A. Pengantar
Apabila Anda mengikuti latihan yang disajikan setiap bab, Anda telah
memiliki sebagian besar proposal mulai dari masalah diteliti, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, jenis tindakan, kajian pustaka, kerangka
berpikir dan hipotesis tindakan. Komponen-komponen tersebut berfungsi
sebagai arah berfikir. Komponen-komponen tersebut belum cukup bagi
Anda untuk melaksanakan sebuah penelitian karena Anda memerlukan
arah berbuat. Oleh karena itu berikutnya, Anda harus memikirkan
bagaimana cara dan prosedur melakukan penelitian. Dalam dunia
penelitian, bagian ini disebut metodologi penelitian.
Dalam bab ini disajikan infomasi dan latihan menyusun komponen-
komponen metodologi penelitian. Setelah selesai membaca bab ini
diharapkan Anda memahami tujuan dan fungsi bagian metodologi
penelitian proposal penelitian serta menyusun komponen-komponennya
dengan indikator sebagai berikut.
1. Menjelaskan definisi metodologi penelitian.
2. Menjelaksan fungsi bagian metodologi penelitian proposal PTK.
3. Menyebutkan komponen-komponen dan sistematika bagian
metodolopgi penelitian proposal PTK.
4. Menyusun bagain seting penelitian.
5. Menyusun bagian rancangan tindakan.
6. Menyusun bagian metode pengumpulan dan analisis data.
7. Menyusun indikator keberhasilan.
8. Menyusun jadwal penelitian.
Seperti pada bab sebelumnya, untuk menguasai kompetensi tersebut
disarankan bagi Anda untuk tidak sekedar membaca informasi melainkan
harus disertai dengan latihan menyusun komponen demi komponen.
A. Seting Penelitian
1. Variabel penelitian
2. Subjek penelitian
3. Tempat penelitian
4. Waktu penelitian
B. Desain Penelitian
1. Model PTK yag diguakan
2. Jumlah siklus dan pertemuan
3. Materi pembelajaran
4. Rancangan tindakan siklus 1
C. Metode Penelitian
1. Metode pengumpulan data
2. Instrumen pengumpulan data
3. Teknik pengolahan data
D. Kriteria Keberhasilan
E. Jadwal Penelitian
B. Seting Penelitian
Dalam bagian seting penelitian Anda harus menjelaskan dengan jelas
subjek, tempat dan waktu penelitian. Mari kita diskusikan dan berlatih
merancang komponen-komponen tersebut.
1. Variabel Penelitian
Dalam bagian metodologi penelitian pencantuman variabel
penelitian tidak wajib karena sudah jelas di bab pendahuluan. Meskipun
begitu seperti dijelaskan oleh Arikunto, ada baiknya variabel penelitian
ditampilkan kembali agar penelitian tidak keliru menentukan metode,
dan agar pembaca tidak membuka kembali lembaran sebelumnya untuk
melihat relevansinya dengan metodologi yang digunakan. Jenis dan
jumlah variabel dapat dilihat dalam rumusan masalah. Mari kita lihat
contoh berikut.
Apabila rumusan masalahnya seperti di bawah ini:
1. Bagaimana cara menerapkan metode pertanyaan berpola 5W + 1H
untuk meningkatkan kemampuan menangkap informasi rinci dari
teks di Kelas IX MTs An-Nur Malangbong Garut?
2. Bagaimana perubahan aktifitas belajar siswa Kelas IX di MTs An-Nur
Malangbong Garut sebagai dampak penerapan metode pertanyaan
berpola 5W + 1H ?
3. Bagaimana dampak penerapan metode pertanyaan berpola 5W +
1H terhadap kemampuan menangkap informasi rinci dari teks di
Kelas IX di MTs An-Nur Malangbong Garut?
Untuk rumusan masalah di atas variebal penelitian dapat dituliskan
seperti contoh berikut.
Penelitian tindakan ini mengkaji proses dan dampak penerapan
metode pertanyaan berpola 5W+1H terhadap kemampuan membaca
siswa. Variabel yang diamati dan diukur dalam penelitian tindakan ini
terdiri jenis yaitu:
1. Proseduryang tepat dalam menenerapkan metode pertanyaan
berpola 5W + 1H.
2. Kemampuan menangkap informasi rinci dari teks.
3. Perubahan aktifitas belajar siswa.
Dengan menuliskan variabel-variabel tersebut di bagian awal
metodologi penelitian diharapkan menjadi landasan atau rambu-rambu
untuk menetapkan komponen lainnya, terutama di bagian rancangan
tindakan dan metode penelitian.
2. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah peserta didik di kelas tempat penelitian
akan dilaksanakan. Dalam PTK biasanya seluruh anggota kelas menjadi
subjek penelitian. Pada kasus-kasus tertentu bisa saja hanya beberapa
anggota kelas saja yang dijadikan subjek. Misalnya dalam Penelitian
Tindakan Bimbingan dan Konseling. Pada PTK mata pelajaran juga bisa
terjadi apabila tindakan hanya difokuskan kepada sebagian anggota
kelas saja. Meskipun hanya beberapa peserta didik saja yang menjadi
fokus tindakan namun tidak dapat disebut sampel. Makanya dalam PTK
disebut subjek penelitian.
Dalam bagian ini, Anda menjelaskan karakter subjek. Apabila
subjeknya adalah seluruh anggota kelas maka dijelaskan jumlah, jenis
kelamin, perilaku belajar dan kondisi kelasnya. Apabila subjek adalah
peserta didik tertentu saja, maka dijelaskan jumlah dan karakter subjek
serta alasan penetapan subjek tersebut. Mari kita lihat contoh berikut.
Subjek penelitian adalah seluruh peserta didik kelas XI/A SMK
Karya Mandiri berjumlah 35 orang yang terdiri dari 21 orang laki-laki dan
14 orang perempuan. Dilihat dari prestasi dan karakter belajarnya
subjek dapat dikategorikan heterogen. Dilihat dari kecepatan belajarnya
pada kelompok subjek tersebut terdapat 5 pembelajar cepat dan 4
pembelajaran lambat. Sisanya pembelajar sedang.
3. Tempat Penelitian
PTK dilakukan untuk menyelesaikan masalah atau memperbaiki
mutu pembelajaran di kelas tertentu. Jumlah kelas yang menjadi lokus
penelitian sebenarnya boleh lebih dari 1. Laporan-laporan PTK yang
dilakukan di luar negeri menggambarkan bahwa penelitian dapat
dilakukan di beberapa kelas. Salah satu contoh PTK berjudul, The Effect
Of Conceptual Change and Literacy Strategies on Students In High
School Science Classes yang dilakukan oleh David Arias di California
State University dilakukan di 5 kelas. Namun di Indonesia kebanyakan
hanya dilakukan di satu kelas saja. Tentu saja tidak salah apabila Anda
ingin melakukan PTK di beberapa kelas. Mari kita lihat contoh berikut.
a. Penelitian akan dilaksanakan di kelas VI/A SDN 1 Kampung Baru
yang beralamat di Desa Kutanagara Kecamatan Kembang Mekar
Kabupaten Garut Propinsi Jawa Barat.
b. Penelitian akan dilaksankan di kelas VII/D MTsN Model
Pandeglang 1 yang berlamat di Jl. Serang Labuah KM 35 Desa
Kadu Lisung, Kecamatan Kaduhejo Kabupaten Pandeglang
Propinsi Banten.
c. Penelitian akan dilaksanakan di kelas XI/A SMK Karya Mandiri
yang beralamat di Jl. Letjen Suprapto Nomor 64 Kota Metro
Kabupaten Lampung Timur Propinsi Lampung.
4. Waktu Penelitian
Dalam proposal perlu dituliskan waktu pelaksanaan penelitian.
Rentang waktu yang dituliskan pada proposal sebaiknya dari mulai
persiapan sampai menyusun laporan. Karena PTK dilaksanakan pada
jadwal regular (tidak mengganggu jadwal pembelajaran) maka
penentuan waktu penelitian disesuaikan dengan program semester.
Mari kita lihat contoh berikut.
Penelitian akan dilaksanakan mulai Pebruari dengan minggu
ketiga bulan Agustus 2018 dengan rincian sebagai berikut.
a. Pra-PTk dilaksanakan Pebruari 2018.
b. Penyusunan proposal dilaksanakan Maret 2018.
c. Pelaskanaan tindakan, observasi dan refleksi dilaknsakan
April sampai pertengahan Juni 2018.
d. Penyusunan laporan mulai pertengahan Juni sampai Akhir
Agustus 2018.
C. Desain Penelitian
Bagian desain penelitian memuat informasi mengenai model PTK
yang digunakan dan prosedur yang akan dilakukan dalam melakukan
tindakan. Bagian ini harus dirancang dengan cermat agar menjadi pemandu
bagi peneliti dalam melakukan penelitian. Setidaknya bagian ini memuat
komponen berikut: model PTK yang digunakan, jumlah siklus dan
pertemuan, materi pembelajaran, rancangan tindakan siklus 1. Berikut ini
penjelasan dan contoh penulisan tiap komponen.
a. Planning (Rencana).
Rencana merupakan tahapan awal yang harus dilakukan guru
sebelum melakukan sesuatu. Diharapkan rencana tersebut
berpandangan ke depan, serta fleksibel untuk menerima efek-efek
yang tak terduga dan dengan rencana tersebut secara dini kita dapat
mengatasi masalah. Dengan perencanaan yang baik seorang
praktisi akan lebih mudah untuk mengatasi kesulitas dan mendorong
para praktisi tersebut untuk bertindak dengan lebih efektif. Sebagai
bagian dari perencanaan, partisipan harus bekerja sama dalam
diskusi untuk membangun suatu kesamaan bahasa dalam
menganalisis dan memperbaiki pengertian maupun tindakan mereka
dalam situasi tertentu.
b. Action (Tindakan)
Tindakan ini merupakan penerapan dari perencanaan yang
telah dibuat yang dapat berupa suatu penerapan model
pembelajaran tertentu yang bertujuan untuk memperbaiki atau
menyempurnakan model yang sedang dijalankan. Tindakan tersebut
dapat dilakukan oleh mereka yang terlibat langsung dalam
pelaksanaan suatu model pembelajaran yang hasilnya juga akan
dipergunakan untuk penyempurnaan pelaksanaan tugas.
c. Observation (Pengamatan)
Pengamatan ini berfungsi untuk melihat dan
mendokumentasikan pengaruh-pengaruh yang diakibatkan oleh
tindakan dalam kelas. Hasil pengamatan ini merupakan dasar
dilakukannya refleksi sehingga pengamatan yang dilakukan harus
dapat menceritakan keadaan yang sesungguhnya. Dalam
pengamatan, hal-hal yang perlu dicatat oleh peneliti adalah proses
dari tindakan, efek-efek tindakan, lingkungan dan hambatan-
hambatan yang muncul.
d. Reflection (Refleksi)
Refleksi disini meliputi kegiatan: analisis, sintesis, penafsiran
(penginterpretasian), menjelaskan dan menyimpulkan. Hasil dari
refleksi adalah diadakannya revisi terhadap perencanaan yang telah
dilaksanakan, yang akan dipergunakan untuk memperbaiki kinerja
guru pada pertemuan selanjutnya. Dengan demikian, PTK tidak
dapat dilaksanakan dalam sekali pertemuan karena hasil refleksi
membutuhkan waktu untuk melakukannya sebagai planning untuk
siklus selanjutnya.
3. Materi pembelajaran
Dalam proposal PTK peneliti harus sudah menetapkan materi
ajar yang akan dilibatkan dalam penelitian. Pada PTK tertentu materi
pembelajaran menjadi bagian yang menyatu dengan variabel karena
masalah yang diangkat dikhususkan untuk masalah yang berkaitan
langsung dengan materi pembelajaran. Contoh judul PTK yang
mencantumkan materi dalam judul misalnya: Penerapan media kartu
domino untuk meningkatkan kemampuan operasi hitung penjumlahan
dan penguruangan di kelas II SD Sukamaju …. Dalam PTK tersebut
materi pembelajaran yang akan digunakan sudah pasti yaitu operasi
hitung penjumlahan dan pengurangan.
Ada PTK yang tidak secara khusus menyangkut materi tertentu
misalnya PTK dengan judul berikut: Penerapan Model Pembelajaran
Inquiri Untuk Meningkatkan Kemampuan Keterampilan Proses Sain
pada Mata Pelajaran IPA di Kelas VIII …. PTK tersebut dapat dilakukan
pada materi apa saja sehingga dalam judul tidak perlu mencantumkan
materi ajar. PTK yang dilakukan di negara lain bahkan jarang yang
mencantumkan materi pembelajaran dalam judul, karena temanya
banyak yang tidak lengsung menyangkut materi pembelajaran. Contoh
PTK dengan judul The Effect Of Conceptual Change and Literacy
Strategies on Students in High School Science Classes, tidak terkait
dengan materi ajar tertentu sehingga dalam judulnya tidak perlu
mencantukmkan materi ajar.
Untuk PTK yang berkaitan langsung dengan materi tertentu
maka materi pembelajaran yang harus dituliskan dalam proposal tidak
boleh materi pembelajaran lain. Yang perlu dituliskan adalah rincian
paket materi untuk setiap pertemuan. Agar lebih jelas sebaiknya
disajikan hasil pemetaan dalam bentuk matriks. Misalnya untuk PTK
dengan judul Penerapan media Kartu Domino untuk Meningkatkan
Kemampuan Operasi Hitung Penjumlahan dan Penguruangan di Kelas
II SD Sukamaju …. Apabila PTK tersebut akan dilakukan 2 siklus dan
setiap siklus 2 pertemuan maka dituliskan pemetaan materi
pembelajaran sebagai berikut.
Tabel 1 Pemetaan materi ajar untuk PTK terkait dengan materi tertentu
Dalam matriks di atas satu siklus ada yang dua dan ada yang
tiga pertemuan. Perbedaan tersebut disebabkan oleh jumlah lingkup
materi. Kalaupun peneliti memutuskan akan dua materi saja maka tidak
menjadi masalah. Dengan pemetaan tersebut maka peneliti sudah
memastikan materi untuk setiap pertemuan dan setiap siklus sehingga
sudah dapat merancang rencana pembelajaran dengan pasti.
4. Rancangan tindakan
Bagian rancangan tindakan dalam proposal adalah penjelasan
mengenai langkah-langkah operasional yang akan dilakukan peneliti
ketika menyelenggarakan pembelajaran dalam PTK. Langkah-langkah
pembelajaran yang dirumuskan sesuai dengan tindakan yang telah
ditetapkan. Dalam proposal rancangan tindakan yang harus dituliskan
hanya untuk siklus pertama saja karena pada siklus kedua bisa jadi
rancangan tindakan akan direvisi sehingga tidak sama persis dengan
rancangan tindakan siklus pertama.
Peneliti tidak boleh mereka-reka rancangan tindakan yang akan
dilakukan melainkan harus didasarkan pada hasil kajian pustaka
mengenai variabel tindakan yang telah di paparkan di bab 2. Misalnya
ketika peneliti ingin melakukan PTK dengan tindakan berbentuk
penerapan model pembelajaran jigsaw, hasil kajian pustaka di bagian
variabel tindakan menetapkan bahwa sintaks model jigsaw yang akan
digunakan adalah sintaks dari Jonhson and Johnson; maka dalam
rancangan tindakan dijabarkan langkah-langkah pembelajaran sesuai
dengan sintaks tersebut dalam konteks materi yang dilibatkan. Mari kita
lihat contoh penyajian bagian rancangan tindakan berikut.
Dalam PTK ini tindakan yang akan diterapkan adalah model
pembelajaran jigsaw dengan sintaks dari Johnson and Johnson dengan
sintaks sebagai berikut.
a. Membentuk kelompok induk,
b. membentuk kelompok ahli (expert),
c. memberikan tugas kepada kelompok ahli,
d. membimbing investigasi pada kelompok ahli.
e. Setiap orang kembali ke kelompok induk untuk melaporkan
hasil investigasi di kelompok ahli,
f. melakukan quiz untuk mengukur hasil belajar.
Pada pertemuan pertama siklus 1 akan diselenggarakan
pembelajaran dengan materi penyakit menular yang disebabkan oleh
virus. Materi tersebut akan dibagi menjadi 6 sub materi yaitu influenza,
HIV, hepatitis, flu burung, demam berdarah dangue (DBD) dan MERS.
Melalui pembelajaran tersebut diharapkan para peserta didik dapat
merumuskan solusi untuk menghindari 6 penyakit yang disebabkan oleh
virus. Pertemuan tersebut akan berlangsung sebanyak 5 jam pelajaran.
Peserta didik sejumlah 37 akan dibagi menjadi 6 kelompok induk
secara heterogen dan diberi identitas kelompok induk 1 sampai 6. Setiap
anggota kelompok induk mendapat undian nama-nama penyakit sesuai
dengan sub materi. Selanjutnya akan dibentuk 6 kelompok ahli. Setiap
kelompok ahli akan diberi nama dengan nama penyakit pada sub materi.
Anggota kelompok induk yang mendapat undian sejenis akan bergabing
di kelompok ahli. Misalnya anggota kelompok induk 1 yang memperoleh
undian HIV akan bergabung dengan anggota kelompok induk lain yang
memperoleh undian yang sama dan membentuk kelompok ahli HIV.
Setiap kelompok ahli menunjuk seorang pimpinan dan sekretaris
kelompok.
Kepada setiap kelompok ahli diberi tugas untuk mencari informasi
dari berbagai sumber dan berdiskusi untuk menjawab pertanyaan
berikut.
1. Apa penyebab penyakit …?
2. Bagaimana cara penularan penyakit …?
3. Apa gejala yang dialami penderita penyakit …?
4. Berapa persen penderita penyakit … mengalami kematian?
5. Bagaimana cara pengobatan penyakit …?
6. Bagaimana cara menghindari agar tidak terjangkit penyakit …?
Setiap kelompok ahli akan mendapat kunjungan dari guru untuk
mendapat bimbingan dalam mencari informasi dan dikusi. Pimpinan
kelompok ahli harus mengarahkan agar setiap angota kelompok
berpartisifasi aktif dalam mencari informasi dan diskusi, serta membawa
hasil dikusi untuk dibawa ke kelompok induk.
Apabila diskusi kelompok ahli selesai maka setiap anggota
kelompok kembali ke kelompok induk untuk secara bergiliran
menyampaikan hasil diskusi dan membahasnya di kelompok ahli. Di
akhir pembelajaran akan disajikan kuiz untuk mengukur penguasaan
setiap individu dan kelompok dalam penguasaan materi pebelajaran.
Pada pertemuan kedua siklus 1 akan diselenggarakan
pembelajaran dengan materi … (dan seterusnya seperti pada
pertemuan pertama).
Rancangan tindakan tersebut akan menjadi landasan dalam
menyusun bagian inti kegiatan pembelajaran pada RPP setiap
pertemuan yang berikutnya
TEKNIK INSTRUMEN
VARIABEL JENIS DATA PENGUMPULAN PENGUMPULAN
DATA DATA
Peningkatan Skor Tes Soal pilihan
kemampuan kemampuan ganda
menangkap menangkap
informasi rinci informasi rinci
dari teks dari teks
Penerapan Penjelasan Pengamatan Tabel , video
metode mengenai Wawancara rekorder,
pertanyaan 5W prosedur dan Survey pengamatan,
+ 1H penerapan Field note angket, catatan
metode dairy harian, jurnal
pertanyaan 5W
+ 1H yang baik
G. Jadwal Penelitian
Jadwal penelitian menjadi bagian penting dalam proposal penelitian
karena akan dijadikan panduan waktu dalam melaksanakan setiap tahap
kegiatan. Pada jadwal penelitian harus terpetakan seluruh kegiatan
penelitian terhadap waktu secara akurat. Dengan jadwal tersebut guru
peneliti sudah dapat membayangkan waktu untuk setiap kegiatan dari awal
sampai akhir.
Beberapa penelitian tidak terlalu terikat dengan waktu karena dapat
dilakukan kapan saja sedangkan PTK, karena terkait dengan materi ajar
tertentu. Oleh karena itu jadwal PTK harus disesuaikan dengan kalender
akademik dan program semester. Selain itu, karena salah satu syarat
melaksanakan PTK adalah tidak mengganggu jadwal pelajaran maka
jadwal PTK juga harus disesuaikan jadwal pelajaran.
Dalam jadwal PTK sebaiknya dicantumkan seluruh kegiatan mulai dari
perencanaan sampai penyusunan laporan. Kegiatan utama yang harus
tercantum dalam jadwal adalah perencanaan, kegiatan pembelajaran
setiap pertemuan pada setiap siklus dan refleksi. Mari kita lihat contoh
jadwal penelitian berikut ini.
Penelitian akan dilaksanakan pada semester ganjil tahun pelajaran
2017-2018 dengan jadwal sebagai berikut.
NO KEGIATAN WAKTU
1 Perencanaan 1 Juni – 31 Juli 217
2 Pertemuan pertama siklus pertama 12 Agustus 2017
3 Pertemuan kedua siklus pertama 19 Agustus 2017
4 Refleksi siklus pertama 21 Agustus 2017
5 Perencanaan siklus 2 22-26 Agustus 2017
6 Pertemuan pertama siklus kedua 29 Agustus 2017
7 Pertemuan kedua siklus kedua 5 September 2017
8 Pertemua ketiga siklus kedua 12 September 2017
9 Refleksi siklus kedua 13 September 2017
10 Penyusunan laporan PTK 14 September s/d 30
November 2017
11 Seminar Makalah Laporan PTK 20 Desember 2014
H. Anggaran Penelitian
Karena PTK dilakukan dalam pembelajaran secara alamiah maka
sebenarnya tidak ada anggaran khusus yang diperlukan. Oleh karena itu
apabila hanya untuk kebutuhan pribadi maka tidak harus disusun anggaran
penelitian. Namun demikian untuk kepentingan usulan memperoleh
bantuan maka rencana anggaran menjadi keharusan. Misalnya apabila
guru ingin memperoleh dana hibah penelitian, dana dari sponsor, atau
dukungan biaya dari satuan pendidikan.
Beberapa komponen penting yang harus dicantumkan diantaranya
sebagai berikut:
1. Alat tulis/cetak: kertas, tinta, buku catatan.
2. Penggandaan bahan: lembar kegiatan siswa, handout, instrumen
penelitian dan sejenisnya.
3. Konsumsi: kegiatan pembelajaran, refleksi dan seminar.
4. Penyusunan laporan: Penjilidan dan penggandaan makalah untuk
seminar.
5. Transport dan honor pembahas dalam seminar.
6. Sertifikat seminar.
7. Honor panitia seminar.
Rencana anggaran harus disusun secara rinci dan logis. Biasanya disajikan
dalam bentuk tabel. Mari kita lihat contoh rencana anggara berikut.
I. Penutup
Bagian pendahuluan dan kajian pustaka proposal PTK adalah
panduan berpikir, sedangkan metodologi merupakan panduan bertindak
dalam melaksanakan penelitian. Dalam bagian metodologi dijelaskan teknik
dan prosedur penelitian. Melalui rumusan-rumusan yang tersaji dalam
bagian ini peneliti harus dapat melaksnakan secara sistematis, logis, akurat
efisien, dan efektif.
Bagian metodologi penelitian memuat infomasi mengenai subjek,
waktu, tempat, prosedur dan teknik yang akan digunakan dalam melakukan
penelitian. Komponen-komponen yang dipilih harus konsisten dengan
variabel yang tertulis dalam rumusan masalah dan relevan dengan premis-
premis yang dihasilkan dari kajian pustaka. Konsistensi dan relevansi
tersebut merupakan syarat untuk membangun validitas penelitian.
Bagian metedologi penelitian harus dirumuskan secara cermat dan
jelas. Selain memiliki alasan teoretis dan logis teknik-tenik dan prosedur
yang dipilih harus memiliki alasan praktis. Artinya teknik-tenik dan prosedur
yang dipilih harus berdasarkan kepada teori mengenai penelitian dan
peneliti memiliki lasan yang rasional dalam memilihnya. Selain itu teknik-
tenik dan prosedur harus disesuaikan dengan kondisi ril di lapangan. Akan
percuma sebuah teknik atau prosedur dipilih namun sulit untuk diterapkan.
Melalui sajian metodologi penelitian yang rinci dan jelas peneliti akan
memperoleh kepercayaan diri dan motivasi untuk melakukan penelitian
dengan baik dan benar. Oleh karena itu peneliti harus menyusunnya secara
hati-hati dan sungguh sunguh.