Anda di halaman 1dari 3

14 Pahlawan Nasional Indonesia

1. Cut Nyak Dien


Cut Nyak Dien merupakan pahlawan yang lahir di Aceh Besar tahun 1848. Semasa Perang Aceh, dirinya
berdiri memimpin pasukan untuk melawan Belanda.

Cut Nyak Dien tak gentar melawan Belanda karena juga ingin membalas kematian suaminya yang
meninggal akibat perang. Perjuangan Cut Nyak Dien pun membawa dirinya ke sosok Teuku Umar yang
pada akhirnya menjadi suami kedua beliau.

Sayangnya dia ditangkap, diasingkan, lalu meninggal di Sumedang tanggal 06 November 1908. Cut Nyak
Dien turut dimakamkan di sana.

2. Tuanku Imam Bonjol


Peto Syarif yang dikenal sebagai Tuanku Imam Bonjol adalah sosok yang lahir di Kampung Tanjung
Bunga, Sumatra Barat pada 1772. Di sana, dia adalah seorang ulama dan pimpinan masyarakat.

Sebagai buntut pertentangan kaum Adat dan kaum Paderi (kaum agama), Imam Bonjol akhirnya melawan
Belanda. Dirinya berjuang bersama kaum Paderi pada tahun 1803 sampai 1838.

Gara-gara pengkhianatan Belanda, Imam Bonjol ditangkap dan diasingkan ke Cianjur, lalu Ambon,
hingga yang terakhir ke Manado. Imam Bonjol pada akhirnya wafat pada 06 November 1864 saat usianya
92 tahun.

3. Jenderal Soedirman
Jenderal Soedirman lahir di Bodas Karangjati tanggal 24 Januari 1916. Dia adalah seorang panglima
besar sekaligus jenderal pertama dan termuda di Indonesia. Ketika berusia 31 tahun, Jenderal Soedirman
bergabung dengan pahlawan kemerdekaan yang lain dalam melawan penjajah Jepang, Belanda, serta
Sekutu.

Jenderal Soedirman berjuang dengan luar biasa, bahkan saat sakit pun dia tidak menyerah dan melawan
musuh bersama anak buahnya. Dirinya meninggal akibat penyakit pada tanggal 29 Januari 1950 di
Magelang, lalu dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Semaki DI Yogyakarta.

4. Pangeran Diponegoro
Pangeran Diponegoro memiliki nama kecil Raden Mas Ontowiryo. Ia lahir di D.I. Yogyakarta pada 11
November 1785.

Pangeran Diponegoro merupakan anak sulung Sultan Hamengkubuwono III yang dikenal sejak
kepemimpinannya pada Perang Diponegoro tahun 1825-1830.

Perang tersebut menelan korban terbanyak dalam sejarah Indonesia. Pada tahun 1830, Belanda bersiasat
licik dengan pura-pura mengajak Pangeran Diponegoro untuk berunding di Magelang. Dalam
perundingan itu, dia ditangkap lalu dibuang ke Manado. Setelah dari sana, dia dipindah ke Ujung Pandang
dan meninggal di sana tanggal 08 Januari 1985.

Selain dianugerahi sebagai pahlawan nasional, Pangeran Diponegoro juga mendapat beberapa
penghormatan seperti didirikannya Museum Monumen Pangeran Diponegoro serta namanya dijadikan
sebagai nama jalan, stadion, hingga universitas.
5. Sultan Hasanuddin
Sultan Hasanuddin memiliki julukan Ayam Jantan dari Timur. Dia adalah Pahlawan Nasional asal
Sulawesi Selatan yang merupakan putra kedua dari Sultan Malikusaid. Sultan Hasanuddin lahir tahun
1631 di Makassar.

Pasca diangkat sebagai Sultan Kerajaan Gowa, dia berusaha menggabungkan beberapa kerajaan kecil di
wilayah Indonesia Timur dan melawan Belanda dengan sengit.

Hal ini mengakibatkan Belanda meminta bantuan tentara ke Batavia untuk menerobos benteng terkuat
Gowa, yakni Somba Opu, pada tanggal 12 Juni 1669. Sultan Hasanuddin kemudian mengundurkan diri
dan wafat pada 12 Juni 1670.

6. Ki Hadjar Dewantara
Ki Hajar Dewantara atau Raden Mas Soewardi Soerjaningrat lahir di DI Yogyakarta pada 02 Mei 1889.
Dirinya adalah sosok yang mendirikan perguruan Taman Siswa pada 1929 dan berkontribusi pada pribumi
saat itu yang tidak dapat sekolah.

Ki Hadjar Dewantara pernah menjadi Menteri Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan setelah
kemerdekaan. Dia wafat 26 April 1959 dan dimakamkan di DI Yogyakarta.

7. Kapitan Pattimura
Kapitan Pattimura atau Thomas Matulessy lahir di Ambon pada 1783. Pattimura melawan Belanda karena
mereka menguasai Maluku, menindas rakyatnya, memaksa kerja rodi, dan menguras kekayaan Maluku.

Pattimura juga menyatukan Kerajaan Ternate dan Tidore untuk mengusir penjajah pada tahun 1817.
Sebetulnya, Belanda pernah menawarkan kerja sama, namun Pattimura menolaknya. Sosok ini dihukum
mati pada 16 Desember 1817.

8. Raden Ajeng Kartini


Raden Ajeng Kartini lahir sebagai putri Bupati Jepara pada tanggal 21 April 1879. Semasa masih hidup,
dia memperjuangkan kesetaraan hak perempuan dan membangun sekolah perempuan bernama Yayasan
Kartini pada tahun 1912. Sekolah Kartini ada di Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Malang, dan lain
sebagainya.

Kartini meninggal saat masih muda, yakni pada umur 25 tahun pada 17 September 1904 di Rembang.
Buku Habis Gelap Terbitlah Terang adalah kumpulan dari surat-surat Kartini.

9. Dewi Sartika
Selain Kartini, ada pula Pahlawan Nasional Dewi Sartika yang memperjuangkan pendidikan khusus
perempuan. Dia lahir pada 04 Desember 1884 di Cicalengka.

Dewi Sartika memiliki latar belakang keluarga ningrat yang membuatnya bisa mengenyam pendidikan,
sehingga dirinya terinspirasi mendirikan Sekolah Istri atau sekolah khusus perempuan se-Hindia Belanda.

Berkat jasanya itu, Dewi Sartika juga mendapat anugerah Bintang Perak dari pemerintah Hindia Belanda.
Saat perang kemerdekaan, Dewi Sartika mengungsi ke Cinean dan wafat pada 11 September 1947.

10. Prof. Muhammad Yamin


Muhammad Yamin adalah anggota Jong Sumatranen Bond yang lahir pada 28 Agustus 1903 di
Sawahlunto. Tokoh ini dikenal sebagai bagian dari yang merumuskan Sumpah Pemuda dalam Kongres
Pemuda II serta penggagas falsafah Pancasila dalam BPUPKI. Muhammad Yamin meninggal pada 17
Oktober 1962 dan dikebumikan di tanah kelahirannya.

11. Sutan Syahrir


Sutan Syahrir lahir pada 05 Maret 1909 di Padang Panjang, Sumatra Barat. Pahlawan nasional Indonesia
satu ini sudah memulai sepak terjang di kancah politik saat mendirikan Jong Indonesia atau Pemuda
Indonesia.

Sutan Syahrir terkenal atas jasanya mengorganisir kemerdekaan Indonesia bersama Bung Karno dan
Bung Hatta. Pada awal kemerdekaan, Sutan Syahrir pernah menjabat sebagai perdana menteri.

Kemudian, pada masa Orde Lama dia dipenjara dan jatuh sakit. Syahrir pun dikirim ke Swiss untuk
berobat. Ia kemudian wafat pada 09 April dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata.

12. Haji Agus Salim


Haji Agus Salim mempunyai peran yang besar pada masa perjuangan kemerdekaan dan setelahnya.
Pahlawan ini lahir 08 Oktober 1884 di Kota Gadang.

Semasa masih hidup, Haji Agus Salim memimpin organisasi Islam terbesar Sarekat Islam, menjadi
anggota PPKI, memimpin surat kabar, dan banyak melakoni peran lainnya.

Agus Salim adalah tokoh Indonesia yang menguasai banyak bahasa asing. Pahlawan yang dikenal sebagai
diplomat ulung itu meninggal di Jakarta 04 November 1954.

13. Ir. Sukarno


Sukarno atau Bung Karno lahir 06 Juni 1901 di Kota Surabaya. Sejak sekolah di HBS Surabaya, dia
sudah aktif dalam aktivitas pergerakan nasional.

Setelah sepak terjangnya itu, Bung Karno menjadi Presiden Indonesia pertama mulai tahun 1945 sampai
1967.

Banyak peran penting yang dilakoni Bung Karno, mulai dari mencetuskan dasar negara Pancasila,
menjadi proklamator, hingga orator yang membangkitkan semangat perjuangan rakyat.

Bung Karno wafat 21 Juni 1970 dan dimakamkan di Blitar, Jawa Timur.

14. Drs. Mohammad Hatta


Bung Hatta lahir tanggal 09 Agustus 1902 di Bukittinggi. Pahlawan nasional ini pernah menempati
banyak posisi penting, contohnya perdana menteri dalam kabinet Hatta I, Hatta II, serta RIS.

Wakil Presiden pertama Indonesia ini juga mendapat julukan Bapak Koperasi. Dirinya dan Bung Karno
disebut sebagai Pahlawan Proklamator. Bung Hatta meninggal di Jakarta pada Maret 1980.

Anda mungkin juga menyukai