Anda di halaman 1dari 4

PENGARUH KETIDAKMAMPUAN BERBICARA (SPEECH DELAY )ANAK USIA 7 TAHUN TERHADAP INTERAKSI

KESEHARIANNYA

A.PENDAHULUAN

Speech Delay merupakan istilah yang di berikan kepada seseorang yang mengalami
gangguan bicara atau berbahasa. Gangguan berbahasa merupakan keterlambatan dalam sektor
bahasa yang dialami oleh seorang anak (Soetjiningsih, 1995). Umumnya , kecepatan
perkembangan aspek setiap anak akan berbeda satu dengan yang lainya. Namun , masih pada
tahapan yang sama. Tidak terkecuali dengan kemampuan berbahasa anak. Bahasa anak dapat di
katakan berkembang normal apabila kemampuan berbahasanaya memenuhi tugas-tugas
perkebangan yang sesuai dengan usianya. Apabila tugas-tugas perkembangan tersebut tidak
tercapai, maka anak dikatakan mengalami gangguan pada kemampuan berbicara (Speec Delay).
Menurut Harlock (1997), keterlambatan bicara pada anak dapat di katakan apabila tingkat
perkembangan bahasa anak tidak sesuai dengan usianya seperti ketepatan penggunaan kata,
dan pelafalan kata yang tidak jelass
Pada dasarnya , aspek berbicara merupakan salah satu aspek perkembangan yang
sangat penting di kembangkan pada usia dini. Kemajuan bahasa yang terjadi pada masa kanak-
kanak awal, akan memberikan fondasi bagi perkembangan anak selanjutnya di usia sekolah
dasar (Santrock,2009:78). Sejalan dengan pendapat tersebut membuktikan bahwa anak sangat
membutuhkan kemampuan berbicara agar bisa berinteraksi dengan orang lain ,
mengembangkan ekpresi baik yang di rasakan dan yang di fikirkan, serta mengeksplorasi
lingkungannya. Seperti penelitian yang sudah di kemukakan oleh Susanto A. (2011) bahwa anak
membutuhkan bacaan untuk bisa menulis, membutuhkan tulisan untuk membaca, dan
membutuhkan bahasa lisa untuk berkomunikasi.
Setiap fase perkembangan bahasa anak akan selalu mengalami perubahan di setiap
bulanya. Menurtu Marimbi (2010) menyebutkan bahwa intelegensi yang di miliki anak
mempengaruhi perkembangan bahasanya. Penelitian Minayu (2016) yang berjudul “Studi Kasus
Gangguan Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini di Kelompok A RA Miftahul Huda Kota Batu”
ada beberapa penyebab gangguan berbicara pada anak yaitu anak mengalami disatria (gerak
lidah terbatas),kecerdasan yang rendah, sering paning dan ketakutan,sulit mengungkapakan
keingina dengan kata-kata, komunikasi anak yang kuraang baik membuat anak kurang di terima
di lingkungan sosial. Selain itu cacat fisik memiliki hubungan dengan gangguan bicara adalah
kondisi fisik yang menyebabkan gangguan penghantaran suara seperti gangguan pada telinga
dan bagian pendengaran. Gangguan yang lain adalah yang memengaruhi artikulasi seperti
abnormalitas bentuk lidah, frenulum yang pendek, atau adanya celah di langit-langit mulut
(Perna, 2013).

Beradasrkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesi a nomor 81


tahun 2014 pasal 1 nomor 2 menyatakan bahwa “Terapi Wicara adalah bentuk
pelayanan kesehatan profesional berdasarkan ilmu pengetahuan, teknologi dalam
bidang bahasa, wicara, suara, irama/kelancaran (komunikasi), dan menelan yang
ditujukan kepada individu, keluarga dan/atau kelompok untuk meningkatkan upaya
kesehatan yang di akibatkan oleh adanya gangguan/kelainan anatomis, fisiologis,
psikologis dan sosiologis.Terapi Wicara adalah bentuk pelayanan kesehatan
profesional berdasarkan ilmu pengetahuan, teknologi dalam bidang bahasa, wicara,
suara, irama/kelancaran (komunikasi), dan menelan yang ditujukan kepada individu,
keluarga dan/atau kelompok untuk meningkatkan upaya kesehatan yang di akibatkan
oleh adanya gangguan/kelainan anatomis, fisiologis, psikologis dan sosiologis”.

Menurut Sardjono (2007, hlm. 147) terapi wicara adalah usaha perbaikan bicara dengan
jalan memberkan kebiasaan latihan yang baik. Fungsi dari terapi wicara yaitu membantu anak-
anak yang mempunyai hambatan dalam bicara supaya mampu berbicara dengan baik. Selain itu
agar anak mampu memiliki dasar ucapan yang benar dan membentuk bunyi bahasa (vokal dan
konsonan) dengan benar. Dasar dalam terapi wicara yaitu melalui pembentukan fonema-
fonema, dasar ucapan, proses pembentukan, kesalahan-kesalahan ucapan yang terjadi pada
umumnya dan cara melatih serta memperbaikinya. Alat-alat yang dibutuhkan untuk terapi
wicara yaitu, kaca besar, spatel, dan berbagai macam permainan untuk anak. Alat-alat
permainan anak adalah sebagai berikut: 1.Balon, untuk latihan meniup dan menguatkan daya
hembusan, 2. Lilin, untuk meniup dan menguatkan otot perut. 3. Kartu nama yang berisi gambar
yang ada di sekeliling anak. 4. Miniatur hewan, alat-alat rumah tangga, untuk merangsang
komunikasi anak.

Hasil penelitian yang telah ditemukan yaitu banyak faktor yang dapat mempengaruhi
kemampuan bicara anak, seperti faktor lingkungan maupun faktor dalam diri anak. Adapun
temuan penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa faktor yang lebih mempengaruhi
kemampuan bicara anak adalah faktor lingkungan. dengan demikian anak mengalami
keterlambatan dalam berbicara selain dapat dipengaruhi faktor fisik dan lingkungan yang
memiliki pengaruh dalam membentuk kemampuan berbahasa anak usia dini. Subjek dalam
penelitian ini merupakan seorang yang anak usia 7 tahun yang di SD RAYA HULUAN kabupaten
Simalungun. observasi pertama peneliti menemukan anak yang memiliki gangguan bicara.di
mana anak tersebut menunjukkan perilaku seperti kesulitan dalam berbicara dikarenakan
pelafalannya yang kurang tepat namun ketika guru meminta anak menyebutkan satu huruf anak
bisa menyebutkan bunyi huruf dengan benar. Namun aapabila sudah di gabung , pengucapan
kata anak menjadi tidak jelas. Anak kesulitan melakukan percakapan dengan orang lain, serta
anak kesulitan dalam membaca. Anak tersebut cara berbicara dengan temannya, pasif dan
kurang aktif daripada temannya, dan anak tersebut sering bermain sendiri dan cenderung
melamun saat jam pembelajaran. Ketika di dalam kelas ada kegiatan menggunakan bahasa non
verbal anak tersebut hanya mengangguk dan menggelengkan kepala ketika diajak
berkomunikasi oleh guru maupun temannya.

Berdasarkan keterangan dari wali kelas anak di sekolah, bahwa orang tua asuh anak
tersebut menunjukkan perilaku pasif dan lebih sering menghabiskan bermain handphone
dibandingkan berbicara dengan anak tersebut. Berdasarkan temuan tersebutpeneliti mengambil
fokus pada gangguan keterlambatan berbicara (speech delay) anak usia 7 tahun di SD RAYA
HULUAN kabupaten Simalungun.Dalam kegiatan deteksi dini Dalam penelitian ini akan dilakukan
dengan berbagai cara, yaitu:

1.Mengamati perilaku anak dalam kehidupan sehari-hari di rumah dan di sekolah

2.mewawancarai pihak sekolah dan orang tua mengenai gangguan keterlambatan bicara anak
tersebut

3.menghubungkan atau membandingkan hasil pengamatan dan wawancara dengan teori hambatan
keterlambatan berbicara yang telah ada. setelah selesai melaksanakan kegiatan tersebut peneliti
tertarik untuk melaksanakan penelitian mengenai peningkatan kemampuan berbicara (speech
delay) sebagai upaya yang dilakukan guru dan orang tua dalam menangani kasus tersebut.

A. IDENTIFIKASI MASALAH
Jadi dari hasil penelitian yang telah di lakukan oleh peneliti dapat di simpulkanidentifikasi
masalahnya adalah sebagai berikut
1. Sulit berbicara karena pelafalan yang kurang tepat
2. Anak susah melakukan komunikasi dengan orang lain
3. Kesulitan dalam membaca
B. BATASAN MASALAH
Pada pembahasan ini peneliti akan memfokuskan pada penelitian tentang mengatasi sulit
berbicara karena pelafalan yang kurang tepat pada anak menggunakan terapi wicara.
C. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan batasan masalah yang sudah ada maka rumusan masalah dalam penelitian 7 Tahun
Menggunakan Metode Terapi Wicara Di SD RAYA HULUAN

TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan rumusan masalah penelitian di atas , maka penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui: Peningkatan Kekamampuan Berbicara (Speech Delay) Anak Usia 7 Tahun Menggunakan
Metode Terapi Wicara Di RAYA HULUAN.

D. MANFAAT PENELITIAN
Adapun sistematika pembahasan yang dipakai dalam penulisan skripsi ini adalah :
1. Secara Teoritis
Sebagai salah satu alternative untuk mengembangkan penelitian lain yang
menggunakan permainan playdough dalam meningkatkan kreativitas anak.
2. Secara Praktis
 Bagi guru
Sebagai bahan masukan bagi guru untuk dapat mempertimbangkan penerapan
permainan Playdough dalam pembelajaran kreativitas anak.
 Bagi sekolah
Untuk menambah pengalaman dan pengetahuan serta meningkatkan
perkembangan kreativitas anak
 Bagi peneliti sendiri
 Untuk menambah wawasan , kemampuan dan pengalaman dalam meningkatkan
kompetensinya sebagai calon guru.
 Bagi peneliti lain
Sebagai bahan masukan bagi peneliti lain tentang pengaruh permainan playdough
dalam mempengaruhi kreativitas anak.
E. VARIABEL
-variabel bebas :pengaruh wicara pada anak
-variabel terikat: interaksi wicara terhadap lingkungannya

Anda mungkin juga menyukai