Anda di halaman 1dari 2

1.

Pangeran Diponegoro
Pangeran Diponegoro dengan nama kecil Raden Mas Ontowiryo lahir pada 11 November
1785 di Yogyakarta. Putra sulung dari Sultan Hamengkubuwono III ini dikenal karena
menjadi pimpinan Perang Diponegoro saat tahun 1825 sampai 1830.
Perang Diponegoro adalah perang dengan jumlah korban terbanyak dalam sejarah
Indonesia. Atas perjuangannya melawan penjajah, ia dianugerahi sebagai Pahlawan
Nasional. Serta mendapat rangkaian kehormatan seperti didirikan Museum Monumen
Pangeran Diponegoro, dan namanya dijadikan sebagai nama stadion, jalan, sampai
universitas.Pada 1830, Belanda melakukan siasat licik dengan pura-pura mengajak
Pangeran Diponegoro berunding di Magelang. Dalam perundingan, ia ditangkap dan
dibuang ke Manado, lalu dipindah ke Ujung Pandang dan meninggal di sana pada 8
Januari 1985.

2. Jenderal Soedirman

Pria kelahiran Bodas Karangjati, 24 Januari 1916 ini adalah panglima besar sekaligus jenderal
pertama dan termuda di Indonesia. Di usia 31 tahun, ia sudah bergabung dengan pahlawan
kemerdekaan yang lain untuk berjuang melawan penjajah Jepang, Belanda, dan Sekutu.
Banyak sekali kegiatan militer yang ia lakukan di usianya yang terbilang muda. Meski
sakit,Jenderal Soedirman pantang menyerah dalam melakukan perjuangan bersama pasukannya.
Ia wafat karena penyakit yang dideritanya pada 29 Januari 1950 di Magelang, dan dimakamkan
di Taman Makam Pahlawan Semaki Yogyakarta.
3. Sultan Hasanuddin
Sultan Hasanuddin dijuluki sebagai Ayam Jantan dari Timur, pahlawan nasional yang
berasal dari Sulawesi Selatan. Ia adalah putera kedua Sultan Malikusaid, yang lahir pada
tahun 1631 di Makassar.Setelah naik menjadi sultan Kerajaan Gowa, ia berusaha
menggabungkan beberapa kerajaan kecil di Indonesia Timur, dan melawan Belanda
dengan sengit.Belanda meminta bantuan tentara ke Batavia untuk menerobos benteng
terkuat Gowa, Somba Opu, pada 12 Juni 1669. Akhirnya Sultan Hasanuddin
mengundurkan diri dan wafat pada 12 Juni 1670.

4. Kapitan Pattimura

Thomas Matulessy, yang lebih dikenal dengan nama Kapitan Pattimura, lahir di Ambon pada
1783. Pada 1816, Belanda menguasai Maluku dan terjadi penindasan. Kekayaan Maluku dikuras
dan rakyat dipaksa kerja rodi, sampai rakyat Maluku mengadakan perlawanan di bawah
pimpinan Pattimura.Dengan kepemimpinannya, Pattimura berhasil menyatukan kerajaan
Nusantara yaitu Ternate dan Tidore untuk menghalau penjajah di tahun 1817. Belanda sempat
menawarkan kerja sama, namun ditolak oleh Pattimura dan ia wafat karena hukuman mati pada
16 Desember 1817.

Anda mungkin juga menyukai