Anda di halaman 1dari 47

Trend Issue Komunikasi Dalam Pelayanan Kesehatan

A. Pengertian Trend Issue Kesehatan

Issue menurut (Muharamiatul, 2012) adalah suatu peristiwa/kejadian yang dapat diperkirakan
terjadi atautidak terjadi pada masa mendatang, yang menyangkut ekonomi, moneter, sosial,
politik, hukum, pembangunan nasional, bencana alam, hari kiamat dan kematian. 

Trend adala hal yang sangat mendasar dalam berbagai pendekatan analisa, trend juga dapat di
definisikan salah satu gambaran ataupun informasi yang terjadi pada saat ini yang biasanya
sedang poplar dikalangan masyarakat.

Trend issue kesehatan adalah suatu berbagai pendekatan analisa/gambaran atau informasi yang
menyangkut ekonomi, sosial, politik, hukum, kesehatan atau kiamat pada masa mendatang.

B. Beberapa penyebab dari issue trend kesehatan diantaranya adalah :  

Lemahnya pemahaman mengenai penggunaan diri secara terapeutik saat melakukan intraksi
dengan klien.

Kurangnya kesadaran diri para perawat dalam menjalankan komunikasi dua arah secara
terapeutik.

Lemahnya penerapan sistem evaluasi tindakan (kinerja) individual yang berdampak terhadap
lemahnya pengembangan kemampuan diri sendiri.

C. Faktor Yang Mempengaruhi Komunikasi :

Menurut Muharamiatul (2012), faktor yang mempengaruhi komunikasi antara lain :

Situasi atau Suasana; suasana yang penuh kebisingan akan mempengaruhi baik atau tidaknya
pesan diterima oleh komunikan, suara yang bising diterima komunikan pada saat berlangsung
membuat pesan tidak jelas, kabur, bahkan sulit diterima.

Kejelasan Pesan; sangat mempengaruhi keefektifan komunikasi.

D. Pentingnya Komunikasi Dalam Pelayanan Kesehatan


 Menurut Muharamiatul (2012), manusia sebagai makhluk sosial tentunya selalu memerlukan
orang lain dalam menjalankan dan mengembangkannya kehidupannya. Komunikasi di
lingkungan rumah sakit diyakini sebagai modal utama untuk meningkatan kualitas pelayanan
yang akan ditawarkan kepada pasiennya.

E. Pemahaman Kolaborasi

Kolaborasi harus dipahami oleh kedua belah pihak sehingga dapat diperoleh persepsi yang sama.
Seorang dokter saat menghadapi pasien pada umumnya berfikir, "apa yang dibutuhkan pasien". 

F. Trend Dan Issue Komunikasi Dalam Pelayanan Kesehatan

Hubungan perawat dengan dokter adalah satu bentuk hubungan interaksi yang telah cukup lama
dikenal ketika memberikan bantuan kepada pasien. 
KONSEP KOMUNIKASI KESEHATAN

1.     Pengertian

Menurut Alo Liliweri. 2007 pengertian komunikasi kesehatan adalah:

a.     Studi yang mempelajari bagaimana cara menggunakan strategi komunikasi yang dapat
mempengaruhi individu dan komunitas agar mereka dapat membuat keputusan yang tepat
berkaitan dengan pengelolaan kesehatan.

b.     Proses kemitraan antara para partisipan berdasarkan dialog dua arah yang didalamnya ada
suasana interaktif, ada pertukaran gagasan, ada kesepakatan mengenai kesatuan gagasan
mengenai kesehatan, juga merupakan teknik dari pengirim dan penerima untuk memperoleh
informasi mengenai kesehatan yang seimbang demi memperbarui pemahaman bersama (ratzan,
S.C., 1994 : Alo Liliweri. 2007)

c.      Proses untuk mengembangkan atau membagi pesan kesehatan kepada audiens tertentu
dengan maksud mempengaruhi pengetahuan, sikap, keyakinan mereka tentang pilihan dan
perilaku hidup sehat.

2.     Cakupan Komunikasi Kesehatan

Banyak sekali teori, model dan perspektif mengenai komunikasi kesehatan. Namun, semua
model teoritik maupun praksis itu, menurut Alo Liliwari.2007 meliputi:

a.     Komunikasi persuasive atau komunikasi yang berdampak pada perubahan perilaku


kesehatan.

b.     Faktor-faktor psikologi individual yang mempengaruhi persepsi terhadap kesehatan:

1)    Stimulus (objek persepsi) à sense organ dan permaknaan stimulus (respons)

2)    Bagaimana mengorganisir stimulus à berdasarkan aturan, schemata dan label


3)    Interpretasi dan evaluasi berdasarkan pengetahuan, pengalaman dan lain-lain

4)    Memory

5)    Recall

c.      Teori yang digunakan adalah teori persepsi Pendidikan kesehatan (health education), yang
bertujuan memperkenalkan perilaku hidup sehat melalui informasi dan pendidikan kepada
individu dengan menggunakan aktivitas material maupun terstruktur. Cakupan pendidikan
kesehatan meliputi:

1)    Jenis pendidkan professional dibidang kesehatan (kurikulum, dan lain-lain)

2)    Penjenjang pendidikan profesi

3)    Pelatihan professional (jenis, jenjang dan kurikulum)

4)    Pendidikan masyarakat (informal)

5)    SDM pendidik, dan lain-lain.

d.     Pemasaran sosial yang bertujuan untuk memperkenalkan atau mengubah perilaku positif
melalui penerapan prinsip-prinsip pemasran denganbmengintervensi informasi kesehatan yang
bermanfaat bagi kominitas.

e.      Penyebarluasan informasi kesehatan; melalui media (sosialisasi informasi, pendidikan,


hiburan, opini, pemberitaan dan lain-lain)

f.       Advokasi, pendamping melalui komunitas, kelompok atau media massa yang bertujuan
untuk memperkenalkan :

1)    Kebijakan

2)    Peraturan

3)    Program-program untuk memperbarui kesehatan

g.     Resiko komunitas, bertujuan untuk menyebarluaskan informasi yang benar mengenai resiko
yang dihadapi oleh masyarakat terhadap infoemasi kesehatan.
h.     Komunikasi dengan pasien – meliputi informasi untuk seorang individu, misalnya informasi
yang berkaitan dengan kondisi kesehatan individu.

i.       Informasi kesehatan untuk para konsumen – satu aktivitas komunikasi yang ditunjukkan
kepada para individu-konsumen demi membantu individu untuk memahami kesehatan individu.

j.       Merancang health entertain atau hiburan yang didalamnya mengandung informasi


kesehatan.

k.     Kommunikasi kesehatan yang interaktif yakni komunikasi kesehatan yang dilakukan


melalui media interaktif sehungga terjadi dialog dan diskusi antar sumber dengan penerima
melalui media massa.

l.       Strategi komunikasi, yang meliputi desain pilihan:

1)    Komunikator kesehatan

2)    Pesan-pesan kesehatan

3)    Media kesehatan

4)    Komunikan kesehatan (audiens-sasaran komunikasi)

5)    Mereduksi hambatan komunikasi

6)    Menentukan atau memilih konteks komunikasi kesehatan dan lain-lain (Health


Communication Partnership’s M/Mc Health Communication Materials. 2004 : Alo Liliwari.
2007)

3.     Tujuan

Tujuan komunikasi kesehatan menurut Alo Liliweri. 2007 ada 2, yaitu tujuan strategis dan tujuan
praktis.

a.     Tujuan strategis. Pada umumnya program yang berkaitan dengan komunikasi kesehatan
yang dirancang dalam bentuk paket acara atau paket modul dapat berfungsi untuk:
1)    Relay information. Meneruskan informasi kesehatan dari suatu sumber kepada pihak lain
secara berangkai (hunting).

2)    Enable informed decision making. Memberikan informasi akurat untuk memungkan


pengambilan keputusan.

3)    Promote healthy behaviors. Informasi untuk memperkenalkan perilaku hidup sehat.

4)    Promote peer information exchange and emotional support. Mendukung pertukaran


informasi pertama dan mendukung secara emosional pertukaran informasi kesehatan.

5)    Promote self-care. Memperkenalkan pemeliharaan kesehatan diri sendiri.

6)    Manage demand for health services. Memenuhi permintaan layanan kesehatan.

b.     Tujuan praktis. Menurut Taibi Kahler (kahler Communication), Washington, D.C. Courses
Process Communication Model, 2003) sebenarnya secara praktis tujuan khusus komunikasi
kesehatan itu meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui beberapa usaha pendidikan
dan pelatihan agar dapat:

1)    Meningkatkan pengetahuan – yang mencakup:

a)     Prinsip dan proses komunikasi manusia

b)    Menjadi komunikator – yang memiliki etos, patos, logos, kreadibilitas dan lain-lain.

c)     Menyusun pesan verbal dan non-verbal dalam komunikasi kesehatan.

d)    Memilih media yang sesuai dengan konteks komunikasi kesehatan.

e)     Menentukan segmen komunikasi yang sesuai dengan konteks komunikasi kesehatan.

f)      Mengelola umpan-balik atau dampak pesan kesehatan yang sesuai dengan kehendak
komunikator dan komunikan.

g)     Mengelola hambatan-hambatan dalam komunikasi kesehatan.

h)    Mengenal dan mengelola konteks komunikasi kesehatan.


i)       Prinsip-prisip riset.

2)    Meningkatkan kemampuan dan keterampilan berkomunikasi efektif

a)     Praktis berbicara, berpidato, memimpin rapat, dialog, diskusi, negosiasi, menyelesaikan


konflik, menulis, membaca, wawancara, menjawab pertanyaan, argumentasi dan lain-lain.

3)    Membentuk sikap dan perilaku berkomunikasi:

a)     Berkomunikasi yang menyenangkan, empati

b)    Berkomuniaksi dengan kepercayaan pada diri

c)     Menciptakan kepercayaan public dan pemberdayaan publik

d)    Membuat oertukaran gagasan dan informasi makin menyenangkan

e)     Memberikan apresiasi terhadap terbentuknya komunikasi yang baik (Report of the Liberal
Arts and Scienecs Task Force, Truman State University, 1994)

4.     Manfaat Mempelajari Komunikasi Kesehatan

Manfaat mempelajari ilmu komunikasi kesehatan menurut Alo Liliwari. 2007 adalah:

a.     Memahami interaksi antara kesehatan dengan perilaku individu.

b.     Meningkatkan kesadaran kita tentang issue kesehatan, masalah atau solusi.

c.      Menghadapi disparitas pemeliharaan kesehatan antaretnik atau antarras.

d.     Memperkuat infrastuktur kesehatan masyarakat dimasa yang akan datang.

e.      Sebagai tindak-lanjut dari kesadaran tersebut, kita dapat melakukan strategi intervensi pada
tingkat komunitas.

f.       Menampilkan ilustrasi keterampilan, menggambarkan berbagai jemis keterampilan untuk


mememlihara kesehatan, pencegahan, advokasi atau sistem layanan kesehatan kepada
masyarakat.
g.     Memperbarui peran para professional di bidang kesehatan masyarakat.

5.     Ruang Lingkup Komunikasi Kesehatan

Dalam rangka memahami komunikasi kesehatan, perlu sedikit di bahas tentang kata
“komunikasi”, yang secara umum diartikan sebagai suatu proses yang kompleks dengan
beberapa karakteristik. Proses komunikasi biasanya melibatkan dua pihak, baik antar –individu
dengan individu, individu dengan kelompok atau antar - kelompok dengan kelompok yang
berinteraksi dengan aturan-aturan yang disepakati bersama. Fokus utama dalam konteks suatu
proses dan bagaimana proses komunikasi berfungsi antar- individual atau kelompok dalam
rangka “perubahan perilaku” kesehatan. Dalam bagian ini kita akan membahas beberapa teori
konsep, definisi serta asumsi-asumsi dalam proses komunikasi antar-manusia (human
communication). Disamping itu, kita akan menampilkan beberapa model komunikasi yang
umum digunakan untuk menjelaskan komunikasi kesehatan.

a.     Komunikasi. Menurut Clevenger, 1959 Komunikasi merupakan suatu terminology yang


merujuk pada suatu proses pertukaran informasi yang dinamis. Masing-masing pihak, baik
source maupun receiver terlibat dalam proses berbagi informasi. Situasi ini dapat dilihat pada
interaksi antara pekerjaan sosial dengan seorang perawat yang berkerja sama untuk
menyembuhkan seorang pasien. Komunikasi bersifat “serba ada” dan berbentuk ganda
(B.Augrey fisher, 1986)

b.     Komunikasi antar-manuasia (human communication). Dalam sejarah perkembangan


terdapat dua bentuk umum komunikasi, yakni komunikasi antar manusia (human
communication) dan komunikasi bukan antar-manusia (non human communication), misalnya
komunikasi antar –hewan sejenis dan berbeda jenis serta komunikasi antar –hewan dengan
lingkungan alam. Komunikasi antar-manusia merupakan proses komunikasi yang berlangsung
antar individu dengan individu, individu dengan kelompok, dan antar kelompok manusia. Factor
yang membedakan komunikasi antar-manusia dengan jenis komunikasi lainnya adalah
digunakannya simbol-simbol dan “bahasa”. Bahasa yang digunakan manusia untuk
berkomunikasi erat kaitannya dengan “budaya”, maka komunikasi antar manusia berlangsung
dalam konteks kebudayaan. Konteks kebudayaan yang membedakan manusia dengan makhluk
lainnya, sedangkab komunikasi antar hewan berlangsung berdasarkan instink atau instuisi
semata. Cronkhite (1967) menyatakan, bahwa komunikasi antar manusia terjadi ketika individu
merespon symbol-simbol tertentu dengan menggunakan bahasa. Selanjutnya Brown dan Keller
(1979) mendifinisikan komunikasi antar-manusia sebagai berikut: “ communication is symbolic
interaction; by mean what happen when one personsays spomething and the other responds to it.
We have to have at least one response to one initiation before we can say we have established a
connection or a relatedness of communication. Definisi ini merujuk pada bagaimana seseorang
berinteraksi dengan sesame, dengan menggunakan bahasa. Pada kenyataannya, komunikasi antar
manusia tidak statis, tetapi sangat dinamis, melinbatkan “perasaan” dan “sikap” manusia.
Komunikasi kesehatan merupakan salah satu bentuk komunikasi antar manusia . illustrasi di
bawah ini menunjukkan hubungan antara komunikasi antar-manusia dengan komunikasi
kesehatan. Komunikasi kesehatan merupakan bagian dari komunikasi antar-manusia yang
berfokus pada bagaimana seorang individu dalam suatu kelompok/masyarakat menghadapi isu-
isu yang berhubungan dengan kesehatan serta berupaya untuk memelihara kesehatannya. Fokus
dalam komunikasi kesehatan adalah “transaksi “ spesifik pada isu-isu yang berhubungan dengan
kesehatan dan factor-faktor yang memperngaruhi transaksi tersebut. Transaksi yang berlangsung
antar-ahli  kesehatan dan antar ahli kesehatan dengan klien merupakan perhatian utama dalam
komunikasi kesehatan. Transaksi tersebut berlangsung baik”verbal” maupun “non verbal”,
“lisan” atau “tulisan”, “personal’ atau “impersonal”. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa
komunikasi kesehatan merupakan aplikasi dari konsep dan teori komunikasi dalam transaksi
yang berlangsung antar-individu/kelompok terhadap isu-isu kesehatan. Lebih jauh lagi, menurut
rasmuson (1988) dan ahli komunikasi lainnya yang terlibat dalam proyek-proyek USAID untuk
pengembangan komunikasi kesehatan. Komunikasi kesehatan dipandang sebagai disiplin ilmu
kkomunikasi terapan yang digunakan untuk mempengaruhi secara positif perilaku kesehatan
masyarakat. Disiplin ini menggunakan metode dan prinsip-prinsip komunikasi massa, desain
pengajaran, pemasaran sosial, analisis perilaku dan antropologi medis. Sebagai cabang ilmu yang
baru. Komunikasi kesehatan parallel dengan cabang ilmu yang lainnya, seperti
psikologi  kesehatn, sosiologi kesehatan, komunikasi biomedis ilmu perilaku kesehatan.

 Referensi
Notoatmodjo,(2005) Promosi Kesehatan Teori dan Komunikasi. Jakarta PT Trenika Cipta

Liliweri, Aro (2009). Dasar Komunikasi Kesehatan Yogyakarta. Pustaka Belajar

KOMUNIKASI KESEHATAN

PENGERTIAN

Menurut George A Miller (1951): komunikasi adalah proses informasi yang disampaikan dari
satu tempat tertentu ke tempat yang lain

Menurut Clavenger (1959): komunikasi merupakan suatu terminologi yang merujuk pada suatu
proses pertukaran informasi yang dinamis.

Menurut Cherry (1966): komunikasi berarti berbagi elemen perilaku dengan kesepakatan yang
ditetapkan bersama.

MODEL KOMUNIKASI KESEHATAN


1. Model Shanon Weaver

Komunikasi dipandang sebagai suatu sistem: yang terdiri:

Sumber informasi (source) → memilih informasi yang dirumuskan (encode) menjadi pesan
(massage) → pesan dikirim dengan isyarat (signal) melaui saluran (chanel) kepada penerima
(receiver) → penerima menterjemahkan pesan untuk disampaikan ke tujuan (destination)

2. Model SMCR

Model ini menampilkan 4 variabel komunikasi:

Source (sumber)

Massage (pesan)

Chanel (saluran)

Receiver (penerima)

Proses komunikasi berlangsung tergantung: ketrampilan, sikap, pengetahuan, budaya yang


berbeda

3. Speech Communication Model

Komunikasi terdiri 3 variabel:

Pembicara (speaker)

Pendengar (receiver)

Umpan balik (feed back)

Antara pembicara dan penerima dapat terjadi sikap dan interpretasi yang berbeda
KOMUNIKASI KESEHATAN SEBAGAI INTERVENSI PERUBAHAN PERILAKU

Tujuan pokok program komunikasi kesehatan adalah perubahan perilaku

Dengan adanya intervensi komunikasi kesehatan diharapkan akan timbul permintaan (demand)
terhadap produk layanan kesehatan yang dibutuhkan

Bisa saja masyarakat tidak meminta layanan kesehatan karena mereka tidak tahu

KERANGKA KONSEP KOMUNIKASI KESEHATAN

Kerangka konsep komunikasi kesehatan terdiri:

Pemasaran sosial: untuk memilih segemen pasar dalam memasarkan produk

Analisis perilaku: teknik untuk mempelajari serta memberi motivasi perubahan

Antropologi: mengungkap persepsi dan nilai yang mendasari perilaku

PEMASARAN SOSIAL

Menurut Kloter (1984):

Pemasaran sosial adalah suatu kompleks yang terdiri dari desain, implementasi dan pengawasan
suatu program yang ditujukan untuk meningkatkan penerimaan gagasan (ide) soaial atau perilaku
pada suatu kelompok sasaran

Pemasaran sosial menjual produk dan perilku yang sesuai dengan minat masyarakat

FOKUS PADA KONSUMEN

Pemasaran Sosial berorientasi pada konsumen, bukan pada produk


Konsumen yang dijadikan alat ukur keberhasilan program pemasaran sosial

Konsumen selalu dilibatkan dan dimintai saran untuk bahan pengambilan keputusan

Sasaran berbeda latar belakang sosbud, pandangan, nilai, kebutuhan

Segementasi sasaran penting dalam pemasaran sosial

VARIABEL PEMASARAN

Product (produk): komoditi, gagasan, ide, perilaku kesehatan

Price (harga): uang, kesempatan, status sosial, waktu untuk memperoleh produk

Place (tempat): jalur yang digunakan untuk menyalurkan produk

Promotion (promosi): perlu pendidikan konsumen agar mampu menggunakan produk yang tepat

ANALISIS PERILAKU

Analisis perilaku merupakan studi tentang peristiwa yang ada dalam masyarakat, terutama yang
berkaitan dengan perilaku atau kebiasaan masyarakat serta faktor yang melatar belakangi
perilaku tersebut.

Faktor yang perlu diperhatikan: lingkungan yang memicu, kerumitan menyiapkan bahan, sifat
kejadian yang mendahului perilaku serta akibatnya

ANTROPOLOGI MEDIS

Antropologi medis merupakan cabang antropologi yang mempelajari masalh penyakit/kesehatan


pada suatu tempat yang berhubungan dengan latar belakangbudaya setempat

Antropologi mempelajari tentang persepsi, kepercayaan, nilai dan kebiasaan yang ada dalam
masyarakat
PROGRAM KOMUNIKASI KESEHATAN

Tahap Perencanaan:

Analisis masalah kesehatan

Riset pengembangan

Pengembangan strategi

Uji coba bahan

Rencana operasional

Tahap Pelaksanaan:

Produksi

Pelatihan

Distribusi

Tahap pemantauan dan Evaluasi

Evaluasi hasil (output)

Evaluasi akibat (effect)

Evaluasi dampak (impact)

REFERENSI
Notoatmodjo, 2005, Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi, Jakarta, Rineka Cipta

Fisher, Augrey, 1986, Theories of Communication (Terjemahan Soejono Trimo), Bandung,


Remaja Karya

Green, 1980, Health Education Planning, A Diagnostic Approach, The John Hopkins University,
Maryland, Mayfield Publishing Company

Komunikasi dalam Pelayanan Kesehatan

1. Pengertian Komunikasi

Komunikasi merupakan proses kompleks yang melibatkan perilaku dan memungkinkan individu
untuk berhubungan dengan orang lain dan dunia sekitarnya. Nursalam (2007) menyatakan,
komunikasi juga merupakan suatu seni untuk dapat menyusun dan menghantarkan suatu pesan
dengan cara yang mudah sehingga orang lain dapat mengerti dan menerima maksud dan tujuan
pemberi pesan Menurut Potter dan Perry (1993), komunikasi terjadi pada tiga tingkatan yaitu
intrapersonal, interpersonal dan publik. Makalah ini difokuskan pada komunikasi interpersonal
yang terapeutik. Komunikasi interpersonal adalah interaksi yang terjadi antara sedikitnya dua
orang atau dalam kelompok kecil, terutama dalam keperawatan. Komunikasi interpersonal yang
sehat memungkinkan penyelesaian masalah, berbagai ide, pengambilan keputusan, dan
pertumbuhan personal.

2. Prinsip-prinsip Komunikasi

Adapun prinsip-prinsip komunikasi terapeutik menurut Carl Rogers yaitu :

• Perawat harus mengenal dirinya sendiri

• Komunikasi harus ditandai dengan sikap saling menerima, percaya, dan menghargai

• Perawat harus memahami, menghayati nilai yang dianut oleh pasien

• Perawat harus menyadari pentingnya kebutuhan pasien, baik fisik maupun mental

• Perawat harus dapat menciptakan suasana yang nyaman dan aman bagi pasien

• Kejujuran dan terbuka

• Mampu sebagai role model

• Altruisme

• Bertanggung jawab

3. Komponen-komponen dalam Komunikasi

a. Sender (pemberi pesan): individu yang bertugas mengirimkan pesan.

b. Receiver (penerima pesan): seseorang yang menerima pesan. Bisa berbentuk pesan yang
diterima maupun pesan yang sudah diinterpretasikan.
c. Pesan : informasi yang diterima, bisa berupa kata, ide atau perasaan. Pesan akan efektif bila
jelas dan terorganisir yang diekspresikan oleh si pengirim pesan.

d. Media: metode yang digunakan dalam pesan yaitu kata, bisa dengan cara ditulis, diucapkan,
diraba, dicium. Contoh: catatan atau surat adalah kata; bau badan atau cium parfum adalah
penciuman (dicium), dan lain-lain.

e. Umpan balik: penerima pesan memberikan informasi/ pesan kembali kepada pengirim pesan
dalam bentuk komunikasi yang efektif. Umpan balik merupakan proses yang kontinue karena
memberikan respons pesan dan mengirimkan pesan berupa stimulus yang baru kepada pengirim
pesan.

4. Faktor yang Mempengaruhi Komunikasi

a.Situasi/suasana

Situasi/suasana yang hiruk pikuk atau penuh kebisangan akan mempengaruhi baik/tidaknya
pesan diterima oleh komunikan, suara bising yang diterima komunikan saat proses komunikasi
berlangsung membuat pesan tidak jelas, kabur, bahkan sulit diterima. Oleh karena itu, sebelum
proses komunikasi dilaksanakan, lingkungan harus diciptakan sedemikian rupa supaya tenang
dan nyaman. Komunikasi yang berlangsung dan dilakukan pada waktu yang kurang tepat
mungkin diterima dengan kurang tepat pula. Misalnya, apabila perawat memberikan penjelasan
kepada orang tua tentang cara menjaga kesterilan luka pada saat orang tua sedang sedih, tentu
saja pesan tersebut kurang diterima dengan baik oleh orang tua karena perhatian orang tua tidak
berfokus pada pesan yang disampaikan perawat, melainkan pada perasaan sedihnya.

b.Kejelasan pesan
Kejelasan pesan akan sangat mempengaruhi keefektifan komunikasi. Pesan yang kurang jelas
dapat ditafsirkan berbeda oleh komunikan sehingga antara komunikan dan komunikator dapat
berbeda persepsi tentang pesan yang disampaikan. Hal ini akan sangat mempengaruhi
pencapaian tujuan komunikasi yang dijalankan. Oleh karena itu, komunikator harus memahami
pesan sebelum menyampaikannya pada komunikan, dapat dimengerti komunikan dan
menggunakan artikulasi dan kalimat yang jelas.

5. Pentingnya Komunikasi dalam Pelayanan Kesehatan

Manusia sebagai makhluk sosial tentunya selalu memerlukan orang lain dalam menjalankan dan
mengembangkan kehidupannya. Hubungan dengan orang lain akan terjalin bila setiap individu
melakukan komunikasi diantara sesamanya. Kepuasan dan kenyamanan serta rasa aman yang
dicapai oleh individu dalam berhubungan sosial dengan orang lain merupakan hasil dari suatu
komunikasi. Komunikasi dalam hal ini menjadi unsur terpenting dalam mewujudkan integritas
diri setiap manusia sebagai bagian dari sistem sosial.

Komunikasi yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari memberikan dampak yang sangat penting
dalam kehidupan, baik secara individual maupun kelompok. Komunikasi yang terputus akan
memberikan dampak pada buruknya hubungan antar individu atau kelompok. Tatanan klinik
seperti rumah sakit yang dinyatakan sebagai salah satu sistem dari kelompok sosial mempunyai
kepentingan yang tinggi pada unsur komunikasi.

Komunikasi di lingkungan rumah sakit diyakini sebagai modal utama untuk meningkatkan
kualitas pelayanan yang akan ditawarkan kepada konsumennya. Konsumen dalam hal ini juga
menyangkut dua sisi yaitu konsumen internal an konsumen eksternal. Konsumen internal
melibatkan unsur hubungan antar individu yang bekerja Komunikasi di lingkungan rumah sakit
diyakini sebagai modal utama untuk meningkatkan kualitas pelayanan yang akan ditawarkan
kepada konsumennya. Konsumen dalam hal ini juga menyangkut dua sisi yaitu konsumen
internal an konsumen eksternal. Konsumen internal melibatkan unsur hubungan antar individu
yang bekerja di rumah sakit, baik hubungan secara horisontal ataupun hubungan secara vertikal.
Hubungan yang terjalin antar tim multidisplin termasuk keperawatan, unsur penunjang lainnya,
unsur adminitrasi sebagai provider merupakan gambaran dari sisi konsumen internal. Sedangkan
konsumen eksternal lebih mengarah pada sisi menerima jasa pelayanan, yaitu klien baik secara
individual, kelompok, keluarga maupun masyarakat yang ada di rumah sakit.Seringkali
hubungan buruk yang terjadi pada suatu rumah sakit, diprediksi penyebabnya adalah buruknya
sistem komunikasi antar individu yang terlibat dalam sistem tersebut.

Ellis (2000) menyatakan jika hubungan terputus atau menjadi sumber stres, pada umumnya yang
ditunjuk sebagai penyebabnya adalah komunikasi yang buruk.Keperawatan yang menjadi unsur
terpenting dalam memberikan pelayanan dalam hal ini perawat berperan sebagai provider. Fokus
perhatian terhadap buruknya komunikasi juga terjadi pada tim keperawatan. Hal ini terjadi
karena beberapa sebab diantaranya adalah:

(1) Lemahnya pemahaman mengenai penggunaan diri secara terapeutik saat melakukan intraksi
dengan klien.

(2) Kurangnya kesadaran diri para perawat dalam menjalankan komunikasi dua arah secara
terapeutik.

(3) Lemahnya penerapan sistem evaluasi tindakan (kinerja) individual yang berdampak terhadap
lemahnya pengembangan kemampuan diri sendiri.

Berdasarkan penjelasan diatas, maka perlu diupayakan suatu hubungan interpersonal yang
mencerminkan penerapan komunikasi yang lebih terapeutik. Hal ini dimaksudkan untuk
meminimalkan permasalahan yang dapat terjadi pada komunikasi yang dijalin oleh tim
keperawatan dengan kliennya. Modifikasi yang perlu dilakukan oleh tim keperawatan adalah
melakukan pendekatan dengan berlandaskan pada model konseptual sebagai dasar ilmiah dalam
melakukan tindakan keperawatan. Sebagai contoh adalah melakukan komunikasi dengan
menggunakan pendekatan model konseptual proses interpersonal yang dikembangkan oleh
Hildegard E.Peplau.

FUNGSI KEPERAWATAN
Keperawatan yang semula belum jelas ruang lingkupnya dan batasannya ,secara bertahap mulai
berkembang.Keperawatan diartikan oleh pakar keperawatan dengan berbagai cara dalam
berbagai bentuk rumusan,seperti oleh Florence Nightingale,Goodrich,Imogene King,Virginia
Henderson,dsb.

PERAWAT Sesuai PERMENKES RI NO.1239 Tahun 2001 tentang Registrasi dan Praktik


Perawat, dijelaskan PERAWAT adalah: Seseorang yang telah lulus pendidikan keperawatan,baik
di dalam maupun di luar negeri sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

PERAN PERAWAT Seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap
seseorang, sesuai kedudukannya dalam suatu sistem.

Doheny ( 1982 )mengidentifikasi beberapa elemen peran Perawat Profesional, meliputi :Care
Giver, Client Advocate, Counsellor, Educator, Collaborator, Coordinator, Change Agent, dan
Consultant

FUNGSI PERAWAT suatu pekerjaan yang harus dilaksanakan sesuai dengan perannya.

Kozier (1991) mengemukakan 3 (tiga) fungsi perawat : Fungsi Keperawatan mandiri


(independen), Fungsi Keperawatan Ketergantungan (dependen), dan Fungsi Keperawatan
kolaboratif (interdependen).

KEPERAWATAN LOKAKARYA NASIONAL tentang KEPERAWATAN bulan JANUARI


1983 di JAKARTA merupakan awal diterimanya KEPERAWATAN SEBAGAI SUATU
PROFESI.

KEPERAWATAN Adalah : suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian


integral dari pelayanan kesehatan, didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk
pelayanan bio-psiko-sosial-spiritual yang komprehensif,ditujukan pada individu, keluarga, dan
masyarakat, baik sakit maupun sehat yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia.

Dari pengertian tersebut diatas ada 4 (empat) elemen utama (mayor elements) yang menjadi
perhatian (concern),Yaitu : 1.Keperawatan adalah ilmu dan kiat -sains terapan (applied science) ,
2. Keperawatan adalah profesi yang berorientasi pada pelayanan _helping health illness
problem, 3. Keperawatan mempunyai empat tingkat klien : individu,keluarga,kelompok, dan
komunitas dan ,4. Pelayanan Keperawatan mencakup seluruh rentang pelayanan kesehatan-3th
level preventions dengan metodologi proskep .

APA ITU PROFESI…????

Beberapa pengertian profesi

1. Winsley (1964)

Profesi adalah suatu pekerjaan yang membutuhkan badan ilmu sebagai dasar untuk
pengembangan teori yang sistematis guna menghadapi banyak tantangan baru, memerlukan
pendidikan dan pelatihan yang cukup lama, serta memiliki kode etik dengan fokus utama pada
pelayanan.

2. Schein E. H (1962)

Profesi merupakan suatu kumpulan atau set pekerjaan yang membangun suatu set norma yang
sangat khusus yang berasal dari perannya yang khusus di masyarakat.

3. Hughes,E.C ( 1963 )

Profesi merupakan suatu keahlian dalam mengetahui segala sesuatu dengan lebih baik
dibandingkan orang lain (pasien).

Ciri-ciri profesi menurut Winsley,(1964 ):

1. Didukung oleh badan ilmu ( body of knowledge ) yang sesuai dengan bidangnya, jelas
wilayah kerja keilmuannya dan aplikasinya.

2.Profesi diperoleh melalui pendidikan dan pelatihan yang terencana, terus menerus dan bertahap

3.Pekerjaan profesi diatur oleh kode etik profesi serta diakui secara legal melalui perundang-
undangan

4.Peraturan dan ketentuan yag mengatur hidup dan kehidupan profesi (standar pendidikan dan
pelatihan, standar pelayanan dan kode etik) serta pengawasan terhadap pelaksanaan peraturan-
peraturan tersebut dilakukan sendiri oleh warga profesi
Dikatakan juga oleh Shortridge,L.M ( 1985 ),Ciri-ciri profesi esensial suatu profesi adalah
sbb:

1.Berorientasi pada pelayanan masyarakat

2.Pelayanan keperawatan yang diberikan didasarkan pada ilmu pengetahuan

3.Adanya otonomi

4.Memiliki kode etik

5. Adanya organisasi profesi.

Mari kita lihat apakah Keperawatan termasuk PROFESI..???

1. MEMPUNYAI BODY OF KNOWLEDGE

Tubuh pengetahuan yang dimiliki keperawatan adalah ilmu keperawatan ( nursing science ) yang
mencakup ilmu – ilmu dasar ( alam, sosial, perilaku ),ilmu biomedik,ilmu kesehatan
masyarakat,ilmu keperawatan dasar,ilmu keperawatan klinis dan ilmu keperawatan komunitas.

2. PENDIDIKAN BERBASIS KEAHLIAN PADA JENJANG PENDIDIKAN TINGGI

Di Indonesia berbagai jenjang pendidikan telah dikembangkan dengan mempunyai standar


kompetensi yang berbeda-beda mulai D III Keperawatan sampai dengan S3 akan dikembangkan.

3. MEMBERIKAN PELAYANAN KEPADA MASYARAKAT MELALUI PRAKTIK


DALAM BIDANG PROFESI

Keperawatan dikembangkan sebagai bagian integral dari Sistem Kesehatan Nasional. Oleh
karena itu sistem pemberian askep dikembangkan sebagai bagian integral dari sistem pemberian
pelayanan kesehatan kepada masyarakat yang terdapat di setiap tatanan pelayanan kesehatan.

Pelayanan/ askep yang dikembangkan bersifat humanistik/menyeluruh didasarkan pada


kebutuhan klien,berpedoman pada standar asuhan keperawatan dan etika keperawatan.

4. MEMILIKI PERHIMPUNAN/ORGANISASI PROFESI


Keperawatan harus memiliki organisasi profesi,organisasi profesi ini sangat menentukan
keberhasilan dalam upaya pengembangan citra keperawatan sebagai profesi serta mampu
berperan aktif dalam upaya membangun keperawatan profesional dan berada di garda depan
dalam inovasi keperawatan di Indonesia.

5. PEMBERLAKUAN KODE ETIK KEPERAWATAN

Dalam pelaksanaan asuhan keperawatan ,perawat profesional selalu menunjukkan sikap dan
tingkah laku profesional keperawatan sesuai kode etik keperawatan.

6. OTONOMI

Keperawatan memiliki kemandirian,wewenang, dan tanggung jawab untuk mengatur kehidupan


profesi,mencakup otonomi dalam memberikan askep dan menetapkan standar asuhan
keperawatan melalui proses keperawatan,penyelenggaraan pendidikan,riset keperawatan dan
praktik keperawatan dalam bentuk legislasi keperawatan( KepMenKes No.1239 Tahun 2001 )

7. MOTIVASI BERSIFAT ALTRUISTIK

Masyarakat profesional keperawatan Indonesia bertanggung jawab membina dan mendudukkan


peran dan fungsi keperawatan sebagai pelayanan profesional dalam pembangunan kesehatan
serta tetap berpegang pada sifat dan hakikat keperawatan sebagai profesi serta selalu berorientasi
kepada kepentingan masyarakat.
BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
Sebagaimana diketahui, manusia adalah makhluk sosial, yaitu makhluk yang selalu
membutuhkan sesamanya dalam  kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu tidak dapat dihindari
bahwa manusia harus selalu berhubungan dengan manusia lainnya. Hubungan manusia dengan
manusia lainnya, atau hubungan manusia dengan kelompok, atau hubungan kelompok dengan
kelompok inilah yang disebut sebagai interàksi sosial. Banyak pakar menilai bahwa komunikasi
adalah suatu kebutuhan yang sangat fundamental bagi seseorang dalam hidup bermasyarakat.
Profesor Wilbur Schramm menyebutnya bahwa komunikasi dan masyarakat adalah dua kata
kembar yang tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya. Sebab tanpa komunikasi tidak mungkin
masyarakat terbentuk, sebaliknya tanpa masyarakat maka manusia tidak mungkin dapat
mengembangkan komunikasi (Schramm; 1982).
Apa yang mendorong manusia sehingga ingin berkomunikasi dengan manusia lainnya. Teori
dasar Biologi menyebut adanya dua kebutuhan, yakni kebutuhan untük mempertahankan
kelangsungan hidupnya dan kebutuhan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Harold
D. Lasswell salah seorang peletak dasar ilmu komunikasi lewat ilmu politik menyebut tiga fungsi
dasar yang menjadi penyebab, mengapa manusia perlu berkomunikasi :

·         Pertama, adalah hasrat manusia untuk mengontrol lingkungannya. Melalui komunikasi


manusia dapat mengetahui peluang-peluang yang ada untuk dimanfaatkan, dipelihara dan
menghindar pada hal-hal yang mengancam alam sekitamya. Melalui komunikasi manusia dapat
mengetahui suatu kejadian atau peristiwa. Bahkan melalui komunikasi manusia dapat
mengembangkan pengetahuannya, yakni belajar dan pengalamannya, maupun melalui informasi
yang mereka terima dari lingkungan sekitarnya.

·         Kedua, adalah upaya manusia untuk dapat beradaptasi dengan lingkungannya. Proses
kelanjutan suatu masyarakat Sesungguhnya tergantung bagaimana masyarakat itu bisa
beradaptasi dengan lingkungannya. Penyesuaian di sini bukan saja terletak pada kemampuan
manusia memberi tanggapan terhadap gejala alam seperti banjir, gempa bumi dan musim yang
mempengaruhi perilaku manusia, tetapi juga lingkungan masyarakat tempat manusia hidup
dalam tantangan. Dalam lingkungan seperti ini diperlukan penyesuaian, agar manusia dapat
hidup dalam suasana yang harmonis. 

·         Ketiga, adalah upaya untuk melakukan transformasi warisan sosialisasi. Suatu masyarakat
yang ingin mempertahankan keberadaannya, maka anggota masyarakatnya dituntut untuk
melakukan pertukaran nilai, perilaku, dan peranan. Misalnya bagaimana orang tua mengajarkan
tatakrama bermasyarakat yang baik kepada anak-anaknya. Bagaimana sekolah difungsikan untuk
mendidik warga negara Bagaimana media massa menyalurkan hati nurani khalayaknya, dan
bagaimana pemerintah dengan kebijaksanaan yang dibuatnya untuk mengayomi kepentingan
anggota masyarakat yang dilayaninya.    

Ketiga fungsi tersebut menjadi patokan dasar bagi setiap individu dalam berhubungan


dengan sesama anggota masyarakat. Profesor David K. Berlo dari Michigan State University
menyebut secara ringkas bahwa komunikasi sebagai instrumen dan interaksi sosial berguna
untuk mengetahui dan memprediksi sikap orang lain, juga untuk mengetahui keberadaan diri
sendiri dalam menciptakan keseimbangan dengan masyarakat (Byrnes, 1965). Jadi komunikasi
jelas tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan umat manusia, baik sebagai individu maupun
sebagai anggota masyarakat. Ia diperlukan untuk mengatur tata krama pergaulan antar manusia,
sebab berkomunikasi dengan baik akan memberi pengaruh langsung pada struktur keseimbangan
seseorang dalam bermasyarakat, apakah ia seorang dokter, dosen, manajer, pedagang, pramugari,
pemuka agama, penyuluh lapangan, pramuniaga dan lain sebagainya. Pendek kata, sekarang ini
keberhasilan dan kegagalan seseorang dalam mencapai sesuatu yang diinginkan termasuk karir
mereka, banyak ditentukan oleh kemampuannya berkomunikasi.
Komunikasi massa adalah proses penyampaian informasi kepada khalayak massa dengan
media massa. Media massa hanyalah salah satu faktor yang membentuk proses komunikasi
massa tersebut, yaitu sebagai alat atau saluran..
Iklan merupakan berita pesanan untuk mendorong, membujuk orang agar tertarik pada
barang yang ditawarkan. Secara garis besar iklan dibagi menjadi dua, yang pertama iklan
komersil yaitu iklan yang bertujuan untuk meningkatkan pemasaran suatu produk dan jasa. Yang
kedua iklan non komersil yaitu bagian dari kampanye sosial dengan tujuan mengajak,
menghimbau atau menyampaikan gagasan demi kepentingan umum. Iklan non nkomersil lebih
dikenal dengan iklan layanan masyarakat.        

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang penulis kemukakan, rumusan masalah yang ingin
dungkapkan yaitu :

1.      Seperti apakah konsep komunikasi kesehatan ?

2.      Seperti apakah jenis – jenis komunikasi ?

3.      Apa saja ruang lingkup komunikasi kesehatan ?

4.      Apa dampak komunikasi kesehatan dalam pembangunan kesehatan ?

C. Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah yang penulis kemukakan, tujuan penelitian yang ingin
disajikan penulis adalah :
1.    Untuk mengetahui konsep komunikasi kesehatan.
2.    Untuk mengetahui jenis – jenis komunikasi.
3.    Untuk mengetahui ruang lingkup komunikasi kesehatan.           
4.    Untuk mengetahui dampak komunikasi kesehatan.

D. Metodologi Penulisan

        Pembahasan suatu masalah memerlukan data yang di dapat dari hasil penelitian secara
umum untuk mencari data yang di anggap perlu dan mendukung penelitian. Untuk itu metode
yang kami gunakan ialah Studi Pustaka yaitu teknik pengumpulan data dengan menggali
informasi dari buku – buku, literatur, maupun media internet.   

E. Sistematika Penulisan      
            Setelah kerangka pendahuluan serta data-data yang diperlukan telah terkumpul,
selanjutnya ditetapkan kerangka dasar dalam penyusunan secara sistematis yang penulisannyan
adalah sebagai berikut:

·         Bab I merupakan Bab Pendahuluan yang berisikan latar belakang masalah, perumusan
masalah, tujuan penelitian, metode penulisan, waktu dan lokasi penelitian, dan sistematika
penulisan.

·         Bab II merupakan Bab Deskripsi Umum yang membahas tentang Komunikasi Kesehatan.

·         Bab III merupakan Bab Judul/Isi yang berisikan pembahasan materi dan wawasan penulis.

·         Bab IV merupakan Bab Kesimpulan dan Saran yang berisikan simpulan uraian sebelumnya
dan memberikan saran mengenai Komunikasi Kesehatan.

BAB II
LANDASAN TEORI

A. Konsep Komunikasi Kesehatan              


           
1.      Komunikasi
Istilah ‘komunikasi’ (communication) berasal dari bahasa Latin ‘communicatus’ yang artinya
berbagi atau  menjadi milik bersama. Dengan demikian komunikasi menunjuk pada suatu upaya
yang bertujuan berbagi untuk mencapai kebersamaan
Secara harfiah, komunikasi berasal dari Bahasa Latin: “Communis” yang berarti keadaan
yang biasa, membagi. Dengan kata lain, komunikasi adalah sutu proses di dalam upaya
membangun saling pengertian. Dalam suatu organisasi biasanya selalu menekankan bagaimana
pentingnya sebuah komunikasi antar anggota organisasi untuk menekan segala kemungkinan
kesalahpahaman yang bisa saja terjadi. Berikut merupakan definisi komunikasi menurut
beberapa ahli :
·         Effendi (1995)
Komunikasi itu sendiri bisa diartikan sebagai suatu proses penyampaian pesan oleh seseorang
kepada orang lain untuk memberikan atau untuk mengubah sikap, pendapat atu prilaku baik
secara langsung (lisan) maupun tak langsung (tulisan). 

·         Hoyland, Janis dan Kelley (1953)    


Komunikasi adalah suatu proses melalui mana seseorang (komunikator) menyampaikan stimulus
(biasanya dalam bentuk kata-kata) dengan tujuan mengubah atau membentuk prilaku orang lain
(khalayak).             

·         Barelson dan Steiner (1964) 


Komunikasi adalah proses penyampaian informasi, gagasan, emosi, keahlian dan lain-lain
melalui penggunaan simbol-simbol seperti kata-kata, gambar-gambar, angka-angka dan lain-
lain.            

·         Louis Forsdale (1981)           
Komunikasi adalah suatu proses memberikan signal menurut aturan tertentu sehingga dengan
cara ini suatu sistem dapat didirikan, dipelihara, dan diubah           .

·         Brent D. Ruben (1988)         
Komunikasi dikatakan sebagai suatu proses yaitu suatuaktivitas yang mempunyai beberapa tahap
yang terpisah satu sama lain tetapi berhubungan.    
·         William J. Seller (1988)         
Komunikasi adalah proses dengan nama simbol verbal dan nonverbal dikirimkan, diterima, dan
diberi arti.             

·         Palo Alto        
Ketika dua orang sedang bersama, mereka berkomunikasi secara terus menerus karena mereka
tidak dapat berperilaku.

·         Himstreet & Baty      
Komunikasi adalah suatu proses pertukaran informasi antar individu melalui suatu sistem yang
biasa (lazim), baik dengan simbol-simbol, sinyak - sinyal, maupun perilaku atau
tindakan.            

·         Bovee
Komunikasi adalah suatu proses pengiriman dan penerimaan pesan. 

·         Harold D. Lasswell    
Komunikasi adalah proses yang menggambarkan siapa mengatakn apa dengan cara apa, kepada
siapa dengan efek apa.                     

·         Theodorson    
Komunikasi adalah penyebaran informasi, ide-ide sebagai sikap atau emosi dari seseorang
kepada orang lain terutama melalui simbol-simbol.

·         Edwin Emery            
Komunikasi adalah seni menyampaikan informasi, ide dan sikap seseorang kepada orang
lain.       

·         Delton E, Mc Farland           
Komunikasi adalah suatu proses interaksi yang mempunyai arti antara sesama manusia.

·         William Albig 
Komunikasi adalah proses sosial, dalam arti pelemparan pesan/lambang yang mana mau tidak
mau akan menumbuhkan pengaruh pada semua proses dan berakibat pada bentuk perilaku
manusia dan adat kebiasaan.                       

·         Charles H. Cooley     
Komuniksi berarti suatu mekanisme hubungan antar manusia dilakukan dengan mengartikan
simbol secara lisan dan membacanya melalui ruang dan menyimpan dalam waktu.

·         Winnet            
Komunikasi merupakan proses pengalihan suatu maksud dari sumber kepada penerima, proses
tersebut merupakan suatu seri aktivitas, rangkaian atau tahap-tahap yang memudahkan peralihan
maksud tersebut.            

·         Karfried Knapp        
Komunikasi merupakan interaksi antar pribadi yang menggunakan sistem simbol linguistik,
seperti sistem simbol verbal (kata-kata) dan non verbal. Sistem ini dapat disosialisasikan secara
langsung / tatap muka atau melalui media lain (tulisan, oral, dan visual).  

Jadi, dapat disimpulkan bahwa komunikasi adalah pertukaran pesan verbal maupun
nonverbal antara si pengirim dengan si penerima pesan untuk mengubah tingkah laku. Perubahan
tingkah laku maksudnya yaitu perubahan yang terjadi didalam diri individu mungkin dalam
aspek kognitif, afektif, ataupun psikomotor.
Pentingnya komunikasi bagi manusia tidaklah dapat dipungkiri begitu juga halnya suatu
organisasi. Dengan adanya komunikasi yang baik suatu organisasi dapat berjalan lancar dan
berhasil dan begitu pula sebaliknya, kurangnya atau tidak adanya komunikasi organisasi dapat
macet atau berantakan.
2.   Kesehatan
Kata dasarnya adalah sehat, yang berarti baik itu sehat jasmani maupun rohani. Jadi,
kesehatan adalah salah satu konsep yang sering digunakan namun sukar untuk dijelaskan artinya.
Faktor yang berbeda menyebabkan sukarnya mendefinisikan kesehatan,kesakitan dan penyakit
(Gochman,1988. De Clereq,1993). Setidaknya definisi kesehatan harus mengandung paling tidak
komponen biomedis, personal dan sosiokultural.
    Keadaan (status) sehat utuh secara fisik, mental (rohani) dan sosial, bukan hanya suatu
keadaan yang bebas dari penyakit, cacat dan kelemahan. Definisi tersebut tidak hanya meliputi
tindakan yang dapat secara langsung diamati dan jelas. Tetapi juga kejadian mental dan keadaan
perasaan yang diteliti dan diukur secara tidak langsung.

3.   Komunikasi Kesehatan
Komunikasi kesehatan yaitu proses penyampaian pesan kesehatan oleh komunikator melalui
saluran/media tertentu pada komunikan dengan tujuan untuk mendorong perilaku manusia
tercapainya kesejahteraan sebagai kekuatan yang mengarah kepada keadaan (status) sehat utuh
secara fisik, mental (rohani) dan sosial.
Komunikasi kesehatan lebih sempit daripada komunikasi manusia pada umumnya.
Komunikasi kesehatan berkaitan erat dengan bagaimana individu dalam masyarakat berupaya
menjaga kesehatannya, berurusan dengan berbagai isu yang berhubungan dengan kesehatan.
Dalam komunikasi kesehatan, fokusnya meliputi transaksi hubungan kesehatan secara spesifik,
termasuk berbagai faktor yang ikut berpengaruh terhadap transaksi yang dimaksud.
Dalam tingkat komunikasi, komunikasi kesehatan merujuk pada bidang – bidang seperti
program – program kesehatan nasional dan dunia, promosi  kesehatan, dan rencana kesehatan
publik.
Dalam konteks kelompok kecil, komunikasi kesehatan merujuk pada bidang – bidang
seperti rapat – rapat membahas perencanaan pengobatan, laporan staf, dan interaksi tim medis.
Dalam konteks interpersonal, komunikasi kesehatan termasuk dalam komunikasi manusia
yang secara langsung mempengaruhi profesional – profesional dan profesional dengan klien.
Komunikalevasi kesehatan dipandang sebagai bagian dari bidang – bidang ilmu yang relevan,
fokusnya lebih spesifik dalam hal pelayanan kesehatan.

B. Jenis – Jenis Komunikasi

  Pada dasarnya komunikasi digunakan untuk menciptakan atau meningkatkan aktifitas


hubungan antara manusia atau kelompok. Jenis komunikasi terdiri dari komunikasi verbal
dengan kata-kata dan komunikasi non verbal disebut dengan bahasa tubuh.             

a.   Komunikasi Verbal, mencakup aspek - aspek berupa ;


·         Vocabulary (perbendaharaan kata-kata). Komunikasi tidak akan efektif bila pesan
disampaikan dengan kata-kata yang tidak dimengerti, karena itu olah kata menjadi penting dalam
berkomunikasi.
·          Racing  (kecepatan). Komunikasi akan lebih efektif  dan sukses bila kecepatan bicara dapat
diatur dengan baik, tidak terlalu cepat atau terlalu lambat.
·         Intonasi suara akan mempengaruhi arti pesan  secara dramatik sehingga pesan akan menjadi
lain artinya  bila diucapkan dengan intonasi suara yang berbeda. Intonasi suara yang tidak
proposional merupakan hambatan dalam berkomunikasi.
·         Humor dapat meningkatkan kehidupan yang bahagia. Dugan (1989), memberikan catatan
bahwa dengan tertawa dapat membantu menghilangkan  stress dan nyeri. Tertawa mempunyai
hubungan fisik dan psikis dan harus diingat bahwa humor adalah merupakan  satu-satunya
selingan dalam berkomunikasi.
·         Singkat dan jelas. Komunikasi  akan efektif bila disampaikan secara singkat dan jelas,
langsung pada pokok permasalahannya sehingga lebih mudah dimengerti.
·         Timing (waktu yang tepat) adalah hal kritis yang perlu diperhatikan karena berkomunikasi
akan berarti bila seseorang  bersedia untuk berkomunikasi, artinya dapat menyediakan waktu
untuk mendengar atau memperhatikan apa yang disampaikan.

b.   Komunikasi Non Verbal.


Komunikasi non verbal adalah penyampaian pesan tanpa kata-kata  dan komunikasi non
verbal memberikan arti  pada komunikasi verbal. Yang termasuk komunikasi non
verbal :
·         Ekspresi wajah  
Wajah merupakan sumber yang kaya dengan komunikasi, karena ekspresi wajah cerminan
suasana emosi seseorang.        

·         Kontak mata
sinyal alamiah untuk berkomunikasi. Dengan mengadakan kontak mata selama berinterakasi 
atau tanya jawab berarti orang tersebut terlibat dan menghargai lawan bicaranya dengan
kemauan untuk memperhatikan  bukan sekedar mendengarkan. Melalui kontak mata  juga
memberikan kesempatan pada orang lain untuk mengobservasi yang lainnya.
·         Sentuhan 
bentuk komunikasi personal  mengingat sentuhan lebih bersifat spontan dari pada komunikasi
verbal. Beberapa pesan  seperti perhatian yang sungguh-sungguh, dukungan emosional, kasih
sayang  atau simpati dapat dilakukan melalui sentuhan.
·         Postur tubuh dan gaya berjalan
Cara seseorang berjalan, duduk, berdiri dan bergerak memperlihatkan ekspresi dirinya. Postur
tubuh dan gaya berjalan merefleksikan emosi, konsep diri, dan tingkat kesehatannya.
·         Suara
Rintihan, menarik nafas panjang, tangisan  juga salah satu ungkapan  perasaan  dan pikiran 
seseorang yang dapat dijadikan komunikasi. Bila dikombinasikan dengan semua bentuk
komunikasi  non verbal lainnya  sampai desis  atau suara  dapat menjadi pesan yang sangat  jelas.
·         Gerak isyarat

Gerak yang dapat mempertegas pembicaraan. Menggunakan isyarat sebagai bagian total dari


komunikasi  seperti mengetuk-ngetukan kaki atau mengerakkan tangan  selama berbicara
menunjukkan seseorang dalam keadaan  stress  bingung atau sebagai upaya untuk
menghilangkan stress.

Komunikasi merupakan proses kompleks yang melibatkan perilaku dan memungkinkan


individu untuk berhubungan dengan orang lain dan dunia sekitarnya. Menurut Potter dan Perry
(1993), komunikasi terjadi pada tiga tingkatan yaitu intrapersonal, interpersonal dan publik.
Makalah ini difokuskan pada komunikasi interpersonal yang terapeutik. Komunikasi
interpersonal adalah interaksi yang terjadi antara sedikitnya dua orang atau dalam kelompok
kecil, terutama dalam keperawatan. Komunikasi interpersonal yang sehat memungkinkan
penyelesaian masalah, berbagai ide, pengambilan keputusan, dan pertumbuhan personal.

Komunikasi  sebagai proses memiliki bentuk :


a.)      Bentuk komunikasi berdasarkan medianya :
·         Komunikasi langsung           
Komunikasi langsung tanpa mengguanakan alat. Komunikasi berbentuk kata-kata, gerakan-
gerakan yang berarti khusus dan penggunaan isyarat,misalnya kita berbicara langsung kepada
seseorang dihadapan kita
 A--------àß-----------B
·         Komunikasi tidak langsung
Biasanya menggunakan alat dan mekanisme untuk melipat gandakan jumlah penerima  penerima
pesan (sasaran) ataupun untuk menghadapi hambatan geografis, waktu misalnya menggunakan
radio, buku, dll.
 Contoh : “Buanglah sampah pada tempatnya”
               
b.)      Bentuk komunikasi berdasarkan  besarnya sasaran :
·         Komunikasi massa
Komunikasi  dengan sasarannya kelompok orang dalam jumlah yang besar, umumnya tidak
dikenal.         
Komunikasi masa yang baik  harus :
a.    Pesan disusun  dengan jelas
b.    tidak rumit  dan tidak bertele-tele
c.    Bahasa yang mudah dimengerti/dipahami
d.    Bentuk gambar yang baik
e.    Membentuk kelompok khusus, misalnya kelompok pendengar (radio)          

·         Komunikasi kelompok
Komunikasi yang sasarannya sekelompok orang yang umumnya dapat dihitung, dikenal dan
merupakan komunikasi langsung dan timbal balik.  Perawat----- ®   ¬ ------Pengunjung
puskesmas    

·         Komunikasi perorangan
Komunikasi dengan tatap muka dapat juga melalui telepon.
            Perawat----- ®   ¬ ------Pasien          

c.)  Bentuk komunikasi berdasarkan arah pesan :


·      Komunikasi satu arah           
Pesan  disampaikan oleh sumber kepada sasaran  dan sasaran tidak dapat  atau tidak mempunyai
kesempatan untuk memberikan umpan balik atau bertanya, misalnya radio.
A  ------------------® B   
                                                                                                                                       
·      Komunikasi timbal balik.
Pesan disampaikan kepada sasaran  dan sasaran memberikan umpan balik. Biasanya  komunikasi
kelompok atau perorangan merupakan komunikasi timbal balik

BAB III
PENELITIAN

A.  Ruang Lingkup Komunikasi Kesehatan


Ruang lingkup komunikasi kesehatan meliputi pencegahan penyakit, promosi
kesehatan,  serta kebijakan kesehatan.       

1. Pencegahan Penyakit ( Preventif )

Dalam garis besarnya usaha-usaha kesehatan, dapat dibagi dalam 4 golongan, yaitu :
·         Usaha pencegahan (usaha preventif)
·         Usaha pengobatan (usaha kuratif)
·         Usaha promotif
·         Usaha rehabilitative
Dari keempat jenis usaha ini, usaha pencegahan penyakit mendapat tempat yang utama,
karena dengan usaha pencegahan akan diperoleh hasil yang lebih baik, serta memrlukan biaya
yang lebih murah dibandingkan dengan usaha pengobatan maupun rehabilitasi. Dapat kita
mengerti bahwa mencegah agar kaki tidak patah akan memberikan hasil yang lebih baik serta
memerlukan biaya yang lebih murah dibandingkan dengan mengobati kaki yang sudah patah
ataupun merehabilitasi kaki patah dengan kaki buatan.
Leavell dan Clark dalam bukunya “Preventive Medicine for the Doctor in his Community”,
membagi usaha pencegahan penyakit dalam 5 tingkatan yang dapat dilakukan pada masa
sebelum sakit dan pada masa sakit. Usaha-usaha pencegahan itu adalah : 
v  Masa sebelum sakit
Ø  Mempertinggi nilai kesehatan (health promotion)
Usaha ini merupakan pelayanan terhadap pemeliharaan kesehatan pada umumnya.
Beberapa usaha diantaranya :
ü  Penyediaan makanan sehat cukup kualitas maupun kuantitasnya.
ü  Perbaikan hygiene dan sanitasi lingkungan, seperti : penyediaan air rumah tangga yang baik,
perbaikan cara pembuangan sampah, kotoran dan air limbah dan sebagainya.
ü  Pendidikan kesehatan kepada masyarakat
ü  Usaha kesehatan jiwa agar tercapai perkembangan kepribadian yang baik

Ø   Memberikan perlindungan khusus terhadap suatu penyakit (spesific protection)


  Usaha ini merupakan tindakan pencegahan terhadap penyakit-penyakit tertentu. 
  Beberapa usaha diantaranya adalah :
ü  Vaksinasi untuk mencegah penyakit-penyakit tertentu
ü  Isolasi penderita mpenyakit menular
ü  Pencegahan terjadinya kecelakaan baik di tempat-tempat umum maupun di tempat kerja     

v  Pada masa sakit        


Ø  Mengenal dan mengetahui jenis penyakit pada tingakt awal, serta mengadakan
 pengobatan yang tepat dan segera (early diagnosis and prompt treatment)
     Tujuan utama dari usaha ini adalah :
§  Pengobatan yang setepat-tepatnya dan secepatnya dari seytiap jenis penyakit sehingga tercapai
penyembuhan yang sempurna dan segera
§   Pencegahan menular kepada orang lain, bila penyakitnya menular
§  Mencegah terjadinya kecacatan yang diakibatkan suatu penyakit
Beberapa usaha diantaranya :
ü  Mencari penderita di dalam masyarakat dengan jalan pemeriksaan misalnya pemeriksaan darah,
rontgen, paru-paru dsb, serta memberikan pengobatan.
ü  Mencari semua orang yang telah berhubungan dengan penderita penyakit menular (contact
person) untuk diawasi agar bila penyakitnya timbul dapat diberikan segera pengobatan dan
tindakan-tindakan yang lain misalnya isolasi, desinfeksi, dsb.
ü  Pendidikan kesehatan kepada masyarakat agar mereka dapat mengenal gejala penyakit pada
tingkat awal dan segera mencari pengobatan. Masyarakat perlu menyadari bahwa berhasil atau
tidaknya usaha pengobatan, tidak hanya tergantung pada baiknya jenis obat serta keahlian tenaga
kesehatnnya, melainkan juga tergantung pada kapan pengobatan itu diberikan. Pengobatan yang
terlambat akan menyebabkan usaha penyembuhan menjadi lebih sulit, bahkan mungkin tidak
dapat sembuh lagi misalnya pengobatan kanker (neoplasma) yang terlambat.  Kemungkinan
kecacatan terjadi lebih besar penderitaan si sakit menjadi lebih lama, biaya untuk pengobatan dan
perawatan menjadi lebih besar.

Ø  Pembatasan kecacatan dan berusaha untuk menghilangkan gangguan kemampuan bekerja yang


diakibatkan suatu penyakit (disibility limitation). 
Usaha ini merupakan lanjutan dari usaha poin c, yaitu dengan pengobatan dan perawatan yang
sempurna agar penderita sembuh kembali dan tidak cacat. Bila sudah terjadi kecacatan, maka
dicegah agar kecacatan tersebut tidak bertamabah berat  (dibatasi), fungsi dari alat tubuh yang
menjadi cacat ini dipertahankan semaksimal mungkin.

1.      Rehabilitasi (rehabilitation)
Rehabilitasi adalah usaha untuk mengembalikan bekas penderita ke dalam masyarakat, sehingga
dapat berfungsi lagi sebagai anggota masyarakat yang berguna untuk dirinya dan masyarakat,
semaksimalnya sesuai dengan kemampuannya. Rehabilitasi ini terdiri atas :       

a.       Rehabilitasi fisik yaitu agar bekas penderita memperoleh perbaikan fisik semaksimalnya.
Misalnya, seorang yang karena kecelakaan, patah kakinya, perlu mendapatkan rehabilitasi dari
kaki yang patah yaitu denganmempergunakan kaki buatan yang fungsinya sama dengan kaki
yang sesungguhnya.    

b.      Rehabilitasi mental yaitu agar bekas penderita dapat menyusuaikan diri dalam hubungan
perorangan dan social secara memuaskan .seringkali bersamaan dengan terjadinya cacat badania
muncul pula kelainan-kelaianan atau gangguan mental.untuk hal ini bekas penderita perlu
mendapatkan bimbingan kejiwaan sebelum kembali kedalam masyarakat.       
c.       Rehabilitasi social vokasional yaitu agar bekas penderita menempati suatu pekerjaan/jabatan
dalam masyarakat dengan kapasitas kerja yang semaksimalnya sesuai dengan kemampuan dan
ketidak mampuannya.

d.       Rehabilitasi aesthetis
Usaha rehabilitasi aesthetis perlu dilakukan untuk mengembalikan rasa keindahan, walaupun
kadang-kadang fungsi dari alat tubuhnya itu sendiri tidak dapat dikembalikan misalnya: misalnya
penggunaan mata palsu. Usaha pengembalian bekas penderita ini kedalam masyarakat,
memerlukan bantuan dan pengertian dari segenap anggota masyarakat untuk dapat mengerti dan
memahami keandaan mereka (fisik mental dan kemampuannya) sehingga memudahkan mereka
dalam proses penyesuian dirinya dalam masyarakat dalam keadan yang sekarang ini. Sikap yang
diharapkan dari warga masyarakat adalah sesuai dengan falsafah pancasila yang berdasarkan
unsure kemanusian dan keadailan social. Mereka yang direhabilitasi ini memerlukan bantuan
dari setiap warga masyarakat, bukan hanya berdasarkan belas kasian semata-mata, melainkan
juga berdasarkan hak asasinya sebagai manusia.

2. Promosi Kesehatan.
Promosi kesehatan berasal dari kata dalam bahasa inggris yaitu health promotion.
Sesungguhnya, penerjemahan kata health promotion atau tepatnya promotion of health kedalam
bahasa Indonesia pertama kali dilakukan ketika para ahli kesehatan masyarakat di Indonesia
menerjemahkan lima tingkatan pencegahan (five levels of prepention) dari H.R.Leavell dan E. G.
Clark dalam buku preventive medicine for the doctor in his community. Menurut leavell dan
clark (1965), dari sudut pandang kesehatan masyarakat, terdapat 5 tingkat pencegahan terhadap
penyakit, yaitu :                        

1) Promotion of healt,  
2) Specific protection, 
3) Early diagnosis and prompt treatment, 
4) Limitation of disability, dan           
5) Rehablitation.        
           
Tingkat pencegahan yang pertama, yaitu promotion of healt oleh para ahli kesehatan
masyarakat di Indonesia di terjemahkan menjadi peningkatan kesehatan,bukan promosi
kesehatan.Mengapa demikian? Tidak lain karena makna yang terkandung dlam istilah promotion
of health disini adalah meningkatkan kesehatan seseorang,yaitu melalui asupan gizi
seimbang,olahraga teratur,dan lain sebagainya agar orang tersebut tetap sehat,tidak terserang
penyakit.
Namun demikian,bukan berarti bahwa peningkatan kesehatan tidak ada hubungannya
dengan promosi kesehatan. Leavell dan Clark dalam penjelasannya tengtan promotion of health
menyatakan bahwa selain melalui peningktan gizi dll,peningkatan kesehatan juga dapat di
lakukan dengan memberikan pendidikan kesehatan (health education)kepada individu dan
masyarakat.
Organisasi kesehatan dunia WHO telah merumuskan suatu bentuk definisi mengenai
promosi kesehatan : “ Health promotion is the process of enabling people to increase control
over, and improve, their health. To reach a state of complete physical, mental, and social, well-
being, an individual or group must be able to identify and realize aspirations, to satisfy needs,
and to change or cope with the environment “. (Ottawa Charter,1986).
Jadi, dapat disimpulkan dari kutipan diatas bahwa Promosi Kesehatan adalah proses untuk
meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya.
Selain itu untuk mencapai derajat kesehatan yang sempurna, baik fisik, mental, dan sosial, maka
masyarakat harus mampu mengenal serta mewujudkan aspirasinya, kebutuhannya, dan mampu
mengubah atau mengatasi lingkungannya (lingkungan fisik, sosial budaya dan sebagainya).
Dalam konferensi ini ,health promotion di maknai sebagai perluasan dari healt education atau
pendidikan kesehatan.

3. Kebijakan Kesehatan
a.       Definisi Kebijakan Kesehatan
Ilmu kebijakan adalah ilmu yang mengembangkan kajian tentang hubungan antara pemerintah
dan swasta, distribusi kewenangan dan tanggung jawab antar berbagai level pemerintah,
hubungan antara penyusunan kebijakan dan pelaksanaannya, ideologi kebijakan makna
reformasikesehatan. Ilmu manajemen digunakan dalam ilmu kebijakan yaitu dalam perencanaan
dan pelaksanaan kebijakan kesehatan, teori dan konsep manajemen tidak dapat diabaikan. Apa
sistem kebijakan kesehatan itu ?
Ø  Kebijakan (Policy)     
Sejumlah keputusan yang dibuat oleh mereka yang bertanggung jawab dalam bidang kebijakan
tertentu
Ø  Kebijakan Publik (Public Policy)     
Kebijakan – kebijakan yang dibuat oleh pemerintah atau Negara
Ø  Kebijakan Kesehatan (Health Policy)          
Segala sesuatu untuk mempengaruhi faktor – faktor penentu di sektor kesehatan agar dapat
meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat; dan bagi seorang dokter kebijakan merupakan
segala sesuatu yang berhubungan dengan layanan kesehatan (Walt, 1994)

b.      Kerangka Konsep dalam Kebijakan Kesehatan


Ada 3 kerangka konsep kesehatan yaitu :
1.      Konteks
2.       Isi konten,terdiri dari aktor/Pelaku:
§  Individu
§  Pelaku
§  Organisasi
3.      Proses
§  Individu
§  Pelaku
§  Organisasi

Keuntungan Analisis Kebijakan adalah kaya penjelasan mengenai apa dan bagaimana hasil
(outcome) kebijakan akan dicapai, dan piranti untuk membuat model kebijakan di masa depan
dan mengimplementasikan dengan lebih efektif.
           
c.       Contoh Penggunaan Analisis Kebijakan:
Kasus : Tarif untuk meningkatkan efisiensi di pelayanan kesehatan
Konteks : kondisi ekonomi, ideologi, dan budaya
Konten/ Isi :
§  Apa tujuan yang ingin dicapai ?
§  Apakah ada pengecualian ?
Aktor/ Pelaku : Siapa yang mendukung dan menolak kebijakan tarif ?
Proses :
§  Pendekatan Top- Down ?
§  Bagaimana kebijakan ini akan dikomunikasikan  

d.      Faktor Kontekstual yang Mempengaruhi Kebijakan:


§  Faktor situasional: Faktor yang tidak permanen atau khusus yang dapat berdampak pada kebijakan
(contoh: kekeringan).
§  Faktor struktural: bagian dari masyarakat yang relatif tidak berubah (misal: sistem politik).
§  Faktor Budaya: Faktor yang dapat berpengaruh seperti hirarki, gender, stigma terhadap penyakit
tertentu.
§  Faktor Internasional atau eksogen: faktor ini menyebabkan meningkatnya ketergantunganantar
negara dan mempengaruhi kemandirian dan kerja sama internasional dalam kesehatan.      

e.       Proses Penyusunan Kebijakan menggunakan Segitiga Kebijakan Kesehatan


Segitiga kebijakan kesehatan digunakan untuk memahami kebijakan tertentu dan menerapkan
untuk merencanakan kebijakan khusus dan dapat bersifat:
§  Retrospektif (meliputi evaluasi dan monitoring kebijakan)
§  Prospektif (Memberi pemikiran strategis, advokasi dan lobi kebijakan)

f.       Kebijakan Pemerintah dalam Bidang Kesehatan


                                I.            Dasar Hukum Menimbang
1.      SKep Men Kes RI No 99a/Men.Kes /SK/III/1982 Tentang berlakunya Sistem Kesehatan
Nasional.
2.       TAP MPR RI VII tahun 2001 tentang Visi Indonesia Masa Depan.
3.      Undang-undang No 23 Tahun 1992 tentang pokok-pokok kesehatan.
4.       Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang kewenangan pemerintah dan
kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonomi.
5.      Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang perimbangan keuangan antara pemerintah
pusat dan daerah.
6.      Keputusan Menteri Kesehatan RI. No 574/ Men.Kes. `/SK/IV/2000 tentang Pembangunan
Kesehatan Menuju Indonesia Sehat tahun 2010.
7.       Keputusan Menteri Kesehatan RI. No 1277/Men. Kes/SK/X/2001 tentang Susunan Organisasi
dan Tata Kerja Departemen Kesehatan
                             II.            Memutuskan Menetapkan :
1.      Keputusan Menteri Kesehatan tentang Sistem Kesehatan Nasional.
2.      Sistem Kesehatan Nasional Dimaksud dalam dictum dimaksud agar digunakan sebagai
pedoman semua pihak dalam penyelenggaran pembangunan kesehatan di Indonesia           

3.       Keputusan ini berlaku mulai pada tanggal ditetapkan dengan ketentuan akan diadakan
perubahan sebagaimana mestinya apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan ditetapkan 10
Februari 2004 ( Jakarta/ MenKes RI).

B. Komunikasi Kesehatan Bagi Bidang Kesehatan


Komunikasi Kesehatan menjadi semakin populer dalam upaya promosi kesehatan selama
20 tahun terakhir. Contoh, komunikasi kesehatan memegang peranan utama atau pengontribusi
dalam pemenuhan 219 dari 300 tujuan khusus dalam Healthy People 2010. Apabila digunakan
secara tepat, komunikasi kesehatan dapat mempengaruhi sikap, persepsi, kesadaran, pengetahuan
dan norma sosial yang kesemuanya berperan sebagai precursor dalam perubahan prilaku.
Komunikasi kesehatan sangat efektif dalam  mempengaruhi perilaku karena didasarkan pada
psikologi sosial, pendidikan  kesehatan, komunikasi massa, dan pemasaran untuk
mengembangkan dan menyampaikan promosi kesehatan  dan pesan pencegahan – pencegahan.
Karya awal yang mempengaruhi perkembangan  komunikasi kesehatan di susun oleh
National Cancer Institute (NCI) dan diberi judul Making Health Communication Programs
Work: A Planner’s Guide. Panduan ini menyatakan bahwa bidang ilmu seperti pendidikan
kesehatan, pemasaran sosial, dan komunikasi massa secara bersama mendefinisikan komunikai
kesehatan. Bukan hal luar biasa apabila mendengar pernyataan bahwa komunikasi kesehatan
bahkan merupakan nama yang lebih baik untuk profesi daripada promosi kesehatan atau
pendidikan kesehatan karena segala sesuatu yang dilakukan dalam promosi kesehatan melibatkan
komunikasi untuk kesehatan. Kenyataannya, komunikasi kesehatan telah didefinisikan secara
luas oleh Everett Rogers, seorang pelopor dalam bidang komunikasi, sebagai segala jenis
komunikasi manusia yang berhubungan dengan kesehatan.
Komunikasi kesehatan juga dapat mencerminkan bagaimana persoalan kesehatan diterima
oleh audiens tertentu. Contoh, NCI mendefinisikan komunikasi kesehatan sebagai seni dan
teknik menyampaikan informasi, mempengaruhi, dan memotivasi individu, institusi, dan
publik tentang pentingnya persoalan kesehatan. The Centers of Disease Control and Prevention
(CDC) mendefinisikan komunikasi kesehatan sebagai suatu ilmu dan sebagai penggunaan
strategi komunikasi untuk menyampaikan informasi dan mempengaruhi keputusan individu dan
masyarakat yang dapat meningkatkan kesehatan. Walau begitu, masih ada orang yang
membicarakan konsep tersebut dengan menekankan berbagai bentuk aplikasinya , termasuk
advokasi media, komunikasi resiko, pendidikan, hiburan, materi cetak, dan komunikasi
interaktif.
Ada dua perspektif utama yang diambil ketika mempertimbangkan komunikasi kesehatan
dalam praktik promosi kesehatan saat ini. Beberapa praktisi memandang komunikasi massa
sebagai proses menyeluruh yang membingkai penerapan intervensi promosi kesehatan. Praktisi
ini memandang komunikasi kesehatan sebagai strategi atau aktifitas sempit seperti publikasi
informasi atau sejenis komunikasi. Antar personal yang mungkin berlangsung antara pendidik
kesehatan dan kliennya. Kedua pemikiran itu menyebabkan komunikasi kesehatan rentan
terhadap penafsiran yang luas dan kesalahpahaman.
Jadi, komunikasi kesehatan diperlukan di bidang kesehatan karena komunikasi dalam
kesehatan merupakan kunci pencapaian peningkatan taraf atau tingkat kesehatan masyarakat.
Sejauh ini komunikasi senantiasa berkembang seiring berkembangnya dunia teknologi
komunikasi. Komunikasi yang dulunya biasa dilakukan dengan penyuluhan yang secara
langsung berhadapan dengan masyarakat dan dilakukan dengan media audio/radio sekarang lebih
popular dengan penyampaian pesan atau informasi kesehatan melalui media internet
maupun media cetak dan elektronik. Tidak hanya bernilai praktis namun mempunyai nilai
ekonomis dan tampilannya lebih menarik. Media yang berkembang tersebut sangat membantu
dalam ketercapaian komunikasi kesehatan karena tercapai atau tidaknya komunikasi kesehatan
lebih dikarenakan penggunaan media informasi yang tepat, pesan yang sistematis dan mudah
dimengerti.
C. Dampak Komunikasi Kesehatan dalam Pembangunan Kesehatan
Dampak komunikasi kesehatan dalam pembangunan kesehatan yaitu sebagai berikut :
1)      Komunikasi kesehatan merujuk pada bidang – bidang seperti program – program kesehatan
nasional dan dunia, promosi kesehatan, dan rencana kesehatan publik sehingga secara tidak
langsung komunikasi kesehatan ini berperan dalam proses pembangunan kesehatan.

2)      Komunikasi kesehatan mampu menumbuhkan aspirasi masyarakat dari segala bidang


kehidupannya sehingga hal ini dapat memperlancar proses pembangunan kesehatan.

3)      Komunikasi kesehatan beroperasi pada level atau konteks komunikasi antar personal,
kelompok, organisasi, publik, dan komunikasi massa sehingga proses pembangunan kesehatan
dapat dijalankan secara merata.

4)      Komunikasi kesehatan mencakup variasi interaksi dalam kerja kesehatan misalnya komunikasi
dengan pasien di klinik, self help groups, mallings, hotlines, dan kampanye media massa, dimana
hal ini akan lebih mudah dalam menyusun rencana pembangunan kesehatan yang lebih baik
sesuai dengan permasalahan kesehatan yang dialami oleh suatu masyarakat.

5)      Komunikasi kesehatan merupakan pendekatan yang menekankan usaha mengubah perilaku


audiens agar mereka tanggap terhadap masalah tertentu dalam satuan waktu tertentu yang
nantinya hal ini dapat berpengaruh pada proses pembangunan kesehatan.

6)      Komunikasi kesehatan merupakan pemanfaatan media dan teknologi komunikasi dan


teknologi informasi dalam penyebarluasan informasi kesehatan sehingga dapat memudahkan
rencana pembangunan kesehatan.
BAB IV
PENUTUP

A.  Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan pada makalah ini, maka penulis menarik beberapa kesimpulan,
yakni sebagai berikut:
a.                      Komunikasi kesehatan yaitu proses penyampaian pesan kesehatan oleh komunikator
melalui saluran/media tertentu kepada komunikan dengan tujuan untuk mendorong perilaku
manusia tercapainya kesejahteraan sebagai kekuatan yang mengarah kepada keadaan (status)
sehat utuh secara fisik, mental (rohani), dan sosial.

b.                     Jenis – jenis komunikasi ada dua yaitu komunikasi verbal dan komunikasi non verbal.
c.                      Ruang lingkup komunikasi kesehatan adalah pencegahan penyakit, promosi kesehatan,
kebijakan kesehatan, dan bisnis perawatan kesehatan serta peningkatan kualitas hidup dan
kesehatan individu dalam masyarakat.

d.                     Dampak komunikasi kesehatan terhadap pembangunan kesehatan sebenarnya berbanding


lurus. Makin berhasil komunikasi kesehatan, maka makin berhasil pula pembangunan kesehatan
itu.   

B.  Saran
Adapun saran yang dapat kami sampaikan adalah komunikasi dalam kesehatan hendaknya
selalu mengalami perubahan seiring perubahan lingkungan dan disesuaikan dengan
keadaan  masyarakat dan pelaku atau komunikator hendaknya lebih variatif dan inovatif dalam
penyampaian pesan informasi kesehatan.        

DAFTAR PUSTAKA

Alo, Lilliweri.2008.Dasar –  Dasar Komunikasi Kesehatan. Yogyakarta: PustakaPelajar.

Arikunto, Dr. Suharsimi.1988.Organisasi dan Administrasi Pendidikan Teknologi.


Jakarta:            PT. Raja Grafindo Persada.

Arni, Dr. Muhammad.2002. Komunikasi Organisasi. Jakarta : PT. Bumi Aksara.


Anonymous.
2008. Transparansi KomunikasiKesehatan.http://sbektiistiyanto.iles.wordpress.            com/2008
/02/transparansi-komkes.ppt

Jufri, Andry.2013.Makalah Komunikasi


Kesehatan.http://andryjufri.blogspot.com/2013/01           /makalah-komunikasikesehatan.html

Maulana, Arif. 2012. Pengembangan Komunikasi Kesehatan Perlu


Ditingkatkan.http://www.            unpad.ac.id/2012/10/pengembangan-komunikasi-
kesehatanperluditingkatkan/

Rullyana, Gema.2012.Kenapa Manusia


Berkomunikasi?.http://gemarullyana.blogspot.com           /2012/11/normal-0-false-false-falseen-
us-x-none.html

Anda mungkin juga menyukai