MODUL PERKULIAHAN
F032100016 –
Metodologi
Penelitian
Premis - Premis Dalam
Penelitian
Abstrak Sub-CPMK
Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran adalah model konseptual yang ditujukan untuk
menggambarkan kompleksitas hubungan antara faktor-faktor atau variabel yang
diidentifikasi penting dalam suatu permasalahan. Sekaran (2011) mengatakan bahwa
penyusunan kerangka pemikiran dibangun menurut logika alur teori atau theory logically
yang bersumber dari berbagai bacaan kepustakaan atau dokumen hasil riset sebelumnya
dalam area masalah yang sama.
Perumusan kerangka pemikiran harus dapat menggambarkan konsep - konsep
yang akan dipergunakan dalam penelitian yang menunjukkan hubungan antar variabel-
variabel, sehingga dapat dijadikan pemandu (road map) investigasi secara empirik.
c. Paradigma ganda dan dua variabel independen (X) dan satu variabel dependen (Y)
f. Paradigma dengan dua variabel independen (X) dan dua variabel dependen (Y)
g. Paradigma jalur dengan dua variabel independen, satu variabel intervening dan satu
variabel dependen
Kegunaan Hipotesis:
1. Memberikan batasan serta memperkecil jangkauan / kerja penelitian. 2
2. Menyiagakan peneliti pada kondisi fakta dan hubungan antar fakta yang kadang -
kadang hilang dari perhatian peneliti.
3. Sebagai alat sederhana dalam memfokuskan fakta.
4. Sebagai paduan dalam pengujian.
Hipotesis sebaiknya:
1. Dirumuskan secara jelas, padat, dan spesifik. 2
2. Dinyatakan dengan kalimat pernyataan. 3
3. Menyatakan hubungan antardua atau lebih variabel yang dapat diukur. 4
Jenis-jenis Hipotesis
Bentuk-bentuk hipotesis penelitian sangat terkait dengan rumusan masalah
penelitian. Bila dilihat dari tingkat eksplanasinya, maka bentuk rumusan masalah
penelitian ada tiga yaitu: rumusan masalah deskriptif (variabel mandiri), komparataif
(perbandingan) dan asosiatif (hubungan). Oleh karena itu bentuk hipotesis penelitian juga
ada tiga macam yaitu hipotesis deskriptif, komparatif, dan asosiatif (Sugiyono, 2010).
1. Hipotesis Deskriptif Hipotesis deskriptif merupakan jawaban sementara terhadap
masalah deskriptif, yaitu yang berkenaan dengan variabel mandiri.
2. Hipotesis Komparatif Hipotesis komparatif merupakan jawaban sementara
terhadap rumusan masalah komparatif. Pada rumusan ini variabelnya sama tetapi
populasinya atau sampelnya yang berbeda, atau keadaan itu terjadi pada waktu yang
berbeda.
3. Hipotesis Asosiatif adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah asosiatif,
yaitu menanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih.
Keadaan Sebenarnya
Keputusan
Hipotesis Benar Hipotesis Salah
Terima hipotesis Tidak membuat kesalahan Kesalahan tipe II (β)
Tolak hipotesis Kesalahan tipe I (α) Tidak membuat kesalahan
Tingkat kesalahan ini kemudian disebut level of significant atau tingkat signifikansi.
Dalam prakteknya tingkat signifikansi telah ditetapkan oleh peneliti terlebih dahulu
sebelum hipotesis diuji. Biasanya tingkat signifikansi (tingkat kesalahan) yang diambil
adalah 1% dan 5%. Suatu hipotesis terbukti dengan mempunyai kesalahan 1% berarti bila
penelitian dilakukan pada 100 sampel vang diambil dari populasi yang sama, maka akan
terdapat satu kesimpulan salah vang dilakukan untuk populasi.
Dalam pengujian hipotesis kebanyakan digunakan kesalahan tipe I yaitu berapa
persen kesalahan untuk menolak hipotesis nol (Ho) yang benar (yang seharusnya
diterima). Prinsip pengujian hipotesis yang baik adalah meminimalkan nilai α dan β.
Dalam perhitungan, nilai α dapat dihitung sedangkan nilai β hanya bisa dihitung jika nilai
hipotesis alternatif sangat spesifik. Pada pengujian hipotesis, kita lebih sering
berhubungan dengan nilai α. Dengan asumsi, nilai α yang kecil juga mencerminkan nilai β
yang juga kecil. Kedua tipe kekeliruan tersebut berhubungan negatif (berlawanan arah).
Para peneliti biasanya, secara konservatif menetapkan sekecil mungkin (0,05 atau 0,01)
sehingga meminimalkan peluang kesalahan tipe I. Dalam hal ini, mereka beranggapan
bahwa menolak hipotesis nol yang seharusnya diterima merupakan kekeliruan yang
serius mengingat akibat yang ditimbulkannya. Namun perlu diingat dalam menetapkan
taraf signifikansi kita harus melihat situasi penelitian.