Proposal Penelitian
5 Mar
Beritahu teman:
I. PENDAHULUAN
Metodologi atau Metode Penelitan yang tepat dan benar semakin dirasakan urgensinya
dan menjadi peringkat sangat penting bagi keberhasilan suatu riset (penelitian). Salah
satu hal yang penting dalam setiap penelitian adalah perumusan metodologi penelitian.
Melalui metodologi harus dengan jelas tergambar diantaranya bagaimana cara penelitian
dilaksanakan yang tertata secara sistimatis; bagaimana landasan teori tentang rancangan
penelitian (research design), model yang digunakan (didahului dengan rancangan
percobaan (penelitian eksperiment) atau teknik – teknik yang lumrah digunakan dalam
pengumpulan, pengolahan dan analisa data. Metodologi atau metode yng digunakan
antara lain metode sejarah, metode deskriptif antara lain menggambarkan tentang objek
tertentu, manusia, kondisi, sistem dan sebagainya yang terkini. Sering juga digunakan
metode survey (menyelidiki gejala, fakta secara faktual), metode percobaan
(eksperiment), metode KASUS (suatu objek spesifik), kooperatif (menjawab sebab akibat
dengan menganlisis faktor penyebab utama) atau gabungan, serta pemikiran kritis dan
analisa tentang sampling maupun design percobaan serta studi kepustakaan.
A. Metode Kuantitatif
Metode ini sangat cocok untuk digunakan pada penelitian dimana data yang dapat
diidentifikasi dengan mudah.
Beberapa hal lain dari metode kuantitatif diantaranya :
B. Metode Kualitatif
Metode ini sangat cocok digunakan untuk menjawab pertanyaan apa, dimana dan kenapa
atau bagaimana.
Beberapa hal lain dari metode kualitatif diantaranya:
A. Alasan
Alasan atau argumentasi ini sangat diperlukan untuk (a) mencegah kegiatan penelitian
yang tidak potensial, dan (b) untuk memecahkan masalah (tidak mencapai tujuan)
Beberapa hal penting dalam alasan sebagai magic pertama adalah :
1. Alasan rasional
2. Mengapa penelitian tersebut penting dilakukan (urgency)
3. Apa masalah pokoknya, dan bagaimana nanti untuk konseptual framework nya.
4. Relevansinya terhadap (kebijakan, program) departemen dan sebagainya
5. Analisa masalahnya bagaimana
6. Analisa tentang isu/kebijakan, (informasi) yang akan menuntun kepada
penspisifikasian tujuan
7. Apa yang akan dipertanyakan, sehingga sungguh-sungguh diperlukan untuk
diteliti.
B. Konteks
Konteks sangat berguna untuk memperkaya atau memperbaiki pengetahuan peneliti, latar
belakang pengalaman atau dasar-dasar untuk pendekatan yang akan dilakukan.
Beberapa hal yang berkaitan dengan Konteks diantaranya adalah:
Untuk catatan, janganlah mengguna-kan konsep-konsep yang harus diukur yang tidak
sesuai dengan permintaan.
C. Kerangka Konseptual
Kerangka Konseptual sangat berguna, untuk menegaskan batas-batas secara logis untuk
penyelidikan/penelitian (a) dan (b). sebagai petunjuk bagi peneliti untuk
memperhitungkan tentang apa yang relevan dan apa yang tidak relevan untuk dipelajari
dalam penelitian.
Beberapa hal penting dalam kerangka konseptual diantaranya:
1. Peneliti menyusun sebuah kerangka logis untuk hal yang akan ditelit (apa-apa
yang relevan)
2. Dilengkapi dengan perspektif yang diperoleh dari usaha-usaha atau penelitian
sebelumnya, serta konsep-konsep apa yang relevan untuk itu
3. Meliputi proposisi-proposisi (dugaan-dugaan) yang dianggap sudah diketahui,
maupun yang dinyatakan tidak diketahui (sebab itu perlu dukungan penelitian
untuk mengetahuinya).
4. Menspesifikasikan:
1. Variabel tergantung (dependent variable)
2. Variabel bebas (independent variable)
3. Mata rantai penghubung dua kelompok variable (interventing variable)
Perlu diingat hal ini baru hanya kerangka, belum tahu hasilnya.
D. Tujuan
Dimaksudkan agar proposisi-proposisi (dugaan-dugaan) yang merupa-kan subjek dan
juga metode penelitian yang cocok dengan pelaksanaan peneliti-an tersebut. Bentuk
tujuan penelitian dapat, (a). berbentuk pertanyaan-pertanyaan yang akan dijawab, dan (b).
hypotesis-hypotesis apa yang akan diuji sehingga menjadi arah / sasaran penelitian.
Tujuan penelitian merupakan atau menunjukan unit–unit yang seharusnya diobservasi
(a); apa yang harus diobservasi (b) dan (c). bagaimana proses pengobservasiannya.
Untuk memantapkan tujuan mantapkan dulu pada pendahuluan, latar belakang, apa saja
yang harus dimuat, diantaranya:
F. Spesifikasi Data
Melalui Spesifikasi data akan dapat membantu peneliti untuk BERHATI-HATI untuk
tidak mengumpulkan data yang tidak relevan atau tidak digunakan (useless).
Spesifikasi data yang dikumpulkan diantaranya:
Variabel adalah semua objek yang menjadi sasaran penyidikan sebut saja gejala-gejala
yang menunjukan variasi, baik dalam jenisnya (a), maupun dalam tingkatannya (b).
G. Pengumpulan Data
Setelah spesifikasi data, tahap pengumpulan data sangat menentukan ukuran besar indeks
variabel (a) dan (b). realibilitas data yang akan dikumpulkan.
Inti dari tahap Pengumpulan Data adalah:
Menjelaskan prosedur yang akan digunakan untuk pengumpulan data isinya :
H. Analisis
Tahap analisis merupakan TEST RIEL dari sebuah rencana penelitian yang menuntut
pemahaman/ penguasaan peneliti untuk memahami lebih dulu beberapa keterbatasan
dalam menerapkan kesimpulan-kesimpulan yang akan diambil.
Bila data yang dikumpulkan telah ditentukan, peneliti harus:
I. Pengadministrasian (Organisasi)
Setelah peneliti mengetahui atau memutuskan populasi yang akan ditentukan dan
digunakan seperti (a) daerah penelitian, (b). hakekat dan jenis data yang akan
dikumpulkan; (c). jenis-jenis prosedur yang akan dipakai untuk mengumpulkan dan
menganalisa data, peneliti telah mempunyai dasar untuk memutuskan serangkaian
keputusan-keputusan Administratif yang Rasional seperti perkiraan biaya (a); Personil
(peneliti utama, madya, pembantu peneliti (b); jadwal waktu (c) dan (d). rencana kerja.
A. Rene Descartes
Dalam karyanya “Discourse On Method” dikemukakan 6 (enam ) prinsip metodologi
yaitu :
B. Alfred Julesayer
Dalam karyanya yang berjudul Language, truth and logic yang terkait dengan prinsip
metodologi adalah prinsip verifikasi. Terdapat dua jenis verifikasi yaitu:
1. Verifikasi dalam arti yang ketat (strong verifiable) yaitu sejauh mana kebenaran
suatu proposisi (duga-dugaan) itu mendukung pengalaman secara meyakinkan
2. Verifikasi dalam arti yang lunak, yaitu jika telah membuka kemungkinan untuk
menerima pernyataan dalam bidang sejarah (masa lampau) dan ramalan masa
depan sebagai pernyataan yang mengandung makna
3. Ayer menampik kekuatiran metafisika dalam dunia ilmiah, karena pernyataan-
pernyataan metafisika (termasuk etika theologi) merupakan pernyataan yang
MEANING LESS (tidak bermakna) lantaran tidak dapat dilakukan verifikasi
apapun
1. Popper menolak anggapan umum bahwa suatu teori dirumuskan dan dapat
dibuktikan kebenarannya melalui perinsip verifikasi. Teori-teori ilmiah selalu
bersifat hipotetis (dugaan sementara), tak ada kebenaran terakhir. Setiap teori
selalu terbuka untuk digantikan oleh teori lain yang lebih tepat.
2. Cara kerja metode induksi yang secara sistimatis dimulai dari pengamatan
(observasi) secara teliti gejala (Simpton) yang sedang diselidiki. Pengamatan yang
berulang -ulang itu akan memperlihatkan adanya ciri-ciri umum yang dirumus-
kan menjadi hipotesa. Selanjutnya hipotesa itu dikukuhkan dengan cara
menemukan bukti-bukti empiris yang dapat mendukungnya. Hipotesa yang
berhasil dibenarkan (justifikasi) akan berubah menjadi hukum. K.R. Popper
menolak cara kerja diatas, terutama pada asas verifiabilitas, bahwa sebuah
pernyataan itu dapat dibenarkan berdasarkan bukti-bukti verifikasi pengamatan
empiris.
3. K.R Popper menawarkan pemecahan baru dengan mengajukan prinsip FALSIFA
BILITAS, yaitu bahwa sebuah pernyataan dapat dibuktikan kesalahannya.
Maksudnya sebuah hipotesa, hukum, ataukah teori kebenarannya bersifat
sementara, sejauh belum ada ditemukan kesalahan-kesalahan yang ada di
dalamnya. Misalnya, jika ada pernyataan bahwa “Semua angsa berbulu putih”
melalui prinsip falsitiabilitas itu cukup ditemukan seekor angsa yang bukan
berbulu putih (entah hitam, kuning, hijau, dan lain-lain), maka runtuhlah
pernyataan tersebut. Namun apabila suatu hipotesa dapat bertahan melawan
segala usaha penyangkalan, maka hipotesa tersebut semakin diperkokoh
(CORROBORATION).
IV. PENUTUP
Sebagai penutup, dengan memahami dan menghayati metodologi dan sembilan keajaiban
(magic) pembuatan proposal penelitian semoga kita memiliki tenaga ahli peneliti yang
genius, cerdas (a) dan (c) menghasilkan luaran penelitian yang berkualitas, serta (c).
dapat menyinari instansi terkait sebagai bahan masukan bagi pengembangan kebijakan
dan program yang operasional dimasa datang. Agar tujuan tersebut dapat diwujudkan,
berikut disampaikan dua puluh satu kiat untuk mencapai sukses dari Nugroho A Suryo
sebagai berikut:
1. Kenali diri sendiri dan lingkungan sekitar kitanya. Manfaatkan kekuatan yang
dimiliki, hilangkan kelemahan, gunakan peluang dan hindari ancaman yang ada.
2. Bekerjalah dengan keras dan cerdik. Gunakan kreativitas untuk mempperoleh
keunggulan bersaing.
3. Milikilah komitment yang kuat untuk menjadi pemenang dan jangan mudah putus
asa.
4. Bekerjalah dengan memperhatikan konsep bisnis, indera bisnis dan suara hati
nurani.
5. Buatlah perencanaan kerja tetapi jangan terlalu kaku dengan rencana tersebut.
6. Belajarlah dari pengalaman orang lain atau perusahaan lain, dan ikuti
perkembangan konsep bisnis.
7. Berani mengakui kesalahan dan tidak mengulangi kesalahan yang sama atau yang
sudah di ketahui.
8. Berani mengambil resiko tetapi berani pula mengelola resiko dengan baik.
9. Komunikasikan pendapat secara nasional dan jangan cari musuh.
10. Lakukan perbaikan secara terus menerus baik dari sendiri maupun proses kerja di
perusahaan.
11. Lihatlah perubahan sebagai teman bukan sebagai musuh.
12. Tanggap atas perubahan yang terjadi maupun yang akan terjadi.
13. Perbesar jaringan bisnis yang ada. Gunakan jaringan yang ada dan perbesar terus.
Jaringan ini bukan untuk membentuk kolusi atau nepotisme, tetapi memperbesar
peluang dengan cara sehat.
14. Jangan terlalu sering pindah kerja atau usaha. Tekunilah apa yang dikerjakan.
Dengan menekuni, maka seseorang akan mengenali, menikmati pekerjaannya
dengan baik dan menjadi ahli dibidangnya.
15. Tingkatkan kemampuan berbaha asing.
16. Tingkatkan kemampuan kepemim-pinan dan kemampuan impersonal.
17. Tingkatkan kemampuan mengambil keputusan dan kemampuan imple-mentasi
perubahan yang besar.
18. Tingkatkan kemampuan mengatasi konflik dan jangan menjadi penyebab konflik.
19. Tingkatkan terus kemampuan, ketrampilan kecil seperti teknik penyusunan
laporan, pembuatan proposal yang baik, teknik presentasi dan teknik negosiasi.
20. Tingkatkan terus motivasi kerja dan tunjukkan kemampuan untuk berprestasi.
21. Tingkatkan terus motivasi kerja dan kemampuan bawahan atau kelompok kerja
anda.