Anda di halaman 1dari 9

Nama : Yuli Ervina Sirait (193306010109)

Kelas : 6 sore
Mata Kuliah : Penulisan Dan Seminar Proposal
Hari/Tanggal : Jumat,22 April 2022

Pertemuan 6
Merumuskan Kerangka Teori, Kajian Penelitian Terdahulu dan Kerangka
Pemikiran
Kerangka teoritis adalah konsep-konsep yang sebenarnya merupakan abstraksi dari
hasil pemikiran atau kerangka dan acuan yang pada dasarnya bertujuan mengadakan
kesimpulan terhadap dimensi-dimensi. Setiap penelitian selalu disertai dengan pemikiran-
pemikiran teoritis, dalam hal ini karena adanya hubungan timbal balik yang erat antara teori
dengan kegiatan pengumpulan, pengolahan, analisis, dan kostruksi.
Pembuatan kerangka teori dinilai sebagai langkah awal yang sempurna sebelum
memulai membuat karya ilmiah. Kerangka teori merupakan suatu gambaran atau rencana
yang berisi tentang penjelasan dari semua hal yang dijadikan sebagai bahan penelitian yang
berlandaskan pada hasil dari penelitian tersebut. kerangka teori biasanya juga berisi mengenai
relasi antara sebuah variable dengan variable yang lainnya, yang biasanya terdapat sebab
serta akibat dari kedua atau lebih dari dua variabel tersebut.
Kerangka teori dapat dibuat dalam bentuk skema ataupun diagram. Pembuatan
kerangka teori bertujuan untuk mempermudah penulis dalam memahami semua variabel
yang menjadi cikal bakal dari terbentuknya karya ilmiah yang akan disusun oleh penulis.
Atau dengan kata lain, kerangka teori dapat diartikan sebagai bentuk kesimpulan mentah
dari masalah dengan topik tertentu. Kerangka teori menjadi pedoman atau patokan penulis
dalam menyusun karya ilmiah agar saat penulis menyusun karya ilmiah tersebut penulis
tidak melakukan pembahasan yang sia-sia (keluar dari topik pembahasan utama). Kerangka
teori juga dapat menjadi pedoman untuk pembaca dalam memahami isi karya ilmiah
tersebut agar tak salah paham saat membacanya.
Sedangkan untuk kerangka konsep yang berisi ringkasan lengkap serta memiliki relasi
yang sangat erat dengan suatu penelitian dan dapat dijadikan sebagai rangkuman dasar.
Penulis dapat menganggap isi dari kerangka konsep ini lebih rinci dan spesifik dalam artian
terikat dan bebas. Lalu sedangkan untuk kerangka teori ini lebih menonjolkan variabel luar.

Syarat Menyusun Kerangka Teori


1. Penyusunan kerangka teori harus dilakukan secara rasional dengan menggunakan semua
variabel serta elemen yang ada dalam karya ilmiah tersebut.
2. Gunakan kutipan beserta sumber dari teori-teori yang digunakan dalam penyusunan karya
ilmiah tersebut.
3. Cantumkan semua isi kutipan beserta sumber kutipan yang cantumkan dalam karya ilmiah
tersebut.
4. Terdapat empat teknik kutipan yang bisa gunakan untuk mengutip isi kutipan, yaitu teknik
long citation : menulis isi kutipan sama persis dengan sumber, teknik paraphrasing : menulis
isi kutipan dalam bentuk kesimpulan atau rangkuman, teknik short citation : menulis kutipan
yang terdiri pokok inti kutipan beserta penjelasan singkat dari kutipan tersebut.
5. Gunakan beberapa cara menulis sumber kutipan dengan benar.
6. Cantumkan nomor pada setiap kutipan yang dicantumkan sesuai dengan kerangka, lalu
jadikanlah kelompok sesuai dengan nomor rangka serta susunan dari kerangka teori tersebut.
7. Setelah semua kutipan disusun dengan cara serta tata susunan yang tepat, silahkan teliti
lagu susunan dari kerangka teori hingga membentuk struktur yang tepat.

Langkah-langkah Membuat Kerangka Teori yang Tepat


Berikut ini adalah langkah-langkah yang dapat terapkan dalam membuat kerangka
teori beserta penjelasannya.
1. Tentukan Detail Variabel
Langkah pertama yang harus dilakukan dalam membuat kerangka teori adalah dengan
cara memahami, mempelajari, setelahnya menentukan variabel apa yang akan digunakan
dalam penelitian yang susun. Hal ini sangat membantu dalam mencari segala rujukan serta
teori yang akan cantumkan dalam karya ilmiah tersebut. Untuk dapat mengenal serta
memahami variabel tersebut, haruslah ditentukan judul dari karya ilmiah tersebut, setelahnya
akan dengan mudah untuk menentukan variable-variabel apa yang akan cantumkan.
2. Mencari Referensi dari Buku Penelitian
Langkah kedua yang dapat dilakukan dalam membuat kerangka teori selanjutnya adalah
dapat menambah referensi serta pedoman untuk menyusun kerangka teori dengan cara
membaca buku-buku penelitian lain yang merupakan hasil dari terbitan yang diterbitkan oleh
peneliti dahulu. dapat mengambil referensi dari buku semacam buku ensiklopedia, buku
sekolah, buku sejarah, kamus, dan lain sebagainya. Sedangkan untuk mahasiswa biasanya
mendapatkan referensi dari skripsi, tesis, laporan penelitian, jurnal, serta disertasi dari miliki
dosen maupun alumni dari fakultas tersebut.
3. Menguraikan Jenis Teori yang Digunakan Dalam Proses Penelitian
Peneliti dapat menambahkan pengetahuan penelitian dengan mencantumkan jenis teori
apa yang gunakan dalam proses penyusunan karya ilmiah serta proses penelitian yang
digunakan untuk mendapatkan informasi yang dapat digunakan untuk menunjang
kelengkapan karya ilmiah.
4. Mengkaji semua teori serta hasil penelitian secara mendetail
Langkah keempat yang harus peneliti lakukan adalah kajilah semua informasi baik teori
maupun hasil penelitian dari karya ilmiah secara mendetail. Uraikan dan jabarkan seluruh
teori serta hasil penelitian, setelah itu silahkan kaji teori-teori tersebut untuk menghindari
potensi terjadinya ketidakcocokan dengan objek penelitian.
5. Kajilah Teori serta Hasil Penelitian yang ada secara komparatif
Langkah kelima dilakukan ketika sedang melakukan langkah mengkaji teori, peneliti
perlu mengkaji lagi teori serta hasil penelitian secara komparatif untuk dapat menentukan
teori atau hasil penelitian mana yang lebih tepat untuk karya ilmiah tersebut. Peneliti juga
dapat menggabungkan kedua teori atau lebih untuk dijadikan kesatuan yang saling
melengkapi.
6. Tentukan Inti Permasalahan dari Permasalahan yang Akan Dibahas
Langkah keenam yang dapat diterapkan adalah silahkan temukan inti permasalah apa
yang dibahas dalam karya ilmiah tersebut. Penulis menjabarkan inti permasalahan tersebut
menggunakan bahasa yang mudah dipahami serta jelas, karena akan sangat mudah untuk
menjabarkan kerangka pemikiran apabila inti permasalahannya dapat dikenali dengan jelas.
7. Memeriksa Pengertian, Teori yang Digunakan serta model yang Memiliki Relasi
Langkah ketujuh, setelah berhasil menentukan inti permasalahan dari karya ilmiah
tersebut, langkah selanjutnya yang dapat peneliti lakukan adalah melakukan pemeriksaan
untuk mengevaluasi secara menyeluruh mengenai teori apa yang gunakan, model apa yang
pilih, supaya terjadi keselarasan antar informasi yang ada dalam karya ilmiah tersebut.
8. Memperlihatkan Kontribusi Anda dalam Proses Penelitian
Langkah berikutnya dilakukan untuk membuat hasil penelitian mendapatkan kualitas
serta sesuai dengan prosedur yang sudah ditetapkan dalam proses pembuatan karya ilmiah.
Dalam karya ilmiah, penulis juga harus memperlihatkan kontribusinya dalam melakukan
proses penelitian tersebut. hal itu dapat berguna untuk memperkuat teori serta metode yang
digunakan oleh penulis dalam menyusun karya ilmiah.
9. Susun Kesimpulan Sementara
Penulis bisa menyusun kesimpulan sementara untuk menghasilkan beberapa kerangka
teori. Dengan begitu penulis dapat dengan mudah memilah dan menyortir kerangka teori
mana yang akan dicantumkan dalam karya ilmiah tersebut. Banyaknya kerangka teori yang
terbentuk dapat membantu penulis dalam mengembangkan hipotesis lanjutan.
10. Susunlah Kerangka Berpikir
Langkah terakhirnya adalah silahkan penulis menyusun semua kerangka teori yang sudah
dibuat menjadi kerangka pemikiran yang bersifat padat serta sajikan kerangka tersebut dalam
bentuk skema. Membuat kerangka teori menjadi kerangka berpikir akan memudahkan
peneliti menyelesaikan karya ilmiah tersebut karena sudah menyaring poin-poin
terpentingnya.

Penelusuran penelitian terdahulu


Secara umum pengertian penelitian terdahulu adalah sumber lampau dari hasil
penelitian yang nantinya diusahakan oleh peneliti untuk membandingkan penelitian yang
akan dilaksanakan.
Penelitian terdahulu juga bisa berfungsi sebagai sumber inspirasi yang nantinya
membantu pelaksanaan penelitian. Selain itu peneliti juga bisa memeriksa apa yang kurang
dan kelebihan untuk dikembangkan. Sehingga ilmuwan juga bisa membuat sebuah penelitian
yang orisinil/baru karena tahu mana yang sudah ditemukan dan mana yang belum.
Pada penelitian terdahulu bermanfaat bila judul penelitian yang ditemukan sangat
berhubungan dengan penelitian yang akan dieksekusi.
Dengan adanya penelitian terdahulu peneliti juga bisa mengetahui tentang plagiasi
dan memacu peneliti untuk meneliti dan memperoleh solusi yang baru dan original.
Tujuan adanya (pencatatan) penelitian terdahulu dalam sebuah penelitian atau dalam
karya penelitian adalah agar akar keilmuan yang telah dilakukan oleh ilmuwan terdahulu bisa
diteruskan dan bisa menghasilkan penelitian yang baru. Sehingga setiap solusi yang ada bisa
bermanfaat dan tidak sia-sia dengan pengulangan yang tidak perlu.
Secara sederhana dengan mengetahui penelitian terdahulu, peneliti akan gampang
memilih sumbangan apa yang akan dilakukan/diciptakan dengan penelitiannya.
Masalah yang kerap hadir adalah kurangnya penelitian yang serupa di masa lalu
padahal penelitian serupa sudah ada namun dengan nama atau istilah yang berbeda. Sehingga
membuat peneliti merasa bahwa penelitian yang dilakukan sekarang adalah karya original
dan benar-benar baru.
Solusi yang bisa ditawarkan dari permasalahan diatas adalah dengan kritis, tekun dan
sabar dalam mencari penelitian terdahulu yang serupa.
Sebagian besar penelitian terdahulu merupakan penelitian yang dipublikasikan dan
disebarluaskan di masa lalu yang melaporkan hasil temuan dari penelitian.
Hal tersebut bisa berbentuk uji hipotesis, uji prinsip teori dan juga peneliti yang
mencoba untuk menjawab pertanyaan penelitian tertentu.

Hipotesis penelitian
Hipotesis berasal dari bahasa Yunani yakni hupo dan thesis. Hupo adalah sementara,
sedangkan thesis adalah pernyataan atau teori. Jadi hipotesis adalah pernyataan sementara.
Inilah praduga peneliti terhadap masalah penelitian. Namun hipotesis ini bukanlah kebenaran.
Karena praduga, hipotesis bisa benar dan bisa juga salah.
Jenis- Jenis Hipotesis
1. Hipotesis Alternatif
Hipotesis kerja kerap juga disebut hipotesis alternatif (Ha). Namun ada kalanya
hipotesis disimbolkan dengan H1. Jadi, hipotesis kerja ini berfungsi untuk menyatakan
hubungan antara variabel X dan Y. Hipotesis ini juga bisa menunjukkan adanya perbedaan
antar dua kelompok. Hipotesis ini menjelaskan adanya hubungan antara variabel dengan
variabel lain. Contohnya: Ada hubungan antara tingkat kemiskinan dan ketersediaan
lowongan pekerjaan.
2. Hipotesis Nol
Sedangkan hipotesis nol (null hypotheses) biasanya disimbolkan dengan Ho. Nama
lain hipotesis ini adalah hipotesis statistik. Dinamai demikian karena sering dipakai dalam
penelitian kuantitatif yang membutuhkan perhitungan statistik. Kebalikannya dengan
hipotesis hipotesis Ho menerangkan tidak ada hubungannya atau pengaruh antara variabel
dengan variabel lain. Contohnya: Tidak ada hubungan antara tingkat pendidikan mahasiswa
dengan peluang mencari kerja
Contoh Hipotesis 1.Hipotesis Asosiatif Rumusan masalah asosiatif: adakah hubungan yang
signifikan antara tinggi badan dengan barang yang terjual? Kemudian hipotesis adalah
terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara tinggi badan pelayan toko dengan
barang yang terjual. Sementara itu, hipotesis Statistik Ho : p sama dengan 0, berarti tidak ada
hubungan. Ha : p tidak sama dengan 0, berarti lebih besar atau kurang (-) dari nol berarti ada
hubungan, p = nilai korelasi dalam formulasi yang dihipotesiskan. 2.Hipotesis Deskriptif
Rumusan masalah deskriptif: Berapa daya tahan lampu pijar merk X? Hipotesis Deskriptif
Daya tahan lampu pijar merk X = 600 jam (Ho), karena daya tahan lampu yang ada pada
sampel diharapkan tidak berbeda secara signifikan dengan daya tahan lampu yang ada pada
populasi. Hipotesis alternatifnya adalah: Daya tahan lampu pijar merk X tidak sama 600 jam.
“Tidak sama dengan” ini bisa berarti lebih besar atau lebih kecil dari 600 jam.
3. Hipotesis Statistik (hanya ada bila berdasarkan data sampel)
Ho : µ = 600
Ha : µ ? 600
µ : Adalah nilai rata-rata populasi yang dihipotesiskan atau ditaksir melalui sampel
Manfaat Hipotesis
Hipotesis memberikan penjelasan sementara tentang gejala-gejala serta memudahkan
perluasan pengetahuan dalam suatu bidang. Untuk dapat sampai pada pengetahuan yang
dapat dipercaya mengenai masalah pendidikan, peneliti harus melangkah lebih jauh dari pada
sekedar mengumpukan fakta yang berserakan, untuk mencari generalisasi dan antar
hubungan yang ada diantara fakta-fakta tersebut. Antar hubungan dan generalisasi ini akan
memberikan gambaran pola, yang penting untuk memahami persoalan.

Pertemuan 7
Metode Penelitian
Pengertian Metode Penelitian
Metodologi penelitian” berasal dari kata “Metode” yang artinya cara yang tepat untuk
melakukan sesuatu; dan “Logos” yang artinya ilmu atau pengetahuan. Jadi, metodologi
artinya cara melakukan sesuatu dengan menggunakan pikiran secara saksama untuk mencapai
suatu tujuan. Sedangkan “Penelitian” adalah suatu kegiatan untuk mencari, mencatat,
merumuskan dan menganalisis sampai menyusun laporannya.
Tentang istilah “Penelitian” banyak para sarjana yang mengenukakan pendapatnya, seperti :
a. David H. Penny Penelitian adalah pemikiran yang sistematis mengenai berbagai jenis
masalah yang pemecahannya memerlukan pengumpulan dan penafsiran fakta-fakta.
b. J. Suprapto MA Penelitian ialah penyelididkan dari suatu bidang ilmu pengetahuan yang
dijalankan untuk memperoleh fakta-fakta atau prinsip-prinsip dengan sabar, hati-hati serta
sistematis.
c. Sutrisno Hadi MA Sesuai dengan tujuannya, penelitian dapat didefinisikan sebagai usaha
untuk menemukan, mengembangkan dan menguji kebenaran suatu pengetahuan.
d. Mohammad Ali Penelitian adalah suatu cara untuk memahami sesuatu dengan melalui
penyelidikan atau melalui usaha mencari bukti-bukti yang muncul sehubungan dengan
masalah itu, yang dilakukan secara hati-hati sekali sehingga diperoleh pemecahannya

Desain Penelitian
Desain penelitian adalah kerangka kerja yang digunakan untuk
melaksanakan pemasaran (Malhotra, 2007).
Desain penelitian memberikan prosedur untuk mendapatkan informasi yang
diperlukan untuk menyusun atau menyelesaikan masalah dalam penelitian.
Desain penelitian merupakan dasar dalam melakukan penelitian. Oleh sebab itu,
desain penelitian yang baik akan menghasilkan penelitian yang efektif dan efisien. Klasifikasi
desain penelitian dibagi menjadi dua yaitu, eksploratif dan konklusif.
Desain penelitian konklusif dibagi lagi menjadi dua tipe yaitu deskriptif dan kausal.
Dalam penelitian ini digunakan penelitian eksploratif dan deskriptif.
Menurut Malhotra (2007). penelitian eksploratif bertujuan untuk menyelidiki suatu
masalah atau situasi untuk mendapatkan pengetahuan dan pemahaman yang baik. Sementara
itu, penelitian deskriptif bertujuan untuk menggambarkan sesuatu. Penelitian deskriptif
memiliki pernyataan yang jelas mengenai permasalahan yang dihadapi, hipotesis yang
spesifik, dan informasi detail yang dibutuhkan

Jenis-Jenis Penelitian

No Cara pengelompokkan Jenis Penelitian


1 Menurut tujuannya Penelitian Deskriptif Penelitian Analitik
Penelitian Prediktif Penelitian Aplikatif
Penelitian Fundamental Penelitian
Konseptual Penelitian Empiris
Conclusion-oriented research Decision-
oriented research
2 Menurut jenis data yang dipakai Penelitian Kuantitatif Penelitian Kualitatif
3 Menurut waktu One-time research Longitudinal research
4 Menurut lingkungan Penelitian Lapangan dan Studi Kasus
Penelitian Laboratorium
Penelitian Kepusatakaan
5 Menurut uji hipotesa Penelitian Eksploratori Penelitian
Penjelasan
Penelitian Deskriptif
6 Menurut hubungan antara variabel Penelitian Korelasi
Penelitian Kausal- Penelitian Eksperimen

Penelitian Deskriptif
Penelitian deskriptif (descriptive research) sering dipakai dengan istilah ex post facto
research. Penelitian deskriptif meliputi survey dan penelusuran fakta-fakta terhadap berbagai
permasalahan. Teknik yang sering dipakai adalah kuantitatif. Karakteristik utama penelitian
ini adalah peneliti hanya dapat melaporkan apa yang terjadi dan telah terjadi pada variabel,
dan tidak dapat mengontrol variabel penelitian.
Tujuan utama jenis penelitian ini adalah
 Mendeskripsikan secara sistematis, faktual dan akurat tentang fakta-fakta dan sifat
populasi atau lokus tertentu
 Mengidentifikasi dan mengklasifikasi elemen-elemen/masalah dari suatu
subyek penelitian
 Membuat komparasi dan evaluasi
 Mengetahui tindakan yang dilakukan seseorang dalam menangani permasalahan
Penelitian Analitik
Pada penelitian analitik, peneliti menggunakan fakta-fakta atau informasi yang sudah
ada, dan menganalisanya dalam rangka evaluasi kritis. Penelitian ini sering dilakukan untuk
mengembangkan hasil penelitian deskriptif, yaitu untuk menjawab “mengapa” dan
“bagaimana” suatu fenomena terjadi. Ciri khusus dari jenis penelitian ini adalah terdapat
penempatan dan penentuan faktor-faktor (variabel) yang berpengaruh.
Penelitian Prediktif
Penelitian ini bertujuan memperkirakan kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi
pada suatu subyek di masa yang akan datang. Perkiraan-perkiraan tersebut berdasarkan
analisis mendalam terhadap penyebab dan efek yang ditimbulkan.
Penelitian Aplikatif
Penelitian ini disebut juga penelitian terapan (applied research) atau penelitian tinda
kan (action research). Tujuan penelitian aplikatif adalah:
 Menemukan solusi terhadap masalah yang berkembang di masyarakat atau organisasi.
 Mengembangkan keterampilan atau cara pendekatan baru untuk memecahkan
masalah dengan penerapan langsung di dunia kerja atau dunia aktual lainnya.
Penelitian Konseptual
Penelitian konseptual berhubungan dengan pemikiran yang bersifat abstrak atau teori.
Riset ini biasa digunakan ahli filosofi dan pemikir untuk mengembangkan konsep baru atau
untuk menginterpretasi ulang suatu teori atau pemikiran. Contoh penelitian ini antara lain:
studi penyebab penyakit.
Penelitian
Penelitian ini disebut juga dengan penelitian dasar (basic research) atau penelitian
murni (pure research).
Penelitian Empiris
Penelitian empiris mendasarkan kegiatan riset pada pengalaman dan observasi,
kadang tanpa memperhatikan teori atau sistem. Tipe riset ini timbul dari konklusi yang harus
diverifikasi dengan observasi atau eksperimen. Sehingga penelitian ini sering disebut dengan
penelitian eksperimen, atau data-based research. Penelitian ini cocok digunakan ketika
diperoleh bukti bahwa beberapa variabel terbukti mempengaruhi variabel lain. Pembuktian
yang diperoleh dari riset empiris sangat berguna dalam pengujian hipotesa.
Penelitian Historis
Penelitian historis (historical research) yaitu penelitian yang menggunakan sumber
data bersejarah seperti dokumen, catatan sisa, dan sebagainya, yang bertujuan untuk
mempelajari pemikiran atau kejadian yang telah berlangsung, termasuk filosofi pemikiran
seseorang atau kelompok pada berbagai waktu.
Conclusion-Oriented Research
Pada conclusion-oriented, peneliti bebas menentukan masalah, mendesain ulang
penyelidikan, dan disiapkan untuk mengkonseptualisasikan apa yang ditemukan oleh peneliti.
Decision-Oriented Research
Lawan dari conclusion-oriented research. Pada decision-oriented, kebutuhan hasil
penelitian ditentukan oleh pengambil keputusan (decison maker), peneliti tidak berwenang
penuh dalam menentukan riset sesuai dengan keinginannya. Contoh decision-oriented
research antara lain operation research (penelitian operasional), merupakan penggunaan
metode ilmiah yang digunakan untuk menghasilkan keputusan berbasis kuantitatif terhadap
unit operasional yang berada dalam pengawasan pengambil keputusan.
Penelitian Kuantitatif
Penelitian kuantitatif adalah riset yang didasarkan pada pengukuran secara kuantitatif
pada berbagai karakteristik (variabel). Penelitian ini dapat hanya dapat digunakan pada
fenomena yang bisa dikuantifikasi.
Karakteristik penelitian kuantitatif antara lain:
 Melakukan pengumpulan dan analisis data numerik
 Melakukan pengukuran terhadap masalah penelitian (skala, jarak, frekuensi, dsb)
 Lebih sulit dalam penyusunan proposal
 Lebih detail dan terstruktur
 Hasilnya lebih mudah digabungkan dan disajikan secara statistik
Penelitian Kualitatif
Penelitian kualitatif menitikberatkan kegiatan pada fenomena kualitatif, yaitu
fenomena yang berhubungan dengan atau di dalamnya terdapat kualitas, atau sejenis kualitas.
Menurut Lapau (2012) penelitian kualitatif digunakan untuk memperolah jawaban atau
informasi mendalam tentang pendapat, persepi, dan perasaan seseorang.
Karakteristik penelitian kualitatif antara lain:
 Lebih subyektif dibanding kuantitatif
 Lebih menggambarkan aspek yang tidak terlihat dari permasalahan (mis: sikap, nilai-
nilai, persepsi)
 Lebih mudah dalam penyusunan proposal
 Hasilnya lebih sulit diinterpretasikan dan memerlukan tantangan tersendiri
One-TIME Research
One-time research yaitu penelitian yang dilakukan dan dibatasi dalam satu periode
waktu. Penelitian ini disebut juga dengan cross-sectional research. Pembahasan mengenai
cross-sectional lihat pada materi pembelajaran desain studi epidemiologi.
Longitudinal Research
Penelitian ini disebut juga penelitian perkembangan (development research). Tujuan
penelitian ini adalah menyelidiki pola dan perurutan pertumbuhan dan/atau perubahan dengan
menggunakan fungsi waktu.
Penelitian Lapangan dan Studi Kasus
Tujuan penelitian lapangan dan studi kasus adalah mempelajari secara intensif tentang
latar belakang keadaan sekarang, dan interaksi lingkungan sesuai unit soial yang ditetapkan
seperti individu, kelompok, lembaga, atau masyarakat. Hasil penelitian ini berupa gambaran
yang lengkap dan terorganisir mengenai unit tersebut.
Penelitian Laboratorium
Penelitian laboratorium adalah penelitian yang dilakukan dalam ruangan tertutup,
dimana kelompok eksperimen dijauhkan dari variable pengganggu. Hal ini dilakukan karena
dapat memengaruhi hasil dari pengujian hubungan sebab akibat.
Penelitian Kepustakaan
Penelitian ini merupakan jenis penelitian yang ditujukan untuk mengumpulkan data-
data dan segala informasi dengan menggunakan berbagai materi yang terdapat dalam ruang
perpustakaan. Data tersebut dapat dijadikan pondasi dasar dan alat utama bagi praktik
penelitian di lapangan. Materi kepustakaan yang dipakai dapat berupa literatur, buku-buku,
naskah-naskah kuno, catatan, kisah sejarah, dokumen-dokumen, dan lain-lain.
Penelitian Eksploratori
Disebut juga penelitian penjajakan. Penelitian ini masih terbuka dan masih mencari
unsur-unsur, ciri-ciri, dan sifat-sifat.
Ciri-ciri penelitian ini antara lain:
 Dilakukan ketika tidak ada atau hanya sedikit penelitian yang sudah dilakukan
terhadap permasalahan yang difokuskan oleh peneliti, sehingga pada exploratory
research dilakukan pengembangan hipotesa bukan pengujian hipotesa.
 Biasanya belum memiliki hipotesis dan kerangka pemikiran
 Biasanya menggunakan pendekatan masalah dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan
penelitian bukan kerangka berfikir, yang berujuan supaya pemikiran peneliti
mengalir.
Penelitian Penjelasan
Penelitian ini disebut juga penelitian formal atau explanatory
research atau confirmatory research. Penelitian penjelasan berusaha menyoroti hubungan
antar variabel dengan menggunakan kerangka pemikiran terlebih dahulu, kemudian
dirumuskan dalam bentuk hipotesis.
Penelitian Korelasional
Tujuan penelitian korelasional adalah untuk mengidentifikasi sejauh mana variabel-
variabel pada suatu faktor berkaitan dengan variasi-variasi pada satu atau lebih faktor lain
berdasarkan pada koefisien korelasi.
Penelitian Kausal-Komparatif
Tujuan penelitian Kausal-Komparatif adalah menyelidiki kemungkinan hubungan
sebab-akibat dengan cara berdasarkan pengamatan terhadap akibat yang ada, mencari
kembali faktor yang mungkin menjadi penyebab melalui data.

Setting Penelitian
Setting penelitian adalah lingkungan, tempat atau wilayah yang direncanakan oleh peniliti
untuk dijadikan sebagai objek penelitian.
Setting penelitian kualitatif naturalistik mempunyai tiga dimensi yaitu:
1. Dimensi tempat,
2. Dimensi pelaku,
3. Dimensi kegiatan
1. Dimensi tempat merupakan daerah atau wilayah di mana subjek atau objek penelitian yang
hendak diteliti. Dimensi tempat ini, dibedakan menjadi tempat terbuka dan tertutup.
Dikatakan sebagai tempat terbuka, jika daerah atau wilayah tidak dibatasi secara nyata, agar
terpisah dari subjek/objek lain. Tempat terbuka ini termasuk misalnya : terminal, pasar,
pelabuhan. Dikatakan sebagai tempat tertutup, jika peneliti perlu menggunakan prosedur
tertentu untuk dapat mengakses atau memasuki objek penelitian tersebut.
2. Dimensi pelaku yaitu subjek atau objek yang berperan dalam menentukan keberhasilan
tahap pengambilan informasi dari suatu proses penelitian.
3. Dimensi kegiatan merupakan implikasi dari adanya fenomena dan persoalan dengan
menjelaskannya di dalam penelitian.
Subjek Peneltian
Subjek penelitian yang telah tercermin dalam fokus penelitian ditentukan secara
sengaja. Subjek penelitia ini menjadi informan yang akan memberikan berbagai informasi
yang diperlukan selama proses penelitian. Informan peneliti ini meliputi beberapa macam,
seperti :
(1) informan kunci, yaitu mereka yang mengetahui dan memiliki berbagai informan pokok
yang diperlukan dalam penelitian,
(2) informan utama, yaitu mereka yang terlibat langsung dalam interaksi sosial yang diteliti,
(3) informan tambahan, mereka yang dapat memberikan informasi walaupun tidak langsung
terlibat dalam interaksi sosial yang diteliti.

Populasi dan Sampel


Setiap penelitian selalu diawali dengan pertanyaan mengenai satu atau beberapa
kelompok individual atau objek tertentu. Salah satu tujuan penelitian adalah menjelaskan sifat
populasi. Secara bahasa populasi diartikan sebagai sejumlah orang atau hewan yang tinggal
di suatu tempat (Merriam-Webster). Gravetter dan Wallnau (2016-37) mendefinisikan
populasi sebagai the set of all the individuals of interest in a particular study. Hal ini berarti
populasi adalah seluruh individu yang hendak diteliti. Namun kata ‘individu’ pada definisi
tersebut tidak boleh hanya diartikan sebagai manusia. Anggota populasi dapat berupa
manusia (individu, subjek), misalnya populasi manusia di perguruan tinggi; atau bukan
manusia (objek), misalnya populasi tikus, populasi perusahaan, hingga populasi komponen
otomotif yang dihasilkan suatu pabrik.
Sebagai suatu populasi, kelompok subyek harus memiliki ciri-ciri atau karakteristik-
karakteristik bersama yang membedakannya dari kelompok subyek yang lain. Ciri yang
dimaksud tidak terbatas hanya sebagai ciri lokasi akan tetapi dapat terdiri dari karakteristik-
karakteristik individu. Misalnya akan melakukan penelitian di sekolah X, maka sekolah X ini
mempunyai populasi yang bisa berupa jumlah subyek/orang. Pengertian pertama memberi
makna bahwa populasi merupakan sekumpulan orang/subyek dan obyek yang diamati.
Pengertian kedua memberi petunjuk bahwa orang-orang di sekolah X mempunyai
karakteristik, misalnya motivasi kerjanya, disiplin kerjanya, kepemimpinannya, iklim
organisasinya dan lain-lain. Sekolah juga mempunyai karakteristik lain seperti kebijakan,
prosedur kerja, tata ruang kelas, lulusan yang dihasilkan dan lain-lain.
Sampel Penelitian
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi.
Sampel yaitu sejumlah individu yang dipilih dari populasi dan merupakan bagian yang
mewakili keseluruhan anggota populasi. Sampel yang baik memiliki sifat representatif
terhadap populasi. Suatu sampel yang tidak representatif terhadap setiap anggota populasi,
berapa pun ukuran sampel itu, tidak dapat digeneralisasi terhadap populasi. Bila populasi
besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya
karena keterbatasan dana, tenaga, waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang
diambil dari populasi tersebut.
Bagaimana kita boleh mengadakan penelitian sampel? Penelitian sampel baru boleh
dilaksanakan apabila keadaan subjek di dalam pupulasi benar-benar homogen. Apabila
subjek penelitian tidak homogen, maka kesimpulan tidak boleh diberlakukan bagi seluruh
populasi (hasilnya tidak boleh digeneralisasikan). Proses pemilihan sampel dapat dijelaskan
dengan menggunakan dua lingkaran, yaitu lingkaran besar dan lingkaran kecil.
Jika suatu sampel dipilih berdasarkan suatu panduan tertentu sehingga bersifat representatif
terhadap populasi, maka data yang diperoleh dari sampel tersebut dapat digeneralisasikan
terhadap populasi. Data yang diperoleh dari sampel disebut dengan statistik. Namun
demikian, generalisasi data yang diperoleh dari sampel harus dilakukan dengan cermat dan
hati-hati, karena adanya kesalahan (error) yang melekat pada setiap penelitian.

Anda mungkin juga menyukai