MODUL PERKULIAHAN
Kecurangan
Pelaporan
Keuangan
Struktur Pelaporan
Keuangan
Laporan tahunan, atau yang biasa Memahami dan mengerti Definisi kecurangan
dikenal dengan annual report, laporan keuangan, laporan yang wajib dibuat
adalah laporan yang wajib dibuat
semua perusahaan, Laporan ini berisi berbagai
semua perusahaan, Laporan ini
berisi berbagai informasi mengenai informasi mengenai perusahaan selama
perusahaan selama jangka waktu jangka waktu satu tahun
satu tahun. .
02
Febrian Kwarto, SE., M.Ak.,Ak., CA., ACPA
Ekonomi dan Bisnis Akuntansi
Struktur Pelaporan Keuangan
Persyaratan Pelaporan Keuangan Tahunan
Laporan tahunan, atau yang biasa dikenal dengan annual report, adalah laporan
yang wajib dibuat semua perusahaan, Laporan ini berisi berbagai informasi
mengenai perusahaan selama jangka waktu satu tahun.
Pembuatan laporan tahunan nyatanya tidak mudah. Bahkan, ada ada kriteria
tertentu yang harus dipenuhi. Hal ini tertulis dalam Peraturan Otoritas Jasa
Keuangan (OJK) Nomor 29/POJK.04/2016 tentang ketentuan penyusunan laporan
tahunan.
Tahun 2016 lalu, OJK bersama dengan Kementerian BUMN, Dirjen Pajak, Bank
Indonesia, Bursa Efek Indonesia, Komite Nasional Kebijakan Governance, dan
Ikatan Akuntan Indonesia menyelenggarakan Annual Report Award (ARA).
Kompetisi ini diadakan dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas dari informasi
dan segi pemerintahan melalui laporan tahunan yang dibuat perusahaan dengan
empat kriteria berikut:
1. Memiliki Gambaran yang Baik
Tidak semua perusahaan mampu membuat laporan tahunan yang berkualitas. Hal
ini disebabkan karena kriteria pertama yang diwajibkan oleh ARA dan OJK adalah
laporan tahunan harus berisi gambaran yang jelas dan terbuka mengenai semua
aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan.Tak hanya itu, laporan tahunan juga
harus berisi informasi mengenai kinerja perusahaan dari semua divisi yang ada.
Kinerja ini dikaitkan dengan capaian perusahaan dan arah serta tujuan yang akan
dicapai perusahaan di masa depan. Inilah mengapa visi dan misi suatu
perusahaan harus jelas.
2. Informasi yang Jelas dan Mendetail
Kriteria kedua ini difokuskan dalam menjelaskan pengaplikasian Good Corporate
Governance (GCG) secara mendalam. GCG sendiri berarti tata kelola perusahaan
yang meliputi serangkaian proses yang bertujuan untuk meningkatkan
akuntabilitas dan kesuksesan perusahaan. Adanya GCG ini menjadi sebuah
pedoman bagi perusahaan untuk bisa mewujudkan sistem tata kelola yang baik
1.Dapat dipahami
Kualitas penting informasi yang ditampung dalam laporan keuangan adalah
kemudahannya untuk dipahami oleh pemakainya. Pemakai diasumsikan memiliki
pengetahuan yang memadai tentang aktifitas ekonomi dan bisnis, akuntansi, serta
kemauan untuk mempelajari informasi dengan ketekunan yang wajar. Namun
demikian, informasi kompleks yang seharusnya dimasukkan di dalam laporan
keuangan tidak dapat dikeluarkan hanya atas dasar pertimbangan bahwa
informasi tersebut terlalu sulit untuk dapat dipahami oleh pemakai tertentu.
2. Relevan
3. Materialitas
Relevansi informasi dipengaruhi oleh hakikat dan materialitas laporan keuangan.
Informasi dipandang material apabila kelalaian untuk mencantumkan atau
kesalahan dalam mencatat informasi tersebut dapat mempengaruhi keputusan
ekonomi pemakai yang diambil atas dasar laporan keungan. Materialitas
tergantung pada besarnya pos atau kesalahan yang dinilai sesuai dengan situasi
khusus dari kelalaian dalam mencantunkan (omission) atau kesalahan dalam
mencatat (misstament). Oleh karenanya, materialitas lebih merupakan suatu
ambang batas atua titik pemisah dari pada suatu karakteristik kualitatif pokok
yang harus dimiliki agar informasi dipandang berguna.
5. Penyajian Jujur
Informasi keuangan di laporan keuangan pada umumnya tidak luput dari resiko
penyajian yang dianggap kurang jujur dari pada apa yang seharusnya
digambarkan. Hal tersebut bukan disebabkan karena kesenjangan untuk
menyesatkan, tetapi lebih merupakan kesulitan yang melekat dalam
mengidentifikasikan transaksi serta pristiwa lainnya yang dilaporkan, atau dalam
menyusun atau menerapkan ukuran dan teknik penyajian yang sesuai dengan
makna transaksi dan pristiwa tersebut.
7. Netralitas
Informasi harus diarahkan pada kebutuhan umum pemakai, tidak bergantung
pada kebutuhan dan keinginan pihak tertentu. Tidak boleh ada usaha untuk
menyajikan informasi yang menguntungkan beberapa pihak, sementara hal
tersebut akan merugikan pihak lain yang mempunyai kepentingan yang
berlawanan.
9. Kelengkapan
Agar dapat diandalkan,informasi dalam laoran keuangan harus lengkap dalam
batasan materialitas dan biaya.
Kecurangan laporan keuangan dilakukan oleh siapa saja pada level apa pun dan
siapa pun yang memiliki kesempatan. Urutan keterlibatan pelaku dijelaskan
sebagai berikut, (Sihombing, 2014):
1. Senior manajemen (CEO, CFO, dan lain-lain). CEO terlibat fraud pada
tingkat 72%, sedangkan CFO pada tingkat 43 %.
2. Karyawan tingkat menengah dan tingkat rendah. Mereka dapat melakukan
kecurangan pada laporan keuangan untuk melindungi kinerja mereka yang
buruk atau untuk mendapatkan bonus berdasarkan hasil kinerja yang lebih
tinggi
Salah-satu lembaga yang aktif dan sering menjadi rujukan dalam mengatasi fraud
adalah Association of Certified Fraud Examinations (ACFE) yang berbasis di
Amerika Serikat. ACFE membagi fraud dalam tiga kelompok besar, yaitu:
Kecurangan terjadi apabila ada aset atau harta perusahaan yang disalahgunakan.
Dapat berupa penggelapan kas, pemakaian fasilitas perusahaan untuk
kepentingan pribadi, ataupun pengeluaran biaya perusahaan tanpa prosedur dan
kesepakatan. Semakin besar kecurangan ini terjadi, maka semakin besar pula
pengaruh buruknya bagi cashflow perusahaan.
3. Corruption atau Korupsi
Shipping - schemes
Percentage of Completion
Dalam hal terjadi transaksi penjualan yang melibatkan jumlah tertentu untuk
manfaat tertentu, maka jumlah tersebut dianggap sebagai kewajiban dan baru
diakui sebagai pendapatan sejalan dengan masa manfaat. Untuk melakukan
rekayasa pendapatan maka management dapat melakukan beberapa pengaturan
sepanjang masa manfaat. Contoh adalah transaksi pembayaran dari customer
dimana manfaatnya dapat diterima sampai waktu yang tidak dapat ditentukan
misal sampai customer meninggal.
Channel stuffing tidak selalu dianggap sebagai fraud. Channel stuffing terjadi
ketika perusahaan melakukan penjualan dalam jumlah besar yang tidak biasa
kepada customer biasanya distributor. Sebagai contoh: biasanya perusahaan
setiap bulan melakukan penjualan secara normal kepada customer tetapi
mendekati akhir peridode akuntansi salesperson membujuk customer untuk
melakukan pembelian stok barang dalam jumlah besar untuk enam bulan.
Tindakan seperti ini perlu diwaspadai sebagai red flag, biasanya channel stuffing
disertai dengan kemudahan-kemudahan misalnya:
- Customers diberikan credit terms yang lunak
- Customer diberikan kebijakan pengembalian yang mudah dan mendapatkan
pengembalian dana secara penuh
- Garansi perolehan profit bagi distributor
- Pemberian Discount dan rabat yang tidak umum
Transaksi bill and hold adalah sejenis transaksi dimana customer menempatkan
suatu order barang lalu meminta seller menahan barang tersebut sampai tanggal
pengiriman dikemudian hari. Yang menjadi pertanyaan adalah kapan saat yang
tepat untuk pengakuan pendapatan, apakah pada saat order ditempatkan, saat
pengiriman barang, atau saat diantara dua tanggal tersebut.
Menurut ASC 605‐10‐S99 pengakuan pendapatan untuk transaksi bill and hold
sales sebagai berikut:
1. Risiko kepemilikan terlah berpindah dari seller kepada buyer
2. Customer telah membuat perjanjian tertulis yang memastikan komitmennya
untuk membeli produk.
3. Inisiatif transaksi Bill and Hold adalah ditangan Buyer dan bukannya Seller
4. Terdapat tanggal pengiriman barang yang pasti
5. Seller tidak memiliki kewajiban-kewajiban khusus yang dapat membatalkan
pengakuan pendapatan.
Daftar Pustaka
ZABIHOLLAH REZAEE And RICHARD RILEY, FINANCIAL STATEMENT FRAUD
Prevention And Detection, Second Edition