Anda di halaman 1dari 16

BIOGRAFI PAHLAWAN

KEDAERAHAN

D
I
S
U
S
U
N
OLEH

Nama : Aris Rahmad Risqon


Kelas : VIII.6
Guru Pembimbing : Dra. Meri Anggraini

SMP NEGERI 3 PRABUMULIH

Tahun Ajaran 2019/2020


1. Raden Mas Said

Lahir : Kraton Kartasura, 7 April 1725


Meninggal : Surakarta, 28 Desember 1795
Sejarah Singkat : M Said berperang sepanjang 16 tahun melawan kekuasaan Mataram
dan Belanda. Selama tahun 1741-1742, ia memimpin laskar Tionghoa
melawan Belanda. Kemudian bergabung dengan Pangeran
Mangkubumi selama sembilan tahun melawan Mataram dan Belanda,
1743-1752. Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755, sebagai hasil
rekayasa Belanda berhasil membelah bumi Mataram menjadi dua,
Surakarta dan Yogyakarta, merupakan perjanjian yang sangat ditentang
oleh RM Said karena bersifat memecah belah rakyat Mataram.

2. Sri Sultan Hamengkubuwana I

Lahir : Kartasura, 6 Agustus 1717


Meninggal : Yogyakarta, 24 Maret 1792
Sejarah singkat : Hamengkubuwana I pernah mencoba memperlambat keinginan
Belanda untuk mendirikan sebuah benteng di lingkungan keraton
Yogyakarta. Ia juga berusaha keras menghalangi pihak VOC untuk
ikut campur dalam urusan pemerintahannya. Pihak Belanda sendiri
mengakui bahwa perang melawan pemberontakan Pangeran
Mangkubumi adalah perang terberat yang pernah dihadapi VOC di
Jawa (sejak 1619 - 1799).
3. Untung Surapati

Lahir : Bali, 1660


Meninggal : Bangil, Jawa Timur, 5 Desember 1706
Sejarah singkat : Untung sura pati awanya adalah seorang narapidana di Batavia yang
kemudian menjadi budak dari VOC. Kemudian beliau bersekutu
dengan Adipati Jangrana untuk melawan belanda. Pada bulan
September 1706 gabungan pasukan VOC, Kartasura, Madura, dan
Surabaya dipimpin Mayor Goovert Knole menyerbu
Pasuruan.Pertempuran di benteng Bangil akhirnya menewaskan
Untung Suropati alias Wiranegara tanggal 17 Oktober 1706. Namun ia
berwasiat agar kematiannya dirahasiakan.

4. I gusti Ngurah Rai

Lahir : Carangsari, Petang, Bali, , 30 Januari 1917


Meninggal : Marga, Tabanan, Bali, 20 November 1946
Sejarah singkat : Ngurah Rai memiliki pasukan yang bernama "Ciung Wenara"
Melakukan pertempuran terakhir yang dikenal dengan nama Puputan
Margarana. Bersama 1.372 anggotanya pejuang MBO (Markas Besar
Oemoem).
5. I Gusti Ketut Jelantik

Lahir :-

Meninggal : 1849

Sejarah singkat : Ia merupakan patih Kerajaan Buleleng. Ia berperan dalam Perang


Jagaraga yang terjadi di Bali pada tahun 1849. Perlawanan ini bermula
karena pemerintah kolonial Hindia Belanda ingin menghapuskan hak
tawan karang yang berlaku di Bali, Ucapannya yang terkenal ketika itu
ialah "Apapun tidak akan terjadi.Selama aku hidup aku tidak akan
mangakui kekuasaan Belanda di negeri ini".Perang ini berakhir sebagai
suatu puputan, seluruh anggota kerajaan dan rakyatnya bertarung
mempertahankan daerahnya sampai titik darah penghabisan. Namun
akhirnya ia harus mundur ke Gunung Batur, Kintamani. Pada saat
inilah beliau gugur

6. Sultan Iskandar Muda

Lahir : Aceh, Banda Aceh, 1593 atau 1590


Meninggal : Aceh, 27 September 1636
Sejarah Singkat : Merupakan sultan yang paling besar dalam masa Kesultanan Aceh,
yang berkuasa dari tahun 1607 sampai 1636. Aceh mencapai
kejayaannya pada masa kepemimpinan Iskandar Muda, dimana daerah
kekuasaannya yang semakin besar dan reputasi internasional sebagai
pusat dari perdagangan dan pembelajaran tentang Islam.
7. Cut Nyak Meutia

Lahir : Keureutoe, Pirak, Aceh Utara, 1870


Meninggal :Alue Kurieng, Aceh, 24 Oktober 1910
Sejarah Singkat : Awalnya Tjoet Meutia melakukan perlawanan terhadap Belanda
bersama suaminya Teuku Tjik Tunong. Namun Tjik Tunong berhasil
ditangkap Belanda dan dihukum. Tjoet Meutia kemudian menikah
dengan Pang Nagroe dan bergabung dengan pasukan lainnya Pada
suatu pertempuran dengan Korps Marechausée di Paya Cicem, Tjoet
Meutia dan para wanita melarikan diri ke dalam hutan sedangkan Pang
Nagroe sendiri akhirnya tewas pada tanggal 26 September 1910.Tjoet
Meutia kemudian bangkit dan terus melakukan perlawanan bersama
sisa-sisa pasukkannya. Ia menyerang dan merampas pos-pos kolonial
sambil bergerak menuju Gayo melewati hutan belantara. Namun pada
tanggal 24 Oktober 1910, Tjoet Meutia bersama pasukkannya bentrok
dengan Marechausée di Alue Kurieng. Dalam pertempuran itu Tjoet
Njak Meutia gugur.

8. Raden Tumenggung Abdul Kadir Setia Pahlawan

Lahir : Sintang, Kalimantan Barat 1771


Meninggal : 1875
Sejarah Singkat : Dalam perjuangannya, ia berhasil mempersatukan suku-suku Dayak
dengan Melayu serta dapat mengembangkan potensi ekonomi daerah
Melawi. Namun demikian, ia juga berjuang keras menghadapi ambisi
Belanda-datang di Sintang pada tahun 1820-yang ingin memperluas
wilayah kekuasaannya ke daerah Melawi. Dalam menghadapi Belanda,
ia memakai strategi peran ganda, yaitu sebagai pejabat pemerintah
Melawi ia tetap bersikap setia pada Raja Sintang yang berarti setia pula
pada pemerintahan Belanda..

9. Maria Josephine Catherine Maramis

Lahir : Kema, Sulawesi Utara, 1 Desember 1872


Meninggal : Maumbi, Sulawesi Utara, 22 April 1924
Sejarah Singkat : Sosok yang dianggap sebagai pendobrak adat, pejuang kemajuan dan
emansipasi perempuan di dunia politik dan pendidikan. Menurut
Nicholas Graafland, dalam sebuah penerbitan "Nederlandsche
Zendeling Genootschap" tahun 1981, Maria ditahbiskan sebagai salah
satu perempuan teladan Minahasa yang memiliki "bakat istimewa
untuk menangkap mengenai apapun juga dan untuk
memperkembangkan daya pikirnya, bersifat mudah menampung
pengetahuan sehingga lebih sering maju daripada kaum lelaki.

10. Sultan hasanuddin

Lahir : Makassar, Sulawesi Selatan, 12 Januari 1631


Meninggal : Makassar, Sulawesi Selatan, 12 Juni 1670
Sejarah singkat : Pada tahun 1666, di bawah pimpinan Laksamana Cornelis Speelman,
Kompeni berusaha menundukkan Gowa. Di lain pihak, setelah Sultan
Hasanuddin naik takhta, ia berusaha menggabungkan kekuatan
kerajaan-kerajaan kecil di Indonesia bagian timur untuk melawan
Kompeni. Untuk menaklukkan goa belanda melakukan perjanjian
damai tetapi Gowa merasa dirugikan, karena itu Sultan Hasanuddin
mengadakan perlawanan lagi.Pertempuran kembali pecah di berbagai
tempat.Sultan Hasanuddin.Dan berhasil menerobos benteng terkuat
Gowa yaitu Benteng Sombaopu pada tanggal 12 Juni 1669.Beliau
kemudian mengundurkan diri dari takhta kerajaan dan wafat pada
tanggal 12 Juni 1670.

11. Andi Djemma

Lahir : Palopo, Sulawesi Selatan, 15 Januari 1901


Meninggal : Makassar, Sulawesi Selatan, 23 Februari 1965
Sejarah singkat : Pada 5 Oktober 1945, Andi Djemma sempat mengultimatum pihak
Sekutu agar segera melucuti tentaranya dan kembali ke tangsinya di
Palopo. Ultimatum itu dibalas Gubernur Jenderal Belanda, Van Mook,
dengan mengirim puluhan bom kedalam kota Palopo. Rakyat yang
dipimpinnya tidak gentar tapi karena mengalami kekalahan atas
pertempuran yang ak seimbang Andi Djemma dan pasukannya pun
mengungsi ke hutan dan melakukan perang griliya.

12. Pattimura

Lahir : Hualoy, Seram Selatan, Maluku, 8 Juni 1783


Meninggal : Ambon, Maluku, 16 Desember 1817
Sejarah Singkat : Sebelum melakukan perlawanan terhadap VOC ia pernah berkarier
dalam militer sebagai mantan sersan Militer Inggris. Setelah inggris
menyerah kepada belanda pattimura membentuk pasukan untuk
melawan kesewenang-wenangan pihak belanda dengan vocnya
13. Tengku Amir Hamzah

Lahir : Tanjung Pura 28 Pebruari 1911


Meninggal : Kuala Begumit, Langkat 20 Maret 1946
Sejarah Singkat :Tengku Amir Hamzah aktif dalam Pergerakan Kebangsaan menuju
Indonesia merdeka. Ketika itu gerakan kebangsaan masih bersifat
kedaerahan. Ketika Kongres Pemuda Indonesia Muda pertama di Solo
tanggal 29 Desember 1930 beliau terpilih sebagai ketua delegasi
daerah Solo. aktif menulis artikel di majalah dan aktif dalam kegiatan
organisasi Pergerakan Indonesia Merdeka bersama dengan Bung
Karno. Untuk segala aktifitasnya pemerintah Belanda memberi
peringatan keras kepada Sultan Mahmud sebagai kesultanan kerajaan
Langkat agar Tengku Amir Hamzah dipanggil pulang ke Langkat.

14. Teungku Chik Di Tiro

Lahir : Tiro, Pidie, 1836


Meninggal : Aneuk Galong, Aceh Besar, Januari 1891
Sejarah Singkat : Teungku Chik di Tiro adalah tokoh yang kembali menggairahkan
Perang Aceh pada tahun 1881 setelah menurunnya kegiatan
penyerangan terhadap Belanda. Bukti kehebatan beliau dapat dilihat
dari banyaknya pergantian gubernur Belanda untuk Aceh semasa
perjuangan beliau (1881-1891) sebanyak 4 kali. Belanda yang merasa
kewalahan akhirnya memakai "siasat liuk" dengan mengirim makanan
yang sudah dibubuhi racun. Tanpa curiga sedikitpun ia memakannya,
dan akhirnya Muhammad Saman meninggal pada bulan Januari 1891
di benteng Aneuk Galong.
15. Tuanku Rao

Lahir : 1790
Meninggal : 1833
Sejarah Singkat : Tuanku Rao merupakan salah satu panglima Perang Padri yang
tangguh, dengan gigih melakukan perlawanan terhadap belanda.
Letnan Bevervoorden, komandan Belanda, membujuknya agar
menyerah. Dalam pertemuan itu, Tuanku Rao berdalih akan pergi haji,
Setelah pertemuan itu, Tuanku Rao menarik diri dan bersembunyi di
dalam hutan. Pada tanggal 29 Januari 1833, Tuanku Rao dihadang
pasukan Belanda.Perlawanannya dapat dipatahkan, dan dia menderita
luka berat akibat dihujani peluru.Kemudian dia dinaikkan ke atas kapal
untuk diasingkan.

16. Tuanku Tambusai ( Muhammad saleh)

Lahir : Kampar, Riau 5 November 1784


Meninggal : Negeri Sembilan, Malaysia 12 November 1882.
Sejarah Singkat : memimpin kaum Padri di Sumatra Barat bagian utara di tahun
1832,Bahkan Tuanku Tambusai berhasil membuat sebuah benteng di
Dalu-dalu. Pada tahun 1833 Tuanku Tambusai mulai kembali
menyerang Belanda di bagian utara Sumatra Barat dan daerah sekitar
Tapanuli Selatan.
17. Sultan Syarif Kasim II

Lahir : Siak Sri Indrapura, Riau, 1 Desember 1893


Meninggal : Rumbai, Pekanbaru, Riau, 23 April 1968
Sejarah Singkat :Sultan Syarif Kasim II merupakan seorang pendukung perjuangan
kemerdekaan Indonesia. Tidak lama setelah proklamasi dia
menyatakan Kesultanan Siak sebagai bagian wilayah Indonesia, dan
dia menyumbang harta kekayaannya sejumlah 13 juta gulden untuk
pemerintah republik.Bersama sultan Serdang dia juga berusaha
membujuk raja-raja di Sumatera Timur lainnya untuk turut memihak
republik.

18. Tan Malaka

Lahir : Suliki, Sumatera Barat, 2 Juni 1897


Meninggal : Kediri, Jawa Timur, 21 Februari 1949
Sejarah Singkat : Seorang aktivis pejuang kemerdekaan Indonesia, seorang pemimpin
sosialis, dan politisi yang mendirikan Partai Murba. Pejuang yang
militan, radikal, dan revolusioner ini banyak melahirkan pemikiran-
pemikiran yang berbobot dan berperan besar dalam sejarah perjuangan
kemerdekaan Indonesia.Dia kukuh mengkritik terhadap pemerintah
kolonial HindiaBelanda.
19. Raja Ali Haji Fisabilillah

Lahir : Kota Lama, Ulusungai, Riau pada tahun 1725


Meninggal : Ketapang, 18 Juni 1784.
Sejarah Singkat : Ia terkenal dalam melawan pemerintahan Belanda dan berhasil
membangun pulau Biram Dewa di sungai Riau Lama. Karena
keberaniannya, Raja Haji Fisabililah juga dijuluki (dipanggil) sebagai
Pangeran Sutawijaya (Panembahan Senopati) di Jambi. Ia gugur pada
saat melakukan penyerangan pangkalan maritim Belanda di Teluk
Ketapang (Melaka) pada tahun 1784. Jenazahnya dipindahkan dari
makam di Melaka (Malaysia) ke Pulau Penyengat oleh Raja Ja'afar
(putra mahkotanya pada saat memerintah sebagai Yang Dipertuan
Muda).

20. Sultan Thaha syaifudin

Lahir : Jambi, 1816


Meninggal : Betung, 26 April 1904
Sejarah Singkat : Seorang sultan terakhir dari Kesultanan Jambi. Dilahirkan di Keraton
Tanah pilih Jambi pada pertengahan tahun 1816.Berperan pada
pertempuran di Sungai Aro itu jejak Sultan Thaha tidak diketahui lagi
oleh rakyat umum, kecuali oleh pembantunya yang sangat dekat.
Sultan Thaha Syaifuddin meninggal pada tanggal 26 April 1904 dan
dimakamkan di Muara Tebo, Jambi
21. Teuku Umar

Lahir :Meulaboh, 1854


Meninggal :Aneuk Galong, Aceh Besar, Januari 1891
Sejarah Singkat :Pahlawan kemerdekaan Indonesia yang berjuang dengan cara berpura-
pura bekerjasama dengan Belanda. Ia melawan Belanda ketika telah
mengumpulkan senjata dan uang yang cukup banyak. Ketika perang
Aceh meletus pada 1873 Teuku Umar ikut serta berjuang bersama
pejuang-pejuang Aceh lainnya, umurnya baru menginjak 19 tahun.
Mulanya ia berjuang di kampungnya sendiri, kemudian dilanjutkan ke
Aceh Barat. Pada umur yang masih muda ini, Teuku Umar sudah
diangkat sebagai keuchik gampong(kepala desa) di daerah Daya
Meulaboh.

22. Cut Nyak Dhien

Lahir :Lampadang, Kerajaan Aceh, 1848


Meninggal :Sumedang, Jawa Barat, 6 November 1908
Sejarah Singkat :seorang Pahlawan Nasional Indonesia dari Aceh yang berjuang
melawan Belanda pada masa Perang Aceh. Setelah wilayah VI Mukim
diserang, ia mengungsi, sementara suaminya Ibrahim Lamnga
bertempur melawan Belanda. Ibrahim Lamnga tewas di Gle Tarum
pada tanggal 29 Juni 1878 yang menyebabkan Cut Nyak Dhien sangat
marah dan bersumpah hendak menghancurkan Belanda.
23. Raja Sisingamangaraja XII

Lahir : Bakara, 18 Februari 1845


Meninggal : Dairi, 17 Juni 1907
Sejarah Singkat :Perjuangan yang melawan penjajah Belanda di Tanah Batak
berlangsung tahun 1877 – 1907 terkenal dengan “Perang Batak”.
Tanggal 12 Agustus 1883 Bakkara tempat Istana dan Markas Besar
Raja Sisingamangaraja XII berhasil direbut oleh Belanda. Raja
Sisingamangaraja XII beserta pasukannya mengundurkan diri ke
daerah Dairi. Tahun 1907 di tepi sungai Aek Sibubulon, perbatasan
Kabupaten Tapanuli Utara dan Dairi Raja Sisingamangaraja XII gugur
tertembak oleh pasukan Belanda pimpinan Christoffel.

24. Radin Intan II

Lahir : Lampung, 1834


Meninggal : Lampung, 5 Oktober 1856
Sejarah Singkat : Radin Inten II berjuang memimpin rakyat di daerah Lampung untuk
mempertahankan kedaulatan dan keutuhan wilayahnya dari kompeni
Belanda. Perjuangannya didukung secara luas oleh rakyat daerah
Lampung dan mendapatkan bantuan dari daerah lain seperti dari
Banten.

25. Mohammad Husni Thamrin


Lahir : Weltevreden, Batavia, 16 Februari 1894
Meninggal : Senen, Batavia, 11 Januari 1941
Sejarah Singkat :Adalah seorang politisi era Hindia Belanda yang kemudian
dianugerahi gelar pahlawan nasional Indonesia. Ia dikenal sebagai
salah satu tokoh Betawi yang pertama kali menjadi anggota Volksraad
("Dewan Rakyat") di Hindia Belanda, mewakili kelompok Inlanders
("pribumi")

26. Sultan Ageng Tirtayasa

Lahir : Banten, 1631


Meninggal : Banten,1683
Sejarah Singkat : Ia memimpin banyak perlawanan terhadap Belanda. Masa itu, VOC
menerapkan perjanjian monopoli perdagangan yang merugikan
Kesultanan Banten.Kemudian Tirtayasa menolak perjanjian ini dan
menjadikan Banten sebagai pelabuhan terbuka.

27. Tuanku Imam Bonjol

Lahir : Bonjol, Pasaman, Sumatera Barat, Indonesia 1772


Meninggal : Pineleng, Minahasa, 6 November 1864
Sejarah Singkat :Salah seorang ulama, pemimpin dan pejuang yang berperang melawan
Belanda dalam peperangan yang dikenal dengan nama Perang Padri
pada tahun 1803-1838 .Perlawanan yang dilakukan oleh pasukan
paderi cukup tangguh sehingga sangat menyulitkan Belanda untuk
menundukkannya. Oleh sebab itu Belanda terpaksa mengadakan
perjanjian damai dengan Tuanku Imam Bonjol pada tahun 1824.
Gubernur Jendral Johannes van den Bosch pernah mengajak Tuanku
Imam Bonjol berdamai dengan maklumat "Perjanjian Masang",

28. Sultan Mahmud Badaruddin II

Lahir :Palembang, 1767


Meninggal :Ternate, 26 September 1852
Sejarah Singkat :Dalam masa pemerintahannya, ia beberapa kali memimpin
pertempuran melawan Inggris dan Belanda, di antaranya yang disebut
Perang Menteng. Pada tangga 14 Juli 1821, ketika Belanda berhasil
menguasai Palembang, beliau ditangkap dan diasingkan ke Ternate.

29. Dewi Sartika

Lahir :Bandung, 4 Desember 1884


Meninggal :Tasikmalaya, 11 September 1947
Sejarah Singkat :tokoh perintis pendidikan untuk kaum perempuan. Berawal dari
memperagakan praktik di sekolah, belajar baca-tulis, dan bahasa
Belanda, kepada anak-anak pembantu di kepatihan iapun kemudian
mendirikan sekolah untuk rakyat pribumi yang kala dilarang oleh
Hindia Belanda
30. Pangeran Diponegoro

Lahir : Yogyakarta, 11 November 1785


Meninggal : Makassar, Sulawesi Selatan, 8 Januari 1855
Sejarah singkat : Perang Diponegoro berawal ketika pihak Belanda memasang patok di
tanah milik Dipanegara dan sangat mengeksploitasi rakyat dengan
pembebanan pajak. Dipanegara menyatakan bahwa perlawanannya
adalah perang sabil, perlawanan menghadapi kaum kafir. Semangat
"perang sabil" yang dikobarkan Dipanegara membawa pengaruh luas
Selama perang ini kerugian pihak Belanda sangat banyak

31. Pangeran Antasari

Lahir : Kayu Tangi, Kesultanan Banjar, 1797


Meninggal : Bayan Begok, , 11 Oktober 1862
Sejarah Singkat : Perang Banjar pecah saat Pangeran Antasari dengan 300 prajuritnya
menyerang tambang batu bara milik Belanda di Pengaron tanggal 25
April 1859. Selanjutnya peperangan demi peperangan dipkomandoi
Pangeran antasari di seluruh wilayah Kerajaan Banjar. Dengan dibantu
para panglima dan pengikutnya yang setia. Beliau meninggal dalam
peperangam melawan Belanda.

Anda mungkin juga menyukai