Nasional perempuan selanjutnya ialah Dewi Sartika. Ia lahir pada 4 Desember 1884 di Cicalengka dan memiliki latar belakang keluarga ningrat.Hal inilah yang akhirnya membuat ia terinspirasi mendirikan Sekolah Istri atau Sekolah Khusus Perempuan Hindia Belanda. Berkat kegigihannya, Dewi Sartika mendapat Bintang perak dari Pemerintah Belanda pada masa itu. Namun, pada saat perang kemerdekaan ia diungsikan ke Cineam, Tasikmalaya dan wafat pada September 1947.
8. Cut Meutia (Aceh)
Perempuan bernama lengkap Cut Nyak Meutia ini lahir di Perlak, Aceh pada tahun 1870. Ia merupakan seorang panglima Aceh saat melawan Belanda. Bersama suaminya, ia menyerang pusat patroli Belanda di daerah pedalaman Aceh.Ia pun terus melanjutkan perjuangan melawan Belanda, hingga akhirnya meninggal dunia pada tahun 1910. 9. Sultan Iskandar Muda (Aceh) Sultan Iskandar Muda lahir pada 21 Januari 1591 di Banda Aceh. Ia menduduki tahta Kerajaan Aceh pada usia yang sangat muda dan sempat mengalami puncak kebesaran pemerintahannya di Aceh.Pada tahun 1615- 1629, Sultan Iskandar Muda melakukan serangan besar-besaran terhadap bangsa Portugis di Malaka, tetapi serangan ini sempat gagal. Sultan Iskandar Muda ditemukan meninggal secara tiba-tiba pada 1636.
10. Ki Hajar Dewantara (Yogyakarta)
Terakhir, adalah pahlawan yang dikenal
dengan Raden Mas Soewardi Soerjaningrat atau Ki Hajar Dewantara. Ia lahir pada 2 Mei 1889 di D.I Yogyakarta. Selama hidup Ki Hajar Dewantara mendirikan perguruan Taman Siswa pada 1929 dan turut membantu pribumi yang tidak bisa sekolah.Ki Hajar Dewantara pernah menjadi Menteri Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan setelah kemerdekaan. Beliau wafat pada 26 April 1959 dan disemayamkan di kota kelahirannya, yaitu D.I Yogyakarta.