Anda di halaman 1dari 5

PERENCANAAN TINDAKAN KELAS &

CARA MEMBUAT PROPOSAL

1. Perencanaan Tindakan Kelas


Penelitian Tindakan Kelas merupakan tindakan pembelajaran kelas yang akan
dilakukan, dan dari segi definisi harus berorientasi ke depan dan harus
memperhitungkan peristiwa-peristiwa tak terduga, sehingga mengandung sedikit
resiko. Oleh karenanya, rencana mesti cukup fleksibel agar dapat diadaptasikan
dengan pengaruh yang tak dapat terduga dan kendala yang sebelumnya tidak terlihat.
Tindakan yang telah direncanakan harus disampaikan dengan dua pengertian. Pertama,
tindakan kelas mempertimbangkan resiko yang ada dalam perubahan dinamika yang
terjadi di kelas dan mengakui adanya kendala nyata, baik yang bersifat
material maupun non-meterial di kelas. Kedua, tindakan-tindakan pilih karena
memungkinkan para guru untuk bertindak secara lebih efektif dalam tahapan-tahapan
pembelajaran, secara lebih bijaksana dalam memperlakukan siswa, dan cermat dalam
mengamati kebutuhan dan perkembangan belajar siswa.
Pada prinsipnya, tindakan yang guru rencanakan hendaknya; 1) membantu
guru sendiri dalam a) mengatasi kendala pembelajaran kelas, b) bertindak secara lebih
tepat guna di kelas, dan c) meningkatkan keberhasilan pembelajaran kelas; dan 2)
membantu guru menyadari potensi baru untuk melakukan tindakan guna
meningkatkan kualitas kerja. Dalam proses perencanaan, guru harus berkolaborasi
dengan sejawat melalui diskusi untuk mengembangkan bahasa yang akan dipakai
dalam menganalisis dan meningkatkan pemahaman dan tindakan di kelas.
Rencana PTK hendaknya disusun berdasarkan hasil pengamatan awal refleksif
terhadap pembelajaran di kelas. Misalnya, seorang guru matematika akan melakukan
pengamatan terhadap situasi pembelajaran matematika di kelas dalam konteks situasi
sekolah secara umum dan mendeskripsikan hasil pengamatan. Untuk memperkuat
hasil penguatan dapat dilakukan wawancara (jika perlu). Dari sini akan mendapatkan
gambaran umum tentang masalah yang ada. Lalu guru meminta sejawat sebagai
kolaborator untuk melakukan pengamatan terhadap proses pembelajaran yang
diselenggarakan guru di kelas. Selama mengamati, kolaborator memusatkan
perhatiannya pada perilaku guru sebagai guru dalam upaya membantu siswa
belajar matematika, dan perilaku siswa selama proses pembelajaran berlangsung, serta
suasana pembelajarannya. Misalnya, hal-hal yang dicatat meliputi:
a. Bagaimana guru melibatkan siswanya dari awal (ketika membuka pelajaran).
b. Bagaimana guru membantu siswanya, misalnya; 1) memahami isi materi, 2)
membantu murid-muridnya yang mengalami kesulitan atau yang pasif.
c. Bagaimana guru mengelola kelas, yaitu dalam mengatur tempat duduk,
mengontrol penerangan, mengatur suaranya, mengatur pemberian giliran,
mengatur kegiatan.
d. Bagaimana guru berpakaian.
e. Bagaimana murid menanggapi upaya-upaya guru.
f. Sejauh mana murid aktif dalam proses pembelajaran.
g. Hal-hal lain yang secara teoritis perlu dicatat.
h. Suasana kelas.
Hasil pengamatan awal terhadap proses tersebut dituangkan dalam bentuk
catatan-catatan lapangan lengkap (cuplikannya dapat disajikan dalam laporan dalam
bentuk sketsa), yang menggambarkan dengan jelas cuplikan/episode proses
pembelajaran dalam situasi nyata. Kemudian, guru bersama kolaborator memeriksa
catatan-catatan lapangan sebagai data awal secara cermat untuk mengidentifikasi
masalah-masalah yang ada dan aspek-aspek apa yang perlu ditingkatkan untuk
memecahkan masalah praktis.
Berdasarkan hasil kesepakatan terhadap pencermatan data awal, dan dipadukan
dengan ketersediaan sumber daya, baik manusia maupun non-manusia, guru bersama
kolaborator selanjutnya menyusun rencana tindakan, sebagai penuntun pelaksanaan
tindakan. Rencana tindakan perlu dilengkapi dengan pernyataan tentang
indikator-indikator peningkatan yang akan dicapai atau menjadi tujuan penelitian.
Misalnya, indikator untuk peningkatan keterlibatan siswa bertanya, keaktifan dalam
belajar, kemandirian belajar, motivasi belajar atau dapat pula berupa hasil belajar
diukur sedemikian rupa sesuai dengan kriteria ketuntasan minimal (KKM).
Kebersamaan guru dan kolaborator dalam mengumpulkan data awal, lalu
mencermatinya untuk mengidentikasi masalah-masalah yang ada dan menentukan
tindakan untuk mengatasinya, serta menyusun rencana tindakan harus memenuhi
tuntutan validitas demokratik.
Masalah merupakan titik awal dalam membuat perencanaan PTK yang baik.
Oleh karena itu, Anda harus merumuskan masalah ini sebaik mungkin. Salah satu
factor penting dalam merumuskan masalah adalah masalah-masalah real (nyata) yang
Anda hadapi sehari-hari. Pada tahap awal, Anda akan mengalami kesulitan untuk
menentukan masalah tersebut. Hal ini disebabkan karena masalahnya terlalu banyak
hingga Anda sulit menentukan masalah yang mana yang terlebih dahulu Anda pilih.
Oleh karena itu, lakukanlah identifikasi masalah, analisis masalah, kemudian rumusan
masalah. Berdasarkan masalah tersebut, Anda dapat merumuskan hipotesis tindakan
Untuk dapat merumuskan hipotesis tindakan ini, Anda harus melandasi diri dengan
teori pembelajaran dan pendidikan, hasil penelitian, hasil diskusi dengan teman dan
para pakar, serta pengalaman Anda dan melakukan simulasi sebelum dilaksanakan
dalam pembelajaran di kelas.
Dalam melakukan tindakan dalam pembelajara, Anda harus tetap
memperhatikan topik-topik pelajaran yang ada dalam kurikulum, sehingga kurikulum
tetap tercapai sesuai dengan target Anda. Anda harus meyakini bahwa PTK adalah
suatu sistem kajian untuk meningkatkan dan menyempurnakan proses pembelajaran
Anda tanpa harus ada waktu yang dikhususkan untuk PTK. Proses dan jadwal
pembelajaran Anda tetap berjalan sebagaimana biasanya.

2. Proposal PTK

Proposal PTK adalah suatu perencanaan sistematis untuk melaksanakan PTK


Proposal berisi tentang komponen dan langkah-langkah yang dilakukan dalam
melaksanakan PTK Oleh karena itu, proposal mempunyai kegunaan sebagai kerangka
acuan untuk melakukan penelitian dan bahan pengajuan kepada penyandang dana
apabila penelitian tersebut memerlukan bantuan dana.

Untuk dapat menyusun proposal dengan baik, perlu disusun format proposal
terlebih dahulu. Hal ini merupakan kerangka berfikir dan sekaligus panduan dalam
mengembangkan proposal PTK. Dengan mengembangkan format proposal akan
memudahkan para peneliti untuk menyusun proposal.

Perangkat lain yang dapat digunakan dalam mengembangkan proposal adalah


rambu-rambu penilaian atau format penilaian yang dapat digunakan sendiri oleh para
peneliti PTK. Format ini merupakan penilaian diri atau self evaluation terhadap
proposal yang anda buat. Dengan format ini, anda dapat menilai apakah proposal
Anda layak digunakan atau perlu perbaikan. Lakukanlah penilaian ini dengan jujur.
Selain sebagai latihan bagi Anda, hal ini juga dapat memberikan nilai tambah
tersendiri, yaitu Anda dapat menilai proposal Anda sendiri dan juga mahir dalam
menilai proposal orang lain.

Pada umumnya dalam membuat proposal penelitian, baik itu penelitian biasa
maupun PTK digunakan format proposal yang sudah baku. Ditjen Pendidikan Tinggi
melalui Direktorat Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat telah menerbitkan
Buku Panduan Penelitian yang mencantumkan format proposal yang ada saat ini
adalah yang dikeluarkan oleh Tim Pelatih PGSM, yang memuat unsur berikut.

Halaman Judul (kulit luar)


Berisi judul PTK, nama peneliti dan lembaga, dan tahun dibuat.
Halaman Pengesahan
Berisi peneliti dan Kepala Unit yang mengesahkan, misalnya Ketua Lembaga
Penelitian atau Dekan.
Kerangka Proposal
1) Judul penelitian
2) Bidang Ilmu
3) Kategori Penelitian
4) Peneliti
(1) Nama lengkap dan gelar
(2) Golongan/pangkat/NIP
(3) Jabatan fungsional
(4) Jurusan
(5) Istitusi
5) Susunan Tim Peneliti
1. Jumlah
2. Anggota
6) Lokasi Penelitian
7) Lama Penelitian
8) Biaya Penelitian
9) Sumber Dana
Tempat dan tanggal pembuatan
Tanda tangan ketua peneliti
Menyetujui Kepala/Ketua Lembaga
Mengetahui Pimpinan Institusi

Anda mungkin juga menyukai