Anda di halaman 1dari 56

Komunikasi kesehatan

Komunikasi kesehatan adalah Studi yg mempelajari bagaimana cara menggunakan strategi


komunikasi untuk menyebarluaskan informasi kesehatan yang dapat mempengaruhi individu
dan komunitas agar mereka dapat membuat keputusan yang tepat berkaitan dengan pengelolaan
kesehatan. Studi yang menekankan peranan teori komunikasi yang dapat digunakan dalam
penelitian dan praktek yg berkaitan dengan promosi kesehatan dan pemeliharaan kesehatan.
Proses untuk mengembangkan atau membagi pesan kesehatan kepada audiens dgn maksud
mempengaruhi pengetahuan, sikap dan keyakinan mereka tentang pilihan perilaku hidup sehat.
Komunikasi kesehatan meliputi informasi tentang pencegahan penyakit, promosi kesehatan,
kebijaksanaan pemeliharaan kesehatan, regulasi bisnis dalam bidang kesehatan, yang sejauh
mungkin mengubah dan membaharui kualitas individu dalam suatu komunitas atau masyarakat
dengan mempertimbangkan aspek ilmu pengetahuan dan etika.
Dari berbagai definisi dapat disimpulkan bahwa komunikasi kesehatan meliputi unsur 2 :
1. Proses komunikasi manusia ( human communication ) demi mengatasi masalah kesehatan.
Komunikasi yg sama dgn komunikasi pada umumnya, yaitu ada komunikator kesehatan,
komunikan, pesan, media, efek, ada konteks komunikan kesehatan. Beroperasi pada level atau
konteks komunikasi antar personal, kelompok, organisasi, publik dan komunikasi masa. Belajar
memanfaatkan strategi komunikasi. Belajar tentang peranan teori komunikasi dalam penelitian
dan praktek yang berkaitan dengan promosi kesehatan dan pemeliharaan kesehatan. Penyebar
luasan informasi ttg kesehatan.
2. Keterpengaruhan dari individu dan komunitas dalam pembuatan keputusan yg berkaitan
dgn kesehatan. Pemanfaatan media dan tehnologi komunikasi dan tehnologi informasi dalam
penyebarluasan informasi kesehatan. Pengubahan kondisi yg kondusif yg memungkinkan
tumbuhnya kesehatan manusia dan lingkungannya. Variasi interaksi dalam kerja kesehatan
misalnya komunikasi dgn pasien diklinik, self help groups, mailings,hotlines, kampanye media
massa hingga penciptaan peristiwa. Pendidikan kesehatan.

Cakupan komunikasi kesehatan.


Banyak sekali teori, modal dan perspektif mengenai komunikasi kesehatan. Namun semua model
teoritik maupun praktis itu meliputi :
1. Komunikasi persuasif dan komunikasi yg berdampak pada perubahan perilaku kesehatan.
2. Faktor2 psikologis individual yg mempengaruhi persepsi terhadap mkesehatan.:
Stimulus ( objek persepsi ) > sense organ dan pemaknaan stimulus ( respons ).
Bagaimana mengorganisir stimulus >berdasarkan aturan, skemata dan label.
Interpretasi dan evaluasi berdasarkan pengetahuan, pengalaman dan lain2
Memory dan
Recall.
3. Pendidkan kesehatan ( health education ) yg bertujuan
Memperkenalkan perilaku hidup sehat melalui informasi dan pendidkan kepada individu dgn
menggunakan aktivitas material maupun terstruktur. Cakupan pendidikan kesehatan meliputi :
Jenis pendidikan profesional dibidang kesehatan (kurikulum dll ).
Penjenjangan pendidikan profesi.
Pelatihan profesional ( jenis, jenjang dan kurikulum)
Pendidikan masyarakat ( informal ).
4. Pemasaran sosial yg bertujuan utk memperkenalkan
Atau mengubah perilaku positif melalui prinsip2 pemasaran dng mengintervensi informasi
kesehatan yg bermanfaat bagi komunitas.
5. Penyebarluasan informasi kesehatan melalai media
( sosialisasi , informasi, pendidikan, hiburan, opini, pemberitaan dll )
6. Advokasi, pendampingan melalui mkomunitas, kelompok atau media massa yg bertujuan
utk memperkenalkan :
Kebijakan.
Peraturan.
Program 2 utk memperbaharui kesehatan.
7. Resiko komunikasi bertujuan utk menyebar luaskan informasi yg benar mengenai resiko yg
dihadapi oleh masyarakat terhadap informasi mengenai kesehatan termasuk dampak
penggunaan informasi yg salah mengenai kesehatan, dan mengusulkan cara2 utk mengatasi
kesalahan informasi.
8. Komunikasi dgn pasien meliputi informasi utk seorang individu misalnya informasi yg
berkaitan dgn kondisi kesehatan individu, bagaimana memaksimalkan perawatan, pemberian
terapi, atau penyampaian pendekatan alternatif, termasuk dalam tema ini adalah bgm melayani
pasien secara komunikatif.
9. Informasimkesehatan utk para konsumen - satu aktivitas komunikasi yg ditujukan
kepada para individu- konsumen demi membantu individu utk memahami kesehatan individu,
bgm individu membuat keputusan yg berkaitan dgn kesehatan individu, kesehatan keluarga,
misalnya berhubungan dgn penyedia jasa kesehatan, asuransi kesehatan atau asp;ek
pemeliharaan kesehatan jangka panjang.
10. Merancang health entertain atau hiburan yg didalamnya mengandung informasi kesehatan,
yg meliputi pilihan jenis hiburan yg dijadikan sebagai event utk mengomunikasikan tema2
mengenai kesehatan individu maupun keshatan masyarakat.
11. Komunikasi kesehatan yg interaktif yakni komunikasi kesehatan yg dilakukan melalui media
intreaktif shg terjadinya dan diskusi antara sumber dgn penerima melalui media massa.
12. Strategi komunikasi yg menjadi desain pilihan :
Komunikasi kesehatan.
Pesan2 kesehatan.
Media kesehatan.
Komunikasi keshatan ( audiens sasaran komunikasi)
Mereduksi hambatan komunikasi.
Menentukan atau memilih konteks komunikasi kesehatan d l l .

Tujuan komunikasi kesehatan.


1. Tujuan strategis
pada umumnya program-program yg berkaitan dgn komunikasi kesehatan yg dirancang
dalam bentuk paket acara atau paket modul dpt berfungsi utk :
1. Relay information, meneruskan informasi kesehatan dari suatu sumber kpd pihak lain
secara berangkai ( hunting ).
2. Enable informed decision making memberikan informasi akurat utk memungkinkan
pengambilan keputusan.
3. Promote peer information exchange and emotional support mendukung pertukaran
pertama dan mendukung secara emosional pertukaran informasi kesehatan.
4. Promote healthy behavior informasi utk memperkenalkan perilaku hidup sehat.
5. Promote self care memperkenalkan pemeliharaan kesehatan diri sendiri.
6. Manage demand for health services- memenuhi permintaan layanan kesehatan.

2. Tujuan praktis
secara praktis tujuan khusus komunikasi kesehatan itu meningkatkan kualitas sumber daya
manusia melalui beberapa usaha pendidikan dan pelatihan agar dapat :
1. Meningkatkan pengetahuan yg mencakup :
Prinsip2 dan proses komunikasi manusia .
Menjadi komunikator yg memiliki etos, patos ,logos kredibilitas dll.
Menyusun pesan verbal dan non verbal dalam komunikasi mkehatan.
Memilih media yg sesuai dgn konteks komunikasi kesehatan.
Menentukan segmen komunikasi yg sesuai dgn konteks komunikasi kesehatan.
Mengelola umpan balik atau dampak pesan kesehatan yg sesuai dgn kehendak
komunikator dan komunikan.
Mengelola hambatan2 dalam komunikasi kesehatan.
Mengenal dan mengelola konteks komunikasi kesehatan.
Prinsip 2 riset.

2. Meningkatkan kemampuan dan ketrampilan


Berkomunikasi efektif. Praktis berbicara, berpidato, memimpin rapat, dialog, diskusi, negosiasi,
menyelesaikan konflik, menulis, membaca, wawancara, menjawab pertanyaan, argumentasi dll.
3. Membentuk sikap dan perilaku berkomunikasi.
berkomunikasi yg menyenangkan, empati.
berkomunikasi dgn kepercayaan pada diri.
menciptakan kepercayaan publik dan pemberdayaan publik.
membuat pertukaran gagasan dan informasi makin menyenangkaqn.
memberikan apresiasi terhadap terbentuknya komunikasi yg baik.

Manfaat mempelajari komunikasi kesehatan


1. Memahami interaksi antara kesehatan dgn perilaku
individu .
2. Meningkatkan kesadaran kita ttg isu keehatan.

Mengelola pesan dalam komunikasi kesehatan.


Hakekat pesan yakni :
1. Isi (content) pesan (message) merupakan basis dari pengaruh komunikator (juga media),
inilah yang paling utk dipelajari.
2. Isi pesan dirancang secara cermat oleh perancang, produser, penulis,editor utk
mempengaruhi audiens.
3. Isi pesan tidak selalu terikat pada hal yg benar tetapi juga pada isu yg tidak benar.
4. Studi ttg isi pesan mendorong kita utk meramalkan dampak terhadap audiens.

Yang dimaksud dgn content/isi informasi (pesan) kesehatan :


1. Content/isi adalah kelengkapan jumlah (kuantitas) dan kualitas informasi verbal dan
visual mengenai kesehatan yg didistribusikan oleh komunikator atau media.
2. Jumlah/kuantitas isi itu merujuk pada jumlah waktu yg digunakan dalam detik, menit, jam
utk memuat berita, film dan lain2. Atau jumlah kolom surat kabar/majalah yg memuat berita,
opini, gambar, cerpen, berita daerah, kolom, feature, dalam satu kali terbitan.
3. Kualitatif merujuk pada mutu,kualitas isi, penampilan faktual, pemerolehan berita, daya
guna sebuah berita, fakta, keabsahan, metode dan tehnik pengolahan.

Kategori fungsi isi pesan


1. Fungsi mengawasi lingkungan, memperingatkan ancaman dan bahaya ttg dunia
disekeliling kita , memperingatkan bahaya penyakit menular, bahasa hiv/aids dll.
2. Fungsi korelasi, melalui tajuk dan propaganda sehingga membuat audiens
menghubungkan peringatan tsb dgn pengawasan lingkungan diatas.
3. Transmisi, isi mengalihkan norma masyarakat dalam pelbagai cara.
4. Hiburan, manusia normal berpikir bahwa mereka butuh hiburan, santai, humor. Isi pesan
bisa dirancang sedemikian rupa utk menampilkan juga aspek hiburan agan audiens menikmati.

Memahami dan memakai pesan verbal dalam komunikasi kesehatan.


Dalam komunikasi verbal artinya pesan2 disampaikan dlm bentuk verbal berupa kata2 yg
diucapkan(vokal), dfitulis (visual).
1. Penggunaan bahasa secara pragmatis.
Seorang komunikator kesehatan hendaklah memperhatikan kebiasaan dan kepraktisan bahasa
dikalangan ibu2 desa yg berkunjung dipuskesmas, bapak2 nelayan dipantai, para gadis dipasar
umum, orang2 yg berada dalam perjalanan dll.
2. Ingat variasi berbahasa
Dalam komunikasi kesehatan, apalagi dalam situasi antar budaya, hendaklah kita
memperhatikan beberapa variasi berbahasa yg bersumber pada :
dialek.masing2 daerah mempunyai dialek utk menerangkan kata atau istilah lokal.
aksen. Menunjukan kehasan tekanan dalam ucapan bahasa lisan.
3. Struktur pesan.
Ditunjukan dgn :
Pola penyimpulan (tersirat atau tersurat).
Pola urutan argumentasi (mana yg lebih dahulu).
Argumentasi (yang disenangi atau tidak disenangi), pola obyektivitas (satu sisi atau dua
sisi).

3. Gaya pesan (bahasa).


Gaya pesan merupakan variasi linguistik dalam penyampaian pesan dgn :
Pengulangan.
Mudah dimengerti.
Perbendaharaan kata.
Kemampuan menggunakan gaya bahasa.

4. Daya tarik pesan.


Yg dimaksud dengan daya tarik pesan (message appeals) mengacu pada motif2 psikologi yg
dikandung pesan yakni :
rasional emosional.
fear appeals (daya tarik ketakutan)
reward appeals (daya tarik ganjaran.
Rasional emosional.
Rasional adalah rancangan pesan yg menjelaskan suatu informasi secara rasional sesuai dgn
syarat2 yg seharusnya. Misalnya syarat ilmum kesehatan dll. Contoh karena penyakit ini
disebabkan oleh virus maka tdk bisa diobati.penyakit ini akan sembuh sendiri yg dalam istilah
medis disebut self limited disease ujar aman.menurut dia yg bisa dilakukan terhadap penyakit
ini adalah melakukan pengobatan sesuai dgn gejalah2 penyakit atau simthomatis. Misalnya
ketika penderita mengalami batuk diberi obat batuk dsbnya.
Emosional adalah rancangan pesan yg menjelaskan suatu informasi secara emosional sehingga
menggugah emosi audiens. Contoh merokok dapat menyebabkan kanker, serangan jantung,
impotensi, gangguan kehamilan dan janin. Jika bapak tetap merokok berarti bapak membunuh
diri. Itukan kasihan anak2 dan istri apalagi kalau bapak jadi impoten, maka rumah tangga
bapak bakal tdk bahagia.
Fear appeals (daya tarik ketakutan)
Misalnya bgm hubungan pembantu dgn anak2 ketika orang tua tdk berada dirumah. Hal ini
akan mendorong para orang tua sibuk utk meluangkan waktu lebih banyak utk anak2nya.
Reward appeals (daya tarik ganjaran).
Misalnya pasta gigimembertikan iming2 bagi pembeli dgn hadiah jutaan rupiah setelah
mengumpulkan sejumlah bungkus tertentu. Jadi orang dipersuasi utk membeli produk bukan
karena dia butuh produk tsb tetapi krn dia ingin mendapatkan hadiah karena membeli produk
itu.

Mengacu pada teori Blum tentang peran empat faktor untuk mewujudkan derajat kesehatan
masyarakat, terlihat bahwa:
1. Faktor lingkungan
2. Faktor perilaku
3. Faktor pelayanan kesehatan
4. Faktor heredity
Dari pengalaman lapangan didapatkan pengaruh lingkungan merupakan pengaruh terbesar
pada upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Manusia di dalam menghadapi faktor
lingkungan itu, tertantang dalam dua hal;
1. Apakah ia akan dipengaruhi lingkungan yang berarti manusia menerima apa saja yang
berlaku dalam lingkungan dimana ia berada, hidup dan berinteraksi.
2. Ataukah ia mempengaruhi lingkungan yang berarti manusia bersangkutan mampu
mengelola lingkungan dimana ia berada, hidup dan berinteraksi.
Hidup sehat berwawasan ramah lingkungan merupakan harapan ideal. Para ahli sepakat
bahwa sekiranya lingkungan dapat diatur semau kita sehingga upaya hidup sehat menjadi
mudah terlaksanya. Sayangnya hal itu tidak mungkin berlangsung, olehnya untuk hidup sehat
diperlukan kemampuan mengelola keseimbangan ekosistem, nilai budaya dan pengamalan
perilaku yang bermanifestasi sebagai keseimbangan agent, host and environment.
Guna mewujudkan pelaksanaan health education berazas pada proses Belajar-Mengajar, bagi
seorang health educator diperlukan baginya pengetahuan tentang penyusunan tujuan
instruksional sesuai syarat-syaratnya serta kemampuan menilai faktor pendukung dan
penghambat pada pelaksanaan proses Belajar-Mengajar tersebut, termasuk tersedianya
kurikulum dan pemilihan jenis pendidikan.
Komponen Komunikasi Kesehatan
Komunikator adalah orang atau lembaga yang menyampaikan pesan, misalnya berisikan
himbauan untuk melakukan 3M dalam mencegah dan memberantas penyebaran dan
perkembangan nyamuk aedes agyphti yang menyebabkan penyakit DBD.
Pesan adalah pernyataan yang didukung oleh lambang yang mempunyai arti, contohnya bias
berupa slogan tentang hidup sehat dan lain-lain.
Komunikan adalah orang yang menerima pesan. Komunikan bias berupa manyarakat maupun
lembaga tertentu yang bertanggung jawab atas peningkatan derajat kesehatan masyarakat.
Media adalah sarana atau saluran yang mendukung proses penyampaian pesan. Media
dimaksud bias berupa media cetak maupun elektronik yang dahulu biasa dilakukan dengan
kegiatan penyuluhan.
Efek adalah dampak atau akibat yang ditimbulkan oleh pesan . efek atau dampak ialah nilai
ketercapaian kita dalam penyanpaian pesan. Nilai baik maupun sebaliknya tergantung cara kita
dalam menyampaikan pesan tersebut.

Landasan Komunikasi Kesehatan


Dalam Undang-undang Kesehatan nomor 23 tahun 1992 pasal 63 dijelaskan perlunya
pengembangan Sistem Informasi Kesehatan yang mantap agar dapat menunjang sepenuhnya
pelaksanaan manajemen dan upaya kesehatan dengan menggunakan teknologi dari yang
sederhana hingga yang mutakhir disemua tingkat administrasi kesehatan. Sistem Informasi
Kesehatan dikembangkan terutama untuk mendukung manajemen kesehatan. Pendekatan
sentralistis di waktu lampau menyebabkan tidak berkembangnya manajemen kesehatan di unit-
unit kesehatan dan di Daerah. Manajemen memang akan berkembang dengan baik pada saat
suatu unit atau Daerah diberi kewenangan untuk mengurus dirinya sendiri (otonom).
Dengan kurang jelasnya manajemen kesehatan diwaktu lampau, maka kebutuhan informasi dan
datanya pun menjadi tidak jelas pula.
Oleh karena itu, tahun 2001 yang merupakan awal pelaksanaan Otonomi Daerah dapat
dianggap sebagai momentum yang tepat untuk mulai mengembangkan kembali Sistem Informasi
Kesehatan. Mendukung hal tersebut maka pada tahun tersebut di terbitkan Surat Keputusan
Menteri Kesehatan Nomor 551/Menkes/SK/V/2002 tentang Kebijakan dan Strategi
Pengembangan Sistem Informasi Kesehatan Nasional (SIKNAS). Seiring dengan pesatnya
perkembangan di bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi (ICT) maka pada tahun 2003
dikeluarkan Instruksi Presiden RI Nomor 3 Tahun 2003 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional
Pengem-bangan egovernment. Kemudian dijabarkan lagi melalui
Surat Keputusan Menteri Informasi & Komunikasi nomor 56/KEP/M.KOMINFO/12/2003
tentang Panduan Manajemen Sist Dokumen Elektronik (versi 1.0) dan Surat Keputusan Kepala
Badan Administrasi Negara Nomor 239/IX/6/8/ 2003 tentang Pedoman Penyusunan Pelaporan
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.

Perlunya Komunikasi Kesehatan di Bidang Kesehatan


Komunikasi Kesehatan menjadi semakin populer dalam upaya promosi kesehatan selama 20
tahun terakhir. Contoh, komunikasi kesehatan memegang peranan utama atau pengontribusi
dalam pemenuhan 219 dari 300 tujuan khusus dalam Healthy People 2010. Apabila digunakan
secara tepat, komunikasi kesehatan dapat mempengaruhi sikap, persepsi, kesadaran,
pengetahuan dan norma sosial yang kesemuanya berperan sebagai precursor dapa perubahan
prilaku. Komunikasi kesehatan sangat efektif dalam mempengaruhi prilaku karena didasarkan
pada psikologi sosial, pendidikan kesehatan, komunikasi massa, dan pemasaran untuk
mengembangkan dan menyampaikan promosi kesehatan dan pesan pencegahan pencegahan.
Karya awal yang mempengaruhi perkembangan komunikasi kesehatan di susun oleh National
Cancer Institute (NCI) dan diberi judul Making Health Communication Programs Work: A
Planners Guide. Panduann ini menyatakan bahwa bidang ilmu seperti pendidikan kesehatan,
pemasaran sosial, dan komunikasi massa secara bersama mendefinisikan komunikai kesehatan.
Bukan hal luar biasa apabila mendengar peryataan bahwa komunikasi kesehatan bahkan
merupakan nama yang lebih baik untuk profesi daripada promosi kesehatan atau pendidikan
kesehatan bahwa segala sesuatu yang dilakukan dalam promosi kesehatan melibatkan
komunikasi untuk kesehatan. Kenyataannya, komunikasu kesehatan telah didefinisikan secara
luas oleh Everett Rogers, seorang pelopor dalam bidang komunikasi, sebagai segala jenis
komunikasi manusia yang berhubungan dengan kesehatan.
Komunikasi kesehatan juga dapat mencerminkan bagaimana persoalan kesehatan diterima oleh
audiens tertentu. Contoh, NCI mendefinisikan komunikasi kesehatan sebagai seni dan teknik
menyampaikan informasi, mempengaruhi, dan memotivasi individu, institusi, dan audiens public
tentang pentingnya persoalan kesehatan. The Centers of Disease Control and Prevention (CDC)
mendefinisikan komunikasi kesehatan sebagai suatu ilmu dan sebagai penggunaan strategi
komunikasi untuk menyampaikan informasi dan mempengaruhi keputusan individu dan
masyarakat yang dapat meningkatkan kesehatan. Walau begitu, masih ada orang yang
membicarakan konsep tersebut dengan menekankan berbagai bentuk aplikasinya , termasuk
advokasi media, komunikasi resiko, pendidikan hiburan, materi cetak, dan komunikasi interaktif.
Ada dua perspektif utama yang diambil ketika mempertimbangkan komunikasi kesehatan dalam
praktik promosi kesehatan saat ini. Beberapa praktisi memandang komunikasi massa sebagai
proses menyeluruh yang membingkai penerapan intervensi promosi kesehatan. Praktisi ini
memandang komunikasi kesehatan sebagai strategi atau aktifitas sempit seperti publikasi
informasi atau sejenis komunikasi. Antar personal yang mungkin berlangsung antara pendidik
kesehatan dan kliennya. Kedua pemikiran itu menyebabkan komunikasi kesehatan rentan
terhadap penafsiran yang luas dan kesalahpahaman.
Jadi,komunikasi kesehatan diperlukan di bidang kesehatan karena komunikasi dalam kesehatan
merupakan kunci pencapaian peningkatan tarap atau tingkat kesehatan masyarakat. Sejauh ini
komunikasi senantiasa berkembang seiring berkembangnya dunia teknologi komunikasi.
komunikasi yang dulunya biasa dilakukan dengan penyuluhan yang secara langsung
berhadapan dengan masyarakat dan dilakukan dengan media audio/radio sekarang lebih
popular dengan penyampaian pesan atau informasi kesehatan melalui media internet maupun
media cetak dan elektronik. Tidak hanya bernilai praktis namun mempunyai nilai ekonomis dan
tampilannya lebih menarik. Media yang berkembang tersebut sangat membantu dalam
ketercapaian komunikasi kesehatan karena tercapai atau tidaknya komunikasi kesehatan lebih
dikarenakan penggunaan media informasi yang tepat, pesan yang sistematis dan mudah
dimengerti.
KOMUNIKASI KESEHATAN
1. STUDI YG MEMPELAJARI BGM CARA MENGGUNAKAN STRATEGI KOMUNIKASI UTK
MENYEBARLUASKAN INFORMASI KESEHATAN YG DPT MEMPENGARUHI INDIVIDU DAN
KOMUNITAS AGAR MEREKA DAPAT MEMBUAT KEPUTUSAN YG TEPAT BERKAITAN DGN
PENGELOLAAN KESEHATAN.

2. STUDI YG MENEKANKAN PERANAN TEORI KOMUNIKASI YG DPT DIGUNAKAN DALAM PENELITIAN


DAN PRAKTEK YG BERKAITAN DGN PROMOSI KESEHATAN DAN PEMELIHARAAN KESEHATAN.

3. PROSES UTK MENGEMBANGKAN ATAU MEMBAGI PESAN KESEHATA KEPADA AUDIENS TTT DGN
MAKSUD MEMPENGARUHI PENGETAHUAN, SIKAP DAN KEYAKINAN MEREKA TG PILIHAN
PERILAKU HIDUP SEHAT.

4. SENI DAN TEHNIK PENYEBARLUASAN INFORMASI KESHAYAN YG BERMAKSUD MEMPENGARUHI


DAN MEMOTIVASI INDIVIDU, MENDORONG LAHIRNYA LEMBAGA ATAU INSTITUSI BAIK SEBAGAI
PERATURAN ATAUPUN SEBAGAI ORGANISASI DIKALANGAN AUDIENS YG MENGATUR PERHATIAN
TERHADAP KESEHATAN.

KOMUNIKASI KESEHATAN MELIPUTI INFORMASI TTG PENCEGAHAN PENYAKIT, PROMOSI KESEHATAN,


KEBIJAKSANAAN PEMELIHARAAN KESEHATAN, REGULASI BISNIS DALAM BIDANG KESEHATAN, YG SEJAUH
MUNGKIN MENGUBAH DAN MEMBAHARUI KUALITAS INDIVIDU DALAM SUATU KOMUNITAS ATAU
MASYARAKAT DGN MEMPERTIMBANGKAN ASPEK ILMU PENGETAHUAN DAN ETIKA.

5. PROSES KEMITRAAN ANTARA PARA PARTISIPAN BERDASARKAN DIALOH DUA ARAH YG


DIDALAMNYA ADA SUASANA INTERAKTIF, ADA PERTRUKARAN GAGASAN, ADA KESEPAKATAN
MENGENAI KESATUAN GAGASAN MENGENAI KESEHATAN, JUGA MERUPAKAN TEHNIK DARI
PENGIRIM DAN PENERIMA UTK MEMPEROLEH INFORMASI MENGENAI KESEHATAN YG
SEIMBANG DEMI MEMPERBAHARUI PEMAHAMAN BERSAMA.
DARI BERBAGAI DEFINISI DPT DISIMPULKAN BAHWA KOMUNIKASI KESEHATAN MELIPUTI UNSUR 2 :

1. PROSES KOMUNIKASI MANUSIA ( HUMAN COMMUNICATION ) DEMI MENGATASI MASALAH


KESEHATAN.

2. KOMUNIKASI YG SAMA DGN KOMUNIKASI PADA UMUMNYA, YAITU ADA KOMUNIKATOR


KESEHATAN, KOMUNIKAN, PESAN, MEDIA, EFEK, ADA KONTEKS KOMUNIKAN KESEHATAN.

3. BEROPERASI PADA LEVEL ATAU KONTEKS KOMUNIKASI ANTAR PERSONAL, KELOMPOK,


ORGANISASI, PUBLIK DAN KOMUNIKASI MASA.

4. BELAJAR MEMANFAATKAN STRATEGI KOMUNIKASI.

5. BELAJAR TTG PERANAN TEORI KOMUNIKASI DALAM PENELITIAN DAN PRAKTEK YG BERKAITAN
DGN PROMOSI KLESEHATAN DAN PEMELIHARAAN KESEHATAN.

6. PENYEBAR LUASAN INFORMASI TTG KESEHATAN.

7. KETERPENGARUHAN DARI INDIVIDU DAN KOMUNITAS DALAM PEMBUATAN KEPUTUSAN YG


BERKAITAN DGN KESEHATAN.

8. PEMANFAATAN MEDIA DAN TEHNOLOGI KOMUNIKASI DAN TEHNOLOGI INFORMASI DALAM


PENYEBARLUASAN INFORMASI KESEHATAN.

9. PENGUBAHAN KONDISI YG KONDUSIF YG MEMUNGKINKAN TUMBUHNYA KESEHATAN MANUSIA


DAN LINGKUNGANNYA.

10. VARIASI INTERAKSI DALAM KERJA KESEHATAN MISALNYA KOMUNIKASI DGN PASIEN DIKLINIK,
SSLF HELP GROUPS, MAILINGS,HOTLINES, KAMPANYE MEDIA MASSA HINGGA PENCIPTAAN
PERISTIWA.

11. PENDIDIKAN KESEHATAN.

12. PENDEKATAN YG MENEKANKAN USAHA PERUBAHAN PERILAKU AUDIENS AGAR MEREKA


TANGGAP TERHADAP MASALAH TTT DALAM SUATU WAKTU TTT.

13. SENI DAN TEHNIK UTK MENYEBARLUASKAN INFORMASI.

14. PROSES KEMITRAAN DGN PARTISIPAN BERDASARKAN DIALOH DUA ARAH.

CAKUPAN KOMUNIKASI KESEHATAN.


BANYAK SEKALI TEORI, MODAL DAN PERSPEKTIF MENGENAI KOMUNIKASI KESEHATAN. NAMUN SEMUA
MODEL TEORITIK MAUPUN PRAKTIS ITU MELIPUTI :

1. KOMUNIKASI PERSUASIF DAN KOMUNIKASI YG BERDAMPAK PADA PERUBAHAN PERILAKU


KESEHATAN.
2. FAKTOR2 PSIKOLOGIS INDIVIDUAL YG MEMPENGARUHI PERSEPSI TERHADAP MKESEHATAN.:

STIMULUS ( OBJEK PERSEPSI ) > SENSE ORGAN DAN PEMAKNAAN STIMULUS


( RESPONS ).

BAGAIMANA MENGORGANISIR STIMULUS >BERDASARKAN ATURAN, SKEMATA DAN


LABEL.

INTERPRETASI DAN EVALUASI BERDASARKAN PENGETAHUAN, PENGALAMAN DAN LAIN2

MEMORY DAN

RECALL.

3. PENDIDKAN KESEHATAN ( HEALTH EDUCATION ) YG BERTUJUAN

MEMPERKENALKAN PERILAKU HIDUP SEHAT MELALUI INFORMASI DAN PENDIDKAN KEPADA INDIVIDU
DGN MENGGUNAKAN AKTIVITAS MATERIAL MAUPUN TERSTRUKTUR. CAKUPAN PENDIDIKAN KESEHATAN
MELIPUTI :

JENIS PENDIDIKAN PROFESIONAL DIBIDANG KESEHATAN (KURIKULUM DLL ).

PENJENJANGAN PENDIDIKAN PROFESI.

PELATIHAN PROFESIONAL ( JENIS, JENJANG DAN KURIKULUM)

PENDIDIKAN MASYARAKAT ( INFORMAL ).

S D M PENDIDIK.

DLL.

4. PEMASARAN SOSIAL YG BERTUJUAN UTK MEMPERKENALKAN

ATAU MENGUBAH PERILAKU POSITIF MELALUI PRINSIP2 PEMASARAN DNG MENGINTERVENSI


INFORMASI KESEHATAN YG BERMANFAAT BAGI KOMUNITAS.

5. PENYEBARLUASAN INFORMASI KESEHATAN MELALAI MEDIA

( SOSIALISASI , INFORMASI, PENDIDIKAN, HIBURAN, OPINI, PEMBERITAAN DLL )

6. ADVOKASI, PENDAMPINGAN MELALUI MKOMUNITAS, KELOMPOK ATAU MEDIA MASSA YG


BERTUJUAN UTK MEMPERKENALKAN :

KEBIJAKAN.
PERATURAN.

PROGRAM 2 UTK MEMPERBAHARUI KESEHATAN.

7. RESIKO KOMUNIKASI BERTUJUAN UTK MENYEBAR LUASKAN INFORMASI YG BENAR MENGENAI


RESIKO YG DIHADAPI OLEH MASYARAKAT TERHADAP INFORMASI MENGENAI KESEHATAN
TERMASUK DAMPAK PENGGUNAAN INFORMASI YG SALAH MENGENAI KESEHATAN, DAN
MENGUSULKAN CARA2 UTK MENGATASI KESALAHAN INFORMASI.

8. KOMUNIKASI DGN PASIEN MELIPUTI INFORMASI UTK SEORANG INDIVIDU MISALNYA INFORMASI
YG BERKAITAN DGN KONDISI KESEHATAN INDIVIDU, BGM MEMAKSIMALKAN PERAWATAN,
PEMBERIAN TERAPI, ATAU PENYAMPAIAN PENDEKATAN ALTERNATIF, TERMASUK DALAM TEMA
INI ADALAH BGM MELAYANI PASIEN SECARA KOMUNIKATIF.

9. I8NFORMASIMKESEHATAN UTK PARA KONSUMEN ---- SATU AKTIVITAS KOMUNIKASI YG


DITUJUKAN KEPADA PARA INDIVIDU- KONSUMEN DEMI MEMBANTU INDIVIDU UTK MEMAHAMI
KESEHATAN INDIVIDU, BGM INDIVIDU MEMBUAT KEPUTUSAN YG BERKAITAN DGN KESEHATAN
INDIVIDU, KESEHATAN KELUARGA, MISALNYA BERHUBUNGAN DGN PENYEDIA JASA KESEHATAN,
ASURANSI KESEHATAN ATAU ASP;EK PEMELIHARAAN KESEHATAN JANGKA PANJANG.

10. MERANCANG HEALTH ENTERTAIN ATAU HIBURAN YG DIDALAMNYA MENGANDUNG INFORMASI


KESEHATAN, YG MELIPUTI PILIHAN JENIS HIBURAN YG DIJADIKAN SEBAGAI EVENT UTK
MENGOMUNIKASIKAN TEMA2 MENGENAI KESEHATAN INDIVIDU MAUPUN KESHATAN
MASYARAKAT.

11. KOMUNIKASI KESEHATAN YG INTERAKTIF YAKNI KOMUNIKASI KESEHATAN YG DILAKUKAN


MELALUI MEDIA INTREAKTIF SHG TERJADINYA DAN DISKUSI ANTARA SUMBER DGN PENERIMA
MELALUI MEDIA MASSA.

12. STRATEGI KOMUNIKASI YG MENJADI DESAIN PILIHAN :

KOMUNIKASI KESEHATAN.

PESAN2 KESEHATAN.

MEDIA KESEHATAN.

KOMUNIKASI KESHATAN ( AUDIENS SASARAN KOMUNIKASI)

MEREDUKSI HAMBATAN KOMUNIKASI.

MENENTUKAN ATAU MEMILIH KONTEKS KOMUNIKASI KESEHATAN D L L .

TUJUAN KOMUNIKASI KESEHATAN.


1. TUJUAN STRATEGIS
PADA UMUMNYA PROGRAM2 YG BERKAITAN DGN KOMUNIKASI KESEHATAN YG DIRANCANG DALAM
BENTUK PAKET ACARA ATAU PAKET MODUL DPT BERFUNGSI UTK :

1. RELAY INFORMATION, MENERUSKAN INFORMASI KESEHATAN DARI SUATU SUMBER KPD PIHAK
LAIN SECARA BERANGKAI ( HUNTING ).

2. ENABLE INFORMED DECISION MAKING MEMBERIKAN INFORMASI AKURAT UTK


MEMUNGKINKAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN.

3. PROMOTE PEER INFORMATION EXCHANGE AND EMOTIONAL SUPPORT MENDUKUNG


PERTUKARAN PERTAMA DAN MENDUKUNG SECARA EMOSIONAL PERTUKARAN INFORMASI
KESEHATAN.

4. PROMOTE HEALTHY BEHAVIOR INFORMASI UTK MEMPERKENALKAN PERILAKU HIDUP SEHAT.

5. PROMOTE SELF CARE MEMPERKENALKAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DIRI SENDIRI.

6. MANAGE DEMAND FOR HEALTH SERVICES- MEMENUHI PERMINTAAN LAYANAN KESEHATAN.

2. TUJUAN PRAKTIS
SECARA PRAKTIS TUJUAN KHUSUS KOMUNIKASI KESEHATAN ITU MENINGKATKAN KUALITAS SUMBER
DAYA MANUSIA MELALUI BEBERAPA USAHA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN AGAR DAPAT :

1. MENINGKATKAN PENGETAHUAN YG MENCAKUP :

PRINSIP2 DAN PROSES KOMUNIKASI MANUSIA .

MENJADI KOMUNIKATOR YG MEMILIKI ETOS, PATOS ,LOGOS KREDIBILITAS DLL.

MENYUSUN PESAN VERBAL DAN NON VERBAL DALAM KOMUNIKASI MKEHATAN.

MEMILIH MEDIA YG SESUAI DGN KONTEKS KOMUNIKASI KESEHATAN.

MENENTUKAN SEGMEN KOMUNIKASI YG SESUAI DGN KONTEKS KOMUNIKASI


KESEHATAN.

MENGELOLA UMPAN BALIK ATAU DAMPAK PESAN KESEHATAN YG SESUAI DGN


KEHENDAK KOMUNIKATOR DAN KOMUNIKAN.

MENGELOLA HAMBATAN2 DALAM KOMUNIKASI KESEHATAN.

MENGENAL DAN MENGELOLA KONTEKS KOMUNIKASI KESEHATAN.

PRINSIP 2 RISET.

2. MENINGKATKAN KEMAMPUAN DAN KETRAMPILAN


BERKOMUNIKASI EFEKTIF. PRAKTIS BERBICARA, BERPIDATO, MEMIMPIN RAPAT, DIALOG, DISKUSI,
NEGOSIASI, MENYELESAIKAN KONFLIK, MENULIS, MEMBACA, WAWANCARA, MENJAWAB PERTANYAAN,
ARGUMENTASI DLL.

3. MEMBENTUK SIKAP DAN PERILAKU BERKOMUNIKASI.

BERKOMUNIKASI YG MENYENANGKAN, EMPATI.


BERKOMUNIKASI DGN KEPERCAYAAN PADA DIRI.

MENCIPTAKAN KEPERCAYAAN PUBLIK DAN PEMBERDAYAAN PUBLIK.

MEMBUAT PERTUKARAN GAGASAN DAN INFORMASI MAKIN MENYENANGKAQN.

MEMBERIKAN APRESIASI TERHADAP TERBENTUKNYA KOMUNIKASI YG BAIK.

MANFAAT MEMPELAJARI KOMUNIKASI KESEHATAN

1. MEMAHAMI INTERAKSI ANTARA KESEHATAN DGN PERILAKU

INDIVIDU .

2. MENINGKATKAN KESADARAN KITA TTG ISU KEEHATAN.

INI BERKAITAN DGN LEVEL PENYELENGGARAAN KOMUNIKASI


KESEHATAN YAKNI PADA LEVEL :

KOMUNIKASI ANTAR PERSONAL ( ANTARA DUA ATAU TIGA ORANG PARTISIPAN KOMUNIKASI
KESEHATAN ).

KELOMPOK KECIL ATAU KOMUNITAS SOSIAL MAUPUN KULTURAK.

ORGANISASI.

MASSA.

3. SEBAGAI TINDAK LANJUT DARI KESADARAN TSB KITA DPT MELAKUKAN STRATEGI INTERVENSI
PADA TINGKAT KOMUNITAS.

4. MENGHADAPI DISPARITAS PEMELIHARAAN KESEHATAN ANTAR ETNIK ATAU ANTAR RAS DALAM
SUATU MASYARAKAT.

5. MENAMPILKAN ILUSTRASI KETRAMPILAN, MENGGAMBARKAN BERBAGAI JENIS KETRAMPILAN


UTK MEMELIHARA KESEHATAN PENCEGAHAN, ADVOKASI ATAU SISTEM LAYANAN KESEHATAN
KEPADA MASYARAKAT.
6. MENJAWAB PERMINTAAN TERHADAP LAYANAN KESEHATAN, TUJUAN KITA MEMPELAJARI
KOMUNIKASI KESEHATAN AGAR KITA DAPAT MENGETAHUI IN FORMASI TTG KESEHATAN,
LAYANAN KESEHATAN DLL.

7. MEMPERKUAT INFRASTRUKTUR KESEHATAN MASYARAKAT DIMASA YG AKAN DATANG.

8. MEMPERBAHARUI PERANAN PARA PROFESIONAL DIBIDANG KESEHATAN MASYARAKAT.

9. MEMPERBAHARUI KEPUSTAKAAN TTG KOMUNIKASI KESEHATAN DENGAN MEMBERIKAN


INFORMASI KESEHATAN.

PERANAN KOMUNIKATOR DALAM KOMUNIKASI KESEHATAN.


PERANAN UTAMA KOMUNIKATOR ADALAH PERSUASI.

AKTIVITAS KOMUNIKASI MANUSIA, TERMASUK KOMUNIKASI KESEHATAN PADA SEMUA LEVEL


KOMUNIKASI YAKNI ANTAR PERSONAL, KELOMPOK, ORGANISASI, PUBLIK MAUPUN MASSA MEMPUNYAI
TUJUAN KOMUNIKASI YG RELATIF SAMA YAITU MEMPENGARUHI SIFAT PENERIMA, MISALNYA PIHAK
SASARAN YG MENGUBAH PERSEPSI DAN SIKAP MEREKA SESUAI DGN KEHENDAK PENGIRIM INFORMASI.

KALAU KITA KATAKAN BAHWA SUMBER, PENGIRIM, KOMUNIKATOR ADALAH PIHAK YG MEMPRAKARSAI
KOMUNIKASI, MAKA PERANAN UTAMA KOMUNIKATOR ADALAH UNTUK MEMPENGARUHI YANG DALAM
BAHASA PSIKOLOGI KOMUNIKASI DISEBUT PERSUASI.

PENGERTIAN PERSUASI.

1. SUATU KEMAUAN YANG DISADARI DARI SEORANG KOMUNIKATOR

UNTUK MEMODIFIKASI PIKIRAN DAN TINDAKAN KOMUNIKAN MELALUI MANIPULASI MOTIF DARI
KOMUNIKAN AGAR KOMUNIKAN DAPAT BERUBAH PIKIRAN DAN TINDAKAN SEBAGAIMANA YG
DIKEHENDAKI OLEH SUMBER.

2. SENI YG DIGUNAKAN OLEH KOMUNIKATOR UTK MEMPENGARUHI

KOMUNIKAN, DAN

3. PROSES UTK MENGUBAH SIKAP, KEPERCAYAAN, PENDAPAT ATAU

PERILAKU KOMUNIKAN.

JENIS JENIS PERSUASI.

SEORANG KOMUNIKATOR DAPAT MELAKUKAN PERSUASI DGN BAIK JIKA MEMANFAATKAN 2 (DUA)
TAKTIK UNTUK MENCAPAI TUJUANNYA YAITU :

1. TAKTIK INTENSIFY, DIMANA KOMUNIKATOR MELAKUKAN


INTENSIFY ATAU MENINGKATKAN KUALITAS DAN KUATITAS PESAN YANG INGIN MENGHASILKAN
PENGARUH TERTENTU.

2. TAKTIK DOWNPLAY, YAKNI TEHNIK UTK MENURUNKAN KUALITAS

ATAU KUANTITAS PESAN YANG INGIN MENGHASILKAN PENGARUH

TERTENTU.

INTENSITY

REPETITION

ASSOTIATION

COMPOSITION

PESAN ------ PERUBAHAN SIKAP.


DOWNPLAY

OMMISSION

DIVERSION

CONFUSION

REPETISI ( PENGULANGAN ) ---- MERUPAKAN TAKTIK DARI KOMUNIKATOR UNTUK MENGUNGKAPKAN


PESAN DENGAN MENYEBUTKAN PESAN BERULANG ULANG KALI AGAR AUDMENGANGGAP PESAN ITU
PENTING SEHINGGA MUDAH DIINGAT
( CONTOH : SAYA INGATKAN SEKALI LAGI CUCI TANGAN, CUCI TANGAN, CUCI TANGAN, CUCI TANGAN
SEBELUM MAKAN ).

ASOSIASI ADALAH TAKTIK DARI KOMUNIKATOR UNTUK MENGUNGKAPKAN PESAN SECARA TIDAK
LANGSUNG SEHINGGA PESAN ITU HANYA DAPAT DIPAHAMI JIKA DIHUBUNGKAN DENGAN :

1. SESEORANG ATAU EVENT.

2. SESUATU YG DISUKAI ATAU TIDAK DISUKAI. DAN,

3. DENGAN AUDIENS TERTENTU (CONTOH INGAT YAH KASUS 100 ORANG ANAK SD KUANPOI YG HARUS
DIRAWAT DI RSUD ITU GARA2 MINUM SUSU KADALUARSA (EVENT) > ISI PESAN JANGAN MEMBELI SUSU
YANG SUDAH KADALUARSA.

KOMPOSISI.

KOMPOSISI MERUPAKAN TAKTIK DARI KOMUNIKATOR UNTUK MENGUNGKAPKAN SUATU PESAN


MELALUI KOMPOSISI BAHASA, DIKSI, BIAS VOKAL ATAU VISUAL DAN LAIN2 ( CONTOH: IKLAN SUSU
DANCOW > AKU DAN KAU SUKA DANCOW> CATATAN : KATA DAN MENGINGATKAN KITA PADA KATA
DAN KATA COW PADA KATA KAU ) ATAU ORANG LEBIH MUDAH INGAT KATA YANG SALAH: TERMOREX
ATAU TERMOS ES ?

OMISI ADALAH TAKTIK SEDERHANA MENYAMPAIKAN PESAN YANG KRITIS DEMI MENGHINDARI
( MENUTUPI ) KEKURANGAN ATAU KELEMAHAN DARI APA YANG DIINFORMASIKAN. KADANG2 ADA YANG
MENYEBUT OMISI SEBAGAI EUFEMISME, MISAKAN MENGHALUSKAN SUATU PERNYATAAN YANG
TYERKANDUNG DALAM INFORMASI SEHINGGA MAMBUAT ORANG YANG MENDENGAR TIDAK
TERSINGGUNG.

( CONTOH IBU2 INGAT YAH, WAKTU MASAK SAYUR PAKAI GARAM YODIUM UNTUK MENCEGAH GONDOK
> KOMUNIKATOR TIDAK MAU MEMBUAT PARA IBU DIKAMPUNG TERSINGGUNG KARENA SEBAGIAN
BESAR ORANG DEWASA DARI KAMPUNG ITU MENDERITA GONDOK INDEMIK.

DIVERSI.

MERUPAKAN TAKTIK UNTUK MENYATAKAN KEBURUKAN KITA ATAU MENYATAKAN KEBAIKAN DARI
ORANG KITA.( CONTOH : KEBIASAAN BURUK DARI IBU2 KITA DI RT 12 INI SUKA GOSIP WAKTU
MENUNGGU ANAK2 DITIMBANG DIPOSYANDU, COBA BELAJAR DARI IBU2 DI RT 17, IBU2 MEREKA
DIAJARI CARA MASAK BUBUR KACANG IJO SAMBIL MENUNGGU ANAK2 DITIMBANG.

KONFUSI.

ADALAH TAKTIK UNTUK MENYATAKAN SESUATU DENGAN JARGON, ATAU MENYAMPAIKAN INFORMASI
SECARA KELEWAT DETAIL ATAU YANG KONTRADIKTIF SEHINGGA MEMBINGUNGKAN ORANG LAIN,
BAHKAN MENYAMPAIKAN SESUATU DENGAN LOGIKAYANG SALAH.

( ANAK SEHAT REMAJA SEHAT PEMUDA SEHAT TOSGSA SEHAT >

JARGON ; KALAU MAU ANAK DEMAM BERDARAH DAN MATI DI UGD MAKA BIARKANLAH DIA BERMAIN
DENGAN KALENG2 KOSONG YANG ADA DIHALAMAN RUMAH > KONTRADIKTIF DAN LOGIKA YANG
SALAH..

PERANAN KOMUNIKATOR BERDASARKAN RETORIKA.

MENURUT ARIS TOTELES PERBEDAAN CARA BERPIKIR DAN BERTINDAK ITU DAPAT DIPERSATUKAN
MELALUI RETORIKA YG DALAM PRAKTEKNYA TERGANTUNG DARI BAGAIMANA MENERAPKAN JENIS
KEMAMPUAN UTK MENGUNGKAPKAN PENDAPAT, YAITU : ETHOS, PATHOS DAN LOGOS.

1. ETOS.

KATA ARISTOTELES JIKA ANDA ADALAH KOMUNIKAN MAKA ANDA AKAN DIPENGARUHI OLEH SEORANG
PEMBICARA HANYA KARENA DIA MENAMPILKAN DIRI SEBAGAI SEORANG YANG DILIHAT DAN
DIRASAKAN AUDIENS SEBAGAI ORANG ( SUMBER, PENGIRIM, KOMUNIKATOR) YANG :
INTELIGENCE KOMUNIKATOR YANG TAMPIL SEBAGAI SEORANG YANG PANDAI, ATAU
CAKAP, PERCAYA DIRI, MENGETAHUI FAKTA, BERBICARA YANG JELAS, BERDIRI ATAU
DUDUK DENGAN POSTUR TUBUH YANG MENUNJUKAN ORANG CAKAP.

KARAKTER KOMUNIKATOR YANG TAMPIL DENGAN KARAKTER YANG JUJUR, ADIL,


MEMILIKI REPUTASI SEHINGGA KITA MERASA ORANG ITU BERKATA BENAR DAN JUJUR.

GOODWILL AUDIENS JUGA LEBIH PERCAYA KEPADA KOMUNIKATOR YANG


MENUNJUKAN KEMAUAN BAIK, PERNYATAAN YANG PASTI, KONTAK MATA, GERAKAN
YANG MEYAKINKAN, ADA KESAN MELINDUNGI KITA.

DENGAN DEMIKIAN ARISTOTELES ITU MENEKANKAN ASPEK REPUTASI


YANG TERGAMBAR DARI KOMUNIKASI SEBAGAI BERIKUT :

SEORANG PRIBADI YANG MENGESANKANPRIBADI YANG JUJUR, MAMPU MENGANTAR DAN


MENGATUR PEMBICARAAN, TERLATIH, MEMPUNYAI KEAHLIAN DAN BERPENGALAMAN.

SEORANG PRIBADI YANG KETIKA SEDANG BERBICARA MAMPU MENGGUNAKAN BAHASA


ISYARAT, MEMAINKAN KONTAK MATA DAN MEL;ANTUNKAN SUARA SECARA BERVARIASI.

2. PATHOS.

PATHOS BERKAITAN DENGAN EMOSI, ARTINYA BAGAIMANA SEORANG KOMUNIKATOR MAMPU


MENAMPILKAN DAYA TARIK EMOSIONAL SEHINGGA MAMPU MEMBANGKITKAN PERASAAN
KOMUNIKAN. KEMAMPUAN ITU DITUNJUKAN OLEH MANIPULASI :
MAKING AND CALMING ANGER > MAMPU MEMBUAT KOMUNIKAN MERASA SEJUK DAN MARAH.

LOVE HATE > MAMPU MEMBUAT KOMUNIKAN MENCINTAI DAN MEMBENCI.

FEAR CONFIDENCE > MAMPU MEMBUAT KOMUNIKAN MERASA TAKUT ATAU MEMBANGKITKAN
KEPERCAYAAN DIRI.

SHAME SHAMELESSNESS > MAMPU MEMBUAT KOMUNIKAN MERASA MALU ATAU MEMBANGKITKAN
KEBERANIAN.

INDIGNATION- ENVY > MAMPU MEMBANGKITKAN RASA BERKUASA ATAU KEHILANGAN


KEKUASAAN/PENGRUH.

ADMIRATION ENVY > MAMPU MEMBANGKITKAN SEMANGAT KERJA ATAU MENDORONG ORANG LAIN
BEKERJA KERAS ATAU TIDAK BEKERJA KERAS.

3. LOGOS.

BERKAITAN DENGAN KEMAMPUAN KOMUNIKATOR YANG SECARA INTELEK ( CERDIK ATAU PANDAI )
MENGATAKAN SESUATU SECARA
RASIONAL DAN ARGUMENTATIF, MISALNYA MENYAMPAIKAN INFORMASI DENGAN DATA STATISTIK
MEMBERIKAN CONTOH2 DENGAN KESAKSIAN.

LOGOS MELIPUTI :

INVENTION KEMAMPUAN MENYAMPAIKAN SEBUAH INFORMASI YG MENAMPILKAN HUKUM2 LOGIKA


(MASUK AKAL).

ARRANGEMENT KEMAMPUAN MENYAMPAIKAN SEBUAH TOPIK INFORMASI SECARA SEDERHANA


SESUAI POSISI KOMUNIKATOR.

STYLE KEMAMPUAN MENAMPILKAN GAYA BERBICARA YANG MENYENANGKAN KOMUNIKAN.

MEMORY KEMAMPUAN MENAMPILKAN INFORMASI DENGAN GAMBARAN SESUATU INFORMASI YANG


DIINGAT DAN INFORMASI ITU BERKAITAN DENGAN APA YANG ANDA UCAPKAN.

DELIVERY KEMAMPUAN BERBICARA EFEKTIF.

PRINSIP UMUM KREDIBILITAS KOMUNIKATOR.

BEBERAPA PRINSIP YAKNI : DAYA TARIK, MOTIF, KESAMAAN, DAPAT DIPERCAYAI, KEPAKARAN DAN
KEASLIAN PESAN.

1. DAYA TARIK.MISALNYA TERTARIK KARENA SAMA SUKU, SAMA AGAMA, HJOBI YANG SAMA ATAU
KOMUNIKATOR TAMPIL DENGAN PAKAIAN DAN ASESORIS YANG MENAWAN.

DAYA TARIK SOSIOLOGIS ANTROPOLOGIS.

AUDIENS TERTARIK PD KOMUNIKATOR KARENA MEREKA MEMPUNYAI STATUS SOSIAL YG SAMA CONTOH
IBU HAMIL ISTRI PRAJURID AKAN LEBIH SUKA JIKA ISTRI KOMANDAN MENJADI KOMUNIKATOR KETIKA
MENERANGKAN 4 SEHAT 5 SEMPURNA.PARA ULAMA DALAM MENYAMPAIKAN PROGRAM JUMAT
BERSIH.MAHASISWA FKM ASAL KONAWE AKAN LEBIH MUDAH MENJELASKAN TUJUAN KEGIATAN BAKTI
SOSIAL DOKONAWE DARI PADA MAHASISWA FKM ASAL BUTON.KARENA ADA PERSAMAAN KULTUR
( DAYA TARIK ANTROPOLOGIS ).
DAYA TARIK PSIKOLOGIS.ANTARA LAIN:

1. DAYA TARIK FISIK.

2. KESAMAAN.

3. KEYAKINAN DAN KEPERCAYAAN.

4. SIKAP.

5. KEMAMPUAN UTK DIBANDINGKAN MISALNYA DALAM SIKAP, KEPRIBADIAN DAN LAIN2.

6. DERAJAD PERBEDAAN.
7. KEDEKATAN LOKASI GEOGRAFIS.

8. KEDEKATAN PERSONAL.

DAYA TARIK FISIK. MISALNYA ORANG YG BERTUBUH TINGGI, TEGAP DAN BESAR LEBIH DISUKAI DARI YG
BERTUBUH PENDEK APALAGI KURUS.

WANITA MUNGKIN LEBIH SENANG DGN KOMUNIKATOR PRIA DAN SEBALIKNYA.

2. FAKTOR DINAMIS.CONTOH AUDIENS

AKAN LEBIH MUDAH MENERIMA PESAN DARI KOMUNIKATOR YG TAMPIL DENGAN DINAMIKA TINGGI
( DALAM KOMUNIKASI DISEBUT FAKTOR MOVEMENT ) ARTINYA AUDIENS LEBIH MUDAH MENERIMA
INFORMASI DARI KOMUNIKAROR YG TAMPIL ENERGIK,AKTIF DAN HIDUP DAN MENAMPILKAN FISIK YG
BERDAYA TAHAN TINGGI.

3. MOTIF.FAKTOR MOTIF ATAU ALASAN PENDORONG KOMUNIKASI TURUT MENENTUKAN


PERSUASI ATAU BERPENGARUH TERHADAP PENERIMAAN PESAN OLEH AUDIENS.AUDIENS LEBIH
SUKA MENERIMA INFORMASI DARI KOMUNIKATOR YG SECARA TERUS TERANG TERBUKA JUJUR
MENYATAKAN MAKSUD BERKOMUNIKASI.

4. KESAMAAN.KESAMAAN ATAU
SIMILARITY MERUPAKAN SALAH SATU

FAKTOR YG MEMUDAHKAN

PENERIMAAN PESAN OLEH AUDIENS.

ORANG LEBIH TERTARIK PADA

KOMUNIKATOR YG MEMPUNYAI

BANYAK KESAMAAN DGN DIA MISAL

NYA MINAT, HOBI, PILIHAN POLITIK,

ASAL SEKOLAH, ASAL SUKU BANGSA,

DAN LAIN LAIN.

5. DAPAT DIPERCAYAI.

6. KEPAKARAN.CONTOH ORANG LEBIH

PERCAYA INFORMASI TTG KESEHATAN

MASYARAKAT DARI SARJANA


KESEHATAN MASY.

7. KEASLIAN SUMBER PESAN.

MASALAH KEASLIAN SUMBER PESAN ATAU ORIGINATE THE MESSAGE SANGAT MENENTUKAN TINGKAT
PENERIMAAN AUDIENS.CONTOH ORANG LEBIH PERCAYA INFORMASI ILMIAH KESEHATAN YG
BERSUMBER DARI JURNAL KESEHATAN DARI PADA DARI SURAT KABAR.
DIMENSI DAN TYPE KREDIBILITAS KOMUNIKATOR.

DIMENSI KREDIBILITAS.

1. COMPOTENCE. KEMAMPUAN KOMUNIKATOR YG DIPERLIHATKAN MELALUI KEWENANGAN


( PANGKAT, JABATAN, KEPAKARAN ) DIA TAS SUATU OBYEK YG SEDANG DIPERCAKAPKAN.

2. CHARACTER, YG DIPERLIHATKAN OLEH MORAL KOMUNIKATOR.

3. INTENTION, MOTIF ATAU MAKSUD YG MENDORONG KOMUNIKATOR MENGATAKAN SESUATU.

4. PERSONALITY, YAKNI PESAN KEDEKATAN (PROXIMITY) ANTARA KOMUNIKAN DAN


KOMUNIKATOR.KESAMAAN PSIKOLOGIS, SOSIOLOGIS, ANTROPOLOGIS SERING MEMPENGARUHI
RASA KEDEKATAN ANTARA KOMUNIKAN DGN KOMUNIKATOR.

5. DYNAMICS, YAKNI DINAMIKA YG DIPERLIHATKAN OLEH SEORANG KOMUNIKATOR.

6. CHARISMA, KUALITAS INDIVIDU YG DITUNJUKAN POWERFUL LANGUAGE, SOCIAL SENSITIVITY


DAN ATTRACTIVENNES.

7. AUTHORITY, KOMUNIKATOR YG MEMEGANG KEKUASAAN ATAU WEWENANG TTT LEBIH


DIPERCAYAI KOMUNIKAN DARI PADA YG TIDAK MEMPUNYAI KEKUASAAN ATAU WEWENANG.

8. COMPLIANCE, KOMUNIKAN LEBIH MUDAH MENGADOPSI PERILAKU KOMUNIKATOR KRN


HUBUNGAN DIANTARA DUA PIHAK DIIMING IMINGI OLEH HUKUMAN ATAU GANJARAN.

9. INTERNALIZATION, KOMUNIKAN LEBIH MUDAH MENERIMA SUATU PESAN YG


DIREKOMENDASIKAN KOMUNIKATOR KRN INFORMASI ITU SEARAH DGN NILAI ATAU SIKAP
KOMUNIKAN.

10. IDENTIFICATION, KOMUNIKAN JUGA LEBIH MUDAH MENERIMA SUATU PESAN YG


DIREKOMENDASIKAN KOMUNIKATOR KRN INFORMASI ITU MERUPAKAN IDENTIFIKASI
DIRI/PRIBADI KOMUNIKATOR.

11. EXPERTISE, KEPAKARAN YG MELEKAT PADA SEORANG KOMUNIKATOR, KRN KEPAKARAN DALAM
SUBYEK YG DIPERCAKAPKAN ATAU YG DINFORMASIKAN AKAN MEMUDAHKAN KOMUNIKAN
PERCAYA KPD KOMUNIKATOR.
12. TRUSTWORTHINESS, HAL YG DPT DIPERCAYAI MERUPAKAN PENILAIAN KOMUNIKAN TERHADAP
KOMUNIKATOR.ARTINYA AUDIENS LEBIH MUDAH MENERIMA PESAN DARI KOMUNIKATOR YG
DIPERCAYAI.

13. GOOD WILL, AUDIENS LEBIH MUDAH MENERIMA PESAN DARI KOMUNIKASI YG MENURUT DIA
MEMPUNYAI KEBAIKAN TTT.

14. EMOTIONAL INTELLIGENCE, KECERDASAN EMOSIONAL, YAKNI TAMPILAN EMOSI SESUAI DGN
KONTEKS TTT, KOMUNIKATOR SANGAT MEMPENGARUHI PENERIMAAN PESAN OLEH AUDIENS.

DANIEL GOLEMAN ( PAKAR KECERDASAN EMOSIONAL ) MENGEMUKAAN 5 KARAKTERISTIK KECERDASAN


EMOSIONAL SBB :

1. SELF AWARENESS, SUATU KESADARAN SESEORANG ATAS EMOSI YG DIA MILIKI, DAN KESADARAN
ITU DPT MEMBUAT SESEORANG BISA MENGARTIKULASIKAN EMOSINYA SETEPAT TINDAKANNYA.

2. MANAGING EMOTIONS, BGM MENGGAMBARKAN EMOSI SECARA TEPAT SESUAI DGN


LINGKUNGAN (LEVEL) KOMUNIKASI ATAU KONTEKS KOMUNIKASI.

3. MOTIVATING YOUR SELF, BGM MENGELOLA EMOSI DAN MENJADIKAN EMOSI SEBAGAI FAKTOR
PENDORONG UTK MENCAPAI SESUATU YG DICITA CITAKAN.

4. RECOGNIZING EMOTIONS IN OTHERS, BGM SESEORANG MENGAKUI EMOSI ORANG LAIN, INI
MERUPAKAN SIKAP EMPATI ATAU MEMASUKI PERASAAN ORANG LAIN.

5. HANDLING RELATIONSHIPS, BGM SESEORANG MENANGANI EMOSINYA DALAM RELASI DGN


ORANG LAIN.

TIPE KREDIBILITAS.
DE VITO MENGEMUKAKAN BAHWA ADA TIGA TIPE KREDIBILITAS KOMUNIKATOR YAITU :

1. INITIAL CREDIBILITY, YAKNI INISIAL YG MENUNJUKAN STATUS ATAU POSISI SESEORANG,


MISALNYA JABATAN, PANGKAT, GELAR2 AKADEMIK ATAU KEBANGSAWANAN DLL.

2. DERIVED CREDIBILITY, YAKNI SESUATU YG MENGESANKAN BAGI KOMUNIKAN TATKALA


KOMUNIKASI SEDANG BERLANGSUNG MISALNYA TTG KEMAMPUAN INTELEKTUAL, MORAL
KOMUNIKATOR, TTG KOMPOTENSI HINGGA KE KEMAMPUAN UTK MENGEKSPRESIKAN KATA2
MELALUI BAHASA ISYARAT (NON VERBAL )

3. TERMINAL CREDIBILITY, YAKNI HASIL YG DIPEROLEH AKIBAT DUA TIPE KREDIBILITAS TERDAHULU (
INITIAL AND DERIVED) TINGKAT KETERPENGARUHAN.

MENGELOLA PESAN DALAM KOMUNIKASI KESEHATAN.


HAKEKAT PESAN YAKNI :
1. ISI (CONTENT) PESAN (MESSAGE) MERUPAKAN BASIS DARI PENGARUH KOMUNIKATOR (JUGA MEDIA),
INILAH YANG PALING UTK DIPELAJARI.

2. ISI PESAN DIRANCANG SECARA CERMAT OLEH PERANCANG, PRODUSER, PENULIS,EDITOR UTK
MEMPENGARUHI AUDIENS.

3. ISI PESAN TIDAK SELALU TERIKAT PADA HAL YG BENAR TETAPI JUGA PADA ISU YG TIDAK BENAR.

4. STUDI TTG ISI PESAN MENDORONG KITA UTK MERAMALKAN DAMPAK TERHADAP AUDIENS.

YANG DIMAKSUD DGN CONTENT/ISI INFORMASI (PESAN) KESEHATAN :

1. CONTENT/ISI ADALAH KELENGKAPAN JUMLAH (KUANTITAS) DAN KUALITAS INFORMASI VERBAL DAN
VISUAL MENGENAI KESEHATAN YG DIDISTRIBUSIKAN OLEH KOMUNIKATOR ATAU MEDIA.

2. JUMLAH/KUANTITAS ISI ITU MERUJUK PADA JUMLAH WAKTU YG DIGUNAKAN DALAM DETIK, MENIT,
JAM UTK MEMUAT BERITA, FILM DAN LAIN2. ATAU JUMLAH KOLOM SURAT KABAR/MAJALAH YG
MEMUAT BERITA, OPINI, GAMBAR, CERPEN, BERITA DAERAH, KOLOM, FEATURE, DALAM SATU KALI
TERBITAN.

3. KUALITATIF MERUJUK PADA MUTU,KUALITAS ISI, PENAMPILAN FAKTUAL, PEMEROLEHAN BERITA, DAYA
GUNA SEBUAH BERITA, FAKTA, KEABSAHAN, METODE DAN TEHNIK PENGOLAHAN. PENTING UTK
DIPERHATIKAN HAL2 BERIKUT INI:

PROMINENCE/IMPORTANT PESAN YG MAU DISAMPAIKAN ITU MERUPAKAN SESUATU YG MENONJOL


DAN PENTING.

- LAKI2 SULTRA YG BERSTATUS

KAWIN KURANG TAHU ALAT KB.

- WANITA SULTRA YG BERESTATUS

KAWIN LEBIH TAHU TTG ALAT KB.

HUMAN INTEREST PESAN YG MAU DISAMPAIKAN ITU MENGANDUNG DAYA TARIK KEMANUSIAAN.

MOTHER TERESA DARI KALKUTA.

CONFLICT/CONTROVERSY PESAN YANG MAU DISAMPAIKAN ITU MENGANDUNG KONFLIK,


KONTRAVERSIAL, ANEH.

TAK ADA SATU LAKI2PUN DISULTRA YG TAHU TTG CARA MENGHINDARI AIDS.

THE UNUSUAL PESAN YG DISAMPAIKAN ITU MERUPAKAN PERISTIWA YG JARANG TERJADI,TIDAK


LAZIM.

KISAH SANG DUKUN YG MENOLONG PERSALINAN BU DOKTER PUSKESMAS.


TIMELINESS PESAN YG DISAMPAIKAN ITU MERUPAKAN PERISTIWA SESUAI DGN WAKTUNYA (AKTUAL)

20 ANAK MENGIDAP PENYAKIT ANEH DI LADONGI MENINGGAL DUNIA.

PROXIMITY PESAN YG DISAMPAIKAN ITU MERUPAKAN YG DEKAT SECARA SOSIOLOGI/ANTROPOLOGI


ATAU PSIKOLOGIS DGN AUDIENS.

PARA PERAWAT DI KONAWE DEMONSTRASI GARA2 PEMECATAN TERHADAP PERAWAT DIUNAAHA

KARAKTERISTIK KUALITAS INFORMASI SECARA TEORITIS :

1. ISI PESAN MEREFLEKSIKAN REALITAS SOSIAL DGN SEDIKIT BAHKAN TANPA DISTORSI.

2. ISI PESAN DIPENGARUHI OLEH EFEK NOL = REALITAS SOSIAL, JADI BGM PEKERJAAN KOMUNIKATOR
(MEDIA) MENSOSIALISASIKAN DAN BERSIKAP ATAS REALITAS SOSIAL.

3. ISI DIPENGARUHI PLEH KERJA KOMUNIKATOR YG RUTIN (MEDIA RUTIN) ATAU RUTINITAS ORGANISASI
KOMONIKATOR, KOMUNIKASI ANTAR PEKERJA MEDIA PERUSAHAAN.

4. ISI DIPENGARUHI OLEH GERAKAN INSTITUSI SOSIAL.

5. ISI ADALAH FUNGSI DARI POSISI IDEOLOGIS DAN PENGOLAHAN UNTUK MENDUKUNG STATUS QUO.

6. APAKAH SEBUAH BERITA ITU OBJEKTIF?OBJEKTIVITAS DITENTUKAN OLEH SEJAUH MANA MEDIA
MENGGAMBARKAN REALITAS, BANDINGKAN ANTARA MEDIA REALITY DENGAN SOCIAL REALITY. INILAH
TUGAS SOSIOLOGI MEDIA, YAKNI SEJAUH MANA KEADAAN SOSIAL MEMPENGARUHI PESAN/ISI MEDIA
ITU SENDIRI.

KATEGORI FUNGSI ISI PESAN.

1. FUNGSI MENGAWASI LINGKUNGAN, MEMPERINGATKAN ANCAMAN DAN BAHAYA TTG DUNIA


DISEKELILING KITA , MEMPERINGATKAN BAHAYA PENYAKIT MENULAR, BAHASA HIV/AIDS DLL.

2. FUNGSI KORELASI, MELALUI TAJUK DAN PROPAGANDA SEHINGGA MEMBUAT AUDIENS


MENGHUBUNGKAN PERINGATAN TSB DGN PENGAWASAN LINGKUNGAN DIATAS.

3. TRANSMISI, ISI MENGALIHKAN NORMA MASYARAKAT DALAM PELBAGAI CARA.

4. HIBURAN, MANUSIA NORMAL BERPIKIR BAHWA MEREKA BUTUH HIBURAN, SANTAI, HUMOR. ISI PESAN
BISA DIRANCANG SEDEMIKIAN RUPA UTK MENAMPILKAN JUGA ASPEK HIBURAN AGAN AUDIENS
MENIKMATI.

APAKAH ISI PESAN MEREFLEKSIKAN REALITAS ?

1. ISI PESAN MEMANIPULASI REALITAS.

2. MANIPULASI ISI YG DITAMPILKAN SECARA VISUAL VERSUS VERBAL.


MORRIS (1977) DALAM LILIWERI (2004) MEMBAGI PESAN NON VERBAL SBB :

1. KINESIK ADALAH PESAN NON VERBAL YG DIIMPLEMENTASIKAN DALAM BAHASA ISYARAT TUBUH ATAU
ANGGOTA TUBUH.

2. PROKSEMIK YAITU BAHASA NON VERBAL YG DITUNJUKAN OLEH RUANG DAN JARAK ANTARA INDIVIDU
DGN ORANG LAIN WAKTU BERKOMUNIKASI ATAU ANTARA INDIVIDU DGN OBYEK.

PROKSEMIK DIBAGI ATAS PROKSEMIK JARAK,PROKSEMIK RUANG DAN PROKSEMIK WAKTU.

PROKSEMIK JARAK.

PROKSEMIK JARAK MERUPAKAN BAHASA JARAK MERUPAKAN BAHASA JARAK SEBAGAI SIMBOL
KOMUNIKASI YG PALING SENSITIF. JARAK ANTARA ORANG DPT DIGOLONGKAN SEBAGAI JARAK SAHABAT
INTIM, JARAK SAHABAT ASAL KENAL(SAY HELLO), ATAU JARAK ROMANTIS. UMUMNYA JARAK FISIK KITA
DGN ORANG LAIN MENUN JUKAN PULA KEDEKATAN FISIK DAN SOSIAL DGN LAWAN BICARA MISALNYA
JARAK INTIM, JARAK PRIBADI, JARAK SOSIAL, DAN JARAK PUBLIK.MAKIN DEKAT JARAK FISIK SESEORANG
DGN BADAN KITA M AKA DIA DIANGGAP MAKIN DEKAT SECARA PSIKOLOGIS MAUPUN SOSIAL DGN KITA
DAN SEBALIKNYA.

PROKSEMIK RUANG.

MAKNA TERHADAPNYA YAKNI :

1. UKURAN RUANG.

2. HAWA ATAU UDARA DALAM RUANG.

3. WARNA.

4. PENCAHAYAAN.

5. JANGKAUAN RUANG.

PROKSEMIK WAKTU.

MELIPUTI PENGGUNAAN WAKTU UTK

BERKOMUNIKASI SECARA NON VERBAL

PARA BAWAHAN HRS MENUNGGU

KEDATANGAN PIMPINAN, ATAU DALAM

PERTEMUAN, PARA BAWAHAN

DIHARUSKAN TIBA MENDAHULUI


ATASAN MEREKA.

BAHASA WAKTU MELIPUTI SIMBOL :

1. PELUANG DIPERKENANKAN UTK TERLAMBAT WAKTU YG DIPERKENANKAN OLEH SEBUAH KEBUDAYAAN


ATAU SUBKULTUR BAGI KITA UTK TERLAMBAT MENGIKUTI SEBUAH JADWAL ATAU PROGRAM FORMAL
MAUPUN INFORMAL.

2. AMBIGUITAS (TERGANTUNG KEBUDAYAAN) TINGKAT KELUWESAN WAKTU ANTARA KETEPATAN WAKTU


DAN KETERLAMBATAN WAKTU UTK MENGIKUTI SEBUAH JADUAL ATAU PROGRAM FORMAL MAUPUN
INFORMAL.

3. HAPTIK.

HAPTIK SERING DISEBUT ZERO PROXEMIC

ARTINYA TDK ADA LAGI JARAK

DIANTARA 2 ORANG WAKTU BERKOMUNI-

KASI. ATAS DASAR ITU MAKA ADA AHLI

KOMUNIKASI NON VERBAL YG MENGATAKAN HAPTIK ITU SAMA DGN MENEPUK NEPUK, MERABA-RABA,
MEMEGANG, MENGELUS DAN MENCUBIT.HAPTIK MENGOMUNIKASIKAN RELASI ANDA DGN SESORANG.
HAPTIK DITENTUKAN OLEH 3 FAKTOR :

1. DERAJAD ATRAKSI DAN KESUKAAN. ANDA LEBIH CENDERUNG ATAU SUKA MEMEGANG SESEORANG ATAU
SUATU OBYEK YG ANDA SUKAI. ANDAPUN LEBIH SUKA MEMEGANG ATAU MENGAMBIL SUATU BARANG
YG MENARIK DAN SEBALIKNYA.

2. DERAJAT KEKELUARGAAN/KEKERABATAN.ANDA JUGA LEBIH SERING MENGHIRAUKAN JARAK FISIK DGN


SESEORANG YG SANGAT DEKAT DGN ANDA, YG DIANGGAP SEBAGAI ANGGOTA KELUARGA ATAU
SAHABAT KARIB. KARENA KEDEKATAN PSIKOLOGIS ITULAH MAKA ANDA LEBIH BERANI MENCUBIT,
MENEPUK LENGAN DAN BAHU MENCIUM DAHI ATAU PIPI.

3. KEKUASAAN DAN STATUS.MISALNYA HUBUNGAN ANTARA ATASAN DAN BAWAHAN. MEREKA YG


TERGOLONG PADA KELOMPOK ATASAN SERING MENGHINDARI DIRI DARI PEGANGAN BAWAHANNYA.

4. PARALINGUISTIK.

PARALINGUISTIK MELIPUTI SETIAP

PENGGUNAAN SUARA SHG DIA BERMAN-

FAAT KALAU KITA HENDAK MENGINTRE-

PRETASI SIMBOL VERBAL. SEBAGAI CON-


TO ORANG2 MUANG THAI MERUPAKAN

ORANG YG RENDAH HATI, MIRIP DGN

ORANG JAWA YG TDK MENGUNGKAPKAN

KEMARAHAN DGN SUARA YG KERAS.

MENGERITIK ORANG LAIN BIASANYA TAK

DIUNGKAPKAN SECARA LANGSUNG TETA-

PI DGN ANEKDOT. INI BERBEDA DGN

ORANG BATAK YG MENGUNGKAPKAN SE-

GALA SESUATU DGN SUARA KERAS.

5. ARTFAK.

KITA TDK MEMAKSUDKAN ARTIFAK DGN

ARTIFAK DALAM STUDI ARKEOLOGI. KITA

MEMAHAMI ARTIFAK DALAM KOMUNIKA-

SI NON VERBAL DGN PELBAGAI BENDA

MATERIAL DISEKITAR KITA, LALU BGM

CARA BENDA2 ITU DIGUNAKAN UTK

MENAMPILKAN PESAN TATKALA DIPER-

GUNAKAN. KITA DPT MENDUGA STATUS

SOSIAL SESEORANG DARI PAKAIAN ATAU

MOBIL YG MEREKA GUNAKAN.

6. LOGO DAN WARNA.

BEBERAPA UNSUR YG PERLU DIPERHATI-

KAN KETIKA KITA MENCIPTAKAN LOGO.

PENGGUNAAN WARNA.

UKURAN.
MULTIMEDIA.

ANIMASI ADALAH PROSES KERJA PERANCANG UTK MEMBUAT VARIASI2 ATAS SIMBOL ATAU LOGO.

7. TAMPILAN FISIK TUBUH.

SALAH SATU KEUTAMAAN PESAN ATAU

INFORMASI KESEHATAN ADALAH PER-

SUASIF, ARTINYA BGM KITA MERAN -

CANG PESAN SEDEMIKAN RUPA SHG

MAMPU MEMPENGARUHI ORANG LAIN

AGAR MEREKA DAPAT MNGETAHUI

INFORMASI, MENIKMATI INFORMASI, ME-

MUTUSKAN UTK MEMBELI ATAU MENO

LAK PRODUK BISNIS YG DISEBARLUAS -

KAN OLEH SUMBER INFORMASI.

DALAM KOMUNIKASI KESEHATAN BAIK

KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI MAUPUN

KOMUNIKASI KELOMPOK KITA MERAN-

CANG PESAN NON VERBAL YG DISUKAI

AUDIENS.TELITI KBUDAYAAN AUDIENS

SEBELUM MERANCANG PESAN NON VER-

BAL BAIK RANCANGAN PESAN YG DITAM-

PILKAN LANGSUNG DALAM KOMUNIKASI

ANTAR PERSONAL ATAU DIGAMBARKAN

DIATAS KERTAS, DICETAK DIPAMFLET,

ATAU DIPINDAHKAN KE VIDEO.

PESAN NON VERBAL TURUT MEMPENGA-


RUHI PENERIMAAN PESAN OLEH AUDIENS.

MEMAHAMI DAN MEMAKAI PESAN VERBAL DALAM KOMUNIKASI KESEHATAN.

DALAM KOMUNIKASI VERBAL ARTINYA PESAN2 DISAMPAIKAN DLM BENTUK VERBAL BERUPA KATA2 YG
DIUCAPKAN(VOKAL), DFITULIS (VISUAL).

1. PENGGUNAAN BAHASA SECARA PRAGMATIS.

SEORANG KOMUNIKATOR KESEHATAN HENDAKLAH MEMPERHATIKAN KEBIASAAN DAN KEPRAKTISAN


BAHASA DIKALANGAN IBU2 DESA YG BERKUNJUNG DIPUSKESMAS, BAPAK2 NELAYAN DIPANTAI, PARA
GADIS DIPASAR UMUM, ORANG2 YG BERADA DALAM PERJALANAN DLL.

2. INGAT VARIASI BERBAHASA

DALAM KOMUNIKASI KESEHATAN, APALAGI DALAM SITUASI ANTAR BUDAYA, HENDAKLAH KITA
MEMPERHATIKAN BEBERAPA VARIASI BERBAHASA YG BERSUMBER PADA :

DIALEK.MASING2 DAERAH MEMPUNYAI DIALEK UTK MENERANGKAN KATA ATAU ISTILAH LOKAL.

AKSEN. MENUNJUKAN KEHASAN TEKANAN DALAM UCAPAN BAHASA LISAN.

JARGON. ADALAH SEBUAH UNIT KATA2 ATAU ISTILAH YG DIPERTUKARKAN OLEH MEREKA YG SAMA
PROFESI ATAU PENGALAMANNYA.CONTOH ISTILAH SKS HANYA DIMENGERTI DIKALANGAN DOSEN DAN
MAHASISWA

ARGOT. ADALAH BAHASA KHUSUS YG DIGUNAKAN SUATU KELOMPOK TTT UTK MENDIFINISIKAN BATAS2
KELOMPOK MEREKA DGN ORANG LAIN.DIKALANGAN ANAK2 SERING MENGGUNAKAN BAHASA KHUSUS
YG HANYA DIMENGERTI DIKALANGAN MEREKA.CONTOH: KAPAN SAYA BISA DATANG KERUMAH KAMU.?
(KAKEN SAKEN BIKEN DAKEN KEKEN RUKEN KAKEN?).

3. BERBAHASA PADA SAAT YG TEPAT.

MENURUT OHOIWUTUN ANDA HRS MEMPERHATIKAN :

KAPAN ORANG BERBICARA. MISALNYA ORANG JAWA DAN ORANG SUNDA MENGENAL
KEBIASAAN KAPAN ORANG BERBICARA, MISALNYA YG LEBIH MUDA MENDENGARKAN LEBIH
BANYAK DARI PADA ORANG TUA, YG TUA OMONG LEBIH BANYAK DARI YG MUDA.

APA YG DIKATAKAN. MISALNYA DGN STRATEGI BERTANYA ATAU BERCERITA.

KECEPATAN DAN JEDAH BERBICARA. IALAH PENGATURAN KENDALI BERBICARA MENYANGKUT


TINGKAT KECEPATAN DAN ISTRAHAT SEJENAK DALAM BERKOMUNIKASI ANTARA 2 PIHAK.

HAL MEMPERHATIKAN. DALAM BERKOMUNIKASI MEMPERHATIKAN ADALAH MELIHAT BUKAN


SEKEDAR MEMPERHATIKAN.
GAYA KAKU ATAU PUITIS. OHOIWATUN MENULIS JIKA ANDA MEMBANDINGKAN BAHASA
INDONESIA YG DIGUNAKAN PADA AWAL BERDIRINYA NEGARA INI DGN GAYA YG DIPAKAI
DEWASA INI BERBEDA. BAHASA INDONESIA TAHUN 1950- AN LEBIH KAKU. GAYA BAHASA
SEKARANG LEBIH DINAMIS, LEBIH BANYAK KATA.

BAHASA TIDAK LANGSUNG. BIASANYA TIDAK LANGSUNG DIDAHULUI OLEH BASA BASI DAN
BAHASA SIMBOLIK.

4. STRUKTUR PESAN.
DITUNJUKAN DGN :

POLA PENYIMPULAN (TERSIRAT ATAU TERSURAT).

POLA URUTAN ARGUMENTASI (MANA YG LEBIH DAHULU).

ARGUMENTASI (G DISENANGI ATAU TIDAK DISENANGI), POLA OBYEKTIVITAS (SATU SISI ATAU
DUA SISI).

5. GAYA PESAN (BAHASA).


GAYA PESAN MERUPAKAN VARIASI LINGUISTIK DALAM PENYAMPAIAN PESAN DGN :

PENGULANGAN.

MUDAH DIMENGERTI.

PERBENDAHARAAN KATA.

KEMAMPUAN MENGGUNAKAN GAYA BAHASA.

KOMUNIKATOR JUGA DIHARAPKAN MEMPUNYAI KEMAMPUAN UTK MENGGUNAKAN GAYA BAHASA


(USE STYLISTIC DEVICES) MISALNYA :
SIMILE MENERANGKAN SUATU INFORMASI DGN KATA BAGAI ATAU SEPERTI TINGKAH LAKU
PENDERITA RABIES BAGAI ANJING KELAPARAN YG GANAS DAN SANGAR.

METAFORA PEMAKAIAN KATA ATAU KELOMPOK KATA BUKAN DGN ARTI YG SEBENARNYA MELAINKAN
SEBAGAI LUKISAN YG BERDASARKAN PERSAMAAN ATAU PERBANDINGAN PEMUDA ADALAH TULANG
PUNGGUNG BANGSA, ALIRAN UANG DALAM BISNIS ADALAH DARAH SEGAR BAGI TUBUH PERUSAHAAN.

PERSONIFIKASI PERUMPAMAAN ATAU PERLAMBANGAN BENDA MATI SEBAGAI ORANG ATAU MANUSIA
HATI2 RAHASIA BISNIS YG KITA BICARAKAN INI DISAKSIKAN OLEH DINDING2 YG MENGELILINGI KITA,
KECEPATAN BERPIKIR ANDA SAMA DGN ANDA MENGENDARAI SEPEDA, SEDANGKAN KECEPATAN
BERPIKIR DIA SAMA SEPERTI DIA MENGENDARAI MOBIL BALAP.
HIPERBOLA UCAPAN (UNGKAPAN, PERNYATAAN) KIASAN YG DIBESARBESARKAN (BERLEBIHAN) YG
DIMAKSUDKAN UTK MEMPEROLEH EFEK TTT, - JUMLAH YG DIMILIKI ORANG KAYA ITU TAK AKAN HABIS
MEMBERIKAN MAKAN PENDUDUK DESA INI SELAMA TUJUH TURUNAN.

REPETITIF PENGULANGAN, MENGULANG ULANG KATA ATAU KALIMAT UTK MENUNJUKAN BETAPA
PENTINGNYA SUATU GAGASAN JGN LUPA MENCUCI DGN SURF PAKAI JERUK NIPIS, SURF PAKAI JERUK
NIPIS, SURF PAKAI JERUK NIPIS, SURF PAKAI JERUK NIPIS ..

ANTITESIS.- MEMBERIKAN KONTRAS TERHADAP 2 IDEA JURANG ANTARA KAYA DAN MISKIN SAMA DGN
LANGIT DAN BUMI.

HUMOR. MELONTARKAN HUMOR SECARA TEPAT.

ADA BEBERAPA TIPS MENYAMPAIKAN HUMOR YG BAIK DALAM PERGAULAN SBB :

KENALI PENDENGAR.

PERHATIKANSITUASI.

KUASAI BAHAN HUMOR.

HINDARI HUMOR YG SENSITIF.

JANGAN BERLEBIHAN.

6. DAYA TARIK PESAN.

YG DIMAKSUD DENGAN DAYA TARIK PESAN (MESSAGE APPEALS) MENGACU PADA MOTIF2 PSIKOLOGI YG
DIKANDUNG PESAN YAKNI :

RASIONAL EMOSIONAL.

FEAR APPEALS (DAYA TARIK KETAKUTAN)

REWARD APPEALS (DAYA TARIK GANJARAN.

RASIONAL EMOSIONAL.

RASIONAL ADALAH RANCANGAN PESAN YG MENJELASKAN SUATU INFORMASI SECARA RASIONAL SESUAI
DGN SYARAT2 YG SEHARUSNYA. MISALNYA SYARAT ILMUM KESEHATAN DLL. CONTOH KARENA PENYAKIT
INI DISEBABKAN OLEH VIRUS MAKA TDK BISA DIOBATI.PENYAKIT INI AKAN SEMBUH SENDIRI YG DALAM
ISTILAH MEDIS DISEBUT SELF LIMITED DISEASE UJAR AMAN.MENURUT DIA YG BISA DILAKUKAN
TERHADAP PENYAKIT INI ADALAH MELAKUKAN PENGOBATAN SESUAI DGN GEJALAH2 PENYAKIT ATAU
SIMTHOMATIS. MISALNYA KETIKA PENDERITA MENGALAMI BATUK DIBERI OBAT BATUK DSBNYA.
EMOSIONAL ADALAH RANCANGAN PESAN YG MENJELASKAN SUATU INFORMASI SECARA EMOSIONAL
SEHINGGA MENGGUGAH EMOSI AUDIENS. CONTOH MEROKOK DAPAT MENYEBABKAN KANKER,
SERANGAN JANTUNG, IMPOTENSI, GANGGUAN KEHAMILAN DAN JANIN. JIKA BAPAK TETAP MEROKOK
BERARTI BAPAK MEMBUNUH DIRI. ITUKAN KASIHAN ANAK2 DAN ISTRI APALAGI KALAU BAPAK JADI
IMPOTEN, MAKA RUMAH TANGGA BAPAK BAKAL TDK BAHAGIA.

FEAR APPEALS (DAYA TARIK KETAKUTAN)

MISALNYA BGM HUBUNGAN PEMBANTU DGN ANAK2 KETIKA ORANG TUA TDK BERADA DIRUMAH. HAL
INI AKAN MENDORONG PARA ORANG TUA SIBUK UTK MELUANGKAN WAKTU LEBIH BANYAK UTK
ANAK2NYA.

REWARD APPEALS (DAYA TARIK GANJARAN).

MISALNYA PASTA GIGIMEMBERTIKAN IMING2 BAGI PEMBELI DGN HADIAH JUTAAN RUPIAH SETELAH
MENGUMPULKAN SEJUMLAH BUNGKUS TERTENTU. JADI ORANG DIPERSUASI UTK MEMBELI PRODUK
BUKAN KARENA DIA BUTUH PRODUK TSB TETAPI KRN DIA INGIN MENDAPATKAN HADIAH KARENA
MEMBELI PRODUK ITU.

Komunikasi Kesehatan
Sabtu, 19 Maret 2016
Makalah Komunikasi Kesehatan 1
MAKALAH KOMUNIKASI KESEHATAN

KELAS Komkes-3
KELOMPOK HG 2

Disusun Oleh:
Ana Mardlianah, 1506669160
Anggun Laellatul, 1506689811
Khaula Nur Aliya, 1506690441
Nur Azizah, 1506677130

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Komunikasi Kesehatan semester genap
Tahun Akademik 2015/2016

RUMPUN ILMU KESEHATAN


UNIVERISTAS INDONESIA
2016

ABSTRAK
Komunikasi merupakan penyampaian informasi yang berisi ide, perasaan, perhatian, makna,
serta pikiran yang diberikan oleh pengirim kepada penerima melalui media komunikasi dengan
harapan si penerima pesan menggunakan informasi tersebut untuk mengubah sikap dan
perilakunya. Bentuk komunikasi terdiri dari komunikasi verbal dan nonverbal. Dalam
berkomunikasi juga terdapat berbagai hambatan yang berasal dari pengirim, penerima dan
lingkungan sekitar maupun dari pesan itu sendiri. Komunikasi terdiri dari komunikasi
intrapersonal, komunikasi interpersonal, komunikasi kelompok, komunikasi organisasi,
komunikasi massa, dan komunikasi intercultural. Contoh penerapan komunikasi interpersonal
yaitu penyampaian berita buruk kepada pasien, komunikasi dengan pasien depresi, agresif, pasif,
maupun geriatri yang harus sangat memperhatikan teknik-teknik dalam berkomunikasi supaya
komunikasi tetap efektif.

Kata Kunci: Interpersonal, Komunikasi, Non Verbal, Verbal

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II ISI
A. KONSEP DASAR DAN PRINSIP KOMUNIKASI
1. Pengertian Komunikasi
2. Konsep Dasar Komunikasi
3. Pengertian Proses Komunikasi
4. Tujuan Komunikasi
5. Syarat Penyampaian Komunikasi
6. Unsur Komunikasi
7. Fungsi Komunikasi
8. Faktor yang Berperan dalam Komunikasi
9. Prinsip Komunikasi
B. Hambatan Komunikasi dan Bentuk Komunikasi
1. Sikap dan Berperilaku dalam Berkomunikasi
2. Hambatan dalam Komunikasi
C. Komunikasi Interpersonal dan Pada Situasi Khusus
1. Komunikasi Interpersonal
2. Penyampaian Berita Buruk
D. Komunikasi pada Pasien Khusus
1. Komunikasi dengan Pasien Depresi
2. Komunikasi dengan Pasien Pasif
3. Komunikasi dengan Pasien Marah/Agresif
4. Komunikasi dengan Geraitri
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dunia kesehatan, terutama dunia kedokteran memang merupakan sebuah profesi yang
menuntut interaksi dan komunikasi yang tinggi di antara sivitasnya. Oleh karena itu,
pengetahuan dan pemahaman tentang komunikasi itu sendiri dan prinsip prinsip yang terdapat
di dalamnya sangatlah diperlukan. Ilmu komunikasi sendiri adalah ilmu yang harus dipahami
esensinya, dan terus menerus dilatih sehingga dapat mencapai hasil yang diinginkan. Dengan
memaparkan satu persatu unsur unsur yang ada dalam komunikasi, pelaku komunikasi dapat
melihat dengan lebih jelas lagi hal hal yang perlu diterapkan dan tidak perlu diterapkan saat
berkomunikasi dengan orang lain, oleh karena itu, penulis membuat makalah ini agar pihak
pihak yang membacanya dapat mendapatkan manfaat.
B. Rumusan Masalah
1. Bagimana Konsep Dasar dan Prinsip Komunikasi?
2. Apa yang dimaksud dengan Hambatan Komunikasi?
3. Bagaimana sikap dan berperilaku dalam Komunikasi?
4. Apa yang dimaksud dengan Komunikasi Interpersonal?
5. Bagaimana komunikasi dalam Penyampaian Berita Buruk?
6. Bagaimana berkomunikasi dengan pasien yang berkebutuhan khusus?
C. Tujuan
1. Mengetahui Konsep Dasar dan Prinsip Komunikasi.
2. Mengetahui tentang Hambatan Komunikasi.
3. Mengetahui sikap dan berperilaku dalam Komunikasi.
4. Mengetahui tentang Komunikasi Interpersonal.
5. Mengetahui komunikasi dalam Penyampaian Berita Buruk.
6. Mengetahui berkomunikasi dengan pasien yang berkebutuhan khusus.

BAB II

ISI

A. KONSEP DASAR DAN PRINSIP KOMUNIKASI


1. Pengertian Komunikasi
Komunikasi berasal dari kata communicare yang artinya adalah berpartisipasi atau
memberitahukan atau communis yang artinya milik bersama atau berlaku dimana-mana.
Komunikasi mempunyai pengertian sebagai berikut:
a. Pertukaran pikiran untuk menciptakan rasa saling mengerti dan percaya demi mewujudkan
hubungan baik antara seseorang dengan yang lain.
b. Pertukaran fakta, gagasan, opini, atau emosi antar dua orang atau lebih.
c. Hubungan yang dapat dilakukan melalui surat, kata-kata, symbol, atau pesan agar dapat saling
tukar-menukar arti dan pengertian terhadap sesuatu.
Komunikasi adalah proses penyampaian dan penerimaan pesan dari seseorang yang dibagi
kepada orang lain. Berkomunikasi berarti membantu menyampaikan pesan untuk kemudian
diketahui dan dipahami bersama. Pesan dalam komunikasi digunakan untuk pengambilan
keputusan.

2. Konsep Dasar Komunikasi


Komunikasi merupakan penyampaian informasi yang berisi ide, perasaan, perhatian, makna,
serta pikiran yang diberikan oleh pengirim informasi kepada penerima informasi dengan harapan
si penerima pesan menggunakan informasi tersebut untuk mengubah sikap dan perilakunya.
Komunikasi merupakan:
Proses sosialisasi, yaitu proses belajar seorang anggota masyarakat untuk mengenal dan
menghayati kebudayaan masyarakat dalam lingkungannya.
Proses yang terjadi dalam satu dan/atau dua arah.
Aktivitas yang bersifat persuasif dan purposif, yaitu komunikasi merupakan salah satu usaha
untuk membujuk orang-orang dan memiliki tujuan.
Aktivitas yang bertujuan untuk mendorong interpretasi atau pendapat individu.
Aktivitas pertukaran makna dan pikiran.
Aktivitas yang terjadi dalam ruang dan waktu tertentu.

3. Pengertian Proses Komunikasi


Proses komunikasi merupakan aktivitas mendasar bagi manusia sebagai makhluk sosial.
Setiap proses komunikasi diawali dengan adanya stimulus pada diri seseorang yang ditangkap
melalui panca indra. Stimulus tersebut diolah di otak berdasarkan pengetahuan, pengalaman,
selera dan kepercayaan
yang dimiliki setiap individu. Stimulus tersebut mengalami proses intelektual menjadi informasi.
Informasi yang telan dikomunikasikan disebut pesan. ( Wiryanto dalam buku Pengantar Ilmu
Komunikasi)
Bulletin UNINDO, United Nations, New York (1986) memuat artikel yang menyatakan
bahwa : Thinking and Communication are Information. Proses berpikir merupakan proses
komunikasi yang kita kenal sebagai proses komunikasi intrapersonal di dalam proses berpikir
dan proses komunikasi menghasilkan informasi. ( Wiryanto dalam buku Pengantar Ilmu
Komunikasi)
Komponen dalam proses komunikasi ialah people, messages, encoing and decoding,
meaning, dan interpretation. Individu/ manusia yang terlibat dalam proses komunikasi biasanya
sebagai pengirim pesan atau penerima pesan. Komunikasi berlangsung melalui pengirim dan
peneima pesan. Pesan memiliki konten yang disampaikan selama berkomunikasi. Konten dapat
berupa informasi factual, atau idea, hasil pemikiran ataupun ekspresi perasaan participant.
( Steinberg, 2006)
Komponen selanjutnya ialah encoding dan decoding. Encoding merupakan proses
transformasi pikiran dan ide-ide atau pesan kedalam tanda-tanda verbal dan nonverbal.
Sedangkan decoding ialah proses mengubah tanda verbal dan nonverbal kembali ke dalam
bentuk pesan. Meaning, pesan memiliki dua jenis informasi, content information dan relation
information. Informasi konten mengacu pada informasi factual tentangt topic pesan. Informasi
relasi mengarah kepada bagaimana participant memahami hubungan mereka. Interpretation,
pesan yang memiliki arti/maksud harus diinterpretasikan. Interpretasi bergantung pada
pemahaman sosial dan pemahaman individu. ( Steinberg, 2006)

4. Tujuan Komunikasi
Tujuan komunikasi kesehatan menurut Alo Liliweri, dibedakan menjadi dua, yaitu tujuan
strategis dan tujuan praktis.
1. Tujuan strategis merupakan fungsi dari program yang dirancang dalam bentuk paket acara atau
paket modul. Fungsinya adalah:
a. Relay information. Sumber yang diperoleh kemudian diteruskan ke pihak lain secara berantai.
b. Enable informed decision making. Informasi yang diperoleh memungkinkan untuk pengambilan
keputusan.
c. Promote healthy behavior. Informasi dapat digunakan untuk mempromosikan perilaku
kesehatan.
d. Promote peer information exchange. Mempromosikan pertukaran informasi antarsesama.
e. Promote self-care. Mempromosikan kepedulian untuk diri sendiri.
f. Manage demand for health service. Mengatur permintaan akan layanan kesehatan.

2. Tujuan praktis menurut Taibi Kahler, digunakan untuk meningkatkan kualitas sumber daya
manusia melalui pelatihan dan pendidikan, seperti berikut.
a. Meningkatkan kemampuan dan keterampilan berkomunikasi efektif. Contohnya, praktis
berbicara, berpidato, memimpin rapat, berdialog, berdiskusi, bernegosiasi, menyelesaikan
konflik, menulis, membaca, wawancara, menjawab pertanyaan dan argumentasi.
b. Membentuk sikap dan perilaku berkomunikasi. Contohnya, berkomunikasi yang menyenangkan,
berempati, berkomunikasi dengan kepercayaan diri, berkomunikasi dengan membentuk
kepercayaan publik dan pemberdayaan publik, membuat pertukaran informasi atau gagasan
menjadi menyenangkan, dan memberikan apresiasi terhadap terbentuknya komunikasi yang baik.
5. Syarat Penyampaian Komunikasi
Komunikasi adalah kegiatan yang lekat dengan kehidupan sehari-hari. Komunikasi menjadi
faktor penentu keutuhan hubungan antar makhluk. Komunikasi juga merupakan ketrampilan
yang paling penting dalam hidup seseorang. Seseorang menghabiskan sebagian besar jam disaat
sadar dan bangun untuk berkomunikasi. Diperlukan keahlian dalam berkomunikasi untuk
mencapai komunikasi efektif. Untuk mengembangkannya, setidaknya seseorang harus
menguasai empat jenis ketrampilan dasar dalam berkomuniasi, yaitu menulis, membaca dan
mendengar serta berbicara.
Esensi dari komunikasi adalah merengkuh atau meraih. Sesungguhnya komunikasi untuk
meraih perhatian, kasih sayang, minat, kepeduliaan, simpati, tanggapan, dll. Adapun syarat-
syarat komunikasi yang efektif:
a. Saling menghormati
Syarat pertama dalam berkomunikasi adalah sikap menghargai setiap individu yang menjadi
sasaran pesan yang anda sampaikan. Sebab prinsip setiap manusia adalah ingin dihargai dan
dianggap penting.
b. Empati
Empati adalah perhatian dan kasih yang diwujudkan melalui tindakan. Empati juga
merupakan kemampuan seseorang untuk menempatkan diri pada situasi atau kondisi yang
dihadapi oleh orang lain. Salah satu syarat utama dalam memiliki sikap empati adalah
kemampuan untuk mendengarkan atau mengerti terlebih dahulu sebelum didengar atau
dimengerti oleh orang lain. Rasa empati akan memampukan orang untuk dapat menyampaikan
pesan dengan cara dan sikap yang akan memudahkan penerima pesan menerimanya.
c. Dapat didengarkan (Audible)
Audible artinya dapt didengarkan atau dimengerti dengan baik. Jika empati orang harus
mendengarkan terlebih dahulu ataupun mampu menerima umpan balik dengan baik, maka
audible artinya pesan yang disampaikan dapat diterima oleh penerima pesan.
d. Kejelasan (Clarity)
Selain pesan harus dapat dimengerti denngan baik, hal penting lainnya adalahnkejelasan dari
pesan itu sendiri sehingga tidak menibulkan penafsiran yang berlainan.
e. Rendah Hati (Humble)
Sikap rendah hati adalah unsur yang terkait dengan syarat saling menghargai. Sikap rendah
hati adalah sikap yang penuh melayani, menghargai mau mendengar dan mau menerima kritik,
tidak sombong dan memandang rendah orang lain, berani mengakui kesalahan, dll.

Untuk membangun komunikasi yang efektif, berikut ini ada hal- hal yang sebaiknya
diperhatikan:
a. Kontak mata
Untuk menjadi orang yang mampu berkomunikasi efektif anda harus mampu menatap lawan
bicara dan mengambil jeda untuk memulai sebuah pembicaraan. Ini merupakan salah satu cara
yang membantu menciptakan kesan baik pada lawan bicara.
b. Ekspresi wajah
Wajah merupakan cermin kepribadian individu. Ekspresi wajah pikiran yang sedangmelintas
pada diri seseorang.
c. Postur tubuh
Setiap gerak gerik tubuh saat berbicara harus dikoordinasikan dengan kekuataan yang
mayakinkan orang.

6. Unsur Komunikasi
1. Sumber.
Sumber merupakan salah satu unsur dari komunikasi. Kegiatan komuikasi yang terjadi antar
manusia selalu melibatkan pembuat atau pengirim informasi. Sumber ini dapat disampaikan oleh
satu orang dan juga dapat disampaikan dalam bentuk kelompok (contoh: partai, organisasi atau
lembaga). Sumber juga sering disebut dengan pengirim, komunikator, atau dengan kata lain
source, sender dan encoder.
2. Pesan.
Unsur kedua dalam komunikasi adalah pesan. Dalam proses komunikasi, pesan adalah suatu hal
berupa ilmu pengetahuan, hiburan, informasi, nasihat atau propaganda yang disampaikan oleh
pengirim kepada penerima baik secara tatap muka atau langsung, maupun melalui media
komunikasi lainnya (contoh: televisi, telepon, koran). Pesan ini juga dapat disebut dengan
content.
3. Media (channel).
Unsur komunikasi berikutnya adalah media. Media dalam proses komunikasi merupakan
suatu alat yang digunakan untuk menyampaikan sebuah pesan dari sumber kepada penerima.
Bentuk dari media ini bermacam-macam:
Media antarpribadi, media ini berupa kurir, surat, maupun telepon.
Media kelompok, ditujukan bagi kegiatan komunikasi yang diikuti oleh lebih dari 15 orang.
Medianya dapat berupa rapat, seminar, dan konferensi.
Media publik, media ini digunakan apabila komunikasi terjadi lebih dari 200 orang dan
dilakukan dalam rapat akbar.
Media massa, merupakan salah satu contoh penyampaian komunikasi secara tidak langsung.
Karena dalam penyampaiannya, media ini menggunakan perantara berupa alat seperti televisi,
koran, dan radio.
Diantara bermacam-macam media yang digunakan dalam proses komunikasi, media yang
sangat penting dan dominan digunakan oleh manusia adalah pancaindera seperti mata dan
telinga.
4. Penerima.
Penerima merupakan pihak utama yang dijadikan sasaran pengiriman pesan oleh
narasumber. Oleh karena itu, penerima merupakan salah satu elemen penting dalam proses
komunikasi. Karena tanpa adanya penerima pesan, seseoorang yang menyampaikan pesan
tersebut tidak dapat dikatakan atau disebut sebagai narasumber. Penerima dapat berjumlah satu
orang atau lebih, dalam bentuk kelompok, partai, maupun negara. Penerima dapat disebut juga
dengan receiver.
5. Pengaruh (decoding).
Pengaruh merupakan perbedaan yang terjadi pada penerima sebelum dan setelah menerima
pesan. Perbedaan ini dapat berupa perbedaan pola pemikiran, hal yang dilakukan, maupun hal
yang dirasakan baik dalam tingkah laku maupun pengetahuan. Oleh karena itu, pengaruh juga
dapat diartikan sebagai perubahan atau penguat keyakinan, tindakan, dan sikap seseorang setelah
menerima pesan.
6. Umpan Balik (feedback).
Umpan balik merupakan salah satu pengaruh yang berasal dari penerima. Dimana penerima
menanggapi pesan yang telah diberikan oleh narasumber. Bentuk dari umpan balik ini akan
berbeda-beda tergantung pada individu masing-masing penerima pesan, apakah penerima setuju
dengan pesan tersebut atau penerima memiliki pandangan lain akan suatu pesan yang telah
disampaikan.

7. Lingkungan.
Lingkungan merupakan unsur terakhir dalam proses komunikasi. Faktor pada lingungan
terbagi menjadi lingkungan psikologis, sosial budaya, fisik dan dimensi waktu. Faktor-faktor ini
merupakan salah satu faktor penentu yang secara tidak langsung berpengaruh pada proses
komunikasi.
8. Gangguan.
Salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya kesalahpahaman mengenai pesan yang
disampaikan oleh narasumber kepada penerima disebut dengan hambatan. Hambatan ini dapat
berasal daripenyampaian pesan yang kurang jelas, ataupun penerima yang tidak mendengarkan
dengan baik. Gangguan juga disebut dengan istilah noise, dimana noise ini terbagi menjadi dua
macam, yaitu:
External noise, meliputi latar belakang pembicaraan, lingkungan sekitar, maupun saluran yang
digunnakan.
Internal noise, meliputi aspek psikologi maupun aspek semantik penerima. Dimana contoh dari
internal noise ini adalah suatu kata yang memiliki banyak arti/ambigu, ataupun penerima yang
didalam pemikirannya sedang memikirkan banyak masalah senhingga pesan tidak tersampaikan
dengan baik.

7. Fungsi Komunikasi
Komunikasi berfungsi sebagai informasi, pendidikan, dan untuk mendidik. Komunikasi
merupakan media untuk mentransformasikan ilmu. Informasi yang diberikan dapat berupa materi
tertulis, penjelasan verbal di kelas, atau berupa praktik. (Uripni dkk,2002)
Informasi diartikan sebagai berita yang sifatnya umum, sedangkan informasi massa
merupakan aktivitas pokok komunikasi yang mencakup kategori pengawasan lingkungan,
tindakan kolerasi, transmisi warisan sosial, dan hiburan.
a. Pengawasan lingkungan
Pengawasan lingkungan menunjukan adanya kegiatan pengumpulkan dan distribusi informasi
mengenai kejadian yang berlangsung di lingkungan.
b. Tindakan kolerasi
Tindakan kolerasi meliputi kegiatan interpretasi informasi mengenai lingkungan untuk berprilaku
sebagai respon terhadap suatu peristiwa.
c. Transmisi warisan sosial
Transmisi warisan sosial berfokus pada komunikasi tentang pengetahuan, nilai, norma sosial dari
satu generasi ke generasi lain.
d. Hiburan
Hiburan berdasarkan aktivitas pokok kegiatannya adalah tindakan komunikatif yang mempunyai
tujuan untuk menghibur.
Pendidikan merupakan sarana untuk menyampaikan ilmu pengetahuan, keterampilan, dan
sikap melalui komunikasi. Mendidik adalah upaya mengubah sikap dan perilaku negatif dan
positif, dari yang belum tahu menjadi tahu. Dalam hal ini fungsi komunikasi menitikberatkan
pada proses penyampaiannya. (Uripni dkk,2002)

8. Faktor yang Berperan dalam Komunikasi


Ada berbagai faktor yang memengaruhi kualitas komunikasi dan hubungan antara pasien
dan tenaga kesehatan, yaitu:
Faktor persamaan, seperti usia, jenis kelamin, disabilitas, etnisitas, dan agama.
Faktor sosial, yaitu apakah antara pasien dan tenaga kesehatan terjalin hubungan yang baik atau
tidak.
Kemampuan dalam berkomunikasi, termasuk kapasitas intelektual, bahasa, rasa empati,
kemampuan dalam menangani emosi.
Berbagai pengalaman baik atau buruk dalam pemberian atau penerimaan pelayanan kesehatan.
Kemampuan dalam berkomunikasi nonverbal, seperti kontak mata, gerak tubuh, ekspresi wajah,
nada suara, sentuhan, kedekatan, serta tanda-tanda atau isyarat.
Fokus dan berkonsentrasi saat berkomunikasi.
Bersikap profesional.
Lingkungan yang mendukung dan nyaman, misalnya tersedianya tempat duduk pada tempat
pelayanan kesehatan, tidak ada hal-hal yang sifatnya mengganggu.

9. Prinsip Komunikasi
Ada 12 prinsip komunikasi, yaitu :
1. Komunikasi adalah suatu proses simbolik. Simbol atau lambang merupakan salah satu
kebutuhan manusia yang digunakan untuk menunjukkan maksud kepada orang lain.
2. Setiap perilaku mempunyai potensi komunikasi. Manusia adalah makhluk sosial, manusia
membutuhkan orang lain dalam memenuhi kebutuhannya dengan cara berkomunikasi. Sulit bagi
seseorang menghentikan komunikasi.
3. Komunikasi memiliki dimensi isi dan dimensi hubungan. Dimensi isi yaitu makna/muatan/isi
yang ingin disampaikan kepada pihak lain. Dimensi hubungan adalah bagaimana cara orang
menyampaikan dimensi isi, seperti nada bicara, gerak tubuh.
4. Komunikasi berlangsung dalam berbagai tingkat kesengajaan. Komunikasi dapat terjadi
sekalipun orang tidak menginginkannya.
5. Komunikasi terjadi dalam konteks ruang dan waktu. Topik bahasan tertentu lazim dibicarakan
pada tempat maupun waktu tertentu pula.
6. Komunikasi melibatkan prediksi peserta komunikasi. Komunikasi memerlukan tata krama
berdasarkan lawan bicara, sehingga harus diprediksi sikap yang harus dilakukan.
7. Komunikasi bersifat sistemik. Perpaduan antara sistem internal (segala yang dibawa dalam
berkomunikasi) dengan sistem eksternal (situasi lingkungan peserta komunikasi).
8. Semakin mirip latar belakang, semakin efektif komunikasi. SARA menjadi penentu keefektifan
komunikasi.
9. Komunikasi bersifat nonsekuensial. Komunikasi dapat bersifat dua arah sekaligus, contohnya
saat dokter berbicara dengan pasien dan pasien menanggapinya dengan anggukan.
10. Komunikasi bersifat prosesual, dinamis, dan transaksional. Komunikasi merupakan proses yang
berkesinambungan, dalam proses komunikasi, peserta komunikasi saling bergantung dan saling
memengaruhi.
11. Komunikasi bersifat irreversibel. Pesan atau informasi yang telah tersampaikan tidak dapat
dikendalikan atau dihilangkan pengaruhnya oleh penyampai pesan.
12. Komunikasi bukan panasea untuk menyelesaikan masalah. Komunikasi bukanlah obat untuk
menyelesaikan masalah. Perlu tindakan lebih lanjut untuk menyatakan manfaatnya.

B. Hambatan Komunikasi dan Bentuk Komunikasi

1. Sikap dan Berperilaku dalam Berkomunikasi


Di era modern seperti sekarang ini banyak individu yang tidak dapat berkomunikasi
secara baik. Perbedaan sikap dan perilaku seseorang yang mempengaruhinya sehingga dalam
berkomunikasi hasil yang di dapat tentunya berbeda beda. Dalam dunia kesehatan, seharusnya
komunikasi dijalin dengan baik, antara tenaga kesehatan haruslah saling berkomunikasi agar
hasil kerja yang di dapat akan maksimal. Untuk itu, pembelajaran komunikasi kesehatan
sangatlah diperlukan agar nantinya antara tenaga kesehatan dapat berkomunikasi dengan baik.
Komunikasi akan berjalan efektif jika antara penerima dan penyampai pesan saling
memahami satu sama lain. Menurut Rogers dan Kincaid (2004:19) Komunikasi adalah suatu
proses dimana dua orang atau lebih membentuk atau melakukan pertukaran informasi terhadap
satu sama lain, yang pada gilirannya akan tiba kepada saling pengertian.Sikap dan berperilaku
dalam komunikasi dapat dibagi menjadi 2 yaitu verbal(Bahasa lisan dan tertulis) dan non
verbal(isyarat,gerak, dan ekspresi).
1. Komunikasi Verbal
Komunikasi secara verbal yang dibagi menjadi 3 yaitu agresif,pasif dan asertif.
a. Perilaku agresif dalam berkomunikasi adalah mempertahankan sikap dan pendapat, tidak
memperdulikan orang lain, dan menginginkan hasil akhir sebagai pemenang dalam komunikasi.
Sikap dan berperilaku agresif mempunyai ciri seperti dalam berkomunikasi terlalu dominan
dalam menyuruh atau memerintah orang lain, kontak mata cenderung tegas dan melotot, intonasi
tinggi dalam berbicara.
b. Perilaku pasif dalam berkomunikasi berlawanan dengan agresif, pasif adalah perilaku
menghindari konflik dengan lawan bicara, cenderung diam demi kelancaran berkomunikasi,
mengorbankan kepentingan pribadi yang bisa saja lebih penting dari kepentingan komunikasi
tersebut. Sikap pasif dalam berkomunikasi mempunyai ciri seperti cenderung menyimpan
keinginan dalam hati, tidak mampu menolak permintaan orang lain, menghindari kontak mata
dengan lawan bicara, intonasi suara rendah hamper tidak terdengar.
c. Perilaku asertif adalah perilaku yang seharusnya dimiliki setiap individu. Perilaku asertif tidak
mementingkan kepentingan sendiri tetapi mementingkan kepentingan orang lain juga tidak
semena mena menahan diri dari intervensi orang lain. Perilaku asertif mempunyai ciri seperti
membuat permintaan kepada orang lain secara wajar tanpa memerintah, mampu menolak
permintaan orang lain, kontak mata wajar, serta intonasi suara yang sedang. Sikap seperti ini
seharusnya dimiliki setiap idividu, agar proses komunikasi dapat berjalan dengan baik.
2. Komunikasi Non Verbal
Komunikasi non verbal adalah komunikasi yang merupakan isyarat dan bukan berupa kata-kata.
Penyampaian isyarat tersebut dapat melewati indera lain seperti mata, alis, tangan, dagu,
dll.Menurut Mark L. Knapp (1972: 9-12), komunikasi non verbal memiliki lima fungsi.
a. Fungsi repetisi, yaitu fungsi mengulang pesan yang telah disampaikan oleh pesan verbal.
Contohnya adalah saat mengatakan ya lalu kepala mengangguk.
b. Fungsi subtitusi, yaitu fungsi menggantikan lambing-lambang verbal. Sebagai contoh,
melambaikan tangan untuk mengatakan tidak.
c. Fungsi kontradiksi, yaitu menolak pesan verbal atau memberikan makna yang lain terhadap
pesan verbal. Contohnya adalah saat seseorang mengatakan bagus terhadap baju yang dipakai
temannya padahal sebenarnya tidak, sambal memainkan handphone.
d. Fungsi komplemen, yaitu fungsi yang melengkapi dan memperkaya makna nonverbal. Sebagai
contoh, seseorang melambaikan tangan saat mengatakan selamat jalan.
e. Fungsi aksentuasi, yaitu menegaskan pesan verbal atau menggarisbawahinya. Sebagai contoh,
melihat jam tangan sebagai tanda waktu telah habis sehingga orang lain sadar bahwa waktu telah
habis.
Duncan mengklasifikasikan non verbal menjadi enam jenis, yaitu kinesthetic atau gerak tubuh,
paralinguistic atau suara, proksemik atau penggunaan jarak dan ruangan social, olfaksi atau
penciuman, sensitivitas kulit, artifaktural seperti pakaian dan kosmetik. Sedangan Leather
membagi pesan non-verbal dalam tiga kategori utama yang saling berhubungan yaitu pesan
nonverbal visual yang meliputi kinesik, proksemik, dan artifaktual, lalu pesan nonverbal auditif
yaitu paralinguistic, dan yang terakhir pesan nonverbal nonvisual dan nonauditif yaitu sentuhan,
penciuman, dan telepatik.
2. Hambatan dalam Komunikasi
Hambatan dalam berkomunikasi seringkali terjadi pada semua elemen atau unsur-unsur
yang mendukungnya, termasuk faktor lingkungan dimana komunikasi itu terjadi. Menurut
Shannon dan Weaver (1949) gangguan dalam berkomunikasi terjadi jika terdapat intervensi yang
mengganggu salah satu elemen komunikasi, sehingga proses komunikasi tidak dapat berlangsung
secara efektif. Hambatan dalam komunikasi dapat berupa :
1. Hambatan Fisik
Hambatan fisik adalah hambatan yang berupa gangguan fisik, biasanya terjadi pada penderita
tuna rungu,tuna wicara, atau tuna netra. Dalam hal ini, komunikan dan komunikator harus
memaksimalkan penggunaan panca inderanya agar tidak terjadi
miskomunikasi.Misalnya,seorang penderita tuna rungu bisa menggunakan gerakan tangan dan
gerakan mulut untuk berkomunikasi.
2. Hambatan Psikologis
Hambatan psikologis adalah hambatan yang berhubungan dengan psikis manusia. Hambatan ini
dibagi menjadi empat, yaitu:
a. Prasangka: prasangka dalam komuniksai berkaitan dengan persepsi seseorang terhadap orang
lain, adanya prasangka ini dapat menimbulkan hambatan dalam berkomunikasi.
b. Perbedaan kepentingan atau interest: perbedaan ini dapat menyebabkan seseorang selektif
terhadap pesan yang diperhatikan.
c. Motivasi: Motivasi melingkupi semua penggerak, alasan-alasan atau dorongan-dorongan dalam
diri manusia yang menyebabkan manusia melakukan sesuatu (why doing something). Semakin
sesuai sebuah isi pesan komuniksai massa dengan motivasi komunikan, maka semakin besar
pesan dapat diterima komunikan, dan sebaliknya. (Gerungan, 1983)
d. Stereotip : memberikan label kepada seseorang mengenai watak orang tersebut berdasarkan
keterangan-keterangan yang kurang lengkap, bersifat negatif, dan subjektif.
3. Hambatan Teknis
Hambatan teknis merupakan hambatan yang disebabkan oleh lingkungan yang memberi dampak
pencegahan terhadap kelancaran proses komunikasi. Contohnya adalah saat kita berada di
lingkungan yang berisik atau bising, hal ini dapat menyebabkan orang tidak mendengar jelas
perkataan komunikator. Jadi sebagai komunikator kita harus memiliki kejelasan artikulasi dan
pengucapan, dan memilih tempat yang tepat untuk memulai suatu komunikasi.
4. Hambatan Sosiologis
Masyarakat Indonesia terdiri dari berbagai golongan dan lapisan dengan perbedaan yang banyak.
Perbedaan tersebut dapat berupa yang menimbulkan perbedaan dalam statu sosial, agama,
ideologi, tingkat pendidikan, dan sebagainya, yang kesemuanya dapat menjadi hambatan
sosioliogis.
5. Hambatan Antropologis
Hambatan ini terjadi karena perbedaan pada diri manusia seperti dalam postur, warna kulit, dan
kebudayaan. Perbedaan norma, kebiasaan dan nilai-nilai yang dianut oleh pihak-pihak yang
terlibat dalam komunikasi.
6. Hambatan Bahasa
Bahasa yang digunakan biasanya memberikan petunjuk tentang perasaan-perasaan dan motif
yang terselebung. Hambatan komunikasi yang berikut ini terjadi apabila pengirim pesan
(sender) dan penerima pesan (receiver) menggunakan bahasa yang berbeda atau
penggunaan kata-kata yang tidak dimengerti oleh penerima pesan.Faktor bahasa yang
digunakan seseorang secara verbal maupun nonverbal (bahasa tubuh) ikut berpengaruh dalam
proses komunkasi antara lain; perbedaan arti kata, penggunaan istilah atau bahasa tertentu, dan
penggunaan bahasa tubuh (nonverbal).
7. Hambatan Persepsi
Persepsi merupakan suatu proses internal yang memungkinkan kita memilih atau menilai sesuatu
dan proses tersebut dapat mempengaruhi pikiran atau pandangan kita terhadap sesuatu. Setiap
orang memiliki persepsi yang berbeda-beda. Oleh karena perbedaan persepsi inilah komunikasi
efektif antar individu akan terhambat. Perbedaan persepsi antara komunikator dan khalayak
terhadap pesan yang digunakan dalam berkomunikasi salah satu faktor yang menghambat
komunikas.
8. Hambatan Media
Media adalah alat atau sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari komunikator
kepada khalayak. Media komunikasi didefinisikan sebagai alat perantara yang sengaja dipilih
komunikator untuk menghantarkan pesannya kepada komunikan. Contoh hambatan media antara
lain; Saat menulis surat, tulisannya luntur tidak terbaca, atau selaku komunikan yang menonton
televisi, namun gambarnya rusak tidak terlihat. Hal itu menunjukkan gangguan pada saluran atau
media yang digunakan.

Hambatan ditinjau dari komponennya dibagi menjadi :


1. Hambatan yang berasal dari pengirim
Hambatan yang berasal dari pengirim biasanya terjadi akibat adanya permasalah dari individu
yang akan menyampaikan pesan, seperti :
a. Kurang kepercayaan diri
Tidak adanya percaya diri menimbulkan keraguan dan terkadang menyebabkan sesorang menjadi
kehilangan ide pesan yang ingin disampaikannya. Jika pemberi pesan ragu dalam menyampaikan
komunikasinya, maka si penerima informasi juga akan menjadi lebih ragu lagi dalam menerima
informasi tersebut.
b. Tidak terampil menyampaikan pesan
Dalam menyampaikan komunikasi sesorang harus pandai dalam menyampaikan pesannya.
Komunikator harus menyampaikan informasi secara logis, sistematis dan tidak membingungkan.
Komunikator juga harus pandai memilih kata-kata yang mudah dipahami dalam berkomunikasi.
c. Komunikator cenderung menyampaikan pesan untuk satu orang
Dalam berkomunikasi dengan banyak orang, perlu diperhatikan bahwa komunikator tidak boleh
terlihat hanya meyampaikan pesan untuk satu orang. Hal ini bisa terlihat dari gestur, tatapan mata
dan bahasa tubuh komunikator
2. Hambatan yang berasal dari penerima
Hambatan disini lebih kepada hambatan dari penerimaan. Ada beberapa hambatan yang terjadi
pada si penerima pesan sehingga komunikasi tidak berjalan dengan lancar. Hambatan yang
berasal dari penerima dapat berupa :
a. Selective attention
Selective attention merupakan fenomena di mana seseorang menempatkan perhatiannya bukan
pada yang seharusnya dia perhatikan saat itu. Hal ini karena biasanya seseorang hanya menaruh
perhatian atau mau mendengar apa yang disukainya atau dikehendakinya saja.
b. Selective perception
Selective perception merupakan tindakan sesorang yang cenderung selalu memandang masalah
atau informasi seperti pengalamannya. Seseorang cenderung menafsirkan sesuatu sesuai dengan
pengalaman pribadi yang mungkin pernah dihadapinya
c. Selective retention
Selective retention maksudnya adalah bahwa komunikan tidak mengingat informasi yang telah
diberikan kepadanya, padahal sebenarnya ia telah mengerti dan memahami apa isi dari informasi
yang diberikan kepadanya. Pendengar cenderung mengingat apa yang memang mereka inginkan
untuk diingat, walaupun sebenarnya ia memahami isi pesan yang diterimanya.

3. Hambatan yang berasal dari pesan


Hambatan dalam berkomunikasi juga dapat timbul dari informasi atau pesan yang ingin
disampaikan. Dalam hal ini, Hambatan tersebut dapat timbul dari faktor seperti :
a. Isi pesan yang sangat kompleks
Jumlah pesan yang terlalu banyak dan membingungkan dapat menjadi hambatan dalam
komunikasi. Dalam menyampaikan komunikasi yang kompleks, sebaiknya tidak dilakukan
hanya dengan berbicara, tapi harus juga disampaikan melalui penyampaian visual, seperti
gambar atau rekaman.
b. Isi pesan yang berisi berita duka atau mengecewaka
Dalam kasus ini, komunikator harus tetap menyampaikan informasi yang berisi berita duka atau
mengecewakan dengan penyampaian yang menunjukkan rasa empati. Sebab pesan yang berisi
berita duka merupakan informasi yang sensitif dan tidak mudah untuk diterima oleh pendengar.

C. Komunikasi Interpersonal dan Pada Situasi Khusus

Komunikasi terdiri dari berbagai macam yakin komunikasi intrapersonal, komunikasi


interpersonal, komunikasi kelompok, komunikasi organisasi, komunikasi massa, dan komunikasi
intercultural. Dalam hal ini akan dijelaskan mengenai komunikasi interpersonal

1. Komunikasi Interpersonal
Dalam kehidupan sehari-hari semua aspek tidak lepas dari komunikasi untuk memenuhi
tujuannya. Begitu pula dalam bidang kesehatan. Agar mendapatkan hasil yang maksimal
komunikasi harus dijalankan dengan baik.
Dalam buku Komunikasi Intrapersonal dan Interpersonal karangan Agus M. Hardjana,
komunikasi interpersonal adalah interaksi tatap muka antar dua atau beberapa orang, dimana
pengirim dapat menyampaikan pesan secara langsung, dan penerima pesan dapat menerima dan
menanggapi secara langsung pula. Sedangkan dalam buku Health Communication karya Renata
Schiavo, komunikasi interpersonal adalah proses dimana informasi, makna, dan perasaan
dibagikan oleh orang-orang melalui pesan verbal dan non-verbal. Menurut R. Wayne Pace
(1979), komunikasi antar pribadi atau communication interpersonal merupakan proses
komunikasi yang berlangsung antara dua orang atau lebih secara tatap muka dimana engirim
dapat menyampaikan pesan secara langsung dan penerima pesan dapat menerima dan
menanggapi secara langsung.
Studi tentang komunikasi interpersonal memiliki sejarah yang panjang. Seperti yang
tercatat oleh Hargie dan Dickson, esai tertua yang ditemukan (ditulis ekitar 3000 tahun sebelum
masehi) terdiri dari saran untuk berbicara secara efektif di depan publik.

Untuk menyesuaikan dengan definisinya, agar komunikasi interpersonal dapat dilakukan


perlu ada beberapa hal yang harus ada, yaitu:
1. Adanya dua orang atau lebih (contoh sumber dan penerima);
2. Pesan (konten dari komunikasi);
3. Medium atau cara tertentu untu menyampaikan pesan, dengan tiga tipe utama yaitu
presentasional (contoh: suara, tubuh), representasional (contoh: buku, foto), dan teknologikal
(contoh: televisi). Yang menjadi sumbu dalam komunikasi interpersonal adalah presentasional;
4. Channel (contoh : yang menghubungkan komunikator dan medium);
5. Kode (contoh: sistem makna tertentu yang dimiliki oleh kelompok);
6. Timbal balik.

Setelah syarat-syarat tersebut terpenuhi ada beberapa langkah yang harus dilalui agar
komunikasi interpersonal terjadi, yaitu:
1. Penentuan waktu bicara;
2. Mendengarkan;
3. Berbicara sesuai dengan konteks dan apa adanya.

2. Penyampaian Berita Buruk


a. Pengertian Bad News
Berita buruk dianggap sebagai konsep yang bersifat relatif sebab ia bergantung pada
interpretasi dan reaksi pasien terhadap informasi yang disampaikan. Sebuah berita buruk yang
disampaikan kepada pasien memiliki resiko untuk merubah cara pandang pasien terhadap
kehidupan mereka, yang kemudian akan memberi dampak kepada masa depan mereka.
Menyampaikan berita buruk dapat menjadi sebuah hal yang sulit bagi para dokter, terutama
dokter yang masih berada pada fase awal karier mereka. Hal yang dianggap paling sulit dalam
proses menyampaikan berita buruk adalah saat dokter menilai reaksi yang diberikan oleh pasien.
Dokter harus mengetahui sejauh mana pasien ingin mengetahui informasi tersebut dan juga
bagaimana ia ingin berita tersebut disampaikan. Tapi hal inilah yang tidak diketahui dokter dan
kemudian dianggap sebagai penyebab sulitnya penyampaian berita buruk.
Menurut Ptacek dan Eberhardt, kondisi psikis penyampai berita buruk dan penerima berita
buruk dapat digambarkan melalui grafik berikut:

Berdasarkan grafik tersebut dijelaskan bahwa dokter mulai mengalami stress sebelum
dimulai proses penyampaian berita buruk dan mencapai puncaknya saat penyampaian berita
buruk itu terjadi. Sedangkan stress yang dialami oleh pasien dimulai saat proses penyampaian
berita buruk sedang berlangsung dan mencapai puncaknya setelah proses penyampaian berita
buruk berakhir.
b. Pentingnya Berita Buruk bagi Pasien
Dahulu penyampaian berita buruk disampaikan dengan menggunakan gaya paternalistic yaitu
konsep lama dalam penyampain berita buruk dengan tidak mengatakan seluruh keadaan yang
sebenarnya. Gaya ini masih umum dipraktikkan namun mengalami perubahan besar dalam 30
tahun terakhir. Hal ini disebabkan berita buruk bagi pasien merupakan hal yang penting karena:
1) Sebagian pasien ingin mengetahui apa yang terjadi dan kemungkinan apa saja yang dapat terjadi
pada dirinya.
2) Berita buruk tersebut merupakan hak otonomi seorang pasien.
3) Jika tidak disampaikan, kepercayaan pasien akan berkurang terhadap tenaga kesehatan.
c. Langkah-langkah untuk Menyampaikan Berita Buruk.
Terdapat metode SPIKES untuk penyampaian berita buruk yang terdiri dari: Setting, Patients
Perception, Invitation,Knowledge, Empathy, Strategy/ Summarize.
1) Setting
Dalam pengaturan latar penyampaian berita buruk, terdapat beberapa hal yang harus menjadi
bahan pertimbangan, yaitu: privasi; kehadiran orang lain; duduk; tempilan penuh perhatian dan
tenang; mendengarkan secara aktif; hening
Dalam langkah ini tenaga kesehatan juga mencari tahu sejauh mana pasien/keluarga pasien
mengetahui tentang kondisi pasien, contohnya dengan percakapan Apa yang sudah Ibu/Bapak
ketahui tentang hal ini?
2) Invitation
Komunikator wajib menanyakan sejauh mana informasi yang dikehendaki oleh pasien.
Contohnya dengan pecakapan Seberapa jauh informasi yang ingin anda dengat dari saya
mengenai diagnosis dan perawatannya?
3) Knowledge
Dalam tahap ini tenaga kesehatan membagi informasi berita buruh. Proses penyampaian
berita buruk ini, komunikator harus menggunakan bahasa yang sesuai dan menghindari
pembicaraan yang menggunakan istilah-istilah yang sukar dipahami.
4) Emphaty
Tahap ini tenaga kesehatan mengidentifikasi emosi dari pasien yang muncul, berikan pasien
waktu untuk memproses berita buruknya, jawab pertanyaan dengan sabar.
5) Strategy and Summary
Membuat rencana atau tindak lanjut pengobatan dan jelaskan kepada pasien, kemudian
tawarkan kepada pasien mengenai kapan rencana perawatan tersebut akan dilakukan sesuai
persetujuan.

d. Kesalahan Umum dalam Penyampaian Berita Buruk


Kesalahan yang umum dilakukan dalan menyampaikan berita buruk sebagai berikut:
1. Menyampaikan di tempat yang tidak menjamin privacy, seperti di lorong rumah sakt atau di
depan pintu UGD.
2. Penyampain berita terpotong karena suatu hal, seperti menjawab telefon, perawat yang meminta
tanda tangan , dan lain-lain. Hal ini mungkn terjadi jika tempat penyampain tidak kondusif atau
tepat.
3. Menyampaikan tidak secara langsung atau menggunakan media seperti telepon. Hal ini harus
dihindari karena situasi dan kondisi klien tidak diketahui.
4. Penjelasan berita terlalu rumit atau tidak langsung pada inti pembicaraan.
5. Efek iatrogenik, yaitu berita buruk yang disampaikan memperburuk kondisi pasien baik secara
fisik ataupun psikologis.
Hal penting yang harus diperhatikan dalam menyampaikan berita buruk adalah mengenali
klien atau mengetahui latar belakang klien dan keluarganya, sebab dalam hal penerimaan berita
buruk setiap klien tidak akan memberikan reaksi yang sama sehingga kesalahan dapat dihindari.
Faktor-faktor yang mempengaruhi cara penerimaan klien terhadap berita buruk, seperti jenis
kelamin, tingkat pendidikan, usia, kematangan pribadi, faktor sosial budaya, dan lain-lain.
D. Komunikasi pada Pasien Khusus
1. Komunikasi dengan Pasien Depresi
Depresi adalah suatu keadaan seseorang saat mengalami emosi yang tidak
menyenangkan karena suatu hal. Depresi merupakan suatu kondisi saat
seseorang mengalami suatu masalah berlebih sehingga otak sulit untuk
menerima informasi (Berry,2007). Pasien depresif umumnya memiliki
tekanan dan beban yang berat yang menyababkan tidak terkontrolnya
emosi. Keadaan depresif pun dapat terjadi karena ketidaksiapan pasien
untuk menerima hal baru.
Komunikasi yang berhasil, yaitu jika terdapat umpan balik antara pengirim
dan penerima pesan serta mendapatkan pemahaman yang sama mengenai
informasi yang diperbincangkan.Oleh karena itu, seorang tenaga medis
harus mampu untuk berkomunikasi dengan pasien depresif dan membuat
pasien tersebut mengerti serta paham mengenai topik pembicaraan. Tanda-
tanda dari pasien depresi menurut Floyd (2015) adalah sebagai berikut:
Tidak mampu mengutarakan pendapat dan tidak berniat untuk melakukan
pembicaraan
Merasa dirinya sudah tidak berarti, tidak memiliki tujuan hidup, serta
merasa putus asa dan cenderung ingin bunuh diri
Gerakan tubuh tidak menunjukkan semangat, ketidaksabaran saat duduk
atau menulis
Menunjukkan rasa malas, lelah, tidak memiliki nafsu makan, sukar tidur dan
sering menangis
Berpikir secara lamban, seolah-olah pikiran kosong, dan konsentrasi
terganggu
Merasakan perasaan bersalah yang mendalam, tidak masuk akal,
depersonalisasi dan halusinasi. Terkadang pasien menunjukkan sikap
bermusuhan dan mudah tersinggung

Hal-hal yang dapat dilakukan kepada pasien khusus yang depresif, yaitu:
Memberikan dukungan untuk mengatasi keputusasaan
Mempererat kekerabatan dengan berinteraksi sesering mungkin dan
berempati untuk membina hubungan saling percaya
Membantunya untuk beradaptasi dengan lingkungan dan bersosialisasi
Membantunya untuk menjalani pola hidup sehat dan hidup teratur
Melakukan Terapi Individual Konseling; membantu pasien mengenali dan
mengekspresikan perasaannya, mengembangkan kemampuan pasien
beradaptasi terhadap masalah (3R=Rekonsiliasi, Reintegrasi, Rekreasi),
Terapi Kognitif & Perilaku (CBT); mengembangkan pola pikir dan perilaku
positif, menumbuhkan sikap optimis dan percaya diri, Terapi Kelompok;
bertujuan untuk meningkatkan keterampilan sosial, mengembangkan sikap
asertif, dan sebagai media untuk saling berbagi cerita, serta Konseling
Keluarga; bertujuan mengembangkan partisipasi keluarga dalam proses
terapi. Menurunkan faktor ekspresi emosi dalam keluarga. Memperbaiki pola
adaptasi keluarga dalam menghadapi perubahan perilaku pasien
Memberikan obat antidepressant untuk memberikan ketenangan,
menjelaskan kegunaan obat tersebut dan penggunaannya, serta memantau
dosisnya sesuai resep
Menghindari kesan pertama yang buruk di depan pasien, seperti
menyampaikan informasi secara tidak terurut, menyalahkan pasien dalam
keadaan depresif, dan tidak memberikan informasi dengan jelas kepada
pasien

2. Komunikasi dengan Pasien Pasif


Pasien yang pasif dapat membuat tenaga kesehatan merasa kesulitan
karena lebih menutup diri dan merasa sulit untuk mengungkapkan sesuatu
yang dirasakan/dialami. Hal ini akanmenyebabkan terganggunya proses
diagnosis dari pasien tersebut. Penyebab seorang pasien pasif dapat
dikategorikan dalam dua hal, yaitu karena sifat pasif tersebut merupakan
karakter natural/alami mereka atau karena pasif itu disebabkan olehfaktor
lainnya,seperti rasa sakit, tekanan, perasaan sedih mendalam, dan
sebagainya (Wiener, 1990).Oleh karena itu, tenaga kesehatan harus
memiliki kemampuan interpersonal yang baik untuk dapat berkomunikasi
dengan pasien. Kemampuan interpersonal tersebut meliputi keinginan untuk
mengenal pasien bukan hanya sebagai benda yang harus diobati, namun
sebagai manusia yang memiliki perasaan untuk dimengerti.
Ciri-ciri seorang pasien pasif antara lain, yaitu bersifat menerima saja,
mengikuti tuntutan dan kemauan orang lain karena tidak ingin mengalami
konflik, tidak berani menatap mata lawan bicarasaat sedang berbicara,
cenderung berbicara setelah lawan bicara selesai berbicara, serta tidak
mampu mempertahankan hak dan pribadinya. Untuk melakukan komunikasi
yang berhasil, tenaga kesehatan harus mampu menyesuaikan diri secara
cepat, tepat dan cermat pada kondisi khusus ini.Hal yang dapat dilakukan
pada pasien pasif diantaranya, yaitu:
Bertanya dan meminta sertamemberi kesempatan kepada klien untuk
menguraikan segala keluh kesahnya
Bertanya dengan pertanyaan-pertanyaan terbuka kepada pasien
Menganjurkan pasien untuk menguraikan persepsinya dan meneruskan
pembicaraan
Menunjukkan perilaku penerimaan informasi dari pasien secara mendukung
dan fokus untuk mengklarifikasi setiap informasi yang diberikan pasien
Memberikan saran yang sesuai dengan informasi yang didapat dengan
mengkonfirmasikannya lagi kepada pasien
Menghindari berinteraksi dengan agresif dan pasif

Komunikasi asertif merupakan komunikasi yang tepat dilakukan kepada


pasien pasief karena komunikasi tersebut lebih terbuka dan menghargai diri
sendiri serta orang lain. Saat melakukan komunikasi tersebut, tenaga
kesehatan harus lebih terbuka, jujur, memahami, dan mendengarkan
pendapat diri dan orang lain, mencari solusi dan keputusan bersama, dan
menghargai diri sendiri dan orang lain, serta mengatasi konflik. Sikap yang
dilakukan dalam komunikasi dengan pasien pasif, yaitu santai dan tidak
kaku, badan tegak lurus, ekspresi dan bahasa tubuh dapat terukur dan
menyesuaikan kondisi, dan melihat langsung dengan suasana santai.
3. Komunikasi dengan Pasien Marah/Agresif
Marah merupakan suatu respon emosional yang diperlihatkan dari diri
seseorang ke orang lain karena merasa ada yang salah terhadap dirinya.30
Kemarahan adalah suatu respons terhadap rasa takut, frustasi,
kurangnyakontrol, dan/atau kecemasan (Sheldon, 2010). Respon yang
muncul dari pasien marah tentu memiliki sebab tertentu, seperti adanya
kabar buruk yang diberikan oleh professional kesehatan ataupun karena
kurangnya informasi yang diberikan oleh tenaga kesehatan.Lloyd dan Bor
(2009) menyarankan professional kesehatan untuk melakukan hal-hal
berikut:
Jaga jarak, jangan menyentuh, jangan memotong pembicaraan, memahami
kemarahannya, memberi solusi, jika sudah berhenti marah segera ambil alih
pembicaraan
Mengetahui penyebab kemarahannya dan menunjukan kemauan untuk
berbicara dan mendengarkan pasien
Menanyakan pertanyaan yang sifatnya terbuka
Tidak menganggu atau mengancam pasien atau keluarganya dengan cara
apapun
Tidak menyetujui atau menjanjikan sesuatu yang tidak dapat ditepati
Membantu pasien merasa bahwa mereka mempunyai berbagai pilihan
Jangan membicarakan orang yang marah atau agresif tanpa sepengetahuan
mereka karena mereka dapat menganggapnya sebagai tindakan yang
mengancam mereka
Coba untuk tidak tersinggung atau terlibat terlalu dalam secara emosional
Menjaga jarak yang aman jika pasien mulai menunjukan tanda-tanda agresif
Jika keadaan semakin membahayakan, panggilah bantuan namun tetap
awasi pasien jika sedang menghadapi masalah dan pertahankan situasi jika
memungkinkan
4. Komunikasi dengan Geraitri
Pasien geriatri merupakan individu yang berusia 60 tahun keatas dengan
kondisi multipatologi (memiliki beberapa masalah kesehatan) yang
diakibatkan karena beberapa gangguan fungsi dan mengalami kondisi sosial
yang bermasalah.34Terdapat lima klasifikasi menurut Maryam et al. (2008),
yaitu pralansia (prasenilis), lansia, lansia resiko tinggi, lansia potensial, dan
lansia tidak potensial. Maksud dari klasifikasi pralansia, yaitu seseorang yang
berusia antara 45-59 tahun. Sedangkan lansia, yaitu seseorang yang berusia
60 tahun atau lebih. Kemudian yang dimaksud lansia resiko tinggi, yaitu
seseorang yang berusia 70 tahun atau lebih/seseorang yang berusia 60
tahun atau lebih yang memiliki masalah kesehatan (Depkes RI, 2003 dalam
Maryam et al., 2008). Lansia potensial, yaitu lansia yang sanggup untuk
melakukan pekerjaan dan/atau kegiatan yang dapat menghasilkan
barang/jasa, sedangkan lansia yang tidak potensial, yaitu lansia yang tidak
sanggup untuk mencari nafkah, sehingga hidupnya bergantung pada
bantuan dari orang lain (Depkes RI, 2003 dalam Maryam et al.,2008).
Selain klasifikasi tersebut, terdapat pula karakteristik. Menurut Budi Anna
Keliat (1999 dalam Maryam et al., 2008), lansia memiliki karakteristik
sebagai berikut. Pertama berusia lebih dari 60 tahun (sesuai dengan Pasal 1
ayat (2) UU No. 13 tentang Kesehatan). Kedua, yaitu kebutuhan dan masalah
yang bervarisi dari rentang sehat sampai sakit, dari kebutuhan biopsikososial
sampai spiritual, serta kondisi adaptif hingga kondisi maladaptif. Ketiga, yaitu
lingkungan tempat tinggal yang bervariasi. Selain itu, menurut Tamher dan
Noorkasiani (2009), karakteristik personal yang sering dijumpai pada
kalangan lansia dapat dikelompokkan ke dalam dua kategori tertentu.
Pertama, persepsi mereka tentang pensiun (yang sedang dijalani) dan kedua,
yaitu perubahan peran lansia yang dapat diamati. Ciri-ciri pasien geriatrik
adalah sebagai berikut, antara lain:
Pasien Usia Lanjut (lansia) yang berusia 60 tahun ke atas
Lansia yang menderita lebih dari 1 penyakit kronis atau degeneratif
dengan/atau tanpa disertai penyakit akut
Lansia yang menghadapi kesulitan untuk berjalan, mengalami jatuh, atau
imobilisasi
Lansia yang menghadapi masalah untuk merawat diri sendiri, seperti
kesulitan makan atau berpakaian
Lansia yang mengalami penurunan daya ingat dini atau gangguan tingkah
laku dini
Lansia dengan masalah kesehatan lain, seperti osteoporosis, penyakit
parkinson, artritis, gangguan berkemih (Inkontinensia urin), atau gangguan
buang air besar
Hal-hal yang dapat dilakukan ketika berkomunikasi dengan pasien geriatri,
yaitu:
Menghormati dan menghargai pasien tanpa memandang segala kelemahan
dan keterbatasannya
Melibatkan pasien dalam komunikasi tentang kondisinya dan asuhan
perawatan yang akan dijalaninya
Melakukan evaluasi terhadap kapasitas komunikasi dan kognitif pasien
Menggunakan sentuhan (untuk mendapatkan perhatian) bila perlu
Memberitahukan dengan kalimat yang singkat dan mudah dipahami
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari hasil pembahasan mengenai komunikasi kesehatan, dapat ditarik kesimpulan bahwa
komunikasi merupakan penyampaian informasi yang berisi ide, perasaan, perhatian, makna, serta
pikiran yang diberikan oleh pengirim informasi kepada penerima informasi dengan harapan si
penerima pesan menggunakan informasi tersebut untuk mengubah sikap dan perilakunya.
Komunikasi terdiri dari komunikasi verbal dan nonverbal. Komunikasi verbal yang paling baik
miliki setiap individu adalah sikap asertif yaitu tidak menang sendiri dan tidak terlalu menahan
diri terhadap intervensi orang lain. Untuk mendapatkan komunikasi yang efektif harus
memerhatikan syarat-syarat dalam berkomunikasi antara lain saling menghormati, empati,
penyampaian jelas, dan rendah hati. Dalam kehidupan tidak mungkin akan berkomunikasi
dengan diri sendiri, tetapi juga perlu berkomunikasi dengan orang lain, sehingga komunikasi
terdiri dari komunikasi intrapersonal, komunikasi interpersonal, komunikasi kelompok,
komunikasi organisasi, komunikasi massa, dan komunikasi interkultural. Komunikasi yang
dilakukan dengan juga pasti tidak akan selalu berjalan lancar, terdapat berbagai hambatan yang
mengharuskan pihak yang berkomunikasi mengondisikannya. Hambatan dalam berkomunikasi
dapat berasal dari pengirim pesan, penerima pesan, lingkungan sekitar, maupun dari pesan itu
sendiri.
B. Saran
Semoga hasil makalah ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca
baik di masa yang sekarang maupun masa yang akan datang. Penulis
memohon maaf apabila terdapat kesalahan dan kekurangan dalam makalah
ini, karena penulis pun masih dalam tahap pembelajaran. Penulis memohon
kritik dan saran kepada pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Alo Lilieri. 2007. Dasar-Dasar Komunikasi Kesehatan.Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Arianto, A. 2013. Komunikasi Kesehatan (Komunikasi Antara Dokter Dan Pasien)
Bensley, J., R., dan Brookins-Fisher, J. (2009). Metode Pendidikan KesehataN Masyarakat. Jakarta:
EGC
Berry, D. (2007). Health communication theory and practice. England: McGraw
Hill.
Berry, D. (2007). Health Communication Theory and Practice. New York: Open University Press.
Berry, Diane. 2007. Health Communication : Theory and Practice. Berkshire: Open University Press.
Buckman RA. Breaking Bad News- The S-P-I-K-E-S Strategy. Commun Oncol [internet]. 2005 [cited
2012 Sept 24]. Available from: http://jco.imng.com/co/journal/articles/0202138.pdf
Cangara, H. (2000). Pengantar ilmu komunikasi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Cangara, H. (2004). Pengantar Ilmu komunikasi. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Cangara, H. (2010). Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Reajawali Pers
Communication: Basic Concepts. Tersedia dari: <http://old.nios.ac.in/secpsycour/unit-18.pdf>. [20
Februari 2016].
Dr.Liliweri, A, M.S.2007.Makna Budaya dalam Komunikasi Antarbudaya. Yogyakarta: PT.LkiS
Pelangi Aksara
Factors Impacting on Communication. Tersedia dari: <http://www.nes.scot.nhs.uk/education-and-
training/by-theme-initiative/communicating,-connecting,-caring/about-
communication/factors-impacting-on-communication.aspx#nav>. [20 Februari 2016].
Fakultas Kedokteran Universitas Negeri Sebelas Maret. (2012). Teknik Komunikasi. Diakses di
http://fk.uns.ac.id/static/file/Gabungan_Manual_Smt_7-2012-ED.pdf pada tanggal 18
Februari 2016.
Floyd, K. (2015). Interpersonal communication: The whole story, 1st edition.New
York: McGraw-Hill.
Hardjana, Agus M. 2003. Komunikasi Intrapersonal dan Interpersonal. Yogyakarta. Kanisius.
http://blog.umy.ac.id/arumcreat/2012/11/14/komunikasi-efektif/
Liliweri, A. (2007). Makna Budaya dalam Komunikasi Antarbudaya. Yogyakarta: LKIS
Lim IWM. Breaking Bad News [internet]; cited on 2012 Sept 24. Available from:
http://www.tcd.ie/tsmj/2005/8286breakingbadnews.pdf
Lloyd, M. dan Bor,R.(2009). Communication skills for medicine, 3rd edition.
Churchill Livingstone.
Margaret Lloyd. Robert Bor, foreword by Professor Sir David Weatherall. Communication Skill for
Medicine 2nd edition. Churchill Livingstone ;2004.
Maryam, R. S. et al. (2008). Mengenal usia lanjut dan perawatannya. Jakarta:
Penerbit Salemba Medika.
Root III, GN. Factors of Effective Communication. Tersedia dari:
<http://smallbusiness.chron.com/factors-effective-communication-3183.html>. [20 Februari
2016].Steinberg, S.(2006). Introdiction to Communication Course Book 1 : The Basics.
Sarwono, SW. (1982). Bimbingan Konseling dalam Praktek Dokter. Jakarta: Penerbit N.V. Bulan
Bintang
Schiavo, R. 2014, Health Communication from Theory to Practice, 2nd edn. Jossey-Bass, San
Francisco.
Schiavo, Renata. 2014. Health Communication : From Theory to Practice. California: Josey-Bass.
Sendjaja Djuarsa, Pradekso Tandiyo, Rahardjo Turnomo. Teori Komunikasi. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama. 2005
Sheldon, L. K. (2010). Komunikasi untuk keperawatan: Berbicara dengan pasien,
edisi 2. Terj.Stella Tinia. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Sukardi, E., dkk. 2007. Modul Komunikasi Pasien Dokter. Jakarta : EGC
Uripni, Dra Chistina Lia, Untung Sujianto, Dra Tatik Indrawati. (2002). Komunikasi Kebidanan.
Vardiansyah, D. (2004). Pengantar Ilmu Komunikasi. Bogor: Ghalia Indonesia
Wiener, J. M. (1990). Behavioral science: The national medical series for
independent study. USA: Harwell Publishing Company.
Wiryanto. (n.d.) Pengantar Ilmu Komunikasi. Diakses tanggal 20 Februari 2015
Zoller,HeatherM.&Dutta,M.J,EmergingPerspectivesinHealthCommunication:Meaning,CultureandPow
er. (London: Routledge, 2008), p. 3

Anda mungkin juga menyukai