Disusun Oleh :
VIKY VIOLIN
2110411243
ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAKARTA
2024
BAB I
PENDAHULUAN
2.4 Dampak dari rendahnya literasi kesehatan terhadap keputusan dan perilaku
kesehatan masyarakat
Rendahnya literasi kesehatan di masyarakat berdampak serius pada keputusan
dan perilaku kesehatan individu. Literasi kesehatan merupakan landasan penting bagi
individu untuk memahami, mengevaluasi, dan menggunakan informasi kesehatan
secara efektif, yang pada gilirannya mempengaruhi cara individu merawat diri sendiri
dan keluarganya. Masyarakat dengan literasi kesehatan yang rendah cenderung
mempunyai pengetahuan yang terbatas mengenai kesehatan dan penyakit. Hal ini dapat
menyebabkan kurangnya kesadaran terhadap tanda dan gejala penyakit, faktor risiko
kesehatan, dan tindakan pencegahan yang diperlukan. Oleh karena itu, keputusan
terkait kesehatan yang diambil oleh masyarakat dengan tingkat literasi kesehatan yang
rendah seringkali tidak tepat atau kurang mendapat informasi.
Dalam konteks pengambilan keputusan di bidang kesehatan, rendahnya literasi
kesehatan dapat menyebabkan pengambilan keputusan yang tidak tepat dan kurangnya
penyedia informasi. Individu mungkin mengalami kesulitan dalam menilai risiko dan
manfaat dari berbagai intervensi kesehatan yang tersedia. Mereka juga mungkin rentan
terhadap informasi palsu atau menyesatkan (hoax) yang dapat menyebabkan mereka
mengambil keputusan yang buruk dalam bidang kesehatan. Contohnya ketika
masyarakat dengan tingkat pengetahuan kesehatan yang rendah mungkin mengabaikan
tindakan pencegahan yang penting karena mereka tidak memahami pentingnya
vaksinasi dan pemeriksaan kesehatan secara teratur.
Selain itu, tingkat literasi kesehatan yang rendah juga dapat mengurangi
kepatuhan terhadap pengobatan dan perawatan medis yang direkomendasikan.
Beberapa orang mungkin mengalami kesulitan dalam memahami instruksi dari
profesional kesehatan atau mengikuti rencana perawatan yang rumit. Hal ini dapat
membuat pengobatan menjadi kurang efektif dan memperburuk kesehatan. Misalnya,
orang dengan tingkat pengetahuan kesehatan yang rendah mungkin tidak memahami
pentingnya mengikuti dosis obat yang diresepkan secara teratur atau menerima
perawatan yang direkomendasikan setelah operasi.
Rendahnya tingkat literasi kesehatan tidak hanya berdampak langsung pada
keputusan dan perilaku kesehatan individu, namun juga dapat berdampak luas terhadap
kesehatan masyarakat secara keseluruhan. Individu yang memiliki tingkat literasi
kesehatan rendah cenderung memiliki kesadaran kesehatan kolektif yang kurang, yang
dapat menghambat usaha pencegahan dan pengendalian penyakit. Situasi ini dapat
mengakibatkan peningkatan angka kejadian dan kematian karena penyakit yang
sebenarnya dapat dicegah (Roiefah et al., 2021).
Secara keseluruhan, rendahnya tingkat literasi kesehatan bukan hanya
merupakan permasalahan individu, namun juga merupakan permasalahan kesehatan
masyarakat yang serius. Untuk mengatasi dampak negatif tersebut, diperlukan upaya
peningkatan literasi kesehatan masyarakat melalui program pendidikan kesehatan yang
tepat sasaran dan berkesinambungan. Memperkuat literasi kesehatan masyarakat
memungkinkan individu untuk membuat keputusan yang lebih tepat, menerapkan
perilaku kesehatan yang lebih positif, dan meningkatkan kesehatan mereka secara
keseluruhan.
2.5 Strategi atau solusi yang efektif dalam meningkatkan literasi kesehatan media
di kalangan masyarakat
Strategi yang terintegrasi ialah penggunaan media sosial sebagai alat
komunikasi untuk meningkatkan literasi kesehatan media masyarakat, yang dimana
media mempunyai potensi besar untuk memberikan dampak yang signifikan. Menurut
Yu et al (2021), media sosial memegang peranan krusial dalam menyebarkan informasi
terkait bencana dan krisis kesehatan (Prasanti & Indriani, 2022). Melalui platform
seperti Facebook, Twitter, dan Instagram, publik dapat dengan cepat dan luas
menyebarkan informasi tentang peringatan dini, langkah-langkah mitigasi, dan saran
praktis kepada lebih banyak orang. Penggunaan media sosial untuk menyebarkan
informasi kesehatan memungkinkan pemerintah dan organisasi kesehatan mencapai
audiens secara lebih luas dengan biaya yang terjangkau.
Membuat konten yang menarik dan relevan, seperti infografis, video pendek,
dan postingan informatif, akan membuat pesan kesehatan semakin menarik dan mudah
dipahami masyarakat. Hal ini juga memungkinkan dialog dua arah antara penyedia
layanan kesehatan dan masyarakat, memungkinkan masyarakat untuk memberikan
umpan balik, mengajukan pertanyaan, dan berbagi pengalaman mereka secara langsung
melalui komentar, pesan pribadi, dan platform lainnya.
Namun perlu diingat bahwa penggunaan media sosial terkait informasi
kesehatan juga memiliki risiko. Media sosial juga dapat menjadi sumber disinformasi
dan misinformasi selama krisis kesehatan (Prasanti & Indriani, 2022). Oleh karena itu,
penting bagi pemerintah dan organisasi pelayanan kesehatan untuk memastikan bahwa
informasi yang dikomunikasikan melalui media sosial akurat, dapat diandalkan, dan
relevan. Langkah-langkah seperti memverifikasi sumber sebelum membagikan,
memberikan konteks yang jelas, dan bekerja sama dengan platform media sosial untuk
menegakkan kebijakan guna mencegah penyebaran informasi yang salah dapat
membantu mengurangi risiko terkait (Lentera et al., 2021).
Selain penggunaan media sosial, kerja sama dengan lembaga pendidikan juga
menjadi solusi efektif untuk meningkatkan literasi kesehatan media masyarakat.
Dengan memasukkan media pembelajaran literasi kesehatan ke dalam kurikulum,
sekolah dapat lebih memahami informasi kesehatan yang disampaikan melalui
berbagai media. Melalui pembelajaran yang terstruktur dan terarah, siswa dilatih untuk
mengevaluasi secara kritis informasi kesehatan yang mereka terima, mengidentifikasi
sumber yang dapat dipercaya, dan memahami konsep dasar kesehatan. Kolaborasi
antara lembaga pendidikan dan pemerintah serta lembaga kesehatan dapat menjadi
langkah strategis untuk membangun landasan yang kuat dalam literasi kesehatan media
di kalangan masyarakat.
3.1 Kesimpulan
Di era digital dan pesatnya perkembangan informasi, pentingnya literasi
kesehatan media di masyarakat semakin meningkat. Penelitian ini berfokus pada
beberapa aspek terkait literasi kesehatan media, seperti definisi, pengaruh konten
media, faktor-faktor yang mempengaruhi, dampak rendahnya literasi kesehatan dan
strategi untuk memperbaikinya. Dari penulisan ini dapat disimpulkan bahwa literasi
kesehatan media melibatkan kemampuan seseorang dalam menerima, mengolah, dan
memahami informasi kesehatan yang disampaikan melalui media massa. Konten media
mempunyai dampak besar terhadap literasi kesehatan masyarakat karena memberikan
peluang untuk menetapkan agenda dan fokus pada isu-isu kesehatan tertentu. Faktor-
faktor seperti usia, pendidikan, dan jenis pekerjaan mempengaruhi tingkat literasi
kesehatan ketika mengakses informasi kesehatan di media. Literasi kesehatan yang
rendah dapat berdampak negatif terhadap keputusan dan perilaku masyarakat,
termasuk berkurangnya kesadaran akan tanda dan gejala penyakit, berkurangnya
kepatuhan terhadap pengobatan, dan peningkatan risiko penyakit yang dapat dicegah.
Mengatasi tantangan ini memerlukan strategi yang efektif untuk meningkatkan literasi
kesehatan media masyarakat. Pemanfaatan media sosial sebagai alat komunikasi untuk
menyebarkan informasi kesehatan, kolaborasi dengan lembaga pendidikan, dan
pendekatan terpadu antara pemerintah, lembaga kesehatan, dan media massa dapat
menjadi sarana efektif untuk meningkatkan literasi kesehatan di media masyarakat.
Maka dari itu, meningkatkan literasi kesehatan media pada masyarakat dapat membantu
individu mengambil keputusan yang lebih tepat, menerapkan perilaku kesehatan yang
lebih positif, dan meningkatkan kesehatan secara keseluruhan. Untuk mencapai tujuan
ini dan menjadikan literasi kesehatan media sebagai bagian integral dari upaya
pencegahan dan peningkatan kesehatan masyarakat secara keseluruhan memerlukan
upaya kolaboratif dari berbagai pemangku kepentingan.
DAFTAR PUSTAKA
Agustini, V. D. (2021). Media Sosial sebagai Tempat Literasi Ibadah di Era Pandemi (Pendekatan
Uses and Gratifications Theory pada Chanel Youtube TV MU). Borobudur Communication
Review, 1(1), 30–38. https://doi.org/10.31603/bcrev.4899
Anisah, N., Sartika, M., & Kurniawan, H. (n.d.). PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL INSTAGRAM
DALAM MENINGKATKAN LITERASI KESEHATAN PADA MAHASISWA.
Jurnal Kesehatan Masyarakat, P., Ditiaharman, F., Agsari, H., Adlia Syakurah, R., Studi
Pendidikan Kedokteran, P., Kedokteran, F., Sriwijaya, U., Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat,
P., & Kesehatan Masyarakat, F. (2022). LITERASI KESEHATAN DAN PERILAKU
MENCARI INFORMASI KESEHATAN INTERNET PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH
ATAS. 6(1).
Karunia H, H., Ashri, N., & Irwansyah, I. (2021). Fenomena Penggunaan Media Sosial : Studi
Pada Teori Uses and Gratification. Jurnal Teknologi Dan Sistem Informasi Bisnis, 3(1), 92–
104. https://doi.org/10.47233/jteksis.v3i1.187
Lentera, J., Penelitian, :, Masyarakat, P., Pemanfaatan, G., Sosial, M., Sumber, S., Kesehatan, L.,
Rahman, A., Buanasari, A., Jayanti, M., Tome, I. S., Hiola, A. A. N., & Sengkey, E. (2021).
Digital pada Mahasiswa Universitas Sam Ratulangi. In Halaman (Vol. 21, Issue 2).
Muhamad, O. :, Syah, F., Astuti, R., Winarno, J., & Ahya, D. G. (n.d.). LITERASI KESEHATAN
DALAM PENANGGULANGAN PANDEMIK COVID-19.
Prasanti, D., & Indriani, S. S. (2022). Strategi Komunikasi Kesehatan Pencegahan Lonjakan Kasus
COVID-19 dalam Youtube Kemenkes RI. Jurnal Ilmu Komunikasi, 20(3), 398.
https://doi.org/10.31315/jik.v20i3.6349
Rama Selvia, D., Primadesi, Y., Kunci, K., & Kesehatan, L. (n.d.). LITERASI KESEHATAN
MELALUI MEDIA KOMUNIKASI MASSA RADIO. In JIPKA (Vol. 2, Issue 2).
Roiefah, A. L., Pertiwi, K. D., & Siswanto, Y. (2021). Hubungan Tingkat Literasi Kesehatan
dengan Perilaku Pencegahan PTM Pada Remaja di Kabupaten Semarang. In Pro Health
Jurnal Ilmiah Kesehatan (Vol. 3, Issue 2).