Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

Promkes pendidikan kesehatan dalam masyarakat

Disusun Oleh kelompok 10:


1.Desna juwita
2.Wahyu Alinda Putri
3.Yola Angraini

Tingkat 2A

Dosen Pembimbing : Afrina Mizawati, SKM, MPH

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKES KEMENKES BENGKULU
JURUSAN KEBIDANAN
TAHUN AJARAN
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas segala rahmat-NYA sehingga makalah
ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terima kasih atas
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun
pikiranya.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi
makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaa makalah ini.

Bengkulu, 20 Februari 2019


DAFTAR ISI

Cover............................................................

Kata pengantar

Daftar isi

BAB I PEBDAHULUAN

1.1 latar belakang

1.2 rumusan masalah

BAB III PEMBAHASAN

2.1 pengertian pendidikan kesehatan

2.2

2.3

2.4

2.5
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Diera globalisasi sekarang ini bidang kesehatan banyak mengalami pemuktahiran dan pekembangan-
perkembangan ilmu yang mencuri perhatian masyarakat. Seiring dengan itu banyak pula masalah-
masalah yang tentunya mampu membuat derajat kesehatan manusia menurun. Dengan adanya
masalah-masalah tersebut maka status kesehatan masyarakat juga mengalami degradasi.Pada masa
sekarang status kesehatan telah menjadi suatu keharusan untuk dipertahankan bagi setiap anggota
masyarakat yang bermukim dalam suatu wilayah tertentu. Status kesehatan sekarang telah dianggap
sesuatu yang berharga dan menjadi suatu hal yang harus ditingkatkan oleh setiap manusia.
Keberhasilan program pendidikan kesehatan yang meliputi perilaku kesehatan dan domain kesehatan
sangat besar peranannya guna mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas. Pendidikan
kesehatan yang meliputi perilaku kesehatan dan domain kesehatan ini harus didukung oleh semua pihak
terutama masyarakatnya. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat dan
tentunya menyadarkan mereka tentang pentingnya kesehatan itu sendiri.Kesehatan sendiri adalah ilmu
dan seni mencegah penyakit, memperpanjang hidup, dan meningkatkan kesehatan masyarakat melalui
pendidikan kesehatan. Dalam rangka meningkatkan kesehatan masyarakat, maka perlu dilakukan
pendidikan, khususnya pendidikan yang ditujukan kepada masyarakat.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Apa Pengertian pendidikan kesehatan ?

Apa saja Tujuan pendidikan kesehatan ?

Apa saja Ruang lingkup pendidikan kesehatan ?

Apa Pentingnya pendidikan kesehatan ?

Apa saja Konsep pembelajaran pendidikan kesehatan ?

Apa Ilmu-ilmu bantu pendidikan kesehatan ?

Apasaja Prinsip-prinsip pendidikan kesehatan ?

Apa Peranan pendidikan kesehatan ?

Proses pendidikan kesehatan ?

Dimana saja Tempat pelaksanaan pendidikan kesehatan ?

Apa Aspek sosbud pendidikan kesehatan


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian pendidikan kesehatan

pendidikan kesehatan adalah proses membuat orang mampu meningkatkan kontrol dan memperbaiki
kesehatan individu. Kesempatan yang direncanakan untuk individu, kelompok atau masyarakat agar
belajar tentang kesehatan dan melakukan perubahan-peubahan secara suka rela dalam tingkah laku
individu (Entjang, 1991)

Menurut Ottawwa Charter (1986) yang dikutip dari Notoatmodjo S, memberikan pengertian pendidikan
kesehatan adalah proses untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memelihara dan
meningkatkan kesehatannya. Selain itu untuk mencapai derajat kesehatan yang sempurna, baik fisik,
mental dan social, maka masyarakat harus mampu mengenal dan mewujudkan aspirasinya,
kebutuhannya, dam mampu mengubah atau mengatasi lingkungannya (lingkungan fisik, sosial, budaya,
dan sebagainya).

Dapat dirumuskan bahwa pengertian pendidikan kesehatan adalah upaya untuk mempengaruhi orang
lain, baik individu, kelompok, atau masyarakat, agar melaksanakan perilaku hidup sehat. Sedangkan
secara operasional, pendidikan kesehatan merupakan suatu kegiatan untuk memberikan dan atau
meningkatkan pengetahuan, sikap, dan praktek masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan
kesehatan mereka sendiri (Notoatmodjo, 2003).

2.2 Tujuan pendidikan kesehatan

Pendidikan kesehatan memiliki beberapa tujuan antara lain pertama, tercapainya perubahan perilaku
individu, keluarga dan masyarakat dalam membina dan memelihara perilaku sehat dan lingkungan
sehat, serta peran aktif dalam upaya mewujudkan derajat kesehatan yag optimal. Kedua, terbentuknya
perilaku sehat pada individu, keluarga dan masyarakat yang sesuai dengan konsep hidup sehat baik fisik,
mental dan social sehingga dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian. Ketiga, menurut WHO
tujuan penyuluhan kesehatan adalah untuk mengubah perilaku perseorangan dan atau masyarakat
dalam bidang kesehatan (Effendy, 1997).

Menurut Undang-undang Kesehatan No. 23 Tahun 1992 dan WHO, tujuan pendidikan kesehatan adalah
meningkatkan kemampuan masyarakat untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan; baik
secara fisik, mental dan sosialnya, sehingga produktif secara ekonomi maupun social, pendidikan
kesehatan disemua program kesehatan; baik pemberantasan penyakit menular, sanitasi lingkungan, gizi
masyarakat, pelayanan kesehatan, maupun program kesehatan lainnya (Mubarak, 2009).

Jadi tujuan pendidikan kesehatan adalah untuk memperoleh pengetahuan dan pemahaman pentingnya
kesehatan untuk tercapainya perilaku kesehatan sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatan fisik,
mental dan sosial, sehingga produktif secara ekonomi maupun sosial.

2.3 Metode pendidikan kesehatan

Penyampaian pendidikan kesehatan harus menggunakan cara tertentu, materi juga harus disesuaikan
dengan sasaran, demikian juga alat bantu pendidikan disesuaikan agar dicapai suatu hasil yang optimal.
Untuk sasaran kelompok, metodenya harus berbeda dengan sasaran massa dan sasaran individual.
Untuk sasaran massa pun harus berbeda dengan sasaran individual dan sebagainya.

1. Metode pendidikan individual, digunakan untuk membina perilaku baru, atau seseorang yang telah
mulai tertarik kepada suatu perubahan perilaku atau inovasi. Bentuk pendekatan antara lain:

a. Bimbingan dan penyuluhan (guidance and counseling), Dengan cara ini kontak antara klien dengan
petugas lebih intensif, setiap masalah yang dihadapi oleh klien dapat dikorek, dan dibantu
penyelesaiannya.

b. Interview (wawancara), Wawancara antara petugas kesehatan dengan klien untuk menggali
informasi mengapa ia tidak atau belum menerima perubahan, untuk mengetahui apakah perilaku yang
sudah atau yang akan diadopsi itu mempunyai dasar pengertian dan kesadaran yang kuat. Apabila
belum maka perlu penyuluhan yang lebih mendalam lagi.

2. Metode pendidikan kelompok

Dalam memilih pendidikan kelompok, harus mengingat besarnya kelompok sasaran serta tingkat
pendidikan formal pada sasaran.

a. Kelompok besar: penyuluhan lebih dari 15 orang, dengan metode antara lain (a) Ceramah: metode
yang baik untuk sasaran yang berpendidikan tinggi maupun rendah. (b) Seminar : metode ini sangat
cocok untuk sasaran kelompok besar dengan pendidikan menengah keatas. Seminar adalah suatu
penyajian (presentasi) dari satu ahli dari beberapa ahli tentang suatu topik yang dianggap penting dan
biasanya dianggap hangat dmasyarakat.

b. Kelompok kecil: apabila peserta kegiatan itu kurang dari 15 orang. Metode-metode yang cocok
yaitu diskusi kelompok, curah pendapat (brain storming), bola salju (snow balling), kelompok kecil-kecil
(bruzz group), role play (memainkan peranan) dan permainan simulasi (simulation game)

3. Metode pendidikan massa (public)


Metode ini untuk mengkomunikasikan pesan-pesan kesehatan yang ditujukan kepada masyarakat yang
sifatnya massa atau public, maka cara yang paling tepat adalah pendekatan massa. Tanpa membedakan
golongan umur, jenis kelamin, pekerjaan, status social, tingkat pendidikan dan sebagainya. Biasanya
menggunakan atau melalui media massa. Beberapa contoh metode antara lain ceramah umum (public
spesking), pidato-pidato diskusi tentang kesehatan melalui media elektronik baik tv maupun radio,
simulasi, tulisan-tulisan di majalah atau Koran dan bill board yang di pasang di pnggir jalan, spanduk
poster dan sebagainya. (Notoatmodjo, 2005)

· Penggunaan alat bantu atau media

Digunakan oleh pendidik dalam menyampaikan bahan pendidikan / pengajaran. Disebut media
pendidikan kesehatan karena alat- alat tersebut merupakan saluran (channel) untuk menyampaikan
informasi kesehatan dan karena alat-alat tersebut digunakan untuk mempermudah penerimaan pesan-
pesan kesehatan bagi masyarakat dan klien (Notoatmodjo, 2003).

Salah satu tujuannya yaitu menimbulkan minat, mencapai sasaran yang banyak, merangsang sasaran
pendidikan untuk meneruskan pesan-pesan yang diterima kepada orang lain, untuk mempermudah
penyampaian, penerimaan informasi oleh sasaran pendidikan, mendorong keinginan orang untuk
mengetahui dan menegakkan pengertian yang diperoleh (Notoatmodjo, 2003).

Menurut para ahli, indera indra yang paling banyak menyalurkan pengetahuan ke dalam otak adalah
mata. Kurang lebih 75% sampai 87% dari pengetahuan manusia diperoleh disalurkan melalui mata.
Sedangkan 13% sampai 25% lainnya tersalur melalui indera lain. Dari sini dapat disimpulkan bahwa alat-
alat visual lebih mempermudah cara penyampaian dan penerimaan informasi atau bahan pendidikan
(Notoatmodjo, 2003).

· ada tiga macam alat bantu pendidikan (alat peraga), antara lain:

Alat bantu melihat (visual aids) yang berguna dalam membantu menstimulasi indera mata (penglihatan)
pada waktu terjadinya pendidikan. Alat ini ada 2 bentuk. (1) Alat yang diproyeksikan, misalnya slide,
film, film strip dan sebagainya. (2) Alat-alat yang tidak diproyeksikan: (a) Dua dimensi, gambar peta,
bagan dan sebagainya. (b) Tiga dimensi, misalnya bola dunia, boneka dan sebagainya.

Alat-alat bantu dengar (audio aids), yaitu alat dapat membantu untuk menstimulasikan indera
pendengar pada waktu proses penyampaian bahan pendidikan/pengajaran. Misalnya : piring hitam,
radio, pita suara dan sebagainya.

Alat bantu lihat-dengar, seperti televise dan video cassette. Alat-alat bantu pendidikan ini lebih dikenal
dengan Audio Visual Aids (AVA) (Notoatmodjo, 2003).

2.4 Peran dan fungsi bidan

Peran dan fungsi bidan dalam memberikan pendidikan kesehatan kepada masyarakat. Bidan adalah
suatu profesi yang dinamis. Berhubung perubahan-perubahan terjadi begitu cepat, maka para bidan
harus terus menerus memperbaharui dan meningkatkan kemampuannya menjadikan bidan . praktek
seorang bidan harus kompeten dalam pengetahuan dan keterampilan melalui berbagai macam
pendidikan dan pelatihan. Peranan yang harus dilihat sebagai “main idea” untuk membentuk sebuah
peradaban dan tatanan pelayanan kesehatan yang diseimbangkan dengan kesejahteraan bidan di
daerah terpencil.

Bidan dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat khususnya ibu hamil, melahirkan, dan
senantiasa berupaya mempersiapkan ibu hamil sejak kontak pertama saat pemeriksaan ibu hamil dan
penyuluhan manfaat pemberian ASI secara berkesinambungan sehingga ibu hamil memahaminya dan
siap menyusui anaknya. Dalam upaya memberikan pendidikan kesehatan kepada masyarakat, peran dan
fungsi bidan antara lain:

A. Peran sebagai Advokator

Sebagai pemberi pelayanan kebidanan pada wanita dalam siklus kehidupannya, asuhan neonatus, bayi
dan anak balita. Sebagai pelaksana, bidan mempunyai tiga katagori tugas :

1. Tugas Mandiri

a. Menetapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan yang diberikan

b. Memberikan pelayanan dasar pada anak remaja dan wanita pra nikah dengan melibatkan klien.

c. Memberikan asuhan kebidanan kepada klien selama kehamilan normal

d. Memberikan asuhan kebidanan kepada Klien dalam masa persalinan dengan melibatkan
klien/keluarga

e. Memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir.

f. Memberikan asuhan kebidanan pada klien dalam masa nifas dengan melibatkan klien / keluarga.

g. Memberikan asuhan kebidanan pada wanita usia subur yang membutuhkan pelayanan keluarga
berencana

h. Memberikan asuhan kebidanan pada wanita gangguan system reproduksi dan wanita dalam masa
klimakterium dan menopause

i. Memberikan asuhan kebidanan pada bayi, balita dengan melibatkan keluarga :

2. Tugas Kolaborasi / Kerjasama :

a. Menerapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan sesuai fungsi kolaborasi dengan
melibatkan klien dan keluarga.

b. Memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan resiko tinggi dan pertolongan pertama pada
kegawatan yang memerlukan tindakan kolaborasi.
c. Memberikan asuhan kebidanan pada ibu dalam masa persalinan dengan resiko tinggi dan keadaan
kegawatan yang memerlukan pertolongan pertama dengan tindakan kolaborasi dengan melibatkan klien
dan keluarga.

d. Memberikan asuhan kebidanan pada ibu dalam masa nifas dengan resiko tinggi dan keadaan
kegawatan darurat yang memerlukan pertolongan pertama dengan tindakan kolaborasi dengan
melibatkan klien dari keluarga.

e. Memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan resiko tinggi dan yang mengalami
komplikasi serta kegawatan darurat yang memerlukan penolongan pertama dengan tindakan kolaborasi
dengan melibatkan klien dan keluarga.

f. Memberikan asuhan kebidanan pada balita dengan resiko tinggi dan yang mengalami komplikasi
serta kegawatan darurat yang memerlukan tindakan kolaborasi dengan melibatkan keluarga.

3. Tugas Ketergantungan / Merujuk :

a. Menerapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan sesuai dengan fungsi
keterlibatan klien dan keluarga.

b. Memberikan asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan pada ibu hamil dengan resiko tinggi
dan kegawat darurat.

c. Memberikan asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan pada masa persalinan dengan
penyulit tertentu dengan melibatkan klien dan keluarga.

d. Memberikan asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan pada ibu dalam masa nifas dengan
penyulit tertentu dengan kegawat darurat dengan melibatkan klien dan keluarga.

B. Peran sebagai Pengelola

Mengelola asuhan dan pelayanan kebidanan di setiap tatanan pelayanan kesehatan di institusi dan
komunitas.

1. Mengembangkan pelayanan dasar kesehatan terutama pelayanan kebidanan untuk individu.


Keluarga, kelompok khusus, dan masyarakat di wilayah kerja dengan melibatkan masyarakat / klien.

2. Berpartisipasi dalam tim untuk melaksanakan program kesehatan dan sector lain di wilayah kerjanya
melalui peningkatan kemampuan duku bayi, kader kesehatan, dan tenaga kesehatan lain yang berada di
bawah bimbingan dalam wilayah kerjanya.

C. Peran sebagai Pendidik

Memberikan pendidikan kesehatan dan konseling dalam asuhan dan pelayanan kebidanan disetiap
tatanan pelayanan kesehatan di insitusi dan komunitas, menthorship dan preceptorship terhadap calon
tenaga kesehatan dan bidan baru.
1. Memberikan pendidikan dan penyuluhan kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat tentang penanggulangan masalah kesehatan khususnya yang berhubungan dengan pihak
terkait kesehatan ibu, anak dan KB.

2. Melatih dan membimbing kader termasuk siswa bidan dan keperawatan serta membina dukun di
wilayah atau tempat kerjanya.

Contoh peran bidan pendidik dalam masa kehamilan :

a.memberikan pendidikan mengenai cara kebersihan diri

b.Memberikan pendidikan nutrisi yang baik bagi ibu hamil

c.Memberikan pendidikan tentang istirahat yang cukup pada ibu hamil

d.Memberikan pendidikan tentang tanda bahaya pada ibu hamil

Contoh peran bidan pendidik dalam masa bersalin

a.Memberikan pendidikan tentang cara mengejan yang baik

b.Memberikan pendidikan tentang fisiologi persalinan

c.Memberikan pendidikan tentang tanda tanda persalinan

Contoh peran bidan pendidik dalam masa nifas

a.Memberikan pendidikan tentang perawatan payudara

b.Memberikan pendidikan tentang kebersihan diri

c.Memberikan pendidikan tentang cara menyusui bayinya

d.Memberikan pendidikan tentang nutrisi yang baik

e.Memberikan pendidikan tentang tanda bahaya dalam masa nifas

D. Peran sebagai Peneliti / Investigator

Melakukan investigasi atau peneliti terapan dalam bidang kesehatan baik secara mandiri maupun
secara kelompok.
1. Mengindentifikasi kebutuhan investigasi yang akan dilakukan.

2. Menyusun rencana kerja pelatihan.

3. Melaksanakan investigasi sesuai dengan rencana.

4. Mengolah dan menginterprestasikan data hasil invetigasi.

5. Menyusun laporan hasil investigasi dan tindak lanjut,

6. Memanfaatkan hasil investigasi untuk meningkatkan dan mengembangkan program kerja atau
pelayanan kesehatan.

)praktik penkes
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Adapun kesimpulan dari makalah diatas adalah sebagai berikut:

Pendidikan kesehatan merupakan satu bentuk intervensi keperawatan yang mandiri untuk membantu
klien baik individu, kelompok, maupun masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatannya melalui
kegiatan pembelajaran, yang didalamnya perawat berperan sebagai perawat pendidik.

Peranan pendidikan kesehatan adalah melakukan intervensi faktor perilaku sehingga perilaku individu
kelompok atau masyarakat sesuai dengan nila-nilai kesehatan

Konsep pendidikan kesehatan adalah proses belajar pada individu, kelompok atau masyarakat dari tidak
tahu tentang nilai-nilai kesehatan menjadi tahu, dari tidak mampu mengatasi masalah-masalah
kesehatannya sendiri menjadi mampu dan lain sebagainya.

3.2 SARAN

Saran yang dapat penulis sampaikan adalah bahwa pendidikan kesehatan itu perlu untuk diteapkan
dalam masyarakat Indonesia. Dengan adanya pendidikan kesehatan masyarakat Indonesia dapat
bertindak sesuai dengan ketentuan dalam kesehatan sehingga dapat mencegah terjadinya penyakit-
penyakit yang membahayakan diri sendiri.
Meskipun hasilnya akan terlihat dalam beberapa tahun kedepan, namun pendidikan ini baik adanya
untuk membantu masyarakat Indonesia terlepas dari serangan penyakit serta terhindar dari tindakan
pencegahan yang membahayakan.

Anda mungkin juga menyukai