
pada cara menjumlah dengan dua kali teknik menyimpan (diperjelas dengan
kurang dari 65, sedangkan 28 siswa mendapat nilai lebih dari 65.
Rata-rata nilai yang diperolah dalam tes siklus II adalah 70,5 sedangkan
kesulitan dimana sebelum materi disampaikan siswa diberi tugas rumah dan
Rata-rata nilai yang diperoleh dalam tes siklus II adalah 70,5, sedangkan
telah tercapai sesuai ketuntasan. Oleh karena itu hipotesis tindakan penelitian
E. KESIMPULAN
dengan adanya peningkatan jumlah siswa yang tuntas memenuhi KKM >
32 siswa (75%).
2. Pada siklus II, siswa yang memenuhi KKM adalah 28 siswa
F. SARAN
berikut:
4. Usahakanlah media alat peraga tidak hanya digunakan oleh guru, tetapi
Dimyati dan Mujiono. 1999. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka
Murtinem. 2006. Upaya Meningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas III SDN
Kertasinduyasa 03 Kecamatan Jatibarang Kabupaten Brebes Dalam
Pokok Bahasan Penjumlahan Melalui Alat Peraga Kantong Plastik
Transparan. Universitas Negeri Semarang.