Anda di halaman 1dari 48

TUGAS RESUME

CHAPTER 6, 9, & 10

METODE PENELITIAN BISNIS

Disusun oleh

1. Devi Dirgantini (S412308006)

2. Ellen Pramesti Wijaya (S412308009)

3. Delia Tridayana Sari (S412308026)

4. Habib Rahmatullah Ridhwan (S412308037)

S2 MAGISTER MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

2023
BAB 6

DESAIN PENELITIAN

Apa Itu Desain Penelitian?

Desain penelitian mencakup struktur masalah penelitian, kerangka kerja, organisasi atau
konfigurasi hubungan antar variabel penelitian, dan desain survei yang digunakan untuk
mengumpulkan bukti empiris tentang hubungan-hubungan tersebut. Desain penelitian
digambarkan seperti gambar 6.1. Selanjutnya, untuk memperkirakan jadwal setiap kegiatan
dalam tahapan penelitian digambarkan seperti gambar 6.2 yang disebut sebagai critical path
method (CPM).

Klasifikasi Desain: Derajat Kristalisasi Pertanyaan Penelitian


Penelitian eksplorasi dan formal memiliki perbedaan antara tingkat struktur dan tujuan
langsung penelitiannya. Studi eksplorasi cenderung ke arah struktur yang fleksibel dengan tujuan
mengeksplorasi tugas-tugas penelitian di masa depan. Tujuan desain penelitian eksplorasi adalah
untuk mengembangkan hipotesis atau pertanyaan untuk penelitian lebih lanjut. Sementara studi
formal dimulai dengan hipotesis atau pertanyaan penelitian dan melibatkan prosedur yang tepat
dan spesifikasi sumber data. Tujuan dari desain penelitian formal adalah untuk menguji hipotesis
atau menjawab pertanyaan penelitian yang diajukan.

Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data terbagi menjadi dua yaitu proses pemantauan dan komunikasi.
Proses pemantauan mencakup studi di mana peneliti memeriksa aktivitas subjek atau
karakteristik suatu dokumen tanpa berusaha meminta tanggapan dari siapa pun. Sementara dalam
penelitian komunikasi, peneliti mewawancarai subjek dan mengumpulkan tanggapan mereka
secara pribadi atau obyektif. Data yang dikumpulkan dapat diperoleh dari (1) wawancara atau
percakapan telepon, (2) instrumen administrasi mandiri atau laporan mandiri atau (3) perangkat
yang disajikan sebelum dan/atau sesudah perlakuan atau stimulasi dalam suatu percobaan.

Pengendalian Variabel oleh Peneliti

Dalam suatu eksperimen, peneliti mencoba untuk mengontrol dan/atau memanipulasi variabel
dalam penelitian. Peneliti cukup membuat variabel-variabel diubah atau dijaga agar tetap konstan
dengan tujuan penelitian kami. Dengan desain ex post facto, peneliti tidak mempunyai kendali
atas variabel-variabel. Mereka hanya dapat melaporkan apa yang telah terjadi atau apa yang
sedang terjadi.

Tujuan Penelitian

Perbedaan mendasar antara berbagai penelitian terletak pada tujuan penelitiannya. (1)
Studi pelaporan memberikan ringkasan penyusunan data. (2) Penelitian deskriptif berkaitan
dengan penemuan mengetahui “siapa, apa, di mana, kapan, atau berapa banyak”. Jika suatu
penelitian berkaitan dengan mempelajari alasannya seperti bagaimana satu variabel
menghasilkan perubahan pada variabel lain, ini bersifat sebab-akibat. (3) Studi kausal-prediktif
berupaya memprediksi dampak pada satu variabel dengan memanipulasi variabel lain sambil
menjaga semua variabel lainnya konstan.

Dimensi Waktu

Studi cross-sectional dilakukan satu kali dan mewakili gambaran suatu titik waktu
sementara studi longitudinal adalah studi yang diulangi dalam jangka waktu yang lama.
Keuntungan dari studi longitudinal adalah dapat dilakukan dengan melacak perubahan dari
waktu ke waktu. Meskipun penelitian longitudinal penting, keterbatasan anggaran dan waktu
mengharuskan dilakukannya penelitian analisis cross-sectional.

Ruang Lingkup Topikal

Dalam beberapa hal, studi statistik berbeda dari studi kasus. Studi statistik dirancang
untuk memperluas dan bukan mendalaminya. Hipotesis diuji secara kuantitatif. Generalisasi
mengenai temuan disajikan berdasarkan keterwakilan sampel dan validitas desain. Studi kasus
lebih menekankan pada analisis kontekstual penuh atas peristiwa atau kondisi. Penekanan pada
detail memberikan wawasan berharga untuk pemecahan masalah, evaluasi, dan strategi. Detail
ini diamankan dari berbagai sumber informasi. Hal ini memungkinkan bukti untuk diverifikasi
dan menghindari data yang hilang. Studi kasus tunggal yang dirancang dengan baik dapat
memberikan tantangan besar terhadap suatu teori dan memberikan sumber hipotesis dan
konstruksi baru secara bersamaan. Menemukan hipotesis baru untuk memperbaiki keluhan akan
menjadi keuntungan utama.

Lingkungan Penelitian

Desain juga berbeda dalam kondisi lingkungan aktual (kondisi lapangan) atau kondisi
laboratorium. Simulasi semakin banyak digunakan dalam penelitian, khususnya dalam riset
operasi. Karakteristik utama dari berbagai kondisi dan hubungan dalam situasi aktual sering kali
direpresentasikan dalam model matematika. Permainan peran dan aktivitas perilaku lainnya juga
dapat dipandang sebagai simulasi.

Kesadaran Perseptual Peserta


Kesadaran persepsi peserta mempengaruhi hasil penelitian dengan cara yang halus atau
lebih dramatis. Tidak ada bukti mengenai upaya partisipan atau responden untuk menyenangkan
peneliti melalui tebakan hipotesis yang berhasil atau bukti prevalensi sabotase, ketika partisipan
yakin bahwa sesuatu di luar kebiasaan sedang terjadi, mereka mungkin akan berperilaku kurang
wajar. Ada tiga tingkat persepsi:

● Peserta merasa tidak ada penyimpangan dari rutinitas sehari-hari.


● Peserta menganggap adanya penyimpangan, namun tidak ada hubungannya dengan
peneliti
● Peserta menganggap penyimpangan disebabkan oleh peneliti

Di semua lingkungan penelitian dan situasi pengendalian, peneliti harus waspada terhadap
dampak yang dapat mengubah kesimpulan.

Studi Eksplorasi

Eksplorasi sangat berguna ketika peneliti tidak memiliki gagasan yang jelas tentang
masalah yang akan mereka temui selama penelitian. Melalui eksplorasi, peneliti
mengembangkan konsep dengan lebih jelas, menetapkan prioritas, mengembangkan definisi
operasional, dan menyempurnakan desain penelitian akhir. Eksplorasi juga dapat menghemat
waktu dan uang. Penyelidikan yang termasuk baru membuat peneliti perlu melakukan eksplorasi
untuk mempelajari sesuatu tentang dilema yang dihadapi manajer. Hipotesis untuk penelitian
mungkin diperlukan. Selain itu, peneliti juga dapat melakukan eksplorasi untuk memastikan
bahwa penelitian formal di wilayah tersebut dapat dilakukan secara praktis. Sebuah badan
pemerintah federal, Kantor Analisis Industri, mengusulkan agar penelitian dilakukan tentang
bagaimana para eksekutif di industri tertentu membuat keputusan mengenai pembelian bahan
mentah. Eksplorasi mengetahui apakah para eksekutif industri akan mengungkapkan informasi
yang memadai tentang pengambilan keputusan mereka mengenai topik ini sangat penting untuk
keberhasilan penelitian ini. Walaupun mempunyai nilai yang jelas, para peneliti dan manajer
memberikan perhatian yang kurang pada eksplorasi. Ada tekanan kuat untuk mendapatkan
jawaban cepat. Selain itu, eksplorasi kadang dikaitkan dengan bias lama mengenai penelitian
kualitatif: subyektifitas, non representatif, dan desain non sistematis.
Teknik Kualitatif

Tujuan eksplorasi dapat dicapai dengan teknik yang berbeda. Teknik kualitatif dan
kuantitatif dapat diterapkan, meskipun eksplorasi lebih mengandalkan teknik kualitatif. Kualitas
adalah karakter atau sifat esensial dari sesuatu sedangkan kuantitas adalah jumlah. Ketika kita
mempertimbangkan ruang lingkup penelitian kualitatif, beberapa pendekatan dapat diadaptasi
untuk eksplorasi investigasi historis atas pertanyaan manajemen:

● Wawancara mendalam individual (biasanya bersifat percakapan dan bukan terstruktur).


● Observasi partisipan (mengetahui secara langsung apa yang dialami partisipan dalam
setting).
● Film, foto, dan kaset video (mengabadikan kehidupan kelompok yang diteliti).
● Teknik proyektif dan tes psikologi
● Studi kasus (analisis kontekstual mendalam terhadap beberapa peristiwa atau kondisi).
● Etnografi jalanan
● Wawancara ahli (mendapatkan informasi dari orang-orang berpengaruh atau
berpengetahuan luas dalam suatu organisasi atau komunitas).
● Analisis dokumen (mengevaluasi catatan rahasia atau publik historis atau kontemporer,
laporan, dokumen pemerintah, dan opini).
● Proksemik dan kinesik (masing-masing mempelajari penggunaan ruang dan komunikasi
gerak tubuh)

Empat teknik eksplorasi dengan penerapan yang luas untuk peneliti manajemen:

● Analisis data sekunder


● Survei pengalaman.
● Kelompok fokus
● Desain dua tahap

Analisis Data Sekunder

Langkah pertama dalam studi eksplorasi adalah pencarian literatur sekunder. Studi yang
dilakukan oleh orang lain untuk tujuan mereka sendiri merupakan data sekunder. Dalam
eksplorasi data sekunder, peneliti harus memulai dengan arsip data milik organisasi. Laporan
studi penelitian sebelumnya sering kali mengungkapkan sejumlah besar data historis atau pola
pengambilan keputusan. Dengan meninjau penelitian sebelumnya dapat mengidentifikasi
metodologi yang terbukti berhasil dan tidak berhasil. Peneliti perlu menghindari duplikasi jika
data yang dikumpulkan sebelumnya dapat memberikan informasi yang cukup untuk
menyelesaikan dilema pengambilan keputusan saat ini. Data dari sumber sekunder membantu
kita memutuskan apa yang perlu dilakukan dan dapat menjadi sumber hipotesis yang kaya.
Peneliti dapat melakukan pencarian sekunder dari rumah atau kantor atau menggunakan
komputer, layanan online, atau gateway Internet. Mengenai MindWriter, ribuan artikel telah
ditulis tentang layanan pelanggan, dan pencarian di Internet menggunakan kata kunci layanan
pelanggan. pencarian sumber sekunder akan memberikan informasi latar belakang yang bagus
serta banyak petunjuk bagus. Namun jika kita membatasi penyelidikan pada subjek yang jelas.

Survey Pengalaman

Pentingnya mencari informasi dan wawasan dari orang-orang yang berpengalaman dalam suatu
bidang studi sebagai bagian dari metode penelitian. Meskipun data yang dipublikasikan sangat
berharga, tidak semua pengetahuan tentang suatu topik dapat ditemukan dalam tulisan. Banyak
informasi mungkin tidak tersedia bagi pencari luar karena menjadi hak milik organisasi tertentu.
Data internal yang tidak terorganisasi dengan baik juga bisa sulit diakses oleh sumber sekunder.
Oleh karena itu, mencari informasi dari orang-orang yang berpengalaman di bidang studi
tersebut adalah metode yang efektif. Wawancara dan pertanyaan yang diajukan harus fleksibel
sehingga peneliti dapat mengeksplorasi berbagai kemungkinan dan mendapatkan wawasan
khusus. Beberapa pertanyaan yang dapat membantu dalam memahami masalah meliputi apa
yang telah dilakukan, apa yang telah dicoba di masa lalu, bagaimana keadaannya berubah, siapa
yang terlibat dalam pengambilan keputusan, dan area masalah yang teridentifikasi. Temuan yang
lebih bernilai sering kali ditemukan dengan menganalisis kasus-kasus khusus dan mendapatkan
wawasan dari individu yang berada pada posisi tertentu yang mungkin memiliki pandangan
berbeda. Sejumlah contoh individu yang bisa memberikan wawasan dalam sebuah penelitian
mencakup orang-orang baru di tempat kejadian, individu periferal, mereka yang sedang dalam
masa transisi, penyimpang, kasus murni, mereka yang cocok dan yang tidak, serta mereka yang
mewakili posisi berbeda dalam sistem. Dengan pendekatan ini, penelitian dapat mendapatkan
wawasan mendalam dan konteks yang diperlukan untuk memahami masalah dan
mengembangkan solusi yang relevan.

Grup Fokus

Kelompok fokus adalah kelompok orang (biasanya 6 hingga 10 peserta) yang dipimpin oleh
seorang moderator terlatih. Mereka bertemu selama 90 menit hingga 2 jam. Moderator
menggunakan prinsip dinamika kelompok untuk memfokuskan kelompok dalam berbagi ide,
perasaan, dan pengalaman tentang topik tertentu. Tujuan dari kelompok fokus dapat bervariasi,
termasuk pengujian produk baru, program motivasi karyawan, atau perbaikan dalam organisasi
lini produksi. Hasil utama dari sesi kelompok fokus adalah daftar ide dan pengamatan perilaku,
dengan rekomendasi dari moderator. Ide dan pengamatan ini sering digunakan untuk pengujian
kuantitatif di masa depan. Data kualitatif yang dihasilkan dari kelompok fokus dapat digunakan
dalam penelitian eksplorasi untuk memperkaya pertanyaan penelitian dan hipotesis, serta
membandingkan efektivitas pilihan desain. Dalam penelitian dan pengembangan berbagai
bidang, kelompok fokus membantu dalam mendapatkan wawasan dan perspektif yang berharga
dari peserta yang terlibat, yang dapat digunakan untuk menginformasikan keputusan dan strategi
di masa depan.

Desain Dua Tahap

Pendekatan desain penelitian dalam dua tahap sangat berguna. Tahap pertama adalah eksplorasi
yang memiliki tujuan terbatas untuk mendefinisikan pertanyaan penelitian dan mengembangkan
desain penelitian. Ini adalah pendekatan yang bijaksana ketika ada banyak hal yang belum
diketahui dan harus diidentifikasi sebelum memulai penelitian yang lebih rinci. Pendekatan ini
berguna terutama ketika anggaran penelitian tidak fleksibel. Eksplorasi dalam tahap pertama
dilakukan dengan biaya yang dapat diukur dan sederhana, dengan risiko yang minim. Ini
membantu mengurangi total biaya penelitian dengan mengungkap informasi penting. Studi
eksplorasi dianggap selesai ketika peneliti mencapai beberapa tujuan, termasuk menetapkan
dimensi utama tugas penelitian, mendefinisikan pertanyaan tambahan, mengembangkan
hipotesis, dan menentukan bahwa beberapa hipotesis mungkin tidak perlu atau tidak layak
diselidiki lebih lanjut.
Studi Diskriptif

Studi formal dalam penelitian biasanya disusun dengan hipotesis atau pertanyaan investigasi
yang dinyatakan dengan jelas. Studi formal melayani beberapa tujuan penelitian, seperti:

1. Deskripsi fenomena atau karakteristik yang berhubungan dengan suatu populasi subjek,
menjawab pertanyaan apa, siapa, kapan, di mana, dan bagaimana dari suatu topik.

2. Perkiraan proporsi suatu populasi yang memiliki ciri-ciri tertentu.

3. Penemuan hubungan antara variabel yang berbeda, kadang-kadang dikenal sebagai studi
korelasional.

Penelitian deskriptif, bagian dari studi formal, dapat memiliki tingkat kompleksitas yang
bervariasi. Studi ini mungkin memerlukan pengumpulan data tentang variabel tertentu,
pengamatan, survei sampel, dan analisis korelasi. Hasil dari studi deskriptif biasanya digunakan
untuk mengidentifikasi hubungan antara variabel dan kadang-kadang menyiratkan pertanyaan
penyebab akibat yang perlu diteliti lebih lanjut.

Studi Kausal (Causal Studies)

Elemen penting dari sebab-akibat adalah bahwa A “menghasilkan” B atau A “memaksa”


B untuk terjadi. Secara empiris, kita tidak pernah bisa menunjukkan kausalitas AB dengan pasti.
Alasannya adalah kita tidak “menunjukkan” hubungan sebab akibat tersebut secara deduktif.
Berbeda dengan kesimpulan deduktif, kesimpulan empiris adalah kesimpulan—kesimpulan
induktif. Dengan demikian, pernyataan tersebut merupakan pernyataan probabilitas bahwa A
“menghasilkan” B berdasarkan apa yang kita amati dan ukur.

Untuk memenuhi standar ideal sebab-akibat, satu variabel harus selalu menyebabkan
variabel lainnya dan tidak ada variabel lain yang memiliki efek sebab-akibat yang sama. Metode
kesepakatan, yang diusulkan oleh John Stuart Mill pada abad ke-19, menyatakan, "Ketika dua
atau lebih kasus dari suatu fenomena memiliki satu dan hanya satu kondisi yang sama, maka
kondisi tersebut dapat dianggap sebagai penyebab (atau akibat) dari fenomena tersebut." Dengan
demikian, jika kita dapat menemukan Z dan hanya Z dalam setiap kasus di mana kita
menemukan C, dan tidak ada yang lain (A, B, D, atau E) yang ditemukan dengan Z, maka kita
dapat menyimpulkan bahwa C dan Z berhubungan secara kausal. Gambar 6-4 mengilustrasikan
metode ini.

Contoh dari metode kesepakatan adalah masalah ketidakhadiran yang tinggi pada hari
Senin di sebuah pabrik. Sebuah studi terhadap dua kelompok dengan tingkat ketidakhadiran yang
tinggi (No. 1 dan No. 2 pada Gambar 6-4) tidak menunjukkan adanya kesamaan pekerjaan,
departemen, demografi, atau karakteristik pribadi (A, B, D, dan E). Namun, keanggotaan dalam
klub berkemah (C) adalah umum di kedua kelompok. Kesimpulannya adalah keanggotaan klub
berhubungan dengan tingkat ketidakhadiran yang tinggi (Z).

Kanon kesepakatan negatif menyatakan bahwa ketika ketiadaan C dikaitkan dengan


ketiadaan Z, ada bukti hubungan sebab akibat antara C dan Z. Bersama dengan metode
kesepakatan, hal ini menjadi dasar bagi metode perbedaan: "Jika ada dua kasus atau lebih, dan
dalam salah satu kasus tersebut pengamatan Z dapat dilakukan, sementara dalam kasus lainnya
tidak dapat dilakukan; dan jika variabel C muncul ketika pengamatan Z dilakukan, dan tidak
muncul ketika pengamatan Z tidak dilakukan; maka dapat ditegaskan bahwa ada hubungan sebab
akibat antara C dan Z."

Hubungan simetris adalah hubungan di mana dua variabel berfluktuasi bersama-sama,


namun kita berasumsi bahwa perubahan pada kedua variabel tidak disebabkan oleh perubahan
pada variabel lainnya. Kondisi simetris paling sering ditemukan ketika dua variabel merupakan
indikator alternatif dari penyebab lain atau variabel independent. Hubungan timbal balik terjadi
ketika dua variabel saling mempengaruhi atau memperkuat satu sama lain.
Gambar 6-6 menjelaskan empat jenis hubungan asimetris: stimulus-respons, properti-
disposisi, disposisi-perilaku, dan properti-perilaku. Eksperimen biasanya melibatkan hubungan
stimulus-respon. Hubungan disposisi properti sering kali dipelajari dalam penelitian bisnis dan
ilmu sosial.

Ringkasan

1. Jika arah proyek penelitian tidak jelas, sebaiknya ikuti prosedur penelitian dua langkah.
Tahap pertama adalah eksploratif, bertujuan untuk merumuskan hipotesis dan
mengembangkan desain penelitian tertentu. Proses penelitian umum terdiri dari tiga tahap
besar: (1) eksplorasi situasi, (2) pengumpulan data, dan (3) analisis dan interpretasi hasil.
2. Desain penelitian adalah strategi suatu penelitian dan rencana pelaksanaan strategi
tersebut. Ini menentukan metode dan prosedur untuk pengumpulan, pengukuran, dan
analisis data. Sayangnya, tidak ada klasifikasi sederhana mengenai desain penelitian yang
mencakup variasi yang ditemukan dalam praktik. Beberapa deskriptor utama desain
adalah
- Eksplorasi versus studi komunikasi
- Eksperimental versus ex post facto
- Deskriptif versus kausal
- Kasus versus statistic
- Lapangan versus lab versus simulasi
- Subjek merasakan tidak ada penyimpangan, ada penyimpangan, atau
penyimpangan yang disebabkan oleh peneliti.
3. Penelitian eksplorasi sesuai untuk studi total di area topik di mana data yang
dikembangkan terbatas. Pada sebagian besar penelitian lain, eksplorasi adalah tahap
pertama dari sebuah proyek dan digunakan untuk mengarahkan peneliti dan penelitian.
Tujuan eksplorasi adalah pengembangan hipotesis, bukan pengujian. Studi formal,
termasuk deskriptif dan kausal, adalah studi yang memiliki struktur substansial, hipotesis
yang akan diuji, atau pertanyaan penelitian yang akan dijawab. Studi deskriptif adalah
studi yang digunakan untuk menggambarkan fenomena yang terkait dengan populasi
subjek atau untuk memperkirakan proporsi populasi yang memiliki karakteristik tertentu.
Studi kausal berusaha untuk menemukan efek dari suatu variabel terhadap variabel
lainnya atau mengapa hasil tertentu diperoleh. Konsep kausalitas didasarkan pada logika
pengujian hipotesis, yang pada gilirannya menghasilkan kesimpulan induktif.
Kesimpulan seperti itu bersifat probabilistik dan dengan demikian tidak akan pernah bisa
dibuktikan dengan pasti. Gagasan terkini tentang kausalitas sebagai proses yang
kompleks meningkatkan pemahaman kita terhadap kanon Mill, meskipun kita tidak akan
pernah bisa mengetahui semua informasi relevan yang diperlukan untuk membuktikan
hubungan sebab akibat tanpa keraguan.
4. Hubungan yang terjadi antara dua variabel dapat bersifat simetris, timbal balik, atau
asimetris. Yang paling menarik bagi analis penelitian adalah hubungan asimetris, yang
dapat diklasifikasikan sebagai salah satu dari jenis berikut:
- Stimulus-respons
- Disposisi-properti
- Disposisi-perilaku
- Perilaku-properti

Kita menguji hipotesis kausal dengan melakukan tiga hal. Kami (1) mengukur kovariasi antar
variabel, (2) menentukan hubungan urutan waktu antar variabel, dan (3) memastikan bahwa
faktor-faktor lain tidak mengacaukan hubungan penjelasan. Masalah dalam mencapai tujuan ini
agak berbeda dalam penelitian eksperimental dan ex post facto. Jika memungkinkan, kami
mencoba untuk mencapai desain eksperimental yang ideal dengan penugasan subjek secara acak,
pencocokan karakteristik subjek, dan manipulasi dan kontrol variabel. Dengan menggunakan
metode dan teknik ini, kami mengukur hubungan seakurat dan seobyektif mungkin.

BAB 9

EKSPERIMEN
Apa itu Eksperimen ?

Perbedaan antara metode kausal dan eksperimen adalah bahwa peneliti diharuskan
menerima dunia sebagaimana adanya, sedangkan eksperimen memungkinkan peneliti untuk
mengubah secara sistematis variabel-variabel yang diminati dan mengamati perubahan apa yang
terjadi.

Eksperimen adalah penelitian yang melibatkan intervensi peneliti melebihi apa yang
diperlukan untuk pengukuran. Intervensi yang biasa dilakukan adalah dengan memanipulasi
beberapa variabel dalam suatu setting dan mengamati bagaimana pengaruhnya terhadap subjek
yang diteliti (misalnya, orang atau entitas fisik).

Contoh dari intervensi tersebut adalah studi terhadap orang yang berada di sekitar dan
pencuri. Hipotesis utama berkaitan dengan apakah orang yang mengamati pencurian akan lebih
mungkin melaporkannya (1) jika mereka sendirian saat mengamati kejahatan tersebut atau (2)
jika mereka sedang bersama orang lain. Setidaknya terdapat satu variabel bebas (IV) dan satu
variabel terikat (DV) dalam hubungan sebab akibat. Kami berhipotesis bahwa dalam beberapa
hal IV “menyebabkan” terjadinya DV. Variabel independen atau penjelas dalam contoh kita
adalah keadaan sendirian saat mengamati pencurian atau ditemani orang lain. Variabel terikatnya
adalah apakah subjek melaporkan mengamati kejahatan tersebut. Hasilnya menunjukkan bahwa
para pengamat lebih cenderung melaporkan pencurian tersebut jika mereka mengamatinya
sendirian dibandingkan bersama orang lain.

Dalam menyimpulkan penelitian, ada tiga jenis bukti menjadi dasar kesimpulan ini.
Pertama, harus ada kesepakatan antara variabel independen dan dependen. Ada tidaknya yang
satu berhubungan dengan ada atau tidaknya yang lain. Kedua, di luar korelasi variabel
independen dan dependen, urutan waktu terjadinya variabel harus dipertimbangkan. Variabel
dependen tidak boleh mendahului variabel independen. Dukungan penting ketiga terhadap
kesimpulan muncul ketika peneliti yakin bahwa variabel asing lainnya tidak mempengaruhi
variabel terikat.

Evaluasi Eksperimen
Keuntungan

Eksperimen ini lebih dekat dibandingkan metode pengumpulan data primer mana pun
untuk mencapai tujuan ini. Keuntungan yang paling utama adalah kemampuan peneliti dalam
memanipulasi variabel independen. Akibatnya, kemungkinan bahwa perubahan variabel terikat
merupakan fungsi dari manipulasi tersebut meningkat. Selain itu, kelompok kontrol berfungsi
sebagai pembanding untuk menilai keberadaan dan potensi manipulasi. Keuntungan kedua dari
percobaan ini adalah kontaminasi dari variabel asing dapat dikontrol dengan lebih efektif
dibandingkan desain lainnya. Hal ini membantu peneliti mengisolasi variabel eksperimental dan
mengevaluasi dampaknya dari waktu ke waktu. Ketiga, kemudahan dan biaya eksperimen lebih
unggul dibandingkan metode lain. Manfaat ini memungkinkan peneliti melakukan penjadwalan
pengumpulan data yang oportunistik dan fleksibilitas untuk menyesuaikan variabel dan kondisi
yang menimbulkan hal ekstrem yang tidak teramati dalam keadaan rutin.

Kekurangan

Persepsi banyak subjek terhadap lingkungan yang dibuat-buat dapat ditingkatkan dengan
berinvestasi pada fasilitas tersebut. Kedua, generalisasi dari sampel nonprobabilitas dapat
menimbulkan masalah meskipun dilakukan secara acak. Sejauh mana suatu penelitian dapat
digeneralisasikan dari mahasiswa ke manajer atau eksekutif masih menjadi pertanyaan. Dan
ketika sebuah eksperimen tidak berhasil disamarkan, subjek sukarelawan sering kali adalah
mereka yang paling tertarik dengan topik tersebut. Ketiga, meskipun biaya eksperimennya
rendah banyak penerapan eksperimen yang jauh melampaui anggaran metode pengumpulan data
primer lainnya.

Melakukan Eksperimen

Dalam eksperimen yang dilaksanakan dengan baik, peneliti harus menyelesaikan


serangkaian aktivitas agar berhasil melaksanakan keahliannya. Pada bagian ini, dan saat kami
memperkenalkan Tampilan 9-1, kami membahas tujuh aktivitas yang harus dilakukan peneliti
agar upaya tersebut berhasil :

1. Pilih variabel yang relevan.


2. Tentukan tingkat pengobatan.
3. Kontrol lingkungan eksperimen.
4. Pilih desain eksperimen.
5. Pilih dan tetapkan subjek.
6. Uji coba, revisi, dan uji.
7. Analisis datanya.

Memilih Variabel yang Relevan

Tantangan para peneliti pada langkah ini adalah:

1. Pilih variabel yang merupakan representasi operasional terbaik dari konsep aslinya.
2. Tentukan berapa banyak variabel yang akan diuji.
3. Pilih atau rancang tindakan yang tepat untuk mereka.

Para peneliti perlu memilih variabel yang paling mengoperasionalkan konsep presentasi
penjualan, manfaat produk, retensi, dan pengetahuan produk. Klasifikasi produk dan sifat
audiens yang dituju juga harus didefinisikan. Selain itu, istilah lebih baik dapat dioperasionalkan
secara statistik melalui uji signifikansi. Jumlah variabel dalam suatu eksperimen dibatasi oleh
anggaran proyek, waktu yang dialokasikan, ketersediaan kontrol yang tepat, dan jumlah subjek
yang diuji.

Menentukan Tingkat Perawatan

Dalam suatu eksperimen, partisipan mengalami manipulasi terhadap variabel bebas yang
disebut perlakuan eksperimental. Tingkat perlakuan terhadap variabel bebas adalah kelompok
arbitrer atau alami yang dibuat peneliti dalam variabel bebas suatu eksperimen. Misalnya, jika
gaji dihipotesiskan mempunyai pengaruh terhadap pelaksanaan opsi pembelian saham oleh
karyawan, maka gaji dapat dibagi menjadi rentang tinggi, menengah, dan rendah untuk mewakili
tiga tingkat variabel independen.
Berdasarkan hipotesis yang sama sekali berbeda, beberapa tingkat variabel independen
mungkin diperlukan untuk menguji efek urutan penyajian. Di sini kami hanya menggunakan dua.
Sebagai alternatif, kelompok kontrol dapat memberikan tingkat dasar untuk perbandingan.
Kelompok kontrol terdiri dari subjek yang tidak terpapar variabel independen, berbeda dengan
subjek yang menerima perlakuan eksperimental.

Mengontrol Lingkungan Eksperimental

Untuk mengendalikan lingkungan, fokus awal adalah pada menjaga konsistensi dalam
lingkungan fisik percobaan. Pengenalan eksperimen kepada subjek dan instruksinya biasanya
direkam dalam video untuk memastikan konsistensi. Selain itu, ada dua pendekatan penting
untuk mengendalikan faktor-faktor asing: Pertama dalam pendekatan "buta," subjek tidak
mengetahui apakah mereka menerima perlakuan eksperimental. Kedua pendekatan "buta ganda,"
baik subjek maupun pelaku eksperimen tidak mengetahui apakah mereka berada di dalam
kelompok eksperimen atau kelompok kontrol. Pendekatan ini membantu mengendalikan
komplikasi yang tidak diinginkan.

Memilih Desain Eksperimental

Desain eksperimen berperan sebagai rencana strategis dan statistik untuk menunjukkan
hubungan antara perlakuan eksperimental dan hasil observasi atau pengukuran pada titik tertentu
dalam rangkaian waktu penelitian. Dalam eksperimen, peneliti memanfaatkan pengetahuannya
untuk memilih desain yang paling sesuai dengan tujuan penelitian. Pemilihan desain yang tepat
meningkatkan kemungkinan bahwa perubahan yang diamati pada variabel yang diukur
disebabkan oleh manipulasi variabel yang diuji dan bukan oleh faktor-faktor lain.

Memilih dan Menugaskan Peserta

Dalam eksperimen, pemilihan partisipan harus mencerminkan populasi yang ingin digeneralisasi
oleh peneliti. Metode pengambilan sampel acak partisipan dalam eksperimen mirip dengan
metode pengambilan sampel responden dalam survei. Peneliti menyusun kerangka sampel dan
kemudian menempatkan partisipan ke dalam kelompok-kelompok dengan menggunakan teknik
pengacakan atau metode pengambilan sampel sistematis, tergantung pada situasi. Jika
pengacakan digunakan, data yang dimasukkan ke dalam kelompok eksperimen kemungkinan
besar akan sama dengan data yang dimasukkan ke dalam kelompok kontrol, dan ini memastikan
bahwa perbedaan yang muncul kemungkinan terdistribusi secara acak. Pencocokan adalah proses
untuk mencocokkan partisipan dalam hal karakteristik tertentu yang relevan dengan penelitian.

Uji Coba, Revisi dan Pengujian

Tahap uji coba merupakan tahap yang mirip dengan prosedur pengumpulan data primer lainnya.
Uji coba ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan mengatasi kesalahan dalam desain dan
pengendalian yang tidak sesuai dengan kondisi lingkungan atau variabel asing. Uji coba awal
instrumen atau metode penelitian memungkinkan peneliti untuk memperbaiki dan
menyempurnakan desain eksperimen sebelum melanjutkan ke tahap pengujian akhir.

Menganalisis Data
Dalam eksperimen, peneliti memiliki beberapa pilihan dalam hal pengukuran dan instrumen,
termasuk:

- Teknik observasi dan skema pengkodean.

- Tes tertulis dengan pensil.

- Instrumen laporan diri dengan pertanyaan terbuka atau tertutup.

- Teknik penskalaan (seperti skala Likert, perbedaan semantik, Q-sort).

- Pengukuran tindakan fisiologis (seperti respons kulit galvanik, EKG, analisis nada suara,
pelebaran mata).

Pilihan instrumen ini akan disesuaikan dengan jenis penelitian eksperimen yang dilakukan dan
tujuan dari penelitian tersebut.

Validitas Dalam Eksperimen

Dua jenis validitas utama yang dipertimbangkan:validitas internal—apakah kesimpulan yang kita
tarik tentang hubungan eksperimental yang terbukti benar-benar menyiratkan sebab?—dan
validitas eksternal—apakah hubungan sebab akibat yang diamati dapat digeneralisasikan pada
orang, lingkungan, dan waktu?Setiap jenis validitas memiliki ancaman spesifik yang perlu kita
waspadai.

Validitas Internal

Sejarah

Dalam desain eksperimental, seringkali dilakukan pengukuran kontrol (HAI) dari variabel terikat
sebelum memperkenalkan manipulasi (X) dan pengukuran setelahnya (HAI) setelah manipulasi.
Perbedaan antara HAI dan HAI adalah perubahan yang disebabkan oleh manipulasi tersebut.
Dalam kasus tertentu, berbagai peristiwa atau faktor eksternal dapat mempengaruhi hasil yang
mungkin mengacaukan efek manipulasi.

Pematangan
Perubahan juga dapat terjadi dalam subjek yang merupakan fungsi dari perjalanan waktu dan
tidak spesifik pada peristiwa tertentu. Hal ini menjadi perhatian khusus bila penelitiannya
mencakup waktu yang lama.

Pengujian

Suatu tes dapat mempengaruhi nilai tes yang kedua. Pengalaman mengikuti tes pertama saja
dapat memberikan efek pembelajaran yang mempengaruhi hasil tes kedua.

Peralatan

Ancaman terhadap validitas internal ini diakibatkan oleh perubahan antar pengamatan
baik pada alat ukur maupun pengamat. Menggunakan pertanyaan yang berbeda pada setiap
pengukuran jelas merupakan sumber potensi masalah. Bahkan dapat terjadi masalah
instrumentasi jika pengamat yang sama digunakan untuk semua pengukuran. Pengalaman
pengamat, kebosanan, kelelahan, dan antisipasi terhadap hasil semuanya dapat mendistorsi hasil
pengamatan yang terpisah.

Pilihan

Ancaman penting terhadap validitas internal adalah pemilihan subjek yang berbeda untuk
kelompok eksperimen dan kontrol. Pertimbangan validitas mengharuskan kelompok-kelompok
tersebut setara dalam segala hal. Jika subjek ditempatkan secara acak ke dalam kelompok
eksperimen dan kontrol, masalah seleksi ini dapat diatasi. Selain itu, mencocokkan anggota
kelompok berdasarkan faktor-faktor kunci dapat meningkatkan kesetaraan kelompok.

Regresi Statistik

Faktor ini berlaku terutama ketika kelompok dipilih berdasarkan skor ekstremnya.
Misalkan mengukur output seluruh pekerja di suatu departemen selama beberapa hari sebelum
percobaan dan kemudian melakukan percobaan hanya dengan pekerja yang skor
produktivitasnya berada di 25 persen teratas dan 25 persen terbawah.

Kematian Eksperimen
Atrisi sangat mungkin terjadi pada kelompok eksperimen. Karena anggota kelompok
kontrol tidak terpengaruh oleh situasi pengujian, kecil kemungkinan mereka untuk mundur.
Dalam studi insentif kompensasi, beberapa karyawan mungkin tidak menyukai perubahan
metode kompensasi dan mungkin menarik diri dari kelompok pengujian. Tindakan ini dapat.
Lima ancaman tambahan terhadap validitas internal tidak bergantung pada apakah seseorang
melakukan pengacakan atau tidak. Tiga yang pertama memiliki efek menyamakan kelompok
eksperimen dan kontrol.

1. Difusi, jika orang-orang dalam kelompok eksperimen dan kelompok kontrol berbicara,
maka orang-orang dalam kelompok kontrol dapat mempelajari perlakuan tersebut,
sehingga menghilangkan perbedaan di antara kelompok-kelompok tersebut
2. Pemerataan kompensasi, apabila perlakuan eksperimental lebih diinginkan, mungkin
terdapat keengganan administratif untuk menghilangkan anggota kelompok kontrol.
Tindakan kompensasi untuk kelompok kontrol dapat mengacaukan eksperimen
3. Persaingan kompensasi, hal ini mungkin terjadi ketika anggota kelompok kontrol
mengetahui bahwa mereka berada dalam kelompok kontrol. Hal ini dapat menimbulkan
tekanan kompetitif, menyebabkan anggota kelompok kontrol berusaha lebih keras
4. Demoralisasi, anggota kelompok kontrol mungkin menjadi kesal atas kekurangan yang
mereka alami dan menurunkan kerja sama dan hasil mereka
5. Sejarah lokal, efek sejarah reguler yang telah disebutkan berdampak baik eksperimental
ketika seseorang menugaskan semua orang yang melakukan eksperimen ke dalam satu
sesi kelompok dan semua orang yang mengontrol ke sesi kelompok lainnya, ada
kemungkinan terjadinya peristiwa istimewa yang dapat mengacaukan hasil. Masalah ini
dapat ditangani dengan memberikan perlakuan kepada individu atau kelompok kecil yang
ditugaskan secara acak pada sesi eksperimen atau kontrol.

Validitas Eksternal

Faktor validitas internal menimbulkan kebingungan mengenai apakah perlakuan


eksperimental ( X ) atau faktor luar yang menjadi sumber perbedaan observasi. Sebaliknya,
validitas eksternal berkaitan dengan interaksi perlakuan eksperimental dengan faktor-faktor lain
dan dampak yang dihasilkan pada kemampuan untuk menggeneralisasi (dan lintas) waktu,
lingkungan, atau orang. Di antara ancaman utama terhadap validitas eksternal adalah
kemungkinan interaktif berikut:

Reaktivitas pengujian pada X

- Interaksi seleksi dan X


- Faktor reaktif lainnya.

Reaktivitas Pengujian pada X

Efek reaktif mengacu pada kepekaan subjek melalui pretest sehingga mereka merespons
stimulus eksperimental ( X ) dengan cara yang berbeda. Pengukuran pengetahuan subjek tentang
program ekologi suatu perusahaan sebelum pengukuran akan sering kali membuat subjek peka
terhadap berbagai upaya komunikasi eksperimental yang mungkin dilakukan tentang perusahaan.
Efek sebelum pengukuran ini bisa menjadi sangat signifikan dalam eksperimen yang IV-nya
adalah perubahan sikap

Interaksi Seleksi dan X

Proses pemilihan subjek tes untuk suatu eksperimen mungkin merupakan ancaman
terhadap validitas eksternal. Populasi tempat seseorang memilih subjek mungkin tidak sama
dengan populasi yang ingin digeneralisasikan hasilnya.

Faktor Reaktif Lainnya

Sebuah atrisi situasi sosial jelas dapat memberikan hasil yang tidak mewakili populasi
yang lebih besar. Misalkan pekerja yang diberi pembayaran insentif dipindahkan ke area kerja
lain untuk memisahkan mereka dari kelompok kontrol. Kondisi baru ini saja dapat menciptakan
kondisi reaktif yang kuat. Efek reaktif lainnya adalah kemungkinan interaksi antara X dan
karakteristik subjek. Masalah validitas internal dapat diselesaikan dengan desain eksperimen
yang hati-hati, namun hal ini kurang berlaku untuk masalah validitas eksternal. Validitas
eksternal sebagian besar merupakan masalah generalisasi. Asumsikan bahwa semakin dekat dua
peristiwa dalam waktu, ruang, dan pengukuran, semakin besar kemungkinan keduanya
mengikuti hukum yang sama.
Desain Penelitian Eksperimental

Banyaknya desain eksperimen yang kekuatannya sangat bervariasi untuk mengendalikan


kontaminasi hubungan antara variabel independen dan dependen. Desain yang paling diterima
secara luas didasarkan pada karakteristik kontrol ini:

(1) pra-eksperimen, (2) eksperimen sebenarnya, dan (3) eksperimen lapangan

Desain Pra-eksperimental

Ketiga desain pra eksperimental lemah dalam kekuatan pengukuran ilmiahnya—yaitu,


mereka gagal melakukannya mengendalikan secara memadai berbagai ancaman terhadap
validitas internal. Hal ini terutama berlaku pada studi setelahnya

Setelah Pelajaran

Contohnya adalah kampanye edukasi karyawan mengenai kondisi keuangan perusahaan


tanpa adanya pengukuran terlebih dahulu terhadap pengetahuan karyawan. Hasil yang diperoleh
hanya menunjukkan seberapa banyak yang diketahui karyawan setelah kampanye pendidikan,
namun tidak ada cara untuk menilai efektivitas kampanye. Kurangnya kelompok pretest dan
kontrol membuat desain ini tidak memadai untuk membangun hubungan sebab akibat.

Desain Pretest–Posttest Satu Kelompok

Penelitian ini lebih baik dalam menghadapi berbagai ancaman terhadap validitas internal
dibandingkan studi setelahnya, namun desainnya masih lemah.
Desain Eksperimental Sejati

Kelemahan utama dari desain pra-eksperimental adalah bahwa mereka gagal


menyediakan kelompok pembanding yang benar-benar setara. Cara untuk mencapai kesetaraan
adalah melalui pencocokan dan tugas acak. Dengan kelompok yang ditetapkan secara acak, kita
dapat menggunakan uji signifikansi statistik dari apa yang diamati. Hal ini umum untuk
menunjukkan tanda X untuk stimulus tes dan tanda kosong untuk adanya situasi kontrol. Lebih
tepatnya ada X1 dan X2, dan beberapa kali lebih banyak. X1 mengidentifikasi satu variabel
independen tertentu, sedangkan X2 adalah variabel independen yang telah dipilih. Level-level
yang berbeda dari variabel independen yang sama juga dapat digunakan, dengan satu tingkat
berfungsi sebagai kontrol.
Desain Kelompok Kontrol Pretest–Posttest

Pengaruh variabel eksperimen dinyatakan sebagai berikut,

E = (O2-O1) - (O4-O3)

Pemilihan acak dapat dikalahkan oleh tingkat penolakan yang tinggi berdasarkan subjek.
Ini akan mengakibatkan penggunaan jumlah orang yang pada dasarnya adalah sukarelawan dan
mungkin secara tidak proporsional tidak menjadi tipikal populasi. Jika ini terjadi, maka perlu
mengulangi percobaan tersebut beberapa kali dengan kelompok lain dalam kondisi lain sebelum
kita dapat yakin akan validitas eksternal.

Desain Kelompok Kontrol Hanya Posttest

Efek eksperimental diukur dengan perbedaan antara O1 dan O2;

E = (O2-O1)

Kesederhanaan desain ini membuatnya lebih menarik dibandingkan desain kelompok


kontrol pretest-posttest. Ancaman validitas internal dari sejarah, pematangan, seleksi, dan regresi
statistik sudah memadai, dikendalikan oleh penugasan acak. Karena peserta yang diukur hanya
sekali, ancaman pengujian dan instrumentasi berkurang, tetapi angka kematian berbeda antara
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol terus menjadi masalah potensial.

Eksperimen Lapangan: Eksperimen Kuasi atau Semi

Dalam kondisi lapangan, kita sering kali tidak dapat mengontrol cukup banyak variabel
asing atau perlakuan eksperimental untuk menggunakan desain eksperimen yang sebenarnya.
Penelitian ini tidak mungkin dilakukan dengan kelompok kontrol, pretest, atau pengacakan
pelanggan; tetapi informasi yang diperoleh sangat penting dan merupakan kompromi terhadap
desain eksperimental yang sebenarnya. Kami menggunakan desain pra-eksperimental yang telah
dibahas sebelumnya atau eksperimen semu untuk menghadapi kondisi tersebut. Di dalam
eksperimen semu, kita seringkali tidak tahu kapan atau kepada siapa kita harus memaparkan
pengobatan eksperimental. Namun eksperimen semu lebih rendah daripada eksperimen
sebenarnya desain eksperimental tetapi biasanya lebih unggul daripada desain pra-eksperimental.
Desain Grup Kontrol yang Tidak Setara

Ini adalah desain eksperimen semu yang kuat dan banyak digunakan. Ada dua varietas,
salah satunya adalah desain setara utuh dimana keanggotaan dari kelompok eksperimen dan
kontrol berkumpul secara alami. Desain ini sangat berguna ketika semua jenis proses seleksi
individu dilakukan bersikap reaktif. Variasi kedua, desain kelompok eksperimen yang dipilih
sendiri, itu lebih lemah karena adanya sukarelawan direkrut untuk membentuk kelompok
eksperimen, sedangkan subjek non-sukarelawan digunakan sebagai kontrol.

Perbandingan hasil pretest (O1-O3) merupakan salah satu indikator derajat kesetaraan
antar tes dan kelompok kontrol. Jika hasil pretest berbeda secara signifikan, maka timbul
pertanyaan nyata mengenai hal tersebut komparabilitas kelompok. Di sisi lain, jika observasi
pretest serupa antar kelompok, maka ada lebih banyak alasan untuk meyakini validitas internal
eksperimen itu baik. Desainnya digambarkan sebagai berikut.

Sampel Desain Pretest-Posttest yang Terpisah

Desain dasarnya digambarkan sebagai berikut,

Perlakuan dalam tanda kurung (X) tidak relevan dengan tujuan penelitian namun terbukti
menunjukkan bahwa pelaku eksperimen tidak dapat mengendalikan perlakuannya.

Desain Rangkaian Waktu Grup

Desain deret waktu memperkenalkan observasi berulang sebelum dan sesudah perlakuan
dan memungkinkan sub-objek untuk bertindak sebagai kontrol mereka sendiri. Desain kelompok
perlakuan tunggal memiliki pengukuran sebelum-sesudah sebagai satu-satunya kontrol. Ada juga
desain ganda dengan dua atau lebih kelompok pembanding serta pengukuran berulang pada
setiap kelompok perlakuan.

Format deret waktu sangat berguna jika catatan yang disimpan secara rutin merupakan
bagian alami dari proses tersebut lingkungan dan tidak mungkin reaktif. Pendekatan deret waktu
juga merupakan cara yang baik untuk mempelajari peristiwa yang tidak direncanakan secara ex
post facto.

Ringkasan

● Eksperimen adalah studi yang melibatkan intervensi oleh peneliti. Biasa intervensi adalah
memanipulasi suatu variabel (independen variabel) dan mengamati bagaimana
pengaruhnya terhadap subjek yang dipelajari.
● Kelebihan evaluasi terhadap metode eksperimen: (1) kemampuan mengungkap hubungan
sebab akibat, (2) ketentuan pengendalian asing dan lingkungan hidup variabel, (3)
kemudahan dan biaya pembuatan tes yang rendah situasi daripada mencari penampilan
mereka dalam bisnis situasi, (4) kemampuan untuk mereplikasi temuan dan sebagainya,
dan (5) kemampuan untuk mengeksploitasi peristiwa yang terjadi secara alami.
● Beberapa kelebihan metode lain yang menjadi kewajiban bagi percobaan meliputi (1)
pengaturan buatan laboratorium, (2) generalisasi dari sampel nonprobabilitas, (3)
disprobabilitas membagi biaya dalam situasi bisnis tertentu, (4) fokus terbatas pada saat
ini dan masa depan, dan (5) etika isu-isu penting yang berkaitan dengan manipulasi dan
pengendalian manusia mata pelajaran.
● Pertimbangan kegiatan-kegiatan berikut ini yang penting untuk pelaksanaan percobaan
yang terencana: (a) Pilih variabel yang relevan untuk pengujian. (b) Tentukan tingkat
perawatan. (c) Mengontrol faktor lingkungan dan faktor asing. (d) Pilih desain
eksperimen yang sesuai dengan hipotesis. (e) Pilih dan tetapkan subjek ke dalam
kelompok. (f) Uji coba, revisi, dan lakukan uji akhir. (g) Analisis datanya.
● Suatu eksperimen mempunyai validitas internal yang tinggi jika seseorang mempunyai
keyakinan bahwa perlakuan eksperimental telah menjadi sumbernya perubahan variabel
terikat.
● Validitas eksternal tinggi ketika hasil suatu eksperimen dinilai berlaku untuk beberapa
populasi yang lebih besar. Tiga potensi ancaman terhadap validitas eksternal sedang
menguji reaktivitas, interaksi seleksi, dan faktor reaktif lainnya.
● Desain penelitian eksperimental meliputi (1) pra-eksperimen, (2) eksperimen sebenarnya,
dan (3) eksperimen semu.
● Persyaratan kriterian validiti internal yaitu (1) studi setelahnya saja, (2) satu kelompok
desain pretest-posttest, dan (3) perbandingan kelompok statis.
● Ada banyak desain kuasi-eksperimental, tetapi hanya tiga yang cocok dibahas dalam bab
ini: (1) desain kelompok kontrol yang tidak setara, (2) desain pretest-posttest sampel
terpisah, dan (3) kelompok desain deret waktu.

BAB 10

SURVEI

Karakteristik Pendekatan Komunikasi

Penelitian dapat mengadopsi dua pendekatan berdasarkan bagaimana data primer dikumpulkan.
Pertama, penelitian bisa berfokus pada observasi kondisi, perilaku, peristiwa, orang, atau proses.
Kedua, penelitian bisa melibatkan interaksi dengan orang-orang untuk mengumpulkan data
mengenai sikap, motivasi, niat, harapan, dan sejenisnya. Peneliti memilih pendekatan
pengumpulan data berdasarkan jenis informasi yang dibutuhkan untuk menjawab pertanyaan
penelitian. Teknik observasi cocok untuk mengamati perilaku, sementara survei atau wawancara
lebih cocok untuk mendapatkan wawasan tentang sikap, motivasi, dan pemikiran peserta. Sifat
peserta, termasuk kemampuan mereka untuk mengungkapkan pemikiran mereka, juga
memengaruhi pilihan peneliti. Setelah memilih pendekatan komunikasi, peneliti harus
mempertimbangkan berbagai tahap, termasuk menciptakan pertanyaan pengukuran, merancang
instrumen, mengatasi masalah pengambilan sampel, dan mengelola proses pengumpulan data.
Selain itu, berbagai pendekatan komunikasi, seperti survei dan wawancara, memiliki kekuatan
dan kelemahan tersendiri yang harus dipertimbangkan.

Kesalahan Dalam Riset Komunikasi

Ada tiga sumber utama kesalahan dalam penelitian komunikasi: pertanyaan pengukuran dan
instrumen survei, pewawancara, dan partisipan. Peneliti tidak dapat membantu pengambil
keputusan bisnis menjawab pertanyaan penelitian jika mereka (1) memilih atau menyusun
pertanyaan yang tidak tepat, (2) menanyakannya dalam urutan yang tidak tepat, atau (3)
menggunakan transisi dan instruksi yang tidak tepat untuk memperoleh informasi.

Kesalahan Pewawancara

kesalahan pewawancara,sumber utama kesalahan pengambilan sampel dan bias respons,


disebabkan oleh berbagai tindakan:

• Kegagalan untuk mengamankan kerjasama penuh peserta (kesalahan pengambilan


sampel)

• Kegagalan mencatat jawaban secara akurat dan lengkap (kesalahan entri data)

• Kegagalan untuk secara konsisten melaksanakan prosedur wawancara

• Kegagalan untuk membangun lingkungan wawancara yang sesuai

• Pemalsuan jawaban individu atau seluruh wawancara

• Perilaku mempengaruhi yang tidak pantas


• Bias kehadiran fisik

Kesalahan Peserta

Untuk keberhasilan dalam survei, peserta harus memenuhi tiga kondisi utama:

1. Mempunyai Informasi yang Diperlukan

2. Memahami Peran dalam Wawancara

3. Memiliki Motivasi yang Cukup

Peserta dapat menyebabkan kesalahan dalam dua cara: apakah mereka merespons (keinginan)
dan bagaimana mereka merespons. Kesalahan berbasis partisipasi dipengaruhi oleh:

- Peserta merasa bahwa pengalaman mereka dalam survei akan menyenangkan dan memuaskan.

- Peserta merasa bahwa waktu yang mereka habiskan untuk menjawab survei adalah berharga.

- Peserta mengabaikan keraguan mental yang mungkin mereka miliki tentang berpartisipasi.

Kualitas dan kuantitas informasi yang diperoleh sangat bergantung pada kemampuan dan
kemauan peserta untuk berpartisipasi dengan baik dalam survei. Mengatasi kesalahan respons
juga merupakan bagian penting dari survei. Kesalahan ini terjadi ketika peserta memberikan
jawaban yang salah atau tidak lengkap, atau saat mereka merubah tanggapan mereka untuk
menyenangkan atau melindungi diri mereka sendiri. Dalam survei, bias respons terjadi ketika
peserta mengubah tanggapan mereka dengan sengaja atau tidak sengaja. Kesalahan ini dapat
disebabkan oleh tekanan sosial untuk menyenangkan, ketidakpedulian atau ketidakmampuan
untuk menjawab pertanyaan dengan jujur, atau ketidakmampuan peserta untuk memahami
pertanyaan atau konsep yang diajukan oleh peneliti. Semua kesalahan ini mempengaruhi kualitas
data yang diperoleh dari survei dan harus dipertimbangkan oleh peneliti ketika merancang dan
menerapkan survei.

Memilih Metode Komunikasi


Dalam dua dekade terakhir abad ke-20 dan dekade pertama abad ke-21, sebuah revolusi
entah itu dinamakan "pengumpulan data berbantuan komputer" (CADAC), "pengumpulan
informasi survei berbantuan komputer" (CASIC), atau "wawancara berbantuan komputer" (CAI),
tren ini terus berkembang.
Survei yang Dikelola Sendiri

Evaluasi Survei yang Dikelola Sendiri

Kuesioner yang dikelola sendiri melalui komputer (juga disebut wawancara mandiri
dengan bantuan komputer, atau CASI ) menggunakan intranet organisasi, Internet, atau layanan
online melalui tablet dan perangkat seluler untuk menjangkau pesertanya.

Biaya

Semua jenis survei yang dilakukan sendiri biasanya lebih murah dibandingkan survei
melalui wawancara pribadi. Hal ini berlaku untuk survei melalui surat, serta survei yang
dikirimkan melalui komputer dan survei intersepsi.

Contoh Aksesibilitas

Salah satu keuntungan menggunakan survei yang dikelola sendiri melalui surat adalah
peneliti dapat menghubungi partisipan yang mungkin tidak dapat diakses. Beberapa kelompok,
seperti eksekutif perusahaan besar dan dokter, sulit dihubungi secara langsung atau melalui
telepon, karena penjaga gerbang (sekretaris, manajer kantor, dan asisten) membatasi akses.

Kendala Waktu

Studi yang disampaikan melalui komputer, terutama yang diakses melalui tautan email ke
Internet, sering kali memiliki batasan waktu baik dalam akses maupun penyelesaian setelah
dimulai. Dan begitu dimulai, penelitian yang dilakukan melalui komputer biasanya tidak dapat
diinterupsi oleh peserta untuk mencari informasi yang tidak segera diketahui.

Anonim

Survei yang dilakukan melalui komputer masih menikmati persepsi anonimitas yang
sama, meskipun meningkatnya kekhawatiran mengenai privasi dapat mengikis persepsi ini di
masa depan.

Cakupan Topik
Keterbatasan utama survei yang dilakukan sendiri adalah mengenai jenis dan jumlah
informasi yang dapat diperoleh. Peneliti biasanya tidak berharap memperoleh informasi dalam
jumlah besar dan tidak dapat menyelidiki topik secara mendalam. Partisipan biasanya akan
menolak untuk bekerja sama dengan kuesioner yang panjang dan/atau rumit, yang dikirim
melalui komputer, atau yang disadap kecuali jika mereka melihat adanya keuntungan pribadi.

Memaksimalkan Partisipasi

Upaya untuk memaksimalkan kemungkinan peserta berpartisipasi salah satunya


menggunakan Metode Desain Total (TDM) yakni dengan merancang kuesioner yang mudah
dibaca, memberikan arahan respons yang jelas, menyertakan komunikasi secara personalisasi, ,
memberikan informasi tentang survei dengan memberikan pemberitahuan terlebih dahulu, dan
mendorong peserta untuk memberikan tanggapan atau respon.

Tren Survei yang Dikelola Sendiri

Saat ini, banyak perusahaan yang menggunakan kemampuan internet untuk mengevaluasi
kebijakan dan perilaku karyawan sehingga memungkinkan organisasi besar dan kecil
menggunakan survei komputer dengan kelompok peserta internal dan eksternal. Dengan
menggunakan survei melalui internet, organisasi-organisasi dapat mengevaluasi proses layanan
pelanggan, membuat daftar prospek penjualan, mengevaluasi rencana promosi dan perubahan
produk, menentukan kebutuhan pemasok dan pelanggan, menemukan minat terhadap lowongan
pekerjaan, mengevaluasi sikap karyawan, dan lain sebagainya.

Keuntungan survei menggunakan internet adalah: memudahkan transfer data dan desain
kuesioner, mampu mengimpor formulir kuesioner dari file teks, mampu memandu partisipan
melalui format pertanyaan dan respons, menghasilkan penerbitan yang bersifat otomatis ke
server web, mampu melihat data masuk secara real-time, mampu mengedit data menggunakan
spreadsheet, transmisi hasil yang lebih cepat, dan mekanisme analisis dan pelaporan menjadi
fleksibel. Dengan demikian, survei yang dilakukan melalui internet atau komputer
memungkinkan peningkatan terhadap jumlah partisipasi.

Survei melalui Wawancara Telepon


Survei menggunakan telepon berhasil memberikan akses terhadap partisipan menjadi
lebih efisien dan juga biaya yang dikeluarkan organisasi menjadi lebih rendah sehingga hal ini
dapat menjadikan wawancara telepon sebagai alternatif yang sangat menarik bagi para peneliti.

Evaluasi Wawancara Telepon

Biaya yang diperlukan untuk survei menggunakan telepon lebih terjangkau. Biaya
pengambilan sampel dan pengumpulan data bisa mencapai 45 hingga 64 persen lebih rendah
dibandingkan biaya untuk wawancara secara pribadi. Wawancara telepon dengan bantuan
komputer (CATI) telah banyak digunakan dalam organisasi penelitian di seluruh dunia. Selain
itu, wawancara menggunakan telepon dapat mempercepat penyelesaian studi, kadang-kadang
hanya memakan waktu sekitar satu hari untuk pekerjaan lapangan. Bahkan jika dibandingkan
dengan wawancara pribadi, kemungkinan besar bias pewawancara, terutama bias yang
disebabkan oleh penampilan fisik, bahasa tubuh, dan tindakan pewawancara, dapat dikurangi
dengan menggunakan wawancara telepon.

Rumah Tangga yang Tidak Dapat Diakses

Di Amerika, terdapat sekitar 94 persen dari seluruh rumah tangga memiliki akses
terhadap layanan telepon. Hal ini seharusnya menjadikan survei melalui telepon sebagai
metodologi utama dalam studi komunikasi. Namun, ada beberapa faktor yang mengurangi
antusiasme terhadap metodologi ini dimana rumah tangga pedesaan dan rumah tangga dengan
pendapatan di bawah garis kemiskinan masih kurang terwakili dalam studi telepon, dengan akses
telepon di bawah 75 persen. Tentunya ini dapat menghambat akses survei.

Nomor Tidak Akurat atau Tidak Berfungsi

Beberapa metode perlu dilakukan untuk mengatasi kekurangan direktori; diantaranya


adalah teknik pemilihan nomor telepon dengan menggunakan random dialing atau kombinasi
direktori dan random dialing. Namun, permintaan beberapa saluran telepon baik oleh rumah
tangga maupun individu telah menghasilkan kode area telepon dan pertukaran lokal baru. Hal ini
meningkatkan tingkat ketidakakuratan.

Batasan Durasi Wawancara


Batasan durasi wawancara merupakan kelemahan lain dari survei telepon, namun tingkat
batasan ini bergantung pada minat peserta terhadap topik tersebut. Sepuluh menit umumnya
dianggap ideal untuk survei melalui telepon, namun terkadang ada juga yang melakukan
wawancara berdurasi 20 menit.

Batasan Penggunaan Pertanyaan Visual atau Kompleks

Survei telepon membatasi kompleksitas survei dan penggunaan skala kompleks atau
teknik pengukuran yang mungkin dilakukan melalui wawancara pribadi, survei CASI, atau
survei WWW. Dalam wawancara pribadi, peserta diminta untuk mengurutkan peringkat pada
tanggapan berbeda terhadap sebuah pertanyaan. Bagi peserta yang tidak dapat
memvisualisasikan skala atau alat pengukuran yang dijelaskan dalam wawancara, solusinya
adalah dengan menggunakan sembilan poin. pendekatan penskalaan dan meminta peserta
memvisualisasikannya dengan menggunakan tombol telepon atau keypad.

Kemudahan Penghentian Wawancara

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa tingkat respons dalam studi melalui telepon
lebih rendah dibandingkan dengan wawancara tatap muka. Salah satu alasannya adalah peserta
merasa lebih mudah mengakhiri wawancara telepon. Praktek telemarketing juga dapat
berkontribusi. Peneliti harus berusaha meyakinkan peserta bahwa wawancara telepon bukanlah
alasan untuk meminta kontribusi atau menjual produk tertentu.

Keterlibatan Peserta yang Kurang

Survei melalui telepon dapat menghasilkan tanggapan yang kurang menyeluruh, dan
orang yang diwawancarai melalui telepon menganggap pengalaman yang diperoleh kurang
bermanfaat dibandingkan wawancara pribadi. Peserta melaporkan lebih sedikit hubungan baik
dengan pewawancara telepon dibandingkan dengan pewawancara pribadi. Mengingat semakin
besarnya biaya dan kesulitan wawancara pribadi, kemungkinan besar survei yang dilakukan
melalui telepon akan lebih banyak dilakukan di masa depan. Salah satu otoritas menyarankan:
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa tingkat respons dalam studi melalui telepon lebih
rendah dibandingkan dengan wawancara tatap muka. Salah satu alasannya adalah peserta merasa
lebih mudah mengakhiri wawancara telepon. Kita perlu bereksperimen dengan teknik-teknik
untuk meningkatkan kenikmatan wawancara oleh peserta, memaksimalkan tingkat penyelesaian
secara keseluruhan, dan meminimalkan kesalahan respons pada ukuran-ukuran tertentu. Dimulai
dengan upaya pesan-pesan verbal isyarat-isyarat visual saat interaksi wawancara tatap muka:
senyuman, kerutan di dahi, alis terangkat, kontak mata, dan lain-lain.

Perubahan Lingkungan Fisik

Penggantian telepon rumah atau kantor dengan telepon seluler dan nirkabel juga
menimbulkan kekhawatiran. Sehubungan dengan survei melalui telepon, para peneliti
mengkhawatirkan perubahan lingkungan di mana survei tersebut dapat dilakukan dan kualitas
data yang dikumpulkan dalam kondisi yang mungkin mengganggu.

Tren Survei Telepon

Tren masa depan dalam survei telepon perlu diperhatikan. Layanan pesan suara
berpotensi menimbulkan masalah tingkat respons yang kompleks. Penelitian sebelumnya
menemukan bahwa sebagian besar rumah tangga tersebut dapat diakses, tingkat kontak
berikutnya lebih besar pada rumah tangga yang menggunakan mesin penjawab dibandingkan
rumah tangga tanpa mesin. Temuan lain menunjukkan bahwa :

(1) individu menjawab mesin lebih mungkin untuk berpartisipasi,

(2) penggunaan mesin lebih umum pada akhir pekan dibandingkan pada malam hari
kerja, dan

(3) mesin lebih umum digunakan di perkotaan dibandingkan di daerah pedesaan.

Survei melalui Wawancara Pribadi

Survei melalui wawancara pribadi adalah percakapan dua arah antara pewawancara
terlatih dan peserta. Wawancara pribadi sebaiknya punya kejelasan pertanyaan.

Evaluasi Survei Wawancara Pribadi

Terdapat keuntungan dan keterbatasan yang jelas terhadap survei melalui wawancara
pribadi. Nilai terbesar terletak pada kedalaman informasi dan detail yang dapat dijamin. Hal ini
jauh melebihi informasi yang diperoleh melalui telepon dan studi mandiri melalui surat atau
komputer. Walaupun wawancara pribadi itu mahal, baik dari segi uang maupun waktu. Biayanya
sangat tinggi jika studi mencakup wilayah geografis yang luas atau memiliki persyaratan
pengambilan sampel yang ketat. Pengecualian untuk hal ini adalah survei melalui wawancara
intersep, Pewawancara manusia juga memiliki kendali lebih besar dibandingkan jenis studi
komunikasi lainnya. Mereka dapat menyaring terlebih dahulu untuk memastikan peserta yang
benar menjawab, dan mereka dapat mengatur dan mengontrol kondisi wawancara. Mereka dapat
menggunakan perangkat penilaian khusus dan materi visual, seperti yang dilakukan dengan
wawancara pribadi dengan bantuan komputer (CAPI). Pewawancara juga dapat menyesuaikan
bahasa wawancara ketika mereka mengamati permasalahan dan dampak wawancara terhadap
peserta.

Wawancara intersepsi mengurangi biaya yang terkait dengan kebutuhan beberapa


pewawancara, pelatihan, dan perjalanan. Namun efektivitas biayanya akan berkurang ketika
pengambilan sampel yang representatif sangat penting untuk hasil penelitian..Biaya untuk
sebagian besar metode komunikasi telah meningkat pesat dalam beberapa tahun terakhir karena
perubahan iklim sosial telah membuat wawancara pribadi menjadi lebih sulit. Banyak orang saat
ini enggan berbicara dengan orang asing. Pewawancara enggan mengunjungi lingkungan asing
sendirian, terutama untuk wawancara malam hari. Hasil survei melalui wawancara pribadi dapat
dipengaruhi oleh pewawancara yang mengubah pertanyaan yang diajukan atau dengan cara lain
membiaskan hasil.Bias pewawancara sebagai salah satu dari tiga sumber kesalahan utama.

Memilih Metode Survei yang Optimal

Bila pertanyaan investigasi memerlukan informasi dari peserta yang sulit dijangkau,
maka wawancara telepon, survei melalui surat, atau survei melalui komputer harus
dipertimbangkan. Namun, jika data harus dikumpulkan dengan sangat cepat, survei melalui surat
kemungkinan besar akan dikesampingkan. Jika memerlukan pertanyaan dan penyelidikan
ekstensif, maka survei melalui wawancara pribadi harus dipertimbangkan. Jika tidak ada pilihan
yang cocok, maka karakteristik terbaik dari dua atau lebih alternatif dapat digabungkan ke dalam
survei gabungan . Dalam studi MindWriter, Jason Henry mengusulkan survei online mandiri
yang direkrut melalui email. Meskipun desain penelitian ini menawarkan kecepatan dalam
pengumpulan data, entri data, dan biaya yang lebih rendah. format online menawarkan ruang
pertanyaan yang tidak terbatas, hanya survei singkat yang mungkin akan mendorong partisipasi
dan penyelesaian survei secara penuh. Memperingatkan pelanggan akan pentingnya
berpartisipasi dalam survei melalui telepon mungkin akan meningkatkan desain penelitian,
namun hal ini akan menambah biaya setiap penelitian bulanan secara signifikan. Usulan Jason
berisi prosedur tindak lanjut dari survei telepon dengan peserta yang diundang yang tidak
menyelesaikan survey online.

Dalam penelitian Albany Clinic, peneliti dapat mengambil beberapa tindakan untuk
meningkatkan kualitas data. Mendistribusikan kuesioner pasien (melalui surat) sebelum
kedatangan akan meningkatkan keakuratan dalam mengidentifikasi obat, diagnosis, rawat inap,
dan sebagainya. Pada akhirnya, semua peneliti dihadapkan pada kenyataan praktis mengenai
biaya dan tenggat waktu. Survei melalui wawancara pribadi adalah metode komunikasi yang
paling mahal dan memakan waktu paling banyak kecuali jika digunakan tim lapangan yang
besar. Survei melalui telepon berbiaya sedang dan menawarkan pilihan tercepat. Kuesioner yang
dikirimkan melalui email atau Internet adalah yang paling murah. Bila sampel yang Anda
inginkan tersedia melalui Internet, survei Internet mungkin terbukti menjadi metode komunikasi
paling murah dengan ketersediaan data paling cepat (simultan).

Layanan Survei Outsourcing

Pemasok komersial layanan penelitian bervariasi mulai dari operasi layanan penuh
hingga konsultan khusus. Ketika kerahasiaan kemungkinan besar mempengaruhi keunggulan
kompetitif, manajer atau staf terkadang lebih memilih untuk mengajukan penawaran hanya pada
satu tahap proyek. Terlepas dari itu, pekerjaan eksplorasi, desain, pengambilan sampel,
pengumpulan data, atau pemrosesan dan analisis dapat dikontrak secara terpisah atau secara
keseluruhan. Sebagian besar organisasi menggunakan permintaan proposal (RFP) untuk
menjelaskan persyaratan mereka dan mencari penawaran yang kompetitif.

Perusahaan riset juga menawarkan keuntungan khusus yang biasanya tidak dimiliki oleh
klien mereka sendiri. Wawancara dengan lokasi terpusat atau fasilitas telepon dengan bantuan
komputer mungkin sangat diinginkan untuk kebutuhan penelitian tertentu. Staf yang terlatih
secara profesional dan memiliki banyak pengalaman dalam permasalahan manajemen serupa
juga merupakan keuntungan lainnya. Kemampuan pemrosesan data dan analisis statistik sangat
penting untuk beberapa proyek. Vendor lain memiliki perangkat lunak yang dirancang khusus
untuk wawancara dan tabulasi data. Pemasok panel menyediakan layanan penelitian jenis lain,
dengan penekanan pada pekerjaan survei jangka panjang. Dengan menggunakan peserta yang
sama dari waktu ke waktu, panel dapat melacak tren sikap terhadap isu atau produk, adopsi
produk atau perilaku konsumsi, dan berbagai kepentingan penelitian lainnya. Pemasok data panel
dapat memperoleh informasi dari teknik wawancara pribadi dan telepon serta dari survei melalui
surat, Web, dan mode campuran. Buku harian adalah sarana umum untuk mencatat peristiwa-
peristiwa yang menjadi kepentingan penelitian oleh anggota panel.

Ringkasan

1. Pendekatan komunikasi melibatkan survei atau wawancara dengan orang-orang dan


mencatat tanggapan mereka untuk dianalisis. Komunikasi dicapai melalui wawancara
pribadi, wawancara telepon, atau survei yang dilakukan sendiri, dengan masing-masing
metode mempunyai kekuatan dan kelemahannya. Metode komunikasi yang optimal adalah
metode yang berperan untuk menjawab pertanyaan penelitian dan penanganan Anda dengan
kendala yang disebabkan oleh waktu, anggaran, dan manusia sumber daya. Peluang untuk
menggabungkan beberapa odologi metode survei membuat penggunaan mode campuran
diinginkan banyak proyek.

2. Komunikasi yang sukses mengharuskan kita mencari informasi yang dapat diberikan oleh
partisipan dan partisipan memahami perannya serta termotivasi untuk memainkan peran
tersebut. Motivasi, khususnya, adalah tugas pewawancara. Hubungan dengan peserta harus
dibangun dengan cepat, dan kemudian proses teknis pengumpulan data harus dilakukan.
Penyelidikan yang terampil untuk melengkapi jawaban yang diajukan secara sukarela oleh
peserta. Kesederhanaan arah dan tampilan instrumen merupakan faktor tambahan
pertimbangkan dalam mendorong respons dalam studi komunikasi yang dikelola sendiri.

3. Ada dua faktor yang dapat menyebabkan bias dalam wawancara. Salah satunya adalah
nonrespon. Hal ini menjadi perhatian pada semua survei. Beberapa penelitian menunjukkan
bahwa kontak pertama sering kali mengamankan kurang dari 20 persen peserta yang
ditunjuk. Berbagai metode berguna untuk meningkatkan keterwakilan ini, cara yang paling
efektif adalah dengan melakukan panggilan balik hingga jumlah wawancara yang telah
diselesaikan mencukupi. Faktor kedua adalah respon kesalahan, yang terjadi ketika peserta
gagal memberikan jawaban yang benar atau lengkap. Pewawancara juga dapat berkontribusi
terhadap kesalahan respons. Pewawancara dapat memberikan pokoknya solusi untuk kedua
jenis kesalahan ini.

4. Kuesioner yang dikelola sendiri dapat dikirimkan oleh Layanan Pos AS,komputer, atau
intersepsi untuk menjangkau pesertanya. Penelitian dapat menggunakan kuesioner tradisional
atau instrumen terkomputerisasi. Wawancara telepon populer karena difusi layanan telepon
di rumah tangga dan rendah biaya. Wawancara telepon jarak jauh telah berkembang. Ada
Juga kelemahan wawancara telepon. Banyak telepon nomornya tidak terdaftar, dan daftar
direktori menjadi usang dengan cepat. Ada juga batasan panjang dan kedalamannya
wawancara dilakukan dengan menggunakan telepon. Keuntungan utama dari wawancara
pribadi adalah kemampuan untuk mengeksplorasi topik secara mendalam, mencapai tujuan
tingkat kendali pewawancara, dan memberikan fleksibilitas maksimal antar pemirsa untuk
menghadapi situasi unik.

5. Layanan survei outsourcing menawarkan keuntungan khusus kepada para manajer. Staf
peneliti yang terlatih secara profesional, wawancara di lokasi terpusat, fasilitas kelompok
fokus, dan fasilitas bantuan komputer termasuk di antaranya. Khusus perusahaan
menawarkan bantuan perangkat lunak dan berbasis komputer untuk wawancara telepon dan
pribadi serta melalui surat dan mode campuran. Pemasok panel menghasilkan data untuk
longitudinal studi dari semua varietas.
TUGAS RESUME

ARTIKEL

Disusun oleh

1. Devi Dirgantini (S412308006)

2. Ellen Pramesti Wijaya (S412308009)

3. Delia Tridayana Sari (S412308026)

4. Habib Rahmatullah Ridhwan (S412308037)

S2 MAGISTER MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

20223
JUDUL Promoting tourism business through digital marketing in the new normal
era: a sustainable approach

PENULIS Santus Kumar Deb, Shohel Md. Nafi, Marco Valeri

PENERBIT Emerald (European Journal of Innovation Management)

TAHUN 2022

ABSTRAK
Tujuan penelitian untuk mengukur niat penggunaan strategi
pemasaran digital untuk meningkatkan kinerja bisnis pariwisata serta sejauh
mana penerapan renovasi digital di bidang pariwisata untuk bisnis
berkelanjutan di era normal baru. Data dikumpulkan dari 270 responden,
dimana tingkat respon valid sebesar 72,97%. Partial Least Square (PLS) -
structural Equation Modeling (SEM) digunakan untuk memvalidasi
kerangka konseptual dan pengujian hipotesis. Di antara sembilan jalur
hipotesis, tujuh didukung. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa persepsi
manfaat, persepsi kemudahan penggunaan, pemasaran media sosial, dan
kinerja bisnis pariwisata merupakan faktor penting untuk mengadopsi
pemasaran digital di bidang pariwisata. Hasil penelitian ini akan membantu
peneliti pariwisata dan penyedia layanan dalam memahami hubungan
otentik antara praktik digital bisnis pariwisata dan kepuasan wisatawan.
Selain itu, warisan bisnis pariwisata melalui pemasaran digital
memberdayakan pemilik dan masyarakat.

PENDAHULUAN/
LATAR BELAKANG Membahas pemasaran digital dengan platform elektronik untuk
mempromosikan layanan dan produk. Pemasaran digital dengan
pemanfaatan internet untuk menjangkau calon pelanggan. Namun kinerja
bisnis bergantung pada kepuasan pelanggan. Internet meningkatkan
kesadaran akan branding destinasi dan komunikasi interaktif antara para
pemangku kepentingan pariwisata di Bangladesh. Pentingnya pemasaran
digital semakin meningkat seiring dengan pertumbuhan internet dan ponsel
pintar secara global, bahkan pentingnya dan penggunaan teknologi digital
akan meningkat di Bangladesh. Salah satu sektor yang paling cepat
berkembang adalah perjalanan dan pariwisata, sedangkan sosial media
memainkan peran penting dalam pencarian informasi dan dan keputusan
perjalanan. Mempromosikan destinasi di sosial media juga merupakan
praktik pemasaran untuk menarik wisatawan. Oleh karena itu penerapan alat
pemasaran digital dalam industri pariwisata di Bangladesh sangat penting
untuk menarik wisatawan domestic dan internasional.
TUJUAN
PENELITIAN Tujuan penelitian untuk mengukur niat penggunaan strategi
pemasaran digital untuk meningkatkan kinerja bisnis pariwisata serta sejauh
mana penerapan renovasi digital di bidang pariwisata untuk bisnis
berkelanjutan di era normal baru.

LITERATUR DAN
HIPOTESIS Literature Review

Lingkungan bisnis telah berubah akibat digitalisasi, terutama dalam konteks


industri pariwisata. Pemasaran pariwisata telah berubah secara signifikan akibat
digitalisasi, termasuk perubahan dalam cara perusahaan berpartisipasi dan
bersaing di pasar. Digitalisasi juga memengaruhi cara produk pariwisata
dirasakan, diakses, dan dikonsumsi oleh konsumen. Pemasaran pariwisata
mencoba mengadopsi teknologi digital untuk mengatasi banyak kendala yang
muncul. Konsumen di internet sekarang memiliki potensi untuk berkomunikasi
dengan perusahaan, dan ini telah membuka peluang interaksi baru antara
pemangku kepentingan. Penggunaan perangkat seluler dan akses internet telah
mengubah cara wisatawan mencari informasi, membuat reservasi, dan
melakukan berbagai tugas terkait perjalanan. Keberhasilan bisnis pariwisata saat
ini sangat tergantung pada penggunaan teknologi digital dan strategi pemasaran
yang memahami kebutuhan dan keinginan konsumen dalam lingkungan digital.
Meskipun ada risiko terkait dengan pemasaran digital, seperti risiko finansial
dan privasi, pemasaran digital memberikan kesempatan untuk mendapatkan
umpan balik secara real-time dan meningkatkan tingkat kepercayaan konsumen.
Berbagai alat pemasaran digital, seperti situs web, media sosial, dan aplikasi
seluler, telah digunakan untuk meningkatkan efektivitas pemasaran dalam
industri pariwisata. Pemasaran digital adalah cara baru untuk berinteraksi
dengan pelanggan terlepas dari lokasi mereka, dan bisnis perlu mengembangkan
strategi pemasaran yang memahami perubahan lingkungan bisnis. Dengan
demikian, digitalisasi telah mengubah lanskap pemasaran pariwisata dan
memengaruhi bagaimana perusahaan berinteraksi dengan konsumen dalam
lingkungan digital. Bisnis pariwisata perlu beradaptasi dengan perubahan ini dan
mengembangkan strategi pemasaran yang efektif dalam era digital.

Kerangka Teori

2.1.1 Perceived usefulness (PU)

adalah sejauh mana seseorang percaya bahwa penggunaan sistem atau teknologi
tertentu akan meningkatkan kinerja atau efektivitas pekerjaannya. Dalam
konteks bisnis pariwisata, PU merujuk pada keyakinan pemilik bisnis pariwisata
bahwa pemasaran digital dapat meningkatkan kinerja dan hasil bisnis mereka.
Terdapat dua hipotesis yang diajukan: H1a menyatakan bahwa PU berpengaruh
positif terhadap niat untuk meningkatkan kinerja bisnis pariwisata, dan H1b
menyatakan bahwa PU berdampak positif terhadap adopsi pemasaran digital
dalam bisnis pariwisata. Dengan demikian, PU adalah faktor yang memengaruhi
bagaimana bisnis pariwisata memandang pemasaran digital dan sejauh mana
mereka bersedia mengadopsinya berdasarkan keyakinan bahwa teknologi
tersebut akan meningkatkan kinerja bisnis mereka.

2.1.2 Perceived ease of use (PEoU)

Didefinisikan oleh Davis (1989) sebagai sejauh mana seseorang percaya bahwa
menggunakan sistem atau teknologi tertentu akan bebas dari usaha. Dalam
konteks bisnis pariwisata, PEoU mengukur seberapa mudah pemilik bisnis
pariwisata menganggap adopsi pemasaran digital dalam bisnis mereka. Terdapat
dua hipotesis yang diajukan: H2a menyatakan bahwa PEoU berdampak positif
terhadap niat untuk meningkatkan bisnis pariwisata pertunjukan, dan H2b
menyatakan bahwa PEoU berdampak positif terhadap adopsi pemasaran digital
dalam bisnis pariwisata. Dengan demikian, PEoU adalah faktor penting yang
mempengaruhi bagaimana pemilik bisnis pariwisata melihat kemudahan
penggunaan pemasaran digital dan sejauh mana mereka bersedia mengadopsinya
berdasarkan keyakinan bahwa teknologi tersebut mudah digunakan dan tidak
memerlukan banyak usaha.

2.1.3 Social media marketing (SMM)

Adalah bentuk alat pemasaran digital yang sangat populer, dan kepentingannya
terus berkembang pesat. Media sosial didefinisikan sebagai platform digital yang
bertujuan untuk memfasilitasi komunikasi, berbagi informasi, dan kolaborasi di
World Wide Web. Terdapat dua hipotesis yang diajukan: H3a menyatakan
bahwa SMM berdampak positif terhadap niat untuk meningkatkan kinerja bisnis
pariwisata, dan H3b menyatakan bahwa SMM berdampak positif terhadap
adopsi Pemasaran Digital dalam Bisnis Pariwisata. Dengan demikian,
Pemasaran Media Sosial (SMM) merupakan alat penting dalam pemasaran
digital untuk bisnis pariwisata, memungkinkan mereka untuk berkomunikasi,
berinteraksi dengan pelanggan, dan memengaruhi citra bisnis mereka di platform
digital. SMM berpotensi memengaruhi niat untuk meningkatkan kinerja bisnis
dan adopsi strategi pemasaran digital dalam bisnis pariwisata.

2.1.4 Risiko yang dirasakan (PR / Perceived risk)

Perceived risk yang terkait dengan pemasaran digital mencakup


risiko privasi dan keamanan informasi individu (Doolin et al., 2005).
Menurut teori Perceived risk, risiko masa depan yang tidak pasti dapat
merusak keseluruhan proses adopsi (Bauer, 1960; Tanadi et al., 2015).
Pembeli online dan penyedia bisnis sangat memperhatikan masalah privasi
dan salah satu hambatan utama bagi penerimaan konsumen terhadap
perdagangan online adalah kecemasan tentang privasi Internet (Bart et al.,
2005; Kim dan Montalto, 2002; Teltzrow dan Kobsa,2004). Oleh karena itu,
penerapan teknologi baru dianggap sebagai proses berisiko yang dapat
menghambat kinerja bisnis. Hipotesis diberikan di bawah ini :

H4a.PR akan berdampak negatif terhadap niat untuk meningkatkan kinerja


bisnis pariwisata

H4b. PR akan berdampak negatif terhadap niat mengadopsi pemasaran


digital dalam bisnis pariwisata

2.1.5 Kinerja usaha pariwisata (TBP/ Tourism business performance)

Magano dan Cunha (2020) menyebutkan TBP dipengaruhi oleh


banyak faktor eksternal dan internal seperti perubahan teknologi. Dalam
bisnis ada dua aspek yang sangat krusial untuk mengukur kinerja bisnis
misalnya kinerja finansial yang meliputi keuntungan, pengembalian
investasi dan sebagainya serta kinerja non finansial yang terdiri dari
keunggulan kompetitif, kepuasan pemangku kepentingan dan persepsi (Saad
dan Patel, 2006 ; Garrigos-Simon dkk., 2005). Oleh karena itu pemasaran
digital dapat meningkatkan pengalaman wisatawan dan menjaga
keberlanjutan perusahaan pariwisata (Botti et al., 2008; Wang et al., 2014).
Mengadopsi alat pemasaran digital khususnya situs web, email, dan realitas
virtual lebih mudah dibandingkan pemasaran tradisional (Deb, 2021;
Mkansi, 2021) berdampak positif pada kinerja bisnis pariwisata.

H5. TBP akan berpengaruh positif terhadap niat mengadopsi pemasaran


digital.

METODE
3.1 Pengumpulan data dan prosedur

Dalam penelitian ini menerapkan proses purposive sampling untuk


mengumpulkan data populasi sasaran. Data dikumpulkan dari hotel, motel,
resor, operator tur, agen perjalanan, restoran dan transportasi wisata. Dalam
hal ini purposive sampling merupakan teknik yang tepat untuk
mengumpulkan data dan mengukur TBP (Bhat dan Darzi, 2018). Model
persamaan struktural (SEM) adalah teknik yang tepat untuk mengukur
hubungan sebab dan akibat digital antara konstruksi alat pemasaran digital
dan TBP. Metode PLS-SEM memiliki peluang dan fleksibilitas yang luar
biasa dalam memodelkan new normal dan praktik untuk mengembangkan
model. Chatterjee dan Kar (2020) fokus pada peramalan dan data besar
untuk membuat keputusan penting berdasarkan analisis SEM-PLS. SEM
dengan metode kuadrat terkecil parsial (SEM-PLS) dikenal sebagai metode
yang diakui, sedangkan korelasi dan faktor kunci keberhasilan antar variabel
ditentukan. Smart PLS 3.0 diperluas untuk memperkirakan profil demografi
responden melalui analisis PLS-SEM (Vareiro et al., 2013).

Kuesioner terstruktur dikembangkan berdasarkan penelitian


sebelumnya, diskusi kelompok terfokus, dan wawancara akademisi.
Kuesioner terstruktur dibagi menjadi dua bagian; sedangkan pertanyaan
demografi diberikan pada bagian pertama dan pertanyaan mengenai adopsi
pemasaran digital diberikan pada bagian kedua. Menggunakan skala Likert
sebagai skala pengukuran. McQuitty (2004) menyatakan bahwa 200–400
sampel disarankan untuk analisis SEM. Dalam penelitian ini, SEM
menggunakan SmartPLS versi 3.0 untuk menganalisis data kuantitatif untuk
justifikasi kerangka konseptual penelitian. 370 formulir survei
disebarluaskan kepada responden, sedangkan 320 formulir survei
dikembalikan dan tingkat responnya adalah 86,48%. Di antara responden,
270 responden mengetahui konsep pemasaran digital dalam bisnis
pariwisata yang berarti tingkat respons valid 72,97% dipertimbangkan untuk
analisis lebih lanjut.

3.2 Pengukuran

Penelitian-penelitian di atas memvalidasi skala pengukuran


penelitian ini.Kuesioner penelitian ini dikembangkan berdasarkan beberapa
penelitian sebelumnya terkait aplikasi pemasaran digital. Semua item dari
setiap konstruk diukur dengan skala Likert lima poin dari “sangat tidak
setuju” menjadi “sangat setuju”.

ANALISIS DATA
Dalam penelitian ini, SEM menggunakan SmartPLS versi 3.0 untuk
menganalisis data kuantitatif untuk justifikasi kerangka konseptual
penelitian.

HASIL DAN 4.3 Model Struktur


DISKUSI
Dalam penelitian ini, terdapat 9 hipotesis diuji, dan 7 di antaranya
ditemukan positif dan signifikan dan 2 sisanya tidak signifikan. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa PU (Kegunaan yang dirasakan) dan PEoU
(Kemudahan penggunaan yang dirasakan) dapat meningkatkan TBP
(Kinerja bisnis pariwisata). Temuan ini menunjukkan bahwa H1a dan H2a
memiliki hubungan positif dan signifikan dan kedua hipotesis ini didukung.
Di sisi lain, SMM (Pemasaran media sosial) dan PR (risiko yang dirasakan)
menunjukkan hubungan negatif untuk meningkatkan TBP, sehingga
hipotesis H3a dan H4a tidak didukung. Namun PU, PEoU, SMM, PR, dan
TBP menunjukkan niat positif untuk adopsi pemasaran digital. Temuan ini
menunjukkan bahwa hipotesis H1b, H2b, H3b, H4b dan H5 didukung.
Studi ini menyajikan model inovatif dan terintegrasi untuk mengkaji
promosi bisnis pariwisata melalui strategi pemasaran digital. Dalam
penelitian ini, PU, PEoU, SMM dan TBP mendahului niat penyedia layanan
pariwisata untuk mengadopsi pemasaran digital. Selain itu, ada hubungan
yang kuat antara SMM dan adopsi pemasaran digital di bidang pariwisata.
Dengan demikian, niat penyedia layanan pariwisata untuk mengadopsi
pemasaran digital adalah positif.
Pada hipotesis H3a, SMM akan secara positif mempengaruhi niat
untuk meningkatkan TBP. Namun karena sebagian besar penyedia layanan
tidak menyadarinya, itu menjadi sebab atau alasan lain yang memungkinkan
hubungan tidak signifikan antara SMM dan meningkatkan TBP. Hipotesis
H4a juga tidak signifikan untuk penelitian ini, yang menunjukkan bahwa PR
positif berkorelasi dengan TBP dan adopsi pemasaran digital.

KESIMPULAN Penelitian ini dilakukan untuk mengeksplorasi hubungan antara


promosi bisnis pariwisata melalui adopsi pemasaran digital. Namun,
penelitian ini diarahkan untuk mengetahui dampak dari alat pemasaran
digital yaitu PU, PEoU, media sosial, dan PR tentang kinerja pariwisata
bisnis serta korelasi antara pemasaran digital dan kinerja bisnis juga. Studi
ini memberikan indikasi bahwa PU, PEoU, media sosial dan PR berdampak
pada kinerja bisnis pariwisata. Aspek-aspek promosi bisnis pariwisata
melalui pemasaran digital termasuk SMM, pemasaran seluler dan
pemasaran konten semakin populer dari hari ke hari.

Implikasi
- Adopsi pemasaran digital akan menguntungkan pengguna dalam jangka
panjang sekaligus menjadi cara paling efektif untuk mengkomunikasikan
pelanggan.
- Bisnis pariwisata dapat menggunakan metode pemasaran digital dalam
kampanye pemasaran dan membuat hubungan yang berkelanjutan antara
TBP dan e-word of mouth (e-WOM).
- Studi ini akan sangat membantu bagi pemilik usaha kecil untuk
mengadopsi pemasaran digital seperti e-booking, e-payment dan e-iklan
yang dapat meningkatkan pertumbuhan bisnis dan memberikan wawasan
lanjutan kepada pelanggan tentang layanan dan produk.
- Adopsi teknologi memiliki beberapa risiko terkait dengan keamanan
pribadi dan informasi keuangan sehingga perlu sistem keamanan yang
kuat untuk mengadopsi digital dalam kegiatan pemasaran.
- Penelitian ini mampu memberikan gambaran kepada praktisi tentang e-
tourism, e-promotion, e-branding dan pariwisata virtual yang dapat
membantu peneliti, praktisi, dan pembuat kebijakan di masa depan.
- Praktisi pariwisata dapat mengikuti konsep ini untuk promosi pariwisata
masa depan melalui alat pemasaran digital, yaitu SMM, pemasaran
konten, dan pengembangan situs web.
KETERBATASAN Karena keterbatasan waktu dan anggaran, penelitian ini
mempertimbangkan ukuran sampel yang kecil, studi cross-sectional dan
prosedur purposive sampling, sedangkan ukuran sampel yang besar dan
proses pengumpulan data longitudinal memberikan hasil yang lebih baik
untuk dipahami dan digeneralisasikan, sehingga hasil penelitian lebih baik.
pembelajaran tidak dapat digeneralisasikan.

KELEBIHAN
- Penelitian ini dapat menjadi konsep untuk mengembangkan bisnis
pariwisata dengan adopsi pemasaran digital.
- Penelitian ini memungkinkan keterbukaan yang luas terhadap penemuan
hubungan lain terkait topik penelitian
- Penelitian ini sangat memperhatikan kompleksitas terhadap fenomena
yang ada

SARAN
PENELITIAN MASA Diperlukan penelitian masa depan untuk mengetahui hubungan
DEPAN antara SMM dan TBP di Bangladesh. Selain itu, studi banding dapat
diarahkan pada penerapan pemasaran digital dalam bisnis pariwisata di
negara-negara Asia dan Eropa.

Anda mungkin juga menyukai