Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH SEJARAH INDONESIA

TOKOH-TOKOH NASIONAL DAN DAERAH DALAM


MEMPERJUANGKAN KEMERDEKAAN

Disusun Oleh :
Nama : Ibnu JamiilMiftahurrohman
Kelas : XI TAB 1

Kelompok 3
Ibnu Jamiil M.R
Gibran Habibi
Moreno
Kiki

SMK TUNGGAL PRAKARSA


2022-2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas hadirat Allah SubhanaWata'ala yang telah
melimpahkan nikmat, taufik, serta hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
Makalah Sejarah Indonesia tepat pada waktunya. Terima kasih juga kami ucapkan kepada
guru pembimbing yang selalu memberikan dukungan dan bimbingannya

Makalah ini kami buat dengan tujuan untuk memenuhi nilai tugas Sejarah
Indonesia. Tak hanya itu, kami juga berharap makalah ini bisa bermanfaat untuk penulis
pada khususnya dan pembaca pada umumnya. Walaupun demikian, kami menyadari dalam
penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan. Maka dari itu, kami sangat
mengharapkan kritik dan saran untuk kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata, kami berharap semoga makalah Sejarah Indonesia ini bisa memberikan
informasi dan ilmu yang bermanfaat bagi kita semua. Kami juga mengucapkan terima
kasih kepada para pembaca yang telah membaca makalah ini hingga akhir. 
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................ 1

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................... 3

A. Latar belakang.................................................................................................. 3
B. Tujuan.............................................................................................................. 4

BAB II PEMBAHASAN............................................................................................ 5

14 Pahlawan Nasional Indonesia........................................................................... 5

BAB III KESIMPULAN........................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................ 11

LAMPIRAN............................................................................................................... 11
BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang
Pahlawan Nasional adalah gelar yang diberikan kepada warga negara Indonesia
atau seseorang yang berjuang melawan penjajahan di wilayah yang sekarang menjadi
wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang gugur atau meninggal dunia demi
membela bangsa dan negara, atau yang semasa hidupnya melakukan tindakan
kepahlawanan atau menghasilkan prestasi dan karya yang luar biasa bagi pembangunan
dan kemajuan bangsa dan negara Republik Indonesia.Berkat jasa para pahlawan nasional
Indonesia, negara kita dapat menyatakan kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1945. Definisi
dari pahlawan adalah orang yang menonjol karena keberanian dan pengorbanannya
membela kebenaran.
B.Tujuan
Merancang sarana alternatif pembelajaran tentang pengenalan Tokoh Pahlawan
Nasional Indonesia.
BAB II

PEMBAHASAN

14 Pahlawan Nasional Indonesia

1. Cut Nyak Dien

Cut Nyak Dien merupakan pahlawan yang lahir di Aceh Besar tahun 1848. Semasa
Perang Aceh, dirinya berdiri memimpin pasukan untuk melawan Belanda. Cut Nyak Dien
tak gentar melawan Belanda karena juga ingin membalas kematian suaminya yang
meninggal akibat perang. Perjuangan Cut Nyak Dien pun membawa dirinya ke sosok
Teuku Umar yang pada akhirnya menjadi suami kedua beliau. Sayangnya dia ditangkap,
diasingkan, lalu meninggal di Sumedang tanggal 06 November 1908. Cut Nyak Dien turut
dimakamkan di sana.

2. Tuanku Imam Bonjol

Peto Syarif yang dikenal sebagai Tuanku Imam Bonjol adalah sosok yang lahir di
Kampung Tanjung Bunga, Sumatra Barat pada 1772. Di sana, dia adalah seorang ulama
dan pimpinan masyarakat. Sebagai buntut pertentangan kaum Adat dan kaum Paderi (kaum
agama), Imam Bonjol akhirnya melawan Belanda. Dirinya berjuang bersama kaum Paderi
pada tahun 1803 sampai 1838. Gara-gara pengkhianatan Belanda, Imam Bonjol ditangkap
dan diasingkan ke Cianjur, lalu Ambon, hingga yang terakhir ke Manado. Imam Bonjol
pada akhirnya wafat pada 06 November 1864 saat usianya 92 tahun.

3. Jenderal Soedirman

Jenderal Soedirman lahir di Bodas Karangjati tanggal 24 Januari 1916. Dia adalah
seorang panglima besar sekaligus jenderal pertama dan termuda di Indonesia. Ketika
berusia 31 tahun, Jenderal Soedirman bergabung dengan pahlawan kemerdekaan yang lain
dalam melawan penjajah Jepang, Belanda, serta Sekutu. Jenderal Soedirman berjuang
dengan luar biasa, bahkan saat sakit pun dia tidak menyerah dan melawan musuh bersama
anak buahnya. Dirinya meninggal akibat penyakit pada tanggal 29 Januari 1950 di
Magelang, lalu dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Semaki DI Yogyakarta.
4. Pangeran Diponegoro

Pangeran Diponegoro memiliki nama kecil Raden Mas Ontowiryo. Ia lahir di D.I.
Yogyakarta pada 11 November 1785. Pangeran Diponegoro merupakan anak sulung Sultan
Hamengkubuwono III yang dikenal sejak kepemimpinannya pada Perang Diponegoro
tahun 1825-1830. Perang tersebut menelan korban terbanyak dalam sejarah Indonesia.
Pada tahun 1830, Belanda bersiasat licik dengan pura-pura mengajak Pangeran
Diponegoro untuk berunding di Magelang. Dalam perundingan itu, dia ditangkap lalu
dibuang ke Manado. Setelah dari sana, dia dipindah ke Ujung Pandang dan meninggal di
sana tanggal 08 Januari 1985.

Selain dianugerahi sebagai pahlawan nasional, Pangeran Diponegoro juga


mendapat beberapa penghormatan seperti didirikannya Museum Monumen Pangeran
Diponegoro serta namanya dijadikan sebagai nama jalan, stadion, hingga universitas.

5. Sultan Hasanuddin

Sultan Hasanuddin memiliki julukan Ayam Jantan dari Timur. Dia adalah
Pahlawan Nasional asal Sulawesi Selatan yang merupakan putra kedua dari Sultan
Malikusaid. Sultan Hasanuddin lahir tahun 1631 di Makassar. Pasca diangkat sebagai
Sultan Kerajaan Gowa, dia berusaha menggabungkan beberapa kerajaan kecil di wilayah
Indonesia Timur dan melawan Belanda dengan sengit. Hal ini mengakibatkan Belanda
meminta bantuan tentara ke Batavia untuk menerobos benteng terkuat Gowa, yakni Somba
Opu, pada tanggal 12 Juni 1669. Sultan Hasanuddin kemudian mengundurkan diri dan
wafat pada 12 Juni 1670.

6. KiHadjar Dewantara

Ki Hajar Dewantara atau Raden Mas Soewardi Soerjaningrat lahir di DI


Yogyakarta pada 02 Mei 1889. Dirinya adalah sosok yang mendirikan perguruan Taman
Siswa pada 1929 dan berkontribusi pada pribumi saat itu yang tidak dapat sekolah.

KiHadjar Dewantara pernah menjadi Menteri Pendidikan, Pengajaran, dan


Kebudayaan setelah kemerdekaan. Dia wafat 26 April 1959 dan dimakamkan di DI
Yogyakarta.
7. Kapitan Pattimura

Kapitan Pattimura atau Thomas Matulessy lahir di Ambon pada 1783. Pattimura
melawan Belanda karena mereka menguasai Maluku, menindas rakyatnya, memaksa kerja
rodi, dan menguras kekayaan Maluku. Pattimura juga menyatukan Kerajaan Ternate dan
Tidore untuk mengusir penjajah pada tahun 1817. Sebetulnya, Belanda pernah
menawarkan kerja sama, namun Pattimuramenolaknya. Sosok ini dihukum mati pada 16
Desember 1817.

8. Raden Ajeng Kartini

Raden Ajeng Kartini lahir sebagai putri Bupati Jepara pada tanggal 21 April 1879.
Semasa masih hidup, dia memperjuangkan kesetaraan hak perempuan dan membangun
sekolah perempuan bernama Yayasan Kartini pada tahun 1912. Sekolah Kartini ada di
Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Malang, dan lain sebagainya. Kartini meninggal saat
masih muda, yakni pada umur 25 tahun pada 17 September 1904 di Rembang. Buku Habis
Gelap Terbitlah Terang adalah kumpulan dari surat-surat Kartini.

9. Dewi Sartika

Selain Kartini, ada pula Pahlawan Nasional Dewi Sartika yang memperjuangkan
pendidikan khusus perempuan. Dia lahir pada 04 Desember 1884 di Cicalengka. Dewi
Sartika memiliki latar belakang keluarga ningrat yang membuatnya bisa mengenyam
pendidikan, sehingga dirinya terinspirasi mendirikan Sekolah Istri atau sekolah khusus
perempuan se-Hindia Belanda.

Berkat jasanya itu, Dewi Sartika juga mendapat anugerah Bintang Perak dari
pemerintah Hindia Belanda. Saat perang kemerdekaan, Dewi Sartika mengungsi ke Cinean
dan wafat pada 11 September 1947.

10. Prof. Muhammad Yamin

Muhammad Yamin adalah anggota Jong SumatranenBond yang lahir pada 28


Agustus 1903 di Sawahlunto. Tokoh ini dikenal sebagai bagian dari yang merumuskan
Sumpah Pemuda dalam Kongres Pemuda II serta penggagas falsafah Pancasila dalam
BPUPKI. Muhammad Yamin meninggal pada 17 Oktober 1962 dan dikebumikan di tanah
kelahirannya.
11. Sutan Syahrir

Sutan Syahrir lahir pada 05 Maret 1909 di Padang Panjang, Sumatra Barat.
Pahlawan nasional Indonesia satu ini sudah memulai sepak terjang di kancah politik saat
mendirikan Jong Indonesia atau Pemuda Indonesia.

Sutan Syahrir terkenal atas jasanya mengorganisir kemerdekaan Indonesia bersama


Bung Karno dan Bung Hatta. Pada awal kemerdekaan, Sutan Syahrir pernah menjabat
sebagai perdana menteri.

Kemudian, pada masa Orde Lama dia dipenjara dan jatuh sakit. Syahrir pun dikirim
ke Swiss untuk berobat. Ia kemudian wafat pada 09 April dan dimakamkan di Taman
Makam Pahlawan Kalibata.

12. Haji Agus Salim

Haji Agus Salim mempunyai peran yang besar pada masa perjuangan kemerdekaan
dan setelahnya. Pahlawan ini lahir 08 Oktober 1884 di Kota Gadang. Semasa masih hidup,
Haji Agus Salim memimpin organisasi Islam terbesar Sarekat Islam, menjadi anggota
PPKI, memimpin surat kabar, dan banyak melakoni peran lainnya.

Agus Salim adalah tokoh Indonesia yang menguasai banyak bahasa asing.
Pahlawan yang dikenal sebagai diplomat ulung itu meninggal di Jakarta 04 November
1954.

13. Ir. Sukarno

Sukarno atau Bung Karno lahir 06 Juni 1901 di Kota Surabaya. Sejak sekolah di
HBS Surabaya, dia sudah aktif dalam aktivitas pergerakan nasional. Setelah sepak
terjangnya itu, Bung Karno menjadi Presiden Indonesia pertama mulai tahun 1945 sampai
1967.

Banyak peran penting yang dilakoni Bung Karno, mulai dari mencetuskan dasar
negara Pancasila, menjadi proklamator, hingga orator yang membangkitkan semangat
perjuangan rakyat. Bung Karno wafat 21 Juni 1970 dan dimakamkan di Blitar, Jawa
Timur.
14. Drs. Mohammad Hatta

Bung Hatta lahir tanggal 09 Agustus 1902 di Bukittinggi. Pahlawan nasional ini
pernah menempati banyak posisi penting, contohnya perdana menteri dalam kabinet Hatta
I, Hatta II, serta RIS.

Wakil Presiden pertama Indonesia ini juga mendapat julukan Bapak Koperasi.
Dirinya dan Bung Karno disebut sebagai Pahlawan Proklamator. Bung Hatta meninggal di
Jakarta pada Maret 1980.
BAB III

KESIMPULAN

Terbentuknya negara Indonesia dilatar belakangi oleh perjuangan seluruh bangsa. Maka
tentu jika berbicara mengenai terbentuknya negara Indonesia akan banyak sekali peristiwa
yang muncul di dalamnya, baik itu sebelum kemerdekaan maupun pasca kemerdekaan.
Selain banyaknya peristiwa, muncul pula tokoh-tokoh yang cukup berperan baik dalam
memperjuangkan kemerdekaan RI maupun mempertahankan kemerdekaan ini.Dari
banyaknya tokoh tersebut ada salah satu tokoh yang cukup menarik pula perananannya
dalam menopang kemerdekaan Indonesia ini khususnya perjuangannya yang banyak
dilakukan melalui jalur diplomasi yaitu K.H Agus Salim, seorang diplomat ulung dari
Bukittinggi. K.H Agus Salim merupakan salah satu pahlawana nasional yang banyak
berperan penting dalam terbentuknya negara Indonesia ini baik saat Indonesia sedang
berjuang mencapai kemerdekaan maupun hingga sampai saat Indonesia mempertahankan
kemerdekaannya. Pemikirannya yang kritis, keberaniannya dalam mengemukakan
pendapat serta kemampuannya dalam menguasai berbagai bahasa telah mengantarkannya
menjadi salah satu tokoh yang namanya cukup banyak disebut dalam buku-buku
perjuangan yang ditulis oleh para sejarahwan. Sepak terjang K.H Agus Salim sendiri telah
dimulai dari masa pergerakan Nasional. Di masa pergerakan ini K.H Agus Salim untuk
pertama kalinya mencoba terjun ke kancah perpolitikan bangsa Indonesia saat itu melalui
organisasi Sarekat Islamnya. Organisasi Sarekat Islam ini berhasil menempa Salim
menjadi seorang politikus yang sangat di perhitungkan di masanya. Beberapa hal yang
telah dilakukan Salim di Sarekat Islam ini di antaranya adalah membuat disiplin partai
dimana disiplin partai ini dibuat karena adanya infiltrasi komunis sosialis di dalam
sarekatislam pada saat itu. Displin partai yang dibuat oleh Salim dan beberapa tokoh
sarekatislam lainnya ini berisi mengenai aturan-aturan yang harus dilaksanakan oleh setiap
anggota. Dengan adanya disiplin partai
DAFTAR PUSTAKA

Dkatadata.co.id www.detik.com Universitas Pendidikan Indonesia


LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai