Anda di halaman 1dari 6

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Rumusan Masalah
Tujuan Pembahasan
BAB II PEMBAHASAN

Pengertian Kerangka Teori


Secara umum, kerangka teori merupakan suatu gambaran atau rencana yang berisi tentang
penjelasan dari semua hal yang dijadikan sebagai bahan penelitian yang berlandaskan pada
hasil dari penelitian tersebut. 
Secara garis besar isi dari kerangka satu ini adalah hubungan antara dua variabel atau lebih
yang ada di dalam kegiatan penelitian sehingga peneliti memiliki kewajiban untuk
menentukan  

Semua variabel ini kemudian disederhanakan agar dalam kegiatan penelitian tidak perlu
mencari data yang terlalu banyak yang pada akhirnya banyak yang tidak terpakai. Variabel
yang sudah disederhanakan kemudian menjadi tujuan dari observasi dan penelitian. Semua
dicantumkan dalam sebuah kerangka teori. 

Penyusunan kerangka teori juga menjadi hal penting bagi peneliti, karena bisa membantu
melaksanakan penelitian dengan baik. isi di dalamnya seperti agenda kegiatan, sehingga
peneliti tahu apa saja yang perlu diobservasi, apa saja yang perlu dilakukan, dan lain-lain
sejak awal.

Fungsi dan Manfaat


Sebagai salah satu dokumen dan komponen penting dalam kegiatan penelitian,  yaitu
kerangka teori yang tidak hanya disusun untuk syarat administrasi tetapi kerangka teori
diketahui memiliki sejumlah fungsi dan manfaat. Adapun fungsi dan manfaat tersebut
adalah: 

1. Menetapkan Ketentuan
Fungsi yang pertama dari kerangka teori adalah membantu peneliti untuk menetapkan suatu
ketentuan. Isi di dalam kerangka ini bisa seperti glosarium yang memuat semua istilah
penting terkait topik penelitian yang dilakukan. 

Seluruh istilah penting ini kemudian saling berhubungan dan wajib diketahui dan bahkan
diingat oleh peneliti. Kemudian ditentukan apakah semua istilah ini akan digunakan atau
sebagian saja. 

Proses ini membantu menentukan arah penelitian, yakni fokus pada satu hal dari topik
penelitian yang bisa melebar. Semua istilah yang mengarah pada topik kemudian bisa
dirumuskan di dalam kerangka teori yang disusun. 

2. Menyatukan Seluruh Bagian pada Penelitian


Fungsi dan manfaat kedua dari penyusunan kerangka teori dalam penelitian adalah membantu
menyatukan seluruh bagian penelitian tersebut. Maksudnya adalah, dalam penelitian akan
didapatkan banyak data dan perlu disusun lalu ditarik kesimpulan. 

Kerangka teori membantu menyusun seluruh data yang saling berhubungan dan membantu
merumuskan kesimpulan. Sehingga memudahkan peneliti dalam menyusun laporan
penelitian dan juga mendapatkan hasil penelitian. 
Sedangkan bagi pembaca laporan penelitian, maka mereka bisa lebih mudah memahami isi
dari laporan penelitian tersebut. Semua data sampai kesimpulan atau hasil penelitian
dicantumkan di dalam kerangka yang membuatnya mudah untuk dipahami. 

3. Membantu Menggambarkan Latar Belakang


Menyusun kerangka teori dalam melakukan penelitian membantu peneliti untuk menjelaskan
latar belakang. Artinya, peneliti sekaligus penulis bisa memaparkan alasan kenapa topik
penelitian dipilih dan dilakukan. 

Setiap penelitian tentu memiliki alasan kenapa dilakukan. Misalnya seorang peneliti
mengambil topik pengaruh pandemi Covid-19 pada perekonomian masyarakat di Bali.
Alasan yang mendasarinya bisa karena peneliti lahir dan besar di Bali. Selain alasan personal,
juga wajib ada alasan yang lebih umum. 

Misalnya untuk ikut berpartisipasi mengatasi dampak pandemi pada perekonomian


masyarakat di Bali. Sehingga penelitian yang dilakukan salah satu tujuannya adalah hal
tersebut. 

4. Menjadi Pembatas pada Penelitian


Kerangka teori juga berperan penting menjadi pembatas masalah, atau bisa dikatakan sebagai
batasan terhadap topik penelitian. Saat meneliti tentang dampak pandemi pada perekonomian,
maka topik bisa meluas. 

Misalnya dampaknya pada pedagang kecil, kemudian kepada pengusaha, lalu ke pendidikan
anak-anak, dan lain-lain. Supaya tidak melebar dan tidak fokus, maka di kerangka teori
dijelaskan mengenai topik utama. Sehingga menjadi peta jalan agar peneliti tetap fokus pada
topik utama yang dicantumkan tersebut. 

5. Berisi Informasi Mengenai Metode Penelitian


Menyusun kerangka karangan juga membantu peneliti menjelaskan metode penelitian yang
dilakukan. Apakah termasuk metode kualitatif, kuantitatif, atau metode gabungan dari
keduanya. 

Hal ini membantu peneliti menggunakan alat bantu yang sesuai untuk observasi dan
pengumpulan data. Sekaligus memberi informasi kepada pembaca laporan penelitian
mengenai metode yang digunakan.

Nah, banyak sekali metode penelitian yang bisa digunakan. Lebih jelasnya, silakan baca
selengkapnya jenis metedologi penelitian.
Cara Membuat Kerangka Penelitian Skripsi
Salah satu bentuk penelitian adalah penelitian mahasiswa tingkat akhir dengan laporan
penelitian berbentuk skripsi. Supaya lebih memahami lagi mengenai pengertian dan fungsi
kerangka teori. Berikut adalah tata cara membuat kerangka teori untuk penelitian skripsi: 
1. Menentukan Variabel
Tahap yang pertama adalah menentukan variabel penelitian dan memaparkan detailnya. Jadi,
sebagaimana penelitian pada umumnya dijamin setelah menentukan topik akan menjumpai
banyak sekali variabel. 

Tidak semua variabel akan digunakan untuk mendukung peroleh data penelitian, hanya
beberapa yang dinilai paling penting dan mendukung. Oleh sebab itu, perlu menentukan dulu
variabelnya dan dijelaskan hubungannya dengan topik dan variabel lain. 

Nah, pahami lebih lengkap disini ya mengenai variabel penelitian.


2. Mencari Referensi
Setelah variabel berhasil ditentukan dan kemudian bisa menemukan hubungan dari semua
variabel penelitian. Maka tahap kedua dalam menyusun kerangka teori penelitian skripsi
adalah mencari referensi. 

Hal ini menjadi hal wajib, karena tanpa referensi maka peneliti tidak memiliki teori yang
menguatkan topik. Bagaimana suatu topik bisa diteliti jika tidak ada dasar teorinya dan belum
pernah diteliti sebelumnya? 

Maka referensi perlu dicari dan perlu dipastikan ada sekaligus relevan dengan topik
penelitian yang diambil. Referensi ini dianjurkan memakai referensi ilmiah, misalnya buku
pengetahuan, jurnal penelitian, dan sejenisnya. 

3. Menguraikan Teori
Setelah mencari referensi maka akan menemukan banyak teori yang mendukung topik
penelitian. Semua teori yang relevan ini kemudian dicantumkan di kerangka teori dalam
bentuk gagasan utama. 

Misalnya meneliti tentang pengolahan limbah, maka perlu mencari teori yang menjelaskan
definisi limbah. Pada kerangka teori maka cukup dicantumkan “pengertian limbah industri”
dan dihubungkan ke variabel berikutnya. 

Teori yang berhasil ditemukan mungkin sangat banyak dan kadang tidak mungkin semua
dicantumkan. Lalu, bagaimana solusinya? Tentu saja hanya menyaring beberapa yang dirasa
paling mudah dipahami. 

4. Mengkaji Semua Teori


Tahap selanjutnya adalah mengkaji semua teori sebagaimana yang dijelaskan sebelumnya.
Bahwa teori yang ditemukan dari proses mencari referensi bisa sangat banyak, maka perlu
dipilih yang dirasa paling sesuai dan paling mudah dipahami. 

Baru kemudian dikaji lagi untuk bisa membantu menguatkan topik dan membantu menarik
kesimpulan. Sehingga dengan proses inilah peneliti sekaligus bisa merumuskan hasil
penelitian atau kesimpulan sementara. Mengkaji ini nantinya akan disusun menjadi
sebuah landasan teori yang baik.
5. Menentukan Inti Permasalahan
Selanjutnya adalah menentukan inti permasalahan yang akan diteliti dan dibahas di dalam
laporan penelitian (skripsi). Inti permasalahan ini disesuaikan dengan topik yang kemudian
disederhanakan agar lebih spesifik. 

Misalnya mengambil topik pengolahan limbah industri, maka bisa dipersempit menjadi
limbah industri di PT X yang berada di daerah Y. Sehingga inti permasalahan adalah
pengolahan limbah di perusahaan tersebut. 

6. Menunjukan Kontribusi dalam Penelitian


Langkah selanjutnya adalah menunjukan kontribusi peneliti dan penulis dalam penelitian.
Khusus untuk skripsi biasanya dikerjakan secara mandiri, artinya peneliti sifatnya tunggal
bukan dalam tim. 

Meskipun begitu, usahakan tetap mencantumkan kontribusi pada penelitian yang dilakukan.
Sekaligus mencantumkan kontribusi berbagai pihak terhadap penelitian tersebut secara
singkat, padat, dan tentunya jelas. 

7. Menyusun Kesimpulan Sementara


Jika sudah menjelaskan kontribusi peneliti dalam penelitian skripsi, maka tahap berikutnya
adalah menyusun kesimpulan sementara. Biasanya dalam bentuk gagasan utama atau poin
utama yang nanti perlu dijabarkan lagi di laporan penelitian. 

Kesimpulan sementara bisa dirumuskan dengan memperhatikan teori hasil mengkaji  semua
teori yang relevan di tahap awal. Kemudian dipadukan dengan kemungkinan hasil penelitian
yang didapatkan dari berbagai sumber saat mengkaji teori juga. 

Kesimpulan sementara bukanlah kesimpulan akhir, dan tidak harus sama persis dengan hasil
penelitian yang aktual didapatkan. Jadi kesimpulan sementara ini sifatnya sementara, bisa
diubah jika dipatahkan oleh hasil penelitian yang berbeda. 

8. Menyusun Kerangka Berpikir


Tahap terakhir dalam membuat kerangka teori adalah menyusun kerangka berpikir. Kerangka
berpikir merupakan bagan alir yang menjelaskan hubungan semua variabel penelitian. 
Kerangka berpikir akan membantu merumuskan seluruh kerangka teori yang menjelaskan
proses penulisan laporan hasil penelitian. Jika kerangka berpikir fokus pada praktek
penelitian, kerangka teori mengarah pada laporan penelitian. 

Laporan penelitian ini masuk ke dalam kategori karya tulis ilmiah yang tentu terikat oleh
sejumlah aturan. Seperti struktur, gaya bahasa, dan lain sebagainya. Menyusun kerangka teori
membantu menyusun karya tulis ilmiah dengan baik dan benar.

Anda mungkin juga menyukai