Anda di halaman 1dari 14

1

MODUL PERKULIAHAN

F032100016 –
Metodologi
Penelitian
Premis - Premis Dalam
Penelitian

Abstrak Sub-CPMK

Dalam bab ini dibahas Agar mahasiswa dapat menjelaskan


tentang Kajian Teori, Kajian Teori, Penelitian Sebelumnya,
Penelitian Sebelumnya, Rerangka Pemikiran, Hipotesis
Rerangka Pemikiran,
Hipotesis

Fakultas Program Studi Tatap Muka Disusun Oleh

Shinta Melzatia, S.E., M.Ak


FEB S1.Akuntansi
03
Kajian Teori
Kajlan teori dalam suatu penelitian ilmiah adalah salah satu bagian penting dari
keseluruhan langkah-langkah penelitian. Cooper mengemukakan bahwa kajian metode
pustaka memiliki beberapa tujuan yakni; menginformasikan kepada pembaca hasil-hasil
penelitian lain yang berkaitan erat dengan penelitian yang dilakukan saat itu,
menghubungkan penelitian dengan literatur-literatur yang ada, dan mengisi celah-celah
dalam penelitian-penelitian sebelumnya. Di dalam penelitian, kajian pustaka mempunyai
tujuan membantu peneliti untuk menyelesaikan masalah penelitiannya dengan mengacu
pada teori dan hasil - hasil penelitian sebelumnya yang relevan. Kajian teori berfungsi
untuk:
1. Mengetahui sejarah masalah penelitian,
2. Membantu memilih prosedur penyelesaian masalah penelitian,
3. Memahami latar belakang teori masalah penelitian,
4. Mengetahui manfaat penelitian sebelumnya,
5. Menghindari terjadinya duplikasi penelitian, dan
6. Memberikan pembenaran alasan pemilihan masalah penelitian.

Setelah permasalahan disusun, ditelusurilah teori-teori yang berkaitan dengan


permasalahan yang akan dijawab. Semua penelitian, memerlukan teori untuk mendukung
penelitiannya. Bukan hanya penelitian ekonomi saja, tetapi penelitian agama,
manajemen, eksakta dan lain-lain, semuanya memakai teori yang dituangkan dalam
suatu subbab khusus yang disebut tinjauan pustaka.
Tinjauan pustaka berisi uraian tentang teori dan praktik yang relevan dengan
masalah yang diteliti, termasuk membahas relevansi antara teori dan praktik (mungkin
ada beberapa pendapat yang berbeda). Selain itu, diungkapkan juga penelitian-penelitian
terdahulu. Dari penelitian terdahulu ini, dapat ditemukan permasalahan penelitian yang
baru. Misalnya, bagaimana jika penelitian itu dila- kukan di bank syariah X, muncullah
satu topik penelitian yang sudah diteliti, tetapi di tempat yang berbeda. Atau ada sedikit
perbedaan pada metode penelitiannya.
Terdapat hubungan timbalbalik antara penelitian dan pembuatan teori. Seorang
pembuat teori harus melaksanakan penelitian dan hasil penelitian memberikan kontribusi
kepada pengembangan teori. Khusus dalam tahap awal pengembangan. Sebuah teori
terdiri atas pernyataan-pernyataan yang bersifat asumstif dan tentatif sebagai bagian dari
penjelasan seperangkat peristiwa. Teori juga terdiri atas pernyataan-pernyataan yang

2021 Metodologi Penelitian Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU


2 Shinta Melzatia, S.E., M.Ak. http://pbael.mercubuana.ac.id/
meliputi peristiwa peristiwa atau kondisi-kondisi yang berada dalam kategori yang tidak
diketahui.

Langkah – Langkah Menyusun Kajian


Pustaka
Langkah awal dalam cara penulisan :
1. Mencari informasi ke perpustakaan atau internet
2. Menyiapkan butir-butir yang perlu dalam mencatat informasi dari pustaka, meliputi
kelengkapan sumber informasi, kriteria informasi, cara mencatat sumber informasi
dari internet dan sebagainya
3. Menyiapkan kartu atau buku untuk mengumpulkan informasi yang relevan
4. Menyiapkan sistematika pengumpulan infromasi

Penulisan kajian pustaka sebaiknya mengikuti saran sebagai berikut :


1. Pertahankan fokus perhatian pada masalah penelitian yang akan dilaksanakan, agar
penulisan kajian pustaka tetap relevan dengan masalah yang akan diteliti.
2. Buatlah rencana struktur penulisan kajian pustaka dengan baik (jangan menulis
menurut urutan ditemukannya pustaka itu.)
3. Tekankan keterkaitan antara pustaka dengan masalah penelitian yang (akan,
sedang, atau baru saja) dipecahkan oleh peneliti.

Kajian pustaka dalam sebuah penelitian ilmiah berarti menempatkan dan


menyimpulkan teori-teori dan konsep-konsep vang nantinya dapat memberikan kerangka
kerja dalam menjelaskan suatu topik dalam sebuah penelitian. Banyak cara dan model
membuat kajian pustaka. Untuk pendekatan kualitatif, model pertama, peneliti
menempatkan kajian pustaka pada bagian pendahuluan, ini dimaksudkan agar kajian
pustaka dapat menjelaskan latar belakang secara teoritis masalah-masalah penelitian.
Model kedua, menempatkan kajian pustaka pada bab terpisah seperti halnya pada
pendekatan kuantitatif, model ketiga kajian pustaka ditempatkan pada bagian akhir
penelitian bersamaan dengan literatur terkait.
Untuk pendekatan kuantitatif selain menyertakan sejumlah besar teori dan konsep
pada bagian pendahuluan juga memperkenalkan masalah atau menggambarkan secara
detail literatur dalam bagian khusus dengan judul seperti tinjauan pustaka, kajian teori

2021 Metodologi Penelitian Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU


3 Shinta Melzatia, S.E., M.Ak. http://pbael.mercubuana.ac.id/
atau kajian pustaka, dan pada bagian akhir penelitian meninjau kembali literatur terkait
dan membandingkan dengan temuan penelitian.
Berikut ini adalah sintesis dari langkah-langkah melakukan kajian pustaka:
1. Mulailah dengan mengidentifikasi kata kunci topik penelitian untuk mencari materi,
referensi, dan bahan pustaka yang terkait.
2. Membaca abstrak laporan-laporan hasil penelitian yang relevan, bisa didapatkan dari
sumber perpustakaan, jurnal, buku, dan prosiding.
3. Membuat catatan hasil bacaan dengan cara membuat peta literatur (literature map)
urutan dan keterkaitan topik penelitian dan referensi bibliografi secara lengkap.
4. Membuat ringkasan literatur secara lengkap berdasarkan peta literatur, sesuai
dengan urutan dan keterkaitan topik dari setiap variabel penelitian.
5. Membuat kajian pustaka dengan menyusunnya secara tematis berdasarkan teori-
teori dan konsep-konsep penting yang berkaitan dengan topik dan variabel penelitian.
6. Pada akhir kajian pustaka, kemukakan pandangan umum tentang topik penelitian
yang dilakukan berdasarkan literatur yang ada, dan jelaskan orisinalitas dan
pentingnya topik penelitian yang akan dilakukan di banding dengan literatur yang
sudah ada.

Langkah-langkah di atas dapat digunakan untuk menulis kajian pustaka berbagai


jenis metode/pendekatan penelitian. Selain itu juga dapat mempersempit ruang lingkup
penelitian yang diajukan sehingga rumusan masalah dan langkah penelitian lebih jelas
dan dapat dilakukan dengan baik.

Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran adalah model konseptual yang ditujukan untuk
menggambarkan kompleksitas hubungan antara faktor-faktor atau variabel yang
diidentifikasi penting dalam suatu permasalahan. Sekaran (2011) mengatakan bahwa
penyusunan kerangka pemikiran dibangun menurut logika alur teori atau theory logically
yang bersumber dari berbagai bacaan kepustakaan atau dokumen hasil riset sebelumnya
dalam area masalah yang sama.
Perumusan kerangka pemikiran harus dapat menggambarkan konsep - konsep
yang akan dipergunakan dalam penelitian yang menunjukkan hubungan antar variabel-
variabel, sehingga dapat dijadikan pemandu (road map) investigasi secara empirik.

2021 Metodologi Penelitian Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU


4 Shinta Melzatia, S.E., M.Ak. http://pbael.mercubuana.ac.id/
Pengembangan kerangka pemikiran yang sistematis dan logik akan sangat membantu
peneliti dalam menguji hubungan antara variabel di lapangan.
Variabel dalam Kerangka Berpikir Teoritikal
Variabel merupakan suatu simbol sederhana yang memiliki variasi nilai. Variabel
adalah konsep yang memiliki variasi nilai, misalnya: sumberdaya manusia adalah konsep,
sementara tingkat kompetensi, komitmen karir, task performance, succession planning
SDM, adalah variabel. Variabel penelitian adalah konstruk atau sifat yang akan diteliti.
Dalam prakteknya, istilah variabel digunakan oleh ilmuwan dan peneliti sebagai sinonim
bagi konstruk yang sedang dikaji. Dalam konteks ini, sebuah variabel adalah "a symbol to
which numerals or values are assigned”. Suatu konstruk dapat mempunyai sifat berlainan
misalnya sifat untuk konstruk "jenis kelamin": laki-laki dan perempuan, atau lima sifat
untuk "sikap terhadap pemerintah", yaitu sangat suka, suka, tidak tahu, benci, sangat
benci. Bila sifat-sifat suatu konstruk diberi nilai-nilai tertentu, maka konstruk tersebut
disebut sebagai variabel. Dengan kata lain, variabel adalah konstruk yang sifat-sifatnya
sudah diberi nilai dalam bentuk bilangan.
Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa variabel adalah suatu
atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang dapat diukur, bervariasi,
dan memiliki kerangka teoritikal yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari, dianalisis
dan ditarik kesimpulannya sesuai fenomena dan tujuan penelitian untuk menghasilkan
pemecahan masalah yang bernilai.

Pentingnya Menentukan Variabel dalam Penelitian


Di dalam penelitian sangat diperlukan identifikasi variabel penting dari fenomena
yang akan diteliti. Terdapat dua alasan yang menunjukkan arti penting variabel dalam
sebuah penelitian, yaitu: Pertama, variabel-variabel dalam ilmu sosial berasal dari suatu
konsep yang perlu diperjelas dan diubah bentuknya sehingga dapat diukur dan
dipergunakan secara operasional. Kedua, variabel adalah dasar untuk menentukan alat
ukur yang tepat, sehingga peneliti dapat menghubungkan suatu konsep yang abstrak
dengan realita dan dapat merumuskan serta menguji hipotesis tanpa memperoleh
kesulitan.
Hubungan antara variabel bebas, variabel terikat, variabel moderator dan
intervening harus dijelaskan. Jika menggunakan variabel moderator dijelaskan hubungan
spesifik yang terjadi dan mengapa variabel tersebut berperan sebagai variabel
moderating, begitu juga dengan penggunaan variabel mediating atau intervening harus
ada pejelasan mengapa variabel tersebut digunakan.

2021 Metodologi Penelitian Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU


5 Shinta Melzatia, S.E., M.Ak. http://pbael.mercubuana.ac.id/
Komponen Kerangka Pemikiran
Komponen kerangka teoritikal menurut Sekaran (2011) meliputi:
a. Variabel yang akan diteliti harus diidentifikasi dan dinamai dengan jelas dalam
pembahasan.
b. Pembahasan harus menyebutkan alasan pertautan dua atau lebih variabel dan ada
teori yang mendasari.
c. Bila sifat dan arah hubungan terdapat dalam penelitian sebelumnya, maka harus
ditunjukkan apakah hubungannya positif atau negatif.
d. Harus ada penjelasan yang rinci tentang alasan adanya hubungan variabel tersebut
berdasarkan penelitian sebelumnya.
e. Kerangka berpikir tersebut selanjutnya dinyatakan dalam bentuk diagram (paradigma
penelitian), sehingga pihak lain dapat memahami kerangka pikir yang dikemukakan
dalam penelitian.

Langkah-Langkah Penyusunan Kerangka Pemikiran Teoritikal


Kerangka pemikiran merupakan dasar untuk menyusun paradigma penelitian yang
merupakan dasar untuk menyusun operasionalisasi variabel. Untuk mengembangkan
kerangka pemikiran teoritikal yang pertama kali harus dilakukan adalah mengidentifikasi
variabel penelitian sesuai dengan fenomena yang ada di lapangan berdasarkan
pendekatan deduktif dan induktif yang telah dipelajari sebelumnya. Kerangka pemikiran
merupakan model konseptual tentang hubungan variabel yang telah diidentifikasi sebagai
masalah yang penting. Beberapa langkah dalam menyusun kerangka pemikiran teoritikal
adalah sebagai berikut:
1) Menetapkan variabel yang diteliti.
2) Membaca buku dan hasil penelitian.
3) Membuat deskripsi teori dan hasil penelitian.
4) Melakukan analisis kritis terhadap teori dan hasil penelitian.
5) Melakukan analisis komparasi terhadap teori dan hasil penelitian.
6) Merumuskan kesimpulan sementara (hipotesis)

Lebih lanjut, Sugiono (2010) menggambarkan langkah-langkah penyusunan


kerangka pemikiran sebagai berikut:

2021 Metodologi Penelitian Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU


6 Shinta Melzatia, S.E., M.Ak. http://pbael.mercubuana.ac.id/
2021 Metodologi Penelitian Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
7 Shinta Melzatia, S.E., M.Ak. http://pbael.mercubuana.ac.id/
Kajian Tentang Paradigma Penelitian atau
Model Penelitian
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa paradigma penelitian adalah pola
pikir yang menunjukkan hubungan antara variabel yang diteliti. Hubungan variabel-
variabel tersebut dapat dibedakan menjadi hubungan: hubungan sederhana (simple
relationship) dan hubungan kompleks (complex relationship).
a. Paradigama sederhana, yaitu hubungan variabel yang hanya menggunakan satu
variabel dependen dan satu variabel independen. Paradigma seperti ini digambarkan
sebagai berikut :

b. Paradigma sederhana berurutan, yaitu hubungan variabel yang memerlukan variabel


intervening (I) sebelum variabel independent (X) mempengaruhi variabel dependen
(Y)

c. Paradigma ganda dan dua variabel independen (X) dan satu variabel dependen (Y)

2021 Metodologi Penelitian Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU


8 Shinta Melzatia, S.E., M.Ak. http://pbael.mercubuana.ac.id/
d. Paradigma ganda dan tiga variabel independen dan satu variabel dependen

e. Paradigma ganda dengan dua variabel dependen (Y)

f. Paradigma dengan dua variabel independen (X) dan dua variabel dependen (Y)

g. Paradigma jalur dengan dua variabel independen, satu variabel intervening dan satu
variabel dependen

2021 Metodologi Penelitian Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU


9 Shinta Melzatia, S.E., M.Ak. http://pbael.mercubuana.ac.id/
Hipotesis
Pengertian Hipotesis
Berdasarkan kerangka pemikiran diperlukan pemilihan alternatif pemecahan
masalah yang diperkirakan tepat untuk mengatasi masalah penelitian. Alternatif terpilih
disebut hipotesis penelitian (kesimpulan jawaban sementara atas masalah atau
kesimpulan yang masih harus diuji kebenarannya). Selanjutnya adalah merumuskan
hubungan antar variabel tersebut dalam bentuk suatu pernyataan (statement hypotheses)
yang akan diuji apakah hubungan antar variabel yang telah dibangun berdasarkan
Kerangka pemikiran tersebut terbukti benar secara fakta.
Menurut Webster New world Dictionary, hipotesis adalah proporsi, kondisi atau
prinsip yang untuk sementara waktu dianggap benar dan barangkali tanpa suatu
konsekuensi logis dan dengan cara ini dilakukan pengujian (testing) tentang
kebenarannya dengan keyakinan,agar dapat ditarik kemudian menggunakan data
empiris.

Kegunaan Hipotesis:
1. Memberikan batasan serta memperkecil jangkauan / kerja penelitian. 2
2. Menyiagakan peneliti pada kondisi fakta dan hubungan antar fakta yang kadang -
kadang hilang dari perhatian peneliti.
3. Sebagai alat sederhana dalam memfokuskan fakta.
4. Sebagai paduan dalam pengujian.

Tingkat kegunaan hipotesis tergantung pada:


1. Pengamatan yang tajam dari sipeneliti.
2. Kreativitas dan imajinasi peneliti.
3. Kerangka teoritis analis yang digunakan si peneliti.
4. Metode dan disain penelitian yang dipilih oleh peneliti.

Sumber hipotesis berasal dari ilmu pengetahuan, wawasan, imajinasi, bahan


bacaan, kebiasaan/ kegiatan masyarakat, data dan Analogi.

Hipotesis sebaiknya:
1. Dirumuskan secara jelas, padat, dan spesifik. 2
2. Dinyatakan dengan kalimat pernyataan. 3
3. Menyatakan hubungan antardua atau lebih variabel yang dapat diukur. 4

2021 Metodologi Penelitian Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU


10 Shinta Melzatia, S.E., M.Ak. http://pbael.mercubuana.ac.id/
4. Dapat diuji dan mempunyai kerangka teori.

Ciri- ciri Hipotesis yang baik,adalah:


1. Harus menyatakan hubungan.
2. Harus sesuai dengan Fakta, bisa menerangkan Fakta dan sederhana.
3. Dinyatakan dalam kalimat yang jelas, sehingga tidak terjadi perbedaan penafsiran
diantara pembaca.
4. Hipotesis yang dirumuskan harus dapat diuji dengan menggunakan data yang
dikumpulkan secara ilmiah, dengan demikian hipotesis akan dapat dibuktikan.
5. Harus berhubungan dengan ilmu serta sesuai dengan ilmu pengetahuan.
6. Meskipun hipotesis merupakan suatu dugaan, tidak berarti tanpa dasar yang
memadai.pada teori yang sudah ada atau hasil-hasil riset sebelumnya. Hipotesis
harus mempunyai dasar teori yang kuat sehingga pembuktiannya tidak bersifat coba-
coba.

Statement hipotesis dapat juga dalam bentuk pengujian perbandingan, apakah


terdapat perbedaan antara dua kelompok " Group", atau antara beberapa group. Untuk
menguji "apakah diduga ada atau tidak ada perbedaan antara dua group atau beberapa
group rumusan hipotesisnya dalam bentuk preposition atau dalam bentuk if - then
statement.

Jenis-jenis Hipotesis
Bentuk-bentuk hipotesis penelitian sangat terkait dengan rumusan masalah
penelitian. Bila dilihat dari tingkat eksplanasinya, maka bentuk rumusan masalah
penelitian ada tiga yaitu: rumusan masalah deskriptif (variabel mandiri), komparataif
(perbandingan) dan asosiatif (hubungan). Oleh karena itu bentuk hipotesis penelitian juga
ada tiga macam yaitu hipotesis deskriptif, komparatif, dan asosiatif (Sugiyono, 2010).
1. Hipotesis Deskriptif Hipotesis deskriptif merupakan jawaban sementara terhadap
masalah deskriptif, yaitu yang berkenaan dengan variabel mandiri.
2. Hipotesis Komparatif Hipotesis komparatif merupakan jawaban sementara
terhadap rumusan masalah komparatif. Pada rumusan ini variabelnya sama tetapi
populasinya atau sampelnya yang berbeda, atau keadaan itu terjadi pada waktu yang
berbeda.
3. Hipotesis Asosiatif adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah asosiatif,
yaitu menanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih.

2021 Metodologi Penelitian Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU


11 Shinta Melzatia, S.E., M.Ak. http://pbael.mercubuana.ac.id/
Macam-Macam Pengujian Hipotesis
Setelah data diperoleh dari sampel yang mewakili populasi, langkah berikutnya
adalah melakukan analisis data yang mencakup penentuan model analisis, melakukan uji
hipotesis dan interpretasi terhadap hasil penelitian. Terdapat tiga macam bentuk
pengujian hipotesis. Adapun jenis uji mana yang akan dipakai tergantung pada bunyi
kalimat hipotesis. Berikut 3 macam bentuk pengujian hipotesis tersebut:
a. Uji Dua Pihak (Two Tail Test)
Uji dua pihak digunakan apabila hipotesis nol (Ho) berbunyi "sama dengan" dan
hipotesis alternatif (Ha) berbunyi "tidak sama dengan".
b. Uji Pihak Kiri
Uji pihak kiri digunakan apabila hipotesis nol (Ho) berbunyi "lebih besar atau sama
dengan" dan hipotesis alternatif (Ha) berbunyi "lebih kecil".
c. Uji Pihak Kanan
Uji pihak kanan digunakan apabila hipotesis nol (Ho) berbunyi "lebih kecil atau sama
dengan" dan hipotesis alternatif (Ha) berbunyi "lebih besar".
Prosedure Uji Hipotesis:
1. Rumuskan hipotesis nol (Hu) dan hipotesis alternatif (Ha).
2. Tentukan taraf nyata atau tingkat signifikansi α yang diinginkan.
3. Tentukan statistik uji yang sesuai.
4. Cari nilai kritis dari table.
5. Bandingkan statistik uji dengan nilai kritis.
6. Buat kesimpulan berdasarkan hasil perbandingan pada butir

Tipe Kesalahan (Error) dalam Pengujian Hipotesis


Dalam menaksir populasi berdasarkan data sampel kemungkinan akan terdapat
dua kesalahan, yaitu:
1. Kesalahan Tipe I adalah suatu kesalahan bila menolak hipotesis nol (Ho) yang benar
(seharusnya diterima). Dalam hal ini tingkat kesalahan dinyatakan dengan α.
2. Kesalahan Tipe II adalah kesalahan bila menerima hipotesis yang salah (seharusnya
ditolak). Tingkat kesalahan untuk ini dinyatakan dengan β

2021 Metodologi Penelitian Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU


12 Shinta Melzatia, S.E., M.Ak. http://pbael.mercubuana.ac.id/
Berdasarkan hal tersebut, maka hubungan antara keputusan menolak atau
menerima hipotesis dapat digambarkan sebagai berikut :

Keadaan Sebenarnya
Keputusan
Hipotesis Benar Hipotesis Salah
Terima hipotesis Tidak membuat kesalahan Kesalahan tipe II (β)
Tolak hipotesis Kesalahan tipe I (α) Tidak membuat kesalahan

Dari tabel di atas dapat dijelaskan sebagai berikut:


1. Keputusan menerima hipotesis nol yang benar, berarti tidak membuat kesalahan.
2. Keputusan menerima hipotesis nol yang salah, berarti terjadi kesalahan tipe II.
3. Keputusan menolak hipotesis nol yang benar, berarti terjadi kesalahan tipe I.
4. Keputusan menolak hipotesis nol yang salah, berarti tidak membuat kesalahan.

Tingkat kesalahan ini kemudian disebut level of significant atau tingkat signifikansi.
Dalam prakteknya tingkat signifikansi telah ditetapkan oleh peneliti terlebih dahulu
sebelum hipotesis diuji. Biasanya tingkat signifikansi (tingkat kesalahan) yang diambil
adalah 1% dan 5%. Suatu hipotesis terbukti dengan mempunyai kesalahan 1% berarti bila
penelitian dilakukan pada 100 sampel vang diambil dari populasi yang sama, maka akan
terdapat satu kesimpulan salah vang dilakukan untuk populasi.
Dalam pengujian hipotesis kebanyakan digunakan kesalahan tipe I yaitu berapa
persen kesalahan untuk menolak hipotesis nol (Ho) yang benar (yang seharusnya
diterima). Prinsip pengujian hipotesis yang baik adalah meminimalkan nilai α dan β.
Dalam perhitungan, nilai α dapat dihitung sedangkan nilai β hanya bisa dihitung jika nilai
hipotesis alternatif sangat spesifik. Pada pengujian hipotesis, kita lebih sering
berhubungan dengan nilai α. Dengan asumsi, nilai α yang kecil juga mencerminkan nilai β
yang juga kecil. Kedua tipe kekeliruan tersebut berhubungan negatif (berlawanan arah).
Para peneliti biasanya, secara konservatif menetapkan sekecil mungkin (0,05 atau 0,01)
sehingga meminimalkan peluang kesalahan tipe I. Dalam hal ini, mereka beranggapan
bahwa menolak hipotesis nol yang seharusnya diterima merupakan kekeliruan yang
serius mengingat akibat yang ditimbulkannya. Namun perlu diingat dalam menetapkan
taraf signifikansi kita harus melihat situasi penelitian.

2021 Metodologi Penelitian Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU


13 Shinta Melzatia, S.E., M.Ak. http://pbael.mercubuana.ac.id/
Daftar Pustaka
1 Nurlaela Wati, Lela. (2018). Metodologi Penelitian Terapan. Edisi dua
2 Tanjung, Hendri., Abrista, Devi. (2018). Metodologi Penelitian Ekonomi Islam,
Edisi dua
3 Ulum, Ihyaul., Ahmad, Juanda. (2016). Metodologi Penelitian Akuntansi. Edisi dua

2021 Metodologi Penelitian Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU


14 Shinta Melzatia, S.E., M.Ak. http://pbael.mercubuana.ac.id/

Anda mungkin juga menyukai