Anda di halaman 1dari 1

Transport system.

Terminology belt.
Feed chute, carrying idller, head pulley,
discharge chute, snap pulley, gravity take up,
bend pulley, belt, return idler, impact idler, dan
tail pulley.
Elemen-elemen belt conveyer
Idler Carrying idler (troughed), Impact idler,
Garland idler, Return idlers flat.
Belt Fabric belt ((1) Synthetic fabric (2) Shock
absorbing rubber layers.(3) "top" and "bottom"
abrasion and cut resistant rubber covers.).
Steel cord belt ((6) Steel cables (7) Tensile steel
wire (8) Layer of high grade rubber(9) Abrasion
and cut resistant rubber covers.
Pulley Steel Pulley standar, Pulley dengan lapis
(lagging) yang dapat diganti, Pulley dengan
lapis karet (diamond grooved design), Pulley
dengan lapis keramik (ceramic lagging.
Take up units Manual take up (screw), Winch
take up, Gravity take up.
Stabilitas belt pada material feed point
Penghilangan belt sag dengan memberikan
pendukung yang memadai di seluruh
loading zone. : Belt support dengan impact
idler, dan Belt support dengan impact bar.
Pengurangan getaran belt pada material
feed point. wings type tail pulley tidak di
anjurkan karena dapat menyebabkan vibrasi.
dianjurkan menggunakan Spiral wrapped tail
pulley (sebagai alternatif dianjurkan dalam
aplikasi material yang lengket (sticky
application). Beragam tipe impact bars
Full belt support impact bar untuk material
impact yang berat, Seal support cradle dengan
support idler untuk menyegel (sealing) skirt
board , Seal support cradle untuk metal
detectors.
Kriteria (utama) rancangan belt conveyor
(1/3)
Rancangan belt:

Belt-belt harus di endless vulcanized.

Sudut-sudut trough tidak kurang dari 30.

Kecepatan belt:
Kecepatan belt maksimum tidak boleh
melebihi 2.0 m/s.
Conveyors yang menangani material
kering yang halus (yakni semen) tidak
melebihi 1.25 m/s.
Kecepatan belt untuk conveyors yang
kurang dari 50 meter panjangnya tidak
boleh melebihi 1.5 m/s.
Conveyors yang lebih panjang dari 500 m
(overland) dapat beroperasi lebih cepat
dari 2.0 m/s.

Luas troughed belt tidak boleh kurang dari


800 mm. Untuk aplikasi khusus, belt 650
mm dapat digunakan.

Jarak minimum antara bagian pusat tail end


pulley dan pengaturan skirt lebih dari 2 x
lebar belt. Minimalnya, skirt tidak boleh
mulai sampai full troughing terhadap belt
telah rampung.
Max slope
RM
CL
C
COA
M
L
No Loading
16
10
6
15
Point
Loading Point
6
0
0
5

Idlers:
Carrier dan return idler harus dirancang
menurut DIN (15207-1 / 22107) or CEMA
(Class C or greater).

Diameter carrier dan return idler: 100 mm


untuk belt-belt 650 hingga 1000 mm, 127
mm untuk belt yang lebih besar dari 1000
mm

Carrier idler spacing tidak boleh melebihi


1250 mm untuk semua lebar belt.

High-density polyethylene impact bars


pada loading points harus digunakan.
Impact idlers yang dilindungi karet dapat
digunakan.

Return idler spacing tidak boleh melebihi


3000 mm untuk semua lebar belt

Untuk conveyor yang menangani material


yang lengket, return idlers harus
merupakan rubber disc rolls atau antiadhesive rubber tubes.
Pulleys:

Semua drive pulleys harus memiliki lapisan


karet (rubber lagging).

Tail dan take up pulleys: rubber lined atau


spiral wrapped wing pulleys. Wing type
pulleys tanpa spiral tidak dapat diterima.
Belt Tensioning Stations:

Screw tensioning perlu digunakan untuk


belt conveyors yang kurang dari atau sama
dengan 50m horizontal center distance.

Vertical gravity, horizontal gravity, atau


winch tensioning perlu digunakan untuk
belt conveyors yang melebihi 50 m
horizontal center distance.
Skirt Plates dan Dust Hood:

Skirt plates perlu dibuat dari material tahan


aus dan dust hoods perlu memanjang tidak
kurang dari 2 m dari loading point.

Skirt plates perlu dilengkapi dengan karet


segel yang dapat disesuaikan (adjustable
sealing rubber stripes atau pads) dan
tipenya perlu yang quick release agar
memudahkan penyesuaian.
Covers:

Conveyors atau bagian-bagiannya yang


diinstal di luar gedung perlu diberi lapisan
pelindung (cover).

Belt covers shall be semi-circular metal


sheets lengkap dengan quick removing
clamps dan menangani sisi yang dapat
diakses dari conveyor dan menempel pada
sisi di seberangnya, untuk kemudahan
pemeliharaan dan inspeksi.

Untuk conveyors yang menangani material


halus yang kering (yakni semen), bagian
pinggir cover yang lebih rendah perlu
melebar sepanjang 300 mm di bawah garis
belt yang mengarah kembali (return belt
line).
Keamanan belt conveyor

Prosedur:
o
Lockout/tag out semua sumber energi

o
o

Jangan pernah menusuk, menyodok,


atau menggapai ke dalam material
handling system yang sedang
beroperasi.
Jangan pernah menduduki,
menyeberangi/ melangkahi atau
menaiki conveyor yang tidak di-lock
dengan aman.

Terminologi Bucket Elevators


Terminologi chain bucket elevator

(1) Feed chute(2) Take up(3) Buckets(4)


Casing
(5) Drive shaft 6) Discharge chute(7)
Dedusting hood(8) Drive.
belt bucket elevator
(1) Feed chute(2) Take up(3) Buckets(4) Belt
splice(5) Casing (6) Drive pulley(7) Discharge
chute(8)Dedusting hood(9) Drive.
Tipe tipe Bucket Elevators
Belt bucket elevator, Round link chain bucket
elevator, dan
Central chain bucket elevator.
Bucket Elevators Kriteria Rancangan (1/2)
Kecepatan Pengangkutan / Derajat Pengisian
(Conveying Speed / Filling Degree)
Type of Material

Filling Degree

Maximum speed in m/s


Chain type

Belt type

Round link

central

Raw meal

< 75 %

1.3

1.9

1.9

Cement

< 75 %

1.3

1.9

1.9

Buckets
Clinker
< 85 %
1.0
1.6
- Buckets memiliki pinggiran keras sebagai
perlindungan terhadap aus
Buckets memiliki vent udara (air vent) untuk
aerated material.
Tipe Rantai (Chain Type)

Rancangan rantai pusat tahan keausan tinggi


(high wear resistant central chain) lebih
dipilih.

Rantai-rantai sambungan yang dilas atau


ditempa seperti rantai-rantai tipe jangkar
sambungan

Welded or forged link chains as well as


round link anchor type chains (calibrated
link) are acceptable.

Belenggu gabungan berbentuk U tidak


diterima.

Gigi Jentera (sprockets) atau roda penarik


(traction wheels) dirancang dengan segmensegmen yang dapat dibalikkan.
Tipe Belt

Belt dibuat dari karet yang diperkuat dengan


baja (steel-reinforced rubber).

Belts akan bersifat cukup tahan panas untuk


aplikasi tertentu.

Penggantian segmen-segmen lapisan karet


(rubber lining segments) dilakukan pada
drive pulley.

Cage type boot pulleys yang dapat


membersihkan sendiri akan tersedia.

Rotary Packer
Features of Packer Machine
Fluidization Devices Bronze Filter, Solenoid
Valve & Distributor , Regulator, Main Valve Air
pressure.
Pneumatic Valve :On / Off butterfly valve.
Rotary Valve :
Motorize valve dengan kecepatan tertentu dan
konstan.
Level Sensor : Untuk menjaga / mengontrol level
semen di Bin packer dan interlocking dengan
Rotary Valve and Pneumatic gate valve
Motor & Gear Box Drive :Motor listrik dengan
transmisi gear box sebagai pengerak Packer
Mesin yang putarannya di kontrol oleh Variable
Speed Drive, dimana kecepatan putaran packer
disesuaikan dengan setting capacity secara
otomatis.
Magic Box DICO module, berfungsi Transmisisi
data dengan media infrared untuk
menghubungkan Ventodigit / the bag filling units
di bagian yang berputar dengan operator panel
dan control system.
Encoder :Untuk menentukan posisi sequece
pengisian bag dan control cycle nya.
Vetodigit :Adalah control timbangan di masingmasing tube / spout yang berbasis
microprocessors electronic dan conventional
module.
Filling Units :Impeller, sistem fluidisasi, guillotine
valve, nozzle and supporting frame, semuanya
dirancang untuk akurasi timbangan, output dan
emisi debu yang rendah
Propeller :Propeller ada beberapa type horisontal
& Vertical untuk mengoptimalkan proses filling ke
bag
Bag Support Sadle: Berfungsi untuk menyangga
bag untuk menghasilkan berat yang stabil.
Maintenance Recommendation
Filling & Weighing Devices

filling device

Ventocheck / Check Weigher belt weigher


Ventocheck adalah timbangan berjalan untuk
mengontrol berat semen secara manual /
otomatis.menggunakan control elektronik unit
EWU010.unit ini mengirim data actual berat
semen yg diproduksi ke mesin packer untuk
koreksi bila diperlukan.misal saat under/over
weigh.unit ini terdapat 2 unit load cell & 2 units
photo cell untuk mendeteksi kantong yg lewat.
Transport equipment

Belt Evacuation ,Roller Bag, Belt Trap,


Belt Conveyor, Screw Conveyor, Loading
Machine
Laboratorium
Dalam pengertian secara umum laboratorium
adalah suatu fasilitas kerja dan sarana
pendidikan untuk melakukan kegiatan praktek
percobaan atau eksperimen serta menguji
konsep-konsep ilmu pengetahuan secara
terkontrol.
Dalam perkembangannya khususnya didunia
industri, laboratorium merupakan fasilitas
penting yang sangat menentukan kualitas
material baik itu bahan baku, bahan setengah
jadi, bahan jadi dan bahan-bahan lainnya yang
menjadi pendukung atau bahan sampingan.
Aktifitas Laboratorium :
1. Sampling
2. Sample handling & Preparation
3. Analysis (Operate Instruments)
4. Reporting
5. Ex sample material handling & storing
Dibutuhkan :

SDM yang mempunyai kepedulian


tinggi terhadap pentingnya SAFETY

Sarana/Prasarana yang sangat menunjang


terlaksananya program SAFETY

System yang tepat dan mampu


dilaksanakan dan diterapkan oleh semua
kalangan yang terlibat di Laboratorium

Pengawasan dan Kesadaran


yang harus dilakukan sbelum ke Lab
1. Memahami Laboratory Safety Guideline
(Induksi, Membaca, Bertanya, dll)
2. Mengerti terhadap pekerjaan yang akan
dilakukan (Routine activity, Study,
Observation, Survey, Maintenance, LogisticInventory, dll..)
3. Membuka mindset bahwa kehati-hatian dan
pemahaman terhadap apa yang akan
dilakukan adalah ABSOLUT harus dimiliki
setiap personil
4. Aktif komunikasi dengan in-charge personal
atau yang bertanggung jawab di
Laboratorium untuk mendapatkan informasi
sebanyak-banyaknya tentang Risk yang
bisa ditimbulkan bila melakukan kesalahan
terkait kegiatan yang sedang dilakukan
Sampling adalah : Kegiatan pengambilan
material dalam jumlah tertentu yang bertujuan
mendapatkan material yang mewakili
(representative) keadaan/kondisi sebenarnya
termasuk didalamnya keterlibatan peralatan
dimana SOP atau acuan methode sebagai
mandatory
Sample Handling & Preparation adalah :
Proses penanganan langsung terhadap material
yang dijadikan sample untuk keperluan pengujian
termasuk didalamnya keterlibatan peralatan dan
Chemicals yang diperlukan dengan segala
kondisi normal maupun ekstrim yang
dipersyaratkan dimana SOP dan acuan methode
sebagai mandatory
Analysis adalah : Kegiatan mengamati,
mengukur, mengidentifikasi, menghitung,
menyimpulkan dari suatu object yang sudah
diketahui ataupun samasekali belum diketahui
untuk memperoleh kesimpulan dari apa yang
diinginkan terkait identitas dari material yang
dijadikan object analisis. Termasuk didalamnya
adanya keterlibatan peralatan, chemicals,
kondisi. Dimana SOP atau acuan methode
menjadi mandatory.
Material ex-sample tetap memerlukan
penanganan khusus dalam hal :
1. Pemindahan dan pengemasan pasca
dilakukan analisa
2. Penyimpanan sesuai dengan SOP dan
aturan yang berlaku.
3. Pembuangan (disposal) saat material
tersebut sudah waktunya di musnahkan
MSDS (Material Safety Data Sheet) : Berisikan
informasi mengenai material atau bahan dari
mulai sifat fisik s/d sifat kimia dikaitkan dengan
tingkat bahaya yang akan ditimbulkan dan cara
aman dalam melakukan penanganannya

Anda mungkin juga menyukai