Anda di halaman 1dari 5

PERENCANAAN & PELAKSANAAN PTK

1.            Perumusan Masalah

Permasalahan guru yang berkaitan dengan masalah pembelajaran (setrategi belajar mengajar, pengelolaan
pembelajaran dsb) dapat dijumpai dari keseharian kegiatan di dalam kelas, seperti kesulitan siswa dalam
menyimpulkan suatu topik, menganalisis soal dalam bentuk uraian, miskonsepsi (kesalahan konsep),
menentukan pokok pikiran suatu paragrap dalam sebuah wacana dan lain-lain. Masalah bisa juga
diperoleh dari keinginan untuk meningkatkan hasil kerja, dari membaca buku, dan dari beberapa sumber
lain yang berkaitan dengan strategi belajar mengajar. Akan tetapi yang lebih baik adalah masalaha yang
datangnya dari guru sendiri, karena hal itu didorong oleh kebutuhan untuk memecahkan masalah,
sehingga peneliti dapat menghayati permasalahan.

Masalah perlu dirumuskan secara jelas dan spesifik. Apabila ditemukan beberapa macam masalah, maka
harus dipilih masalah yang dihadapi oleh sebagaian besar siswa, masalah yang dapat dipecahkan, masalah
yang apabila dipecahkan akan memberikan manfaat yang banyak. Dengan pembatasan masalah secara
jelas akan memungkinkan untuk merumuskannya dengan benar serta dapat diidentifikasi (diagnosis)
dengan seksama factor-faktor penyebabnya sehingga tindakan atau treatment/terapi untuk memecahkan
masalah tersebut dapat disusun dengan tepat dan mudah.

Pada tahap ini diperlukan pengkajian sistematik dan seksama terhadap penyebab timbulnya masalah yang
kemudian dinamakan sebagai variabel. Misalnya, menghadapi masalah rendahnya kemampuan berbicara
(speaking ability) dalam bahasa Inggris pada siswa SMA. Pada kasus ini diperlukan data dan kajian teori
untuk menjelaskan masalah yang terjadi. Jika penyebab dari masalah tersebut ditemukan. Misalnya
kelemahan tersebut disebabkan oleh kurangnya kesempatan berbicara dalam kelas, kurangnya guru
merangsang siswa untuk berbicara, guru lebih banyak menggunakan bahasa Indonesia dari pada bahasa
Inggris dalam kegiatan pembelajaran, maka kemudian dipilih hubungan variabel-variabel tersebut dengan
permasalahan. Hubungan ini dikembangkan menjadi hipotesis.

2.            Tahap Perencanaan

Rencana tindakan disusun berdasarkan hipotesis yang dirumuskan pada tahap sebelumnya. Rencana
kegiatan meliputi: pokok-pokok materi/isi tindakan (terapi/treatment), strategi pelaksanaan, prosedur
kerja, penjadwalan, monitoring/pengumpulan data, serta evaluasi dan refleksi.

3.            Tahap Pelaksanaan

Pelaksanaan tindakan didasarkan pada rencana yang telah disusun. Dalam melaksanakan tindakan perlu
ditaati kerja secara ketat. Pada tahap ini diperlukan pengamatan (monitoring) tentang bentuk dan macam
tindakan, frekuensi tindakan, serta reaksi yang muncul setelah dikenai tindakan (response siswa) yang
dapat berupa peningkatan kemampuan yang berupa nilai maupun keterampilan. Data tentang perubahan
perilaku atau dampak yang dihasilkan ini dapat juga digali terutama dari test, wawancara,
observasi maupun dengan teknik yang lain.
4.            Tahap Evaluasi dan Refleksi

Pada tahap ini dilakukan analisis data yang telah diperoleh pada saat monitoring. Setelah data dianalisis,
kemudian dilakukan penarikan simpulan sejalan dengan cara mengolah data, yang bias berupa cara non
statistic maupun cara statistic. Dari simpulan yang didapatkan, digunakan untuk
melakukan penilaian (refleksi) apakah tindakan (terapi) yang dilakukan memberikan efek
(dampak/perubahan) kea rah perbaikan. Hal ini perlu dikonfirmasikan kembali pada hipotesis.

Dampak yang positif atau perubahan ke arah peningkatan kemampuan siswa memberikan refleksi, bahwa
proses identifikasi faktor-faktor penyebab timbulnya masalah sudah benar (diagnosis dilakukan dengan
benar), dan tindakan yang diberikan benar (terapi juga dilakukan dengan tepat). Jika dampak yang terjadi
tidak menyelesaikan masalah, maka ada beberapa hal yang menjadi penyebab antara lain: (1) identifikasi
faktor-faktor penyebab masalah dan perencanaan kurang tepat; dan (2) situasi kelas berubah. Maka
diperlukan pengkajian ulang terhadap factor-faktor penyebab masalah (diagnosis ulang) dan dilakukan
tindakan yang baru (terapi ulang) sesuai hasil evaluasi dan diagnosis ulang.

       SISTEMATIKA PROPOSAL PTK

Penelitian secara umum harus diawali dengan penyusunan proposal, atau ada juga sebagian orang
menyebutnya protokol penelitian. Penyusunan usulan ini diperlukan karena sifatnya fungsional,
maksudnya bagi peneliti digunakan sebagai aturan langkah yang akan ditempuh, sedangkan bagi yang
diteliti mengetahui peran yang harus ditempuh. Bagi orang lain mengetahui langkah yang akan ditempuh.
Bagi pihak penyandang dana mengetahui urgensinya penelitian itu dibiayai.

Bicara tentang sistematika proposal PTK, pada dasarnya tidak ada yang baku, artinya banyak bentuk
format proposal PTK. Namun demikian secara umum pada suatu proposal PTK minimal memuat
beberapa hal berikut:

1.            Judul Penelitian

Judul hendaknya singkat, padat dan spesifik tetapi cukup jelas menggambarkan masalah yang akan diteliti
dan tindakan untuk mengatasi masalahnya. Selain itu juga terhadap apa atau siapa penelitian dikenakan,
di mana dan kapan penelitian itu akan dilakukan.

Secara praktis menurut Kisyani (2008: 14), dalam judul PTK setidaknya mengandung unsur UMOS,
yaitu: Pertama, Upaya. Dalam judul PTK harus mengandung upaya untuk suatu tindakan. Misalnya,
peningkatan atau upaya peningkatan; Kedua, Masalah. Dalam PTK harus mengandung masalah yang
akandicarikan solusinya. Misalnya, tentang kesalahan konsep
(miskonsepsi); Ketiga, Obat/terapi (tindakan), yaitu cara/metode/strategi/model atau langkah apa yang
digunakan untuk memecahkan masalah tersebut. Misalnya, melalui pendekatan komunikatif, strategi peta
konsep (concept mapping), model konstruktivistik dan lainnya; dan Keempat, Setting, yaitu lokasi atau
tempat di mana penelitian dilakukan (kelas tempat penelitian). Misalnya, Siswa Kelas X-1 MAN
Makassar.
Dari empat unsur tersebut dapat dibuat Judul PTK sebagai berikut:

Upaya Meminimalisasi Kesalahan Konsep Fisika (Misconception) Siswa Kelas X-1 MAN Makassar
Melalui Penerapan Strategi Pemetaan Konsep (Concept Mapping)

2.            Bidang Kajian (Ilmu)

Pada bagian ini dikemukakan termasuk bidang apakah masalah yang akan diteliti dengan mengacu
kepada pembidangan ilmu atau pengelompokkan masalah. Contoh, metode pengajaran sejarah (bidang
ilmu); peningkatan mutu pendidikan (kelompok masalah).

3.            Latar Belakang

Penelitian dilakukan untuk memecahkan permasalahan pendidikan dan pembelajaran. Kemukakan secara
jelas bahwa masalah yang diteliti merupakan sebuah masalah yang nyata terjadi di sekolah, dan diagnosis
dilakukan oleh guru dan/atau tenaga kependidikan lainnya di sekolah. Masalah yang akan diteliti
merupakan sebuah masalah penting dan mendesak untuk dipecahkan, serta dapat dilaksanakan dilihat dari
segi ketersediaan waktu, biaya dan daya dukung lainnya yang dapat memperlancar penelitian tersebut.
Setelah diidentifikasi masalah penelitiannya, maka selanjutnya perlu dianalisis dan dideskripsikan secara
cermat akar penyebab dari masalah tersebut. Penting juga digambarkan situasi kolaboratif antar anggota
peneliti dalam mencari masalah dan akar penyebab  munculnya masalah tersebut. Prosedur yang
digunakan dalam identifikasi masalah perlu dikemukakan secara jelas dan sistematis.

4.            Perumusan dan Pemecahan Masalah

(1)         Perumusan Masalah

Rumuskan masalah penelitian dalam bentuk suatu rumusan penelitian tindakan kelas. Dalam perumusan
masalah dapat dijelaskan definisi, asumsi, dan lingkup yang menjadi batasan penelitian. Rumusan
masalah sebaiknya menggunakan kalimat tanya dengan mengajukan alternatif tindakan yang akan
dilakukan dan hasil positif yang diantisipasi dengan mengajukan indikator keberhasilan  tindakan,  dan
cara pengukuran serta cara mengevaluasinya.

Pada bagian ini juga dikemukakan satu atau beberapa butir pertanyaan yang jawabannya akan dicari
melalui kegiatan penelitian. Contoh rumusan masalah untuk PTK, antara lain:

                                  (a)            Bagaimana mengembangkan dan menggunakan LKS agar dapat


meningkatkan prestasi belajar siswa?

                                 (b)            Bagaimana melaksanakan kunjungan ke pasar agar dapat meningkatkan


kemampuan siswa menerapkan prinsip-prinsip perdagangan?
                (c)            Pemecahan Masalah

Uraikan alternatif tindakan yang akan dilakukan untuk memecahkan masalah. Pendekatan dan konsep
yang digunakan untuk menjawab masalah yang diteliti, hendaknya sesuai dengan kaidah penelitian
tindakan kelas. Cara pemecahan masalah ditentukan berdasarkan pada akar penyebab permasalahan
dalam bentuk tindakan (action) yang jelas dan terarah.

               (d)            Tujuan Penelitian

Kemukakan secara singkat tentang tujuan penelitian yang ingin dicapai dengan mendasarkan pada
permasalahan yang dikemukakan. Dengan kata lain tujuan penelitian isinya sama dengan masalah
penelitian, hanya berbeda pada cara pengungkapannya. Rumusan masalah dituangkan dalam bentuk
kalimat tanya, sedangkan tujuan penelitian dirumuskan dalam bentuk kalimat pernyataan.
Secara  operasional, tujuan penelitian berisi pertanyaan tentang temuan apa yang akan dihasilkan oleh
penelitian, dan temuan penelitian itu akan dipergunakan untuk memecahkan masalah apa.

Tujuan umum dan khusus diuraikan dengan jelas, sehingga diukur tingkat pencapaian keberhasilannya.

                (e)            Kontribusi/Manfaat Hasil Penelitian

Uraikan kontribusi hasil penelitian terhadap kualitas pendidikan dan/atau pembelajaran, sehingga tampak
manfaatnya bagi siswa, guru, maupun komponen pendidikan di sekolah lainnya. Kemukakan inovasi yang
akan dihasilkan dari penelitian ini.

5.            Kerangka Konseptual/Kajian Pustaka

Istilah kerangka konseptual pada penelitian yang lain disebut juga dengan kajian pustaka. Dalam
kerangka konseptual ini uraikan dengan jelas kajian teori dan pustaka yang menumbuhkan gagasan yang
mendasari usulan rancangan penelitian tindakan. Kemukakan juga teori, temuan dan bahan penelitian lain
yang mendukung pilihan tindakan untuk mengatasi permasalahan penelitian tersebut. Uraian ini
digunakan untuk menyusun kerangka berpikir atau konsep yang akan digunakan dalam penelitian. Pada
bagian akhir dapat dikemukakan hipotesis tindakan yang menggambarkan indikator keberhasilan tindakan
yang diharapkan/diantisipasi.

6.            Rencana dan Prosedur Penelitian (Metode Penelitian)

Uraikan secara jelas prosedur penelitian yang akan dilakukan. Kemukakan objek, waktu dan lamanya
tindakan, serta lokasi penelitian secara jelas. Prosedur hendaknya dirinci dari perencanaan, pelaksanaan
tindakan, observasi, evaluasi-refleksi, yang bersifat daur ulang atau siklus. Tunjukkan siklus-siklus
kegiatan penelitian dengan menguraikan indikator keberhasilan yang dicapai dalam setiap siklus sebelum
pindah ke siklus lain. Jumlah siklus diusahakan lebih dari satu siklus, meskipun harus diingat juga jadwal
kegiatan belajar di sekolah. Dalam rencana pelaksanaan tindakan pada setiap tahapan hendaknya
digambarkan peranan dan intensitas kegiatan masing-masing anggota peneliti, sehingga tampak jelas
tingkat dan kualitas kolaborasi dalam penelitian tersebut.

7.            Jadwal Penelitian
Buatlah jadwal kegiatan penelitian yang meliputi perencanaan, persiapan, pelaksanaan, dan penyusunan
laporan hasil penelitian dalam bentuk Gantt chart. Jadwal kegiatan penelitian disusun sesuai dengan
rencana penelitian itu sendiri. Jika didanai disesuaikan dengan keinginan pemberi dana, misalnya untuk
pelaksanaan PTK yang didanai Dirjen Dikti dilakukan selama 10 bulan.

8.            Biaya Penelitian

Unsur ini dipaparkan jika PTK mendapatkan biaya dari suatu lembaga tertentu, misalnya Dirjen Dikti
Depdiknas dan lainnya. Kemukakan besarnya biaya penelitian secara rinci dengan mengacu kepada
kegiatan penelitian. Misalnya, Rekapitulasi biaya penelitian (PTK) yang dibiayai oleh Dirjen Dikti
Depdiknas, meliputi:

·               Honorarium ketua, anggota maksimal 30%

·               Biaya operasional minimal 30 %

·               Biaya pembelian ATK maksimal 30%

·               Lain-lain pengeluaran 10%

9.            Personalia Penelitian

Unsur ini dipaparkan jika dalam PTK dilakukan lebih dari satu peneliti. Jika hal itu dilakukan, maka
kemukakan nama, kedudukan, dan tugas masing-masing personalia dalam penelitian. Pada umumnya
unsur yang ada di dalamnya ialah: Ketua, Anggota, dan Staf administrasi.

Sebagai contoh adalah PTK yang dibiayai oleh Dirjen Dikti Depdiknas. Jumlah  personalia penelitian
ditentukan maksimal 5 orang, yang terdiri dari : 1 orang Ketua Peneliti (dosen LPTK), 4 orang anggota
peneliti yang dapat terdiri dari 1 orang dosen LPTK dan 3 orang guru dan/atau tenaga kependidikan
lainnya di sekolah, atau 4 orang guru/tenaga kependidikan di sekolah. Jumlah guru   minimal 2 orang
dan  harus lebih banyak dari  jumlah dosen. Uraikan peran guru, jumlah waktu yang digunakan dalam
setiap bentuk kegiatan penelitian yang dilakukan. Penelitian ini sekurang-kurangnya dilakukan oleh 3
orang peneliti, yang 1 orang sebagai Ketua Peneliti (dosen LPTK) dan 2 orang guru dan/atau tenaga
kependidikan lainnya di sekolah. Rincilah nama personalia tim peneliti, golongan, pangkat, jabatan, dan
lembaga tempat tugas.

10.        Lampiran

Anda mungkin juga menyukai