Anda di halaman 1dari 8

1.

Pangeran Antasari

Pangeran Antasari adalah salah satu Pahlawan Nasional dari Kalimantan


Selatan yang turut berperang melawan penjajah Belandauntuk membela wilayah Kalimantan
Selatan. Pangeran Antasari lahir diBanjarmasin tahun 1809. Walau seorang ningrat, ia sangat
merakyat. Karenanya, ia sangat paham penderitaan rakyat di bawah jajahan Belanda.Pangeran
Antasari dibantu beberapa kepala daerah Hulu Sungai, Martapura, Barito, Pelaihari, Kahayan.
Kapuas dan lain-lain bertekad mengusir Belanda dari Kerajaan Banjar. Tak terelakan, perang
pun terjadi pada 18 April 1859. Pada Pertempuran itu Belanda mendapat kesulitan.Pada
Oktober 1862. ia merencanakan serangan besar-besaran ke benteng Belanda. Kekuatan sudah
dikumpulkan. Namun, saat itu wabah cacar menyerang. Pangeran Antasari pun terkena hingga
merenggut nyawanya. Ia meninggal dunia di Bayan Begak (Kalsel) pada 11 Oktober 1862 dan
dimakamkan di Kelurahan Sungai Jingah Banjarmasin Utara. Dan ditempat tersebut dibangun
Komplek pemakaman Pahlawan Nasional dengan nama Komplek Makam Pangeran Antasari,
ditempat tersebut juga terdapat makam Ratu Antasari yang merupakan isteri Pangeran Antasari
serta makam Pahlawan lainnya seperti Panglima Batur yaitu panglima perang pengikut setia
Pangeran Antasari,Hasanuddun HM ( Hasanuddin bin Haji Madjedi ) yaitu pahlawan Ampera
didaerah ini seorang mahasiswa Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin yang wafat
tahun 1966.
2.
Kapiten Pattimura

Pattimura, memiliki nama asli Thomas Matulessy (lahir di Hualoy, Hualoy,


Seram Selatan, Maluku, 8 Juni 1783 meninggal di Ambon, Maluku, 16 Desember 1817 pada
umur 34 tahun).Ia adalah putra Frans Matulesi dengan Fransina Silahoi. Adapun dalam buku
biografi Pattimura versi pemerintah yang pertama kali terbit, M Sapija menulis, "Bahwa
pahlawan Pattimura tergolong turunan bangsawan dan berasal dari Nusa Ina (Seram). Ayah
beliau yang bernama Antoni Mattulessy adalah anak dari Kasimiliali Pattimura Mattulessy. Yang
terakhir ini adalah putra raja Sahulau. Sahulau merupakan nama orang di negeri yang terletak
dalam sebuah teluk di Seram Selatan".Dari sejarah tentang Pattimura yang ditulis M Sapija,
gelar kapitan adalah pemberian Belanda. Padahal tidak. Menurut Sejarawan Mansyur
Suryanegara, leluhur bangsa ini, dari sudut sejarah dan antropologi, adalah homo religiosa
(makhluk agamis). Keyakinan mereka terhadap sesuatu kekuatan di luar jangkauan akal pikiran
mereka, menimbulkan tafsiran yang sulit dicerna rasio modern. Oleh sebab itu, tingkah laku
sosialnya dikendalikan kekuatan-kekuatan alam yang mereka takuti.
Jiwa mereka bersatu dengan kekuatan-kekuatan alam, kesaktian-kesaktian khusus yang dimiliki
seseorang. Kesaktian itu kemudian diterima sebagai sesuatu peristiwa yang mulia dan suci. Bila

ia melekat pada seseorang, maka orang itu adalah lambang dari kekuatan mereka. Dia adalah
pemimpin yang dianggap memiliki kharisma. Sifat-sifat itu melekat dan berproses turuntemurun. Walaupun kemudian mereka sudah memeluk agama, namun secara
genealogis/silsilah/keturunan adalah turunan pemimpin atau kapitan. Dari sinilah sebenarnya
sebutan "kapitan" yang melekat pada diri Pattimura itu bermula.
3.

Sisingamangaraja XII

Nama Pahlawan :
Sisingamangaraja_XII
lahir : Tapanuli 1849
Wafat :Simsim,17_Juni_1907
Makam: Pulau_Samosir
Nama aslinya Patuan Besar Ompu Pulo
Batu.Nama Sisingamaraja_XII baru dipakai
pada 1867 setelah ia diangkat menjadi raja
menggantikan ayahnya yang
mangkat.Sabng ayah meninggal akibat
serangan penyakit kolera. Febuari 1878,
Sisingamaraja mulai melakukan perlawanan
4.

terhadap kekuasaan Kolonial Belanda. Ini


dilakukan untuk mempertahankan daerah
kekuasaannya di tapanuli yang dicaplok
Belanda. Dimulai dari penyerangan
terhadap pos pos Belanda lainnya terus
berlangsung di antaranya sebagai berikut:
Mei_1883,pos Belanda di Uluan dan Balige
diserang oleh pasukan
Sisingamaraja.Tahun1884, pos Belanda
berhasil memperkuat pasukan bdan
persenjataannya. Kondisi ini membuat
pasukan Raja Batak ini semakin terdesak
dan terkepung. Pada pertempuran inilah
Sisingamaraja_XII gugur tepatnya padab
tanggal 17 Juni 1907. Bersama sama
dengan purinya (Lopian) dan dua orang
putranya (Patuan Nagari dan Putaun Anggi)
Sisingamaraja kemudian dimakamkan di
Balige dan selanjutnya kembali dipindahkan
ke pulau Samosir. Sisingamaraja dianugrahi
gelar pahlawan kemerdekaan nasional
berdasarkan SK Presiden_RI_No.590/1991.

Raden Dewi Sartika

Raden Dewi Sartika adalah Pahlawan pendidikan kaum wanita Indonesia,


pahlawan nasional, sekaligus tokoh panutan di kalangan masyarakat Sunda. Ia
bersama Kartini adalah tokoh perempuan terkemuka Indonesia. Totalitasnya dalam
memperjuangkan pendidikan terutama bagi kaum perempuan di akui dan diberikan apresiasi
pemerintah dengan memberinya gelar pahlawan nasional sejak tahun 1966. Dewi Sartika
adalah putri pasangan Raden Somanegara dan Raden Ayu Permas. Ayahnya seorang patih di
Bandung. Kedua Orang tuanya adalah pejuang kemerdekaan yang pernah diasingkan di
Ternate (maluku). Setelah kedua orang tuanya di asingkan, Dewi Sartika kemudian di asuh
pamannya (Patih Aria) yang tinggal di Cicalengka.
Biodata Dewi Sartika
Nama
Raden Dewi Sartika
tanggal lahir dewi sartika
Cinean, 11 September 1947
Wafat
Tasikmalaya, 11 September 1947

Penghargaan

Pahlawan Nasional berdasarkan SK Presiden


RI no 152/1966
Semasa hidupnya, Dewi Sartika amat gigih memperjuangkan nasib dan harkat kaum
perempuan. Sejak 1902, Dewi Sartika sudah merintis pendidikan bagi kaum perempuan. Di
rumahnya, Dewi Sartika mengajar anggota keluarga dan kaum perempuan disekitarnya
mengenai berbagai keterampilan seperti membaca, menulis, memasak, dan menjahit. Pada
tanggal 16 Juli 1904 beliau mendirikan Sakola Istri atau sekolah perempuan di Kota Bandung.
Sekolah ini menjadi lembaga pendidikan bagi perempuan yang pertama kali di dirikan di Hindia
Belanda.Tahun 1913 Sakola Istri kemudian diganti namanya menjadi Sakola Kautamaan Istri.
Tahun 1913 mendirikan organisasi Kautamaan Istri di tasikmalaya yang menaungi sekolahsekolah yang didirikan Dewi Sartika.Tahun 1929 Sakola Kautamaan Istri Berganti nama lagi
menjadi Sekolah Raden Dewi dan oleh pemerintah Hindia Belanda dibangunkan gedung baru
yang besar dan lengkap.Sejak kecil Dewi Sartika memang telah memiliki jiwa pendidik. Beliau
sering mengajarkan baca tulis dan berlatih berbahasa Belanda kepada anak-anak para
pembantu di Kepatihan. Pola pembelajaran yang dilakukan dengan cara sambil bermain
sehingga ia amat disenangi anak-anak didiknya. Langkah yang dilakukan Dewi Sartika sejak
kecil ini berdampak luas sehingga nama Dewi Sartika di kenal luas oleh masyarakat sebagai
seorang pendidik, terutama di kalangan perempuan.Dewi Sartika menikah tahun 1906, dengan
Raden Kanduruan Agah Suriawinata yang juga berprofesi sebagai pendidik sehingga keduanya
memiliki kesamaan visi dalam meajukan pendidikan di lingkungan masyarakatnya.Setelah
terjadi Agresi militer Belanda tahun 1947, Dewi Sartika ikut mengungsi bersama-sama para
pejuang yang terus melakukan perlawanan untuk mempertahankan kemerdekaan. Saat
mengungsi inilah, Dewi Sartika sudah lanjut usia dan Wafat tanggal 11 September 1947 di
Cinean Jawa Barat. Makam Beliau kemudian di pindahkan ke Bandung.
5.

Ki Hajar Dewantara

Ki Hajar Dewantara memiliki nama asli R.M. Suwardi Suryaningrat. Beliau


berasal dan keluarga keturunan Keraton Yogyakarta. Beliau mengganti namanya tanpa gelar
bangsawan agar dapat lebih dekat dengan rakyat. Setelah menyelesaikan pendidikan
dasarnya, beliau belajar di STOVIA, tetapi tidak menamatkannya karena sakit. BeIiau kemudian
bekerja sebagai wartawan di beberapa surat kabar, antara lain De Express, Utusan Hindia,dan
Kaum Muda. Sebagai penulis yang handal, tulisannya mampu membangkitkan semangat
antikolonialisme rakyat Indonesia.Ki Hajar Dewantara juga aktif di bidang politik dengan
bergabung ke dalam Budi Utomo, lalu mendirikan Indische Partij sebagai partai politik pertama
yang beraliran nasionalisme Indonesia pada tanggai 25 Desember 1912 bersama kedua
rekannya, Douwes Dekker dan dr. Cipto Mangunkusumo . Ki Hajar Dewantara juga ikut
membidani terbentuknya Komite Bumiputra di tahun 1913 sebagai bentuk protes terhadap
rencana Belanda memeringati kemerdekaannyaa dan Perancis. Beliau kemudian membuat
sebuah tulisan pedas di harian De Express yang berjudui Als lk een Nederlander (Seandainya
Aku Seorang Belanda). Melalui tulisan ini, beliau menyindir Belanda yang hendak merayakan
100 tahun kemerdekaannyaa dan Perancis di negeri jajahan dengan menggunakan uang rakyat
indonesia. Berikut ini kutipannya.Setelah kembali ke tanah air, Ki Hajar Dewantara memusatkan

perjuangan melalui pendidikan dengan mendirikan perguruan Taman Siswa pada tanggal 3 JuIi
1922. Perguruan ini merupakan wadah untuk menanamkan rasa kebangsaaan kepada anak
didik. Ajaran Ki Hajar Dewantara yang terkenal adalah ing ngarsa sung tulodo, ing madya
mangun karsa, dan tut wuri handayani. Artinya adalah di depan memberi teladan, di tengah
memberi semangat, dan di belakang memberi dorongan. Berkat jasanya yang besar di bidang
pendidikan maka pemerintah menetapkan beliau sebagai Bapak Pendidikan dan tanggal
lahirnya, 2 Mei sebagai Hari Pendidikan Nasional. Pada tahun 1957, beliau mendapat gelar
Doctor Honoris Causa dan UniversitaS Gadjah Mada. Dua tahun setelah mendapat gelar
tersebut, beliau meninggal dunia pada tanggat 26 April 1959 di Yogyakarta dan dimakamkan di
Taman Wijaya Brata.Tempat/TgI. Lahir
: Yogyakarta, 2 Mei 1889
Tempat/TgI. Wafat
: Yogyakarta, 26 April 1959
SK Presiden
: Keppres No. 305 Tahun 1959, Tgl. 28 November 1959
Gelar
: Pahlawan Nasional
6.

Silas Papare

Silas Papare lahir di Serui, Papua, 18 Desember 1918. Ia menyelesaikan


pendidikan di Sekolah Juru Rawat pada tahun l935 dan bekerja sebagai pegawai pemerintah
Belanda. Kegigihannya dalam berjuang untuk kemerdekaan Papua membuatnya sering
berurusan dengan aparat keamanan Belanda. Ia berusaha memengaruhi Batalyon Papua untuk
memberontak pada Belanda sehingga ia dipenjara di Jayapura.Saat menjalani masa tahanan di
Jayapura, Silas Papare berkenalan dengan Dr. Sam Ratulangi. Perkenalannya dengan Sam
Ratulangi membuat Silas Papare semakin yakin bahwa Papua adalah bagian tak terpisahkan
dari Republik Indonesia. Hal tersebut membuat beliau akhirnya mendirikan Partai
Kemerdekaan Indonesia Irian (PKII). Akibatnya, Silas kembali ditangkap oleh Belanda dan
dipenjarakan di Biak. Namun, Silas berhasil melarikan diri menuju Yogyakarta.Di Yogyakarta,
Silas Papare membentuk Badan Perjuangan Irian yang berusaha keras untuk memasukkan
wilayah Irian Jaya ke dalam negara Indonesia. Silas Papare kemudian ditunjuk menjadi salah
seorang delegasi Indonesia dalam Perjanjian New York pada tanggal 15 Agustus 1962 yang
mengakhiri perseteruan antara Indonesia dan Belanda perihal Irian Barat. Perjanjian itu
ditindaklanjuti dengan Penentuan Pendapat Rakyat (PEPERA) pada tahun 1969 di mana rakyat
Irian Barat memilih bergabung dengan NKRI. Silas Papare wafat dan dimakamkan di Serui
pada tanggal 7 Maret 1978.
Tempat/Tgl. Lahir : Papua, 18 Desember 1918
Tempat/Tgl. Wafat : Papua, 7 Maret 1978
SK Presiden : Keppres No. 077/TK/1993, Tgl. 14 September 1993
Gelar : Pahlawan Nasional Salah satu kapal perang milik TNI AL mendapat kehormatan
menggunakan nama KRI Silas Papare yaitu sebuah korvet kelas Parchim.

7.

Sultan Iskandar Muda

Sultan Iskandar Muda berkuasa dari tahun 1607 sampai 1636. Saat itu,
daerah kekuasaan Aceh semakin besar dan mendapat reputasi internasional sebagai pusat
perdagangan dan pembelajaran tentang Islam. Beliau tidak hanya mampu menyusun dan
menetapkan qanun (undang-undang dan peraturan) yang adil dan universal, tetapi juga
melaksanakan secara adil.Masa kecil Sultan Iskandar Muda yang juga sering dipanggil Perkasa
Alam dihabiskan di lingkungan istana sehingga mendapatkan pendidikan yang baik. Setelah
beranjak besar, ia banyak belajar dan ulama ulama besar yang berkunjung ke Aceh, termasuk
dari Mekah. Kebesaran Sultan lskandar Muda mendapat pengakuan bukan hanya dari
rakyatnya, tetapi juga dari bangsa asing di seluruh dunia.Dalam bidang ilmu pengetahuan dan
pendidikan, beliau menempatkan ulama dan kaum cerdik pandai pada posisi istimewa
sehinggga Aceh Darussalam menjadi pusat ilmu pengetahuan di Asia Tenggara. Pada masa
kekuasaannya pula, hubungan diplomasi dan perdagangan dengan bangsa asing terjalin baik,
seperti India, Cina, Thailand, Perancis, lnggris, dan Portugis. Bahkan, Aceh menjalin hubungan
baik dengan Turki, termasuk dalam bidang militer.Setelah berhasil menyatukan wilayah Pase
(Sumatera), Sultan Iskandar Muda merancang usaha penyerangan terhadap wilayah Malaka di
Semenanjung Melayu. Wilayah ini pada tahun 1540-1586 masih merupakan wilayah kekuasaan
Aceh. Namun karena sebuah hasutan, akhirnya wilayah ini jatuh ke tangan Portugis. Oleh
karena itu, pada tahun 1616 Sultan Iskandar Muda berupaya merebut kembali wilayah ini.
Namun, dalam beberapa kali serangan, pasukan Aceh gagal mengusir Portugis dari
Malaka.Sultan Iskandar Muda wafat pada tahun 1636 M dan makamnya terletak dalam komplek
Kandang Mas yang pernah dihancurkan Belanda. Makam yang ada sekarang merupakan
duplikat hasil petunjuk Pocut Meurah, isteri Sultan Mahmudsyah.
Tempat/Tgl. Lahir : Banda Aceh, 1593
Tempat/Tgl. Wafat : 27 September 1636
SK Presiden : Keppres No. 077/TK/1993, Tgl. 14 September 1993
Gelar : Pahlawan NasionalSultan Iskandar Muda sangat tegas menegakkan hokum. Bahkan,
saat anaknya sendiri melakukan tindakan kejahatan berat, beliau tak ragu menjatuhkan
hukuman mati. Beliau memiliki satu falsafah yang berbunyi Matee Aneuk Meupat Jeurat, Matee
Hukom Pat Tamita. Artinya, jika anak yang mati jelas letak kuburannya, tetapi jika hukuman
yang mati ke mana lagi harus dicari. Sultan Iskandar Muda
8.
Sultan Hasanuddin
Nama Lengkap : Sultan Hasanuddin
Agama : Islam
Tempat Lahir : Makassar, Sulawesi Selatan
Tanggal Lahir : Minggu, 12 Januari 1631
Zodiac : Capricorn
Warga Negara : Indonesia

Terkenal dengan sebutan 'Ayam Jantan Dari Timur', Sultan Hasanuddin adalah pahlawan
nasional dari Sulawesi, tepatnya dari Kerajaan Gowa. Sultan Hasanuddin adalah Raja Gowa
ke-16, putra dari I Manuntungi Daeng Mattola yang bergelar Sultan Malikussaid (ayah) dan
ibunya bernama I Sabbe To'mo Lakuntu.Ilmu berpolitik, diplomasi, ilmu pemerintahan dan ilmu
perang dipelajari Hasanuddin ketika ikut mendampingi ayahnya melakukan perundinganperundingan penting, ditambah dengan bimbingan Karaeng Pattingaloang, mangkubumi
kerajaan Gowa, yang sangat berpengaruh dan cerdas.Pergaulan Hasanuddin yang luas dengan
rakyat jelata, orang asing dan Melayu membuatnya sering dipercaya menjadi utusan ayahnya
untuk mengunjungi daerah dan kerajaan lain.
Pada usia 21 tahun, Sultan Hasanuddin ditugaskan untuk menjabat bagian pertahanan
Kerajaan Gowa. Di sinilah Sultan Hasanuddin mulai bermain strategi mengatur pertahanan
untuk melawan serangan Belanda yang ingin memonopoli perdagangan di Maluku.Setahun
kemudian ayahnya wafat, dan atas titah beliau, Sultan Hasanuddin yang seharusnya tidak ada
dalam garis tahta dinobatkan menjadi raja karena kepintaran dan keahliannya.Peperangan
dengan Belanda berlangsung alot karena dua kubu memiliki kekuatan armada yang sebanding.
Hingga Belanda menemukan bahwa daerah-daerah di bawah kekuasaan Gowa mudah dihasut
dan dipecah belah.Arung Palakka yang merupakan sahabat sepermainan Sultan Hasanuddin
saat kecil memimpin pemberontakan Raja Bone terhadap Kerajaan Gowa.Tahun 1662, Belanda
kembali mengobarkan perang saudara dan di tahun 1664, Sultan Ternate, Sultan Buton dan
Arung Palakka berhasil disatukan di bawah kendali Belanda.Setelah 16 tahun berperang tidak
hanya dengan Belanda namun juga dengan rakyatnya sendiri (yang memberontak), Sultan
Hasanuddin akhirnya kalah dalam peperangan tahun 1669.
9.

Raja Balaputradewa
Di tahun yang sama Sultan Hasanuddin
mundur dari jabatannya sebagai Raja Gowa
dan memilih menjadi pengajar agama Islam
sambil tetap menanamkan rasa
kebangsaan dan persatuan. Sultan
Hasanuddin wafat tanggal 12 Juni 1670,
dan tidak mau bekerja sama dengan
Belanda hingga akhir hayatnya.

Srimaharaja Balaputradewa adalah anggota wangsa sailendra ,raja kerajaan Sriwijaya


berkuasa abad ke 8-9 M atau 850-an berasal dari wangsa Sailendra .Riwayat hidup
Balaputradewa berasal yang tercatat dalam sejumlah catatan sejarah sangat terbatas tidak
menyebutkan tanggal atau tahun Ia lahir ,namun hanya menyebutkan tahun Ia diangkat menjadi
raja kerajaan Sriwijaya yakni tahun 860-an sebagaimana yang tercatat dalam sebuah sumber
sejarah wikipedia.com.Balaputradewa berasal dari keluarga keturunan wangsa Sailendra
membuat Ia tumbuh menjadi pribadi yang tegas ,pemberani dan bijaksana.sementara ayahnya
bernama Samaragrawira serta ibunya bernama Dewi Tara ,putri Sri Dharmasetu dari wangsa
Somo.Riwayat hidup Balaputradewa tercatat dalam sejumlah prasasti salah satunya prasasti
Nalanda misalnya mencatat Balaputradewa adalah cucu wirawairimathana atau penumpas
musuh perwira kemudian dalam prasasti Kelurak Balaputradewa cucu dari Wairiwaramardana
dan Julukan ini seringkali ditujukan pada Dharanandra ,dengan kata lain Balaputradewa adalah
cucu Dharanindra.Balaputradewa sebelum mengangkat dirinya menjadi maharaja Sriwijaya
dulu pernah tinggal ditanah jawa tepatnya dikawasan kerajaan Medang periode Jawa Tengah
atau kerajaan Mataram kuno.Ketika tinggal ditanah jawa pernah terjadi ketegangan antara
Balaputradewa dengan Pramodhawardhani pasca meninggalnya raja Samaratungga akibat
perebutan kekuasaan.Perebutan kekuasaan itu terjadi pasalnya Balaputradewa menganggap
memiliki hak atas tahta kerajaan Medang karena Balaputradewa adalah adik Samaratungga
dan Pramodhawardhani juga tak mau kalah menganggap Ia adalah anak kandung
Samaratungga.Perang saudara tidak dapat terelakkan setelah tahta kerajaan jatuh kepada
menantu bernama Jatingrat atau Rakai Pikatan membuat Balaputradewa tidak terima kemudian
Balaputradewa melakukan serangan terhadap Pramodhawardhani .
10.
Mahapatih

Maha Patih Gajah Mada Adanya penempatan prajurit Majapahit di Kerajaan Vasal (bawahan)
yang terdiri dari 40 prajurit elite beragama Islam di Kerajaan Gelgel-Bali, Wanin-Papua, Kayu
Jawa-Australia Barat, dan Marege-Tanah Amhem (Darwin) Australia Utara pada abad ke 14
memperkuat bukti bahwa Gajah Mada adalah seorang Muslim. Silakan anda berkunjung ke
daerah tersebut, terutama ke Bali Utara sebelum anda memberi komentar tanpa dasar.Prajurit
Islam ini berasal dari basis Gajah Mada dalam merekrut prajurit elite yang terdiri dari 3 (tiga)
kriteria: Mada; Gondang (Tenggulun-Lamongan) dan Badander (Jombang) yang diketahui
sebagai basis teman-teman lama beliau. Dari desa-desa ini pemudanya direkrut menjadi
Bhayangkara angkatan II dan seterusnya. Tuban, Leran, Ampel, Sedayu sebagai basis Garda
Pantura. Pahang-Malaya, Bugis-Makasar, dan Pasai sebagai basis tentara Laut Luar Jawa.Hal
ini adalah wajar, karena di Jawa, Islam telah berbaur sejak abad ke 10 yang dibuktikan dengan
penemuan Prasasti nisan Fatimah binti Maimun (wafat 1082 M) di Leran, Gresik yang
bertuliskan huruf Arab Kufi. Dan Prasasti Gondang - Lamongan yang ditulis dengan huruf Arab
(Jawi) dan huruf Jawa Kuno (Kawi). Keduanya merupakan peninggalan zaman Airlangga.
Sedangkan orang Islam sudah masuk ke Jawa sejak zaman Kerajaan Medang abad ke 7. Islam
baru berkembang dengan pesat di Jawa pada abad ke 15, atas peran tak langsung dari politik
Gajah Mada, putra desa Mada-Lamongan, politikus abad ke 14.Sementara dilain pihak, Sufyan
Al Jawi, dalam artikelnya yang berjudul Meluruskan Sejarah Maha Patih Gajah
Madamengatakan bahwa Historyografi (Penulisan Sejarah) suatu bangsa merupakan

kewajiban dari bangsa itu sendiri. Karena bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati
sejarahnya. Ilmu sejarah itu dinamis, tidak statis.
Meskipun kedinamisan dalam ilmu sejarah itu lamban, dan bisa berubah apabila ditemukan
bukti-bukti baru yang akurat. Tentu harus dengan kaidah Historyografi, yaitu : ilmiah
berdasarkan fakta bukan spekulasi, jujur tidak ada yang ditutupi dan netral terlepas dari
kepentingan politik/agama tertentu.Untuk menulis sejarah tidak bisa hanya dengan membaca
buku-buku status quo, itu berarti merupakan pengulangan/saduran saja. Juga tidak cukup
dengan kajian tesis sejarah dikampus dan seminar, tapi wajib riset di lapangan, observasi
mencari situs tersembunyi, ekskavasi situs, dan bila perlu melakukan forensik.
Sejak JLA Brandes, NJ Krom, dan JH Kern dari tahun 1902-1920 menulis sejarah bangsa kita,
tentang Majapahit dan Sriwijaya secara sudut pandang Barat (Modern), banyak sejarahwan
menulis puluhan buku tentang Majapahit. Namun tak ada satu pun yang berhasil mengungkap
jatidiri tokoh besar Majapahit, Mahapatih Gajah Mada

Anda mungkin juga menyukai