1. Perkembangan teori
Pd bagian awal bab telaah pustaka lazimnya berisi telaah
teori
Telaah teori dlh uraian dan penjelasan secara rinci dan
detail tentang perkembangan, mulai awal dirumuskan
sampai yg terkini, dari setiap teori yg digunakan
Kemudian dilakukan penelaahan, yg dimungkinkan
ditemukan perbedaan, baik secara parsial atau
keseluruhan, atau bahkan saling tolak belakang
Dari sini dimungkinkan peneliti bisa memberikan
penilaian atau kritik thd teori2 yg sdh ada.
Hal yg lbh penting dlh menelaah relevansi dari teori yg
digunakan dg karakteristik objek (setting) penelitian
2. Konsep atau hasil penelitian empiris
Setelah landasan atau perspektif teori diperoleh dan
ditentukan, berikutnya dlh menggali pemecahan masalah
(serupa) yg pernah dilakukan (peneliti terdahulu)
Beberapa pandangan dan penilaian thd masing2 konsep
tsb, kemudian dilanjutkan dg penelaahan thd keterkaitan
antar konsep mrp inti dari subbab ini
Dari sini dimungkinkan akan muncul kritik sintesis dari
berbagai konsep guna membangun konsep baru
Hal tsb tentunya bersumber dari hasil2 penelitian
terdahulu, baik yg terpublikasi (misalnya artikel jurnal,
prosiding seminar/kongres, atau buku) ataupun yg tdk
terpublikasi (laporan penelitian, tesis, disertasi, dll)
Hal yg penting utk diuraikan dlh keterkaitan antar konsep
(hasil penelitian) shg dpt mempertajam novelty penelitian
Pemetaan ttg hasil pengujian hipotesis, yaitu ttg
signifikansi dan arah hubungan (positif dan negatif) jg
penting, hal ini sangat bermanfaat dlm melakukan
perumusan hipotesis
Kegunaan Telaah Pustaka
1. Relevansi
Kepustakaan berisikan teori2/konsep2 yg bersesuaian dg
permasalahan dan objek penelitian
Secara lebih operasional telaah pustaka hrs memiliki
kesesuaian (relevansi) dg variabel2 yg diteliti serta
hubungannya
Sebaiknya kepustakaan juga memiliki kesesuaian objek
dan setting penelitian
Bilamana kepustakaan sangat berbeda dg objek dan setting
penelitian perlu dijelaskan arah penggunaan kepustakaan
tsb, misalnya dlm kerangka menguji berlakunya suatu
teori atau konsep pd objek dan setting yg lebih luas
(beragam)
2. Lisensi
Kepustakaan yg digunakan di dlm suatu penelitian hrs
dipastikan memiliki kualitas yg tinggi (tercermin dari
kualifikasi ilmiah atau kompetensi penulisnya)
Selayaknya setiap kita akan membaca buku utk dirujuk
dipastikan kita sudah membaca kata pengantar dan
biografi penulis (biasanya terletak dibagian belakang
sampul buku)
Sebaiknya kepustakaan yg dirujuk dipilih dari buku teks
atau jurnal yg ditulis oleh orang yg memiliki keilmuan
bidang yg sama
Misalnya : penelitian dibidang statistika, tentunya tdk
dianjurkan merujuk dari buku statistika yg ditulis oleh
orang diluar statistika.
Kualitas kepustakaan juga dpt dilihat kualitas penerbitnya,
oleh karena itu artikel jurnal ada pengindeksnya, missal
terindeks scopus Q1 dpt diyakini kepustakaan tsb sangat
berkualitas
3. Resensi
Kepustakaan seharusnya mutakhir, yaitu dicari terbitan
yg baru, terutama yg berkaitan dg perkembangan
keilmuan
Jika rujukan dan atau perspektif teori hanya bisa
diperoleh pd buku teks atau artikel yg sdh lama (missal
pada tahun 1890), maka hal ini termasuk kategori
mutakhir
Akan tetapi, utk pemetaan konsep (hasil penelitian
empiris) tetap hrs dilakukan thd artikel2 yg terbaru,
missal ada yg membuat aturan 5 tahun terakhir
4. Sumber primer
Kutipan seharusnya langsung dr penulis pertama, bukan
mengutip dari yg sdh berupa kutipan dr orla, sering
menggunakan istilah “menurut Anu di dalam Ani (2018)”
Hal ini menghindari bias pemikiran dan konteks dari
sumber aslinya
Beberapa institusi pendidikan menetapkan kutipan tdk
langsung maksimal 3-5%
Sitasi Dan Daftar Pustaka
Sitasi (kutipan) di dalam teks suatu karya ilmiah, secara
garis besar dibagi :
a. Pada sistem foot note, menggunakan nomer, yg biasanya
berupa subscript. Kaidah penulisannya :………..kalimat¹
b. Pada sistem end note, secara garis besar ada dua jenis,
yaitu menggunakan nama dan tahun, dan sistem nomer
1) Sistem nama dan tahun : Harvard style, APA (American
Psychological Association) atau MLA (Modern
Language Association). Kaidah penulisannya :
…..kalimat (Solimun et al., 2017)
…..kalimat (Solimun et al., 2018; Fernandes, 2017)
Menurut Solimun et al. (2017)…..kalimat
2) Sistem nomer: Vancouver style, kaidah
penulisannya…..kalimat [2]
Penulisan daftar pustaka
a) Foot note : kepustakaan pada bagian bawah setiap halaman
b) End note : daftar pustaka dalam halaman terakhir
Nama dan tahun : Hardvard style, APA ((American
Psychological Association) atau MLA (Modern Language
Association, penulisam daftar pustaka sesuai urutan abjad
Sistem nomer : Vancouver style, penulisan daftar pustaka
sesuai urutan nomer kutipan
Kerangka Teoritis
Definisi kerangka teoritis
Kerangka teoritis (Kerangka Konseptual) dlh kerangka
berpikir kita yg bersifat teoritis atau konsepsional
mengenai masalah yg kita teliti
Kerangka berpikir tsb menggambarkan hubungan antara
konsep2 atau variabel2 yg kita teliti
Lima hal yang perlu diperhatikan dalam
kerangka teoritis
1. Variabel yg dianggap relevan utk studi hrs diidentifikasi
dan dinamai dg jelas dlm pembahasan
2. Pembahasan harus menyebutkan mengapa dua atau lebih
variabel berkaitan
3. Bila sifat dan arah hubungan dpt diteorikan dg
berdasarkan temuan sebelumnya, hrs ada indikasi dlm
pembahasan mengenai arah hubungan (negative atau
positif)
4. Harus ada penjelasan yg gamblang mengenai mengapa
kita memperkirakan hubungan tsb berlaku. Penjelasan
bisa diperoleh dari penelitian seblumnya
5. Suatu diagram skematis hrs diberikan agar pembaca dpt
melihat dg mudah hubungan yg diteorikan
Tahapan Kegiatan Penyusunan Kerangka
Teoritis
1. Mengidentifikasi teori2 ilmiah yg akan dipergunakan dlm
analisis
2. Mengulas penelitian lain yg relevan
3. Menyusun kerangka berpikir dlm pemecahan penelitian
dan pengajuan hipotesis dg mempergunakan proposisi
sebagimana yg dihasilkan dari butir 1 dan 2 dg menyatakan
secara tersurat ttg asumsi dan prinsip yg digunakan
4. Perumusan hipotesis
Teori
Pengertian Teori
C
Uji statistik yang dipilih adalah ANOVA (analysis of variance)
Cara menyingkirkan perancu:
1) Restriksi, menyingkirkan variabel perancu dari setiap subjek penelitian
dengan memperketat kriteria sampel.
2) Matching, proses menyamakan variabel perancu diantara dua
kelompok.
3) Randomisasi merupakan cara efektif untuk
menyingkirkan pengaruh variabel perancu. Dengan
melakukan randomisasi maka variabel perancu akan
terbagi secara seimbang di antara kelompok
5. Variabel kendali (kontrol)
Adalah variabel yang nilainya dikendalikan dalam
penelitian (baik seluruhnya ataupun sebagian saja).
Tidak semua variabel di dalam suatu penelitian dpt
dipelajari sekaligus dalam waktu yg sama.
Beberapa di antara variabel tersebut harus dinetralkan
pengaruhnya untuk menjamin agar variabel tersebut tidak
mengganggu hubungan antara variabel bebas dan terikat.
Variabel2 yg pengaruhnya harus dinetralkan tersebut disebut variabel2
kontrol.
Jadi variabel kontrol adalah faktor-faktor yang dinetralkan pengaruhnya
oleh peneliti karena jika tidak demikian diduga ikut memengaruhi
hubungan antara variabel bebas dan terikat.
Variabel kontrol berbeda dg variabel moderator.
Penetapan suatu variabel menjadi suatu variabel moderator dlh untuk
dipelajari (dianalisis) pengaruhnya, sedangkan penetapan suatu variabel
mjd variabel kontrol dlh untuk dinetralkan/disamakan pengaruhnya.
Contohnya: Pada penelitian tentang pengaruh senam nifas
pada ibu pascasalin thd involusi uteri, maka paritas bisa
dianggap sebagai variabel kontrol. Pengontrolan dapat
dilakukan dg (1) membatasi sampel pd ibu-ibu pascasalin
dg paritas satu saja (mengendalikan sebagian) dan (2)
mengendalikan dg analisis statistik, artinya variabel
paritas dibiarkan ada kemudian dikelompokkan menjadi
paritas 1, paritas 2, dan seterusnya
6. Variabel random
Variabel yang tanpa diduga ternyata berperan di dalam
mekanisme yang sedang kita pelajari. Atau dengan kata
lain variabel yang dengan sengaja kita abaikan
keberadaannya, meskipun kita ketahui variabel tersebut
ikut berperan dalam mekanisme tersebut.
Skala Ukur Variabel
Nominal dan ordinal (kategorik)
Disebut sbg variabel kategorik karena variabel tsb mempunyai
kategori variabel
Contoh : jenis kelamin (variabel), sedangkan laki-laki dan
perempuan (kategori variabel). Klasifikasi kadar kolesterol
(variabel), sedangkan baik, sedang dan buruk (kategori variabel)
Berdasarkan kategori ini, dpt membedakan antara variabel
nominal dan ordinal
Variabel nominal mempunyai kategori yg sederajat atau
tdk bertingkat (Contoh variabel jenis kelamin dg kategori
laki-laki dan perempuan)
Variabel ordinal mempunyai kategori yg tdk sederajat atau
kategori bertingkat (Contoh variabel kolesterol dg kategori
kadar kolesterol baik, kadar kolesterol sedang dan kadar
kolesterol buruk)
Rasio dan interval (Numerik)
Disebut variabel numerik krn variabel tsb tdk mempunyai kategori
variabel
Untuk membedakan variabel rasio dan interval berdasarkan nilai nolnya
Apabila variabel tsb mempunyai nilai nol alami (seperti tinggi badan,
berat badan dan jarak), maka disebut variabel rasio.
Apabila variabel tsb tdk mempunyai nilai nol alami (seperti suhu), maka
disebut variabel interval. Perhatikan bhw nol derajat pd skala Celcius
berbeda dg nol derajat pd skala fahrenheit