Anda di halaman 1dari 10

GANGGUAN PELAFALAN FONEM TERHADAP

ANAK-ANAK (BALITA) Suatu Kajian:


Neurolinguistik
Mhd. Johan, Universitas Putera Batam
thorshid@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini adalah penelitian neurolinguistik, neurolinguistik adalah salah satu kajian
interdisplin ilmu antara ilmu linguistik dengan syaraf manusia. Di sini lebih mengutamakan
bagaimana manusia itu memperoleh bahasa. a. Untuk menjelaskan gangguan fonem apa saja yang
dialami oleh anak-anak di bawah usia lima tahun (balita) dalam bertutur setiap harinya. b. Untuk
menjelaskan peta fonem yang dilafalkan anak-anak tersebut c. Untuk menjelaskan gangguan saraf
apasaja yang terjadi pada anak-anak tersebut. Metode yang dipakai untuk mengumpulkan data ini
dalah metode simak, dengan teknik dasar sadap, teknik dasar lanjutan simak libat cakap (SLC),
teknik rekam, dan teknik catat. Untuk Metode analisa data peneliti menggunakan metode kontribusi
oleh Sudaryanto dengan teknik bagi unsur langsung (BUL) dan didukung oleh teknik pelepasan,
delesi, teknik lesap serta teknik ganti, substitusi, ekspansi, dan teknik perluas. Kemudian hasil
penelitian ini adalah: tuturan penutur barada pada tataran penultima dan ultima, penutur hanya
dapat melafalkan kata-kata berada pada tingkat sonoritas. Secara persentase fonem yang dapat
dituturkan hanya 9,7 % dan yang tidak dapat dituturkan 90,3 %.
Kata-kata kunci: Pelafalan, Fonem, dan Neurolinguistik

Pendahuluan 168) mengatakan bahwa fonem adalah


Bahasa adalah jembatan bagian bunyi yang terkecil dalam suatu
komunikasi yang menghubungkan bahasa, seperti bunyi /k/, /t/, dan /æ/.
seseorang dangan orang lain, Fonem selalu digunakan bagi
sekelompok masyakat dengan para penutur setiap bahasa, baik Bahasa
masyarakat lain, dan satu negara dengan Inggris, Bahasa Perancis, Bahasa Arab,
negara lainnya. Bahasa dapat digunakan Bahasa China, maupun Bahasa
oleh semua kalangan baik kelompok Indonesia. Dalam melafalkan fonem
anak-anak, remaja, dan orang dewasa. dibutuhkan ketepatan dalam melafalkan
Komunikasi dengan menggunakan sebab kesalahan dalam melafalkan satu
bahasa telah dimulai sejak manusia fonem berakibat fatal terhadap makna
dilahirkan ke bumi ini, dan bahasa yang diterima oleh lawan tutur.
pertama sekali digunakan manusia sejak Pelafalan Fonem yang tidak tepat
manusia dilahirkan. Carstairs-McCarthy sering digunakan oleh penutur anak-anak
(2002: 13) mengatakan seseorang mulai yang berusia di bawah lima tahun.
menggunakan bahasa sejak dia Dengan adanya gangguan pelafalan
dilahirkan. Hal ini dapat dikatakan proses tersebut maka para lawan tuturnya
manusia mendapatkan bahasa. menjadi kesulitan dalam menganalisa
Penggunaan bahasa tidak dapat makna yang dimaksud oleh anak-anak
dipisahkan dengan pemakaian fonem tadi.
yang tepat. Menurut Kridalaksana (2008: Tuturan yang disampaikan oleh
62) fonem adalah satuan bunyi terkecil anak-anak tadi telah membuat peneliti
yang mampu menunjukkan kontras tertarik untuk menganalisa ujaran-ujaran
makna; misalnya dalam Bahasa yang dituturkannya. Ketertarikan itu
Indonesia /h/ adalah fonem, karena dapat penulis sampaikan melalui
membedakan makna kata harus dengan penelitian yang penulis lakukan ini.
arus ; /b/ dan /p/adalah fonem yang Dalam menyampaikan pesan,
berbeda karena bapa dan papa berbeda anak-anak sering mendapat ejekan atau
maknanya. Sementara itu Trask (1998: bahan lelucon bagi orang-orang dewasa

71
sehingga membuat anak-anak menangis, a. Untuk menjelaskan gangguan fonem
marah, dan kadang-kadang anak-anak apa saja yang dialami oleh anak-anak
tersebut tidak mengindahkan atau di bawah usia lima tahun (balita)
mempedulikan hal tersebut. dalam bertutur setiap harinya.
Dengan adanya ejekan itu b. Untuk menjelaskan peta fonem yang
membuat anak-anak itu malas bicara, dan dilafalkan anak-anak tersebut
mereka merasa tertekan, malu bicara, c. Untuk menjelaskan gangguan saraf
menangis, dan kadang-kadang seorang apasaja yang terjadi pada anak-anak
anak dapat mengabaikan ejekan-ejekan tersebut
yang ditujukan pada mereka. Akibat dari
ejekan tersebut membuat anak-anak tidak 2. Kajian Pustaka
mau berbicara pada siapapun termasuk 2.a Penelitian Terdahulu
pada orang tuanya. Hal ini telah membuat Penelitian ini pernah dilakukan
anak-anak tidak terbuka pada orang lain oleh Hartanto, Selina, fitra (2011),
maupun pada kedua orang tuanya. mengatakan bahwa bahasa salah satu
Masalah ini bisa membuat perkembangan indikator perkembangan kognitif anak.
pola pikir anak-anak bisa terhambat dan Mereka mengatakan perkembangan anak
bisa juga berdampak pada pergaulan sangat menentukan keberhasilan dalam
mereka. memaksimalkan plastisitas otak pada
Masalah lain yang akan muncul kompensasi penyimpangan
bisa berdampak pada tingkat kecerdasan perkembangan. Tujuan penelitian itu
anak-anak jadi berkurang, karena dengan adalah untuk mengetahui pengaruh
adanya ejekan telah menhambat perkembangan bahasa terhadap
perkembangan daya pikir anak-anak dan perkembangan kognitif anak usia 1-3
hal demikian juga berdampak pada tahun. Metode yang digunakan adalah
pergaulannya terhadap lingkungan sosial. potong lintang pada kunjungan pasien
Anak-anak bisa merasa malu dan takut poliklinik tumbuh kembang anak rumah
apabila berhadapan dengan lingkungan sakit dr. Kariadi Semarang. Hasil yang
sosial sehingga mereka lebih cenderung didapatkan adalah kasus (n=6) dan
mengurung diri di rumah saja. Di sini kontrol (n=36), jumlah sampel laki-laki
anak-anak kelihatan mengalami pada kasus 77,8%. Pada kelompok pada
kemunduran dalam bersosialisasi dengan kelompok kontrol rerata DQ CAT
lingkungan mereka. (cognitive adaptive test) 91,4 (SD + 5,6),
Gagalnya bersosialisasi dengan CLAMS (clinical linguistic) auditory
lingkungan, dapat juga menghambat milestone scale) 90,1 (SD+ 6,1)
perkembangan wicara anak-anak sedangkan pada kasus rerata DQ CAT
sehingga karena retardasi mental. 82,7 (SD + 6,7), CLAMS 57,9 (SD +
Sebagaimana yang dikatakan Sastra 11,2). Sedangkan judul jurnal ini adalah
(2010:157) retardasi mental membuat pengaruh perkembangan bahasa terhadap
anak-anak menjadi terlambat dalam perkembangan kognitif anak usia 1-3
berbahasa dan gangguan mimik. Makin tahun.
berat gangguannya, makin lambat Selanjutnya penelitian seperti ini
komunikasi bicaranya. pernah juga dilkukan oleh Winarsih
1.b Formulasi Penelitian (2012). Winarsih melakukan penelitian
a. Gangguan fonem apa saja yang ini pada anak tuna rungu dalam
dialami oleh anak-anak balita dalam beriteraksi. Judul desertasinya adalah
bertutur setiap harinya? “expresi tutur anak tuna rungu dalam
b. Bagaimana peta fonem yang dilafal interaksi di kelas”, Universitas Negeri
anak-anak tersebut? Malang.
c. Gangguan saraf apa yang terjadi Penelitian ini pernah dilakukan
pada perkembangan bahasa anak? oleh Dewi (2013). Dalam penelitian itu
1.c Tujuan Penelitan dia meneliti seorang anak laki-laki yang
mengalami gangguan dalam bicara.

72
Dengan judul “Disfungsi Bahasa Anak otak), keterlambatan berbicara atau
Retardasi Mental Ringan: Studi Kasus, berbahasa, dan sebagainya.
Pada Tuturan Yogi”. (tesis S2): Gangguan wicara (keterlambatan
Pascasarjana Universitas Andalas. bicara) pada anak adalah salah satu
2.b Teori Terkait kelainan yang sering dialami oleh anak-
a. Neurolinguistik anak dan terjadi pada 1-12 anak atau 5—
Sastra (2010:149—159) 8% dari anak-anak prasekolah. Hal ini
mengatakan bahwa bicara adalah tahapan mencakup gangguan berbicara 3% dan
perkembangan yang telah sejak bayi. gagap 1%. Konsekuensi yang
Tahap bicara harus diperhatikan sedini diambilpada gangguan tingkah laku,
mungkin, karena ternyata dapat dijadikan gangguan kejiwaan, kesulitan membaca,
parameter ada atau tidaknya gangguan dan gangguan prestasi akademik
perkembangan pada anak. Tentu saja termasuk penurunan prestasi di sekolah
tanpa mengabaikan tahap-tahap sampai drop-out.
perkembangan lain, seperti motorik Keterlambatan bicara yang
kasar atau halus dan sosialisasi/interaksi. terjadi pada anak seorang anak yang
Gangguan bicara merupakan perkembangannya dalam bidang normal,
keluhan sebagian besar orang tua yang jarang disebabkan oleh kelainan fisik,
pada akhirnya didiagnosis sebagai seperti kelainan lidah atau langit-langit di
gangguan perkembangan multisistem mulut. Anak mengalami keterlambatan
(multisystem developmental disorders). berbicara mungkin mengalami masalah
Gangguan ini adalah salah satu bentuk motorik oral, artinya ada gangguan dalam
kelainan perkembangan yang muncul pengolahan atau menyampaikan sinyal
dalam gangguan relasi (berinteraksi) dan dari pusat bicara otak. Seorang anak
komunikasi yang akhir-akhir ini terus seperti ini akan mengalami kesulitan
meningkat. Kegagalan dalam relasi dan dalam mengendalikan bibir , lidah, dan
komunikasi pada usia 0-3 tahun dianggap rahangnya untuk mengucapkan satu kata.
sebagai kondisi yang masih dapat Faktor-faktor yang menyebabkan
berubah dan tumbuh. Hanya saja, mana keterlambatan bicara pada anak di
yang bisa normal perkembangannya dan antaranya adalah:
mana yang akan mengalami gangguan. a. Gangguan Pendengaran
Oleh karena itu, dua belas bulan pertama Anak dengan gangguan
kehidupan anak, merupakanmasa paling pendengaran biasanya tidak akan
penting untuk mendeteksi tumbuh memberi respon terhadap bunyi-
kembang bicaranya. Berbicara atau bunyi yang ada di sekitarnya.
berkomunikasi sudah dimulai sejak masa Ganguan ini bisa menyebabkan
bayi. Normalnya, bayi akan menangis anak mengalami hambatan pula
dan bergerak, sehingga seorang ibu dapat dalam memahami, meniru dan
belajar bereaksi terhadap tangisan dan menggunakan bahasa.
gerakannya sehingga terjadi interaksi. b. Gangguan pada Otot Bicara
Seeorang anak yang mengalami Ciri yang paling utama anak
gangguan berbahasa mungkin saja dapat yang mengalami gangguan pada
mengucapkan suatu kata dengan jelas otot bicara adalah, lafal
tetapi ia tidak dapat menyusun dua kata bicaranya tidak sempurna,
dengan baik. kadang otaknya sudah
Gangguan Komunikasi meliputi memerintahkan untuk menjawab
berbagai lingkup masalah, yaitu dengan benar, tapi yang keluar
gangguan bicara, bahasa, dan dari mulutnya tetap tidak jelas.
mendengar. Gangguan bahasa dan bicara Hal ini terjadi karena adanya
melingkupi gangguan artikulasi, gangguan neurologis atau
gangguan mengeluarkan suara, afasia persarafan.
(kesulitan menggunakan kata-kata, c. Keterbatasan Kemampuan
biasanya karena memar atau luka pada Kognitif

73
Keterbatasan kemampuan orang yang kena sakit paru-paru. 2.
kognitif adalah keterbatasan Akibat faktor laringal, yaitu,
mempresentasikan objek yang ganguan yang terjadi pada pita suara.
dilihat dalam bentuk image. Bila 3. Akibat fakto lingual yaitu,
kemampuan kognitif terganggu, gangguan terjadi akibat sariawan
maka image tersebut tidak akan sehingga lidah susah digerakkan dan
terbentuk. Kondisi ini biasanya akibatnya fonem yang terujarkan
bisa dideteksi sendiri oleh orang tidak sempurna. 4. Faktor resonansi,
tua dengan melihat kemampuan gangguan ini terjadi pada orang yang
motorik anak. Misalnya, anak mengalami bibir sumbing, sehingga,
yang mengalami gangguan suaranya menjadi sengau.
bicara biasanya juga kurang Sastra, (2010: 167) mengatakan
mampu melakukan aktivitas lemahnya penguasaan linguistik
lain yang sederhana sekalipun, anak-anak usia dini, lebih banyak
sepertti memakai sepatu atau ditemukan datanya di lapangan, baik
mengancingkan baju. kosa kata, tatabahasa, maupun
d. Mengalami Gangguan Pervasif fonologi. Selain itu ditemukan juga
Biasanya terjadi pada anak yang berbagai gangguan berbicara dan
mengalami ADD (attention gangguan ekspresif. Sejak usia TK
defisit disorder). Anak yang atau prasekolah banyak anak-anak
mengalami keterbatasan atensi yang terakumulasi dalam
ini mengalami masalah di pusat keterlambatan berbicara, misalnya,
sarafnya, misalnya, pekerjaan gangguan sintaksis dalam
tidak pernah tuntas, sulit atau menggunakan bentuk-bentuk jamak.
tidak bisa konsentrasi. Selain itu juga ada gangguan
e. Kurangnya komunikasi serta artikulasi (dyslalia), kelalaian,
interaksi dengan orang tua dan penggantian dan perubahan bunyi
lingkungannya. (gangguan fonologi).
Jenis Gangguan Berbicara dan Perkembangan bahasa anak,
Faktor Penyebabnya, Sidharta dalam secara linguistik, perkembangan
Sastra, (2010:153) mengatakan bahasa anak dapat dilihat dari dua
gangguan berbahasa dapat dibedakan tahapan, yaitu: tahap perkembangan
atas tiga golongan, yaitu gagguan artikulasi seperti bunyi a. resonansi:
berbicara, gangguan berbahasa, dan seperti gerak refleks yang berupa
gangguan berpikir. Ketiga gangguan aktivitas kenyutan pada saat
tersebut dapat diatasi kalau penderita menyusui, b. Bunyi berdekut: yaitu
gangguan tersebut mempunyai daya bunyi konsonan yang berlangsung
dengar normal, bila tidak tentu dalam satu hembusan, c. Bunyi
menjadi sukar. Gangguan berbicara berteler, seperti mengeluarkan bunyi
dapat dikelompokan ke dalam tiga terus-menerus tanpa adanya tujuan,
kategori, pertama adalah gangguan biasanya dilakukan bayi yang berusia
mekanisme berbicara yang empat sampai enam bulan, d. Bunyi
berimplikasi pada gangguan organik, berteler ulang, biasanya dilakukan
multi faktor, bicara psikogenik. oleh bayi yang berumur enam sampai
Mekanisme berbicara adalah sepuluh bulan dengan mengucapkan
suatu proses produksi ucapan fonem labial /b/ dan /p/ bunyi
(perkataan) oleh kegiatan terpadu alveolar /t/ dan /d/, bunyi vokabel
dari pita suara, lidah, otot-otot yang adalah bunyi yang menyerupai kata,
membentuk rongga mulut , bunyi ini tidak mempunyai arti, dan
kerongkongan, dan paru-paru. biasanya dilakukan oleh anak
Gangguan bicara pada tipe ini berumur sebelas sampai empat belas
disebabkan beberapa hal: 1. akibat bulan. 2
pulmonal, gangguan ini terjadi pada

74
2. Tahap perkembangan kata dan bergerak, hasilnya adalah tak
kalimat, terdiri dari a. Kata pertama bersuara. Voiced dan voiceless yang
yang sangat ditentukan oleh kontras dapat dijelaskan oleh bagian-
penguasan artikulasi, b. Kalimat dari bagian yang kecil, dua gabungan kata
satu kata berawal dari peniruan kata dari dua bunyi adalah sama kecuali
yang sering diucapkan dan didengar pada perbedaan-perbedaan yang
anak dari orang dewasa yang terjadi signifikan.
pada anak yang berusia 18 bulan, c.
Kalimat dua kata yang pada
umumnya bersifat taksa, seperti kata
doggie bed yang ditiru dari orang
dewasa, d. Kalimat lebih lanjut yang
merupakan perluasan kalimat dari
kalimat dua kata, seperti agen +aksi
= daddy throw, e. Tahap menjelang
sekolah, biasanya anak berumur lima
atau enam tahun, seperti pendidikan
taman kanak-kanak atau play group. Gambar Vocal apparatus
Fonologi
Pike (1975:3) mengatakan Sumber: Wordhaugh dalam Bonvillain
bahasa terdiri dari bunyi vokal secara (1997)
sistematis, suara itu berasal dari
voiceless voiced
mulut, hidung, dan tenggorokan. p pit b bit
Kemudian Menurut Bonvillain tap tab
(1997:6) mengatakan bahwa t ten d den
bit bid
fonologi adalah bidang studi ilmu f fan V van
yang mempelajari sistem bunyi di grief grieve
dalam bahasa termsuk fonetik, s sap z zap
hiss his
penjabaran bunyi yang terjadi dalam
bahasa. bahasa manusia dapat dihasil Bovillain (1997:8) mengatakan
melalui vokal apparatus, yang bahwa semua vokal dalam bahasa Inggris
terdiridari udara yang dihasilkan dari adalah voiced (bersuara), walaupun,
paru-paru, pharynx (hulu vokal voiceless (tidak bersuara) terjadi di
tenggorokan) , larynx (pangkal banyak negara termasuk dalam bahasa
tenggorokan), glottis (celah suara), Jepang, Totonac, (Meksiko), dan Chatino
vocal cords (pita suara), hidung, (Meksiko). Dalam bahasa Totonac, fokal
mulut, lidah, gigi dan bibir. voiceless (tak bersuara) selalu terjadi
Bagian-bagian yang alat-alat pada akhir kata.
vokal dapat di ujarkan oleh penutur /kukụ/ “paman”, /mikị/ “salju”,
untuk menghasilkan kualitas bunyi.
/snapapᾳ/ “putih”
Hal-hal yang perlu adalah, penutur Dalam bahasa Chatino
harus membuat perbedaan diantara (Meksiko) dan bahasa Jepang, vokal
beberapa bunyi sehingga makna kata
adalah voiceless (tidak bersuara) mereka
dapat dibedakan. Beberapa jenis
terjadi antara dua voiceless (tidak
bentuk kontras dapat membedakan bersuara) konsonan. Menurut beberapa
bunyi. contoh dari Bahasa Chatino (Meksiko)
Bunyi juga terdiri dari voiced sebagai berikut
(bersuara) dan voiceless (tidak /kᾳta3/ “kamu mau mandi”, /kịsu3/ “buah
bersuara), tergantung pada pita suara, alpokat”, /tịhi2/ “keras”. (Bunyi 2 (dua) =
dan tenggorokan. Jika pita suara sedang, 3 (tiga) = tinggi).
tertutup, ketika udara keluar, pita
suara bergetar dan suara berbunyi;
jika mereka terlepas dan tidak

75
Sumber: Tabel Peta Bunyi Vokal
https://en.wikipedia.org/wiki/Americanist_p
honetic_notation

Prosedur Analisis
Pike, (1975: 67—71) mengatakan
bahwa ada beberapa cara dalam
menganalisis data fonem, diantaranya
adalah:
a. Pengumpulan data, dengan cara
merekam responden,
b. Menentukan data secara akurat
dan lengkap,
c. Memetakan fonetik,
d. Mendata semua bagian bunyi
Kridalaksana, (2010) bunyi yang mencurigakan, dan
bilabial dihasilkan dengan penyempitan e. Yang terakhir adalah dengan
kedua bibir, dan fonem yang dihasilkan mendata bunyi-bunyi yang tidak
adalah /p/, /b/, dan /m/. Bunyi labio- mencurigakan.
dental terjadi padapertemuan bibir bawah Metode dan Teknik Pengumpulan Data
dan gigi atas. Bunyi dental terjadi karena Menurut Sudaryanto, (1993:9)
penyempitan ruang antara ujung lidah mengatakan bahwa metode dan teknik
atau lidah dengan gigi. Alveolar terjadi merupakan istilah yang digunakankan
karena penyempitan ruang antara ujung untuk menunjukkan dua konsep yang
lidah atau daun lidah dan alveolum. berbeda tetapi berhubungan langsung
Retroflex terjadi karena penyempitan satu sama lain. Keduanya adalah “cara”
ruang antara ujung lidah yang berkeluk dalam suatu upaya. Metode adalah cara
dan alveolum, misalnya: bunyi /t/ dalam yang harus dilaksanakan dan teknik
bahasa Jawa thukthuk. Bunyi alveo adalah cara melaksanakan metode,
palatal terjadi karena penyempitan lidah kejatian teknik ditentukan adanya oleh
depan dan langit-langit depan atau terjadi alat yang dipakai.
karena penyempitan antara daun lidah Di sini penulis melakukan
dan alveolum, seperti: syarat. Palata metode simak, yaitu dengan melakukan
dihasilkan dengan menempatkan bagian “penyimakan” supaya dapat disejajarkan
depan lidah di dekat atau pada langit- dengan metode pengamatan atau
langit keras. Velar terjadi karena observasi dalam ilmu sosial dalam
penyempitan antara belakang lidah dan Sudaryanto (1993, 133). Penulis
langit-langit lembut, seperti bunyi /k/. mempunyai beberapa cara untuk
Uvular terjadi karena penyempitan antara memperoleh data dari mahasiswa,
uvula dan belakang lidah, seperti bunyi adalah:
/R/. Bunyi faringal terjadi karena Teknik Dasar: Teknik Sadap
penyempitan ruang antara dinding faring Dengan menggunakan teknik ini
dengan akar lidah. Laringal adalah bunyi penulis menyadap kemampuan bahasa
yang dihasilkan di dalam laring. responden. Penulis menyadap tuturan
Disamping bunyi konsonan ada dan kemampuannya. Menurut
bunyi lain yang menyertai bunyi tersebut, Sudaryanto (1993, 133) pada praktiknya,
bunyi itu adalah bunyi vokal. Seperti peta penyimakan atau metode simak itu
bunyi di bawah ini. diwujudkan dengan penyadapan. Peniliti
untuk mendapatkan data pertama-tama

76
dengan segenap kecerdikan dan 3 baju ʤu baju >
ʤu
kemauannya harus menyadap 4 topi pi topi > pi
pembicaraan seseorang atau beberapa 5 sendok ndok sendok >
orang. ndok
6 amplop plop amplop>
Teknik Lanjutan plop
a. Teknik Simak Libat Cakap 7 kaki ki kaki> ki
Di sini peneliti menyiapkan kata- 8 tangan ƞan tangan>
ƞan
kata yang akan perintahkan ke pada 9 mata ta mata> ta
responden untuk diujarkan oleh masing- 10 telinga ƞa telinga >
masing responden. Untuk memudahkan ƞa
11 kuku kuku - double
pengambilan data ini penulis juga velar /k/
melibatkan beberapa orang mahasiswa (voiceles
yang mempunyai hubungan erat dengan s)
12 rambut mbut rambut >
anak-anak tersebut. mbut
b. Teknik Rekam 13 gigi gigi - double
Kemudian penulis menyuruh anak- velar /g/
(voice)
anak itu untuk menuturkan kata-kata yang
14 mulut lut mulut >
sudah disiapkan. Untuk memudahkan proses lut
pengambilan data tersebut, peneliti 15 lidah dah lidah >
menjanjikan sesuatu pada anak-anak tersebut. dah
Seperti mengajak dia pergi main—main, 16 pipi pipi - double
bilabial
membelikan permen untuk mereka. /p/
c. Teknik Catat (voiceles
Setelah proses perekaman dianggap s)
selesai maka penulis memutar kembali hasil 17 bisa sa bisa > sa
18 minum num minum >
ujaran yang diujarkan oleh anak-anak
num
tersebut. Setelah itu penulis mencatat kata- 19 makan kan makan >
kata yang diujarkan oleh anak-anak tersebut kan
pada kertas yang telah penulis sediakan. 20 tidur dur tidur >
dur
21 kerja ʤa kerja >
Metode dan Teknik Analisis Data ʤa
Data ini akan dianalisa dengan 22 ingat ƞat ingat >
menggunakan metode kontribusi, dan ƞat
menggunakan teknik bagi unsur langsung. 23 kamus mus kamus >
Teknik akan didukung oleh teknik dasar: mus
25 sepatu patu sepatu >
menurut Sudaryanto, (1993: 33) cara awal patu
kerja dan penyebutan teknik bagi unsur 26 payung yuƞ payung
langsung. Penggunaan teknik bagi unsur > yuƞ
langsung untuk sebuah lingual tidak harus 27 meja ʤa meja >
ʤa
hanya satu macam saja melainkan dapat 28 kayu yu kayu >
bermacam-macam. Kemudian teknik bagi yu
unsur lagsung (BUL) tersebut dapat didukung 29 lampu mpu lampu >
oleh teknik a. pelesapan, delesi, atau teknik mpu
lesap. b. Teknik penggantian, substitusi, 30 dasi si dasi > si
31 kaca ʧa kaca > ʧa
ekspansi, atau teknik perluas.
Analisis dan Temuan
Anak-anak yang berumur di bawah
lima tahun masih mengalami kendala dalam
Kosa Kata Perubah melafalkan fonem hal tersebut dikarenakan
Kata yang an adalah belum lengkapnya fungsi artikulasi
No yang dilafalka felafalan catatan anak-anak tersebut dalam menuturkan fonem.
. akan n oleh fonem khusus Pelafalan fonem tersebut masih berdasarkan
dilafalk respond yang
an en terjadi sonoritas dimana pelafalan tersebut
1 buku ku buku > berdasarkan tingkat kenyaringan dari
ku bunyinya. Dapat penulis katakan bahwa
2 bola la bola > la pelafalan fonem tersebut terjadi pada tataran
penultima. Dari tiga puluh tiga kata,

77
responden ini hanya sanggup melafalkan tiga tidak bulat dan bunyi /i/ ini berada pada
kata dengan sempurna dari tiga puluh satu bagian depan dari artikulasi (alat ucap)
kata yang dilafalkan. Kata tersebut adalah manusia.
kata /kuku/, /gigi/, dan /pipi/. Dapat penulis gambarkan secara persentase
Adapun kata yang difalkan yang pelafalan sebagai berikut:
berada pada tataran penultima itu, seperti: 3:31x 100% = 9,7 %
/ku/, /la/, /ʤu/, /pi/, /ndok/, /plop/, /ki/, /ƞan/,
/ta/, /ƞa/, /lut/, /dah/, /sa/, /num/, /kan/, /dur/,
/ʤa/, /ƞat/, /mus/, /patu/, /yuƞ/, /ʤa/, /yu/,
/mpu/, /si/, /ʧa/. Dalam melafalkan fonem
tersebut responden ini lebih mengedapankan
cara pembacaan secara sonoritas. Melihat
hasil yang dilafalkan responden ini terdapat
dua puluh delapan kata yang dilafalkan dalam
Silable adalah suku kata, dalam hal
tataran penultima.
ini penulis juga melihat tingkat silable ujaran
Pada pelafalan responden di atas
yang diujarkan oleh responden. Peneliti
ternyata bunyi bilabial (voice) pada tataran
mengamati ujaran yang diujarkan oleh
antepenultima tidak dapat dilafalkan oleh
responden tersebut berdasarkan sonoritas.
responden tersebut. Pada data di atas terdapat
Terbukti dari tiga puluh satu ujaran yang
empat tataran bilabial (voice) /b/ pada posisi
diujarkan responden tersebut hanya empat
antepenultima tidak dapat dilafalkan secara
kata yang dapat diujarkan dalam dua silable.
keseluruhan.
Kata tersebut adalah /kuku/, /gigi/, /pipi/ dan
Kemudian bunyi alveolar
/patu/. Jadi secara persentase ujaran yang
(voiceless) /t/ pada tataran tidak dapat
dapat diujarkan dalam dua silable oleh
dilafalkan. Pada data di atas terdapat empat
responden tersebut adalah 12, 9%.
alveolar /t/, bunyi tersebut seperti /to/,/ta/
,/te/, dan /ti/. Bunyi-bunyi alveolar
(voiceless) tersebut berada pada tataran Peta bunyi responden:
antepenultima. Tataran bunyi tersebut berada Non vokoid non silabic
pada bunyi /to/ pada /topi/, bunyi /ta/ pada
/tangan/, bunyi /te/ pada /telinga/, dan bunyi Bilabial Alveolar Velar
/ti/ pada /tidur/. Hambat p t k
Dalam pelafalan alveolar frikatif /s/ b d g
yang berada pada tataran antepenultima tidak Afrikatif ʧ
dapat juga dilafalkan oleh responden ini. ʤ
Perubahan-perubahan pelafalan bunyi Frikatif s y
tersebut, seperti bunyi /se/ pada /sendok/ dan lateral l
/sepatu/. Jadi responden hanya melafalkan nasal m n ƞ
bunyi secara sonoritas, bunyi tersebut
menjadi bunyi ndok dan patu.
Ada hal lain yang terjadi pada
pelafalan anak ini. Anak ini dapat melafalkan Vokal sillabic
konsonan dan vokal yang sama seperti pada
konsonan velar /k/ (voiceless), /g/ (voiced) , D T B
bilabial /p/ (voiceless) yang sama dan hal Tinggi i u
tersebut juga terjadi bunyi vokal yang sama, Sedang e o
seperti bunyi /u/ adapun posisi deskripsi ɔ
bunyi ini adalah vokal bulat tertutup belakang Rendah a
maksudnya bunyi /u/ ini adalah bunyi vokal
dengan posisi mulut (bibir) bulat, bunyinya Pasangan bunyi yang mencurigakan
pada posisi belakang dari artikulasi (alat /p/ dan /b/, /d/ dan /t/, /k/ dan /g/, /ʧ/ dan /ʤ/,
ucap) manusia. /n/ dan /ƞ/, /o/ dan /ɔ/
Kemudian anak ini juga dapat Bunyi-bunyi yang tidak mencurigakan
mengujarkan bunyi vokal /i/ pada kata /pipi/ /s/, /y/, /l/ dan /m/
deskripsi bunyi vokal ini adalah vokal Prosedur Pemisahan
takbulat tertutup depan. Maksudnya adalah /p/ dan /b/
bunyi /i/ ini adalah bunyi ini berada pada Perbedaan fonetis
tataran vokal dengan posisi mulut (bibir) /p/ tidak bersuara, /b/ bersuara

78
Faktor - Faktor Penyebab Gangguan kokain dan obat lainnya. Akibat hal
Ditinjau dari Neurolinguistik tersebut dapat mengakibatkan gangguan
Gangguan neurolinguistik bicara pada sang anak. Setelah peneliti
merupakan suatu kajian bagaimana membandingkan hal ini dengan anak
manusia itu memperoleh bahasa, yang penulis teliti, dapa penulis
manusia memperoleh bahasa tidak dapat simpulkan bahwa anak yang penulis teliti
dipisah kan dari faktor artikulasi manusia ini tidak mengalami gangguan seperti
itu sendiri. Ada beberapa faktor yang dikatakan dewi tersebut. Penulis
bagaimana manusia itu tidak dapat yakin-seyakinnya anak ini hanya
melafalkan kata dengan jelas. Hal yang mengalami gangguan karena umur masih
pertama adalah fungsi artikulasi, yang bayi dan artikulasinya belum berfungsi
dimaksud fungsi artikulasi di sini adalah dengan sempurna. Hal itu kelihatan dari
manusia atau penutur mempunyai bawaan dan sikap anak ini sangat aktif.
artikulasi dengan lengkap akan tetapi
artikulasi itu tidak berfungsi secara baik. Simpulan
Misalnya dalam melafalkan suatu kata, di Gangguan bicara dapat dialami
sini penutur sering mengalami masalah oleh setiap penutur, gangguan ini lebih
dalam melafalkan fonem, hal ini sering banyak dialami oleh anak-anak yang
terjadi pelesapan fonem yang dimaksud berusia di bawah lima tahun. Mengamati
pelesapan fonem adalah adalah penutur hasil penelitian ini penutur hanya dapat
tidak melafalkan fonem secara lengkap. melafalkan kata-kata yang paralel.
Misalnya: apabila responden disuruh Maksudnya adalah apabila konsonan
melafalkan /buku/ sementara responden (silaba) pertama, vokal pertama dan
hanya dapat melafalkan /ku/. Hal ini (silaba) kedua sama di dalam artikulasi
sering terjadi pada ujaran anak-anak yang maka penutur dapat melafalkan kata-kata
berusia di bawah lima tahun. Dengan tersebut dengan baik. Sebaliknya apabila
adanya kejadian seperti ini maka penulis konsonan dan vokal yang berlainan maka
dapa menyimpulakan bahwa anak-anak penutur tidak dapat melafalkannya
tersebut mengalami gangguan dalam dengan baik dan benar. Kemudian
ilmu neurolinguistik. penutur lebih banyak melafalkan kata-
Gangguan tersebut belum kata pada tataran penultima dan tataran
bersifat permanen, seperti pada teori di ultima.
atas, mengatakan bahwa gangguan Di samping itu, pneliti juga
tersebut sewaktu-waktu dapat berubah menghitung dan mempersentasikan
tergantung pada perkembangan kemampuan responden dalam
pertumbuhan anak tersebut. Di samping menuturkan konsonan dan vokal
itu anak-anak yang berusia di bawah tersebut. Adapun hasil yang dapat
tahun tersebut juga tidak dapat dicapai oleh responden tersebut dari
melafalkan fonem sama sekali. Hal ini tuturan yang dituturkannya tersebut
dapat diakibatan oleh ketidakaktifan adalah 9,7% kata yang dapat dituturkan
orang tua dalam memantau dan melatih dengan baik dan benar seperti kata-kata
(membimbing) ujaran anak-anak tersebut /kuku/, /gigi/ dan /pipi/. Kemudian kata-
dalam melafalkan fonem. kata yang tidak dituturkan dengan baik
Ada hal lain yang dan benar 90,3 %. Kata-kata itu termasuk
mengakibatkan anak-anak tidak dapat pada silaba tunggal dan silaba ganda.
bicara dengan baik yang berasal dari Melihat hasil penelitian ini
perlakuan dan tinfakan orang tuanya penulis sangat menganjurkan kepada
seperti kemajuan teknologi, obat-obatan, peneliti berikut supaya dapat
makanan atau minuman. Sebagaimana melanjutkan ke penelitian apa-apa yang
yang dikatakan Dewi (2013:113). belum dibahas dalam penelitian ini.
Mengatakan rudapaksa sebelum lahir Kemudian hasil penelitian ini dapat
serta juga trauma lain, seperti sina x, membantu masalah kebahasaan dan
bahan kontrasepsi, minuman alkohol, pengembangan terapi-terapi untuk

79
mengatasi permasalahan kebahasaan Kridalaksana, Harimurti.
yang berhubungan dengan gangguan ini. 1993. KamusLinguistik. Jakarta: PT.
Gramedia

Pike, Kenneth Lee, 1976. Phonemics: A


DAFTAR KEPUSTAKAAN Technical for Reducing
Languages to Writing. Ann
Bonvillian, Nancy, 1997. Language, Arbor: The University of
Culture and Communication: Michigan Press.
The Meaning of Messages. New
Jersey : Prentice-Hall, Inc. Sastra, Gusdi, 2010, Neurolinguistik
Suatu Pengatar. Alfabeta
Carstairs Andrew –McCarthy.2002. An Bandung.
Introduction to English Sudaryanto. 1993. Metode dan Aneka
Morphology: words and their Teknik Analisis Bahasa,
structure.EdinburghUniversity Pengantar Penelitian Wahana
Press. Kebudayaan Secara
Dewi, Yoffie Kharisma. 2013. Disfungsi Linguistis.Yogyakarta. Penerbit
Bahasa Anak Retardasi Mental Duta Wacana University Press.
Ringan: Studi Kasus Pada Trask, R.L,. 1997. A student’s
Tuturan Yogi. (tesis): Padang : Dictionary of Language and
Pascasarjana Universitas Linguistics: Oxford University
Andalas. Press Inc.
Hartanto, Selina, Fitra. 2011. Pengaruh Winarsih, Suko, 2012. Ekspresi Tutur
Perkembangan Bahasa Terhadap Anak Tuna Rungu dalam Interaksi
Perkembangan Kognitif Anak di Kelas. Desertasi. Universitas
Usia 1-3 Tahun. Negeri Malang.

80

Anda mungkin juga menyukai