Anda di halaman 1dari 56

Telaah Pustaka

Vivin Nur Hafifah, S.Kep., Ns., M.Kes.


Definisi Telaah Pustaka
 Telaah atau tinjauan dlh suatu tindakan telaah yg
mempelajari dg teliti pd hasil penelitian yg telah
ditemukan oleh peneliti sebelumnya
 Telaah pustaka dlh hasil dr membaca dan menuangkannya
dalam bentuk ringkasan dan deskripsi pemikiran ilmuwan
lain mengenai substansi dari sebuah konsep berikut
elemen-elemennya
Jenis Landasan Ilmiah
1. Teori
 Di dalam penelitian kualitatif teori sangat penting
diperlukan sbg dasar dan perspektif utk mengidentifikasi
dan merumuskan permasalahan penelitian, merancang
kerangka konseptual dan merumuskan hipotesis
 Toeri (teorema) kebenarannya bersifat universal dan
general, akan tetapi berlakunya bersifat relative
 Bilamana ada yg berhasil melakukan deskonstruksi, maka
teori tsb tdk berlaku
 Hal yg agak terlupakan digunakan sbg dasar ilmiah dlh
aksioma, yg kebenarannya mendekati mutlak
2. Hasil penelitian empiris (konsep)
 Konsep mrp pengetahuan ilmiah yg sangat penting di dlm
perkembangan keilmuan
 Konsep dlm konteks ini berbeda dg pembahasan konsep
kaitannya dg variabel dan rumusan hipotesis (mayor)
 Konsep yg dimaksud dlh hasil penelitian empiris, berupa
pengetahuan ilmiah yg belum dijamin berlakunya secara
universal dan general
 Dari hasil penelitian ini teori selalu berkembang dan bertambah
 Dalam penelitian kuantitatif kedudukan konsep :
a) Sebagai dasar dan perspektif utk mengidentifikasi dan
merumuskan permasalahan penelitian, merancang
kerangka konseptual dan merumuskan hipotesis
b) Untuk mengetahui orisinalitas ide atau gagasan dari
penelitian tsb melalui pemetaan hasil2 penelitian terkini
3. Norma
 Norma yg dimaksud bisa berupa norma finalitas, yaitu
suatu norma yg kebenarannya mutlak dan kita hrs
mematuhinya (kitab suci dan hadist)dan juga bisa berupa
nonfinalitas (undang-undang, peraturan, SOP, dll)
 Norma ini berfungsi sbg landasan berpikir dan perspektif
didlm penelitian
 Khususnya norma finalitas berfungsi sbg sumber
berbagai ide dan gagasan dari penelitian ilmiah
Substansi Telaah Pustaka/Landasan Ilmiah

1. Perkembangan teori
 Pd bagian awal bab telaah pustaka lazimnya berisi telaah
teori
 Telaah teori dlh uraian dan penjelasan secara rinci dan
detail tentang perkembangan, mulai awal dirumuskan
sampai yg terkini, dari setiap teori yg digunakan
 Kemudian dilakukan penelaahan, yg dimungkinkan
ditemukan perbedaan, baik secara parsial atau
keseluruhan, atau bahkan saling tolak belakang
 Dari sini dimungkinkan peneliti bisa memberikan
penilaian atau kritik thd teori2 yg sdh ada.
 Hal yg lbh penting dlh menelaah relevansi dari teori yg
digunakan dg karakteristik objek (setting) penelitian
2. Konsep atau hasil penelitian empiris
 Setelah landasan atau perspektif teori diperoleh dan
ditentukan, berikutnya dlh menggali pemecahan masalah
(serupa) yg pernah dilakukan (peneliti terdahulu)
 Beberapa pandangan dan penilaian thd masing2 konsep
tsb, kemudian dilanjutkan dg penelaahan thd keterkaitan
antar konsep mrp inti dari subbab ini
 Dari sini dimungkinkan akan muncul kritik sintesis dari
berbagai konsep guna membangun konsep baru
 Hal tsb tentunya bersumber dari hasil2 penelitian
terdahulu, baik yg terpublikasi (misalnya artikel jurnal,
prosiding seminar/kongres, atau buku) ataupun yg tdk
terpublikasi (laporan penelitian, tesis, disertasi, dll)
 Hal yg penting utk diuraikan dlh keterkaitan antar konsep
(hasil penelitian) shg dpt mempertajam novelty penelitian
 Pemetaan ttg hasil pengujian hipotesis, yaitu ttg
signifikansi dan arah hubungan (positif dan negatif) jg
penting, hal ini sangat bermanfaat dlm melakukan
perumusan hipotesis
Kegunaan Telaah Pustaka

1. Memperkuat pernyataan peneliti (jika diperlukan).


 Telaah pustaka bukanlah klipping, tetapi lebih bersifat
sbg penguat pendapat atau argumentasi peneliti.
 Bilamana pendapat atau argumentasi peneliti sdh
diyakini kebenarannya, maka peran telaah pustaka lebih
bersifat perspektif
2. Identifikasi research gap dan research problem serta
mengidentifikasi novelty penelitian
 Bilamana celah penelitian bersumber dari fenomena atau
gejala, maka setelah telaah pustaka bermanfaat utk
mengidentifikasi research gap (celah penelitian) yg
berada dibalik fenomena tsb.
Dpt dirumuskan research problem (rumusan
masalah)
 Pemetaan thd perkembangan teori dan hasil2 penelitian
terkini memberikan arahan ttg novelty penelitian

Fungsi telaah pustaka di dlm latar belakang permasalahan


penelitian, atau fungsi telaah pustaka di dlm bab
pendahuluan
3. Pada bab tinjauan pustaka, telaah pustaka lebih sering
difungsikan dasar atau perspektif dlm penyusunan
kerangka konseptual
 Selanjutnya dpt digunakan sbg rujukan dlm merumuskan
proposisi dan atau hipotesis
 Telaah pustaka lebih menjadi penuntun yg bersumber
dari pemecahan masalah yg telah dilakukan oleh peneliti
sebelumnya
4. Beberapa penelitian khususnya yg menggunakan
instrumen penelitian berupa kuesioner, telaah pustaka
sangat diperlukan sbg landasan dlm metode penelitian,
khususnya dlm perancangan kuesioner.
Definisi operasional variabel disyaratkan berdasarkan pd
teori yg relevan. Hal ini tentunya sdh diuraikan secara
terperinci dan detail dlm bab telaah pustaka
5. Kerangka berpikir dlm interpretasi hasil dan pembahasan
 Pd bab pembahasan telaah pustaka berperan utk
memposisikan atau memetakan temuan penelitian kita di dlm
piramida keimuan
 Dg cara menyandingkan temuan penelitian kita dg
perkembangan teori dan hasil2 penelitian empiris yg sdh ada,
dimungkinkan kita melakukan penguatan atau memperluas
berlakunya teori, menafsirkan teori yg sdh ada, atau bahkan
menemukan konsep/teori baru
Ciri-Ciri Kepustakaan Yang Baik

1. Relevansi
 Kepustakaan berisikan teori2/konsep2 yg bersesuaian dg
permasalahan dan objek penelitian
 Secara lebih operasional telaah pustaka hrs memiliki
kesesuaian (relevansi) dg variabel2 yg diteliti serta
hubungannya
 Sebaiknya kepustakaan juga memiliki kesesuaian objek
dan setting penelitian
 Bilamana kepustakaan sangat berbeda dg objek dan setting
penelitian perlu dijelaskan arah penggunaan kepustakaan
tsb, misalnya dlm kerangka menguji berlakunya suatu
teori atau konsep pd objek dan setting yg lebih luas
(beragam)
2. Lisensi
 Kepustakaan yg digunakan di dlm suatu penelitian hrs
dipastikan memiliki kualitas yg tinggi (tercermin dari
kualifikasi ilmiah atau kompetensi penulisnya)
 Selayaknya setiap kita akan membaca buku utk dirujuk
dipastikan kita sudah membaca kata pengantar dan
biografi penulis (biasanya terletak dibagian belakang
sampul buku)
 Sebaiknya kepustakaan yg dirujuk dipilih dari buku teks
atau jurnal yg ditulis oleh orang yg memiliki keilmuan
bidang yg sama
 Misalnya : penelitian dibidang statistika, tentunya tdk
dianjurkan merujuk dari buku statistika yg ditulis oleh
orang diluar statistika.
 Kualitas kepustakaan juga dpt dilihat kualitas penerbitnya,
oleh karena itu artikel jurnal ada pengindeksnya, missal
terindeks scopus Q1 dpt diyakini kepustakaan tsb sangat
berkualitas
3. Resensi
 Kepustakaan seharusnya mutakhir, yaitu dicari terbitan
yg baru, terutama yg berkaitan dg perkembangan
keilmuan
 Jika rujukan dan atau perspektif teori hanya bisa
diperoleh pd buku teks atau artikel yg sdh lama (missal
pada tahun 1890), maka hal ini termasuk kategori
mutakhir
 Akan tetapi, utk pemetaan konsep (hasil penelitian
empiris) tetap hrs dilakukan thd artikel2 yg terbaru,
missal ada yg membuat aturan 5 tahun terakhir
4. Sumber primer
 Kutipan seharusnya langsung dr penulis pertama, bukan
mengutip dari yg sdh berupa kutipan dr orla, sering
menggunakan istilah “menurut Anu di dalam Ani (2018)”
 Hal ini menghindari bias pemikiran dan konteks dari
sumber aslinya
 Beberapa institusi pendidikan menetapkan kutipan tdk
langsung maksimal 3-5%
Sitasi Dan Daftar Pustaka
 Sitasi (kutipan) di dalam teks suatu karya ilmiah, secara
garis besar dibagi :
a. Pada sistem foot note, menggunakan nomer, yg biasanya
berupa subscript. Kaidah penulisannya :………..kalimat¹
b. Pada sistem end note, secara garis besar ada dua jenis,
yaitu menggunakan nama dan tahun, dan sistem nomer
1) Sistem nama dan tahun : Harvard style, APA (American
Psychological Association) atau MLA (Modern
Language Association). Kaidah penulisannya :
 …..kalimat (Solimun et al., 2017)
 …..kalimat (Solimun et al., 2018; Fernandes, 2017)
 Menurut Solimun et al. (2017)…..kalimat
2) Sistem nomer: Vancouver style, kaidah
penulisannya…..kalimat [2]
 Penulisan daftar pustaka
a) Foot note : kepustakaan pada bagian bawah setiap halaman
b) End note : daftar pustaka dalam halaman terakhir
 Nama dan tahun : Hardvard style, APA ((American
Psychological Association) atau MLA (Modern Language
Association, penulisam daftar pustaka sesuai urutan abjad
 Sistem nomer : Vancouver style, penulisan daftar pustaka
sesuai urutan nomer kutipan
Kerangka Teoritis
Definisi kerangka teoritis
 Kerangka teoritis (Kerangka Konseptual) dlh kerangka
berpikir kita yg bersifat teoritis atau konsepsional
mengenai masalah yg kita teliti
 Kerangka berpikir tsb menggambarkan hubungan antara
konsep2 atau variabel2 yg kita teliti
Lima hal yang perlu diperhatikan dalam
kerangka teoritis
1. Variabel yg dianggap relevan utk studi hrs diidentifikasi
dan dinamai dg jelas dlm pembahasan
2. Pembahasan harus menyebutkan mengapa dua atau lebih
variabel berkaitan
3. Bila sifat dan arah hubungan dpt diteorikan dg
berdasarkan temuan sebelumnya, hrs ada indikasi dlm
pembahasan mengenai arah hubungan (negative atau
positif)
4. Harus ada penjelasan yg gamblang mengenai mengapa
kita memperkirakan hubungan tsb berlaku. Penjelasan
bisa diperoleh dari penelitian seblumnya
5. Suatu diagram skematis hrs diberikan agar pembaca dpt
melihat dg mudah hubungan yg diteorikan
Tahapan Kegiatan Penyusunan Kerangka
Teoritis
1. Mengidentifikasi teori2 ilmiah yg akan dipergunakan dlm
analisis
2. Mengulas penelitian lain yg relevan
3. Menyusun kerangka berpikir dlm pemecahan penelitian
dan pengajuan hipotesis dg mempergunakan proposisi
sebagimana yg dihasilkan dari butir 1 dan 2 dg menyatakan
secara tersurat ttg asumsi dan prinsip yg digunakan
4. Perumusan hipotesis
Teori
Pengertian Teori

 Teori dlh alur logika atau penalaran, yg merupakan


seperangkat konsep, definisi, dan proposisi yg disusun
secara sistematis (Sugiyono, 2020)
 Teori dlh seperangkat konsep/konstruk, defenisi, dan
proposisi yg berusaha menjelaskan hubungan sistematis
suatu fenomena, dg cara memerinci hubungan sebab
akibat yg terjadi (Sardar, 1996)
Fungsi Teori
1. Untuk menjelaskan (explanation) yg digunakan memperjelas dan
mempertajam ruang lingkup, atau konstruk variabel yg akan diteliti
2. Untuk meramalkan (prediction) yg digunakan memprediksi, memandu
serta menemukan fakta utk merumuskan hipotesis dan menyusun
instrument penelitian, krn pd dasarnya hipotesis itu mrp pernyataan yg
bersifat prediktif
3. Untuk pengendalian (control) yg digunakan mencandra dan membahas
hasil penelitian, shg selanjutnya utk memberikan saran dlm pemecahan
masalah
Variable
Definisi Variabel

 Variabel dlh segala sesuatu yg berbentuk apa saja yg


ditetapkan oleh peneliti utk dipelajari shg diperoleh
informasi ttg hal tsb, kemudian ditarik kesimpulannya
(Sugiyono, 2012)
 Variabel penelitian dlh objek penelitian atau apa yg mjd
perhatian suatu titik perhatian suatu penelitian (Arikunto,
2010)
Jenis Variabel
1. Variabel independen (bebas)
 Variabel yang memengaruhi atau nilainya menentukan
variabel lain.
 Suatu kegiatan stimulus yg dimanipulasi oleh peneliti
menciptakan suatu dampak pd variabel dependen.
 Variabel bebas biasanya dimanipulasi, diamati, dan
diukur untuk diketahui hubungannya atau pengaruhnya
terhadap variabel lain.
 Dalam ilmu keperawatan, variabel bebas biasanya
merupakan stimulus atau intervensi keperawatan yang
diberikan kepada klien untuk memengaruhi tingkah laku
klien.
2. Variabel dependen (terikat)
 Variabel yang dipengaruhi nilainya ditentukan oleh variabel lain.
 Variabel respons akan muncul sebagai akibat dari manipulasi
variabel-variabel lain.
 Dalam ilmu perilaku, variabel terikat adalah aspek tingkah laku
yang diamati dari suatu organisme yang dikenai stimulus.
 Dengan kata lain, variabel terikat adalah faktor yg diamati dan
diukur utk menentukan ada tidaknya hubungan atau pengaruh dari
variabel bebas
3. Variabel moderator (intervening)
 Variabel yang dapat berperan sebagai variabel bebas dan terikat.
 Variabel moderator (seringkali disebut sebagai variabel bebas
kedua) dlh variabel yg diangkat utk menentukan apakah ia
memengaruhi hubungan antara variabel bebas dan variabel
terikat.
 Dg kata lain, variabel moderator dlh faktor yg diukur,
dimanipulasi atau dipilih peneliti utk mengungkapkan apakah
faktor tsb mengubah hubungan antara variabel bebas dan terikat.
 Jika peneliti ingin mempelajari pengaruh variabel bebas X
terhadap variabel terikat Y tetapi ragu-ragu apakah hubungan
antara X dan Y tersebut berubah karena variabel Z, maka Z dapat
dianalisis sebagai variabel moderator (bebas atau terikat).
 Contoh: Peneliti ingin meneliti efektivitas penyuluhan kesehatan
dg metode visual dan audio kpd klien thd pengetahuan
pengobatan yg diberikan. Lebih lanjut peneliti curiga bahwa ada
klien tertentu yg lebih cocok dengan metode visual sedang klien
lainnya lebih cocok dg metode audio.
 Jika klien yg cocok dg metode visual dan audio dipisahkan,
kemudian dianalisa sendiri2 maka perbedaan pengetahuan
pengobatan kelompok metode visual dan kelompok metode audio
akan terlihat nyata. Dalam hal ini karakteristik klien (kecocokan
metode) mrp variabel moderator thd hubungan antara variabel
bebas (metode visual dan audio) dan variabel terikat (pengetahuan
pengobatan).
 Konsep: A _____ (moderator) ______ B. Untuk mengetahui
pengaruh yang lebih jelas, biasanya dilakukan analisis jalur (path
analysis).
4. Variabel perancu (confounding)
 Adalah variabel yg nilainya ikut menentukan variabel baik secara langsung
maupun tdk langsung.
Variabel perancu mrp jenis variabel yg berhubungan (asosiasi) dg variabel
bebas dan berhubungan dg variabel terikat, tetapi bkn mrp variabel antara
 Identifikasi variabel perancu ini amat penting, karena bila tdk ia dpt
membawa kita pd kesimpulan yg salah, misalnya ditemukan tdp hubungan
antar variabel padahal sebenarnya tdk ada atau sebaliknya, tdk ditemukan
hubungan antarvariabel padahal hubungan itu ada.
 Misalnya dalam contoh penelitian medis (dikutip dari
Sastroasmoro dan Ismail, 1995): peneliti ingin mencari hubungan
antara kebiasaan minum kopi dan kejadian penyakit jantung
koroner.
 Dalam hal ini variabel bebasnya dlh kebiasaan minum kopi dan
variabel tergantungnya adalah insiden penyakit jantung koroner.
 Kebiasaan merokok dapat merupakan variabel perancu, oleh
karena ia b.d kebiasaan minum kopi (bebas) dan berhubungan
pula dengan kejadian penyakit jantung (variabel terikat).
 Konsep = A B

C
Uji statistik yang dipilih adalah ANOVA (analysis of variance)
 Cara menyingkirkan perancu:
1) Restriksi, menyingkirkan variabel perancu dari setiap subjek penelitian
dengan memperketat kriteria sampel.
2) Matching, proses menyamakan variabel perancu diantara dua
kelompok.
3) Randomisasi merupakan cara efektif untuk
menyingkirkan pengaruh variabel perancu. Dengan
melakukan randomisasi maka variabel perancu akan
terbagi secara seimbang di antara kelompok
5. Variabel kendali (kontrol)
 Adalah variabel yang nilainya dikendalikan dalam
penelitian (baik seluruhnya ataupun sebagian saja).
 Tidak semua variabel di dalam suatu penelitian dpt
dipelajari sekaligus dalam waktu yg sama.
 Beberapa di antara variabel tersebut harus dinetralkan
pengaruhnya untuk menjamin agar variabel tersebut tidak
mengganggu hubungan antara variabel bebas dan terikat.
 Variabel2 yg pengaruhnya harus dinetralkan tersebut disebut variabel2
kontrol.
 Jadi variabel kontrol adalah faktor-faktor yang dinetralkan pengaruhnya
oleh peneliti karena jika tidak demikian diduga ikut memengaruhi
hubungan antara variabel bebas dan terikat.
 Variabel kontrol berbeda dg variabel moderator.
 Penetapan suatu variabel menjadi suatu variabel moderator dlh untuk
dipelajari (dianalisis) pengaruhnya, sedangkan penetapan suatu variabel
mjd variabel kontrol dlh untuk dinetralkan/disamakan pengaruhnya.
 Contohnya: Pada penelitian tentang pengaruh senam nifas
pada ibu pascasalin thd involusi uteri, maka paritas bisa
dianggap sebagai variabel kontrol. Pengontrolan dapat
dilakukan dg (1) membatasi sampel pd ibu-ibu pascasalin
dg paritas satu saja (mengendalikan sebagian) dan (2)
mengendalikan dg analisis statistik, artinya variabel
paritas dibiarkan ada kemudian dikelompokkan menjadi
paritas 1, paritas 2, dan seterusnya
6. Variabel random
 Variabel yang tanpa diduga ternyata berperan di dalam
mekanisme yang sedang kita pelajari. Atau dengan kata
lain variabel yang dengan sengaja kita abaikan
keberadaannya, meskipun kita ketahui variabel tersebut
ikut berperan dalam mekanisme tersebut.
Skala Ukur Variabel
Nominal dan ordinal (kategorik)
Disebut sbg variabel kategorik karena variabel tsb mempunyai
kategori variabel
Contoh : jenis kelamin (variabel), sedangkan laki-laki dan
perempuan (kategori variabel). Klasifikasi kadar kolesterol
(variabel), sedangkan baik, sedang dan buruk (kategori variabel)
Berdasarkan kategori ini, dpt membedakan antara variabel
nominal dan ordinal
 Variabel nominal mempunyai kategori yg sederajat atau
tdk bertingkat (Contoh variabel jenis kelamin dg kategori
laki-laki dan perempuan)
 Variabel ordinal mempunyai kategori yg tdk sederajat atau
kategori bertingkat (Contoh variabel kolesterol dg kategori
kadar kolesterol baik, kadar kolesterol sedang dan kadar
kolesterol buruk)
Rasio dan interval (Numerik)
Disebut variabel numerik krn variabel tsb tdk mempunyai kategori
variabel
Untuk membedakan variabel rasio dan interval berdasarkan nilai nolnya
Apabila variabel tsb mempunyai nilai nol alami (seperti tinggi badan,
berat badan dan jarak), maka disebut variabel rasio.
Apabila variabel tsb tdk mempunyai nilai nol alami (seperti suhu), maka
disebut variabel interval. Perhatikan bhw nol derajat pd skala Celcius
berbeda dg nol derajat pd skala fahrenheit

Anda mungkin juga menyukai