Anda di halaman 1dari 2

Nama : Muhammad Albab Mahira

No. Absen/Kelas : 20/XI MIPA 7


1. Tokoh Nasional
 Ir. Soekarno
 Drs. Mohammad Hatta
 Ki Hajar Dewantara
 Tan Malaka
 RA Kartini
 Jendral Soedirman
 Sutomo
 Prof. Muhammad Yamin
 Sutan Syahrir
Tokoh Daerah

 Cut Nyak Dhien


 Tuanku Imam Bonjol
 Pangeran Diponegoro
 Kapitan Pattimura
2. Dua Tokoh Nasional yang paling berpengaruh
1) Ir. Sukarno
Ir. Sukarno atau Bung Karno lahir 06 Juni 1901 di Kota Surabaya. Sejak sekolah di
HBS Surabaya, dia sudah aktif dalam aktivitas pergerakan nasional. Setelah sepak
terjangnya itu, Bung Karno menjadi Presiden Indonesia pertama mulai tahun 1945
sampai 1967. Banyak peran penting yang dilakoni Bung Karno, mulai dari mencetuskan
dasar negara Pancasila, menjadi proklamator, hingga orator yang membangkitkan
semangat perjuangan rakyat. Bung Karno wafat 21 Juni 1970 dan dimakamkan di Blitar,
Jawa Timur.
2) Muhammad Hatta
Bapak koperasi Indonesia ini dinobatkan sebagai pahlawan nasional pada tahun 2012.
Tidak hanya berperan sebagai Wakil Presiden RI pertama, Bung Hatta juga merupakan
seorang aktivis kemerdekaan yang menanamkan banyak gagasan-gagasan penting dalam
perjalanan sejarah Indonesia
Dua Tokoh Daerah yang paling berpengaruh
1) Cut Nyak Dhien
Pahlawan nasional wanita yang lahir di Aceh tahun 1848 ini merupakan sosok wanita
tangguh yang berani memimpin pasukan terhadap Belanda saat Perang Aceh. Penyebab
Cut Nyak Dhien ikut berperang untuk menghentikan penjajahan Belanda karena
mendiang suaminya Ibrahim Lamnga yang tewas berjuang melawan Belanda. Tekad dan
semangat Cut Nyak Dhien memperkenalkannya kepada sosok Teuku Umar yang pada
akhirnya menjadi suami kedua darinya. Akhirnya mereka berjuang melawan Belanda
bersama hingga sang suami turut gugur. Ia akhirnya ditangkap dan diasingkan hingga
meninggal di Sumedang, 6 November 1908 dan dimakamkan di Gunung Puyuh,
Sumedang.
2) Pangeran Diponegoro
Bendara Pangeran Harya Dipanegara atau lebih dikenal dengan Diponegoro lahir di
Ngayogyakarta Hadiningrat pada tanggal 11 November 1785. Putra sulung dari Sultan
Hamengkubuwana III ini dikenal karena menjadi pimpinan Perang Diponegoro dalam
kurun waktu tahun 1825-1830.
Perang Diponegoro tercatat sebagai perang dengan korban paling banyak jumlahnya
selama sejarah Indonesia. Pengharagaan atas jasa Diponegoro melalui pemakaian
namanya sebagai nama salah satu universitas negeri di Semarang, yaitu Universitas
Diponegoro (Undip).
Pangeran Diponegoro wafat pada 8 Januari 1985 di Makassar, Sulawesi Selatan. Pada
masa pemerintahan Presiden Soekarno pernah menyelenggarakan Haul Nasional
memperingati 100 tahun wafatnya Pangeran Diponegoro, 8 Januari 1955. Sedangkan,
pengakuan sebagai Pahlawan Nasional diperoleh Pangeran Diponegoro pada tanggal 6
November 1973 .

Anda mungkin juga menyukai