Anda di halaman 1dari 16

2

MODUL PERKULIAHAN

Kecurangan
Pelaporan
Keuangan
Struktur Pelaporan
Keuangan

Abstrak Sub-CPMK (lihat di RPS)

Laporan tahunan, atau yang biasa Memahami dan mengerti Definisi kecurangan
dikenal dengan annual report, laporan keuangan, laporan yang wajib dibuat
adalah laporan yang wajib dibuat
semua perusahaan, Laporan ini berisi berbagai
semua perusahaan, Laporan ini
berisi berbagai informasi mengenai informasi mengenai perusahaan selama
perusahaan selama jangka waktu jangka waktu satu tahun
satu tahun. .

Fakultas Program Studi Tatap Muka Disusun Oleh

02
Febrian Kwarto, SE., M.Ak.,Ak., CA., ACPA
Ekonomi dan Bisnis Akuntansi
Struktur Pelaporan Keuangan
Persyaratan Pelaporan Keuangan Tahunan

Laporan tahunan, atau yang biasa dikenal dengan annual report, adalah laporan
yang wajib dibuat semua perusahaan, Laporan ini berisi berbagai informasi
mengenai perusahaan selama jangka waktu satu tahun.
Pembuatan laporan tahunan nyatanya tidak mudah. Bahkan, ada ada kriteria
tertentu yang harus dipenuhi. Hal ini tertulis dalam Peraturan Otoritas Jasa
Keuangan (OJK) Nomor 29/POJK.04/2016 tentang ketentuan penyusunan laporan
tahunan.
Tahun 2016 lalu, OJK bersama dengan Kementerian BUMN, Dirjen Pajak, Bank
Indonesia, Bursa Efek Indonesia, Komite Nasional Kebijakan Governance, dan
Ikatan Akuntan Indonesia menyelenggarakan Annual Report Award (ARA).
Kompetisi ini diadakan dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas dari informasi
dan segi pemerintahan melalui laporan tahunan yang dibuat perusahaan dengan
empat kriteria berikut:
1. Memiliki Gambaran yang Baik
Tidak semua perusahaan mampu membuat laporan tahunan yang berkualitas. Hal
ini disebabkan karena kriteria pertama yang diwajibkan oleh ARA dan OJK adalah
laporan tahunan harus berisi gambaran yang jelas dan terbuka mengenai semua
aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan.Tak hanya itu, laporan tahunan juga
harus berisi informasi mengenai kinerja perusahaan dari semua divisi yang ada.
Kinerja ini dikaitkan dengan capaian perusahaan dan arah serta tujuan yang akan
dicapai perusahaan di masa depan. Inilah mengapa visi dan misi suatu
perusahaan harus jelas.
2. Informasi yang Jelas dan Mendetail
Kriteria kedua ini difokuskan dalam menjelaskan pengaplikasian Good Corporate
Governance (GCG) secara mendalam. GCG sendiri berarti tata kelola perusahaan
yang meliputi serangkaian proses yang bertujuan untuk meningkatkan
akuntabilitas dan kesuksesan perusahaan. Adanya GCG ini menjadi sebuah
pedoman bagi perusahaan untuk bisa mewujudkan sistem tata kelola yang baik

2021 Nama Mata Kuliah dari Modul


2 Febrian Kwarto, SE., M.Ak., Ak., CA., ACPA
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
dan positif. Dengan demikian, perusahaan dapat mencapai keberhasilan kinerja
yang maksimal dengan sistem yang transparan dan efisien.
3. Penyajian Laporan Keuangan yang Baik
Bagian yang tak kalah pentingnya dalam sebuah laporan tahunan adalah
anggaran atau keuangan. Pembahasan bagian keuangan ini meliputi anggaran
pendapatan dan pengeluaran perusahaan selama satu tahun. Perhitungannya
disertai dengan ketentuan sistem akuntansi yang diberlakukan di Indonesia.
4. Tidak Menyimpang
Pembuatan laporan tahunan sesuai OJK dan ARA harus sesuai dengan
perundangan yang berlaku tanpa adanya manipulasi dalam bentuk apa pun.
Adanya pemalsuan data akan membuat laporan tahunan tidak sah.
Sistem Pelaporan Keuangan
Komisi Nasinal Penipuan Pelaporan Keuangan (treadway Comission) membagi
laporan keuangan menjadi 3 elemen dasar
1. Perusahaan, Direksi dan Karyawan
2. Akuntan Publik Independen
3. Badan Pengawas

2021 Nama Mata Kuliah dari Modul


3 Febrian Kwarto, SE., M.Ak., Ak., CA., ACPA
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Berikut adalah karakteristik laporan keuangan dilihat dari segi kualitas menurut
PSAK

1.Dapat dipahami
Kualitas penting informasi yang ditampung dalam laporan keuangan adalah
kemudahannya untuk dipahami oleh pemakainya. Pemakai diasumsikan memiliki
pengetahuan yang memadai tentang aktifitas ekonomi dan bisnis, akuntansi, serta
kemauan untuk mempelajari informasi dengan ketekunan yang wajar. Namun
demikian, informasi kompleks yang seharusnya dimasukkan di dalam laporan
keuangan tidak dapat dikeluarkan hanya atas dasar pertimbangan bahwa
informasi tersebut terlalu sulit untuk dapat dipahami oleh pemakai tertentu.

2. Relevan

2021 Nama Mata Kuliah dari Modul


4 Febrian Kwarto, SE., M.Ak., Ak., CA., ACPA
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Agar laporan keuangan bermanfaat, informasi di dalamnya harus relevan untuk
memenuhi kebutuhan pemakai dalam proses pengambilan keputusan. Informasi di
dalam laporan keuangan memilki kualitas relavan jika dapat memengaruhi
keputusan ekonomi pemakai dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa
masa lalu, masa kini, atau masa depan, menegaskan, atau mengoreksi hasil
evaluasi mereka dimasa lalu.
Informasi posisi keuangamn dan kinerja dimasa lalu sering kali digunakan sebagai
dasar untuk memprediksi posisi keuangan dan kinerja masa depan dan hal-hal lain
yag langsug menarik perhatian pemakai, seperti: pembayaran difiden dan upah,
pergerakan harga skurietas, dan kemampuan perusahaan untuk memenuhi
komitmennya ketika jatuh tempo.
Untuk memiliki nilai pridiktif, informasi tidak perlu harus dalam bentuk ramalan
eksplisit. Namun demikian, kemampuan laporan keuangan untuk membuat
prediksi dapat ditingkatkan dengan penampilan informasi tentang transaksi dan
peristiwa masa lalu. Misalnya, nilai prediktif laporan laba rugi dapat di tingkatkan
apabila pos-pos penghasilan atau beban yang tidak biasa, abnormal, dan jarang
terjadi di ungkapkan secara terpisah.

3. Materialitas
Relevansi informasi dipengaruhi oleh hakikat dan materialitas laporan keuangan.
Informasi dipandang material apabila kelalaian untuk mencantumkan atau
kesalahan dalam mencatat informasi tersebut dapat mempengaruhi keputusan
ekonomi pemakai yang diambil atas dasar laporan keungan. Materialitas
tergantung pada besarnya pos atau kesalahan yang dinilai sesuai dengan situasi
khusus dari kelalaian dalam mencantunkan (omission) atau kesalahan dalam
mencatat (misstament). Oleh karenanya, materialitas lebih merupakan suatu
ambang batas atua titik pemisah dari pada suatu karakteristik kualitatif pokok
yang harus dimiliki agar informasi dipandang berguna.

2021 Nama Mata Kuliah dari Modul


5 Febrian Kwarto, SE., M.Ak., Ak., CA., ACPA
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
4. Keandalan

Supaya laporan keuangan bermanfaat, informasi juga harus handal ( reliable).


Informasi memilki kualitas yang handal jika bebas dari pengertian yang
menyesatkan, kesalahan material, dan dapat dihandalkan pemakainya sebagai
penyajian yang tulus atau jujur ( faithful representation) dari yang seharusnya
disajikan secara wajar diharapkan dapat di sajikan.

5. Penyajian Jujur
Informasi keuangan di laporan keuangan pada umumnya tidak luput dari resiko
penyajian yang dianggap kurang jujur dari pada apa yang seharusnya
digambarkan. Hal tersebut bukan disebabkan karena kesenjangan untuk
menyesatkan, tetapi lebih merupakan kesulitan yang melekat dalam
mengidentifikasikan transaksi serta pristiwa lainnya yang dilaporkan, atau dalam
menyusun atau menerapkan ukuran dan teknik penyajian yang sesuai dengan
makna transaksi dan pristiwa tersebut.

6. Subtansi Mengungguli Bentuk

Jika informasi dimaksudkan untuk menyajikan dengan jujur transaksi serta


pristiwa lain yang seharusnya disajikan, peristiwa tersebut perlu dicatat dan
disajikan sesuai dengan subtansi dan realitas ekonomi dan bukan hanya bentuk
hukum. Subtansi transaksi atau peristiwa lain tidak selalu konsisten dengan apa
yang tampak dari bentuk hukum.

7. Netralitas
Informasi harus diarahkan pada kebutuhan umum pemakai, tidak bergantung
pada kebutuhan dan keinginan pihak tertentu. Tidak boleh ada usaha untuk
menyajikan informasi yang menguntungkan beberapa pihak, sementara hal
tersebut akan merugikan pihak lain yang mempunyai kepentingan yang
berlawanan.

2021 Nama Mata Kuliah dari Modul


6 Febrian Kwarto, SE., M.Ak., Ak., CA., ACPA
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
8. Pertimbangan Sehat

Penyusunan laporan keuangan adakalanya menghadapi ketidak pastian suatu


peristiwa dan keadaan tertentu, seperti ketertagihan piutang yang diragukan,
perkiraan masa manfaat pabrik serta peralatan, dengan tuntutan atas jaminan
garansi yang mungkin timbul. Namun demikian, penggunaan pertimbangan sehat
tidak memperkenankan, misalnya: pembentukan cadangan tersembunyi atau
penyisihan, berlebihan, dan sengaja menetapkan aktiva atau penghasilan yang
lebih rendah atau pencatatan kewajiban atau beban yang lebih tinggi sehingga
laporan keuangan menjadi tidak netral, dan karena itu tidak memilki kualitas yang
handal.

9. Kelengkapan
Agar dapat diandalkan,informasi dalam laoran keuangan harus lengkap dalam
batasan materialitas dan biaya.

Alasan dibuatnya laporan keuangan:


1)    Internal
a)      Alat pengendalian
b)      Evaluasi kinerja manajerial & organisasi
2)    Eksternal
a)      Bentuk mekanisme pertanggungjawaban.
b)      Dasar pengambilan keputusan.

Kecurangan laporan keuangan 

Merupakan kesengajaan ataupun kelalaian dalam pelaporan laporan keuangan


yang disajikan tidak sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum.
Menurut Wells, 2011 kecurangan laporan keuangan mencakup beberapa modus,
antara lain:
1. Pemalsuan, pengubahan, atau manipulasi catatan keuangan ( financial
record), dokumen pendukung atau transaksi bisnis.

2021 Nama Mata Kuliah dari Modul


7 Febrian Kwarto, SE., M.Ak., Ak., CA., ACPA
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
2. Penghilangan yang disengaja atas peristiwa, transaksi, akun, atau informasi
signifikan lainnya sebagai sumber dari penyajian laporan keuangan.
3. Penerapan yang salah dan disengaja terhadap prinsip akuntansi, kebijakan,
dan prosedur yang digunakan untuk mengukur, mengakui, melaporkan dan
mengungkapkan peristiwa ekonomi dan transaksi bisnis.
4. Penghilangan yang disengaja terhadap informasi yang seharusnya disajikan
dan diungkapkan menyangkut prinsip dan kebijakan akuntansi yang
digunakan dalam membuat laporan keuangan (Rezaee, 2002).

Pelaku Kecurangan Laporan Keuangan

Kecurangan laporan keuangan dilakukan oleh siapa saja pada level apa pun dan
siapa pun yang memiliki kesempatan. Urutan keterlibatan pelaku dijelaskan
sebagai berikut, (Sihombing, 2014):
1. Senior manajemen (CEO, CFO, dan lain-lain). CEO terlibat fraud pada
tingkat 72%, sedangkan CFO pada tingkat 43 %.
2. Karyawan tingkat menengah dan tingkat rendah. Mereka dapat melakukan
kecurangan pada laporan keuangan untuk melindungi kinerja mereka yang
buruk atau untuk mendapatkan bonus berdasarkan hasil kinerja yang lebih
tinggi

Kata kecurangan atau fraud ini sudah selayaknya kita anggap persentasi negatif


dalam sebuah bisnis. Menjadi resiko bisnis yang patut diantisipasi perusahaan.
Fraud dapat dialami oleh perusahaan manapun, walau kerap terjadi di perusahaan
kecil.

Perusahaan besar pada umumnya sudah memiliki manajemen anti-fraud, karena


ketersediaan dana dan juga karyawan yang bisa melakukan fungsi pengawasan
secara optimal. Masalah ini terntunya tidak bisa diselesaikan langsung.

Tanggapan perusahaan dan penanganannya harus benar-benar seris. Masalah


kecurangan ini bisa menjadi batu penghambat yang serius bagi perkembangan

2021 Nama Mata Kuliah dari Modul


8 Febrian Kwarto, SE., M.Ak., Ak., CA., ACPA
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
perusahaan. Hambatan itu bisa bersifat finansial seperti berkurangnya profit, bisa
juga bersifat kultural, dalam artian menyerang moral karyawan dan merusak
sistem manajemen kerja.

Sesuai dari definisinya fraud dalam bahasa Inggris diartikan sebagai criminal


deception intended to financially benefit the deceiver . Fraud tergolong dalam
kategori kriminal, yang dilakukan seseorang atau sekelompok orang, untuk
memperoleh keuntungan pribadi dan secara langsung merugikan pihak lain, dalam
hal ini, perusahaan.

Salah-satu lembaga yang aktif dan sering menjadi rujukan dalam mengatasi fraud
adalah Association of Certified Fraud Examinations (ACFE) yang berbasis di
Amerika Serikat. ACFE membagi fraud dalam tiga kelompok besar, yaitu:

1. Financial Statement Fraud yaitu Kecurangan Laporan Keuangan

Manipulasi kecurangan yang dilakukan secara sengaja oleh pihak manajemen


maupun akuntan yang membuatnya. Akibatnya menimbulkan kerugian di pihak
investor atau kreditor. Bisa jadi manipulasinya hanya dalam bentuk data, namun
bisa pula dalam bentuk finansial. Ini tergantung pada motivasi dari pelaku fraud.

2.  Asset Misappropriation atau Penyalahgunaan Aset

Kecurangan terjadi apabila ada aset atau harta perusahaan yang disalahgunakan.
Dapat berupa penggelapan kas, pemakaian fasilitas perusahaan untuk
kepentingan pribadi, ataupun pengeluaran biaya perusahaan tanpa prosedur dan
kesepakatan. Semakin besar kecurangan ini terjadi, maka semakin besar pula
pengaruh buruknya bagi cashflow perusahaan.

3. Corruption atau Korupsi

2021 Nama Mata Kuliah dari Modul


9 Febrian Kwarto, SE., M.Ak., Ak., CA., ACPA
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Kecurangan ini berbentuk suap, pemerasan, pemberian secara ilegal maupun
konflik kepentingan yang merugikan perusahaan. Korupsi dapat dilakukan baik
secara pribadi maupun secara berkelompok.

Skema yang umumnya dilakukan oleh perusahaan terkait waktu:

1. Alteration of Records (Pemalsuan - dokumen),


2. Shipping - Schemes,
3. Percentage of Completion,
4. Improper Estimates of Revenue Recognition Period,
5. Customer Loyalty Programs,Channel Stuffing,
6. Bill and Hold Sales with Right of Return,
7. Improper Pushing of Current Revenue to Future Periods
8. Use of Reserves as a Rainy Day Fund .

Alteration of Records (Pemalsuan - dokumen)

Sales transaction biasanya didukung oleh beberapa dokumen seperti: contracts,


sales orders, sales journals, shipping documents, dan lain-lain. Untuk melakukan
skema fraud pengakuan pendapatan maka perlu dilakukan perubahan-perubahan
dalam dokumen-dokumen tersebut. Dua contoh dari fraud yang menggunakan
skema waktu adalah:
1. Backdating of agreements.
Metode ini dilakukan dengan mengubah tanggal transaksi suatu periode menjadi
periode yang akan datang (subsequent period) atau mengubah tanggal periode
yang akan datang menjadi periode sebelumnya (preceding period). Hal ini
biasanya dilakukan tanpa sepengetahuan customer. Variasi lain adalah dengan
cara melakukan Backdating of shipping documents
2. Keeping the accounting records open past the end of the period.
Tehnik ini mirip dengan tehnik backdating agreement, dimana sales periode yang
akan datang (subsequent period) dibukukan seolah-olah terjadi pada periode

2021 Nama Mata Kuliah dari Modul


10 Febrian Kwarto, SE., M.Ak., Ak., CA., ACPA
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
sebelumnya (preceding period).

Shipping - schemes

Skema Shipping dilakukan dengan memanfaatkan shipping department untuk


melakukan pengakuan pendapatan secara prematur sehingga shipping documents
bisa digunakan sebagai pendukung penjualan yang seharusnya baru diakui pada
periode yang akan datang.
Metode yang dilakukan:
a. Mengirimkan barang sebelum proses penjualan selesai misal sudah masuk
tahapan akhir negosiasi. Supaya dapat diakui sebagai penjualan maka
shipping department langsung melakukan pengiriman barang pada hari-hari
terakhir menjelang penutupan accounting period.
b. Barang dikirimkan ke intermediary warehouse (gudang sementara) pada
hari-hari terakhir menjelang penutupan accounting period, sebelum
akhirnya dikirimkan ke Gudang customer.
c. Tetap mengirimkan barang yang salah yang tidak sesuai pesanan customer
ketika sebenarnya perusahaan tidak memiliki stok barang yang dipesan
customer. Walaupun memang pada subsequent period barang ini akan
diretur oleh customer tapi pada periode yang berjalan perusahaan telah
berhasil membukukan penjualan. Pengiriman yang salah ini akan baru akan
dikoreksi pada subsequent period.

Percentage of Completion

Metode Percentage of Completion adalah metode yang digunakan untuk


pengakuan pendapatan bagi kontrak jangka panjang seperti proyek kontruksi.
Rumus yang digunakan
Total revenue × Costs incurred to date/Estimated total costs of the project
Dengan metode ini pengakuan pendapat pada setiap akhir periode akuntansi
dapat dihitung dengan mengalikan total revenue dari project dengan percentage
penyelesaian proyek sampai dengan akhir periode akuntansi. Persentase

2021 Nama Mata Kuliah dari Modul


11 Febrian Kwarto, SE., M.Ak., Ak., CA., ACPA
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
penyelesaian proyek dihitung dengan membagi total cost sampai dengan akhir
periode akuntansi dengan estimasi cost proyek secara keseluruhan.
Pengakuan pendapatan secara premature dapat dilakukan dengan melakukan
manipulasi data numerator atau denominator dari rumus diatas .

Improper Estimates of Revenue Recognition Period

Dalam hal terjadi transaksi penjualan yang melibatkan jumlah tertentu untuk
manfaat tertentu, maka jumlah tersebut dianggap sebagai kewajiban dan baru
diakui sebagai pendapatan sejalan dengan masa manfaat. Untuk melakukan
rekayasa pendapatan maka management dapat melakukan beberapa pengaturan
sepanjang masa manfaat. Contoh adalah transaksi pembayaran dari customer
dimana manfaatnya dapat diterima sampai waktu yang tidak dapat ditentukan
misal sampai customer meninggal.

Customer Loyalty Programs

Customer loyalty program sering dimanfaatkan oleh perusahaan untuk melakukan


fraud. Program ini adalah pengumpulan manfaat yang diterima customer pada
saat membeli produk/jasa dari perusahaan. Dengan manfaat yang diterima
customer dapat menukarkan benefit tersebut dengan produk/jasa perusahaan
dimasa yang akan datang secara gratis atau dengan diskon. IFRS memberikan
panduan untuk program ini yaitu dengan membukukan Liability pada saat
penjualan berlangsung. Ketika customer menukarkan manfaatnya maka liability
diselesaikan.
Beberapa cara kemungkinan yang berdampak fraud adalah seperti:
- Tidak mengakui adanya Liability sebagai kewajiban masa yang akan datang
- Membukukan lebih kecil besarnya Liability sebesar Cost dimana seharusnya
sebesar Fair Value
- Membukukan lebih besar porsi nilai manfaat/kredit yang tidak akan diambil
oleh customer.
Contoh kasus fraud dari program ini adalah Frequent Flyer Program dari American
Airlines

2021 Nama Mata Kuliah dari Modul


12 Febrian Kwarto, SE., M.Ak., Ak., CA., ACPA
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Channel Stuffing

Channel stuffing tidak selalu dianggap sebagai fraud. Channel stuffing terjadi
ketika perusahaan melakukan penjualan dalam jumlah besar yang tidak biasa
kepada customer biasanya distributor. Sebagai contoh: biasanya perusahaan
setiap bulan melakukan penjualan secara normal kepada customer tetapi
mendekati akhir peridode akuntansi salesperson membujuk customer untuk
melakukan pembelian stok barang dalam jumlah besar untuk enam bulan.
Tindakan seperti ini perlu diwaspadai sebagai red flag, biasanya channel stuffing
disertai dengan kemudahan-kemudahan misalnya:
- Customers diberikan credit terms yang lunak
- Customer diberikan kebijakan pengembalian yang mudah dan mendapatkan
pengembalian dana secara penuh
- Garansi perolehan profit bagi distributor
- Pemberian Discount dan rabat yang tidak umum

Bill and Hold Sales with Right of Return

Transaksi bill and hold adalah sejenis transaksi dimana customer menempatkan
suatu order barang lalu meminta seller menahan barang tersebut sampai tanggal
pengiriman dikemudian hari. Yang menjadi pertanyaan adalah kapan saat yang
tepat untuk pengakuan pendapatan, apakah pada saat order ditempatkan, saat
pengiriman barang, atau saat diantara dua tanggal tersebut.
Menurut ASC 605‐10‐S99 pengakuan pendapatan untuk transaksi bill and hold
sales sebagai berikut:
1. Risiko kepemilikan terlah berpindah dari seller kepada buyer
2. Customer telah membuat perjanjian tertulis yang memastikan komitmennya
untuk membeli produk.
3. Inisiatif transaksi Bill and Hold adalah ditangan Buyer dan bukannya Seller
4. Terdapat tanggal pengiriman barang yang pasti
5. Seller tidak memiliki kewajiban-kewajiban khusus yang dapat membatalkan
pengakuan pendapatan.

2021 Nama Mata Kuliah dari Modul


13 Febrian Kwarto, SE., M.Ak., Ak., CA., ACPA
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
6. Barang yang dipesan telah dipisah dari persediaan seller dan tidak boleh
dipakai untuk memenuhi permintaan customer lain.
7. Barang sudah harus komplit dan siap untuk dikirimkan
Jadi pengakuan pendapatan sudah boleh dilakukan sebelum barang dikirim asal
memenuhi syarat-syarat diatas. Dengan demikian setiap persyaratan diatas rawan
disalahgunakan dalam tindakan fraud.

Sales with Right of return

Ketika terdapat transaksi penjualan yang memperbolehkan customernya


mengembalikan barang, maka timbul masalah dari sisi accounting. Apakah seluruh
pendapatan dapat diakaui pada saat terjadi penjualan? Menurut U.S. GAAP dalam
ASC 605‐15‐25 terdapat dua elemen penting dari transaksi ini:
1. Penentuan dimana dan kapan penjualan dibukukan
2. Ketentuan Accounting untuk kewajiban sehubungan dengan kemungkinan
timbulnya pengembalian dimasa yang akan datang. ASC 605‐15‐25
mengatur sebagai berikut bahwa penjualan dapat diakui ketika memenuhi
enam persyaratan berikut :
1. Harga barang tetap atau dapat ditentukan pada saat penjualan
2. Pembeli telah membayar barang
3. Kewajiban pembeli untuk membayar tidak akan dipengaruhi oleh
pencurian, kerusakan atau kehancuran.
4. Jika pembeli telah membayar, maka pembeli memilik substansi
ekonomis yang terpisah dari penjual
5. Penjual tidak memiliki kewajiban langsung untuk men
6. Jumlah yang akan dikembalikan dapat diestimasi secara wajar.

Improper Pushing of Current Revenue to Future Periods

2021 Nama Mata Kuliah dari Modul


14 Febrian Kwarto, SE., M.Ak., Ak., CA., ACPA
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Skema yang telah dijelaskan sebelumnya adalah skema yang dipakai dalam
rangka membuat pengakuan pendapatan secara premature dimana hal ini
dilakukan agar kinerja periode berjalan tampak lebih sukses dari aslinya. Namun
demikian kadang-kadang situasi sebaliknya bisa terjadi dimana kinerja tahun
berjalan menunjukkan hasil yang bagus melampaui ekspektasi dan timbul
pemikiran tentang bagaimana kemampuan perusahaan untuk dapat meraih
sukses di periode dimasa depan. Untuk itu perusahaan dapat melakukan skema
yang terbalik dengan skema sebelumnya. Misalnya:
1. Mengubah secara fisik dokumen pengiriman sehingga terlihat seolah-olah
order barang
2. dilakukan periode mendatang (atau menunda pengiriman barang yang
sebenarnya sampai periode mendatang)
3. Melakukan manipulasi persentase penyelesaian dari kontrak jangka panjang
4. Menunda proses penerbitan invoice customers
5. Melakukan penundaan pembayaran bagi customer
6. Mengubah dokumen penjualan sehingga terlihat seolah-olah penjualan
terjadi di periode selanjutnya.

Use of Reserves as a Rainy Day Fund

Ini adalah praktek akuntansi yang dilakukan untuk mengantisipasi kemungkinan


perusahaan mengalami masa-masa sulit. Hal ini dilakukan dengan menyimpan
atau mencadangkan sebagian dana yang berasal dari tahun-tahun yang baik.
Dana tersebut disimpan dalam dana cadangan ditahun berjalan dan akan dipakai
ditahun depan ketika perusahaan mengalami keuangan yang kurang baik. Secara
bahasa, cookie jar berarti semacam toples (celengan) kue. Sementara secara
istilah, cookie jar accounting adalah praktik yang dilakukan manajemen dengan
cara membuat cadangan-cadangan (kewajiban) di kala kondisi Perusahaan sedang
baik (profitable) dan menggunakan cadangan-cadangan tersebut di kala susah
(less profitable). Jadi, ketika kondisi susah, pengeluaran yang seharusnya dicatat

2021 Nama Mata Kuliah dari Modul


15 Febrian Kwarto, SE., M.Ak., Ak., CA., ACPA
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
sebagai beban periode berjalan (karena tidak terkait dengan periode sebelum-
sebelumnya) malah dicatat sebagai pengurang kewajiban.

Daftar Pustaka
ZABIHOLLAH REZAEE And RICHARD RILEY, FINANCIAL STATEMENT FRAUD
Prevention And Detection, Second Edition

2021 Nama Mata Kuliah dari Modul


16 Febrian Kwarto, SE., M.Ak., Ak., CA., ACPA
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/

Anda mungkin juga menyukai