Issue menurut (Muharamiatul, 2012) adalah suatu peristiwa/kejadian yang dapat diperkirakan
terjadi atautidak terjadi pada masa mendatang, yang menyangkut ekonomi, moneter, sosial,
politik, hukum, pembangunan nasional, bencana alam, hari kiamat dan kematian.
Trend adala hal yang sangat mendasar dalam berbagai pendekatan analisa, trend juga dapat di
definisikan salah satu gambaran ataupun informasi yang terjadi pada saat ini yang biasanya
sedang poplar dikalangan masyarakat.
Trend issue kesehatan adalah suatu berbagai pendekatan analisa/gambaran atau informasi yang
menyangkut ekonomi, sosial, politik, hukum, kesehatan atau kiamat pada masa mendatang.
Lemahnya pemahaman mengenai penggunaan diri secara terapeutik saat melakukan intraksi
dengan klien.
Kurangnya kesadaran diri para perawat dalam menjalankan komunikasi dua arah secara
terapeutik.
Lemahnya penerapan sistem evaluasi tindakan (kinerja) individual yang berdampak terhadap
lemahnya pengembangan kemampuan diri sendiri.
Situasi atau Suasana; suasana yang penuh kebisingan akan mempengaruhi baik atau tidaknya
pesan diterima oleh komunikan, suara yang bising diterima komunikan pada saat berlangsung
membuat pesan tidak jelas, kabur, bahkan sulit diterima.
E. Pemahaman Kolaborasi
Kolaborasi harus dipahami oleh kedua belah pihak sehingga dapat diperoleh persepsi yang sama.
Seorang dokter saat menghadapi pasien pada umumnya berfikir, "apa yang dibutuhkan pasien".
Hubungan perawat dengan dokter adalah satu bentuk hubungan interaksi yang telah cukup lama
dikenal ketika memberikan bantuan kepada pasien.
KONSEP KOMUNIKASI KESEHATAN
1. Pengertian
a. Studi yang mempelajari bagaimana cara menggunakan strategi komunikasi yang dapat
mempengaruhi individu dan komunitas agar mereka dapat membuat keputusan yang tepat
berkaitan dengan pengelolaan kesehatan.
b. Proses kemitraan antara para partisipan berdasarkan dialog dua arah yang didalamnya ada
suasana interaktif, ada pertukaran gagasan, ada kesepakatan mengenai kesatuan gagasan
mengenai kesehatan, juga merupakan teknik dari pengirim dan penerima untuk memperoleh
informasi mengenai kesehatan yang seimbang demi memperbarui pemahaman bersama (ratzan,
S.C., 1994 : Alo Liliweri. 2007)
c. Proses untuk mengembangkan atau membagi pesan kesehatan kepada audiens tertentu
dengan maksud mempengaruhi pengetahuan, sikap, keyakinan mereka tentang pilihan dan
perilaku hidup sehat.
Banyak sekali teori, model dan perspektif mengenai komunikasi kesehatan. Namun, semua
model teoritik maupun praksis itu, menurut Alo Liliwari.2007 meliputi:
4) Memory
5) Recall
c. Teori yang digunakan adalah teori persepsi Pendidikan kesehatan (health education), yang
bertujuan memperkenalkan perilaku hidup sehat melalui informasi dan pendidikan kepada
individu dengan menggunakan aktivitas material maupun terstruktur. Cakupan pendidikan
kesehatan meliputi:
d. Pemasaran sosial yang bertujuan untuk memperkenalkan atau mengubah perilaku positif
melalui penerapan prinsip-prinsip pemasran denganbmengintervensi informasi kesehatan yang
bermanfaat bagi kominitas.
f. Advokasi, pendamping melalui komunitas, kelompok atau media massa yang bertujuan
untuk memperkenalkan :
1) Kebijakan
2) Peraturan
g. Resiko komunitas, bertujuan untuk menyebarluaskan informasi yang benar mengenai resiko
yang dihadapi oleh masyarakat terhadap infoemasi kesehatan.
h. Komunikasi dengan pasien – meliputi informasi untuk seorang individu, misalnya informasi
yang berkaitan dengan kondisi kesehatan individu.
i. Informasi kesehatan untuk para konsumen – satu aktivitas komunikasi yang ditunjukkan
kepada para individu-konsumen demi membantu individu untuk memahami kesehatan individu.
1) Komunikator kesehatan
2) Pesan-pesan kesehatan
3) Media kesehatan
3. Tujuan
Tujuan komunikasi kesehatan menurut Alo Liliweri. 2007 ada 2, yaitu tujuan strategis dan tujuan
praktis.
a. Tujuan strategis. Pada umumnya program yang berkaitan dengan komunikasi kesehatan
yang dirancang dalam bentuk paket acara atau paket modul dapat berfungsi untuk:
1) Relay information. Meneruskan informasi kesehatan dari suatu sumber kepada pihak lain
secara berangkai (hunting).
b. Tujuan praktis. Menurut Taibi Kahler (kahler Communication), Washington, D.C. Courses
Process Communication Model, 2003) sebenarnya secara praktis tujuan khusus komunikasi
kesehatan itu meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui beberapa usaha pendidikan
dan pelatihan agar dapat:
b) Menjadi komunikator – yang memiliki etos, patos, logos, kreadibilitas dan lain-lain.
f) Mengelola umpan-balik atau dampak pesan kesehatan yang sesuai dengan kehendak
komunikator dan komunikan.
e) Memberikan apresiasi terhadap terbentuknya komunikasi yang baik (Report of the Liberal
Arts and Scienecs Task Force, Truman State University, 1994)
Manfaat mempelajari ilmu komunikasi kesehatan menurut Alo Liliwari. 2007 adalah:
e. Sebagai tindak-lanjut dari kesadaran tersebut, kita dapat melakukan strategi intervensi pada
tingkat komunitas.
Dalam rangka memahami komunikasi kesehatan, perlu sedikit di bahas tentang kata
“komunikasi”, yang secara umum diartikan sebagai suatu proses yang kompleks dengan
beberapa karakteristik. Proses komunikasi biasanya melibatkan dua pihak, baik antar –individu
dengan individu, individu dengan kelompok atau antar - kelompok dengan kelompok yang
berinteraksi dengan aturan-aturan yang disepakati bersama. Fokus utama dalam konteks suatu
proses dan bagaimana proses komunikasi berfungsi antar- individual atau kelompok dalam
rangka “perubahan perilaku” kesehatan. Dalam bagian ini kita akan membahas beberapa teori
konsep, definisi serta asumsi-asumsi dalam proses komunikasi antar-manusia (human
communication). Disamping itu, kita akan menampilkan beberapa model komunikasi yang
umum digunakan untuk menjelaskan komunikasi kesehatan.
Referensi
Notoatmodjo,(2005) Promosi Kesehatan Teori dan Komunikasi. Jakarta PT Trenika Cipta
KOMUNIKASI KESEHATAN
PENGERTIAN
Menurut George A Miller (1951): komunikasi adalah proses informasi yang disampaikan dari
satu tempat tertentu ke tempat yang lain
Menurut Clavenger (1959): komunikasi merupakan suatu terminologi yang merujuk pada suatu
proses pertukaran informasi yang dinamis.
Menurut Cherry (1966): komunikasi berarti berbagi elemen perilaku dengan kesepakatan yang
ditetapkan bersama.
Sumber informasi (source) → memilih informasi yang dirumuskan (encode) menjadi pesan
(massage) → pesan dikirim dengan isyarat (signal) melaui saluran (chanel) kepada penerima
(receiver) → penerima menterjemahkan pesan untuk disampaikan ke tujuan (destination)
2. Model SMCR
Source (sumber)
Massage (pesan)
Chanel (saluran)
Receiver (penerima)
Pembicara (speaker)
Pendengar (receiver)
Antara pembicara dan penerima dapat terjadi sikap dan interpretasi yang berbeda
KOMUNIKASI KESEHATAN SEBAGAI INTERVENSI PERUBAHAN PERILAKU
Dengan adanya intervensi komunikasi kesehatan diharapkan akan timbul permintaan (demand)
terhadap produk layanan kesehatan yang dibutuhkan
Bisa saja masyarakat tidak meminta layanan kesehatan karena mereka tidak tahu
PEMASARAN SOSIAL
Pemasaran sosial adalah suatu kompleks yang terdiri dari desain, implementasi dan pengawasan
suatu program yang ditujukan untuk meningkatkan penerimaan gagasan (ide) soaial atau perilaku
pada suatu kelompok sasaran
Pemasaran sosial menjual produk dan perilku yang sesuai dengan minat masyarakat
Konsumen selalu dilibatkan dan dimintai saran untuk bahan pengambilan keputusan
VARIABEL PEMASARAN
Price (harga): uang, kesempatan, status sosial, waktu untuk memperoleh produk
Promotion (promosi): perlu pendidikan konsumen agar mampu menggunakan produk yang tepat
ANALISIS PERILAKU
Analisis perilaku merupakan studi tentang peristiwa yang ada dalam masyarakat, terutama yang
berkaitan dengan perilaku atau kebiasaan masyarakat serta faktor yang melatar belakangi
perilaku tersebut.
Faktor yang perlu diperhatikan: lingkungan yang memicu, kerumitan menyiapkan bahan, sifat
kejadian yang mendahului perilaku serta akibatnya
ANTROPOLOGI MEDIS
Antropologi mempelajari tentang persepsi, kepercayaan, nilai dan kebiasaan yang ada dalam
masyarakat
PROGRAM KOMUNIKASI KESEHATAN
Tahap Perencanaan:
Riset pengembangan
Pengembangan strategi
Rencana operasional
Tahap Pelaksanaan:
Produksi
Pelatihan
Distribusi
REFERENSI
Notoatmodjo, 2005, Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi, Jakarta, Rineka Cipta
Green, 1980, Health Education Planning, A Diagnostic Approach, The John Hopkins University,
Maryland, Mayfield Publishing Company
1. Pengertian Komunikasi
Komunikasi merupakan proses kompleks yang melibatkan perilaku dan memungkinkan individu
untuk berhubungan dengan orang lain dan dunia sekitarnya. Nursalam (2007) menyatakan,
komunikasi juga merupakan suatu seni untuk dapat menyusun dan menghantarkan suatu pesan
dengan cara yang mudah sehingga orang lain dapat mengerti dan menerima maksud dan tujuan
pemberi pesan Menurut Potter dan Perry (1993), komunikasi terjadi pada tiga tingkatan yaitu
intrapersonal, interpersonal dan publik. Makalah ini difokuskan pada komunikasi interpersonal
yang terapeutik. Komunikasi interpersonal adalah interaksi yang terjadi antara sedikitnya dua
orang atau dalam kelompok kecil, terutama dalam keperawatan. Komunikasi interpersonal yang
sehat memungkinkan penyelesaian masalah, berbagai ide, pengambilan keputusan, dan
pertumbuhan personal.
2. Prinsip-prinsip Komunikasi
• Komunikasi harus ditandai dengan sikap saling menerima, percaya, dan menghargai
• Perawat harus menyadari pentingnya kebutuhan pasien, baik fisik maupun mental
• Perawat harus dapat menciptakan suasana yang nyaman dan aman bagi pasien
• Altruisme
• Bertanggung jawab
b. Receiver (penerima pesan): seseorang yang menerima pesan. Bisa berbentuk pesan yang
diterima maupun pesan yang sudah diinterpretasikan.
c. Pesan : informasi yang diterima, bisa berupa kata, ide atau perasaan. Pesan akan efektif bila
jelas dan terorganisir yang diekspresikan oleh si pengirim pesan.
d. Media: metode yang digunakan dalam pesan yaitu kata, bisa dengan cara ditulis, diucapkan,
diraba, dicium. Contoh: catatan atau surat adalah kata; bau badan atau cium parfum adalah
penciuman (dicium), dan lain-lain.
e. Umpan balik: penerima pesan memberikan informasi/ pesan kembali kepada pengirim pesan
dalam bentuk komunikasi yang efektif. Umpan balik merupakan proses yang kontinue karena
memberikan respons pesan dan mengirimkan pesan berupa stimulus yang baru kepada pengirim
pesan.
a.Situasi/suasana
Situasi/suasana yang hiruk pikuk atau penuh kebisangan akan mempengaruhi baik/tidaknya
pesan diterima oleh komunikan, suara bising yang diterima komunikan saat proses komunikasi
berlangsung membuat pesan tidak jelas, kabur, bahkan sulit diterima. Oleh karena itu, sebelum
proses komunikasi dilaksanakan, lingkungan harus diciptakan sedemikian rupa supaya tenang
dan nyaman. Komunikasi yang berlangsung dan dilakukan pada waktu yang kurang tepat
mungkin diterima dengan kurang tepat pula. Misalnya, apabila perawat memberikan penjelasan
kepada orang tua tentang cara menjaga kesterilan luka pada saat orang tua sedang sedih, tentu
saja pesan tersebut kurang diterima dengan baik oleh orang tua karena perhatian orang tua tidak
berfokus pada pesan yang disampaikan perawat, melainkan pada perasaan sedihnya.
b.Kejelasan pesan
Kejelasan pesan akan sangat mempengaruhi keefektifan komunikasi. Pesan yang kurang jelas
dapat ditafsirkan berbeda oleh komunikan sehingga antara komunikan dan komunikator dapat
berbeda persepsi tentang pesan yang disampaikan. Hal ini akan sangat mempengaruhi
pencapaian tujuan komunikasi yang dijalankan. Oleh karena itu, komunikator harus memahami
pesan sebelum menyampaikannya pada komunikan, dapat dimengerti komunikan dan
menggunakan artikulasi dan kalimat yang jelas.
Manusia sebagai makhluk sosial tentunya selalu memerlukan orang lain dalam menjalankan dan
mengembangkan kehidupannya. Hubungan dengan orang lain akan terjalin bila setiap individu
melakukan komunikasi diantara sesamanya. Kepuasan dan kenyamanan serta rasa aman yang
dicapai oleh individu dalam berhubungan sosial dengan orang lain merupakan hasil dari suatu
komunikasi. Komunikasi dalam hal ini menjadi unsur terpenting dalam mewujudkan integritas
diri setiap manusia sebagai bagian dari sistem sosial.
Komunikasi yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari memberikan dampak yang sangat penting
dalam kehidupan, baik secara individual maupun kelompok. Komunikasi yang terputus akan
memberikan dampak pada buruknya hubungan antar individu atau kelompok. Tatanan klinik
seperti rumah sakit yang dinyatakan sebagai salah satu sistem dari kelompok sosial mempunyai
kepentingan yang tinggi pada unsur komunikasi.
Komunikasi di lingkungan rumah sakit diyakini sebagai modal utama untuk meningkatkan
kualitas pelayanan yang akan ditawarkan kepada konsumennya. Konsumen dalam hal ini juga
menyangkut dua sisi yaitu konsumen internal an konsumen eksternal. Konsumen internal
melibatkan unsur hubungan antar individu yang bekerja Komunikasi di lingkungan rumah sakit
diyakini sebagai modal utama untuk meningkatkan kualitas pelayanan yang akan ditawarkan
kepada konsumennya. Konsumen dalam hal ini juga menyangkut dua sisi yaitu konsumen
internal an konsumen eksternal. Konsumen internal melibatkan unsur hubungan antar individu
yang bekerja di rumah sakit, baik hubungan secara horisontal ataupun hubungan secara vertikal.
Hubungan yang terjalin antar tim multidisplin termasuk keperawatan, unsur penunjang lainnya,
unsur adminitrasi sebagai provider merupakan gambaran dari sisi konsumen internal. Sedangkan
konsumen eksternal lebih mengarah pada sisi menerima jasa pelayanan, yaitu klien baik secara
individual, kelompok, keluarga maupun masyarakat yang ada di rumah sakit.Seringkali
hubungan buruk yang terjadi pada suatu rumah sakit, diprediksi penyebabnya adalah buruknya
sistem komunikasi antar individu yang terlibat dalam sistem tersebut.
Ellis (2000) menyatakan jika hubungan terputus atau menjadi sumber stres, pada umumnya yang
ditunjuk sebagai penyebabnya adalah komunikasi yang buruk.Keperawatan yang menjadi unsur
terpenting dalam memberikan pelayanan dalam hal ini perawat berperan sebagai provider. Fokus
perhatian terhadap buruknya komunikasi juga terjadi pada tim keperawatan. Hal ini terjadi
karena beberapa sebab diantaranya adalah:
(1) Lemahnya pemahaman mengenai penggunaan diri secara terapeutik saat melakukan intraksi
dengan klien.
(2) Kurangnya kesadaran diri para perawat dalam menjalankan komunikasi dua arah secara
terapeutik.
(3) Lemahnya penerapan sistem evaluasi tindakan (kinerja) individual yang berdampak terhadap
lemahnya pengembangan kemampuan diri sendiri.
Berdasarkan penjelasan diatas, maka perlu diupayakan suatu hubungan interpersonal yang
mencerminkan penerapan komunikasi yang lebih terapeutik. Hal ini dimaksudkan untuk
meminimalkan permasalahan yang dapat terjadi pada komunikasi yang dijalin oleh tim
keperawatan dengan kliennya. Modifikasi yang perlu dilakukan oleh tim keperawatan adalah
melakukan pendekatan dengan berlandaskan pada model konseptual sebagai dasar ilmiah dalam
melakukan tindakan keperawatan. Sebagai contoh adalah melakukan komunikasi dengan
menggunakan pendekatan model konseptual proses interpersonal yang dikembangkan oleh
Hildegard E.Peplau.
FUNGSI KEPERAWATAN
Keperawatan yang semula belum jelas ruang lingkupnya dan batasannya ,secara bertahap mulai
berkembang.Keperawatan diartikan oleh pakar keperawatan dengan berbagai cara dalam
berbagai bentuk rumusan,seperti oleh Florence Nightingale,Goodrich,Imogene King,Virginia
Henderson,dsb.
PERAN PERAWAT Seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap
seseorang, sesuai kedudukannya dalam suatu sistem.
Doheny ( 1982 )mengidentifikasi beberapa elemen peran Perawat Profesional, meliputi :Care
Giver, Client Advocate, Counsellor, Educator, Collaborator, Coordinator, Change Agent, dan
Consultant
Dari pengertian tersebut diatas ada 4 (empat) elemen utama (mayor elements) yang menjadi
perhatian (concern),Yaitu : 1.Keperawatan adalah ilmu dan kiat -sains terapan (applied science) ,
2. Keperawatan adalah profesi yang berorientasi pada pelayanan _helping health illness
problem, 3. Keperawatan mempunyai empat tingkat klien : individu,keluarga,kelompok, dan
komunitas dan ,4. Pelayanan Keperawatan mencakup seluruh rentang pelayanan kesehatan-3th
level preventions dengan metodologi proskep .
1. Winsley (1964)
Profesi adalah suatu pekerjaan yang membutuhkan badan ilmu sebagai dasar untuk
pengembangan teori yang sistematis guna menghadapi banyak tantangan baru, memerlukan
pendidikan dan pelatihan yang cukup lama, serta memiliki kode etik dengan fokus utama pada
pelayanan.
2. Schein E. H (1962)
Profesi merupakan suatu kumpulan atau set pekerjaan yang membangun suatu set norma yang
sangat khusus yang berasal dari perannya yang khusus di masyarakat.
3. Hughes,E.C ( 1963 )
Profesi merupakan suatu keahlian dalam mengetahui segala sesuatu dengan lebih baik
dibandingkan orang lain (pasien).
1. Didukung oleh badan ilmu ( body of knowledge ) yang sesuai dengan bidangnya, jelas
wilayah kerja keilmuannya dan aplikasinya.
2.Profesi diperoleh melalui pendidikan dan pelatihan yang terencana, terus menerus dan bertahap
3.Pekerjaan profesi diatur oleh kode etik profesi serta diakui secara legal melalui perundang-
undangan
4.Peraturan dan ketentuan yag mengatur hidup dan kehidupan profesi (standar pendidikan dan
pelatihan, standar pelayanan dan kode etik) serta pengawasan terhadap pelaksanaan peraturan-
peraturan tersebut dilakukan sendiri oleh warga profesi
Dikatakan juga oleh Shortridge,L.M ( 1985 ),Ciri-ciri profesi esensial suatu profesi adalah
sbb:
3.Adanya otonomi
1. MEMPUNYAI BODY OF KNOWLEDGE
Tubuh pengetahuan yang dimiliki keperawatan adalah ilmu keperawatan ( nursing science ) yang
mencakup ilmu – ilmu dasar ( alam, sosial, perilaku ),ilmu biomedik,ilmu kesehatan
masyarakat,ilmu keperawatan dasar,ilmu keperawatan klinis dan ilmu keperawatan komunitas.
Keperawatan dikembangkan sebagai bagian integral dari Sistem Kesehatan Nasional. Oleh
karena itu sistem pemberian askep dikembangkan sebagai bagian integral dari sistem pemberian
pelayanan kesehatan kepada masyarakat yang terdapat di setiap tatanan pelayanan kesehatan.
Dalam pelaksanaan asuhan keperawatan ,perawat profesional selalu menunjukkan sikap dan
tingkah laku profesional keperawatan sesuai kode etik keperawatan.
6. OTONOMI
A. Latar Belakang
Sebagaimana diketahui, manusia adalah makhluk sosial, yaitu makhluk yang selalu
membutuhkan sesamanya dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu tidak dapat dihindari
bahwa manusia harus selalu berhubungan dengan manusia lainnya. Hubungan manusia dengan
manusia lainnya, atau hubungan manusia dengan kelompok, atau hubungan kelompok dengan
kelompok inilah yang disebut sebagai interàksi sosial. Banyak pakar menilai bahwa komunikasi
adalah suatu kebutuhan yang sangat fundamental bagi seseorang dalam hidup bermasyarakat.
Profesor Wilbur Schramm menyebutnya bahwa komunikasi dan masyarakat adalah dua kata
kembar yang tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya. Sebab tanpa komunikasi tidak mungkin
masyarakat terbentuk, sebaliknya tanpa masyarakat maka manusia tidak mungkin dapat
mengembangkan komunikasi (Schramm; 1982).
Apa yang mendorong manusia sehingga ingin berkomunikasi dengan manusia lainnya. Teori
dasar Biologi menyebut adanya dua kebutuhan, yakni kebutuhan untük mempertahankan
kelangsungan hidupnya dan kebutuhan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Harold
D. Lasswell salah seorang peletak dasar ilmu komunikasi lewat ilmu politik menyebut tiga fungsi
dasar yang menjadi penyebab, mengapa manusia perlu berkomunikasi :
· Kedua, adalah upaya manusia untuk dapat beradaptasi dengan lingkungannya. Proses
kelanjutan suatu masyarakat Sesungguhnya tergantung bagaimana masyarakat itu bisa
beradaptasi dengan lingkungannya. Penyesuaian di sini bukan saja terletak pada kemampuan
manusia memberi tanggapan terhadap gejala alam seperti banjir, gempa bumi dan musim yang
mempengaruhi perilaku manusia, tetapi juga lingkungan masyarakat tempat manusia hidup
dalam tantangan. Dalam lingkungan seperti ini diperlukan penyesuaian, agar manusia dapat
hidup dalam suasana yang harmonis.
· Ketiga, adalah upaya untuk melakukan transformasi warisan sosialisasi. Suatu masyarakat
yang ingin mempertahankan keberadaannya, maka anggota masyarakatnya dituntut untuk
melakukan pertukaran nilai, perilaku, dan peranan. Misalnya bagaimana orang tua mengajarkan
tatakrama bermasyarakat yang baik kepada anak-anaknya. Bagaimana sekolah difungsikan untuk
mendidik warga negara Bagaimana media massa menyalurkan hati nurani khalayaknya, dan
bagaimana pemerintah dengan kebijaksanaan yang dibuatnya untuk mengayomi kepentingan
anggota masyarakat yang dilayaninya.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang penulis kemukakan, rumusan masalah yang ingin
dungkapkan yaitu :
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah yang penulis kemukakan, tujuan penelitian yang ingin
disajikan penulis adalah :
1. Untuk mengetahui konsep komunikasi kesehatan.
2. Untuk mengetahui jenis – jenis komunikasi.
3. Untuk mengetahui ruang lingkup komunikasi kesehatan.
4. Untuk mengetahui dampak komunikasi kesehatan.
D. Metodologi Penulisan
Pembahasan suatu masalah memerlukan data yang di dapat dari hasil penelitian secara
umum untuk mencari data yang di anggap perlu dan mendukung penelitian. Untuk itu metode
yang kami gunakan ialah Studi Pustaka yaitu teknik pengumpulan data dengan menggali
informasi dari buku – buku, literatur, maupun media internet.
E. Sistematika Penulisan
Setelah kerangka pendahuluan serta data-data yang diperlukan telah terkumpul,
selanjutnya ditetapkan kerangka dasar dalam penyusunan secara sistematis yang penulisannyan
adalah sebagai berikut:
· Bab I merupakan Bab Pendahuluan yang berisikan latar belakang masalah, perumusan
masalah, tujuan penelitian, metode penulisan, waktu dan lokasi penelitian, dan sistematika
penulisan.
· Bab II merupakan Bab Deskripsi Umum yang membahas tentang Komunikasi Kesehatan.
· Bab III merupakan Bab Judul/Isi yang berisikan pembahasan materi dan wawasan penulis.
· Bab IV merupakan Bab Kesimpulan dan Saran yang berisikan simpulan uraian sebelumnya
dan memberikan saran mengenai Komunikasi Kesehatan.
BAB II
LANDASAN TEORI
· Louis Forsdale (1981)
Komunikasi adalah suatu proses memberikan signal menurut aturan tertentu sehingga dengan
cara ini suatu sistem dapat didirikan, dipelihara, dan diubah .
· Brent D. Ruben (1988)
Komunikasi dikatakan sebagai suatu proses yaitu suatuaktivitas yang mempunyai beberapa tahap
yang terpisah satu sama lain tetapi berhubungan.
· William J. Seller (1988)
Komunikasi adalah proses dengan nama simbol verbal dan nonverbal dikirimkan, diterima, dan
diberi arti.
· Palo Alto
Ketika dua orang sedang bersama, mereka berkomunikasi secara terus menerus karena mereka
tidak dapat berperilaku.
· Himstreet & Baty
Komunikasi adalah suatu proses pertukaran informasi antar individu melalui suatu sistem yang
biasa (lazim), baik dengan simbol-simbol, sinyak - sinyal, maupun perilaku atau
tindakan.
· Bovee
Komunikasi adalah suatu proses pengiriman dan penerimaan pesan.
· Harold D. Lasswell
Komunikasi adalah proses yang menggambarkan siapa mengatakn apa dengan cara apa, kepada
siapa dengan efek apa.
· Theodorson
Komunikasi adalah penyebaran informasi, ide-ide sebagai sikap atau emosi dari seseorang
kepada orang lain terutama melalui simbol-simbol.
· Edwin Emery
Komunikasi adalah seni menyampaikan informasi, ide dan sikap seseorang kepada orang
lain.
· Delton E, Mc Farland
Komunikasi adalah suatu proses interaksi yang mempunyai arti antara sesama manusia.
· William Albig
Komunikasi adalah proses sosial, dalam arti pelemparan pesan/lambang yang mana mau tidak
mau akan menumbuhkan pengaruh pada semua proses dan berakibat pada bentuk perilaku
manusia dan adat kebiasaan.
· Charles H. Cooley
Komuniksi berarti suatu mekanisme hubungan antar manusia dilakukan dengan mengartikan
simbol secara lisan dan membacanya melalui ruang dan menyimpan dalam waktu.
· Winnet
Komunikasi merupakan proses pengalihan suatu maksud dari sumber kepada penerima, proses
tersebut merupakan suatu seri aktivitas, rangkaian atau tahap-tahap yang memudahkan peralihan
maksud tersebut.
· Karfried Knapp
Komunikasi merupakan interaksi antar pribadi yang menggunakan sistem simbol linguistik,
seperti sistem simbol verbal (kata-kata) dan non verbal. Sistem ini dapat disosialisasikan secara
langsung / tatap muka atau melalui media lain (tulisan, oral, dan visual).
Jadi, dapat disimpulkan bahwa komunikasi adalah pertukaran pesan verbal maupun
nonverbal antara si pengirim dengan si penerima pesan untuk mengubah tingkah laku. Perubahan
tingkah laku maksudnya yaitu perubahan yang terjadi didalam diri individu mungkin dalam
aspek kognitif, afektif, ataupun psikomotor.
Pentingnya komunikasi bagi manusia tidaklah dapat dipungkiri begitu juga halnya suatu
organisasi. Dengan adanya komunikasi yang baik suatu organisasi dapat berjalan lancar dan
berhasil dan begitu pula sebaliknya, kurangnya atau tidak adanya komunikasi organisasi dapat
macet atau berantakan.
2. Kesehatan
Kata dasarnya adalah sehat, yang berarti baik itu sehat jasmani maupun rohani. Jadi,
kesehatan adalah salah satu konsep yang sering digunakan namun sukar untuk dijelaskan artinya.
Faktor yang berbeda menyebabkan sukarnya mendefinisikan kesehatan,kesakitan dan penyakit
(Gochman,1988. De Clereq,1993). Setidaknya definisi kesehatan harus mengandung paling tidak
komponen biomedis, personal dan sosiokultural.
Keadaan (status) sehat utuh secara fisik, mental (rohani) dan sosial, bukan hanya suatu
keadaan yang bebas dari penyakit, cacat dan kelemahan. Definisi tersebut tidak hanya meliputi
tindakan yang dapat secara langsung diamati dan jelas. Tetapi juga kejadian mental dan keadaan
perasaan yang diteliti dan diukur secara tidak langsung.
3. Komunikasi Kesehatan
Komunikasi kesehatan yaitu proses penyampaian pesan kesehatan oleh komunikator melalui
saluran/media tertentu pada komunikan dengan tujuan untuk mendorong perilaku manusia
tercapainya kesejahteraan sebagai kekuatan yang mengarah kepada keadaan (status) sehat utuh
secara fisik, mental (rohani) dan sosial.
Komunikasi kesehatan lebih sempit daripada komunikasi manusia pada umumnya.
Komunikasi kesehatan berkaitan erat dengan bagaimana individu dalam masyarakat berupaya
menjaga kesehatannya, berurusan dengan berbagai isu yang berhubungan dengan kesehatan.
Dalam komunikasi kesehatan, fokusnya meliputi transaksi hubungan kesehatan secara spesifik,
termasuk berbagai faktor yang ikut berpengaruh terhadap transaksi yang dimaksud.
Dalam tingkat komunikasi, komunikasi kesehatan merujuk pada bidang – bidang seperti
program – program kesehatan nasional dan dunia, promosi kesehatan, dan rencana kesehatan
publik.
Dalam konteks kelompok kecil, komunikasi kesehatan merujuk pada bidang – bidang
seperti rapat – rapat membahas perencanaan pengobatan, laporan staf, dan interaksi tim medis.
Dalam konteks interpersonal, komunikasi kesehatan termasuk dalam komunikasi manusia
yang secara langsung mempengaruhi profesional – profesional dan profesional dengan klien.
Komunikalevasi kesehatan dipandang sebagai bagian dari bidang – bidang ilmu yang relevan,
fokusnya lebih spesifik dalam hal pelayanan kesehatan.
· Kontak mata
sinyal alamiah untuk berkomunikasi. Dengan mengadakan kontak mata selama berinterakasi
atau tanya jawab berarti orang tersebut terlibat dan menghargai lawan bicaranya dengan
kemauan untuk memperhatikan bukan sekedar mendengarkan. Melalui kontak mata juga
memberikan kesempatan pada orang lain untuk mengobservasi yang lainnya.
· Sentuhan
bentuk komunikasi personal mengingat sentuhan lebih bersifat spontan dari pada komunikasi
verbal. Beberapa pesan seperti perhatian yang sungguh-sungguh, dukungan emosional, kasih
sayang atau simpati dapat dilakukan melalui sentuhan.
· Postur tubuh dan gaya berjalan
Cara seseorang berjalan, duduk, berdiri dan bergerak memperlihatkan ekspresi dirinya. Postur
tubuh dan gaya berjalan merefleksikan emosi, konsep diri, dan tingkat kesehatannya.
· Suara
Rintihan, menarik nafas panjang, tangisan juga salah satu ungkapan perasaan dan pikiran
seseorang yang dapat dijadikan komunikasi. Bila dikombinasikan dengan semua bentuk
komunikasi non verbal lainnya sampai desis atau suara dapat menjadi pesan yang sangat jelas.
· Gerak isyarat
· Komunikasi kelompok
Komunikasi yang sasarannya sekelompok orang yang umumnya dapat dihitung, dikenal dan
merupakan komunikasi langsung dan timbal balik. Perawat----- ® ¬ ------Pengunjung
puskesmas
· Komunikasi perorangan
Komunikasi dengan tatap muka dapat juga melalui telepon.
Perawat----- ® ¬ ------Pasien
BAB III
PENELITIAN
Dalam garis besarnya usaha-usaha kesehatan, dapat dibagi dalam 4 golongan, yaitu :
· Usaha pencegahan (usaha preventif)
· Usaha pengobatan (usaha kuratif)
· Usaha promotif
· Usaha rehabilitative
Dari keempat jenis usaha ini, usaha pencegahan penyakit mendapat tempat yang utama,
karena dengan usaha pencegahan akan diperoleh hasil yang lebih baik, serta memrlukan biaya
yang lebih murah dibandingkan dengan usaha pengobatan maupun rehabilitasi. Dapat kita
mengerti bahwa mencegah agar kaki tidak patah akan memberikan hasil yang lebih baik serta
memerlukan biaya yang lebih murah dibandingkan dengan mengobati kaki yang sudah patah
ataupun merehabilitasi kaki patah dengan kaki buatan.
Leavell dan Clark dalam bukunya “Preventive Medicine for the Doctor in his Community”,
membagi usaha pencegahan penyakit dalam 5 tingkatan yang dapat dilakukan pada masa
sebelum sakit dan pada masa sakit. Usaha-usaha pencegahan itu adalah :
v Masa sebelum sakit
Ø Mempertinggi nilai kesehatan (health promotion)
Usaha ini merupakan pelayanan terhadap pemeliharaan kesehatan pada umumnya.
Beberapa usaha diantaranya :
ü Penyediaan makanan sehat cukup kualitas maupun kuantitasnya.
ü Perbaikan hygiene dan sanitasi lingkungan, seperti : penyediaan air rumah tangga yang baik,
perbaikan cara pembuangan sampah, kotoran dan air limbah dan sebagainya.
ü Pendidikan kesehatan kepada masyarakat
ü Usaha kesehatan jiwa agar tercapai perkembangan kepribadian yang baik
1. Rehabilitasi (rehabilitation)
Rehabilitasi adalah usaha untuk mengembalikan bekas penderita ke dalam masyarakat, sehingga
dapat berfungsi lagi sebagai anggota masyarakat yang berguna untuk dirinya dan masyarakat,
semaksimalnya sesuai dengan kemampuannya. Rehabilitasi ini terdiri atas :
a. Rehabilitasi fisik yaitu agar bekas penderita memperoleh perbaikan fisik semaksimalnya.
Misalnya, seorang yang karena kecelakaan, patah kakinya, perlu mendapatkan rehabilitasi dari
kaki yang patah yaitu denganmempergunakan kaki buatan yang fungsinya sama dengan kaki
yang sesungguhnya.
b. Rehabilitasi mental yaitu agar bekas penderita dapat menyusuaikan diri dalam hubungan
perorangan dan social secara memuaskan .seringkali bersamaan dengan terjadinya cacat badania
muncul pula kelainan-kelaianan atau gangguan mental.untuk hal ini bekas penderita perlu
mendapatkan bimbingan kejiwaan sebelum kembali kedalam masyarakat.
c. Rehabilitasi social vokasional yaitu agar bekas penderita menempati suatu pekerjaan/jabatan
dalam masyarakat dengan kapasitas kerja yang semaksimalnya sesuai dengan kemampuan dan
ketidak mampuannya.
d. Rehabilitasi aesthetis
Usaha rehabilitasi aesthetis perlu dilakukan untuk mengembalikan rasa keindahan, walaupun
kadang-kadang fungsi dari alat tubuhnya itu sendiri tidak dapat dikembalikan misalnya: misalnya
penggunaan mata palsu. Usaha pengembalian bekas penderita ini kedalam masyarakat,
memerlukan bantuan dan pengertian dari segenap anggota masyarakat untuk dapat mengerti dan
memahami keandaan mereka (fisik mental dan kemampuannya) sehingga memudahkan mereka
dalam proses penyesuian dirinya dalam masyarakat dalam keadan yang sekarang ini. Sikap yang
diharapkan dari warga masyarakat adalah sesuai dengan falsafah pancasila yang berdasarkan
unsure kemanusian dan keadailan social. Mereka yang direhabilitasi ini memerlukan bantuan
dari setiap warga masyarakat, bukan hanya berdasarkan belas kasian semata-mata, melainkan
juga berdasarkan hak asasinya sebagai manusia.
2. Promosi Kesehatan.
Promosi kesehatan berasal dari kata dalam bahasa inggris yaitu health promotion.
Sesungguhnya, penerjemahan kata health promotion atau tepatnya promotion of health kedalam
bahasa Indonesia pertama kali dilakukan ketika para ahli kesehatan masyarakat di Indonesia
menerjemahkan lima tingkatan pencegahan (five levels of prepention) dari H.R.Leavell dan E. G.
Clark dalam buku preventive medicine for the doctor in his community. Menurut leavell dan
clark (1965), dari sudut pandang kesehatan masyarakat, terdapat 5 tingkat pencegahan terhadap
penyakit, yaitu :
1) Promotion of healt,
2) Specific protection,
3) Early diagnosis and prompt treatment,
4) Limitation of disability, dan
5) Rehablitation.
Tingkat pencegahan yang pertama, yaitu promotion of healt oleh para ahli kesehatan
masyarakat di Indonesia di terjemahkan menjadi peningkatan kesehatan,bukan promosi
kesehatan.Mengapa demikian? Tidak lain karena makna yang terkandung dlam istilah promotion
of health disini adalah meningkatkan kesehatan seseorang,yaitu melalui asupan gizi
seimbang,olahraga teratur,dan lain sebagainya agar orang tersebut tetap sehat,tidak terserang
penyakit.
Namun demikian,bukan berarti bahwa peningkatan kesehatan tidak ada hubungannya
dengan promosi kesehatan. Leavell dan Clark dalam penjelasannya tengtan promotion of health
menyatakan bahwa selain melalui peningktan gizi dll,peningkatan kesehatan juga dapat di
lakukan dengan memberikan pendidikan kesehatan (health education)kepada individu dan
masyarakat.
Organisasi kesehatan dunia WHO telah merumuskan suatu bentuk definisi mengenai
promosi kesehatan : “ Health promotion is the process of enabling people to increase control
over, and improve, their health. To reach a state of complete physical, mental, and social, well-
being, an individual or group must be able to identify and realize aspirations, to satisfy needs,
and to change or cope with the environment “. (Ottawa Charter,1986).
Jadi, dapat disimpulkan dari kutipan diatas bahwa Promosi Kesehatan adalah proses untuk
meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya.
Selain itu untuk mencapai derajat kesehatan yang sempurna, baik fisik, mental, dan sosial, maka
masyarakat harus mampu mengenal serta mewujudkan aspirasinya, kebutuhannya, dan mampu
mengubah atau mengatasi lingkungannya (lingkungan fisik, sosial budaya dan sebagainya).
Dalam konferensi ini ,health promotion di maknai sebagai perluasan dari healt education atau
pendidikan kesehatan.
3. Kebijakan Kesehatan
a. Definisi Kebijakan Kesehatan
Ilmu kebijakan adalah ilmu yang mengembangkan kajian tentang hubungan antara pemerintah
dan swasta, distribusi kewenangan dan tanggung jawab antar berbagai level pemerintah,
hubungan antara penyusunan kebijakan dan pelaksanaannya, ideologi kebijakan makna
reformasikesehatan. Ilmu manajemen digunakan dalam ilmu kebijakan yaitu dalam perencanaan
dan pelaksanaan kebijakan kesehatan, teori dan konsep manajemen tidak dapat diabaikan. Apa
sistem kebijakan kesehatan itu ?
Ø Kebijakan (Policy)
Sejumlah keputusan yang dibuat oleh mereka yang bertanggung jawab dalam bidang kebijakan
tertentu
Ø Kebijakan Publik (Public Policy)
Kebijakan – kebijakan yang dibuat oleh pemerintah atau Negara
Ø Kebijakan Kesehatan (Health Policy)
Segala sesuatu untuk mempengaruhi faktor – faktor penentu di sektor kesehatan agar dapat
meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat; dan bagi seorang dokter kebijakan merupakan
segala sesuatu yang berhubungan dengan layanan kesehatan (Walt, 1994)
Keuntungan Analisis Kebijakan adalah kaya penjelasan mengenai apa dan bagaimana hasil
(outcome) kebijakan akan dicapai, dan piranti untuk membuat model kebijakan di masa depan
dan mengimplementasikan dengan lebih efektif.
c. Contoh Penggunaan Analisis Kebijakan:
Kasus : Tarif untuk meningkatkan efisiensi di pelayanan kesehatan
Konteks : kondisi ekonomi, ideologi, dan budaya
Konten/ Isi :
§ Apa tujuan yang ingin dicapai ?
§ Apakah ada pengecualian ?
Aktor/ Pelaku : Siapa yang mendukung dan menolak kebijakan tarif ?
Proses :
§ Pendekatan Top- Down ?
§ Bagaimana kebijakan ini akan dikomunikasikan
3. Keputusan ini berlaku mulai pada tanggal ditetapkan dengan ketentuan akan diadakan
perubahan sebagaimana mestinya apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan ditetapkan 10
Februari 2004 ( Jakarta/ MenKes RI).
3) Komunikasi kesehatan beroperasi pada level atau konteks komunikasi antar personal,
kelompok, organisasi, publik, dan komunikasi massa sehingga proses pembangunan kesehatan
dapat dijalankan secara merata.
4) Komunikasi kesehatan mencakup variasi interaksi dalam kerja kesehatan misalnya komunikasi
dengan pasien di klinik, self help groups, mallings, hotlines, dan kampanye media massa, dimana
hal ini akan lebih mudah dalam menyusun rencana pembangunan kesehatan yang lebih baik
sesuai dengan permasalahan kesehatan yang dialami oleh suatu masyarakat.
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan pada makalah ini, maka penulis menarik beberapa kesimpulan,
yakni sebagai berikut:
a. Komunikasi kesehatan yaitu proses penyampaian pesan kesehatan oleh komunikator
melalui saluran/media tertentu kepada komunikan dengan tujuan untuk mendorong perilaku
manusia tercapainya kesejahteraan sebagai kekuatan yang mengarah kepada keadaan (status)
sehat utuh secara fisik, mental (rohani), dan sosial.
b. Jenis – jenis komunikasi ada dua yaitu komunikasi verbal dan komunikasi non verbal.
c. Ruang lingkup komunikasi kesehatan adalah pencegahan penyakit, promosi kesehatan,
kebijakan kesehatan, dan bisnis perawatan kesehatan serta peningkatan kualitas hidup dan
kesehatan individu dalam masyarakat.
B. Saran
Adapun saran yang dapat kami sampaikan adalah komunikasi dalam kesehatan hendaknya
selalu mengalami perubahan seiring perubahan lingkungan dan disesuaikan dengan
keadaan masyarakat dan pelaku atau komunikator hendaknya lebih variatif dan inovatif dalam
penyampaian pesan informasi kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA