Anda di halaman 1dari 20

TUGAS KIMIA INDUSTRI

Keramik

Di Susun Oleh :

Nama
1. bcsdbc
2. ndjd
3. jndj
4. jeijw
5. kjdo
6. ndioe
Kelas
NIS
Program Studi Keahlian

: XI Kimia 2
:
: Kimia Industri

PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR


DINAS PENDIDIKAN

SMK NEGERI 1 GUNUNG PUTRI


BIDANG STUDI KEAHLIAN : TEKNOLOGI DAN REKAYASA
Jalan Barokah No. 06 Desa Wanaherang Kecamatan Gunung Putri Cibinong 16965
Telepon / Fax : 021 8673310 E-mail : smkn1gnp@smkn1gnputri.sch.id
Website : http//www.smkn1gnputri.sch.id

2013

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr Wb
Puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat nikmat dan
karunia-Nya kami dapat menyusun makalah kewirausahaan ini dengan judul
Keramik. Salawat serta salam tercurah kepada baginda alam nabi besar
Muhammad SAW.
Tujuan makalah yang kami buat adalah sebagai salah satu objek penilaian
dari ibu guru yang bersangkutan dan bahan presentasi untuk disampaikan kepada
temanteman sekalian. Sebenarnya kewirausahaan ini pelajaran yang bukan butuh
hapalan melainkan untuk dipahami. Manfaat dari makalah ini yaitu agar pembaca
dapat memahami cara membuat keramik .
Kami menyadari bahwa makalah yang kami buat jauh dari sempurna.
Seperti kata pepatah tiada gading yang tak retak tiada sesuatu yang sempurna,
kesempurnaan hanya milik Allah SWT.
Mohon maaf apabila terdapat kesalahan dari penyusunan makalah ini.
Semoga makalah ini bermanfaat.
Wassalamualaikum Wr Wb
Penyusun
Agustus 2014

BAB I
PENDAHULUAN
Keramik merupakan kebutuhan properti utama. Proses pembuatannya sangat lah
sulit. Bahan baku dan bahan cadangan diperlukan untuk efisiensi pembuatan
keramik agar lebih menguntungkan
1.1 Latar belakang
Sejalan perkembangan infrastruktur dan properti yang semakin pesat,
permintaan produk Keramik meningkat secara signifikan. Cadangan bahan
baku dan bahan bakar proses produksi semakin berkurang. Produsen
menciptakan

kreatifitas,

inovasi

keramik

berkualitas

baik

mempertimbangkan biaya produksi dan tetap ramah lingkungan. Biaya


produksi diharapkan ditekan sehemat mungkin tetapi tanpa mengurangi
kualitas produk yang dihasilkan.
Dalam

perkembangan

industri

keramik,

proses

yang

lebih

menguntungkan secara ekonomis, merupakan faktor yang menentukan. Unit


produksi kapasitas besar lebih dipilih, tetapi menjamin produksi keramik
memiliki kualitas produk homogen. Di lain sisi, tidak memungkinkan untuk
sebagian besar bagian pabrik untuk selalu mengontrol kondisi produksi
sesuai dengan persyaratan yang dibutuhkan untuk mendapatkan kualitas
keramik yang tinggi.
Keramik merupakan salah satu dari bahan teknik tertua yang sangat
diperlukan keberadaannya dalam suatu pembangunan. Seiring dengan
perjalanan waktu, keramik dilihat dari segi manfaat, macam, bentuk,
maupun teknik. Walaupun demikian, industri keramik masih terus
meningkatkan kualitas untuk menghadapi persaingan di dunia industri.
1.2 Metode Pengumpulan data
Teknik yang dilakukan dalam mengumpulkan data yaitu dengan
mencari di berbagai literarur (sumber) yaitu dari internet maupun buku
pengetahuan.
1.3 Sistematika Penyusunan Makalah

Untuk memberikan gambaran yang jelas dalam penyusunan makalah


ini, maka penyusun menguraikannya dalam 3 bab, yaitu:
BAB I PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang

1.2

Metode Pengumpulan Data

1.3

Sistematika penyusunan Makalah

BAB II ISI
2.1

Pengertian Keramik

2.2

Bahan Baku Dasar Keramik

2.3. Proses pembuatan keramik


BAB III PENUTUP
3.1

Kesimpulan

BAB II
ISI
Bahan baku pembuatan keramik dan Proses pembuatan keramik sangat
menunjang isi dari makalah. barbagai penunjang yaitu:
2.1 Pengertian Keramik
Keramik merupakan salah satu dari bahan teknik tertua yang sangat
diperlukan keberadaannya dalam suatu pembangunan. Seiring dengan
perjalanan waktu, keramik dilihat dari segi manfaat, macam, bentuk, maupun
teknik. Walaupun demikian, industri keramik masih terus meningkatkan
kualitas untuk menghadapi persaingan di dunia industri.
Pada dasarnya keramik terdiri dari 3 jenis golongan, yang
dikategorikan sebagai keramik adalah : kaca, semen dan lantai
1) Kaca dibuat dengan memanaskan dan membentuknya secara bersamaan.
2) Semen

dibuat

dengan

memanaskan

terlebih

dahulu,

kemudian

dengan

membentuk

terlebih

dahulu,

kemudian

membentuknya.
3) Lantai

dibuat

memanaskannya.
Jadi pada umumnya keramik didefinisikan sebagai semua bahan
galian yang dibentuk hingga menjadi suatu produk melalui suatu proses
pembakaran diatas suhu 1000oC. Produk keramik ini dibuat dari campuran
bahan galian anorganik non-logam yang dalam prosesnya mengalami panas
tinggi, mempunyai struktur kristalin, non-kristalin atau campuran dari
keduanya. Bahan baku keramik ini berasal dari tanah batuan, karena didalam
tanah banyak mengandung silikat (SiO 2). Senyawa silikat ini paling besar
pengaruhnya dalam menentukan kualitas keramik. Oleh karena itu, dilakukan
berbagai macam analisa dan pengujian terhadap bahan bakunya.

2.2 Bahan Baku Pembuatan Keramik


Bahan mentah keramik adalah kumpulan mineral atau batuan yang
dari pandannya dapat dibuat keramik baik langsung ataupun setelah melalui
proses.
Bahan baku keramik dapat diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu
berdasarkan asal bahan baku keramik, berdasarkan sifat keplastisan bahan
baku keramik dan bahan baku menurut fungsinya.
2.2.1
a.

Berdasarkan asal bahan baku keramik


Bahan Baku Keramik Alam
Bahan baku ini diperoleh dari bahan alam. Bahan alam tersebut tersusun
dari mineral-mineral anorganik bukan logam. Mineral ini terdapat di alam
sebagai endapan, batuan dan pasiran. Contohnya seperti kaolin, lempung,
feldspar, kwarsaphyrophilite, dan sebagainya.

b.

Bahan Baku Keramik Buatan


Bahan baku ini diperoleh dari bahan alam yang dimurnikan, Seperti :
mallit, sic, borida, nitride, H3BO3, dan sebagainya.

2.2.2

Berdasarkan sifat keplastisan bahan baku keramik

a. Bahan Baku Keramik Plastis


Keplastisan adalah suatu sifat bahan basah yang dapat diberi bentuk tanpa
mengalami retak-retak dan bentuk tersebut tetap dipertahankan setelah
tenaga pembentuk dilepaskan.
Yang termasuk bahan mentah plastis adalah lempung. Bahwa lempung
adalah bahan tanah sebagai hasil penguraian batuan-batuan, terutama
feldspar dan mengandung senyawa alumina silikat hidrat (mineral
lempung). Bahan ini akan plastis bila basah dan akan sangat keras seperti
batu bila dipanaskan pada temperatur tinggi.

Mineral Lempung
Mineral lempung adalah senyawa-senyawa alumina silikat hidrat
mempunyai butir sangat halus dan merupakan mineral yang dominan
didalam lempung. Mineral lempung terbagi menjadi beberapa kelompok
yaitu :

Kelompok Kaolin :

Kaolinte Al2O3.2SiO2.2H2O

Dickite Al2O3.2SiO2.2H2O

Nacrite Al2O3.2SiO2.2H2O

Halloy Site Al2O3.3SiO2.2H2O

(Al2O3.2SiO2.2H2O)

Anauxite Al2O3.3SiO2.2H2O

Allophane Al2O3.nSiO2.nH2O

Kelompok Montmorillonit :

o Montromorillonit (Mg,Ca,Al2O3).5SiO2.nH2O
o Beidellite Al2O3.3SiO2.nH2O
o Nontronite (Al,Fe)O3,3SiO2.nH2O
o Saponite 2MgO.3SiO2.nH2O

Kelompok Lempung yang mengandung alkali yaitu:

Metabentonite K2O.MgO.Al2O3

Mica lempung SiO2.H2O dalam jumlah yang bervariasi


Ukuran mineral lempung sangat halus maka identifikasinya tidak dapat
secara visual. Cara yang lazim dipergunakan adalah: Metode X-Ray
diffraction dan analisa kimia.

Lempung berasal dari penguraian batuan lain terutama batuan beku.


Proses terbentuknya mineral lempung di alam dapat dikelompokan
menjadi 2 golongan yaitu :
a)

Proses Hipogenik yang terjadi dibawah permukaan bumi


biasanya oleh pengaruh uap panas yang mengadung larutanlarutan kimia. Proses ini dinamakan Hidrotermal dan khusus
untuk proses terjadinya kaolin dinamakan kaolinisasi. Suatu
larutan (uap) panas yang mengandung CO2, SO2 secara paksa naik
keatas melalui rekahan batuan granit. Secara sederhana reaksi
tersebut dapat ditulis sebagai berikut :
K2O.Al2O3.6SiO2

Al2O3.2SiO2.2H2O + 4SiO2 + H2O


kaolinit

b)

silika

Proses Epigenik yang terjadi diatas permukaan bumi.


Proses ini juga terkenal dengan pelapukan. Proses pelapukan
terbagi menjadi:

o Pelapukan fisika dipengaruhi oleh panas, dingin, mekanis atau


benturan, akar tumbuh-tumbuhan, jamur dan lain-lain.
o Pelapukan kimia yaitu pasir halus hasil pelapukan fisika
diteruskan oleh pelapukan kimia oleh pengaruh air dan udara.
Dalam keadaan alam lempung terdiri dari :
a) Mineral Primer : Mineral yang berasal dari batuan beku
yang belum lapuk misalnya:
o Kwarsa (SiO2)
o Feldspar (K2O.Al2O3.6SiO2;Na2O.Al2O3.6SiO2)
o Mica ;

Muskovit (K2O.3Al2O3.6SiO2.2H2O)

Biotit K (Mg,Fe)3.AlSi3O10(OH)2
Hidromica (illit,serisit)
o Olivin (Mg Fe Ca)2 SiO4
o Pyroxene (Mg Fe Ca) SiO3
o Amphibole (hornblende)

b) Mineral Sekunder : Mineral yang dihasilkan dari peruraian


mineral primair oleh reaksi fisik dan kimia antara lain:
Kelompok

kaolin, kelompok montmorillonit, chlorite,

vermikulit,

hidromica,

stalpugit,

epidot

4CaO

(AlFe2)O3.6SiO2.H2O, mineral-mineral karbon atau organik


lain.
Lempung di dalam komposisinya terdapat mineral lempung
dan bahan-bahan lain yang biasanya dinamakan Impurity.
Impurity ini kadang-kadang berpengaruh buruk atau baik
terhadap lempung. Pengaruh impurity didalam suatu lempung
tergantung daripada faktor-faktor berikut:
a) Sifat-sifatnya waktu lempung dipakai.
b) Perbandingan dalam mana mereka terdapat.
c) Ukuran dan bentuk butir lempung dan bahan impurity.
d) Kondisi dalam mana interaksi berlangsung seperti : tinggi
temperatur, lama pemanasan, suasana pembakaran didalam
dapur dan pengaruh dari bahan bahan yang mungkin ada.
Komponen komponen utama didalam lempung, yaitu :

Silika

o Dalam bentuk bebas: kwarsa, amorf, silika gel, flint, kalsedon.


o Dalam

bentuk

kombinasi

alumina

membentuk

mineralmineral

lempung.
o Dalam bentuk kombinasi alumina, alkali seperti feldspar dan mica.
o Dalam bentuk kombinasi dengan alkali membentuk garam, seperti
wollastonit.
Pengaruh silika bebas dalam lempung : mengurangi keplastisan,
mengurangi susut kering dan susut baker, mengurangi kekuatan tekan serta
tarik, kecuali bila butir sangat halus. Dan mengurangi sifat ketahanan api,
walaupun tidak selalu.

Alumina
o Dalam bentuk bebas : gibbsite dan diaspore.
o Dalam bentuk senyawa dengan oksida lainnya : feldspar, mica,
hornblende.
Pengaruh alumina bebas dalam lempung antara lain adalah : mengurangi
keplastisan, mengurangi susut kering dan susut bakar dan meningkatkan
sifat tahan api lempung.

Senyawa senyawa yang mengandung alkali.


Senyawa alkali terpenting di dalam lempung adalah :
o Senyawa silikat atau alumina silikat : feldspar, mica atau hidro mica.
o Senyawa kation yang terserap dalam permukaan lempung.
o Sebagai senyawa garam terlarut : NaCl, K2SO4, Na2SO4.
Pengaruh utama dari senyawa alkali pada lempung adalah mengurangi
sifat tahan apinya dan memadatkan komposisi pada saat proses
pembakaran.
Senyawa-senyawa besi
Pengaruh utama senyawa besi pada lempung adalah:
o Mempengaruhi perubahan di dalam warna.
o Menurunkan sifat tahan api lempung.
o Senyawa besi yang larut dalam air akan membentuk scum / buih pada
permukaan benda.
o Dapat membentuk iron spot pada permukaan benda.

Senyawa Kalsium
Pengaruh senyawa kalsium pada lempung antara lain:
o Bertindak sebagai bahan pelebur.
o Bahan gelas yang terbentuk, bersifat mobil, encer dan sangat korosif.
o Pada temperatur rendah (dibawah temperature reaksi) akan menurunkan
susut dan mempermudah pengeringan.
o Memucatkan warna merah yang diakibatkan oleh senyawa besi, setelah
lempung dibakar.

o Dapat menyebabkan lime blowing pada badan batu bila terdapat dalam
ukuran butir yang kasar.
o Senyawa kalsium sulfat dapat menyebabkan benjolan-benjolan pada badan
keramik.

Senyawa Karbon
Pengaruh bahan-bahan karbon pada lempung adalah:
o Memberikan warna gelap sampai hitam dalam keadaan mentah.
o Menghasilkan suasana reduksi dalam dapur waktu pembakaran.
o Akan mempengaruhi warna serta sifat-sifat vitrifikasi dalam pembakaran.

Air
Air dapat dipandang sebagai mineral dan di dalam lempung mungkin
terdapat dalam bentuk:
o Air higroskopis, jumlahnya tergantung pada luas permukaan lempung.
o Air terabsorbsi, yang berkaitan dengan exchangeable cation pada
lempung.
o Broken bond water , yang mana berkaitan dengan valensi yang tidak jenuh
pada ujung-ujung kristal.
o Air terikat atau kristal yang merupakan bagian-bagian penting dalam
struktur lempung.
b.

Bahan Baku Keramik Non Plastis


Bahan Baku yang termasuk bahan baku non plastis adalah sebagai
berikut :
Feldspar
Feldspar adalah suatu senyawa silikat yang mengandung satu atau
lebih unsure basa seperti K, Na, Ca dan Ba. Feldspar mempunyai
rumus umum MZ4O8, dimana M adalah kation K+, Na+ dan Ca+
kadang-kadang juga termasuk Ba2+ dan NH4+. Sedangkan Z adalah
adalah kation- kation Al3+ dan Si4+ tetapi sebagian diganti dengan

Fe3+. Fungsi feldspar yaitu sebagai pemberi sifat fluk, menurunkan


suhu retrifikasi dalam formulasi keramik.
.

Ada 3 jenis Feldspar yang digunakan dalam industri

keramik:
oFeldspar potas (K2OAl2O3SOi2)
oFeldspar soda (NaOAl2O3Si2)
oFeldspar gamping (CaOAl2O3SiO2)
Clay / Tanah Liat
Clay adalah hidrat alumina silikat, baik yang murni maupun yang
tidak murni. Senyawa ini berasal dari pelapukan feldspar.
K2OAl2O36SiO2 + CO2 + H2OH2K2CO3 + Al2O32SiO22H2O +
4SiO2
Mineral yang mengandung

Al2O3 dan SiO2 mempunyai nama

bermacam-macam tergantung komposisi kedua oksida tersebut.


Mineral ini biasa disebut

mineral clay, misalnya : Kolinit

(Al2O32SiO2H2O),

(Al2O33SiO2H2O),

beidelit

monomorilonit

(Al2O34SiO2H2O). Ditinjau dari segi keramik yang disebut dengan


tanah liat atau clay dapat dibuat bermacam-macam bentuk. Bahan
yang digunakan adalah kaolin. Di dalam tanah liat biasanya terdapat
feldspar, kaolin, silika dan oksida lain sebagai kotoran, terutama
oksida besi.

Wollastonik
Wollastonik berfungsi sebagai stabilizer, daya tahan kimianya baik,
kekuatan mekanik dan ketahanan body. Senyawa penyusun
wollastonik yaitu :SiO2(51.5-55%),CaO(42.4-46%).

Kalkspat
Senyawa penyusun kalkspat yaitu : CaO (53%), dan hp (hilang
pijar)
(43%).

2.2.3

Bahan Baku Menurut Fungsinya


a. Bahan-bahan pembentuk kerangka (pengisi/filler)
Bahan ini terdiri dari bahan-bahan non plastis dengan titik lebur
yang cukup tinggi adalah :
- Mengurangi susut bakar atau susut kering..
- Membentuk kerangka
Bahan pengisi yang paling utama adalah kuarsa (SiO2) yang
berupa pasir, kuarsa mempunyai titik lebur sebesar 1728C. Pasir kuarsa
adalah bahan galian yang terdiri atas kristal-kristal silika (SiO2) dan
mengandung senyawa pengotor yang terbawa selama proses pengendapan.
Pada umumnya senyawa pengotor tersebut terdiri dari oksidasi
besi, oksidasi kalsium, oksidasi alkali oksida, magnesium lempung, dan
zat organik hasil pelapukan sisa-sisa hewan serta tumbuhan. Pasir kuarsa
di industri keramik digunakan sebagai bahan mentah untuk pembuatan
badan keramik bersama dengan kaolin dan ball clay feldspar, dll.
Penggunaan yang utama adalah sebagai bahan keramik saniter.
Senyawa penyusun pasir kuarsa yaitu SiO2 (99%) dan Hilang Pijar (1%)
Fungsi pasir kuasa yaitu untuk memperpendek pushion

atau panjang

lelehan dari glazur, sehingga mempermudah proses pengeringan,


mengontrol penyusutan dan memberi rangka pada bahan keramik.
Bahan-bahan lain yang dapat digunakan sebagai pengisi adalah :
Magnesium karbonat (MgCO3), kapur (CaCO3), titanium
oksida (TiO2)
Zirconium silikat (ZrOSiO2), Bauksite (Al2O32H2O)
Talcum (3MgO2SiO2H2O)
Talcum adalah mineral yang sangat lunak dengan komposisi 3Mg.
4SiO2.2H2O, dan biasanya terjadi sebagai mineral sekunder hasil hidrasi
batuan pendukung magnesium (Magnesium Bearing Rock) seperti
periodit, dabros, dan dolomis. Senyawa penyusun talcum dalah SiO2,
(44.5%),Al2O3, (4,9%), Fe2O3(8,1%). Fungsi talcum adalah mengurangi
COE (Coefisien Of thermal Expansion) tetapi menaikkan tegangan
permukaan dan menaikkan temperatur firing pembakaran glass.

b. Bahan baku keramik untuk pembuatan badan (body)


Seperti : Kaolin, ball clay, feldspar, kwarsa, dolomite, kapur dan
sebagainya.
Kaolin
Istilah kaolin berasal dari China Kao Ling yang berarti tebing tinggi, yaitu
tempat di mana pengrajin keramik China mula-mula lempung putih ini.
Kaolin merupakan lempung yang relatif berwarna putih pada keadaan
kering dan berwarna putih pula setelah dibakar. Fungsi kaolin yaitu
sebagai penggabung antara mineral plastis dan non plastis. Senyawa
penyusun kaolin yaitu : SiO3 (53 %). Al2O3 (35 %) dan hilang pijar (12 %).
Dolomit
Dolomit murni mempunyai rumus kimia CaCO 3 MgCO3. Mengandung
MgCO3 (45,65 %) dan CaCO3 (54,35 %). Hardnessnya 4 dan densitasnya
2,82,9 gr/cc. Temperatur dekomposisinya antara batu gamping dan
magnesit. Dan mempunyai sifat-sifat diantara batu gamping. Dolomit
digunakan untuk pembuatan refraktori jenis basa, sebagai pelebur dalam
badan keramik halus.
c. Bahan pengikat (Binder)
Bahan ini terdiri dari bahan-bahan yang memiliki tingkat keplastisan
sehingga mudah dibentuk. Selain itu bahan ini juga harus bisa mengikat
bahan mentah (green ware) dengan kuat. Sehingga pada pemindahan,
pengeringan, dan (green ware) dengan kuat. Sehingga pada pemindahan,
pengeringan, dan pembakaran tidak mengalami perubahan bentuk. Bahanbahan ini terdiri dari tanah liat yang memiliki kandungan mineral lempung
sebagai kandungan utamanya.
Contohnya:
Kaolin

dan

ball

clay,

kandungan

utamanya

adalah

kaolinit

(Al2O 32SiO22H2O). Fungsi kaolin yaitu sebagai penggabung antara


material plastis dan non plastis. Senyawa penyusun kaolin yaitu
SiO2(53%), AlO3(35%) dan hphilang pijar (12%).

Montmorillonite (MgOAl2O3.xH2O)
Phyropilite (Al2O34SiO2H2O)
d. Bahan baku untuk pembuatan glazur / bahan pelebur (flux)
Bahan ini terdiri dari feldspar yaitu bahan alumina silikat yang
mengandung alkali tanah, secara mineralogis feldspar dapat digolongkan
menjadi:
Ortoklas (K2OAl2O36SiO2)

Alubit (Na2Al2O36SiO2)
Anorit (CaOAl2O36Si2)
Bahan ini berfungsi untuk menurunkan titik lebur atau sebagai pelebur.
Dalam perumusan empirisnya antara oksida basa (alkali / alkali tanah ),
alumina dan silika cenderung mengikuti perbandingan 1:1:6 untuk oksidasi
alkali dan 1:1:2 untuk oksida alkali tanah, karena adanya oksida - oksida
basa tersebut dalam keadaan cair ketika dalam proses pembakaran ia
mampu melarutkan sebagai kuarsa dan bahan lain sehinggga terbentuk
massa gelas yang akan berperan sebagai matrix yang akan mengisi ruang
antara butiran-butiran kristal sehingga bahan keramik akan semakin padat.
Bahan pelebur antara lain :
o Dolomite (CaCO3MgCO3)
o Nephelin (NaOK2O)4Al2O39Si
e. Bahan-bahan aditif / bahan pembantu
Air (H2O)
Air digunakan untuk membentuk suspensi media pencuci dari bahan
mentah yang diolahdiproses. Air memberi pengaruh keplastisan lempung
bila pH air di luar batas pH 6,0 8,5 karena pada pH inilah keplastisan
lempung paling tinggi.

Defloculant
Penyiapan massa tuang keramik banyak menggunakan bahan kimia dari
garam asam lemah seperti natrium, litium, yang memberi pengaruh alkalis.
Pemakaian defloculant ini sedikit saja untuk mendapatkan konsentrasi
tertentu dari (massa tuang ).
Contoh :
o Waterglass (Na2O33SiO2)
o Soda kaustik (NaOH)
o Soda abu (Na2CO3)
o Litium karbonat (Li2CO3)
Floculant ( pengumpal )
Untuk merekatkan massa tuang yang diinginkan dengan maksud tertentu
dapat ditambahkan zat pengumpal yaitu MgSO4.7H2O dan CaCl2. Zat ini
berguna untuk mencegah segergasi pemisah partikel zat.
Bahan Perekat Organik
Bila bahan lempung plastis yang digunakan dalam body

atau glazur

kurang maka ditambahkan perekat organik. Perekat ini digunakan


sementara untuk meningkatkan kekuatan kering body keramik, pada suhu
400C - 500C akan terbakar habis dalam proses pembakaran.
CMC (Carboxil Methyl Cellulose)
CMC berfungsi sebagai bahan pengental atau bersifat floculant. Dengan
adanya CMC ini, maka glazur bisa direkatkan diatas body keramik.
Biasanya penambahan CMC sekitar 0.34% dari skala yang dibuat.
STTP (Sodium Tri Poly Phospat )
STTP merupakan zat tambahan yang berfungsi sebagai zat pengencer atau
defloculant, fungsi dari STTP ini merupakan fungsi kebalikan dari CMC.

2.3 Proses Pembuatan Keramik


2.3.1 Pembuatan Body
Pembuatan slip diperlukan alat timbangan dan pot mill. Semua bahan,
clay, feldspar, silika ditimbang dengan perbandingan tertentu kemudian
dimasukan kedalam mesin giling (pot mill), digiling secara basah ke dalam
pot mill dengan menambahkan air dengan jumlah tertentu untuk mendapatkan
hasil yang disebut slip. Dengan derajat kehalusan yang ditentukan pula.
Setelah milling time selesai, slip harus di cek density, viscosity, dan residunya
sesuai dengan spesifikasi dan dituang kedalam slip tank dan dicampur dengan
hasil giling dari beberapa ball mill yang lain sampai homogen dan siap dispray untuk dibuat powder (proses lanjutan). Untuk pembuatan powder
diperlukan alat unit spray dryer dan unit silo.
Slip yang sudah homogen berada didalam monster tank dengan
rheology yang standar siap untuk di-spray. Dipompa ke dalam chambere
spray dryer dengan pompa bertekanan lebih dari 10 bar melalui unit nosel di
ubah menjadi kabut, sebelumnya unit chambere dipanaskan lebih dari 4500C
dengan menggunakan unit burner sehingga mendapatkan hasil yang berupa
body powder dan disimpan kedalam unit silo sampai penuh dan dibiarkan
selama beberapa jam (di-aging) agar bisa homogen. Di sini yang perlu
diperhatikan / dicek adalah MC powder pun harus standar yakni 6%-8.5%.
Granulasi powder sesuai standar.
2.3.2 Pembentukan Body
Untuk membentuk body floor tile digunakan alat mesin press. Bahkan
yang akan diproses berupa body powder sebelumnya disiapkan kedalam
cetakan mesin pres, dan dipres dengan tekanan tinggi >180 bar, dan hasilnya
adalah green tile. Sesuai dengan bentuk dan ukurannya kemudian dikeringkan
ke dalam alat pengering (vertical dryer) dengan temperature tertentu, keluar
dryer suhu green tile berkisar antara 80C-100C dan siap untuk diproses
lanjut. Di sini yang harus diperhatikan/ di cek adalah :

a. Main pressing yang stabil/tekanan press


b. Pengisian material harus rata/langkah filler
c. Cek ukuran dan ketebalan tegel
d. Penestrasi
e. Temperatur keluar vertical dryer
2.3.3 Pembuatan glazur
Campuran bahan dengan timbangan dengan perbandingan (formula
tertentu) dimasukan kedalam pot mill, digiling secara basah dengan
penambahan air tertentu. Setelah milling time selesai dan di peroleh derajat
kehalusan yang ditentukan, kemudian di tuang kedalam tanki melalui
saringan.
SKEMA PROSES PEMBUATAN KERAMIK
Raw Material

Status Ok

Timbangan
Komposisi/
Formula
Perhitungan

Glazing Line

Milling

Penyimpanan

Residu

Densitas

Viscosity

Viscositas

Warna

Warna

Densitas

Service Tank
Selalu control

Produksi
Rheologi sesuai standar

2.3.4 Pengglazuran
Green tile yang sudah dipanaskan di dalam vertical dryer pada suhu /
temperatur tertentu, kemudian ditransfer ke arena glazing line, siap untuk
glazur dan diaplikasi dengan motif .
Didalam proses pengglazuran yang diperhatikan:
a. Density glazur
b. Viscosity glazur
c. Berat basah glazur
d. Tekstur dan warna glazur
e. Temperature green tile
f. Screen printing tidak cacat
g. Hasil produksi screen
Setelah proses pengglazuran dan pewarnaan green tile dengan motif
selesai, selanjutnya disusun dalam roller car dengan menggunakan mesin
roller matic untuk dibakar/ proses selanjutnya.
2.3.5 Pembakaran
Tegel (green tile) yang berada didalam roller car sebelum dibakar
didalam kiln, biasanya dipanaskan/ dikeringkan dulu dengan kadar air
mencapai <1.4% melalui alat pengering yang disebut maintenance dryer,
kemudian dilanjutkan ke proses pembakaran didalam roller kiln pada suhu
1350C. Karena pembakaran adalah proses terakhir didalam pembuatan suatu
produk keramik, maka ada banyak tahapan yang harus dilakukan agar hasil
produksinya sesuai dengan apa yang dikehendaki.

BAB III
KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan
Keramik merupakan salah satu dari bahan teknik tertua yang sangat
diperlukan keberadaannya dalam suatu pembangunan. Seiring dengan
perjalanan waktu, keramik dilihat dari segi manfaat, macam, bentuk, maupun
teknik. Walaupun demikian, industri keramik masih terus meningkatkan
kualitas untuk menghadapi persaingan di dunia industri.
Bahan baku keramik dapat diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu
berdasarkan asal bahan baku keramik, berdasarkan sifat keplastisan bahan
baku keramik dan bahan baku menurut fungsinya.
Pembuatan keramk dimulai dari pembentukan body sampai dengan
pembakaran.

Anda mungkin juga menyukai